BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Bogasari Flour Mills dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1970, dan setelah masa
konstruksi selama setahun, pada tanggal 29 November 1971 perusahaan ini mulai
beroperasi untuk pertama kalinya. Bogasari terletak di Jl. Raya Cilincing no 1, Tanjung
Priok, Jakarta Utara. Saat ini, pabrik tepung terigu Bogasari di Jakarta merupakan pabrik
tepung terigu dengan kapasitas produksi terbesar di dunia. Pabrik
tepung
terigu
PT.
ISM
Bogasari
Flour
Mills Jakarta
memiliki total
area seluas
291.316
m² dengan
berbagai
fasilitas
yang
mendukung
produksi. Kehadiran Bogasari sebagai produsen
tepung
terigu
pertama
di
Indonesia
membuka peluang
diversifikasi
makanan
bagi
masyarakat Indonesia yang masih bergantung pada beras. Untuk memenuhi permintaan
tepung yang semakin meningkat, Bogasari mendirikan pabrik tepung terigu kedua di
kawasan Tanjung Perak, Surabaya yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Juli 1972.
Pengembangan kapasitas produksi dan teknologi yang dilakukan terus menerus
menjadikan Bogasari pada saat
ini
mampu memproduksi
tepung
lebih
dari 16.000
ton
per hari. Selain tepung terigu, Bogasari juga memiliki produk sampingan hasil produksi
yaitu bran, pollard dan pellet yang digunakan untuk makanan ternak, serta tepung
industri yang digunakan dalam industri kayu lapis.
Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksinya, Bogasari membentuk divisi
Tekstil yang
memproduksi kantong terigu di Citereup, Bogor pada bulan Januari 1977.
Untuk
menjamin kelancaran pengadaan dan pengangkutan
gandum
yang diimpor dari
|
9
manca-negara, pada tahun 1977 Bogasari melengkapi organisasinya dengan divisi
maritim. Selanjutnya dilakukan pengembangan usaha dengan mendirikan pabrik pasta
yang
memproduksi spaghetti dan
macaroni pada tanggal 12 Juli 1992. Produk pasta ini
kemudian sebagian besar diekspor ke luar
negri. Pada
tahun 1996, Bogasari berhasil
memperoleh sertifikat ISO 9002 dari SGS dan SUCOFINDO.
Pada tahun 1993, pemerintah melakukan deregulasi investasi di bidang industri
tepung terigu nasional, diantaranya adalah
menghapuskan
monopoli
tepung terigu oleh
BULOG. Hal ini membuka peluang berdirinya pabrik-pabrik penggilingan tepung terigu
yang baru di Indonesia. Persaingan bebas dalam pemasaran tepung terigu dimulai pada
tahun 1998 ketika pemerintah melakukan deregulasi tata niaga tepung terigu dengan
dibukanya impor terpung terigu secara besar-besaran dengan bea masuk 0 % dan
lepasnya keterlibatan pemerintah dalam perdagangan tepung terigu menyebabkan makin
ketatnya persaingan tidak hanya dengan produsen domestik, tapi juga luar negri.
Menyikapi perubahan
tersebut,
Bogasari melakukan serangkaian pembenahan. Di
bidang
pengembangan
SDM,
Bogasari
telah
mengantisipasinya
dengan
sejumlah
program peningkatan
mutu
seperti
Total
Quality
Management.
Di
bidang
produksi
orientasi
diubah
melalui
pengendalian
kualitas
(Quality Control),
serta
perencanaan
pengembangan dan pengendalian produksi (Production Planning and Inventory
Control).
Di bidang komersial pembenahan ditandai dengan dimulainya aktivitas pemasaran
melalui perluasan jaringan distribusi (pendirian depo-depo diberbagai kota besar di
Indonesia dan ditingkatkannya pengiriman tepung terigu curah), kegiatan promosi yang
gencar,
pelayanan
pelanggan
(Baking
School
/
Pusat
Pelatihan
Pengolahan
Tepung),
serta pengembangan dan diversifikasi produk.
|
10
2.2 Fasilitas Pabrik
Bogasari
memiliki
fasilitas-fasilitas pabrik
yang
dirancang
untuk
mendukung
produksi
tepung
terigu antara
lain
terdapat
dua
buah
Jetty
(dermaga)
untuk
bongkar
muat kapal pengangkut gandum yaitu Jetty A dan
Jetty
B. Jetty A
memiliki
panjang
dermaga 185 meter dengan kedalaman air 9 meter dan memiliki 3 unit unloader dengan
kapasitas bongkar (unloading) sebesar 1200 ton/jam dan kapasitas loading sebesar 400
ton/jam. Jetty B
memiliki panjang dermaga 200
meter dengan kedalaman air 14 meter
dan
memiliki
2
unit
unloader
dengan
kapasitas
bongkar
sebesar
2000
ton/jam dan
kapasitas loading sebesar 400 ton/jam.
Untuk
penyimpanan
gandum mentah,
PT.
ISM
Bogasari Flour
Mills
memiliki
2
kompleks
wheat
silo,
yaitu
kompleks
A
dan
B.
kompleks
A
bertipe concrete
yang
terbuat dari beton berjumlah 60 buah dengan kapasitas masing-masing sebesar 3000 ton,
sedangkan kompleks B bertipe baja berjumlah 80 buah silo dengan kapasitas masing-
masing sebesar 2800 ton.
Untuk proses penggilingan gandum, Bogasari memiliki 15 flour mills dengan total
kapasitas 10.450 ton setiap harinya dan 1 durum mill dengan kapasitas 300 ton per hari.
