BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar / Umum
2.1.1
Sistem Telepon
Sistem telepon
adalah
sistem komunikasi
yang
mampu
menyediakan
komunikasi suara dua arah (full-duplex) antara dua atau
lebih
unit telepon. Sistem
telepon terdiri dari unit telepon,
kabel telepon,
stasiun
lokal, dan stasiun
utama.
Unit telepon terdiri dari dua perangkat utama yakni penerima suara (receiver) dan
pengirim
suara
(transceiver). Unit-unit
telepon
yang
berdekatan
tersambung
melalui pengkabelan ke stasiun lokal. Selanjutnya berbagai stasiun lokal akan
tersambung ke stasiun utama. Pada stasiun-stasiun tersebut terjadi proses switching
yang memungkinkan seseorang untuk memutar nomor telepon pihak yang dituju,
kemudian
proses
switching akan
membangun jalur
yang
akan
dilalui
oleh
unit
penelepon ke unit tujuan.
Mekanisme
switching
tersebut
ada
dua
jenis,
yakni
circuit-switching dan
packet-switching. Jaringan
circuit-switching, di
antaranya
adalah
jaringan
PSTN
konvensional, 
akan 
membangun 
sebuah 
jalur 
yang 
tetap 
selama 
transmisi
data/suara masih berlangsung. Jalur ini bersifat eksklusif dan tidak bisa digunakan
oleh host lain
selama
transmisi belum selesai,
atau
jalur
belum di-dealokasikan.
Jaringan  packet-switching digunakan 
oleh 
telepon 
IP  (IP  telephony), 
yakni
generasi  baru  dari  telepon  yang  sepenuhnya  digital.  Jaringan  packet-switching
10
  
11
akan
membagi
data/suara
menjadi
beberapa
packet kecil
yang
diberi
nomor
identitas.
Paket-paket
ini
akan
dikirim melalui
jalur
yang
berbeda,
dan
akan
disatukan pada tujuan menurut nomor identitasnya.
2.1.2  
Operasi Telepon
Operasi telepon dimulai ketika seseorang mengangkat gagang telepon yang
menyalakan arus listrik DC. Stasiun atau central office akan mendeteksi status on-
hook  (telepon tertutup) berubah
menjadi 
status  off-hook (telepon 
terangkat)
melalui  arus  DC  yang  diterima.  Central  office kemudian  mengirimkan  nada
panggil (dial tone) ke unit telepon tersebut. Sirkuit pada jaringan akan mengenali
adanya tombol
nomor
yang
ditekan
(baik
dalam
mode
pulsa atau tone/DTMF).
Setelah ada satu nomor pertama yang dikirimkan, nada panggil akan dihentikan.
Setelah seluruh nomor ditekan, stasiun akan membuat koneksi ke pihak
yang
dituju dan
ringing
voltage generator dihubungkan
untuk
mengirim
sinyal
bervoltase tinggi dan  membuat telepon yang dituju berdering (asumsi tidak sibuk).
Ketika pihak yang dituju mengangkat telepon, central office terdekat dari telepon
tersebut
mendeteksi
arus
DC
dan
memutuskan
ringing voltage generator. Segera
setelahnya, sirkuit audio untuk kedua telepon akan dihubungkan dan percakapan
dapat dimulai. (Schweber, 1999, p462).
2.1.3  
Private Automatic Branch eXchange (PABX)
Menurut
Wikipedia (2007),
Private Automatic Branch eXchange (PABX)
adalah  telephone exchange  yang 
melayani  bisnis  atau  kantor  tertentu, 
yang
berbeda dengan common carrier atau perusahaan telepon
yang beroperasi
untuk
  
12
berbagai bisnis atau untuk kepentingan umum. Masing-masing perangkat (telepon,
fax,
modem)
yang
dihubungkan
oleh
PABX
ini
disebut
sebagai
extension dan
masing-masing
memiliki
nomor
extension yang
unik
dalam
organisasi
tersebut.
Tujuan
awal
dibuatnya
PABX
adalah untuk
menghemat biaya
komunikasi
antar
cabang yang biasanya dilakukan melalui pihak
luar (PSTN). Perkembangan pada
PABX
ini
memungkinkan
untuk
melakukan
layanan di luar yang disediakan
operator
telepon
biasa
seperti
hunting,
call
forwarding, dan
extension
dialing.
Komponen-komponen dalam suatu sistem PABX antara lain:
•  Jaringan switching internal PABX
•  CPU
•  Logic cards, switching and control cards, power cards, dan perangkat lain yang
mendukung operasi PABX
•  Stasiun atau telepon
•  Trunks yang membawa sinyal keluar masuk PABX
•  UPS
•  Wiring
•  Kabinet, kloset, atau tempat penyimpanan lainnya
2.1.4  
Jaringan Komputer
Menurut Odom (2004, p5), jaringan komputer adalah kombinasi perangkat
keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabling), yang memungkinkan berbagai
alat  komputasi  berkomunikasi  satu  sama  lain.  Jaringan  komputer  rumah  bisa
terdiri dari dua atau
lebih komputer
untuk share files
dan printer
menggunakan
jaringan. Informasi dan data bergerak
melalui
media transmisi
jaringan sehingga
  
