8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Desain Untuk Proses Manufaktur
Kebutuhan
pelanggan
dan
spesifikasi produk
berguna
untuk
menuntun
fase
pengembangan konsep. Karena alasan
ini banyak tim yang mempraktekkan metode
desain
untuk X
(
Design for X
/
DFX ), di
mana X bisa saja berhubungan dengan
salah satu dari banyak kriteria kualitas seperti realibilitas, kekuatan, atau kemampuan
manufaktur.
Yang paling umum dari metodologi ini adalah desain untuk proses
manufaktur / Design For Manufacturing ( DFM ),
yang
menunjukkan kepentingan
yang sifatnya umum karena langsung menginformasikan biaya-biaya manufaktur.
Biaya
manufaktur
merupakan
penentu
utama
dalam keberhasilan
ekonomis
dari produk. Dalam istilah sederhana. Keberhasilan ekonomi tergantung dari
marjin
keuntungan
dari tiap penjualan produk dan berapa banyak yang dapat dijual oleh
perusahaan.
Marjin keuntungan merupakan selisih antara harga jual pabrik dengan biaya
pembuatan produk, sehingga untuk meningkatkan keuntungan bisa dengan cara
|
9
menutunkan biaya pembuatan produk. Jumlah unit yang dijual dan harga jual sangan
ditentukan oleh kualitas produk secara keseluruhan.
Design
For
Manufacturing
(
DFM
)
membutuhkan
suatu
tim yang
secara
fungsional saling berhubungan. Perancangan
untuk
proses
manufaktur
merupakan
salah satu dari pelaksanaan yang paling terintegrasi yang terlibat dalam
pengembangan produk. Design For Manufacturing ( DFM ) menggunakan informasi
dari beberapa tipe, termasuk diantaranya:
a. Sketsa, gambar , spesifikasi produk, dan alternatif-alternatif rancangan
b. Suatu pemahaman detail tentang proses produksi dan perakitan
c. Perkiraan biaya manufaktur, volume , dan waktu peluncuran produk
Oleh
karenanya
Design For Manufacturing
(
DFM )
membutuhkan peran
serta
yang
sangat
baik
dari
anggota
tim pengembangan.
Usaha-usaha
Design
For
Manufacturing ( DFM )
umumnya menbutuhkan ahli-ahli :
a. Insinyur manufaktur
b. Akuntansi biaya
c. Personil produksi
d. Perancang-perancang produk
Banyak
perusahaan
menggunakan
pelatihan
tim yang
terstruktur
untuk
mendapatkan integrasi dan tukar pikiran yang dibutuhkan untuk DFM.
|
10
Design For Manufacturing ( DFM ) dilakukan selama proses pengembangan
dimulai selama tahapan pengembangan konsep , sewaktu fingsi-fungsi dan spesifikasi
produk ditentukan. Ketika melakukan pemilihan suatu konsep produk, biaya hampir
selalu
merupakan
satu
kriteria
untuk pengambilan
keputusan,
walaupun
perkiraan
biaya
pada
tahap
ini
sangatlah
subyektif dan
merupakan pendekatan. Ketika
spesifikasi
produk
difinalisasi,
tim
pembuat
pilihan
di
antara
karakteristik
kinerja
yang diinginkan. Sebagai contoh, pengurangan berat akan meningkatkan biaya
manufaktur.
Perkiraan biaya yang akurat akhirnya menjadi tersedia selama tahap
perancangan detail dalam pengembangan, ketika banyak keputusan lainnya
didasarkan atas proses manufaktur.
Metode DFM seperti digambarkan pada gambar 2.1 terdiri dari 5 langkah :
1. Memperkirakan biaya manufaktur
2. Mengurangi biaya komponen
3. Mengurangi biaya perakitan
4. Mengurangi biaya pendukung produksi
5. Mempertimbangkan
pengaruh
keputusan
DFM
pada
faktor-faktor
lainnya
|
![]() 11
Gambar 2.1
Metode DFM
2.1.1
Memperkirakan Biaya Manufaktur
Gambar
2.2
menunjukkan
suatu
model
input-output
sistem manufaktur
sederhana. Input meliputi bahan mentah, komponen-komponen yang dibeli, usaha-
usaha keryawan, energi dan perlatan. Output ini
meliputi barang
jadi
dan buangan.
|
![]() 12
Biaya manufaktur merupakan jumlah seluruh biaya untuk input dari sistem dan untuk
proses pembuangan output yang dihasilkan oleh sistem. Sebagian besaran biaya
untuk produk, perusahaan biasanya menggunakan unit biaya manufaktur, yang
dihitung dengan membagi total biaya manufaktur untuk beberapa periode ( biasanya
dalam kuartal
atau
tahun
)
dengan
jumlah
unit
produksi
yang
dihasilkan
selama
periode tersebut.
