![]() BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kualitas
Kualitas atau
mutu adalah
satu
kata
kunci
yang
harus
terus
dijaga
oleh
suatu
industri
atau
perusahaan untuk
dapat
memberikan kepuasan
pelayanan
kepada
pelanggan. Oleh
karena
itu
perusahaan selalu berlomba-lomba untuk
meningkatkan
kualitas
dari
hasil
produksinya
agar
dapat
mempertahankan pelanggannya.
Secara
definitive
kualitas
dapat
diartikan
sebagai
derajad
atau
tingkat
dimana
produk
atau
jasa tersebut dapat memuaskan keinginan dari
konsumen (fitness
for
use atau
tailor
made)
1
.
Menurut W.Edwards Deming kualitas dapat diartikan sebagai suatu tingkat
yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya
yang rendah
dan sesuai dengan pasar.
Untuk
menjaga
kualitas
maka
harus
ada
usaha
peningkatan kualitas
yang
merupakan
usaha
perbaikan
yang
terus
menerus
untuk
mempertahankan dan
memperbaiki kualitas suatu produk
untuk menghasilkan barang dengan harga
murah
kualitas nomor satu dan pengiriman sesuai waktu yang ditetapkan.
Dasar penciptaan kualitas adalah sebagai berikut :
1. Mentaati peraturan.
2. Menjaga kondisi mesin dalam kondisi yang selalu baik.
1
Sritomo Wignjosoebroto; Pengantar Teknik & Managemen Industri
|
15
3. Menciptakan tempat kerja yang nyaman
4. Menciptakan team work dan tempat kerja yang bersemangat.
Peningkatan kualitas atau pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan
penjagaan
atau
perawatan
dari
suatu
tingkatan
atau
derajad
kualitas
produk atau
proses
yang
dikehendaki dengan
cara
perencanaan
yang
seksama, pemakaian
peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana
diperlukan.
Definisi kualitas sangat bervariasi, berikut ini adalah pengertian kualitas menurut
para ahli di bidang kualitas yang banyak dikenal yaitu:
Menurut Juran , Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya.
Philip B. Crosby, Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi
availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness.
W. Edwards Deming,
menyatakan bahwa kualitas
harus bertujuan memenuhi
kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang.
Fegenbaum, Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk
dan
jasa
yang
meliputi marketing,
engineering,
manufacture
dan
maintenance,
dimana
produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan
dan harapan pelanggan.
Goetch dan Davis, mengemukakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi
dinamis
yang
berkaitan
dengan
produk,
pelayanan, orang,
proses
dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
|
16
Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian yang ditimbulkan oleh
suatu produk bagi masyarakat setelah produk tersebut dikirim, selain kerugian
kerugian
yang
disebabkan oleh
fungsi
intrinsic
produk.
Strategi
taguchi
difokuskan pada Loss function yang mendefinisikan setiap penyimpangan dari
target sebagai kerugian yang dibayar konsumen.
Vincent
Gasperz,
kualitas adalah
sebagai
konsistensi peningkatan atau
perbaikan dan penurunan variasi karaketristik dari suatu produk ( barang dan
atau
jasa)
yang
dihasilkan agar
memenuhi
kebutuhan
yang telah
dispesifikasikan guna
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
internal
maupun
eksternal
2.2 Six sigma
2.2.1
Konsep dasar six sigma
Pada
dasarnya
pelanggan
akan
puas
apabila
mereka
menerima nilai
yang
mereka
harapkan.
Apabila produk (
barang
dan
jasa) diproses pada
tingkat kenerja
kualitas
six
sigma,
perusahaan
boleh
mengharapkan 3,4
kegagalan
per
sejuta
kesempatan (DPMO)
atau
bahwa
99,999966
persen
dari
apa
yang
diharapkan
pelanggan akan ada dalam produk ( barang atau jasa) itu. Dengan demikian six sigma
dapat dijadikan ukuran target kinerja proses industri tentang bagaimana baiknya suatu
proses
transaksi produk
antar
pemasok
dan
pelanggan pasar.
Semakin
tinggi
target
sigma yang dicapai, semakin baik kinerja proses industri, sehingga 6-sigma otomatis
|
17
lebih
baik
dari
pada
4-sigma
dan 3-sigma.
Six
sigma
juga dapat
dianggap sebagai
strategi terobosan yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa
dramatik
ditingkat
bawah
dan
sebagai
pengendalian
proses
industri
yang
befokus
pada pelanggan dengan memperhatikan kemampuan proses.
Six
sigma Motorola
merupakan suatu
metode
atau
teknik pengendalian dan
peningkatan kualitas dramatik yang diterapkan oleh perusahaan Motorola sejak tahun
1986,
yang
merupakan terobosan baru
dalam
bidang
manajemen
kualitas.
Banyak
ahli
manajemen
kualitas
menyatakan bahwa
metode
six
sigma
Motorola
dikembangkan dan diterima secara luas oleh dunia indutri, karena manajemen industri
frustasi
terhadap
sistem
sistem
manajemen kualitas
yang ada,
yang tidak
mampu
melakukan peningkatan kualitas yang ada, yang tidak mampu melakukan peningkatan
kualitas
secara
dramatik
menuju
tingkat
kegagalan (zero
defects).
Banyak
sistem
manajemen kualitas seperti Malcolm, Baldrige National Quality Awards (MBNQA),
ISO 9000 dan lain lain, hanya menekankan pada upaya peningkatan terus menerus
berdasarkan kesadaran
sendiri
manajemen,
tanpa
memberikan
solusi
yang
ampuh
bagaimana terobosan terobosan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
secara
dramatik
menuju
tingkat
kegagalan
nol. Prinsip
prinsip pengendalian
dan
kualitas six sigma Motorola mampu menjawab tantangan ini, dan terbukti perusahaan
Motorola selama kurang
lebih 10
tahun setelah implemetasi konsep
six
sigma
telah
mampu
mencapai tingkat
kualitas
3.4
DPMO
(Deffect
Per
Million
Opportunity-
kegagalan per sejuta kesempatan). Beberapa keberhasilan Motorola yang patut dicatat
dari apliasi program six sigma adalah sebagai berikut :
|
18
Peningkatan produktivitas rata rata : 12.3 % per tahun
Penurunan COPQ ( Cost of poor Quality) lebih dari pada 84 %
Eliminasi kegagalan dalam proses sekitar 99.7 %
Penghematan biaya manufacturing lebih dari pada $11 milyar
Peningkatan
tingkat
pertumbuhan
tahunan
rata-
rata
:
17
%
dalam
penerimaan, keuntungan dan harga saham Motorola.
Dewasa
ini,
Motorola
terkenal
diseluruh
dunia
sebgai
pemimpin kualitas.
Untuk
pencapaian
kualitas dan tujuan pemenuhan
kepuasan
pelanggan
sepenuhnya,
Motorola
berkonsentasi pada
beberapa
inisiatif
operasional
kunci
dan
pada
daftar
paling atas adalah kualitas six sigma , suatu pengukuran statistik variasi dari suatu
hasil yang diharapkan.
Bahkan lebih dari sekedar sekumpulan peraturan untuk hasil hasil yang ditargetkan,
Motorola
telah
menetapakan
six sigma
sebagai sebuah
cara
untuk
mentransformasi
bisnis, sebuah cara yang didorong komunikasi, pelatihan, kepemimpinan, team work,
pengukuran dan fokus pada pelanggan.
Menurut pende, sementara Motorola menggunakan six sigma untuk mempertahankan
posisinya
dalam
pasar
global
untuk
tetap
dapat
bersaing,
maka
General Electric
adalah
jawaban
untuk
pertanyaan berikut
:
bagaimana
kami
lebih
memperkuat
kemajuan perusahaan yang sudah dicapai ?
Jack Welch, CEO GE
meminta setiap karyawannya untuk
menjadi
gila
kualitas. Welch
meluncurkan usaha perbaikan
tersebut diakhir tahun 1995 dengan
|
19
200 proyek dan program pelatihan
intensif,
bergerak ke 3000
proyek dan pelatihan
yang
lebih
banyak di
tahun 1996.
contoh
keberhasilan
penerapan
six
sigma
di
GE
dapat dilihat dibawah ini :
1. Tim
six sigma
di
unit GEs
lighting
telah memperbaiki
masalah
masalah
dalam
pembayarannya kepada
salah
satu
pelanggan topnya
yaitu Wal
Mart,
manghapus defect faktur dan perselisihan sebesar 98 %
2. Bisnis jasa GE capital mempersingkat proses tinjauan kontrak dan mencapai
penghematan tahunan sebesar
$ 1 miliar.
3. Menggunakan alat dan metodologi six sigma, sebuah tim dari sistem
kedokteran GE dan pusat peneilitan dan pengembangan GE
mengembangkan
pipa performix 630 baru dengan atribut atribut yang diinginkan pelanggan.
Angka angka luar biasa dibalik inisiatif six sigma dari GE hanyalah memberikan
sebagian
dari
kisah sukses
GE, dari
tahun
awal
atau
tahun
tahun
dari
usaha
untuk mencapai titik impas, hasil diakselerasi sebesar $ 750 juta menjelang akhir
tahun 1998, perkiraan $ 1.5 milliar pada akhir tahun 1999. para pemimpin di GE
menyebut hasil
hasil
tersebut
sebagai
bukti
yang
paling
dapat
dilihat
dari
kontribusi financial yang telah dibuat oleh six sigma.
Sedangkan Honeywell mengawali kisah
sukesnya
six
sigma
dengan
menghubungkan Motorola dengan GE. CEO Lary Bossidy yang menjabat sebagai
eksekutif GE
yang mengepalai HoneyWell pada tahun 1991 berhasil meyakinkan
six
sigma
merupakan sebuah
pendekatan
yang
layak
untuk
dipertimbangkan.
Allied
memulai kegiatan
perbaikan kualitasnya pada
awal
tahun
1990-an.
|
20
Menjelang
tahun 1999,
Honeywell dapat menghemat lebih dari $600
juta dalam
satu
tahun
berkat
meluasnya pelatihan
karyawan
dalam
six
sigma
dan
berkat
aplikasi
prinsip
prinsip
six
sigma
dalam
perusahaan. Berkat
six
sigma,
produktivitas perusahaan meningkat 6 persen pada tahum 1998 dan dengan marjin
laba 13 persen. Salah satu direktur six sigma di Honeywell menyatakan bahwa six
sigma
telah
mengubah
cara
berpikir
dan
cara
berkomunikasi dimana sekarang
perusahaan
telah membicarakan proses dan
pelanggan sebagai
hal
utama
dalam
perusahaan.
Kepemimpinan
six
sigma
dari
Honey
well
telah
membantu
Honey
well
mendapatkan penghargaan
sebagai
perusahaan
pembuat
perbedaan
(best
diversified) terbaik dunia dan perusahaan
pesawat
terbang
global paling
dihormati.
2.2.2
Pengertian Six sigma
Sigma
(s)
merupakan
huruf
alphabet
Yunani
yang
menyatakan tingkat
variabilitas. Variabilitas sendiri menyatakan distribusi atau penyebaran terhadap rata-
rata
proses.
Jadi six sigma adalah
suatu cara
untuk
mengukur
kemungkinan
perusahaan dapat
membuat atau
menghasilkan berbagai jumlah
unit yang ditentukan
dari suatu produk atau jasa dengan jumlah cacat nol.
Ada
banyak
pengertian dan definisi
mengenai
six sigma
yang
telah
dicoba
disimpulkan oleh beberapa pakar, antara lain :
Dalam bukunya, the
six
sigma
way, Peter S
Pande,
Mendefinisikan six
sigma adalah sebuah sistem berupa pendekatan manajemen yang
|
21
komprehensif
dan
fleksibel
untuk
mencapai,
mempertahankan dan
memaksimalkan
sukses
bisnis,
juga
six
sigma
secara
unik
dikendalikan
oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakai yang
displin terhadap fakta, data dan analisis statistik dan perhatian yang cermat
untuk
mengelola,
memperbaiki dan
menanamkan kembali
proses
bisnis
demi tercapainya tingkat kualitas 6 sigma.
Six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas
menuju target 3.4
kegagalan persejuta kesempatan ( Defect Per Million Opportunity
DPMO
)
untuk
setiap
transaksi produk
(
barang
atau
jasa
).
Six
sigma
merupakan sebuah
terobosan
baru
dalam
bidang
manajemen
kualitas
berupa
suatu
metode
atau
teknik pengendalian dan peningkatan
kualitas
dramatik menuju tingkat kegagalan 0 ( zero defect).
Pande peter S juga mendefinisikan bahwa six sigma adalah sebuah
konteks
yang
didalamnya akan
dapat
mengintegrasikan banyak
praktik
terbaik
serta
konsep
manajemen yang
berharga
tapi
seringkali
tidak
berkaitan,
mencakup pemikiran sistem, perbaikan terus menerus,
knowledge
manajement,
mass
customization,
dan
manajemen berbasis
aktifitas ( actifity based management)
Pengertian
six sigma
yang
lain
adalah tujuan
yang
mendekati
kesempurnaan dalam
mencapai kebutuhan pelanggan dan sebagai
usaha
|
22
mengubah budaya perusahaan untuk
mencapai kepuasaan pelanggan,
keuntungan dan persaingan yang jauh lebih baik .
Six
sigma
merupakan
pendekatan
menyeluruh
untuk
menyelesaikan
masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC ( Define, Measure,
Analyse,
Improve,
Control)
.
sedangkan
DMAIC
merupakan jantung
analisis
six
sigma
yang
menjamin voice
of
customer
berjalan
dalam
keseluruhan
proses sehingga produk
yang dihasilkan
memuaskan
keinginan pelanggan.
Itulah definisi mengenai six sigma yang akan memberikan pondasi yang kuat untuk
membuka potensi six sigma bagi suatu perusahaan.
Tujuannya tidak hanya mengurangi produksi jumlah cacat pada barang tetapi
juga
menghilangkan cacat
pada
organisasi
itu.
Six sigma
merupakan penilaian
yang
menandakan terbaik dikelasnya dengan hanya 3.4 cacat perjuta unit atau produksi
(Defect Per Million Opportunity (DPMO)).
Ada beberapa konsep dalam design Six sigma yang harus diperhatikan yaitu :
First time quality yang berarti bahwa produk bebas cacat harus dihasilkan
sejak awal proses.
Perubahan difokuskan pada proses
untuk
menghindari terjadinya
kecacatan dan bukan hanya penekanan pada jumlah cacat semata.
|
23
Tingkat
kualitas
6
sigma
berlaku
untuk
produk
maupun
proses,
bukan
perusahaan, karena itu perusahaan harus mencapai tingkat kualitas 6
sigma di seluruh aktivitasnya.
Benar benar mengutamakan
pelanggan;
seperti kita sadari bersama,
pelanggan bukan hanya berarti pembeli, tapi bisa juga berarti rekan kerja
kita, team yang menerima hasil kerja kita, pemerintah, masyarakat umum
pengguna jasa, dll.
Fokus
pada
proses,
manajemen dan
perbaikan
:
six
sigma sangat
tergantung
kemampuan kita
mengerti
proses
yang
dipadu
dengan
manajemen yang bagus untuk melakukan perbaikan.
Manajemen
yang proaktif
:
peran pemimpin dan
manajer sangat penting
dalam mengarahkan keberhasilan dalam menentukan perubahan.
2.2.3
Metodologi DMAIC
Seperti
telah
disebutkan
sebelumnya, six
sigma
adalah
suatu
metode
yang
sangat
terstruktur. dimana
struktur
ini
terdiri
dari
enam
tahapan
yang
disingkat
DMAIC: Define,Measure, Analyse, Improve, dan Control .
2.2.3.1 Tahap Define
Pada
tahap
ini
digunakan
untuk
mengidentifikasikan permasalahan,
mendefinisikan spesifikasi pelanggan ,dan
menentukan tujuan
(
pengurangan cacat/
biaya dan target waktu ). Langkah
langkah yang terdapat dalam fase define antara
lain adalah menentukan atau mendefinisikan tujuan dari proyek six sigma, membuat
|
24
pernyataan kebutuhan pelanggan, dan
membuat gambaran proyek yang sudah
ditentukan dari perusahaan dengan menggunakan
alat bantu seperti :
Secondary
data
misalnya
berupa
data
keuangan
dan
analisa
komponen
biaya, customer
data
feedback,
hasil
marketing
research,
internal
performance
metrics,
internal
or
external
benchmarking
dan lain
sebagainya.
SIPOC diagram
Adalah
sebuah
peta
proses
yang
didalamnya
teridentifikasi
siapa
pemasoknya, apa inputnya, bagaimana prosesnya,
apa hasilnya dan siapa
saja pemakainya. Langkah langkah pembuatan SIPOC adalah :
-
Menamakan proses
-
Membuat batasan titik awal dan akhir proses
-
Membuat daftar output pelanggan
-
Membuat daftar input dan pemasok
-
Identifikasi, beri
nama dan urutkan langkah
langkah yang
ada dalam proses.
Nama SIPOC merupakan
akronim dari lima elemen utama dalam sistem
kualitas yaitu : Suppliers, Input, Process, Output, dan Customers
|
![]() 25
Diagram 2.1
Diagram SIPOC
2.2.3.2 Tahap Measure
Tahap
ini
digunakan
untuk
memfalidasi
permasalahan, mengukur
dan
menganalisis permasalahan dari data
yang ada. Hal hal penting yang perlu
dilakukan dalam proses measure adalah :
Mengidentifikasi performance proses dan proses
internal kunci yang
mempengaruhi karakteristik CTQ
Melakukan mapping proses
Menetapkan metodologi pengumpulan data,
termasuk analisa sistem
pengukuran yang akan digunakan.
Melakukan pengukuran
untuk
mengathui banyaknya kegagalan
yang
terjadi.
Alat alat bantu yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah :
Measurement System Analysis (R&R Study dan lain-lain)
Basic statistic
Process Performance Data Variabel.
|
26
Process performace Data Discrete
2.2.3.3 Tahap Analyze.
Hasil
pengukuran yang
dapat
didapatkan
dari
tahap
measure
kemudian
di
analisis
untuk
mendeteksi
variabel
variabel
utama
yang mempengaruhi kegagalan
dan
mendefinisikannya sebagai
variasi di
luar
batas
batas
yang
berkaitan dengan
dengan proses yang benar. Hal hal yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Mengidentifikasikan jenis
jenis cacat yang terjadi dan
membuat prioritas
cacat mana yang memiliki kontribusi dominan terhadap
menurunnya kualitas
produk secara keseluruhan
2. Menginventarisasi
dan menganalisa
berbagai akar penyebab masalah dari
cacat
cacat yang dominan tersebut ditinjau dari Man, Machine,
Environment, Metode, dan Material.
3. Mencari penyebab yang paling dominan diantara seluruh daftar akar penyebab
masalah diatas.
Alat alat bantu yang dapat digunakan pada tahap ini adalah :
5W 1H
Diagram pareto
Diagram Fish bone
|
27
2.2.3.4 Tahap Improve
Merupakan
tahap
proses
untuk
memodifikasi proses
internal
sehingga
banyaknya
kegagalan
dapat di usahakan berada dalam batas- batas toleransi yang telah
ditetapkan.
Hal
yang
perlu
dilakukan
adalah
mengidentifikasi Product
performance
Characteristic yang
akan
di
tingkatkan,
melakukan diagnosis
terhadap karakteristik
tersebut untuk mengetahui sumber utama terjadinya
variabilitas. Setelah
itu variable
key
proses
perlu
diidentifikasi kembali
dengan
melakukan
design
of
experiment
.
Untuk
setiap
variabel proses
yang
sangat
mempengaruhi performance
maka
perlu
menetapkan toleransi
atau
spesifikasi
operasional
yang
baru.
Modifikasi
proses
internal harus senantiasa diversifikasi untuk meyakinkan bahwa sistem berjalan
sesuai
dengan
yang
diharapkan .
perubahan
yang
dilakukan
harus
senantiasa
di
dokumentasikan. Alat
bantu
yang
dapat
digunakan pada
tahap
ini
adalah
FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis).
2.2.3.4.1 Metode FMEA
FMEA
atau
analisis
metode
kegagalan dan
efek
adalah
suatu
prosedure
terstruktur
untuk
mengidetifikasikan dan
mencegah
sebanyak
mungkin
mode
kegagalan.
Suatu
mode kegagalan
adalah
apa
saja
yang
termasuk
dalam
kecacatan
atau
kegagalan
dalam desain,
kondisi
diluar batas spesifikasi
yang
ditetapkan, atau
perubahan
perubahan dalam produk
yang
menyebabkan
terganggunya
fungsi
dari
produk itu dengan menghilangkan mode kegagalan, maka FMEA akan meningkatkan
|
![]() 28
keandalan
dari
produk
sehingga
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
yang
menggunakan produk tersebut. Langkah langkah dalam membuat FMEA adalah :
1. Mengidentifikasikan proses atau produk / jasa
2. Mendaftarkan masalah - masalah potensial yang dapat
muncul, efek dari
masalah masalah potensial tersebut dan penyebabnya.
3. Menilai masalah untuk akibat ( Severity ), probabilitas kejadian
(Occurance) detektabilitas (Detection)
4. Menghitung Risk Priority Number atau RPN yang rumusnya adalah
dengan
mengalikan
ketiga
vaiabel
dalam
poin
3
diatas
dan
menentukan
rencana rencana solusi prioritas yang harus dilakukan.
Tabel
2.1 Definisi FMEA untuk rating Occurance
Kemungkinan kejadian
Kemungkina
n kejadian
CpK
Ranking
Sangat tinggi : Kegagalan tak terhindarkan
>= 1 dari 2
<
0.33
10
1 dari 3
=> 0.33
9
Tinggi : Umumnya berhubungan dengan
proses yang sebelumnya sering gagal
1 dari 8
=> 0.51
8
1 dari 20
=> 0.67
7
Sedang : Umumnya berhubungan dengan
proses yang sama dengan proses yang
sebelumnya kadang kadang gagal, tetapi
dalam perbandingan yang besar
1 dari 80
=> 0.83
6
1 dari 400
=> 1.00
5
1 dari 2.000
=> 1.17
4
Rendah : Kegagalan terisolir yang
berhubungan dengan proses yang sama
1 dari
15.000
=> 1.33
3
Sangat rendah : hanya kegagalan terisolir
yang berhubungan
dengan
proses yang
hampir sama
1 dari
150.000
=> 1.5
2
Jarang : Kemungkinan kegagalan kecil
sekali. Tidak ada kegagalan yang
berhubungan dengan proses yang hampir
sama
<= 1 dari
1.500.000
=> 1.67
1
|
![]() 29
Tabel
2.2 Definisi FMEA untuk rating Severity
Effect
Bobot akibat
Ranking
Berbahaya,
Tanpa peringatan
Membahayakan mesin dan operator. Bobot peringkat
sangat
tinggi
bila berakibat pada
keamanan operasi
kendaraan atau pelanggan terhadap peraturan pemerintah.
10
Berbahaya, Ada
peringatan
Membahayakan mesin dan operator. Bobot peringkat
tinggi bila berakibat pada
keamanan operasi
kendaraan
atau pelanggan terhadap peraturan pemerintah.
9
Sangat tinggi
Gangguan
besar
pada
line
produksi. Produk 100%
mungkin
harus
di-scrap.
Kendaraan/item tidak
dapat
dioperasikan, kehilangan
fungsi-fungsi
utama. Pelanggan
sangat tidak puas
8
Tinggi
Gangguan kecil pada line produksi. Produk mungkin
harus diseleksi dan sebagian harus di scrap (kurang dari
100%).
Kendaraan
dapat dioperasikan
tetapi
fungsinya
menurun. Pelanggan tidak puas.
7
Sedang
Gangguan kecil pada line produksi . Kurang dari 100%
produk
harus di
scrap (tanpa
diseleksi). Kendaraan/item
dapat
beroperasi
tetapi
kenyamanan berkurang.
Pelanggan mengalami ketidakpuasan
6
Rendah
Gangguan kecil pada line produksi. 100% produk
harus
dikerjakan ulang. Kendaraan/item dapat beroperasi tetapi
tingkat
kenyamanan berkurang.
Pelanggan
mengalami
beberapa ketidakpuasan.
5
Sangat rendah
Gangguan kecil pada line produksi. Produk mungkin
harus
diseleksi dan sebagian (kurang dari 100%)
dikerjakan
ulang. Beberapa masalah pekerjaan
akhir/suara mengganggu dan berisik muncul. Cacat dapat
diketahui oleh sebagian besar pelanggan
4
Kecil
Gangguan kecil
pada
line
produksi. Kurang
dari
100%
produk mungkin harus dikerjakan ulang di line tetapi ada
pos yang terpisah. Pekerjaan akhir/suara mengganggu
dan
berisik muncul. Cacat
diketahui oleh
rata-rata
pelanggan
3
Sangat kecil
Gangguan kecil
pada
line
produksi. Kurang
dari
100%
produk
mungkin
harus
dikerjakan ulang
di
line
tetapi
dalam
pos
yang
menyatu.
Pekerjaan akhir/suara
mengganggu dan
berisik
muncul.
Cacat
diketahui
oleh
pelanggan tertentu
2
Nihil
Tanpa akibat
1
|
![]() 30
Tabel 2.3 Definisi FMEA untuk rating Detection
Deteksi
Type
Inspeksi
Kriteria
Pering
kat
A
B
C
Hampir tidak
mungkin
X
Tidak
ada
kontrol
untuk
mendeteksi
kegagalan
10
Kemungki-
nan sangat
kecil
X
Sangat
kecil
kemungkinannya
bahwa
kontrol saat ini bisa mendeteksi kegagalan
9
Kemungki
nan kecil
X
Kecil
kemungkinannya
bahwa
kontrol
saat ini bisa mendeteksi kegagalan
8
Sangat
rendah
X
Kemampuan
deteksi
kegagalan
sangat
rendah
7
Rendah
X
X
Kemampuan deteksi kegagalan rendah
6
Sedang
X
Kemampuan deteksi kegagalan sedang
5
Agak tinggi
X
X
Kemampuan
deteksi
kegagalan
agak
tinggi
4
Tinggi
X
X
Kemampuan deteksi kegagalan tinggi
3
Sangat tinggi
X
X
Kemampuan
deteksi
kegagalan
sangat
tinggi
2
Hampir pasti
X
Kemampuan
deteksi
kegagalan
hampir
pasti
1
Type Inspeksi :
A
=
Error proffing / Pokayoke
B
C
=
=
Gauging / Alat Ukur
Manual Inspection
2.2.3.5 Tahap Control
Tahap
ini
digunakan untuk
memantau
proses
proses
yang
mengalami
modifikasi
untuk
menguji
dan
mengusahakan
variabel
variabel
dibawah
control
tetap stabil dalam batas- batas yang ditetapkan.
|
31
Dalam
tahap
ini
dapat
dilakukan
dengan
membuat
semacam metrics
untuk
selalu
memonitor
dan
memeriksa bila
sudah mulai
menurun
ataupun
untuk
melakukan tindakan perbaikan lagi.
Pengendaliannnya dapat
dilakukan
melalui
penerapan
Statistical
Process
Control
(SPC) atau
Poka
Yoke
(
Suatu
metode untuk
mencegah produk cacat
lolos
inspeksi, contohnya menggunakan sensor ).
2.2.3.6 Tahap Standardize
Tahap
ini
bertujuan
untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
pencapaian
hasil
sehingga
peningkatan
yang
telah
tercapai
tidak
kembali
pada
kondisi
awal
namun justru mengalami kenaikan secara kontinu. Hal ini dapat dilakukan dengan :
Memastikan bahwa proses selalu diintegrasikan ke dalam job description,
Operation Manual, Inspection Manual dan lain sebagainya.
Memberikan training tentang cara kerja yang baru.
Mendokumentasikan Final Report
Melakukan Sharing atas lesson Learned dari suatu proyek.
2.2.4
Keuntungan dan manfaat six sigma
Adapun
keuntungan
keuntungan
yang
dapat
diraih
perusahaan
dari
penerapan meotde six sigma ini adalah :
1. Pengurangan biaya produksi akibat efisiensi produksi
2. Peningkatan produktivitas
3. Pertumbuhan pangsa pasar ( Market share)
|
32
4. Retensi atau loyalitas pelanggan (Customer loyalty), akibat kepuasan
pelanggan.
5. Pengurangan waktu siklus ( Reduce Cylce time )
6. Pengurangan Tingkat produk yang cacat ( Reduce Deffect Rate )
7. Pengembangan produk dan jasa ( Product and Service development)
8. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran karyawan akan budaya kualitas
9. Menciptakan sebuah pendekatan konsisten.
Efek terakhir dari gelombang pelatihan kualitas yang banyak terdapat pada
perusahaan dari
tahun
1970-an
dan
sampai
1990-an
adalah
konsistensi
model- model perbaikan yang berbeda didalam perusahaan
10. Menawarkan
jalur
perbaikan
proses
dan
juga
Perancangan
Ulang
Proses untuk perbaikan.
Sedangkan beberapa manfaat yang menarik perusahaan perusahaan kepada
six sigma adalah :
1. Menghasilkan sukses yang berkelanjutan.
Untuk
mendapatkan pertumbuhan dua digit dan tetap menguasai
sebuah pasar yang aman
adalah dengan terus
menerus
berinovasi dan
membuat
kembali
organisasi.
Six
sigma
menciptakan keahlian
dan
budaya
untuk terus menerus bangkit kembali.
2. Mengatur tujuan kinerja bagi setiap orang.
Membuat
setiap
orang bekerja
dengan
arah
yang sama dan berfokus
pada satu tujuan bersama,
meruapakan suatu pemikiran yang baik,
walapun
|
33
masing
masing
fungsi unit bisnis,
dan individu
mempunyai
sasaran
dan
target yang berbeda- beda.
3. Memperkuat nilai kepada pelanggan.
Fokus pada pelanggan pada inti six sigma berarti mempelajari nilai apa
yang
berarti
bagi
para
pelanggan (
dan
pelanggan prospektif )
dan
merencanakan bagaimana mengirimkan kepada mereka secara profitable.
4. Memperkuat tingkat perbaikan.
Konsep
six
sigma
akan
mempercepat perbaikan
dengan
langkah
langkah konkrit dan sesuai dengan analisa permasalahan yang timbul
5. Mempromosikan pembelajaran dan cross pollination
Six
sigma
merupakan
sebuah
pendekatan
yang
dapat
meningkatkan
dan
mempercepat
pengembangan dan
penyebaran
ide-
ide
baru
disebuah
organisasi keseluruhan serta mudah diimplementasikan,
6. Melakukan perbaikan strategi
Memperkenalkan produk produk baru, meluncurkan kerja sama baru,
memasuki
pasar
pasar
baru,
menggandeng organisasi
organisasi
baru,
aktifitas
aktifitas
bisnis
yang dulu
hanya kadang
kadang
saja
dilakukan
tetapi
sekarang
merupakan
peristiwa
harian
dibanyak
perusahaan. Dengan
memahami proses
dan
prosedure
perusahaan
maka
akan
memiliki
penyesuaian
|
![]() 34
2.2.5 Indikator keberhasilan program six sigma
SQL
merupakan
indikator
tingkat
kualitas
yang
menunjukan performance
suatu karakteristik
mutu. Karakteristik
ini
berkaitan dengan
proses
produk
maupun
jasa.
SQL
yang
digunakan dalam
program
six
sigma
telah
mengikutsertakan
pergeseran mean
yang
diijinkan
terjadi
sebesar
±1.5
s
(Breyfogyle, 1999).
Penghitungan SQL
dalam
program
six
sigma
berkaitan
dengan
Part
Per
Million
(PPM) defect rate. Hubungan
ini dapat di
lihat pada tabel 2.4 perlu di perhatikan
bahwa
penghitungan
ppm
defect
rate
pada
tabel
ini
mengijinkan
pergeseran
mean
sebesar ±15s.
Tabel 2.4. Hubungan SQL dan PPM defect rate
Pada tabel diatas
dapat dilihat bahwa
tingkat kualitas 1s
memiliki PPM
defect
rate
sebesar 697700. Artinya pada
tingkat kualitas ini,
rata-rata kesepakatan untuk
gagal
terhadap suatu karakteristik
mutu
dalam
suatu
unit
produk
tunggal
adalah
sebesar
69770 persejuta kemungkinan. Demikian pula artinya untuk SQL
yang
lain.
Tingkat
kualitas six sigma menstandarkan nilai DPMO yang harus dicapai adalah sebesar 3.4
Dapat dilihat juga bahwa
hubungan SQL dengan PPM defect
rate
ini tidak linear.
|
![]() 35
Ketidaklinearan ini dapat
dilihat
lebih jelas
melalui
grafik
pada
gambar
grafik
2.1.
Dengan
kata
lain prosentase
unit
peningkatan
PPM
defect
rate tidak sama dengan
prosentase
peningkatan SQL.
Gambar
grafik
ini
juga
menunjukkan tingkat
kualitas
perusahaan berada pada level rata-rata jika SQL nya berkisar empat.
Grafik 2.1 Hubungan SQL dengan PPM Defect rate
Secara
umum
tingkat
kualitas
banyak
perusahaan
sekarang
memang
berada
pada
level
empat sigma. Padahal
tingkat kualitas
yang
di
akui
kelas
dunia
adalah
enam
sigma.
Karena
itulah
program-program peningkatan
kualitas
secara
secara
terpadu dan kontinu perlu dilakukan banyak perusahaan untuk mencapai level
kualitas
enam
sigma
tersebut.
Gambar
2.2
menunjukan
jumlah
peningkatan
yang
harus di lakukan perusahaan untuk mencapai level kualitas enam sigma.
|
![]() 36
Grafik 2.2 Pencapaian Level kualitas enam sigma
Perhitungan SQL
dilakukan
dengan
menghitung
PPM
defect
rate
terlebih
dahulu dalam program six sigma, PPM defect rate
ini
lebih di kenal dengan istilah
Defect
Per
Million
Opportunity
(DPMO).
Nilai
DPMO
yang dapat dikemudian
dikonversi menjadi nilai SQL dengan persamaan berikut ini [Breyfogle,1999] :
SQL =0.8406 + v 29.37 (2.221 x ln (PPM)
Persamaan ini
hanya dapat digunakan untuk mencari SQL dengan pergeseran
mean sebesar ± 15s .jika pergeseran tidak diijikan maka persamaan ini tidak dapat di
gunakan.
Cara lain untuk mendapatkan SQL adalah menggunakan tabel konversi nilai
DPMO
menjadi SQL
yang dapat dilihat
lampiran 1. Sebelum konversi di
lakukan,
nilai DPMO didapatkan melalui langkah langkah sebagai berikut :
|
37
1. Unit (U)
Merupakan sejumlah
part,
sub
assy
atau
sistem
yang
diukur
dan
diperiksa.
Sebuah unit
yang sedang diproses,
atau produk atau
jasa
akhir
yang
sedang
dikirim ke pelanggan.
2. Opportunity (OP)
Karakteristik kualitas
yang
diperiksa atau
diukur,
dalam
hal
ini
yang
digunakan adalah Crtitical To Quality (CTQ). Karena sebagian besar produk
banyak
memiliki
persyaratan
pelanggan, maka
ada
beberapa
peluang
untuk
memiliki cacat pada produk tersebut.
3. Defect
Adalah
apa
yang
diupayakan untuk
dikurangi
melalui
program
six
sigma.
Suatu kegalan untuk memenuhi persyaratan pelanggan atau kinerja standar.
4. Deffective (D)
Semua unit yang berisi defect.
5. Defect Per Unit (DPU)
Ukuran
ini merefleksikan jumlah rata rata dari defect, semua jenis, terhadap
jumlah total unit yang dijadikan sample. Rumusnya adalah :
DPU = D / U
6. Total Opportunity (TOP )
TOP =
U * O
|
38
7. Deffect Per Opportunity (DPO)
Menunjukkan proporsi
defect
atas
jumlah
total
peluang
dalam
sebuah
kelompok. Jika DPO sebesar 0.05 berarti peluang untuk memiliki
defect
dalam sebuah kategori adalah 5 %.
DPO =
DPU / O =
D / (UxO)
8. Deffect Per Million Opportunity (DPMO)
Mengindikasikan berapa banyak defect akan muncul jika ada satu juta
peluang. Ukuran
ukuran peluang defect
yang diterjemahkan dalam bentuk
DPMO yaitu :
DPMO =
DPO x10
6
9. Tingkat sigma
Suatu
tingkatan kinerja
berupa angka
dengan
menerjemahkan ukuran defect
atau DPMO
dengan
menggunakan
tabel
konversi
(interpolasi),
atau dengan
rumus sebagai berikut sebagai
a. z = invers distribusi normal (y), yang dapat dilihat pada tabel distribusi
b. Tingkat sigma =
z
+
1.5
2.3 Alat Bantu Peningkatan Kualitas
Untuk melakukan
tindakan
peningkatan kualitas
di
PT.
Kayaba
Indonesia
dalam
proses
penerapan
proyek Six
sigma
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
|
39
beberapa
alat
bantu.
Alat
bantu
yang
dapat
digunakan antara
lain
adalah
sebagai
berikut:
2.3.1 Check sheet atau lembar periksa
adalah
alat
bantu
untuk membantu aktivitas pengumpulan, pengecekan dan
perangkuman data, baik dari data histori maupun data sekarang secara sistematik. Hal
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat check sheet adalah :
Tipe data yang akan dikumpulkan
Bagian operasi atau part yang akan diambil datanya
Tanggal pengambilan data
Sasarannya harus jelas
Dapat diisi dengan mudah dan cepat
Dapat disimpulkan dengan cepat.
Dengan
check
sheet
kegiatan
pengumpulan dan
pengolahan data
akan
terorganisir
dengan
baik
.
Secara
umum Check
Sheet
dibagi
dalam
3
jenis dengan
fungsinya
masing-masing :
a. Check Sheet
Suatu
lembaran
yang
berisi
bahan-bahan keterangan
yang
telah
ditentukan sasaran / keperluannya dengan kolom jumlah /
ukuran barang atau
kegiatan yang diperiksa dengan penentuan waktu yang teratur ataupun bebas.
Fungsi Check Sheet :
Untuk menghitung jumlah produksi / jasa yang dihasilkan
|
40
Untuk menghitung kerusakan / kesalahan produk yang dibuat
Untuk mengukur bentuk (panjang / volume hasil produksi)
Untuk mengukur keadaan / kondisi alat / hasil produksi
Untuk mengukur waktu proses pekerjaan
b. Check List
Suatu
lembaran
yang
berisi
bahan-bahan keterangan
yang
telah
ditentukan sasaran
/
keperluannya, kegiatan
yang dicocokkan keberadaanya /
jumlahnya dengan penentuan waktu yang tertentu. Fungsi Check List :
untuk mencocokkan ukuran hasil produksi dengan standar
untuk mencocokkan jumlah pengiriman dengan pesanan
untuk mencocokkan barang dengan jumlah yang dibawa / dikirim
untuk mengontrol jenis barang yang dibeli
c. Check drawing
Suatu lembaran yang berisi gambar barang yang telah ditentukan
untuk
diperiksa
keadaannya
dan
setiap
barang
menggunakan lembar
yang
berbeda. Fungsi Drawing :
Untuk menunjukkan posisi / lokasi kerusakan
Untuk mencocokkan posisi pemasangan bagian barang produksi
Untuk pengontrolan lokasi masalah yang akan / telah diselesaikan
|
41
2.3.2
Grafik
Grafik adalah kumpulan data
yang dinyatakan dalam bentuk
gambar secara
sistematis. Manfaat dari grafik ini adalah :
Mempermudah, memperjelas serta mempercepat pembacaan data.
Dapat memaparkan data yang lalu dan data yang baru sekaligus
Dapat melihat dengan jelas perbandingan dengan data
lain yang
berhubungan.
Untuk
membantu
atau
mempermudah
menganalisa
dalam
pengambilan keputusan.
Berbagai jenis grafik digunakan yang pemakaiannya tergantung pada tujuan analisis.
Jenis jenis grafik adalah :
a. Grafik lurus (Line graph)
Line
Graph
adalah
grafik
yang
dapat
digunakan untuk
menggambarkan atau
menunjukan kecenderungan suatu
masalah.
Dalam line
graph
suatu
masalah akan
ditunjukan oleh
sumbu
horizontal
dan
jumlah
masalah akan ditunjukan pada sumbu vertical.
Untuk
mengetahui
masalah
yang
paling
dominan
dapat
dilihat
pada
titik tertinggi yang dicapai.
|
![]() 42
Grafik 2.3 Contoh Line Graph
b. Grafik kolom / balok (bar graph).
Bar Graph adalah grafik yang digunakan untuk
membandingkan
secara kwalitatif data yang satu dengan data lain yang sejenis.
Grafik 2.4 Contoh Bar Graph
c. Grafik lingkaran ( Pie graph ).
Pie Graph adalah grafik yang dapat digunakan untuk menggambarkan
prosentase dari masing-masing terhadap keseluruhan.
|
![]() 43
Grafik 2.5 Contoh Pie Graph
Langkah langkah pembuatan grafik adalah :
Kumpulkan sejumlah data, tentukan jumlah datanya dan sebutkan
sumber datanya.
Temukan frekuensi data maksimum dan minimumnya
Cantumkan secara jelas keterangan yang menunjukkan nama data
(data dari apa)
Cantumkan waktu / periode pengumpulan data, dalam periode
yang
sama dan kontinyu
Cantumkan secara jelas penunjukkan / ukuran skala / unit baik untuk
sumbu tegak maupun sumbu datar (untuk grafik garis / balok)
Petunjuk skala (garis kecil) terletak dibagian dalam sumbu grafik
2.3.3
Radar Chart
Radar
chart
adalah
salah satu
metode satu
metode
seven
tools
yang
dapat
digunakan untuk menunjukan balancing atau keseimbangan antar masalah.
|
![]() 44
Grafik 2.6 Contoh Radar Chart
2.3.4
Diagram Pareto
Diagram
pareto adalah
kombinasi
dua macam
bentuk grafik yaitu grafik
kolom
dan
grafik
baris.
Diagram
pareto
dibuat
untuk
menemukan masalah
atau
penyebab
yang
merupakan
kunci
dalam
penyelesaian masalah
dan
perbandingan
terhadap
keseluruhan. Dengan
mengetahui penyebab-penyebab
yang
dominan atau
yang
pertama
kali
harus
diatasi
maka
kita
bisa
menetapkan prioritas
perbaikan.
Diagram pareto dapat digunakan untuk membantu:
Menunjukkan masalah utama atau pokok masalah
Menyatakan perbandingan masing masing masalah terhadap keseluruhan
Menunjukkan perbandingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan.
Langkah langkah dalam pembuatan diagram pareto adalah :
Tentukan bagaimana data harus diklasifikasikan menurut pelaksanaan
pekerjaan.
|
45
Tentukan
periode
waktu
yang
diperlukan
untuk
mempelajari
dan
buat
lembar
isian (
check
sheet
)
yang
mencakup periode
waktu
dari
semua
klasifikasi data yang mungkin, kemudian kumpulan datanya.
Untuk
tiap
kelompok
hitunglah
data
untuk
seluruh
periode
waktu
dan
catatlah
jumlah totalnya.
Gambarlah
sumbu
horisontal
dan
vertikal
pada
secarik
grafik.
Bagilah
sumbu
horizontal kedalam bagian
yang
sama.
Satu
bagian
untuk
tiap
kelompok.
Skala
sumbu
vertikal
dibuat
sedemikian rupa
sehingga
titik
puncak sumbu vertikal tersebut menggambarkan suatu jumlah yang sama
dengan jumlah total dari semua kelompok.
Gambar
data
kedalam bentuk kolom. Mulailah dari
sisi
sebelah kiri dari
grafik
tersebut
dengan
kelompok
yang
semakin
kecil.
Bilamana ada
kelompok
yang
disebut
lain-lain
gambarkanlah kelompok
itu
pada
bagian yang paling akhir setelah kelompok yang paling kecil.
Gambarlah
garis kumulatif,
mulailah dengan
menggambar
garis diagonal
memotong kolom yang pertama, dengan dimulai dari dasar sudut kiri (titik
nol). Dari bagian atas sudut kanan pada kolom menggerakkannya kearah
kanan
yang
jaraknya sama dengan tinggi kolom kedua, dari titik
tersebut
tariklah
garis
lurus
untuk ruas berikutnya, teruskan kearah kanan dengan
jarak yang sama dengan lebar kolom dan menuju keatas dengan jarak yang
sama dengan
tingginya kolom ketiga.
Ulangi terus
sampai
ujung
sudut
|
![]() 46
kanan paling atas dari grafik tercapai. Tingginya garis kumulatif pada titik
ini menggambarkan jumlah data yang yang telah dikumpulkan.
Buat sumbu
vertical yang
lain disebelah-kan
grafik, dan buat skala 0
100%. Akhir dari garis kumulatif adalah pada titik yang bertuliskan 100 %
Tambahkan keterangan pada diagram pareto tersebut. Jelaskan siap
yang
telah
mengumpulkan data
tersbut,
kapan
dan
dimana,
serta
tambahan
informai apa saja yang penting untuk mengidentifikasi data.
Diagram 2.2 Contoh Diagram Pareto
2.3.5
Diagram Fish Bone
Yaitu diagram
yang
menunjukkan sebab akibat
yang berguna
untuk
mencari
atau
menganalisa sebab-
sebab
timbulnya
masalah
sehingga
memudahkan cara
mengatasinya. Diagram sebab akibat atau yang lebih dikenal dengan nama diagram
tulang
ikan
(fish
bone
diagram)
diperkenalkan pertama
kalinya
oleh
Prof.
Koru
Ishikawa
pada
tahun
1943.²
Diagram
fish bone atau
tulang
ikan
dapat
digunakan
untuk :
2
Sritomo Wignjosoebroto; Pengantar Teknik & Managemen Industri
|
47
o
Untuk mengenal penyebab yang penting
o
Untuk memahami semua akibat dan penyebab
o
Untuk membandingkan prosedure kerja
o
Untuk menemukan pemecahan yang tepat
o
Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan
o
Untuk mengembangkan proses
Langkah langkah untuk membuat diagram sebab akibat adalah sebagai berikut :
Gambarlah sebuah
garis
horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung
sebelah
kanan
dan
suatu
kotak
didepannya.
Akibat
atau
masalah
yang
ingin dianalisis ditempatkan dalam kotak
Tuliskan
penyebab
utama
(
manusia,
bahan,
mesin dan
metode
)
dalam
bentuk
kotak
yang
ditempatkan sejajar
dan
agak jauh
dari
garis panah
utama. Hubungkan kotak tersebut dengan garis panah yang miring kearah
garis panah
utama. Kadang
kadang
mungkin, atau
mungkin diperlukan
untuk menambahkan lebih dari empat macam penyebab utama.
Tulislah penyebab kecil pada diagram tersebut disekitar penyebab utama,
yang
penyebab
kecil
tersebut
mempunyai pengaruh
terhadap
penyebab
utama.
Hubungkan
penyebab
kecil
tersebut
dengan
sebuah
garis
panah
dari penyebab utama yang bersangkutan.
|
![]() 48
Diagram 2.3 Contoh Diagram Fish Bone
2.3.6
Histogram
Histogram
adalah bentuk dari
grafik kolom
yang
memperlihatkan
distribusi
yang diperoleh bila
mana data dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun suatu
histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk
memberikan
saran mengenai
kemungkinan
distribusi keseluruhan
data (populasi)
yang contoh datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari peubah berkesinambungan
digambarkan pada
sumbu
horizontal
yang
dibagi
dalam
kelas
atau
sel
yang
mempunyai
ukuran
sama.
Biasanya
ada
satu
kolom
untuk
tiap
kelas
dan
tingginya
kolom
menggambarkan jumlah terjadinya
nilai
data dalam
jarak
yang
digambarkan
oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan melihat bentuk
dan sifat dispersi dan nilai rata-rata. Langkah-langkah pembuatan Histogram
:
|
49
Kumpulkan data sekurang-kurangnya 30 sampai 50 dan sedapat-dapatnya
lebih,
makin banyak datanya makin banyak kesimpulan yang
disarankan
oleh data itu dapat dipercaya
Carilah
nilai
frekuensi
yang terbesar (L) dan nilai
frekuensi
yang terkecil
(S) dan kurangi untuk
memperoleh bidang yang dicakup (jarak) : R= L
S
Menentukan
jumlah
kelas
data
dapat
digunakan dengan
rumus Sturges
yaitu:
k = 1 + 3.322 log n
Atau
k vn, dimana k harus dijadikan bilangan bulat
k = jumlah kelas
n = jumlah frekuensi / angka yang terdapat dalam data
Untuk
memperoleh interval kelas atau panjang kelas adalah dengan jarak
dibagi jumlah kelas
Jarak
i
=
------------
k
Tentukan batas kelas, batas kelas ini
merupakan kelipatan berurutan dari
ukuran kelas. Angka
yang paling kecil adalah kurang dari pada atau sama
dengan nilai contoh yang terkecil
|
50
Buat
lembar
hitungan
(tally
sheet)
dengan
memasukkan
data
angka
ke
dalam
kelas
yang
telah
ditentukan. Setelah
pemasukan
angka-angka
sedemikian selesai, hitung jumlah frekuensi data pada setiap kelas.
Gambarlah
garis
mendatar dan
garis tegak pada selembar kertas
grafik.
Pada garis horizontal, tunjukkan semua batas kelas dengan beri tanda X
pada jarak
yang sama. Periksalah lembar hitungan
untuk
mencari
jumlah
tanda
hitungan
yang
terbanyak pada suatu kelas tertentu dan
gambarkan
skalanya pada garis tegak sesuai dengan itu.
Pindahkan data dari lembar hitungan ke kertas grafik dengan menggambar
satu
kolom
pada
setiap
kelas
yang
tinggi
kolomnya sebanding dengan
jumlah tanda hitungan yang ada di kelas tersebut.
Tambahkan
suatu
catatan
pada
histogram
tersebut,
yang
menunjukkan
siapa
yang
mengumpulkan data
kapan
dan
dimana,
serta
masukkan
informasi
tambahan
apa
saja
yang
diperlukan
untuk
pengenalan data
tersebut.
Histogram
akan
berfungsi
sebagai
indikator
masalah
dan
dengan
penyelidikan
lebih lanjut dapat dibuktikan sumber atau sebab masalah tersebut.
|
51
2.3.7
Run Chart
Run chart merupakan sejenis grafik garis yang digunakan sebagai alat analisa
untuk:
Mengumpulkan dan menginterprestasikan data.
Membuat gambar atas apa yang terjadi dalam situasi yang sedang
dianalisis.
Menemukan pola yang menghasilkan pengetahuan atau pengertian
yang bernilai.
2.3.8
Scater Diagram
Menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam suatu
diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antar sebab akibat.
Scater
diagram
adalah
grafik
yang
menyerupai
kumpulan
titik
yang
dapat
digunakan untuk:
Menunjukan korelasi dua kelompok data yang berpasangan
Mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh.
Langkah - langkah pembuatan scatter diagram : Kumpulkan data
dan masukkan kedalam tabel
Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan
keterangannya.
Gambarkan titik titik koordinat data tersebut
|
![]() 52
Diagram 2.4 Contoh Scater Diagram
2.4 Shock absorber
2.4.1 Prinsip kerja shock absorber.
Prinsip kerja shock absorber adalah prinsip
Hydroulik Damping
Mechanism yang tujuannya untuk meredam vibrasi spring.
Pada kendaraan, beban kendaraan ditopang oleh spring
bukan oleh
shock
absorber,
dan juga apabila kendaraan mendapat kejutan karena kondisi jalan, maka spring lah
yang
berfungsi
untuk
mengembalikan posisi
kendaraan pada
posisi
semula
bukan
shock absorber.
Pada
waktu
terjadi kejutan
tersebut,
spring
akan
terjadi
vibrasi
dan
shock
absorber dimaksudkan untuk meredam dan mengontrol vibrasi yang terjadi tersebut.
Shock
absorber adalah salah satu
bagian
yang penting
dari
sistem
suspensi
yang
bekerja untuk meredam atau mentralisir dengan cepat vibrasi (getaran) spring (pegas)
yang terjadi akibat jalan. Jika kendaraan yang tidak
memiliki shock absorber
mengalami
getaran
akibat
kondisi
jalan
maka
akan
lama
sekali
kembali
keposisi
normal.
|
![]() 53
Sifat sifat dari vibrasi (getaran) secara sederhana dapat terbagi atas :
1. Vibrasi Permanen
Bila
massa ditekan
sepanjang Ao
dan
kemudian dilepas
maka
pada spring akan terjadi vibrasi (
getaran ), osilasi
getaran tersebut akan
terjadi
terus
menerus
dan
tidak
akan
berhenti (
permanent
Vibration
)
karena tidak ada tahanan dari luar.
2. Sifat Vibrasi jika ada tahanan dari luar.
Osilasi
getaran yang
terjadi
jika
ada
tahanan dari
luar
(
tahanan
lebih kecil dibandingkan dengan daya vibrasi spring).
Gambar 2.1 Osilasi getaran tahanan luar < Vibrasi spring
Osilasi
getaran
yang
terjadi bila
tahanan
dari
luar
lebih
besar
dari
vibrasi spring
Gambar 2.2 Osilasi getaran tahanan luar > Vibrasi spring
Osilasi getaran yang terjadi bila tahanan dari
luar sama dengan daya
vibrasi ( getaran spring ).
|
![]() 54
Jadi pada kendaraan yang hanya menggunakan spring saja akan
memiliki kontrol kestabilan dan kenyaman yang sangat buruk. Secara
garis besar prinsip kerja sistem suspensi di kendaraan adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.3 Model Suspension
2.4.2 Fungsi Shock Absorber
Shock
absorber
adalah
salah
satu bagian
yang
penting
dari
sistem
suspensi
yang bekerja untuk meredam atau mentralisir dengan cepat vibrasi (
getaran) spring
(pegas) yang terjadi akibat jalan. Jika kendaraan yang tidak memiliki shock absorber
mengalami getaran
akibat
kondisi
jalan
maka
akan
lama
sekali
kembali
keposisi
normal
Shock absorber yang baik dan tepat adalah yaitu sesuai dengan kondisi jalan,
beban
(berat
kendaraan dan
muatan)
serta
kecepatan,
maka
si
pengemudi
akan
merasakan
lebih
mudah
mengendalikan kemudinya,
karena
terjaminnya
kestabilan
meskipun
ada
goncangan
goncangan yang
terjadi
dan
juga
kendaraan
tersebut
dirasakan lebih nyaman dikendarainya.
|
56
2.4.3 Dimensi Shock Absorber
Dimensi yang penting dari shock absorber adalah :
a)
Panjang Maksimum ( L-max )
Adalah jarak terpanjang yang dapat dicapai oleh shock absorber, yang
diukur dari titik tengah ( center ) eye atau kepala end bolt bagian atas
sampai ke bagian bawah titik tengah eye atau kepala end bolt. Panjang
maksimum shock absorber harus sama atau lebih dari panjang langkah
suspensi
yang
ada,
dan
jika
kurang, maka
shock
absorber
akan
berakibat patah / rusak
b)
Panjang Minimum ( L-min )
Jarak terpendek yang dapat dicapai shock absorber,
yang diukur dari
titik
tengah
eye atau kepala
end bolt bagian atas ke
titik
tengah
eye
atau kepala end bolt bagian bawah.
Panjang
minimum shock
absorber
harus
lebih
kecil
dari
jarak
yang
terjadi pada waktu bump stopper menyentuh chassis.
c)
Stroke
Adalah
jarak
langkah terpanjang yang
dapat dicapai
yang diukur dari
posisi panjang
maksimum ke
panjang
minimum.
Untuk
mengetahui
panjang stroke adalah :
Stroke = Panjang maksimum panjang minimum.
|
57
d)
Diameter luar outer shell dan cover
Besarnya
diameter
Outer
shell
dan
cover,
disamping harus
memenuhi persyaratan persyaratan teknis tertentu, juga harus sesuai
dengan ruang pada suspensi yang tersedia.
Jika terlalu besar
mungkin tidak bisa dipasang dan jika terlalu
kecil kekuatan dan performance-nya kurang baik.
e)
Diameter dalam cylinder
Besarnya diamater dalam cylinder disamping
membatasi besar
maksimum daya redam
yang diijinkan juga
menjadi salah satu dasar
untuk
sistem penomeran shock
absorber.
Sebagai
contoh
untuk
penomeran KA series dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
KA X X X X
( Angka pertama ) menunjukkan besarnya diamater
dalam cylinder
0 = Diamater dalam cylinder 20 mm
1 = Diamater dalam cylinder 25 mm
2 = Diamater dalam cylinder 30 mm
3 = Diamater dalam cylinder 35 mm
4 = Diamater dalam cylinder 40 mm
5 = Diamater dalam cylinder 50 mm
|
![]() 58
2.4.4 Fitting
Fitting adalah salah satu bagian shock absorber untuk pemasangan
pada
suspensi atau body kendaraan. Jenis jenis fitting adalah sebagai berikut :
a) Eye eye
Gambar 2.5 Shock Absorber tipe eye -eye
b) Stud stud.
Gambar 2.6 Shock Absorber tipe stud- stud
c)
Stud eye.
Gambar 2.7 Shock Absorber tipe stud- eye
d) Eye Stud
Gambar 2.8 Shock Absorber tipe Eye- stud
|
59
2.4.5
Performance damping force
Shock
absorber
harus
dapat
berfungsi di
segala
kondisi
jalan
yang
dilaluinya
oleh
kendaraan
tersebut,
naik
pada waktu
kecepatan
tinggi,
jalan
rusak dan
lain sebagainya, agar
selalu
terjamin kenyamanan, kestabilan
dan
keamanan dalam berkendaraan.
Damping
force
(
daya redam
)
dari shock
absorber
ditimbulkan oleh tenaga
hydroulik
baik
pada
waktu
langkah
memanjang (
extention
)
maupun
memendek (compresion)
Daya redam tersebut akan membesar sesuai dengan kecepatan langkah
extention dan compresion, sehingga didalam kondisi jalan dan kecepatan yang
bagaimanapun juga
vibration
(getaran)
spring
yang
timbul
akan
dapat
dinetralisir dengan cepat oleh shock absorber.
2.4.6
Jenis jenis shock absorber
1. Shock absorber standard.
Shock
absorber
ini
berisi
oli
dan
udara, dari
performance
daya
redamnya shock absorber ini dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Single action
Yaitu bila shock absorber hanya mempunyai daya redam pada waktu
extention
saja
sedangkan pada
waktu
compresion
tidak
mempunyai
daya redam.
|
60
b. Double action
Yaitu bila shock absorber mempunyai daya redam extention dan
compresion
2. Gas type shock absorber.
Shock
absorber
gas
adalah
pengembangan dari
shock
absorber
standar. Shock absorber gas
ini disamping berisi oli juga diisi dengan gas
carbon atau
nitrogen dengan tekanan
tertentu, oleh
sebab
itu
part
part
dan
kontruksinya berbeda
dengan
shock
absorber
standar.
Dari
tingkat
kenyamanan shock absorber tipe
gas ini
lebih
lembut
dan
goncangan
relatif lebih singkat waktunya dan dari tingkat kestabilan, shock absorber
tipe
gas
ini
sangat
stabil
sekali
terutama untuk
tikungan dan
kecepatan
tinggi.
3. Strut dan cartridge shock absorber.
Strut
shock
absorber
ini
sering
juga
disebut
MAC
PERSON
tipe, dan akhir akhir ini banyak sekali dipakai untuk mobil mobil kecil
dan
passanger.
Shock
absorber
ini
dari
jenis bracket
dan
isinya
dapat
dibedakan menjadi :
o
Knuckle , type berisi oli (bisa dibuka )
o
Bracket type ( tidak bisa dibuka) berisi oli dan gas
Cartridge shock absorber adalah pengganti bagian dalam dari
shock absorber
strut,
bila
sudah
kurang atau tidak berfungsi
lagi.
|
![]() 55
Gambar 2.4 Konstruksi Shock Absorber
|
![]() 61
Sehingga
biaya
penggantian
shock
absorber
dapat
lebih
murah
dibandingkan dengan mengganti shock absorber strut.
2.5 Kontaminasi
Pengertian dari
kontaminasi adalah benda asing atau
kotoran
yang berada di
dalam shock aborber dan ikut dalam aliran oli yang dapat merusak shock absorber.
Pada
shock
absorber
kontaminasi sebesar
kurang
dari
0.3
mm
akan
berpengaruh pada kemampuan kerja shock absorber.
Contoh
dari kontamiasi
adalah
cutting chips, serpihan
kertas atau kain, benang,
rambut, plastik , dan lain lain .
Kontaminasi dapat timbul akibat cutting tool yang sudah
AUS atau jig
yang
digunakan
dalam
kondisi
kotor
sehingga
hasil
dari
proses
menjadi
tidak sempurna.
Selain itu dalam proses pencucian part yang tidak maksimal.
Metode atau pengontrollan yang kurang efektif terhadap cairan pencuci shock
absorber dapat menimbulkan kotoran tidak dapat hilang.
Kebiasaan manusia yang tidak disiplin seperti penempatan kain lap tidak pada
tempatnya
dapat
menyebabkan
serpihan
serpihan
kain
tersebut
masuk
kedalam
shock absorber.
Gambar 2.9 Jenis jenis kontaminasi
|