4
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data  dan  informasi  untuk  mendukung  proyek  Tugas  Akhir  ini  diperoleh  adari
berbagai sumber, antara lain:
1. 
Literatur
:
buku,
artikel
elektronik
maupun
non
elektronik,
laporan
penelitian,
dan laporan seminar
2.
Wawancara  
dengan
narasumber dari
pihak
terkait
:
Dinas
Pariwisata
Kota
Semarang, Komunitas Pecinan Semarang
untuk  Pariwisata, budayawan, pelaku
budaya terkait.
3. 
Pengamatan langsung terhadap budaya Semarang.
2.2
Data & Literatur
2.2.1 Terminologi Judul
Judul yang diambil untuk Tugas akhir ini adalah :
“Perancangan Komunikasi Visual untuk menunjang
Festival Budaya Kota Semarang.”
Beberapa definisi yang didapat untuk judul ini adalah :
Festival  : bahasa Latin berasal dari kata dasar "festa" atau pesta dalam bahasa
Indonesia. Festival biasanya berarti "pesta besar" atau sebuah acara meriah yang
diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.
  
5
Kebudayaan   
:
suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa
dalam bidang estetis,
moral dan
ideasional
yang terjadi
melalui proses
integrasi
,baik integrasi
historis maupun pengaruh jangka panjangnya.
Produk
dari
kebudayaan dapat
berwujud
barang
buatan
(artifact),
kelembagaan
sosial (socifact), dan buah pikiran (mentifact).
Kota
Semarang : Ibukota Propinsi Jawa
Tengah terletak
di pesisir
Pantai
Utara
Pulau Jawa dengan posisi 110
derajat 23’57’79” BT dan 110 derajat 27’7-“ BT,
Lintang 6 derajat 55’6” LS dan derajat 58’18” LS.
2.2.2 Gambaran Umum Kota Semarang
1. Sejarah Kota Semarang
Kota
Semarang didirikan
pada
tahun
1547
oleh
Sultan
Pandanaran
yang
menjadikan Semarang
sebagai
salah
satu
pusat
penyebaran
agama
Islam
dan
menjadi
bagian
dari
kerajaan
Demak.
Dengan adanya
pusat
penyiaran
Agama
Islam berdampak pada makin ramainya kota Semarang.
Semarang berasal dari kata asem dan arang sebagai refleksi apa
yang dilihat Ki
Ageng
Pandanaran
saat
menapakkan
kaki
di
Semarang
yaitu
pohon
pohon
asem yang tumbuh secara acak pada jarak tertentu.
Sultan
Pandanaran
II
adalah
Bupati
Semarang
I  yang
melakukan
dasar-dasar
Pemerintahan Kota dan dinobatkan pada tanggal 12
Rabiulawal 954
H
atau 2
  
6
Mei
1547
M,
yang
kemudian
pada
tanggal
Sultan
Pandanaran II
dinobatkan
tersebut dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Semarang.
Beliau
meneruskan mengislamkan
masyarakat Semarang yang
masih beragama
Hindu dan Budha.Selain itu Kyai Pandanaran II juga
memajukan perekonomian
yang
saat
itu sudah
mempunyai
pelabuhan di
Bergota dan pemukiman
orang-
orang Cina di sekitar Simongan, Gedung Batu.
2. Masa Penjajahan
Kota Semarang mengalami kemajuan pesat di bawah kolonialisme Belanda. Hal
ini dapat
dilihat dari sarana
dan prasarana
perkotaan
seperti
jalan, transportasi
kereta  api,  pasar-pasar  dsb.  Tanggal  16  Juni  1864  dibangun  rel  kereta  api
pertama di Indonesia
mulai dari
semarang
menuju Kota Solo dan Kedung Jati,
Surabaya, dan ke Magelang serta Yogyakarta, kemudian dibangun 2 stasiun yaitu
stasiun Poncol dan Stasiun Tawang.
Kapal-kapal dagang mulai berlabuh di kota Semarang dikarenakan letaknya yang
strategis antara Batavia dan Surabaya. Pedagang-pedagang Cina, Arab, Belanda,
Melayu
mulai berdatangan. Transaksi antar pedagang dan orang-orang setempat
memungkinkan
terjadi
pula
percampuran
budaya.Bangunan-bangunan ibadah
mulai
bermunculan sebagai
manifestasi
agama
dan
budaya
yang
dibawa
oleh
pendatang ke Semarang dan membaur bersama warga pribumi.
  
7
Gerakan-gerakan politik 
mulai bermunculan sebagai akibat penjajahan
Belanda
terhadap bumi Nusantara. Percikan – percikan politik yang
berlawanan dengan
pemerintahan
kolonial
Belanda
mulai
bermunculan
berakibat
pembatasan –
pembatasan
di segala bidang.
Tahun 1942 kota Semarang dikagetkan dengan hadirnya militer Jepang. Ternyata
Jepang  menduduki kota-kota di Indonesia karena kemenangannya dalam Perang
Dunia
II.Pendudukan Jepang
ternyata
lebih
menyengsarakan rakyat
.
Sehingga
dengan semangat tinggi para pemuda bangkit melawan penjajahan Jepang. Pada
tanggal
14
hingga
19
Oktober
1945
para pemuda 
Semarang
yang
terdiri dari
berbagai unsur bersatu melawan Jepang dikenal dengan ‘Pertempuran 5 Hari di
Semarang’.Lokasi perinagtan Pertempuran 5 Hari di Semarang berada di sekitar
Tugu Muda yang sekaligus simbol peristiwa heroik.
3. Pasca Kemerdekaan
Pada
tahun
1950
kota Semarang
menjadi kota
Praja
di
propinsi
Jawa
Tengah.
Sambil berbenah untuk
mulai
mengatur kota
sendiri Kota Semarang
menggeliat
untuk menghadapi tantangan dan ujian selama 20 tahun antara lain Gerakan
G30 S PKI .
Tahun
1976
wilayah
Semarang
mengalami pemekaran
sampai
ke
Mijen,
Gunungpati
dan
Tembalang
di
wilayah
Selatan,
Genuk
di
wilayah Timur, dan
Tugu
di
wilayah
Barat. Pusat-pusat
industri
mulai berkembang
seiring
dengan
tumbuhnya perdagangan , pendidikan, dan perumahan.
  