Gambar 2.2
Elemen-elemen biaya manufaktur
Gambar
2.3
menunjukkan
satu cara
dalam mengkatogerikan
elemen-elemen
biaya
manufaktur.
Pada
pembahasan
ini, biaya
manufaktur dari
suatu
produk
yang
terdiri dari biaya-biaya dalam tiga kategori:
|
13
a. Biaya-biaya komponen : Komponen-komponen dari suatu produk mencakup
komponen standard
dan komponen berdasarkan pesanan yang dibuat
berdasarkan rancangan pembuat dari material
mentah, seperti lembaran baja,
biji plastik, atau batangan aluminium.Beberapa komponen pesanan dibuat di
pabrik sendiri, sementara yang lain dihasilkan oleh pemasok berdasarkan
spesifikasi rancangan pembuat.
b.
Biaya-biaya perkaitan
: Barang-barang diskrit
biasanya dirakit dari
komponen-komponen.
Proses
perakitan
hampir selalu mencakup biaya upah
tenaga kerja dan juga mencakup biaya peralatan dan perlengkapan.
c. Biaya-biaya overhead : Overhead merupakan kategori yang digunakan untuk
mencakup
seluruh
biaya-biaya
lainnya. Dibedakan
menjadi
dua
tipe
yaitu
pendukung dan alokasi tidak langsung. Biaya pendukung adalah biaya-biaya
yang berhubungan dengan penanganan material, jaminan kualitas, pembelian,
pengiriman, penerimaan, dan pemeliharaan. Biaya alokasi tidak langsung
adalah biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung seperti gaji penjaga
keamanan,
dan
perawatan
bangunan
karena kegiatan-kegiatan
ini
terbagi
di
antara beberapa produk dan sulit untuk mengalokasikan secara langsung pada
suatu produk secara spesifik.
|
![]() 14
Gambar 2.3 Elemen biaya manufaktur dari suatu produk
2.1.2
Mengurangi Biaya Komponen
Untuk kebanyakan produk diskrit yang sangat bersifat teknik, biaya
komponen
yang
dibeli akan
menjadi
elemen biaya
yang
paling
berarti.
Bagian
ini
menginformasikan beberapa strategi untuk meminimasi biaya-biaya tersebut.
|
15
2.1.2.1 Memhami Batasan-batasan Proses dan Dasar-dasar Biaya
Beberapa
komponen
mungkin
dapat
ditentukan harganya
secara
sederhana,
karena
perancang
tidak
memahami
kemampuan
dasar biaya,
dan
batasan-batasan
proses produksi.
Seorang perancang mungkin menetapkan dimensi dengan toleransi yang
terlalu ketat, tanpa memahami kesulitan untuk memperoleh keakurasian semacam itu
dalam produksi. Untuk
merancang
ulang komponen
guna
mendapatkan kinerja yang
sama seraya menghindari langkah manufaktur yang menimbulkan biaya, perancang
harus mengetahui tipe operasi apa
yang sulit dilakukan dalam produksi dan dengan
dasar biaya apa.
2.1.2.2 Merancang
Ulang
Komponen
Untuk
Mengurangi
Langkah-langkah
Pemrosesan
Kecermatan
rancangan yang
diusulkan
akan mengarahkan
pada
usulan
rancangan ulang
yang dapat menghasilkan penyederhanaan proses produksi. Dengan
mengurangi jumlah langkah dalam proses pabrikasi umumnya memberikan hasil
pengurangan biaya.