Selain itu, Bogasari juga memiliki fasilitas pengolahan byproduct yaitu 2 unit pelletizing
plant, plant A memiliki 3 unit pellet mill dengan kapasitas per mill 10 ton/ jam dan plant
B
memiliki 8
unit pellet mill dengan kapasitas yang sama. Untuk penyimpanan pellet
terdapat
2
kompleks pellet
silo yaitu kompleks A dengan jumlah
silo 45 unit dan
kompleks B dengan jumlah silo 24 unit dengan kapasitas masing-masing 1000 ton.
Tepung hasil penggilingan dari mill akan disimpan dalam flour silo yang terdapat
pada bagian flour packing dimana terdapat 56 unit flour silo dengan kapasitas masing-
|
11
masing 180 ton dengan total kapasitas 10.080 ton dan untuk pengemasan tepung terigu
terdapat 28 unit carrousel dengan kapasitas 12 kantong per menitnya.
Khusus
untuk
terigu
special
yang biasanya
adalah pesanan dari
perusahaan
lain
atau terigu yang akan diekspor dikerjakan di sebuah flour mixing plant. Flour mixing
plant ini
memiliki 24
unit flour silo dengan kapasitas
masing-masing 80
ton dan
total
kapasitas 1920 ton dan mixer untuk jumbo packing 1 ton dan paper bag packing 25 kg.
Fasilitas lain yang dimiliki PT. ISM Bogasari Flour Mills adalah consumer packing
section yang terpisah dari flour packing section khusus untuk pengemasan tepung yang
berukuran 1 kg dengan total 4
line
dan kapasitas 20 kantong per menitnya. Untuk
byproduct seperti bran, pollard, dan industrial flour terdapat by-product packing section
dengan
fasilitas 8
jog
packers
dengan
kapasitas
masing-masing 80
kantong
per
jam
untuk ukuran 50 dan 70 kg.
Untuk finish product store, PT. ISM Bogasari Flour Mills memiliki luas 37.440 m²
yang terdiri dari 9 unit gudang untuk penyimpanan produk akhir terigu dengan kapasitas
masksimal 1.550.000 kantong dan 2 unit gudang untuk penyimpanan by-product dengan
kapasitas maksimal 120.000 kantong. Untuk mendukung kelancaran pengadaan
bahan
baku gandum, Bogasari memiliki 3 buah kapal pengangkut gandum (bulk carrier
vessel), 2 buah kapal kargo (cargo vessel) dan 2 buah kapal tunda (barge ship)
|
![]() 12
Tabel 2.1 Fasilitas Pabrik PT. ISM Bogasari Flour Mills
Fasilitas Input
Fasilitas Proses
Fasilitas Output
Fasilitas Support
¾
2 Jettys
¾
15 Flour Mills & 1
Durum Mill
¾
2 Pellet Silo
Complex
¾
Quality Control-
Quality
Assurance Lab.
¾
2 Wheat Silo
Complex
¾
2 Pelletizing Plants
¾
1 Flour Silo
Complex
¾
Product
Development
Laboratory
¾
1 Flour Packing
Section : 28
Carrousels
¾
Bulk Discharger
Station + 4 Bulk
Trucks
¾
Baking Center
¾
1 Flour Mixing
Plant
¾
11 Unit of
Finished Product
Storage Area
¾
Milling Training
Center
¾
1 Consumer
Packing Section : 4
Machines
¾
Pasta Plant
¾
1 By-Product
Packing Section : 8
Machines & Jumbo
Bag Packing : 2
Machines
Sumber : Data Bagian Produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills (2006)
|
13
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi dari PT Bogasari Flour Mills sebagai berikut :
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan global penyedia makanan berkualitas (berbasis pertanian)
dan produk serta jasa terkait.
Misi Perusahaan
Kami berkomitmen untuk menyediakan produk dan jasa makanan (berbasis
pertanian)bermerek
yang
berorientasi pasar
dan
pelanggan
yang
inovatif
dan
berkualitas tinggi.
Kami
berusaha
untuk
memberikan
kepuasan,
memenuhi
kebutuhan
kesehatan
dan
gizi
masyarakat; memberikan
nilai (manfaat) optimal bagi pelanggan kami,
pemilik modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya.
5 Nilai Falsafah Bogasari :
Integritas
Setiap insan Bogasari menjalankan pekerjaannya dengan itikad baik, tulus, jujur,
bertanggung jawab, dan penuh pengabdian kepada pelanggan, mitra usaha,
masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham.
Keunggulan
Setiap insan Bogasari selalu memberikan yang terbaik kepada pelanggan, mitra
usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham.
|
14
Kepedulian
Bogasari
merupakan bagian
yang
tidak terpisahkan
dari
kehidupan
masyarakat
banyak. Oleh karena itu, setiap insan Bogasari senantiasa memperhatikan
kepentingan pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, serta para
pemegang saham dan lingkungan hidup.
Kebersamaan
Manusia saling membutuhkan untuk dapat hidup dan tumbuh bersama. Dalam
berinteraksi terhadap sesama, setiap insan Bogasari menjunjung tinggi harkat
martabat, kesetiakawanan, dan gotong-royong.
Keterbukaan
Setiap insan Bogasari senantiasa membangun komunikasi
dua
arah
dan
selalu
berpikiran positif
dalam memberi dan
menerima
setiap informasi, saran, kritik,
demi kebaikan dan dan kemajuan bersama.