8
Pusat-pusat aktivitas
mulai
merata ke
semua kawasan sehingga
masing-masing
kawasan mengalami pertumbuhan yang sama.
4. Masa Kini
Tahun
1992
Kota
Semarang
mengalami penataan
dengan
dasar
Peraturan
Pemerintah
RI (PP) Nomor 50 tahun 1990 tentang Pembentukan Kecamatan –
Kecamatan, dimana
Semarang
terbagi
menjadi
16
kecamatan.
Pemerataan
pembangunan diupayakan
dengan
membangun
infrastruktur
untuk
menghubungkan tempat-tempat terisolir. Problem – problem kota
mulai
muncul
seperti
kerusakan
lingkungan,
pertumbuhan penduduk
yang
pesat,
kurang
terkendalinya eksploitasi lahan, banjir tahunan,dan
rob.
Era  reformasi  sejak  tahun  1998  menandai  lahirnya  penataan-penataan  baru
berupa
Otonomi Daerah
pada tahun
2000.Meski
kota-kota
lain
bergejolak
kota
Semarang  tetap relatif aman dan terkendali.Dengan otonomi Daerah diharapkan
semua aset kota Semarang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan seluruh
warga kota.
2.2.3 Visi Kota Semarang
Visi Kota Semarang adalah sebagai Kota Metropolitan yang religius Berbasis
Perdagangan dan Jasa.
Visi tersebut memiliki makna sebagai berikut :
Kota
Metropolitan berarti
bahwa
Kota
Semarang
mempunyai
sarana
dan
prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland.
  
9
Religius
berarti
bahwa
masyarakat Kota
Semarang
meyakini
akan
kebenaran
ajaran
dan
nilai-nilai agama
yang
menjadi
pedoman
dan
tuntutan
dalam
menjalankan  kehidupannya  dalam  wujud  keimanan  dan  ketakwaan  kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Perdagangan dan
Jasa
merupakan
basis
aktivitas
ekonomi
masyarakat
guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.4 Misi Kota Semarang
Untuk 
mewujudkan  visi  Kota  Semarang  2005-2010  dijabarkan  6 
misi 
yang
menjadi pedoman Kota Semarang:
1. 
Mewujudkan  kualitas  sumber  daya 
manusia  religius 
melalui  peningkatan
kualitas
keimanan   dan   ketaqwaan,   pendidikan   dan   derajat   kesehatan
masyarakat
dengan
memperbesar akses
bagi
masyarakat
miskin,
serta
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. 
Memantapkan
pelaksanaan
otonomi
daerah
menuju
tata
pemerintahan
yang
baik
melalui
peningkatan kualitas
pelayanan
publik,
kemandirian keuangan
daerah,
pengembangan  
profesionalisme  
aparatur  
serta   didukung  
oleh
infrastruktur kepemerintahan yang berbasis teknologi.
3. 
Memantapkan perwujudan tatanan
kehidupan politik,
sosial dan budaya
yang
demokratis
serta
memperkokoh kekertiban
dan
keamanan
yang
kondusif,
melalui
upaya penegakan
hukum dan
peraturan, pengembangan budaya tertib
dan disiplin serta menjunjung tinggi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
4. 
Meningkatkan kinerja pertumbuhan
ekonomi
kota
secara
terpadu dan sinergi
diantara para pelaku ekonomi kotas secara
terpadu dan sinergi diantara para
  
10
pelaku
ekonomi
yang
berbasis
perdagangan dan
jasa,
mendorong kemudahan
berinvestasi, penguatan,
dan
perluasan
jaringan
kerjasama
ekonomi
lokal,
regional, dan internasional.
5. 
Mewujudkan
perlindungan sosial
melalui
penanganan
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial,
anak
jalanan,
gelandangan
dan
pengemis,
yatim
piatu,
korban bencana,
perlindungan
anak dan
keluarga,
pemberdayaan perempuan,
dan penigkatan peran pemuda.
6. 
Mewujudkan
terselenggaranya kegiatan
penatan
ruang
yang
konsisten
bagi
terwujudnya struktur
dan
pola
tata
ruang
yang
serasi,
lestari,
dan
optimal
didukung
pengembangan  
infrastruktur  
yang   efektif  
dan  
efisien  
serta
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2.2.5 Potensi Wisata Budaya Semarang
(disadur dari Selayang Pandang Kota Semarang, Semarang Sepanjang Jalan
Kenangan, Profil Kota Semarang, berdasarkan interview dan pengamatan
langsung)
Budaya kota pesisir seperti kota Semarang sangat kaya dikarenakan budaya
lokal
berakulturasi
dengan
budaya-budaya
pendatang. Kota Semarang sebagai
kota
di
Jawa
memiliki
budaya Jawa
yang
dipengaruhi oleh
bangsa
Cina,
Belanda,
Arab,
dan Melayu. Bukti
nyatanya adalah pengaruh Cina dan
Arab dalam aplikasi baju
penganten Semarangan.
  
11
1. KAWASAN BUDAYA
a. Pecinan
Masyarakat
Cina
pendatang
menciptakan kebudayaan
Pecinan
di
daerah
China
Town.Budaya
Cina
yang
dibawa
oleh
para
pendatang
menjadi
budaya
Pecinan
yang eksotis
seperti
Wayang Potehi,
tradisi Imlek,dll.Di daerah Pecinan terdapat
banyak klenteng untuk sembahyang seprti klenteng Tay Kak Sie, Gang Tang Kee
dan yang terbesar Klenteng Sam Po Kong.
Klenteng Sampo Kong
Klenteng 
yang 
merupakan 
bekas 
mesjid 
ini 
terletak 
di 
daerah  Simongan,
Semarang.
Tempat
ibadah
ini
konon
dibangun
oleh
laksamana
Cina
beragama
islam
Cheng
Ho sewaktu
mendarat di
Semarang
tahun
1406. Di
tempat
ini
juga
terdapat
makam
jurumudi salah
satu awak kapal
Cheng
Ho
yang
disebut
Kyai
Jangkar.
Klenteng ini mencapai kemeriahannya pada hari Cia Gwee dimana diadakan arak-
arakan
patung
Sam
Po
dengan
pawai
liong
dari
Klenteng Tay
Kak
Sie
Gang
Lombok menuju Klenteng Sam Po.
b. Kampung Koja
Masyarakat Koja
yang dulunya tinggal di daerah Pekojan
memberikan pengaruh
islami
yang
kental
terhadap
masyarakat
Semarang.Terbukti dengan
banyaknya
masjid – masjid di pusat kota antara lain Masjid Besar Kauman di alun-alun barat,
Masjid  Jamik  Pekojan,  Masjid  Kulitan,  Masjid  Layur,  Masjid  Menyanan
dan
  