Sebagai
contoh, komponen aluminium mungkin tidak harus dicat, khususnya
jika tidak dapat dilihat langsung oleh pengguna. Pada beberapa kasus, beberapa tahap
mungkin untuk dikurangi melalui substitusi tahapan proses alternatif.
|
16
2.1.2.3 Pemilihan Skala Ekonomi Yang Sesuai Untuk Pemrosesan Komponen
Biaya manufaktur untuk suatu produk biasanya turun bila volume produksi
meningkat. Gejala ini dinamakan skala ekonomi. Skala ekonomi
untuk suatu
komponen yang dibuat terjadi karena dua alasan berikut :
1) biaya tetap dibagi di antara lebih banyak unit dan
2) biaya variabel menjadi lebih
rendah karena perusahaan dapat
mempertimbangkan penggunaan proses- proses dan peralatan yang lebih luas
dan efisien. Contoh untuk komponen plastik, biaya cetaknya lebih murah bila
produk yang dihasilkan semakin banyak.
2.1.2.4 Menstandarkan Komponen-komponen dan Proses-proses
Prinsip skala ekonomis juga digunakan dalam pemilihan komponen dan
proses. Jika volume produksi bertambah, biaya per unit komponen akan berkurang.
2.1.3
Mengurangi Biaya Perakitan
Perancangan untuk perakitan ( Design For Assembly / DFA ) kadang
dinyatakan sebagai bagian DFM yang melibatkan minimasi biaya perakitan. Dengan
memfokuskan perhatian pada biaya perakitan akan memberikan manfaat tidak
langsung yang kuat.
|
17
2.1.4
Mempertimbangkan Pengaruh Keputusan DFM Pada Faktor Lainnya
Dengan meminimasi biaya manufaktur tidak hanya merupakan sasaran proses
pengembangan produk. Keberhasilan produk secara ekonomis juga tergantung dari
kualitas produk, berkurangnya waktu pengenalan, dan biaya pengembangan produksi.
Selain
itu,
terdapat
situasi
di
mana
keberhasilan ekonomis
suatu
proyek
dikompromikan dalam rangka memaksimumkan keberhasilan
2.1.4.1 Pengaruh DFM Pada Waktu Pengembangan
Waktu pengembangan dapat menjadi sangat berharga. Karena alasan inilah,
keputusan DFM harus dievaluasi untuk melihat pengaruhnya pada waktu
pengembangan, seperti pengaruhnya juga pada biaya manufaktur
2.1.4.2 Pengaruh DFM Pada Biaya Pengembangan
Biaya
pengembangan
sangat
simetris dengan
waktu
pengembangan.
Maka,
perhatian yang sama
mengenai keterkaitan antara kerumitan dan waktu
pengembangan digunakan untuk biaya pengembangan.
|
18
2.1.4.3 Pengaruh DFM Pada Kualitas Produk
Sebelum
mengambil keputusan DFM, tim harus mengevaluasi pengaruh
keputusan pada kualitas produk. Di bawah kondisi ideal ini, tindakan untuk
mengurangi
biaya
manufaktur
juga
akan memperbaiki
kualitas
produk.
Sebagai
contoh,
produk
baru
manifold
akan
dapat mereduksi biaya, reduksi
berat,
dan
perbaikan kinerja mesin.
2.1.4.4 Pengaruh DFM Pada Faktor-faktor Eksternal
Keputusan
perancangan
mungkin
memiliki
implikasi
melebihi tanggung
jawab
suatu
tim pengembangan
tunggal.
Dalam
batasan
ekonomis,
implikasi
ini
mungkin dipandang sebagai masalah eksternal. Dua masalah eksternal adalah
komponen yang digunakan kembali dan biaya daur hidup.
2.2 Analisa Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(
biasanya
proyek
investasi )
dilaksanakan
dengan berhasil.
Pada
umumnya
suatu
studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu :
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek tersebut
dilaksanakan ( manfaat ekonomi sosial ).
|
19
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakta sekitar proyek tersebut
. Tujuan dilakukan studi kelayakan
proyek
adalah
untuk
menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.
Untuk
melakukan
studi
kelayakan,
terlebih dahulu harus ditentukan aspek-
aspek apa yang akan dipelajari. Umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek-
aspek pasar, teknis, ekonomis, keuangan, hukum, dan ekonomi negara.
2.2.1
Analisa Kelayakan Proyek Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun.
Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek
teknis ini adalah:
a. Lokasi
Proyek,
yakni di
mana
suatu
proyek
akan
didirikan baik
untuk
pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
b. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai
suatu tingkatan skala ekonomis.
|
20
c. Kriterian pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu
mesin dan equipment.
d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih.
Termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain.
e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk di dalamnya
pertimbangan variabel sosial.
2.2.1.1 Lokasi Proyek
Lokasi
proyek
untuk
perusahaan
industri mencakup dua pengertian yakni
lokasi dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Lokasi bukan pabrik meliputi
lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran.
Beberapa
variable
yang
perlu
diperhatikan
dalam pemilihan
lokasi
proyek
antara lain :
a. Ketersediaan bahan mentah. Bila suatu perusahaan membutuhkan bahan
mentah yang besar, sehingga bahan mentah merupakan komponen penting
dari keseluruhan proses operasi perusahaan, maka variabel ini merupakan
variabel dominan/signifikan dalam penentuan lokasi pabrik.
b.
Letak
pasar
yang
dituju. Variable ini lebih diperhatikan pada industri
barang konsumtif, dan perusahaan-perusahaan yang tidak berskala besar.
|
21
c. Tenaga
listrik
dan
air. Untuk
jenis
industri
hulu
keperluan akan
pembangkit tenaga khususnya listrik amat mutlak diperlukan. Industri
kertas memerlukan air dalam jumlah besar.
d. Supply tenaga kerja. Tersedianya tenaga kerja baik yang terdidik maupun
terlatih akan berpengaruh terhadap biaya produksi.
e. Fasilitas transportasi. Berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah
dan pertimbangan pasar.
2.2.1.2 Layout
Layout merupakan keseluruhan proses
penentu bentuk dan penempatan
fasilitas-fasilitas
yang dimiliki suatu
perusahaan
mencakup
layout
site
(lokasi
proyek), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya.
Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout pabrik antara lain:
a. Adanya konsistensi dengan teknologi produksi.
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses
yang lain.
c. Penggunaan ruangan optimal.
d.
Terdapat kemungkinan untuk dengan
mudah
melakukan
penyesuaian
maupun untuk ekspansi
|
22
e. Meminimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk
keselamatan kerja.
2.2.1.3 Pemilihan Jenis Teknologi Dan Equipment
Biasanya suatu produk diproses dengan lebih dari satu cara; misalnya semen
dapat diproses secara basah dan proses kering, karenanya teknologi yang dipilih perlu
ditentukan secara spesifik.
Patokan umum untuk pemilihan jenis teknologi kriteria:
1.
Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah .
2.
Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang
memiliki ciri-ciri yang mendekati dengan lokasi proyek.
3.
Kemampuan pengetahuan penduduk detampat dan kemungkinan
pengembangannya
4.
Pertimbangan kemungkinan adanya tekonologi lanjutan sebagai
salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan.
2.2.2
Analisa Kelayakan Proyek Aspek Keuangan.
Analisisa
ini
membahas
mengenai manfaat
dan
pengorbanaan
dari
sudut pandang perusahaan. Untuk melakukan analisa tersebut digunakan
peralatan analisis kelayakan investasi, dan metode tingkat balikan internal.
|
23
2.2.2.1 Metode Pemulihan Investasi
Metode
pemulihan
investasi
(payback
method) adalah
metode
analisis
kelayakan investasi yang berusaha menilai persoalan kelayakan investasi menurut
jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan.
Jangka waktu pemulihan
modal (payback period) adalah jangka waktu
yang
diperlukan, biasanya dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang
diinvestasikan.
Masa
pemulihan
ini dihitung
dengan
mempergunakan
dua
macam
acuan, yaitu:
a. Metode
arus
kumulatif
sebagai
alat
penilai
kelayakan
arus
kas
proyek
yang tidak seragam, dan
b. Metode arus rata-rata sebagai alat penilai kelayakan arus kas proyek yang
seragam atau
sama
besarnya dari
tahun
ke
tahun selama
usia
ekonomis
proyek.
2.2.2.2 Metode Tingkat Laba Akunting Rata-rata
Metode ini dikenal dengan sebutan average
rate
of
return
(
ARR
) adalah
metode yang dipakai untuk menilai kelayakan investasi berdasrakan tingkat balikan
akunting investasi.