2.4 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur Organisasi dari PT. ISM Bogasari Flour Mills dapat dilihat pada gambar
2.1.
Dapat
dilihat
dalam gambar
itu
bahwa
PT.
ISM
Bogasari
Flour
Mills
Jakarta
dipimpin oleh OPU yang membawahi 4 orang Senior Vice President (SVP) atau
biasanya disebut juga Function
Head
yang
dibagi
menjadi
SVP Commercial,
SVP
Manufacturing, SVP Human Resource dan SVP Finance. Masing-masing SVP
|
15
membawahi Vice President (VP) atau Division Head yang jumlah seluruhnya adalah 12
orang.
VP
membawahi Manager
atau
Departement
Head
yang
berjumlah
42
orang.
Setiap
Manajer
membawahi
Asisten
Manajer
atau Sub-Departement
Head
yang
jumlahnya
adalah
85
orang.
Dibawah
Sub-Departement
Head
terdapat
Section
Head
yang berjumlah 238 orang yang membawahi Foreman atau Officer yang berjumlah 405
orang.
Lalu
tingkatan paling
bawah
adalah
operator
atau clerks sebanyak 1251 orang
ditambah dengan karyawan kontrak sebanyak 53 orang.
Manajer PPIC bertanggung
jawab terhadap perencanaan produksi dan persediaan
bahan baku, tepung terigu, hasil samping dan beberapa produk lainnya. Beberapa tugas
departemen PPIC antara
lain
membuat rencana produksi
mingguan (RTP) berdasarkan
estimasi
permintaan
yang
diterima
dari MPC
(RTP
dibuat
dengan
optimalisasi
permintaan terhadap kapasitas produksi), melakukan pengawasan produksi
dibandingkan dengan rencana apabila ada penyimpangan akan dilakukan revisi RTP,
membuat rencana pembelian dan kedatangan
gandum berdasarkan estimasi permintaan
dari MPC, membuat rencana komposisi grist untuk RTP.
Manajer
Quality Assurance/Quality Control menangani pengawasan
mutu dengan
melakukan
analisa
kualitas
gandum. Work
in
Process
(WIP)
dan
produk
akhir,
memastikan
produk
akhir
yang
akan dikirim ke customer
telah
memenuhi
spesifikasi
(Quality Guide).
Manajer Product Development bertanggung jawab atas inovasi produk baru dan
pengembangan produk utama yaitu dengan melakukan riset dan pengembangan produk
baru dan terlibat dalam proses produksi produk baru.
|
16
Manajer Milling bertanggung jawab atas semua proses produksi tepung terigu dan
hasil
sampingnya.
Pelaksanaan
tugas
manajer
Milling dibantu
oleh
beberapa
orang
Deputy Head Miller dan Miller (kepala seksi).
Manajer
Flour
Silo
dan
Bulk
Packing
bertanggung
jawab
dalam penanganan
penyimpanan produk utama (tepung terigu) dan pengemasan produk tepung regular.
Manajer Blending
Silo
Bulk
and
Packing bertanggung jawab atas penanganan dan
pengemasan
produk
tepung
export.
Manajer silo
menangani
masalah
bongkar
muat
gandum, penyimpanan gandum, menentukan pengisian silo gandum dan pellet.
|
![]() 17
Chief Operating Officer
Deputy Chief Operating Officer
Senior Vice
President
Senior Vice
President
Senior Vice
President
Senior Vice
President
Commercial
Manufacturing
Human Resources
Finance
Vice President
Vice President
Vice President
Production
Operations
Tech. Support
Quality, Production
Planning & Dev.
Manager
Manager
Manager
Manager
Mill
Flour Silo Bulk
Packing
Blending Silo Bulk
Packing
Silo
Deputy
Mill
Superint.
Pelletizing
Superint.
Flour
Silo &
Bulk
Superint.
Flour &
Byproduct Pack
Superint.
Consumer
Packing
Superint.
Flour Blending
Superint.
Wheat Silo
Miller
Mill
Sec. Head
Pelletizing
Sec. Head
Flour Silo
Sec. Head
Flour Bulk
Sec. Head
Flour
Packing
Sec.
Head
Byproduct
Packing
Sec.
Head
Consumer
Packing
Sec. Head
PreMix
Packing
Sec. Head
Flour
Packing
Sec. Head
Flour
Blending
Sec. Head
Wheat Silo
Sec. Head
Grain
Handling
Ass.Miller
Mill
Foreman
Pelletizing
Foreman
Flour Silo
Foreman
Flour Bulk
Foreman
Flour
Packing
Foreman
Byproduct
Packing
Foreman
Consumer
Packing
Foreman
PreMix
Packing
Foreman
Flour
Packing
Foreman
Flour
Blending
Foreman
Wheat Silo
Foreman
Grain
Handling
Operator
Mill
Operator
Mill
Operator
Flour Silo
Operator
Flour Bulk
Operator
Flour
Packing
Operator
Byproduct
Packing
Operator
Consumer
Packing
Operator
PreMix
Packing
Operator
Flour
Packing
Operator
Flour
Blending
Operator
Wheat
Silo
Operator
Grain
Handling
Sumber : Data Perusahaan PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta (2006)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. ISM Bogasari Flour Mills (2006)
Pada PT. ISM Bogasari Flour Mills, urusan ketenagakerjaan dan SDM diatur oleh
departemen
People
and
Organization
Development.
Pada
saat
ini,
jumlah
karyawan
yang bekerja di PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta berjumlah 2191 orang. Karyawan
tersebut
dapat
terbagi
menjadi
2
yaitu sebanyak
2024
karyawan
(92.38
%)
berjenis
kelamin
laki-laki
dan
sebanyak
167
karyawan (7.62%) berjenis kelamin wanita.
