Home Start Back Next End
  
12
album metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The
8th Ball (AIRO).
2.4
Perjalanan Erwin Gutawa
Musik
merupakan
pilihan
hidupnya.
Selepas dari FT Arsitektur UI
(1986),
Erwin
mencurahkan
seluruh hidupnya
dibidang
musik.
Pilihannya
ini
tidaklah
keliru.
Erwin
menuai
beragam prestasi
dibidang
yang
ditekuni
sejak
belia
ini.
Erwin
mengenali
musik
sejak menjadi anggota Bina Vokalia (1972).
Sukses dibidang musik, Erwin ditawari untuk bermain film. Empat film yang
pernah
Erwin
bintangi,
antara
lain Sebatang
Kara,
Jangan
Kau
Tangisi,
Fajar
Menyingsing, dan Permata Bunda.
Panggilan   jiwanya   bukan   dibidang   seni   peran.   Erwin   kembali
menekuni
dunia
musik
dengan
mendirikan Bina
Musika
(1972-1977).
Setelah
meraih
predikat
bassis
terbaik
di
band
SMA-nya,
Erwin
Gutawa
memasuki
dunia musik profesional, dan bergaul dengan sejumlah musisi senior seperti
Fariz RM.
Bersama kawan-kawannya,
Erwin pernah
mendirikan Karimata (1985-
1991). Grup ini dikenal sebagai pengusung aliran fussion jazz terkemuka di
Indonesia. Bersama Karimata, Erwin tampil di North Sea Jazz, Den Haag
(1995). Pernah berkolaborasi dengan musisi jazz mancanegara seperti, Bob
James, Phill perry, serta Lee Ritenour.
Pertama
kali
memimpin
orkestra, ketika
dipercaya
menjadi
konduktor
dalam acara Citra
Adi pariwara (1993). Perjalanan panjangnya
membuat
Erwin
menjadi
matang
dalam
pengalaman.
Berbagai
penghargaan
diterima
sebagai
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter