BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 STUDI KELAYAKAN PROYEK
2.1.1
Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek adalah penelitian dapat tidaknya suatu proyek ( biasanya
merupakan
proyek
investasi
)
dilaksanakan dengan berhasil sedangkan pengertian
investasi
secara
umum dikaitkan
dengan
penggunaan
uang
untuk
membeli
barang
modal (Capacity Asset), seperti mesin-mesin dan peralatan, bangunan, tanah, dan
sebagainya juga untuk membeli surat berharga (Financial Asset) seperti saham, surat
hutang,
atau
obligasi
dan
sebagainya yang
diharapkan
akan
memberi
keuntungan
berupa peningkatan nilai deviden atau bunga.
Pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan
sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen baik pada proyek
skala besar ataupun proyek dengan skala kecil. Karena kepustusan investasi berakibat
pada masa yang akan datang karena mengandung nilai ketidakpastian, maka perlu
dilakukan
analisis
kelayakan
proyek
tersebut
dan
penelitian
yang
sebaik
mungkin.
Hal ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas, apakah penanaman
|
11
modal
yang
direncanakan
itu
akan
memiliki
prospek
yang
cukup
menguntungkan
atau tidak.
2.1.2
Faktor Yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Proyek.
Ada beberapa facktor yang
mempengaruhi investasi studi kelayakan diantaranya
adalah : ¹
1. Besarnya dana yang ditanamkan.
Semakin besar jumlah dana yang ditanam, semakin mendalam studi kelayakan yang
perlu dilakukan.
Misalnya, proyek kilang minyak di Cilacap akan diteliti secara
dalam pada aspek yang lebih luas, termasuk dampak sosial ekonomi, dibandingkan
dengan usaha membuka dealer mobil.
2. Tingkat ketidakpastian proyek.
Semakin sulit kita memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan
lainlain maka akan semakin lebih berhatihati kita dalam melakukan studi
kelayakan. Untuk proyek-proyek menghasilkan
produk
baru,
umumnya
sangat
sulit
memperkirakan proyeksi penjualan. Berbagai cara ditempuh untuk
mengatasi
ketidakpastian ini, baik dengan sensitivitas, taksiran konservatif, ataupun lainnya.
3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek.
Setiap proyek dipengaruhi oleh beberapa
factor dan mungkin akan menjadi sangat
komplek. Misalnya, proyek untuk membuat mobil dengan tenaga listrik akan
dipengaruhi
oleh
beberapa faktor,
seperti
tinggi
rendahnya
harga
bahan
bakar
minyak. Tetapi
sebaliknya, proyek tersebut akan mempengaruhi juga
usaha
untuk
|
12
menemukan material yang bisa dipakai untuk menyimpan tenaga listrik yang lebih
tahan lama.
2.1.3. Tujuan Studi Kelayakan Proyek.
Beberapa hal yang harus kita sadari bahwa proyek memerlukan input / sumber /
resources. Maka
Clive Gray
dkk
menyebutkan
tujuan
analaisis
kelayakan
proyek
adalah : ²
a. Mengetahui tingkat keuntungan
yang dapat dicapai dari
investasi suatu
proyek.
b. Menghindari
pemborosan
sumber-sumber
dengan
jalan
menghindari
pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan.
c. Menganalisis dan memilih alternative proyek yang paling menguntungkan.
d. Menentukan prioritas investasi.
Bila dilihat dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, peranan studi
kelayakan menjadi lebih penting lagi untuk mengadakan penilaian terhadap gagasan
usaha / proyek
yang mempunyai sumber dana dari
lembaga tersebut dan juga dapat
mengetahui jaminan keselamatan dari modal yang ditanam dan berdasarkan studi ini
pula
mereka
akan
mengambil
keputusan
(
Decision Making
)
terhadap penanaman
investasi³
.
|
13
Dalam studi kelayakan tersebut hal-hal yang perlu diketahui adalah :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek.
b. Cara-cara kegiatan proyek dilakukan.
c.
Evaluasi tehadap aspek-aspek yagn
menentukan
berhasilnya
seluruh
proyek.
d. Sarana yang diperlukan oleh proyek.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung
untuk memperoleh hasil tersebut.
f.
Akibat-akibat
yang bermanfaat
maupun yang tidak dengan adanya
proyek tersebut.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari
masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap
berjalan.
2.1.4 Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Proyek.
Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelyakan, adalah :
1. Investor.
Pihak yang akan menanam dana mereka dalam suatu proyek ( sebagai pemilik
perusahaan
nantinya,
atau
pemegang
saham )
akan
lebih
memperhatikan
prospek usaha tersebut. Pengertian proyek disini adalah tingkat keuntungan
yang diperoleh dari investasi itu. Semakin tinggi resiko investasi, semakin
tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor tersebut.
|
14
.
2
Kreditur / Bank.
Para Kreditur / Bank akan lebih memperhatikan segi keamanan terhadap dana
yang dipinjamkan. Dengan demikian,
mereka mengharapkan agar bunga pus
angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu,
mereka sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman
tersebut dan periode pengembalian tersebut.
1. Pemerintah.
Pemerintah lebih berkepentingan pada
manfaat proyek tersebut bagi
perekonomian nasional dalam penaggulangan masalah-masalah yang dihadapi
oleh Negara. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa,
menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja.
2.2 PROYEK INVESTASI
Pengertian
proyek
investasi
adalah
suatu
rencana
untuk
menginvestasikan
sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independent pada proyek raksasa
ataupun proyek dengan skala kecil. Dalam akuntansi pengeluaran modal dimasukkan
dalam aktiva-aktiva
yang
ada
dalam neraca
sejauh
dilakukannya
konsisten
dalam
perlakuan, maka umumnya pengeluaran-pengeluaran ini merupakan biaya-biaya yang
ditunda pembebanannya dan dibebankan pertahun lewat proses penyusutan ( kecuali
untuk tanah ).
|
15
Dipandang dari sudut perusahaan, maka proyek atau kegiatan yang menyangkut
pengeluaran modal ( Captal Expenditure ) mempunysi arti yang sangat penting
karena
4
:
A. Pengeluaran
modal
mempunyai
konsekuensi
jangka
panjang
yang
membentuk kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang dan sifat-sifat
perusahaan dalam jangka panjang.
B. Pengeluaran modal pada umumnya meyangkut jumlah yang sangat besar.
C. Komitmen
pengeluaran
modal
tidak
mudah
untuk
diubah.
Pasar
untuk
barang-barang
modal
bekal,
mungkin
tidak ada terutama
untuk barang-
barang modal yang sangat khusus sifatnya. Karena itu sangat sulit untuk
mengubah keputusan pengeluaran modal.
2.3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS.
Studi kelayakan bisnis adalah menganalisis aspek-aspek yang berkaitan atau
berhubungan dengan suatu proyek, aspek-aspek tersebut pada umunya adalah sebagai
berikut.
|
16
2.3.1
Aspek Teknis dan Teknologi.
2.3.1.1 Proses Produksi
1. Pengertian Proses Produksi.
Pengertian
proses
produksi
adalah
awal
bahasan
dalam
bab
ini.
Adapun
pengertian dari proses dan produksi secara terpisah yaitu, proses adalah cara, metode,
ataupun teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan
baku, serta biaya ) yang ada diubah untuk
memperoleh suatu hasil. Sedangkan arti
produkdi sendiri adalah kegiatan yang menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa. Jadi Proses Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, ataupun
teknik
untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan baku, serta biaya ).
2. Sifat Dari Proses Produksi.
Proses produksi dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
a. Proses produksi yang terputus-putus ( Intermitten Manufacturing ).
Perencanaan
produksi
dalam perusahaan
pabrikasi
yang
mempunyai
proses
produksi bersifat terputus-putus, hal ini dilakukan berdasarkan jumlah pesanan (
order )
yang
diterima.
Berarti
jumlah produksi biasanya
sedikit
atau relative
kecil
sehingga proses produksi yang dibuat semata-mata tidak berdasarkan proyeksi
penjualan, tetapi terutama didasarkan atas pesanan yang masuk.
|
![]() 17
N
b. Proses produksi yang terus-menerus ( Continues Manufacturing )
Perencanaan
produksi
dalam perusahan
pabrikasi
yang
mempunyai
proses
produksi
bersifat
terus-menerus,
hal
ini
dilakukan
berdasarkan
proyeksi
penjualan.
Hal ini dilakukan akan tetapi untuk
memenuhi pasar dan dalam jumlah
yang besar
serta berulang-ulang.
Sifat proses produksi yang dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan
PT
SEID
memakai
proses
produksi
terus-menerus
atau berdasarkan
proyeksi
penjualan.
2.3.1.2 Pengukuran Waktu Baku
Sebelum menghitung waktu baku terlebih dahulu harus diketahui apakah data-
data hasil pengukuran sudah seragam sesuai, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat
ketelitian dan keyakinan maka selesailah kegiatan pengukuran waktu.
Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan hasil
waktu baku, cara mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul itu adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung waktu siklus rata-rata dengan rumus :
Ws =
?
X
i
..... ( 2.1 )
Dimana : Xi dan N menunjukan arti yang sama dengan yang
dibahas sebelumnya.
b. Menghitung waktu normal dengan rumus :
|
18
Wn = Ws ×
p
. ( 2.2 )
Dimana p adalah factor penyesuaian yang diperhitungkan jika pengukur
berpendapat
bahwa
operator
bekerja
dengan kecepatan tidak
wajar,
sehingga
perhitungan waktu perlu diperhitungkan kembali, sehingga mendapatkan perhitungan
waktu
siklus
rata-rata
yang
wajar.
Jika
pekerja
bekerja
dengan wajar
maka
factor
penyesuaian sama dengan satu artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika
pekerjaannya terlalu
lambat
maka
untuk
menormalkannya pengukur
harus
memberi
harga
p1 dan sebaiknya
p1 jika bekerja terlalu cepat.
c. Menghitung waktu baku dengan rumus :
Ws = Wn × k
.. ( 2.3 )
Dimana 1 adalah kelonggaran yang diberikan
kepada
pekerja
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya
disamping
waktu
normal.
Kelonggaran ini diberikan
untuk
hal-hal
seperti keperluan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi atau yang tidak dapat dihindari oleh pekerja. Kelonggaran dinyatakan
dalam persen dari waktu normal.
7
Faktor penyesuaian ditentukan oleh
orang
yang
melakukan
pengukuran
melalui pengamatan selama kegiatan pengukuran berlangsung. Factor penyesuaian
disesuaikan dengan cara sederhana dan apabila terlihat masih ada kekurangan
ketelitian. Maka diberikan acuan agar mengarah pada penilaian yang lebih objektif
pada operator.
.
|
19
Ada beberapa cara yaitu dengan menggunakan cara Shumard Westing House,
dan Objective. Cara shumard memberikan acuan penilaian dengan menggunakan
kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai-nilai sendiri.
Westing
House
memisahkan
factor
keterampilan
dari
usaha
dalam
rangka
penyesuaian, sedangkan yang dimaksud kondisi kerja dari cara Westing House,
kondisi
fisik
lingkungan seperti keadaan pencahayaan,
temperature, dan kebisingan
ruangan.
Dan cara Objective yaitu cara memperhatikan dua factor kecepatan kerja dan
tingkat
kesulitan
pekerjaan. Kedua factor inilah yang menentukan harga p untuk
mendapatkan waktu normal.
8
2.3.2 Aspek Keuangan ( financial ).
Dalam
penilaian
aspek
terdapatnya
komponen
yang
harus
dianalisis,
yaitu
sebagai berikut :
A. Kebutuhan Dana dan Modal Kerja.
1. Investasi.
Yaitu
jumlah
dana
yang
dibutuhkan
untuk
membangun
dan
kemudian
mengoperasikan proyek pada kondisi awal.
|
20
2 Modal Kerja.
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan
usaha agar berjalan lancer sesuai dengan rencana, setelah investasi dianggap sudah
memadai.
3. Sumber Pembiayaan.
Sumber pembiayaan dapat berasal dari modal sendiri juga dapat berasal dari kredit-
kredit yang diberikan bank. Yaitu dengan menjelaskan jumlah pinjaman yang akan
diberikan, dengan mengacu pada besarnya pinjaman, suku bunga, serta cara
pengembalian.
B. Metode Penyusutan
Untuk menjaga kontinuitas kegiatan usaha dari proyek yang direncanakan perlu
dihitung besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun. Sebagai perusahaan yang
sehat, pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan / depresiasi untuk
menjaga
kualiatas dari kegiatan usaha. Serta disamping untuk menjaga kualitas produk serta
untuk memudahkan dalam
mengikuti perubahan dalam
asset dengan adanya
perubahan teknologi.
Sedangkan dana penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen
melalui perhitungan harga pokok produksi. Dengan demikian, sebagaimana layaknya
sebuah
studi
kelayakan,
yang
sebenarnya telah
diperhitungkan
dana
penyusutan
sebagai pengganti sari asset
yang tidak ekonomis lagi. Biaya penyusutan juga
dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi laba karena dana yang disisiskan
.
|
![]() 21
sebenarnya merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai
kepentingan.
Dalam penyusutan
terdapat
berbagai
macam
metode
penyusutanyang
dapat
digunakan untuk menganalisis suatu proyek, tergantung pada jenis aktivanya. Metode
penyusutan tersebut adalah :
a. MethodeStaright Line
b. Working Hours atau Service Life
c. Methode Output
d. Methode of Sum Year Digits
e. Diclining Balance Methode
f.
Double Diclining Balance Methode
g. Diminishing Rates on Cost Methode
h. Annuity Methode
i.
Replecemen Found Methode
Didalam Methode Straight Lini membahas pembebanan biaya penyusutan setiap
periode adalah sama atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
9
Penyusutan =
NilaiAktiva - Nilai Re sidu
..............................(2.6)
UmurEkonomis
|
![]() 22
Besarnya penyusutan tahunan dapat dihitung dengan rumus
10
p
=
B
-
S
(2.7)
N
Dimana :
B = Harga beli asset ( original cost )
P = Ongkos Awal.
S = Nilai Sisa
N = Masa pakai ( umur )
2.4
PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA.
2.4.1
Pengertian Biaya
Biaya
merupakan
salah
satu
unsure
yang
utama
dalam
suatu
kegiatan disegala
bidang, terutama kegiatan barang ataupun jasa dan selain unsure pendapatan.
Menurut ikatan akuntan Indonesia dalam buku yang berjudul standar Akuntansi
Keuangan, dijelaskan :
1. Biaya ( cost )
merupakan suatu
nilai tukar atau pengorbanan
yang
dilakukan
oleh
seseorang
atau
organisasi
untuk
memperoleh manfaat saat ini atau pada masa yang akan datang.
( SAK, 1994 : 24 ).
2. Sedangkan
beban (
expense )
adalah penurunan
manfaat
ekonomi dalam suatu periode akuntansi adaalh bentuk arus kas
keluar dan berkurangnya akitva atau trejadinya kewajiban yang
.
|
23
mengikuti
penurunan
ekuitas
yang
tidak
menyangkut
kepada
pembagian modal ( SAK, 1994 : 24 ).
Berdasarkan uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
biaya
adalah
suatu
pengorbanan untuk mendapatkan suatu manfaat, sedangkan beban adaalh penurunan
atau berkurangnya suatu manfaat ekonomi yang disebabkan oleh berkurangnya aktiva
atau tibulnya kewajiban.
Dalam biaya terdapat empat dasar pokok, yaitu :
a)
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
b) Pengorbanan tersebut telah terjadi atau akan terjadi.
c)
Diukur dalam satuan uang.
d) Pengorbanan tersebut merupakan suatu tujuan tertentu.
2.4.2 Penggolongan Biaya.
Didalam ilmu akuntansi biaya, digolongkan dalam berbagai macam cara. Dan
pada umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan
konsep different costs for different purpose.
|
24
Terdapat
beberapa
penggolongan
biaya untuk tujuan perencanaan
dan
pengendalian bagi pihak manajemen perusahaan, yaitu :
A Biaya produksi.
Yaitu
semua
kegiatan-kegiatan
yang berhubungan
dengan kegiatan
pengolahan
bahan baku
menjadi
barang
jadi
yang
siap
jual.
Dan
biaya produksi dapat
digolongkan
dalam tiga
jenis
biaya,
yaitu
:
biaya
bahan baku,
biaya
tenaga
kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya Bahan Baku.
Adalah biaya yang ditimbulkan karena pemakaian bahan, biaya ini merupakan
harga pokok bahan yang timbul atau dipakai dalam produksi.
2. Biaya Tenaga Kerja
Adalah biaya yang dibebankan pada pengguna tenaga kerja yang dipakai untuk
mengolah bahan menjadi bahan jadi.
3.Biaya Overhead Pabrik.
Adalah biaya yang ditimbulkan karena pemakaian fasilitas
untuk mengolah barang
berupa mesin, alat-alat, tenaga kerja. Biaya overhead merupakan biaya selain bahan
baku dan tenaga kerja.
.
|
25
B.
Penggolongan Biaya Menurut
Hubungan
Biaya
Dengan Sesuatu
Yang
Dibiayai.
Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan :
1. Biaya langsung ( Direct Cost ).
Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena
adanya sesuatu yang dibiayai.
2. Biaya tidak langsung ( Indirect Cost ).
Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang
dibiayai.
Biaya
tidak
langsung dalam
hubungannya
dengan produk yang disebut dengan biaya overhead pabrik.
C.
Penggolongan
Biaya
Menurut
Perilakunya
dan Hubungannya Dengan
Perubahan Volume Kegiatan.
Dalam hubungannya
dengan
perubahan
volume
kegiatan,
biaya
dapat
digolongkan menjadi tiga jenis biaya yaitu biaya tetap, biaya vriebel, dan biaya semi
variable.
a)
Biaya tetap ( fixed cost ).
Biaya yang jumlah totalnya tidak pernah dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan, karena biaya satuannya akan
berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume
kegiatan.
|
26
b)
Biaya variebel ( variable cost ).
Biaya yang jumlah totalnya akan berubah, sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, tetapi
biaya
satuannya
tidak
dipengaruhi ( konstan ) oleh perubahan volume produksi.
c)
Biaya semi variable ( semi variable cost ).
Biaya
yang
jumlah
totalnya akan
berubah
sesuai
dengan
perubahan
voliume
kegiatan,
akan tetapi
sifat
perubahannya
tidak
sebanding.
Untuk
biaya satuannya berbanding
terbalik
dengan perubahan volume kegiatan tetapi perubahannya tidak
sebanding.
D. Nilai Aktiva Proyek dan Nilai Residu Aktiva.
Nilai aktiva adalah keseluruhan biaya yang berhubungan dengan pengadaan
aktiva. Termasuk disini
adalah
harga
pembelian aktiva, biaya
transport
pembelian,
pajak, asuransi pemindahan, biaya instalasi, biaya pengetesan dan biaya lain.
Nilai
residu
adalah
perkiraan
nilai dari
dari
aktiva
tersebut
tidak dipergunakan
lagi. Nilai ini sering disebut serap value, salvage value, recovery value, dan tardein
value.
.
|
27
2.4.3 Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi memberikan gambaran tentang penerimaan dan seluruh
pengeluaran
yang
terjadi
selama
periode operasi.
Elemen-elemen
yang
digunakan
untuk membuat perhitungan laba-rugi terdiri dari :
1) Pada
bagian
pertama
menunjukan pendapatan dalam penjualan
yang
diterima perusahaan diikuti dengan biaya produksi dari produk
sehingga didapatkan laba kotor.
2)
Biaya pokok produksi.
Adalah besarnya biaya yang
digunakan
untuk
membuat
produksi
terhadap produk yang akan dibuat.
3)
Margin.
Margin
adalah hasil pengurangan
dari
hasil
keseluruhan
biaya
penjualan selama setahun yang dikurang dengan biaya pokok
produksi.
4)
Biaya Usaha.
Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu
usaha dan merupakan salah satu dari elemen moldal kerja.
5)
Penyusutan.
Penyusutan adalah bentuk biaya yang diukur berdasarkan umur
ekonomis dari barang tersebut.
|
28
6)
Laba kotor
Laba kotor adalah hasil yang didapat dari pengurangan atas margin
yang didapat dikurangi biaya usaha dan juga penyusutan yang terjadi.
7)
Bunga.
Bungan adalah beban yang diberikan oleh bank, yang didapat
berdasarkan atas besarnya modal kerja yang dibagi dengan bunga flat
yang ditetapkan oleh pihak bank yang berdasarkan atas besarnya
pinjaman.
8)
Angsuran Pokok
Angsuran
pokok
adalah
iruan
yang dibayarkan
kepada
bank
sesuai
dengan besarnya pinjaman yang diajukan. Angsuran pokok didapatkan
berdasarkan besarnya biaya yang didapat berdasarkan putaran
pinjaman yang dibagi masa pengembalian.
9)
Laba sebelum pajak.
Laba ini didapatkan berdasarkan hasil pengurangan atas besarnya
biaya kotor yang dibagi atas bunga dan angsuran pinjaman.
10) Pajak.
Adalah suatu distribusi yang dilakukan pemerintah terhadap setiap
beban usaha ataupun kekayaan, pendapatan atau hasil, dan sebagainya
demi pembiayaan pembangunan.
.
|
![]() 29
Perhitungan pajak berdasarkan Undang-undang RI. No. 17 Tahun
2000
mengenai
pajak, pada
pasal
17 dijelaskan tentang
penghasilan
kena pajak adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Ketetapan tarif pajak penghasilan.
Lapisan penghasilan kena pajak
Tarif pajak ( % )
Sampai dengan Rp. 25.000.000,-
5
Diatas Rp. 25.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-
10
Diatas Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-
15
Diatas Rp. 100.000.000,- s/d Rp. 200.000.000,-
25
Diatas Rp. 200.000.000,-
35
(Sumber : UU RI. No. 17 Tahun 2000)
11) Laba bersih.
Laba bersih adalah
hasil
akhir dalam table rugi laba.
Hal
ini didapat
berdasarkan
pengurangan
atas
laba
sebelum pajak
dengan
besarnya
pajak yang berdasarkan atas Undang-undang RI. No. 17 Tahun 2000.
2.4.4 Arus Kas ( Cash Flow ).
Arus
kas
( cash
flow
)
adalah suatu cara
yang
digunakan
untuk
mengetahui
masuk keluarnya arus uang dalam suatu perusahaan, dan ini digunakan untuk
perhitungan pengembalian investasi.
|
30
Elemen-elemen yang diperhitungkan dalam ( cash flow ), adalah :
1. Saldo awal
2. Pendapatan.
3. Pajak operasional.
4. Pajak pendapatan.
2.5 KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Penilaian usulan investasi atau proyek dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, sehingga dapat dinilai apakah suati proyek layak dilaksanakan jika
dipandang dari aspek profitabilitas komersialnya.
Metode-metode
yang
biasa
dipertimbangkan
untuk
dipakai dalam penilaian
investasi, adalah :
1. Metode Net Present Value
2. Metode Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)
3. Metode Probability Index
4. Metode Payback Periode Methode
5. Metode Average Rate Of Returnt Methode
6. Metode Internal Rate Of Returnt
7. Metode Break Even Point and Pay Back Periode
Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan salah satu peralatan dalam
mengambil keputusan apakah gagasan usaha ( proyek ) yang dinilai dapat diterima
atau ditolak. Diterima dalam pengertian studi kelayakan adalah Feasible untuk
.
|
31
dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat menghasilkan benefit. Dilihat dari segi
financial benefit, dengan rencana yang telah ditetapkan dalam studi kelayakan. Dalam
pengertian evaluasi proyek, Feasible adalah
memberikan
indikasi
bahwa
proyek
tersebut telah termasuk dalam urutan prioritas untuk dikerjakan karena proyek
tersebut
layak
esuai
dengan analisis
proyek. Pelaksanaan proyek sangat tergantung
pada kemampuan investasi yang tersedia. Berdasarkan pada uraian tersebut,
keputusan yang timbul dari hasil analisis proyek secara umum dapat digolongkan atas
tiga bagian, yaitu :
11
1. Menerima dan menolak proyek.
2. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling
layak
untuk
dikerjakan.
3. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
2.5.1 Net Present Value ( NPV ).
Net Present Value ( NPV ) adalah kriteria
investasi
yang banyak digunakan
dalam pengukuran apakah suatu proyek feasible atau tidak dengan melakukan
perhitungan nilai penerimaan kas bersih sekarang sehingga dari nilai tersebut
perlu ditentukan terlebih dahulu discount rate yang digunakan harus relevan.
Dan berikut adalah rumus pada Net Present Value ( NPV ).
( Drs. Nur Fatah. MBA, Evaluasi Proyek, Aspek Financial Pada Proyek
Mikro. Hal. 61 ).
|
![]() 32
?
?
?
NPV = (TotalInvestasi) +
(¹ + ®
)
+
(1 + ®
)²
+
.... +
...............................(2.11)
(¹ + ®
)
n
Dimana :
K = Kas masuk bersih setiap tahunnya.
r = Discount Rate.
n = Umur ekonomis.
Keputusan yang umum apabila :
NPV > 0 = usulan investasi tersebut diterima.
NPV < 0 = usulan investasi tersebut ditolak.
Cara
memilih
usulan
investasi
yang bersifat Mutually Exclusive adalah
yang
memiliki NPV
tertinggi. NPV
yang positif atau yang lebih besar dari 0 maksudnya
adalah usulan investasi tersebut memiliki tingkat keuntungan minimal yang
digunakan, hal ini akan meningkatkan nilai dari pada perusahaan terhadap pemegang
saham
karena
tingkat keuntungan
yang diperoleh dari
investasi tersebut
lebih besar
dari
tingkat
keuntungan
yang
mungkin
didapat
oleh
para
pemegang
saham dari
kesempatan yang lain. Apabila NPV dari investasi tersebut kurang dari 0, usulan
investasi tersebut harus ditolak dengan kata lain lebih baik
membagi dana yang ada
pada
pemegang
saham
dalam bentuk
deviden.
Pemegang
saham
tersebut
harus
menanamkan
dana
pada
kesempatan
lain
yang
menghasilkan
tungkat
keuntungan
yang lebih tinggi.
.
|
![]() 33
Kelebihan NPV ( Net Present Value ) adalah :
a. Memperhitungkan nilai waktu terhadap uang.
b. Memperhitungkan arus kas selama arus proyek.
Kelemahan NPV ( Net Present Value ) adalah :
a. Sulit menggunakan, karena arus kas tahunan tidak seragam.
b. Harus bisa menafsirkan biaya proyek yang relevan selama umur proyek.
2.5.2
Net Benefit Cost Ratio.
Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara total net benefit yang
telah didiscount positif ( + ) dengan total net benefit yang telah didiscount negative(-).
Metode ini digunakan untuk mengetahui manfaat dan kemampuan dan suatu
proyek untuk mengambil investasi.
P
=
F
×
1
(1
+ ®
)
n
........................................................................
...(2.15)
Dimana :
P = nilai manfaat.
F = jumlah kas bersih.
r = tingkat bunga.
n = umur proyek.
Lo = investasi awal.
Net
?
C
n
?
N
?
i
(
+
)
t ¹
=¹
n
?
N
?
i
(-)
..(2.16)
|
![]() 34
Jika nilai
Net
?
C
lebih besar dari 1 (satu), berarti gagasan
usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu),
berarti tidak layak dikerjakan. Untuk
Net
?
C
sama dengan 1 (satu) berarti
cash in flow sama dengan
cash out flow didalam present
value dengan
break even point ( BEP ), yaitu total cost dengan totally revenue.
2.5.3
Probability Index.
Metode ini digunakan untuk mengetahui
perbandingan antara nilai sekarang
dari penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang dengan
nilai sekarang
dari
investasi.
Apabila
lebih
dari 1 (satu), maka proyek dapat dikatakan
menguntungkan.
PI =
Nilai sekarang penerimaan kas masa akan datang
Nilai sekarang investasi
2.5.4
Payback Periode Methode.
Metode ini digunakan
untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi
dapat kembali. Caranya yaitu total investasi
dibagi
dengan
penerimaan kas
bersih
dikalikan dengan 1 tahun. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan umur ekonomis
yang diinginkan.
Apabila
hasilnya
lebih kecil sari umur ekonomis
yang ditetapkan
maka proyek dikatakan menguntungkan.
PP =
Total investasi
Penerimaan kas bersih
(2.18)
.
|
![]() 35
Kelemahan Payback Periode adalah :
a)
Sulit
menentukan periode
payback
maksimum
yang
diinginkan
untuk
digunakan sebagai angka perbandingan.
b) Diabaikan nilai waktu uang.
c)
Diabaikan aliran kas setelah periode payback.
2.5.5
Average Rate Of Return Methode.
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat
keuntungan rata-rata yang
diperoleh dari suatu investasi.
Untuk
perhitungan
tingkat
keuntungan
berdasarkan laporan rugi-pajak setelah pajak dengan total investasi. Kemudian
hasilnya
dibandingkan dengan
tingkat
keuntungan yang diinginkan. Apabila
lebih besar dari tingkat keuntungan yang diinginkan
maka proyek dikatakan
menguntungkan.
ARR =
Laba setelah pajak
(2.1
Total investasi
9)
2.5.6
Internal Rate of Return.
Metode Internal Rate Of Return
merupakan
metode
kedua dalam
penilaian
capital
budgeting yang
memperhatikan
nilai
waktu
uang
atau
tingkat
pendekatan
discounted cash flow atau tingkat bunga
yang
menyamakan
nilai
sekarang. Internal
Rate Of Return ( IRR ) adalah suatu tingkat discount rate
yang menghasilkan net
present value sama dengan 0 (nol), dengan demikian apabila
hasil perhitungan IRR
|
36
lebih
besar
dari social opportunity cost of capital (SOCC)
maka
dapat
dikatakan
proyek / usaha
tersebut feasible dan jika IRR
sama dengan SOCC berarti dikatakan
pulang pokok, dan apabila dibawah SOCC proyek tersebut tidak feasible.
Seperti pada metode NPV, dalam IRR juga diperlukan informasi mengenai
aliran kas, perbedaannya dalam konsep IRR adalah berapa tingkat keuntungan (ROR)
yang dapat menghasilkan
nilai sekarang pada aliran kas masuk sama dengan aliran
kas
keluar
sedangkan dalam konsep
NPV adalah
dengan
tingkat
keuntungan
yang
ditentukan proyek tersebut. Jadi pada metode IRR apabila tingkat keuntungan dari
proyek tersebut. Jadi pada metode IRR apabila tingklat keuntungan dari proyek
tersebut lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan maka investasi tersebut
ditolak.
Dan untuk menentukan besarnya nilai IRR haru dihitung nilai NPV1 dan nilai
NPV2 dengan cara coba-coba. Apabila nilai NPV1 telah menunjukan angka
positif maka
discount factor yang
kedua
harus
lebih
besar
dari
SOCC
dan
sebaliknya apabila NPV1 menunjukan angka negative maka discount factor yang
kedua dibawah SOCC.
.
|
![]() 37
)
n
?
R
(1 + r 1
)
Berdasarkan hasil percobaan ini, nilai IRR berada antara nilai NPV positif dan
NPV negative yaitu pada NPV = 0. formulir untuk IRR dapat dirumuskan sebagai
berikut :
IRR = i +
NPV
1
*
-
(2.11)
(
NPV
1
+
NPV
2
)
(i
2
i
1
)
Dimana : i
1
= adalah tinghkat Discount Rate yang menghasilkan NPV1
i
2
= adalah tingkat Discount Rate yang menghasilkan..
Sedangkan mengukur tingkat keuntungan (IRR) dari suatu proyek dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
C
=
R
1
(1
+ ® ¹
)¹
+
R
2
(1
+ ®
)²
+
.... +
R
n
(1
+ ®
)
n
...(2.12)
Apabila C = R
=
0
O
=
R
0
(1
+ ®
)
0
+
R
1
(1
+ ®
)1
+
.... +
R
n
(1
+
r
)
n
...(2.13)
Dapat menjadi :
n
O
=
?
(
R
n
+
.(2.14)
t
=0
1
r
Berdasarkan uraian tersebut diatas, proyek mempunyai IRR lebih besar dari
social discount rate dinyatakan dengan feasible (go) dan untuk proyek-proyek yang
lebih kecil dari SOCC dinyatakan tidak feasible (no go).
|