12
Masjid
Sekayu.Sepintas orang
Koja
mirip
penduduk
keturunan
Arab
namun
sesungguhnya 
mereka  adalah  keturunan 
Arab,  namun  sesungguhnya 
mereka
adalah
masyarakat muslim
yang
dulunya
tinggal
di
Gujarat.
Daerah
Pekojan
sekarang
sudah
tidak
ditinggali
lagi
oleh
masyarakat Koja.
Mereka
beralih
ke
daerah
yang
lebih dalam
yaitu
sekitar
jalan Mataram dan
Dr. Cipto.Satu-satunya
yang
masih
menjadi
pusat
kegiatan
masyarakat keturunan
Koja
adalah
sebuah
masjid di JL. Petolongan.
c. Kawasan Kota Tua
Semarang disebut-sebut sebagai kota yang memiliki kawasan Kota Lama terindah
dengan gedung-gedung berarsitektur kolonial Belanda. Sebagian besar
merupakan
buah karya arsitektur
Belanda kenamaan Thomas Karsten.
Beberapa diantaranya
masih
digunakan seperti
Gereja
Blenduk,
Het
Groote
Huis,
Kantor
Pos
Besar
Semarang, Hotel Du Pavilion, Stasiun Kereta Api Tawang. Sebagian lagi terancam
rusak
karena
pemanfaatannya kurang
maksimal
seperti
Pasar
Johar,
Gedung
Lawang Sewu. Kawasan Little Netherland ini sedang diproses untuk direvitalisasi
dan dijadikan salah satu tujuan wisata Kota Semarang.
d. Kampung Melayu
Kampung ini berada di kawasan jalan Layur, disebut  demikian karena pada
masa
silam banyak orang Melayu yang tinggal di kawasan tersebut.
  
13
e. Kampung Kulitan
Nama
Kulitan
lahir
dari
kegiatan
yang
mendominasi kawasan
ini
di
masa
lalu.Bermula dari
kegiatan
penjagalan
yang
kemudian
disebut
daerah
Jagalan,membawa pengaruh berkembangnya kegiatan pengolahan kulit di
kawasan ini.
2. KESENIAN
a.
Tarian
Tari klasik Jawa dibagi menjadi dua yaitu tari putra dan putri. Tari putra dibagi
lagi menjadi dua karakter yaitu gagah dan halus, sedangkan karakter lain ditarikan
oleh wanita.
Tari topeng bercerita tentang
legenda romantis Raden Panji
yang ceritanya lahir
dari Jawa dan bukan cerita adaptasi.
Tari
Srimpi
dan
Bedhaya
termasuk
tarian
yang
penting
dan
sakral
sehingga
hanya
ditarikan
dalam
lingkaran
kerabat
keraton
Jawa
Tengah.
Ditarikan
pada
momen-momen tertentu dan menggambarkan kebudayaan Jawa yang adi luhung.
Sendratari
Ramayana
merupakan
salah
satu
tarian khas
Jawa
Tengah.
Tujuh
pemain
membawakan
kisah
klasik
Hindu tentang
penculikan Putri Shinta
oleh
Rahwana,dan upaya penolongan oleh Rama.
Tari Semarangan
ini
merupakan tari
khas
dari Semarangan
yang
ditarikan oleh
dua
orang putrid
berpasangan. Tari
yang
sering
ditampilkan
dalam event-event
seperti
dugderan
dan
festival
jajan
tradisional
ini
sekarang
dikembangkan oleh
Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.
  
14
b. Wayang Kulit
Wayang
kulit
adalah
wayang
yang
menggunakan
wayang-wayang dari
kulit
dimainkan
oleh
seorang dalang
dengan
cerita
yang
sudah
pakem
sebagai mana
dimainkan oleh
wayang
orang.
Wayang
kulit
dimainkan setiap
malam
Jumat
Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh.
c. Gambang Semarang
Kesenian
ini
merupakan
perpaduan
antara
tari  dengan
diiringi
alat 
musik dari
bilah-bilah
kayu
dan
gamelan
Jawa
yang
biasa
disebut
“gambang”. Gambang
Semarang merupakan turunan Gambang Kromong Betawi. Gambang Semarang ini
merupakan perpaduan budaya
lokal
dan
budaya Cina
dimainkan dengan
alat-alat
musik
Cina dan Jawa.
Meskipun 
demikian 
Gambang 
Semarang 
memiliki  perbedaan  pada 
seni
vokal,gerak tari, dan lirik lagu yang lebih halus dari Gambang Kromong.
Salah
satu
lagu
yang
mempopulerkan
Gambang
Semarang
yaitu
Empat
Penari
yang
sangat
sesuai
dengan
karakter
orang
Semarang
yang
spontan kocak,
dan
sederhana.
Muncul
pada
event-event tertentu
:
Festival
Dugderan,
Festival
Jajan
Pasar.
Gambang
Semarang
telah ada sejak tahun
1930
dengan
bentuk
paguyuban
yang
anggotanya
terdiri
dari
pribumi
dan
peranakan
Cina
dengan
mengambil tempat
pertunjukan di Gedung Pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir.
  
15
d.Wayang Orang
Wayang
orang
biasanya
memainkan cerita-cerita
legenda
seperti
Mahabaratha,Ramayana, dll.
Atribut
kostum
wayang
orang
lebih
kompleks dari
pada atribut kostum kethoprak.Semarang memiliki kelompok wayang orang
yang
terkenal sejak tahun 70-an. Pada waktu itu setiap
malam kelompok ini menggung
di
Gedung
Ngesti
Pandowo
yang
berada
satu
komplek dengan
GRIS.
Setelah
Gedung Ngesti Pandowo diambil oleh Pemerintah, kelompok
wayang orang
yang
biasa  manggung
disana
diberi
tempat  lain  yaitu  gedung
kesenian
di  komplek
Taman Budaya Raden Saleh dan manggung setiap malam minggu dari pukul 20.00
WIB.
e.   Kethoprak
Kethoprak merupakan kesenian tradisional yang
mengangkat cerita tentang babad
Tanah Jawa,
sejarah
yang
pernah
terjadi.
Sejarah
yang
dijadikan
landasan
cerita
sering
dibumbui dengan
berbagai
pemanis
sehingga
menjadi
cerita
yang
enak
dinikmati. Saat
ini
ketoprak sering
ditampilkan di Taman
Budaya Raden
Saleh
setiap malam Selasa Kliwon.
f. Kasidah Modern
Lagu berupa
irama
musik padang pasir diiringi
gambus
yang etnikal berkembang
ditengah
komunitas
masyarakat
Islam
yang
Indisch.Salah
satunya
dipopulerkan
oleh grup Nasida Ria yang berciri sebagai musik berda’wah dengan lagu dan lirik
  