Pembagian karyawan berdasarkan
tingkat pendidikan dan
usia dapat dilihat pada tabel
2.2 dan 2.3
|
![]() 18
Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Karyawan PT. ISM Bogasari Flour Mills
Pendidikan
Jumlah
Persentase(%)
S3
0
0
S2
27
1.23
S1
300
13.69
D4
1
0.05
D3
100
4.65
D2
11
0.5
D1
23
1.5
SLTA
1417
64.67
SLTP
160
7.3
SD
147
6.71
Tidak Teridentifikasi
5
0.23
Total
2191
100
Sumber : Data SDM PT. ISM Bogasari Flour Mills (2006)
|
![]() 19
Tabel 2.3 Demografi Usia Karyawan PT. ISM Bogasari Flour Mills
Usia ( Tahun )
Jumlah Karyawan
Persentase ( % )
<20
4
0.18
20-24
162
7.39
25-29
521
23.78
30-34
537
24.51
35-39
321
14.65
40-44
219
10
45-49
182
8.31
50-54
202
9.22
>=55
43
1.96
Total
2191
100
Sumber : Data SDM PT. ISM Bogasari Flour Mills (2006)
2.5 Produk-produk PT. Bogasari
PT. Bogasari memproduksi berbagai jenis produk, diantaranya produk utama
berupa tepung terigu dengan berbagai merek, dan juga berbagai produk sampingan dan
produk dengan spesifikasi yang khusus. Berbagai macam produk tersebut antara lain :
¾
Produk Utama (Tepung Terigu)
Cakra Kembar
o
Memiliki kadar protein paling tinggi.
o
Dibuat dari gandum jenis hard.
o
Untuk membuat roti dan mie dengan kualitas tinggi.
|
20
o
Komposisi : protein (min 13%), moisture (max. 14.5%), ash (max.
0.6%).
Segitiga Biru
o
Merupakan tepung serbaguna.
o
Campuran dari gandum hard dan soft.
o
Untuk membuat roti, mie, bolu, dan kue.
o
Tingkat protein medium.
o
Komposisi
: protein (10.5% - 11.5%), moisture (max. 14.5%), ash
(max.0.6%).
Kastil
o
Tingkat protein medium.
o
Merupakan bahan dasar roti.
o
Komposisi
:
protein
(12%
-
12.5%),
moisture
(max.14%),
ash
(max.0.6%).
Kunci Biru
o
Bahan dasar gandum jenis soft.
o
Untuk membuat kue kering, biskuit, dll.
o
Tingkat protein low.
o
Komposisi : protein (8% - 9%), moisture (13.5%), ash (max. 0.6%).
Lencana Merah
o
Bahan dasar gandum jenis soft.
o
Untuk membuat kue, gorengan, biskuit,dll.
o
Komposisi : protein (min.9%), moisture (max. 13.5%), ash (max. 0.6%).
|
21
¾
Produk Pasta
Merupakan
bahan
makanan
pengganti
selain
nasi, dihasilkan
dari
gandum jenis
durum. Bermacam jenis pasta dihasilkan seperti spaghetti, macaroni, dan fettucini
dengan merek La Fonte.
¾
Produk Sampingan ( By Product )
Produk ini didapatkan dari hasil sampingan proses penggilingan tepung. Produk ini
dihasilkan
dari sisa kulit
gandum berupa
bran
dan
pollard
yang diproses
untuk
makanan ternak.
¾
Tepung Industri
Merupakan
tepung
yang
dihasilkan
dari
endosperm
yang
berada
dekat bran,
biasanya lebih lengket dari tepung terigu. Tepung ini mengandung 50 % pati
sehingga banyak dipakai oleh industri kayu lapis sebagai lem dan sebagai pakan
ikan.
¾
Tepung Kualitas Khusus
Tepung ini diproduksi secara khusus sesuai dengan
permintaan
konsumen
untuk
memenuhi
kandungan
gizi
yang
diperlukan. Biasanya
spesifikasi
yang
diminta
berupa kadar protein yang tinggi.
2.6 Proses Produksi PT. Bogasari
PT.
Bogasari
Flour
Mills
merupakan
produsen
tepung
terigu
dan
produk
sampingan
yang
dihasilkan
dari
proses
penggilingan
gandum.
Gandum yang
dipakai
sebagai
bahan
baku
proses
ini
adalah
jenis Triticum
aestivum
dan
Triticum
durum.
Gandum adalah jenis serealia yang telah lama dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk
dunia. Hasil
temuan artefak dan relief- relief
menunjukkan bahwa
gandum
telah sejak
|
22
lama dikenal sebagai makanan pokok, kurang lebih sejak 10000-15000 tahun SM.
Gandum termasuk
dalam
familia
Graminae
yang
terbagi
menjadi
banyak
species.
Morfologi gandum dapat dilihat secara visual berbentuk oval dengan ukuran panjang 6-8
mm dan diameter 2-3 mm. Gandum memliki komposisi kimia yang sangat berguna bagi
tubuh kita yaitu karbohidrat, protein, lemak, air, mineral, serat, vitamin, enzim, dan
pigmen.
Elemen-elemen
inilah
yang
membuat
gandum menjadi
sangat penting
dalam
kebutuhan gizi sehari-hari.
Bagian biji gandum terdiri dari :
-
Endosperm
(
menyediakan
makanan
untuk
tanaman
baru
dan
merupakan
sumber
tepung
).
Endosperm
mengandung nutrient
yang bermanfaat
bagi
tubuh yaitu karbohidrat, protein, thiamin, riboflavin, dan niacin.
-
Bran ( bagian dari biji gandum
yang melindungi gandum ). Kadar protein,
abu, dan serat dari bran jauh lebih besar dibandingkan endosperm.
-
Germ
(
sebagai
tempat
tumbuhnya
tanaman
baru
).
Germ
banyak
mengandung protein, lemak, dan vitamin B dan E, serta banyak
mengandung
enzim yang
berfungsi
mengubah
pati
dan
protein
dari
endosperm.
Semua
bahan
baku
gandum didatangkan dari
luar
negeri
dengan
menggunakan
kapal laut. Gandum di dalam kapal disimpan pada palka-palka besar. Setelah kapal laut
merapat
di
Jetty
(Dermaga),
gandum tersebut
akan
dihisap
menggunakan
mesin
penghisap NEURO dan HARTMAN. Aliran proses penanganan gandum
dari palka
kapal hingga penyimpanan dalam silo melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama ialah
transfer
di
Jetty
yaitu
gandum dihisap
dengan
dua
pipa
penghisap
dari
satu
mesin
NEURO, kemudian dialirkan ke
menara NEURO. Menara ini
terletak di
atas dermaga
|
23
dengan rel baja khusus sehingga dapat bergerak
maju
mundur dengan
menyesuaikan
posisi
penyedotan.
Menara
NEURO
dan
HARTMAN
memiliki
ketinggian
47
meter
yang dilengkapi unit penangkap debu. Kapasitas alat ini melakukan penyedotan sebesar
350 ton biji gandum tiap jam. Gandum kemudian akan dimasukkan ke hopper I. Tahap
kedua dimulai dengan mengalirkan
gandum dengan belt conveyor dan diangkat ke atas
timbangan
dengan
bucket
elevator
dari
hopper
I
ke
hopper
II
sebelum ditimbang.
Kemudian setelah ditimbang masuk ke mesin separator untuk pembersihan awal. Tahap
terakhir, gandum ditransfer dengan belt conveyor
dan diangkat ke atas dengan
bucket
elevator menuju silo untuk disimpan.
Penyimpanan gandum dilakukan dalam silo, dimana PT. ISM Bogasari memiliki
dua
kompleks
silo
yaitu silo
A
berjumlah
60
silo,
dan silo
B
berjumlah
80
silo.
Penyimpanan gandum dilakukan agar mutu gandum dapat dipertahankan dari
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
Setelah disimpan, pada saat produksi, gandum yang akan dipakai akan ditransfer
ke bagian Mill. Sistem transfer harus tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah. Sistem
transfer yang dipakai adalah FIFO (First In First Out) sehingga gandum yang masuk
pertama
akan
keluar pertama kali juga.
Hal
ini
dilakukan
agar
kualitas
gandum
yang
akan digiling dapat dipertahankan sehingga gandum yang masih fresh yang akan
digiling. Gandum ditransfer dari silo ke mill dengan menggunakan belt conveyor, bucket
elevator, dan chain conveyor. Jumlah gandum yang ditransfer ke mill disesuaikan
dengan
RTP
(Rencana
Target
Produksi)
yang sudah
ditetapkan.
Setelah
ditransfer,
gandum akan disimpan pada Raw Wheat Bin di Mill.
|
24
Setelah gandum ditransfer
ke mill,
selanjutnya
akan
dilakukan
proses produksi
penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Proses ini meliputi beberapa langkah yang
akan dijelaskan lebih lanjut yaitu :
1. Cleaning
Gandum sebagai raw material dari tepung mengandung offal ( 1.5 % - 2.5 % ).
Offal adalah
material
lain
yang ada pada gandum
yang
tidak diperlukan. Offal
bisa berbentuk antara lain batu, logam, dan kulit gandum yang terkelupas. Offal
harus dipisahkan dari gandum untuk mendapatkan kualitas tepung yang baik.
Proses pemisahan gandum dari offal terdiri dari :
First Cleaning : dilakukan dari raw wheat bin hingga tempering bin.
Pembersihan tahap ini bersifat menyeluruh dan kompleks. Tujuan dari
pembersihan
pertama
ini
adalah
memisahkan
gandum
dari
material
lain yang dapat mempengaruhi mutu produk. Gandum yang ada pada
Raw Wheat Bin akan keluar menuju volumetric yaitu alat yang dapat
mengeluarkan gandum dengan jumlah yang ditentukan oleh grist dan
selanjutnya
dialirkan
ke screw
conveyor
dan
bucket
elevator
ke
penimbangan yang dapat menimbang 150kg per sekali timbang.
Gandum kemudian akan dialirkan dengan corong ke arah hopper dan
dibagi dalam tiga bagian yang sama banyaknya dengan alat pemutar.
Gandum dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan separator dan
magnetic separator yang berfungsi sebagai penahan potongan logam
yang terbawa bersama gandum, juga dengan classifier. Pada
classifier,
gandum
dikelompokkan
berdasarkan
perbedaan
berat.
|
![]() 25
Gandum dan
kotoran
yang
berat
akan
masuk
ke
dry
stoner
untuk
memisahkan batu, dan
gandum yang ringan akan dialirkan ke mesin
carter
disc dan
trieur
yaitu alat pemisah
gandum dari
material
lain
yang lebih besar atau lebih panjang dari gandum. Gandum yang
keluar dari carter disc dan trieur mengalir ke mesin scourer dimana
pada
mesin ini, kotoran
yang
menempel pada permukaan kulit
gandum akan dibersihkan dengan
cara
menggosok
atau
memoles
permukaan
gandum. Setelah
dibersihkan
dengan
mesin scourer
dan
dry stoner, gandum ditimbang dengan alat flow regulator (FIB) yang
sudah
diatur
sesusai
dengan
komposisi
gandum yang
diinginkan.
Setelah
ditimbang,
gandum diangkat
ke
lantai
atas
untuk
tahap
pengkondisian.
Sumber : www.ocrim.com
Gambar 2.2 Gambar Mesin Gravity Separator dan Magnet Separator
Second Cleaning : dilakukan proses pembersihan gandum lagi setelah
dilakukan second
dampening.
Second
cleaning
merupakan
proses
pembersihan
tahap akhir dimana
pada proses ini kulit luar gandum
akan
dikupas,
rambut
gandum dipotong,
dan
gandum akan
|
![]() 26
dibersihkan dari debu dan butiran tanah. Aliran prosesnya adalah dari
second
dampening,
gandum dialirkan
dari
alat
timbangan
flow
regulator (FCA)
dengan
screw
conveyor
dan
bucket elevator
ke
hopper.
Lalu
gandum
dibersihkan
dengan
mesin
scourer
dari
debu
dan magenetic separator
untuk
memisahkan
gandum
dari
logam-
logam. Setelah
melewati kedua alat tersebut gandum masuk ke
hopper lagi dan ditimbang dengan mesin timbangan. Hasil timbangan
disebut
berat
gandum bersih. Kemudian
gandum
yang
siap
digiling
masuk ke hopper dan dialirkan ke corong spliter ke roll break (B1)
yaitu mesin penggiling pertama.
Gambar 2.3 Gambar Mesin FCA Flowmatic, Flow Measurer, dan Flowmeter
Cara yang digunakan untuk membersihkan gandum adalah :
a.
Berdasarkan ukurannya : dengan menggunakan Intended Separating
Cylinder
(BCS) dan separator yaitu mesin pembersih gandum untuk
memisahkan offal yang ukurannya lebih besar dari gandum.
|
![]() 27
b. Berdasarkan berat
:
menggunakan
Dry Stoner yaitu mesin pemisah
batu yang ukurannya lebih kecil dari gandum.
Gambar 2.4 Gambar Mesin Dry Stoner
c.
Berdasarkan
bentuk
:
dengan
Intended
Separating
Cylinder (BCS)
sebagai mesin pemisah gandum dari partikel lain berdasarkan bentuk
dan ukuran.
d. Pemisahan dari logam dan metal : menggunakan Magnetic Separator,
Scourer
(
mesin
untuk
memisahkan
gandum dari
kotoran
yang
menempel pada permukaan
gandum ) dengan cara menggosok dan
memoles permukaan gandum.
2. Dampening
Merupakan proses penambahan air
pada
gandum
(pengkondisian)
agar
gandum
yang
akan
dipecah
akan memiliki
kadar
air
yang
sesuai. Untuk
menentukan jumlah air yang ditambahkan selama proses dampening, digunakan
rumus sebagai berikut :
|
![]() 28
W = (M2-M1) x 1 / (100-M2) x Q
Dimana, M1 = kadar air awal (% H2O)
M2 = kadar air akhir yang dikehendaki (% H2O)
W
= volume air yang dibutuhkan (liter/jam)
Q = kapasitas produksi per jam (kg)
proses dampening ini meliputi :
a.
First Dampening : penambahan air dilakukan sebanyak 70 % dari
keseluruhan jumlah air yang akan ditambahkan . proses ini dilakukan
setelah
tahap first
cleaning.
Jumlah
air
yang
ditambahkan
akan
dihitung tergantung pada jumlah gandum yang akan diproses, tingkat
kekerasan kulit gandum, dan juga tingkat moisture tepung yang akan
diproduksi.
b. Second Dampening : penambahan air selanjutnya sebanyak 30 % air.
Tahap ini dilakukan setelah
second cleaning. Sebagai prosesnya
digunakan alat dampener yaitu alat penambah air dimana terdapat
gelas pengukur berpelampung sebagai indicator jumlah air yang harus
ditambahkan. Dilakukan dengan memutar valve maka jumlah air yang
keluar akan sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh pelampung pada
gelas ukur.
|
29
3. Conditioning
Merupakan proses perendaman gandum yang telah ditambahkan air
dengan waktu tertentu untuk peresapan air ke dalam endosperm gandum dengan
tujuan :
a. Membuat bran
menjadi
liat
dan
elastis
sehingga
pada
saat
digiling
tidak
menghasilkan
bran
powder
hal
ini
dapat
meningkatkan
kadar
abu tepung.
b. Membuat
endosperm
menjadi
lunak
sehingga
mudah
direduksi
menjadi tepung.
c.
Membuat endosperm mudah
terpisah dari bran (
memiliki ekstraksi
tinggi ).
d. Mencapai kadar air yang sesuai.
4. Milling process
Merupakan proses pemisahan endosperm dari bran dan germ, selain itu
tujuannya adalah
mereduksi endosperm
menjadi tepung dengan ekstraksi tinggi
dan kandungan ash (abu) yang rendah. Proses ini dibagi menjadi :
Breaking Proccess
Bertujuan untuk membuka gandum dan memecah endosperm. Pada
proses
ini
endosperm dilepaskan dari
bran dan
germ sehingga
endosperm pecah menjadi semolina dan middling. Diusahakan
powder
bran
sekecil
mungkin,
idealnya tidak
ada.
Alat
yang
digunakan adalah break roller mills ( fluted rolls) dan break shifter.
|
30
Pada
tingkat
akhir,
break
process
finishing merupakan
proses
melepaskan
sisa
endosperm dari bran
dan
menjadikan
middling
tepung, pada tahap akhir ini, digunakan
bran finisher yang
merupakan mesin untuk mengambil dan melepaskan sisa endosperm
yang
masih
melekat
pada bran
menjadi
middling
dan
tepung
yang
lengket.
Dan menggunakn
vibro vinisher sebagai mesin pengayak
sebagai centrifugal
system
yang
berfungsi
untuk
mengayak
produk
yang lengket dan sulit diayak oleh plansifter.
Proses ini terdiri dari produk sebagai berikut :
Produk dari pass through bran finisher berupa middling dan
tepung.
Produk dari filter pneumatic system mill.
Produk dari filter aspiration mill.
Proses breaking dapat terdiri dari 5 kali pemecahan tergantung pada
desain proses penggilingan. Makin banyak tingkat pemecahan, semakin
baik proses tersebut.
Reduction Proccess
Proses mereduksi endosperm yang sudah mengalami breaking process
untuk
dijadikan
tepung
dengan ukuran
yang
sehalus
mungkin.
Ekstraksi
tepung
pada
proses
ini diusahakan
tinggi
dengan
tetap
mempertahankan ash content-nya. Pada proses ini digunakan
reduction
roller
(smooth
rolls) dan
reduction
sifter
yang
dibagi
menjadi tiga tahap :
|
![]() 31
Proses
sizing
:
proses
ini
bertujuan
memecah
semolina
menjadi midlling dengan cara memisahkan
lapisan bran
yang
masih melekat pada middling.
Proses
middling
:
proses
mereduksi middling
menjadi
tepung
dengan menggunakan smooth roller.
Proses
tarling
:
proses
mereduksi
middling
yang
bercampur
bran
menjadi
tepung
dan
memisahkan germ dangan
ditekan
menjadi flat.
Gambar 2.5 Gambar Mesin Break Roller
Purification
Proccess
yaitu
tahap
pemisahan
atau
pembersihan
semolina
dan
middling dari
bran supaya
semolina
dan middling
mendjadi bersih (endosperm
murni
tanpa bran). Proses Purification
berlangsung
pada
purifier.
Pada
tahap
ini
semolina
dan middling
bersih
diklasifikasikan
menjadi coarse
semolina,
fine
semolina,
coarse
middling,
dan fine
middling.
Tujuan
utama
dari
proses
pemurnian ini adalah :
|
32
Untuk
memisahkan partikel bran dan
material lain
yang
terdapat pada semolina atau middling
Untuk mengelompokkan semolina dan middling ke dalam
berbagai variasi ukuran partikel yaitu coarse semolina, fine
semolina, coarse
middling,
dan
fine
middling
untuk
penggilingan yang lebih efisien.
Mempermudah proses selanjutnya yaitu system sizing dan
system reduksi middling.
5. Plant Sifter
Tahap terakhir adalah proses pengayakan tepung untuk memastikan bahwa
tepung yang dihasilkan memenuhi ukuran yang ditentukan oleh Quality Guide. Dalam
proses plant sifter, terdapat 24 susun ayakan dimana tiap ayakan memilki ukuran lubang
ayakan yang berbeda-beda. Makin ke bawah, ukuran lubang ayakan akan menjadi makin
kecil sehingga hasil
yang diperoleh akan sempurna.
Tepung yang belum
lolos ayakan
akan
dimasukkan
kembali
ke
reduction
roll
sehingga akan
digiling
kembali
menjadi
lebih kecil.Tepung
yang telah
lolos ayakan akan kemudian dikirim ke flour silo untuk
dikemas.
|
![]() 33
Gambar 2.6
Gambar Mesin Plant Sifter
2.7 Five Forces Porter PT. Bogasari
2.7.1. Persaingan dalam Industri
PT Bogasari Flour Mills merupakan pabrik penghasil tepung
yang pertama dan
terbesar di
Indonesia,
hal
ini
menggambarkan
bahwa
persaingan
PT Bogasari Flour Mills dalam industri penghasil tepung bukanlah merupakan hal yang
sulit
dikarenakan
pesaing
yang
bergerak
dalam
bidang
industri
ini
masih
berada
di
bawah kekuatan PT Bogasari Flour Mills. Sedikit sekali perusahaan dan pabrik lain yang
sanggup untuk menyaingi kemampuan PT Bogasari Flour Mills yang memiliki kapasitas
produksi
sebesar
3.6
juta
ton
pertahunnya.
Selain
memiliki
pabrik
yang
besar, PT
Bogasari juga
memiliki sendiri tempat penyimpanan bahan baku
utamanya
yaitu
gandum, dan juga memiliki dermaga yang modern dan terpadu di Jakarta dan Surabaya.
Selain
memproduksi tepung, PT Bogasari
Flour Mills juga memiliki divisi-divisi lain,
yaitu
:
divisi pasta yang
menghasilkan pasta
untuk pasar ekspor, divisi kemasan
yang
memproduksi kebutuhan kantong terigu, divisi maritim untuk pengoperasian pelayaran
antar
pulau.
PT Bogasari
Flour
Mills
juga
memiliki
pabrik
peracikan
tepung
(mixing
|
![]() 34
plant) di Singapura dengan nama Bogasari International yang berada di kawasan
industri Tuas Avenue yang berkapasitas produksi 12 ton perjam tepung yang dicampur
dengan bahan seperti gula, ragi, essence.
Gambar 2.7 Pangsa Pasar Tepung Terigu di Indonesia (2004)
2.7.2. Kekuatan Tawar Menawar Suplier
PT Bogasari
Flour
Mills
menggunakan
jenis
gandum triticum aestivum
dan triticum dulum, nama jenis gandumm berbeda-beda berdasarkan karakteristik
dan asal tempat tumbuhnya. Untuk bahan baku gandum, PT Bogasari Flour Mills
mengimpor dari berbagai Negara penghasil gandum, antara lain :
Australia
-
jenis
hard
wheat,
nama
gandum
:
Australian
Prime
Hard,
Australian
Hard, Australian Durum.
-
jenis soft wheat, nama gandum
:
Australian Premium White, Australian
Soft.
|
35
Canada
-
jenis hard wheat, nama
gandum : Canadian Western
Red Spring,
Canadian Western Amber Durum, Canadian Western Extra Strong,
Canadian Western Red Winter.
-
jenis soft wheat, nama gandum : Canadian Praire Spring, Canadian
Western Soft White Spring.
Argentina
-
jenis hard wheat, nama gandum : Hard Wheat Spring Wheat.
-
jenis soft wheat, nama gandum : Argentina Wheat.
USA
-
jenis hard wheat, nama gandum : Hard White Winter, Hard Spring, Hard
White Spring.
-
jenis soft wheat, nama
gandum
:
Soft Red Winter, Soft Red Spring, Soft
White Winter, Soft White Spring, Dark North Spring.
Arab Saudi
-
jenis soft wheat, nama gandum : Saudi Arabian Wheat
2.7.3. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Konsumen besar PT Bogasari Flour Mills di Indonesia adalah perusahaan
dan pabrik yang bergerak di bidang industri makanan dengan bahan dasar utama
adalah
tepung, selain
itu, PT
Bogasari Flour Mills
juga
mengekspor tepung ke
negara :
|
36
Singapura
dengan
merek
Orange
Triangle,
Brown
Triangle,
Red
Triangle
(high
protein),
Blue
Triangle(medium
protein),
Green
Triangle, dan Pink
Triangle(low protein).
Malaysia dengan merek Yellow Kangoroo (medium protein).
Brunei dengan merek Golden Grest (high protein), Par Blue (Medium
Protein), Taj Mahal (low protein).
Jepang dengan merek Merit 11, 12, 13 dan Udon (low protein).
Selain tepung, pasta yang dihasilkan oleh PT
Bogasari Flour Mills dikemas
dengan merek Bogasari dan Lafonte untuk konsumen Indonesia dan
pasta
dengan
private label
seperti
Tirreno
untuk
konsumen
Australia
dan
Chewy untuk pasar di Hongkong.
2.7.4. Ancaman Barang Substitusi
Walaupun produk utama PT Bogasari Flour Mills merupakan tepung
yang menjadi kebutuhan makanan pokok memiliki banyak barang pengganti lain
yang sejenis, namun pasar untuk kategori ini telah dipegang oleh PT Bogasari
Flour Mills dimana produk tepung
lain
yang beredar di pasar
merupakan home
industry yang diproduksi terbatas. Produk pengganti lainnya seperti tepung beras,
tepung kue, dsb merupakan produk dengan skala kecil. PT Bogasari Flour Mills
juga
memproduksi
berbagai
macam
jenis tepung dengan
kriteria
yang berbeda
dari yang terendah hingga yang berkualitas tinggi dengan
kegunaan
maupun
fungsi yang berbeda-beda.
|
37
2.7.5. Ancaman Pendatang Baru
Seperti telah diketahui bahwa PT. Bogasari Flour Mills merupakan
pabrik penghasil
tepung terbesar maka ancaman pendatang baru
yang bergerak
dalam bidang ini dipastikan tidak terlalu besar karena kekuatan untuk bersaing di
pasar yang telah dipegang oleh PT. Bogasari Flour
Mills bukanlah hal yang
mudah. Meskipun kemungkinan akan
hadirnya pesaing dari
luar Indonesia,
hal
ini dapat diatasi dengan peningkatan kualitas
mutu terus
menerus
yang
menjadi
keyakinan pasar, serta komoditi impor memungkinkan harga yang lebih tinggi
akan
menjadi pertimbangan pesaing dari luar Indonesia untuk menembus pasar
yang telah ada
.
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() 38
Five-Forces
Porter PT. Bogasari
Ancaman Pendatang Baru
Sangat sulit, karena biaya
modal yang besar
dan
pangsa pasar yang masih
dipegang PT. Bogasari
Kekuatan Tawar
Menawar
Supplier
Sangat Tinggi,
karena
bahan
baku diimpor dari
luar negri
Persaingan
Dalam
Industri
Persaingan ketat, tetapi
PT. Bogasari masih
memegang
lebih dr 50%
pangsa pasar.
Kekuatan Tawar
Menawar Konsumen
Rendah, karena produk
yang dihasilkan
merupakan
kebutuhan
pokok dan tidak banyak
produsen
lainnya.
Ancaman Barang
Substitusi
Tinggi, karena terdapat
bahan makanan
pokok
lainnya seperti beras,
kentang,
singkong,
dll
Sumber : Hasil Pengolahan Data PT. ISM Bogasari
Gambar 2.8 Skema Five-Forces Porter PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta
|