John
J. Clark,
et.al
(1979)
merinci jenis
peralatan
analisis
ini dalam empat
metode, yaitu :
|
![]() 24
1. Anual return on investment
2. Anual return on average investment
3. Average return on average investment
4. Average book return on investment
2.2.2.3 Metode Nilai Sekarang
Metode
Nilai
Sekarang
(present
value
method) adalah
metode
penilaian
kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai
sekarang
dengan
melalui
pemotongan arus kas
dengan
memakai
faktor pengurang
(diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan.
PV
t
=
A
t
( 1+i )
-t
PVt
= nilai sekarang dari arus kas periode ke-t
At = arus kas nominal pada periode ke-t
i
= tingkat bunga yang diperhitungkan
t
= periode 1, 2, ...,n
Sedangkan nilai sekarang total adalah:
|
![]() 25
Dimana :
TPV
= nilai sekarang total
A
t
/( 1 + i )
t
= nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t
Sedangkan
apabila
arus
kas
tahunan
itu seragam,
atau
sama
besarnya
dari
periode ke periode sampai akhir usia ekonomis proyek, maka nilai sekarang tersebut
dapat dihitung sekaligus dengan faktor pengurang kumulati,
TPV =
A
( 1- ( 1 + i )
n
)
TPV
= nilai sekarang arus kas total
A
= arus kas tahunan yang sama besarnya
i
= tingkat bunga
Selanjutnya, nilai sekarang bersih ( net present value ) adalah :
NPV = -Io + TPV
NPV
= nilai sekarang bersih ( net present value )
-Io
= nilai sekarang investasi inisial
TPV
= nilai sekarang total dai aplikasi formula sebelum
Karakteristik kriteria kelayakan metode ini adalah :
a. Proyek layak jika NPV > 0
b. Proyek tidak layak jika NPV < 0
|
26
2.2.2.4 Profitability Index Method
Metode
indeks
kemampulabaan
(profitability index method)
adalah
metode
kalayakan
investasi
yang
mengukur
tingkat kelayakan
investasi
berdasarkan
ratio
antara nilai sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang total dari
investasi inisial (Io).
PI = TPV / Io
dimana:
PI
= indeks kemampulabaan
TPV
= nilai sekarang arus kas masuk total
Io
= nilai sekarang pengeluaran investasi inisial
Pada
umumnya, simpulan
analisis dari aplikasi
metode PI
akan selalu
sama
dengan simpulan yang diperoleh dari aplikasi metode NPV.
Karakteristik kriteria kelayakan metode ini adalah :
a. Proyek dikategorikan layak apabila PI > 1.
b. Proyek dikategorikan tidak layak apabila PI < 1.
2.2.2.5 Metode Tingkat Kemampulabaan Internal
Metode tingkat kemampulabaan internal ( internal rate of return ), lazim pula
dinamakan discounted cash flow method, adalah metode analisis kelayakan
bersasaran atau bermaksud
untuk
mengetahui
tingkat balikan internal sewaktu
nilai
|
![]() 27
sekarang arus
kas
masuk
(TPV) sama dengan
nilai sekarang pengeluaran
investasi
(Io), atau sewaktu NPV=0.
2.2.2.6 Metode Tingkat Balikan Internal
Dalam hal
ini, balikan atau return bermakna keuntungan yang diperoleh dari
penanaman
sejumlah
modal
tertentu
atau dari
pendepositoan
dana
tertentu
dalam
waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun dinyatakan dalam persen.
Io / A
= masa pemulihan modal (payback period)
Dengan
demikian,
IRR
ialah
tingkat
bunga dimana
nilai
faktor
diskon
kumulatifnya pada usia ekonomis proyek sebesar n tahun, akan sama dengan nilai
masa pemulihan modal proyek yang bersangkutan.
Berikut petunjuk untuk keperluan interpolasi :
a.
kutip
angka
faktor
pengurang
kumulatif
yang
lebih
besar
daripada
masa pemulihan modal, tetapi yang paling dekat.
b.
kutip
angka
faktor
pengurang
kumulatif
yang
lebih
kecil
daripada
masa pemulihan modal, tetapi paling dekat terhadap angka masa
pemulihan tersebut.
Misalkan, masa pemullihan modal, Io /
A
= X; dan usia ekonomis proyek
= 6
tahun. Kemudian
diambil
faktor
diskon
kumulatif
dari
Daftar
dengan
|
![]() 28
memperkirakan tingkat bunga yang sesuai, yang berada di atas (q%) dan di bawah (
p%) yang diperkirakan seperti tersebut pada contoh berikut, misalnya:
Tabel 2.1
Model untuk Interpolasi Mendapatkan IRR
Hasil pengamatan dan perhitungan di atas kemudian disusun menjadi
formula analisis berikut ini:
dimana:
p%
= persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR
|
![]() 29
q%
= persen tingkat bunga yang lebih besar daripada perkiraan IRR
a = faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai
b = faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai
?1
= a x
?2
= a b
Untuk
memudahkan
penguasaan kepada metode yang dikenalkan ini, maka
subbab di bawah ini berturut-turut akan mengenalkan cara mencari IRR proyek, baik
pada arus yang
seragam
maupun pada arus kas proyek
yang
tidak seragam dengan
memakai persamaan di atas.
2.3 Perhitungan Biaya
Disini digunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan untuk
menentukan biaya produk. Dalam perhitungan biaya penyerapan (absorption
costing),
seluruh
biaya
manufaktur,
biaya
tetap,
dan biaya
variabel dibebankan ke
unit produk.
|
30
Unit produk tersebut dianggap menyerap biaya manufaktur sepenuhnya (fully
absorp
manufacturing
costs).
Perhitungan biaya penyerapan sering juga disebut
pendekatan
biaya penuh (full cost).
2.3.1
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Sistem perhitungan
biaya
berdasarkan
proses
(process
costing)
digunakan
dalam perusahaan
yang
memproduksi
satu jenis
produk dalam jumlah
besar
dalam
jangka waktu panjang seperti pabrik kertas, pemurnian bijih aluminium,
pencampuran dan pengemasan dalam botol minuman, dan pembuatan sosis.
Industri-industri
tersebut
memiliki karakteristik
produk
yang
homogen
yang
mengalir melalui seluruh rangkaian proses produksi secara terus-menerus.
Rumus dasar perhitungannya dalah sebadai berikut :
Biaya per unit = Total biaya produksi / Total unit yang diproduksi
Karena setiap unit produk tidak dapat dibedakan dengan unit produk lainnya,
setiap unti dibebani biaya yang sama untuk setiap periodenya.
2.3.2
Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
Sistem perhitungan berdasarkan pesanan ( job order costing) digunakan untuk
perusahaan yang memproduksi berbagai produk selama periode tertentu.
|
31
Dalam sistem perhitungan
biaya
berdasarkan
pesanan,
biaya
ditelusuri
dan
dialokasikan ke pekerjaan dan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dibagi
dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk menghasilkan harga rata-rata per unit.
2.3.3
Biaya Manufaktur
Manajer
akuntansi
mengklasifikasi
biaya berdasarkan area fungsi pada
organisasi
di
mana
biaya
tersebut
berhubungan.Biaya manufaktur
dikategorikan
menjadi tiga kategori yaitu:
1. Biaya material langsung.
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead manufaktur.
2.3.3.1 Biaya Material Langsung
Bahan mentah yang dikonsumsi oleh proses manufaktur, secara fisik termasuk
di dalam produk jadi, dan dapat ditelusur langsung pada produk jadi disebut dengan
material langung.
Sebelum diproses
material
tersebut
disebut
dengan
bahan
mentah,
namun
setelah diproses material tersebut disebut dengan material langsung. Jadi biaya bahan
mentah sama dengan biaya material langsung.
|
32
2.3.3.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya upah, dan tunjangan manusia yang bekerja langsung pada produk akhir
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
2.3.3.3 Biaya Overhead.
Biaya lain-lain dari di atas diklasifikasikan sebagai biaya overhead yang
terdiri dari
material tidak
langsung, tenaga kerja
tidak langsung, dan biaya
manufaktur lainnya.
Material tidak
langsung adalah biaya
material
yang dibutuhkan dalam proses
porduksi namun tidak menjadi bagian yang terintegrasi dari produk akhir. Contohnya
adalah biaya untuk material mata potong.
Tenaga kerja tidak langsung adalah biaya
upah personel
yang tidak bekerja
langsung menangani produk akhir namun jasanya sangat diperlukan pada proses
manufaktur. Contohnya adalah upah supervisors, dan petugas keamanan.
Biaya
manufaktur
lainnya
adalah biaya
yang
tidak
termasuk
biaya
material
tidak
langsung, dan biaya tenaga kerja tidak
langsung. Didalamnya termasuk biaya
depresiasi mesin dan peralatan, pajak, asuransi, utility, dan biaya operasional bagian
service.
Pembebanan overhead pabrik untuk setiap unit produk merupakan tugas yang
sulit karena :
|
![]() 33
1.
Merupakan
biaya
tidak
langsung,
berarti
sangat
sulit
untuk
menulusuri
biaya ini ke produk atau pekerjaan tertentu
2. Terdiri atas berbagai macam jenis biaya muali dari pelumasan untuk mesin
sampai dengan gaji manajer pabrik.
3. Meskipun output produksi berfluktuasi, biaya overhead pabrik relatif tetap
karena adanya biaya tetap.
Karena masalah-masalah diatas, cara untuk membebankan ke produk adalah
dengan menggunakan proses alokasi. Alokasi biaya overhead dapat dilakukan dangan
memilih basis lokasi yang umunya digunakan untuk perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa.
Basis alokasi adalah
ukuran seperti jam kerja
langsung atau jam-mesin
yang
digunakan
untuk
membebankan
biaya
overhead ke
produk atau
jasa. Basis alokasi
digunakan untuk menghitung tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined
overhead rate) dengan cara seperti berikut:
Tarif overhead
=
Estimasi biaya overhead pabrik total
ditentukan dimuka
Estimasi unti produksi total
|
34
Tarif overhead yang ditentukan di muka lebih didasarkan pada estimasi
daripada aktual karena penghitungan tarif overhead yang ditentukan di muka
dilakukan sebelumnya dan digunakan
untuk
menetapkan overhead sepanjang proses
produksi.
Proses
pembebanan
biaya
overhead
pabrik ke
produk
dosebut pembebanan
overhead ( overhead application ). Rumusnya adalah sebagai berikut :
Overhead yang dibebankan = Tarif overhead yang x Jumlah dari basis alokasi yang
Untuk pekerjaan tertentu
ditentukan di muka
terjadi dalam suatu pekerjaan.
.
2.4 Injection Molding
Injection molding merupakan proses manufaktur untuk membuat komponen-
komponen yang mempunyai material thermoplastic. Material yang meleleh karena
dipanaskan
mengalami
proses
injeksi
dalam tekanan
yang tinggi
kedalam cetakan
plastik (mold).
Proses ini banyak digunakan pada bermacam-macam komponen dari yang
kecil sampai dengan body panel mobil.
Material yang sering digunakan untuk
Injection
Molding adalah ABS
(
acrylonitrile butadiene styrene), nylon, polypropylene, polyethylene, dan polyvinyl
chloride.
|
![]() 35
Waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali proses injeksi komponen plastik adalah
cycle time
yang termasuk didalamnya adalah waktu yang dibutuhkan proses injeksi
material ke dalam Mold sampai pendinginan. Lamanya cycle time dipengaruhi oleh
volume komponen plastik, dan design dari komponen tersebut.
Gambar 2.4
Proses Injeksi Plastik
|
![]() 36
Gambar 2.5
Two plates mold
2.4.1
Pembuatan Mold
Mold dibuat di workshop dengan design awal yang telah dibuat oleh seorang
desainer.
Mold
dibuat
dengan
dua
metode
yaitu
proses machining,
dan
EDM
(electrical discharge machining)
2.4.2
Loading Mold ke Mesin Injeksi Plastik
Setelah selesai dibuat mold dipasang pada mesin Injeksi Plastik. Pemasangan
mold tersebut
membutuhkan Crane
untuk
menaikkan
mold.
Kapasitas
dari
Crane
harus disesuaikan dari perkiraan berat mold terberat yang digunakan.
2.4.3
Loading Material ke Hopper
Untuk
memudahkan proses
ini dapat digunakan Centralized Hopper, dimana
satu
Hopper digunakan
untuk
semua
mesin sehingga
tidak
perlu
mengisi
material
secara manual
|
37
2.4.4
Pemanasan Material
Material dipanaskan pada titik lelehnya ( melting point ) agar dapat dilakukan
proses injeksi ke dalam Mold.
2.4.5
Proses Injeksi Material ke Mold
Dalam keadaan meleleh material dialirkan kedalam ulir ( screw ) yang
berputar sehingga terdorong dan mengisi Mold. Waktu yang dibutuhkan untuk proses
ini ditentukan oleh desain dan volume dari komponen plastik tersebut.
Semakin
besar volume suatu
benda
maka
dibutuhkan
waktu pengisian
material ke dalam Mold
yang
lebih lama. Jika pada benda tersebut banyak terdapat
area
penampang
yang
sempit
maka
kecepatan pengisian
material
diperlambat agar
material tidak terbakar, yang kemudian mengakibatkan bertambahnya cycle time.
Area
penampang
yang
sempit
pada
komponen
plastik
biasanya
adalah Rib
yang merupakan bentukan seperti sirip yang berfungsi untuk menambah kekuatan
suatu bagian dari komponen plastik yang rentan akan patah,
2.4.6
Pendinginan
Setelah material mengisi Mold, material tersebut didinginkan dengan aliran air
dingin melalui Chiller agar material tersebut menjadi padat dan sesuai dengan bentuk
produk yang diinginkan.
|
38
Semakin besar volume suatu benda maka dibutuhkan waktu pendinginan
material di dalam Mold yang lebih lama.
2.4.7
Finishing
Setelah material tersebut menjadi padat, material yang telah berbentuk produk
tersebut dikeluarkan dari Mold oleh ejector, ke atas conveyor untuk kemudian
mengalami proses finishing yaitu membersihkan material-material yang berlebih pada
produk.
.
2.5
Plastic Painting
Plastic painting merupakan proses penambahan lapisan berupa cat pada suatu
produk plastik yang
fungsinya
untuk menambah estetika dan perlindungan terhadap
produk
tersebut.
Resin
untuk cat
yang
umum digunakan
adalah
resin
yang
terbuat
dari polyurethan.
2.5.1
Plastic Painting Proses.
Loading merupakan proses memposisikan komponen plastik pada Jig, dimana
Jig tersebut terposisikan pada Hanger.
Pretreatment merupakan proses pembersihan komponen plastik dari kotoran
debu dan minyak agar cat dapat menempel dengan baik.
|
![]() 39
Spray
merupakan
proses
penyemprotan
cat
pada
komponen
plastik
secara
manual dengan menggunakan Spray Gun.
Dry Oven merupakan proses pemanasan komponen plastik pada suhu 70
oC
selama 0.5 ~ 1 jam agar cat yang tertempel mengalami pematangan.
Gambar 2.4
Proses Painting Plastik
2.5.2
Plastic Painting Quality
Agar
hasil
cat
yang
dihasilkan
terjaga
kualitasnya
maka
dilakukan
pengecekan secara rutin pada hasil cat tersebut.
|
40
2.5.2.1 Adhesion Test
Hasil
cat
digaris
dengan
cutter
horizontal dan vertical sebanyak 10 garis
dengan jarak 1 mm sehingga terbentuk 100 bujur sangkar dengan panjang sisi
masing-masing 1 mm.
Kemudian hasil bujur sangkar tersebut ditempel dengan selotip, dan selotip
tersebut ditarik sekuat tenaga kearah luar dengan sudut selotip terhadap benda 45
o
.
Tes
ini
untuk
melihat
kemampu
tempelan cat tersebut agar kelak tidak
terkelupas.
2.5.2.2 Surface Hardness Test
Pencil standart khusus pengujian hasil painting diraut dengan cutter
sepanjang 5 mm, namun tidak diruncingkan. Ujung pensil tersebut diputar-putar pada
amplas
agar
rata,
kemudian
digoreskan
sekuat tenaga pada
permukaan
yang
akan
diuji. Kemudian hasil goresan tersebut dilap
dengan
kain halus.
Bila
terlihat bekas
goresan maka dikatakan gagal,
namun bila
tidak terlihat bekas
goresan
maka
dikatakan berhasil.
Pengujian
dilakukan
berurutan
dengan
pencil dimulai dari paling halus ke
kasar. Urutannya adalah 4b, 3b, 2b, b, hb,
f, h, 2h, 3h, 4h, 5h. Pencil terkeras yang
berhasil merupakan nilai ketahanan gores permukaan tersebut.
|