16
religius,
berbusana
muslimah,
dan
menyuarakan pesan-pesan moral
dari
ajaran
agama Islam.
g. Wayang Potehi
Wayang Potehi merupakan salah satu pengaruh kebudayaan Cina
yang sampai di
kota Semarang. Potehi bverasal dari kata Poo berarti kain,Tay berarti kantung dan
Hie berarti pertunjukkan.Lelakon yang biasa dimainkan seperti  Jenderal Sie Djien
Kwi
yang
menaklukkan kerajaan
Tze
Liang
Kok,
dan
lelakon
yang
lain.
Pewayangan
ini
biasa
dimainkan saat
hari-hari
besar
masyarakat
Pecinan seperti
Imlek,dll.Wayang potehi
di
Semarang
sudah
diambang
kepunahan
karena
kurangnya
generasi
muda
yang
mau
mendalami pewayangan
ini.
Saat
ini
hanya
tinggal
Thio
Thiong
Gie
satu-satunya
pendalang
wayang
Potehi Semarang
yang
masih aktif mendalang meski di usianya yang senja.
3. UPACARA BUDAYA
a. 
Penganten Semarangan
Penganten
Semarangan disebut
juga
Nganten
Kaji
karena
pengantin
pria
menggunakan sorban
yang
biasa
dikenakan
haji
,
dengan celana komprang dan
payet di bagian bawah.Sedangkan bajunya berupa baju berlengan panjang tertutup
sampai leher.
Adapun kelengkapan pengantin
wanita adalah,
memakai
alas
kaki
selop
tertutup
hitam bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos kaki, kaki songket, kebaya
bludru hitam bersulam mote model Kraag Shanghai memakai sarung tangan.
  
17
Dalam prosesnya tidak ada acara
injak telur atau lempar sirih, tetapi
iring-iringan
rebana yang menyertai kedatangan pengantin pria.
Setelah
acara
temu
kedua
mempelai duduk
di
pelaminan dan
setelah
10
menit
mempelai pria boleh
meninggalkan pelaminan , sementara mempelai
wanta
terus
duduk sampai acara berakhir.
b. 
Dugderan
Merupakan upacara
Tradisional
masyarakat
Semarang
bernuansa
religius
yang
diadakan 1 hari menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan. Kata Dugder diambil
dari
perpaduan
bunyi
bedug
yang ditabuh
Bupati sebagai
bunyi
‘dug’ dengan
disertai
bunyi
meriam
yang
diasumsikan
sebagai
bunyi
‘der’.
Upacara
Dugder
telah dilakukan sejak tahun 1881 dan merupakan penanda dimulainya ibadah Puasa
keesokan harinya.
Ciri khas acara ini adalah warak
ngendog yaitu sejenis binatang rekaan bertubuh
kambing dan berkepala naga dengan kulit bersisik dibuat dari kertas warna warni.
Selain itu terdapat juga Festival Warak yang diadakan di Taman Budaya
Raden Saleh.
c.   Ba’do Gablok
Upacara
ini
dilaksanakan
di
daerah
Sodong,
Mijen
dan
merupakan tradisi
bulan
Syawal. Pada hari
jatuhnya Ba’do Kupat tanggal 6 Syawal. Upacara ini dilakukan
untuk
memohon berkah dan
keselamatan Yang
Maha
Kuasa
dengan
membawa
berbagai  sesaji  khususnya  Gablok, 
yaitu 
ketupat 
nasi 
yang  besar.  Setelah
terkumpul dan diadakan doa bersama, maka sesaji tersebut dapat dimakan.
  
18
d. 
SeSaji Rewanda
Merupakan upacara yang berhubungan dengan objek wisata Gua Kreo. Tradisi
ini
dikembangkan
sejak
tahun
1996
berdasarkan
petunjuk
sesepuh
yang
dilakukan
pada
tanggal
3
bulan
Syawal.
Upacara
dilakukan dengan
memberikan
sesaji
beberapa kacang tanah , jagung, ketimun, dengan kacang hijau, dan jenang merah
putih.
Sesaji
ini
dipikul 
4
orang
berpakaian kejawen
diiringin
Cucuk
Lampah,
Satriyo sakembarnan , Pengapit Domas dan Musik Rebana.
e.   Apitan (Sedekah Bumi)
Tradisi
ini
merupakan wujud
rasa
syukur
masyarakat
kepada
Tuhan
atas
keselamatan,
berkah,
dan
rezeki
berlimpah. Apitan atau
sedekah
bumi
mengakar
pada
masyarakat
warga
Sampangan.Diselenggarakan setip bulan
Dulkaidah
atau
diantara dua bulan besar,Idul Fitri, dan Idul Adha.
f.  Sedekah Laut (Bersih Laut)
Tradisi
Sedekah
Laut
berkembang pada
masyarakat
nelayan
Tambak
Lorok,
Semarang
Utara.
Sedekah
Laut
ini
diselenggarakan
untuk
meminta
keselamatan
Tuhan agar terhindar dari musibah terutama saat nelayan sedang melaut.
g.
Batik Semarangan
Pada
abad
ke
18
sampai
pertengahan abad
ke
19
,
batik
semarangan pernah
mencapai kejayaannya karena dipakai oleh senmua kalangan,bangsawan, maupun
rakyat
jelata.Namun konon kejayaan
itu berakhir
menyusul
meletusnya
gunung
  
19
Ungaran akhir abad 19. Setelah
itu batik semarangan tak banyak dipakai sebagai
busana khas.
Motif   batik
semarangan mulai disibak
lagi
tahun 1980-an. Salah satu
motifnya
adalah  
sarung
kepala
pasung.
Motif
ini
didominasi
warna
cokelat
dan  hitam
dengan ornamen 
lebih
mengarah bentuk tumbuhan. Dominasi
warna cokelat dan
gelap menampilkan kesan agung.
4. KEKAYAAN KULINER
Sebagai kota pesisir makanan merupakan salah satu bukti otentik percampuran
budaya yang terjadi di Semarang.
Pengaruh budaya yang bercampur menghasilkan
ragam makanan yang khas dan disesuaikan dengan lidah lokal. Ragam makanan di
kota Semarrang dapat ditemukan di tempat-tempat
seperti :
a. Pusat oleh-oleh
Pusat oleh-oleh khas Semarang terletak di Jalan Pandanaran yang padat
pengunjung dari luar kota. Di jalan Pandanaran inilah pengunjung dapat membeli
oleh-oleh makanan-makanan khas Semarang seperti wingko babat, lunpia, dan
bandeng presto.
b. Kawasan Wisata Kuliner
Sejumlah kawasan wisata kuliner teletak di jalan Ahmad Dahlan, Jalan
Gajahmada, Jalan Thamrin dan Tanah Mas merupakan kawasan wisata kuliner
yang hidup setiap malam.
  
20
Berbagai macam makanan yang dijual mulai dari jajan pasar (ganjel rel, wingko
babat, kue moci, kuping gajah,lunpia,bolang baling,dll),makanan khas (bandeng
presto, mie kopyok, tahu pong, soto ayam,dll), sampai bermacam-macam wedang (
wedang ronde, wedang tahu).
c. Warung Semawis
Warung Semawis
yang
terletak di daerah Pecinan
di
Gang
Warung buka
setiap
Jumat sampai
Minggu.
Kawasan
ini
diciptakan
untuk
menjadi
alternatif tempat
kongkow-kongkow dengan
keluarga
sambil
menikmati
makanan
dan
minuman
dengan  bermacam-macam  pilihan.  Jenis  makanan  yang  disajikan  kebanyakan
dibuat oleh
penjaja
makanan khas
Semarang
yang sudah
terkenal
enak.Uniknya
warung
Semawis sering
mengadakan
beraneka
macam pertunjukan
budaya
di
panggung
utamanya
sebagai
hiburan
saat
bersantap. Warung
Semawis
mencapai
puncak
kemeriahannya
pada Perayaan
Imlek dan
Cap
Go
meh
(15
Hari
setelah
Imlek).
d. Toko Oen
Toko Oen yang terletak di Jalan Pemuda merupakan toko es krim dan kue kering
terseohor di Semarang pada jaman kolonial Belanda. Penampilan bergaya tempo
doeloe dengan perabotan, stoples, kostum pelayan yang masih model Jaman
Belanda terus dipertahankan sebagai ciri khas toko Oen.Uniknya makanan yang
disajikanpun merupakan resep makanan yang persis sama dengan resep makanan
gaya Belanda pada jaman itu.
  
21
2.2.6 Data Statistik Pariwisata Kota Semarang tahun 2004
Data usaha Pariwisata di kota Semarang meliputi : A. Usaha Jasa Pariwisata
B. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata C. Usaha Sarana Pariwisata.
A. Usaha Jasa Pariwisata
1. Jasa Biro perjalanan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
perjalanan wisata dan perantara jasa pelayanan, di kota Saemarang berjumlah 66
buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 545 orang.
2. Jasa informasi Pariwisata adalah Pusat Penerangan Pariwisata, di kota Semarang
berjumlah: 1 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10 orang.
3. Usaha Jasa Boga di Semarang sejumlah 164 buah.
4. Usaha Laundry sebanyak 6 buah.
5. Usaha Jasa Salon Kecantikan sebanyak 251 buah.
B. Pengusahaan objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Semarang berjumlah 26
buah terdiri dari wisata alam (1), budaya (3), Wisata Pantai (2),Wisata Sejarah (2) ,
Wisata Spiritual (3), Wisata rekreasi (14) menyerap tenaga kerja
(410).
C. Usaha Sarana Pariwisata adalah Penyediaan akomodasi meliputi :
1. Usaha Hotel Bintang
Jumlah Hotel Bintang dibandingkan tahun sebelumnya tidak ada kenaikan yaitu
tercatat sebanyak : 28 hotel, terdiri dari bintang 1 (12 buah ), bintang 2 (7 buah),
bintang 3 (3 buah), Bintang 4 (3 buah),Bintang 5 ( 3 buah).
  
22
Tetapi tahun-tahun berikutnya mulai banyak bermunculan hotel-hotel baru seperti
Novotel, Gumaya, dll.
2. Usaha Hotel Melati
Jumlah hotel melati sebanyak 56 (hotel), terdiri dari melati satu (26 buah), melati
dua (16 buah), melati 3 (14 buah).
3. Usaha bumi perkemahan
Jumlah usaha bumi perkemahan yang tercatat yaitu 3 buah(Kec. Gunung Pati dua
buah , Kec.Mijen saatu buah).
4. Usaha Penginapan Remaja terdapat 2 buah.
5. Usaha Tempat Penukaran Uang terdapat 6 buah dan menyerap tenaga kerja
sebanyak 41 orang.
6. Usaha Gedung Pertemuan berjumlah 33 buah dan menyerap tenaga kerja
sebanyak 404 orang.
7. Fasilitas olahraga terdapat 18 buah.
8.
Usaha Restoran 25 buah,rumah makan 113 buah ,dan Cafe 15 buah.
9.
Usaha Hiburan dan Rekreasi
>  Usaha permainan anak 39 buah.
>  Usaha Kolam Pemancingan 7 buah.
>  Usaha Karaoke 11 buah.
>   Usaha Kelab Malam/Diskotik 2 buah.
>
Usaha Bioskop 1 buah.
>
Usaha Steambath /Sauna 7 buah.
>
Usaha Panti Pijat 18 buah.
Usaha Billiard 20 buah.
  
23
Usaha Group Kesenian 17 buah.
10.Pusat Perbelanjaan Modern
>  Usaha
Pusat Perbejanjjan Modern 24 buah.
11. Pusat Perbelanjaan Tradisional
> Usaha Perbelanjaan Tradisional 14 buah.
12. Fasilitas Kota
>  Fasilitas Kota
4
buah.
13., Toko Cinderamata
>
Toko Cinderta mata
15 buah.
14. Organisasi Penghayatan Kepercayaan terhada Tuhan yang Maha Esa sebanyak
20 buah dengan anggota 19.465 buah.
2.2.7 Sumber Daya Manusia Tahun 2004
Dilihat dari aspek mata pencaharian yang terbanyak adalah di bidang jasa dan lain-
lain
sebesar 26,35%
disusul
oleh
PNS dan TNI –POLRI
10,73%
dan
pedagang
sebesar 8,77 % seperti dalam tabel berikut:
Tabel Mata Pencaharian Penduduk Kota Semarang tahun 2004
No
Pekerjaan
Banyaknya ( orang )
Persentase (%)
1
Petani
24.315
2,7
2
Buruh Tani
21.699
3,02
3
Nelayan
2.301
0,26
4
Pengusaha
18.819
1,81
5
Buruh Industri
191.818
22,87
  
24
6
Buruh Bangunan
139.157
16,29
7
Pedangan
77.603
8,77
8
Angkutan
28.197
2,82
9
PNS dan TNI-POLRI
92.059
10,73
10
Pensiunan
35.728
4,38
11
Jasa dan Lain-lain
236.925
26,35
Jumlah
868.621
100
2.2.8 Arus Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Objek Wisata atau Taman
Rekreasi (lihat tabel pada daftar Tabel Arus Wisatawan Mancanegara dan
Wisatawan Nusantara)
Berdasarkan data arus wisatawan mancanegara dan Nusantara di Semarang tahun
2003-2004 terjadi penurunan arus wisatawan ke kota Semarang.
Meski wisatawan nusantara masih berdatangan tetapi secara garis besar
tahun 2004
menurun dari tahun 2003.Bahkan beberapa tempat-tempat wisata sangat sedikit
pengunjung. Tetapi beberapa tempat masih ramai dikunjungi seperti Taman Lele,
Gelanggang Renang. Untuk tempat wisata budaya seperti Taman Budaya Raden Saleh,
Museum Ronggowarsito, Goa Kreo
tahun 2004 mengalami penurunan dari tahun 2003.
Wisatawan mancanegara nampaknya masih enggan
untuk
datang ke kota
Semarang.Terbukti dengan angka kedatangan wisatawan yang kurang signifikan baik
tahun 2003 maupun tahun 2004.
  
25
2.2.9 Program Promosi Kota Semarang
(Berdasarkan interview dengan Pak Hari Komite Semarang Pesona Asia
Pemerintah
Kota Semarang)
SPA
2007
(Semarang Pesona
Asia)
merupakan kegiatan
akbar
yang
diselenggarakan
Pemerintah
bersama
dengan warga kota Semarang.
Hari/Tanggal : 10-15 Agustus 2007
Tempat          
:
Simpang Lima, PRPP, Kawasdsan Tugu/ Lawang Sewu, Gedung
Batu,
dan sebagainya.
Kegiatan ini diikuti oleh 18
negara
Asia dan dihadiri perwakilan negara
sahabat.
Duta besar, investor, pengusaha, turis, seerta ribuan pengunjung lain.
Maksud
dan
tujuan
untuk  
memperkenalkan dan
memasarkan
kota
Semarang
kepada
masyarakat
luar,
bahwa kota
Semarang
adalah
kota yang
menarik
untuk
dikunjungi dengan
keamanan
kota
yang
kondusif,
tertib,
indah
,
serta penduduk
yang ramah dan menyenangkan.
Kedatangan
pengunjung
baik
pengusaha,investor, turis
domestik
maupun
mancanegara
dinilai
sangat penting
karena
akan
memacu
pertumbuhan
ekonomi
kota Semarang sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
  
26
Bentuk kegiatannya antara lain:
1. Pagelaran Seni dan Budaya tingkat Asia.
2. Pameran home industri
3. Seminar ekonomi pariwisata
4. Kegiatan pendukung yang lain seperti Festival wayang, Festival Masakan,
Festival Warak, Festival Cheng Ho dll.
Untuk Tugas Akhir saya hanya akan membahas promosi festival budaya saja
(no 1 dan 4).
Jadwal acaranya adalah sebagai berikut :
1. 
Opening Ceremony
Hari / Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 09.00-pk. 13.00
Tempat
:
Balaikota Semarang
Tiket
:
hanya khusus undangan
Pakaian
:
Resmi
Kegiatan
:Acara ini diadakan untuk menyambut tamu –tamu dari kedutaan
besar 18 negara undangan beserta rombongan.
Mereka akan diantar dari hotel Novotel Semarang ke Balaikota menggunakan
becak secara beriringan. Acara opening ceremony ini berupa sambutan-sambutan
panitia, menteri pariwisata, gubernur, dan walikota.Setelah sambutan akan
ditarikan beberapa tarian khas selamat datang warga semarang . Acara
  
27
dilanjutkan jamuan makan dengan menu-menu khas Semarang dipisahkan
menurut asal pengaruh etnis campuran Semarang yaitu Cina, Belanda,
Jawa, Arab.
2. 
Pagelaran Seni Budaya
Hari/Tanggal 
:
Rabu, 15 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat
:
Simpanglima
Tiket
:
Gratis untuk undangan dan Rp. 5.000,00 untuk umum
Pakaian
:
Resmi
Kegiatan          :
Tim kesenian dari kota Semarang ditambah dengan 10
negara
ASEAN, dengan
China,Jepang, Korea, India,
beberapa
negara
Arab
yang
akan
berkolaborasi 
dalam 
sebuah 
seni 
pertunjukan  spektakuler. 
Didukung 
oleh
lighting
dan
musik
yang
memikat serta
gemulai ratusan
penari,
warna
warni
kekayaan budaya Asia yang akan disajikan  menjadi satu tema ” Melebur
Batas Budaya”.
3. 
Festival Kota Lama
a. Tur Kota Lama
Hari/Tanggal :  Jumat-Sabtu          (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin      (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu       (14-15 Agustus 2007)
Waktu
:
pk.08.00-pk.17.00
Tempat
:
Kota Tua Semarang
  
28
Tiket
:
Rp. 200.000,00
Kegiatan
:
Old Town City Tour sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini
membahas budaya Hindis Semarang dan manifestasinya.
b. Pameran Foto Semarang
Hari/Tanggal 
:
Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 09.00-pk.19.00
Tempat
:
Hotel Metro
Tiket
:
Gratis untuk umum
Pakaian
:
Semi-Formal
Kegiatan 
:
Pameran Foto Kota Semarang Tempoe Doeloe. Foto-foto kota
Semarang dengan beberapa dokumen ilustrasi kota Semarang Tempo Doeloe
pinjaman dari Perpustakaan Nasional Indonesia dan beberapa dokumen dari
Belanda untuk pertama kalinya akan dipamerkan .
c. Lomba Foto Kota Semarang
Hari / Tanggal
:
Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu
:
sepanjang hari
Tempat
:
Kota Semarang
Tiket
:
Rp. 30.000,00 untuk fotografer profesional
Rp. 10.000,00 untuk amatir
Pakaian
:
informal
Kegiatan
:
Lomba foto tentang Semarang dibagi 2: profesional & amatir.
  
29
d. 
Nonton Layar Tancap
Hari /Tanggal : Sabtu-Selasa, 11-14 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat
:
Taman Sri Gunting
Pakaian
:
informal
Kegiatan
:
Nonton film gratis.Festival ini diperuntukkan bagi pecinta film
yang ingin menonton film dengan suasana tempoe doeloe. Film –film yang
diputar adalah film – film era 1920-1945 pemenang Oscar.
4. 
Festival Cheng Ho
a. 
Tur Pecinan
Hari/Tanggal 
:
Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007)
Waktu
:
pk. 08.00-pk.17.00
Tempat
:
Pecinan Semarang
Tiket
:
Rp.200.000,00
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
:
Tur Pecinan
sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini membahas
budaya Pecinan Semarang dan manifestasinya.
b. 
Arak-arakan Cheng Ho
Hari/Tanggal 
:
Minggu,12 Agustus 2007
Waktu
:
pk.09.00-pk.12.00
  
30
Tempat          
:
Klenteng Tay Kak Sie menuju Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan         : Memperingati 601 tahun pelayaran
Laksamana Cheng Ho ke
Semarang
biasanya keturunan
China di
Semarang
melakukan kegiatan seperti
mengarak Patung Sam Poo Tay Djien dari Kuil Sam Poo Kong ke Kuil Tay
Kak Sie.
c. Lomba Barongsai
Hari/Tanggal 
:
Senin,13 Agustus 2007
Waktu             : pk. 09.00-pk.12.00
Tempat          
:
Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan
:
Festival Cheng Ho
ini dimeriahkan dengan
lomba Barongsai
yang diikuti oleh negara tetangga China, Korea, Singapore, Indonesia dll.
5.
Festival Warak Ngendog
a.
Arak-arakan Nganten Kaji
Hari/Tanggal 
:
Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu             : pk. 13.00 - pk. 15.00
Tempat          
:
Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket              
:
Gratis untuk Umum
Pakaian           : in-formal
Kegiatan
:
Pengantin khas Semarang ini akan melakukan prosesi
pernikahan yang unik diarak menuju Mesjid Besar Kauman.
b. Lomba Warak Ngendog
  
31
Hari/Tanggal 
:
Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 15.00 - pk. 17.00
Tempat
:
Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket
:
Gratis untuk Umum
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
:
Lomba atraksi Warak dikuti oleh warga kota Semarang.
6. Festival Jajan Pasar Asia
a.Tur Kuliner Makanan Semarang
Hari/Tanggal 
:
Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007)
Waktu
:
pk. 08.00 - pk. 20.00
Tempat
:
Semarang
Tiket
:
Rp. 200.000,00
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan : Tur Kuliner sebanyak 3 kali (@ 2hari) .Peserta akan diajak mencicip
dan mempelajari car amembuat
makanan-makanan khas Semarang.
b. 
Workshop dan Lomba Membuat Jajan Pasar
Hari/Tanggal 
:
Sabtu, 11 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 15.00 - pk. 18.00
Tempat
:
Warung Semawis
  
32
Pendaftaran
:
Rp. 20.000,00
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
:
Peserta akan diajak mencicip dan mempelajari car amembuat
jajan pasar khas Semarang.
c. Bazaar Jajan Pasar Asia
Hari/Tanggal 
:
Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 18.00 - pk.24.00
Tempat
:
Warung Semawis
Tiket
:
Gratis untuk Umum
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
:
Pedagang menjual berbagai macam makanan Asia dan makanan
khas Semarang.
7. Festival Wayang
Hari/Tanggal     : Jumat-Rabu, 10 Agustus – 15 Agustus 2007
Tempat              
:
Taman Budaya Raden Saleh
Waktu                  : pk. 19.00 - pk.21.00 , pk.21.00-pk.23.00
Kegiatan              : Festival wayang ini akan menampilkan berbagai jenis wayang
baik
dari
Indonesia
maupun
mancanegara. Dari
Indonesia
akan
tampil
wayang
orang,
wayang kulit,
wayang
golek,
wayang
beber,
dan
wayang
suket.
Dari
mancanegara akan tampil wayang potehi (China), wayang air (Vietnam), dll.
8. Festival Gambang Semarang
  
33
a. Pelatihan Gambang Semarang
Hari/Tanggal 
:
Sabtu-Senin, 11-13 Agustus 2007
Waktu
:
pk. 10.00 - pk. 17.00
Tempat
:
Taman Budaya Raden Saleh
Tiket
:
Rp. 20.000,00
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
:
Peserta diajak mempelajari Gambang Semarang
oleh pengajar
yang telah ahli.
b. Joget Gambang Semarang
Hari/Tanggal 
:
Sabtu dan Rabu (10, 15 Agustus 2007)
Waktu  pk. 15.00-pk.17.00
: pk. 15.00-pk.17.00
Tempat
:
Taman Budaya Raden Saleh
Tiket
:  Gratis dan untuk umum
Pakaian
:
in-formal
Kegiatan
: Berjoget bersama diiringi lagu Gambang Semarang.
9. Peragaan Busana Tradisional Kontemporer
Hari/Tanggal 
:
Selasa (14 Agustus 2007)
Waktu
:
pk. 19.00-pk.21.00
Tempat
:
Lawang Sewu
Tiket
:  Rp.100.000,00
Pakaian
:
formal
  
34
Kegiatan : Peluncuran Motif Batik Semarangan dan Peragaan Busanan Tradisional
Kontemporer.Konser perdamaian ”Semarang Pesona Asia” akan menghadirkan
penyanyi dan grup band Indonesia disertai dengan peragaan busana rancangan
desainer terbaik Asia dan Indonesia.
Jadwal Kegiatan
No
Nama Kegiatan
Waktu/Tanggal
Tempat
10
11
12
13
14
15
1.
Opening Ceremony
v
Balaikota
2.
Pagelaran Seni Budaya
v
Simpang Lima
3.
Festival Kota Lama
v
v
v
v
v
v
Kota Lama
4.
Festival Cheng Ho dan
lomba Barongsai
v
v
v
v
v
v
Tay Kak Sie
Sam Poo Kong
5.
Festival Warak Ngendog
v
Alun alun Mesjid besar
Kauman
6.
Festival Jajan Pasar
v
v
v
v
v
v
Warung Semawis
7.
Festival Wayang
v
v
v
v
v
v
TBRS
8.
Festival Gambang Semarang
v
v
v
v
v
TBRS
9.
Fashion Show
v
Lawang Sewu
2.3 Data Pendukung
  
35
Kesimpulan Wawancara Pelaku Budaya (versi lengkap dapat di lihat di lampiran)
Thio Thiong Gie (Dalang Wayang Potehi Semarang), Padmo Sardjono ( Komite Tari
Tradisional DeKase)
?
Kecintaan pelaku seni terhadap kesenian tidak akan pupus selama tubuh masih
bisa berkarya dan perjuangan mereka akan terus berlangsung walaupun banyak
rintangan yang menghalangi.
?
Kebudayaan sebagai identitas mulai dilupakan dan sebentar lagi akan punah.
?
Diharapkan lahir generasi muda yang mempunyai kepedulian terhadap
perkembangan budaya.
2.4 Data Penyelenggara
Penyelenggaraan Festival ini merupakan kolaborasi seluruh komunitas kesenian, budaya
kota Semarang seperti DeKaSe, Kopi Semawis, Denok Kenang Community di bawahi
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Semarang.
?
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang
(Gedung Pandanaran Lt. 8 Jalan Pemuda no. 175)
Dinas Paariwisata dan Kebudayaan dibagi kedalam 2 bidang
:
pariwisata
dan   kebudayaan.
Sub
bidang
Pariwisata
mempunyai
fungsi
mempromosikan kekayaan
wisata kota
Semarang. Sub
bidang
Kebudayaan
mempunyai
fungsi
melakukan
kegiatan-
kegiatan untuk melestarikan budaya kota Semarang.
?
Kopi Semawis
  
36
(berdasarkan wawancara Ir. Widia Wijayanti dan  Suplemen
Pasar Imlek Semawis 2006)
Kopi   Semawis   merupakan   kependekan   dari   Komunitas
Pecinan
Semarang
untuk
Pariwisata
yang
merupakan
organisasi
berbasis
masyarakat
yang
memfokuskan kegiatan
pada
revitalisasi
kawasan Pecinan menjadi salah satu tujuan wisata di kota Semarang,
Didirikan Juli
tahun
2003
atas
fasilitas
Dinas
Pariwisata sebagai
upaya
untuk
menghidupkan kembali
kawasan
Pecinan
dan
budaya
di
dalamnya
denagn
melibaatkan masyarakat Pecinan dan Tionghoa.
Kegiatan Pasar
Imlek
Semawis
merupakan salah satu
kegiatannya.Pasar
Imlek
Semawis
telah
mendapat sambutan
yang
luar
biasa
baik
dari
pemerintah,
masyarakat, maupun wisatawan nusantara, maupun luar negeri.
?
Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe)
(Berdasarkan
interview dengan Padmo Sardjono Pengurus Komite Tari
Tradisional DeKaSe Jl. Surtikanti III/ 36 Semarang.)
DeKaSe
merupakan
suatu
badan
yang
dibentuk oleh
sekelompok seniman dan
pecinta
budaya
Semarang
yang
tugasnya
membantu
kerja
pemerintah untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan kesenian di Kota Semarang.
Tujuan
didirikannya
DeKaSe
adalah
untuk
memfasilitasi
dan
mengembangkan
kesenian kota Semarang.
DeKaSe merupakan lembaga eksekutor yang dibawahi oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan 
Kota  Semarang 
sub 
Bidang  Kebudayaan.  Namun 
cara 
kerja
DeKaSe
tidak  seperti
organisasi
resmi  lainnya
dan
tidak  mempunyai
kantor
  
37
karena anggota DeKaSe berkumpul
hanya pada
waktu-waktu tertentu terutama
sebelum event.
DeKaSe memiliki 12 komite yang terdiri dari :
-
komite tari tradisional
-
komite tari modern
-
komite musik tradisional
-
komite musik modern
-
komite teater
-
komite seni rupa
-
komite wayang kulit
-
komite wayang orang
-
komite kethoprak
-
komite piwara (pembelajaran bahasa Jawa)
-
komite sinema
-
komite puisi
?
Denok Kenang Community
(berdasarkan interview dengan
Ludhang salah satu pengurus Denok
Kenang Community)
Komunitas ini didirikan oleh alumni-alumni
Denok Kenang Semarang sekitar 6
bulan yang lalu. Berkantor di Jl. Gergaji Pelem Raya 84 Semarang Denok
Kenang Community ini bertujuan memberikan dukungan terhadap program -
program pemerintah kota Semarang di bidang pariwisata, edukasi, sosial ,
  
38
budaya. Target sasaran Denok Kenang lebih kepada kalangan muda yaitu usia
19-25 tahun.
2.5 Data Kompetitor
Brand Kota Surabaya yaitu Sparkling Surabaya.
Surabaya
Berdasarkan interview dengan berbagai sumber dari Dinas Pariwisata maupun
pemerintah kota Semarang,
Surabaya dianggap merupakan kompetitor terdekat
Semarang dikarenakan karakternya yang hampir sama dengan kota Semarang.
Kota ini merupakan kota multi etnis
(
Cina, Arab, India, Eropa ) dengan jaringan
perdagangan kosmopolitan yang lebih luas dari pada kota Semarang.
Visi Kota Surabaya tahun 2006-2010 adalah menjadi Surabaya Cerdas, dan Peduli.
Basis kota Surabaya hampir sama dengan kota Semarang yaitu berbasis
perdagangan
dan Jasa diarahkan untuk cerdas melihat peluang dan kepedulian yang tinggi dalam
mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis.
Peringatan ulang tahun Surabaya pada bulan Mei lebih ditekankan pada aktivitas
bermasyarakat dalam kota.
  
39
Kegiatannya antara lain:
-
Upacara, Ziarah, Keamanan dan Kesehatan
-
Tasyakuran
-
Hiasan Kota
-
Penghargaan
-
Bakti Sosial
Ketentuan Umum:
-
Pelayanan Masyarakat
-
Peresmian Proyek
-
Festifal, Big Sale & Hiburan
-
Olahraga dan Lomba
-
Publikasi
2.6 Target Komunikasi
Profil Target Primer
:
Wisatawan Nusantara
Geografi
:
domisili Semarang dan kota-kota lainnya
Demografi
:
Keluarga usia 9-45 tahun
Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi
:
Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari alternatif
hiburan selain mall, mempunyai kepedulian terhadap
budaya dan pendidikan budaya.
  
40
Profil Target Sekunder
:
Wisatawan Asing
Geografi
:
domisili 18 negara undangan
Demografi
:
Keluarga usia 9-45 tahun
Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi
:
Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari hal baru,
mempunyai 
kepedulian terhadap budaya dan pendidikan
budaya.
2.7 Analisa SWOT
Strength
1. 
Keberhasilan festival ini mampu menaikkan pamor kota Semarang sebagai salah
kota tujuan wisata budaya.
2. 
Masyarakat kota Semarang jenuh dengan budaya mall dan kekurangan ruang
publik.
3. 
Keterlibatan masyarakat dalam Festival ini mampu meningkatkan perekonomian
daerah.
4. 
Keragaman budaya Semarang akan perlahan membantu pembentukan
identitas
kota Semarang.
Weakness
1. 
Apresiasi masyarakat Semarang terhadap budaya kota Semarang masih kurang.
2. 
Persepsi budaya metropolis yang berakibat mengesampingkan budaya etnik.
3. 
Membutuhkan biaya promosi yang cukup besar.
  
41
Opportunity
1. 
Kecenderungan meningkatnya apresiasi masyarakat secara keseluruhan terhadap
budaya lokal.
2. 
Dukungan pemerintah pusat terhadap kemajuan pariwisata daerah dengan adanya
program untuk wisatawan domestik.
Treat
1. 
Kompetisi yang tajam antar daerah dengan maraknya branding daerah akibat
otonomi daerah.