13
memungkinkan pengguna jaringan komputer untuk saling bertukar dokumen dan
data,   mencetak   pada   printer
yang   sama   dan   bersama-sama   menggunakan
perangkat keras atau perangkat lunak yang terhubung dengan jaringan. Ukuran dan
pengembangan jaringan komputer ditentukan dari media fisik komunikasi dan
perangkat
lunak
yang
mengendalikan
komunikasi.
Tiap
komputer,
printer atau
peralatan
lainnya
yang
terhubung dengan jaringan
disebut node. Sebuah
jaringan
komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan, bahkan jutaan node.
2.1.5  
Arsitektur Model OSI
Model
OSI
(Open
Systems
Interconnection) adalah
deskripsi abstrak
dan
berlapis
untuk
komunikasi
dan
desain
computer
network
protocol. Model
OSI
dikembangkan  oleh  ISO  (International
Organization  for  Standarization)
pada
tahun 1977. Model OSI juga disebut sebagai OSI seven-layer model. Model OSI
terdiri
atas
tujuh
lapisan
yaitu
Application,
Presentation, Session,
Transport,
Network, Data Link dan Physical.
Lapisan pada Model OSI adalah sekumpulan fungsi yang menyediakan
layanan kepada lapisan diatasnya dan menerima layanan dari lapisan dibawahnya.
Walaupun IETF,
IEEE,
dan
OSI Protocol telah diperbaharui, namun Model OSI
masih tetap digunakan dalam pembelajaran arsitektur jaringan (Odom, 2004, p72).
Lapisan pada model OSI dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu media layer dan host
layer.
  
14
Gambar 2.1 OSI Seven Layer Model
2.1.5.1   Physical Layer
Physical layer mendefinisikan semua spesifikasi
fisik dan elektris
untuk
semua
peralatan.
Menurut
Forouzan
(2003,
p18),
physical layer
bertugas mengkoordinasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk membuat
koneksi bit
(koneksi
fisik) antara
pengirim dan penerima. Physical
layer
mendefinisikan hubungan antara peralatan dan media fisik yang meliputi
susunan
pins,
tegangan,
dan
spesifikasi
kabel.
Hubs,
repeaters, network
adapters,
dan
Host
Bus
Adapters adalah
peralatan
dari
physical
layer.
Physical 
layer 
akan 
memberitahu 
peralatan 
tentang 
bagaimana 
cara
  
15
mengirim ke
media
dan
menerima
data dari
media.
Fungsi
dan
layanan
utama dari physical layer adalah :
•  Menciptakan dan menghentikan koneksi ke media komunikasi.
•  Contention resolution dan flow control.
• 
Modulasi atau konversi antara representasi digital data dalam peralatan
pengguna
dengan
sinyal
yang
ditransmisikan
melalui communications
channel.
2.1.5.2   Data link layer
Data link
layer menyediakan
layanan
fungsional
dan
prosedural
untuk
pengiriman
data antar network entities
dan
mendeteksi
error
yang
mungkin terjadi pada physical layer. Menurut Forouzan (2003, p19), data
link
layer
bertanggungjawab
terhadap
pengiriman
hop-to-hop (hop
bisa
berarti komputer end-user atau alat penghubung antara jaringan). Lapisan
ini menyediakan layanan pertukaran informasi melalui physical link dengan
mengirimkan blok data (frame) yang memerlukan proses sinkronisasi,
penanganan
kesalahan,
dan
fungsi
flow
control. Lapisan
ini
menerima,
mengenali
dan
menangani
transmisi
ethernet message.
Lapisan
ini
menggunakan
physical addressing
(Media
Access
Control
address
atau
MAC)
sebagai
pengenal.
Lapisan
ini
menggunakan
media ethernet, token
ring,
Fiber
Distributed Data
Interface
(FDDI).
Contoh
peralatan
yang
bekerja
pada data link layer adalah switch, bridge, dan
Network Interface
Card (NIC).
  
16
2.1.5.3   Network Layer
Network
layer
menyediakan
layanan
fungsional
dan
prosedural
untuk
pengiriman
variable length
data
sequences dari
sumber
ke
tujuan
melalui
satu
atau
lebih
jaringan
(path
selection) dengan
memperhatikan
quality of service yang diperlukan oleh transport layer. Menurut Forouzan
(2003,  p21),  network
layer
bertanggungjawab  untuk  pengiriman  packet
end-to-end dari
pengirim
ke
penerima,
kemungkinan
melewati
beberapa
jalur
jaringan
yang
berbeda.
Network layer
melakukan
fungsi
network
routing, dan mungkin
juga melakukan fragmentation dan reassembly, dan
melaporkan 
kesalahan 
pengiriman. 
Network  layer  bertanggung jawab
dalam network routing, addressing dan
logical protocol. Lapisan
ini
juga
menentukan pemilihan jalur
terbaik
(path determination) untuk
mengirim
suatu  data  dari  tempat  asal  ke  tempat  tujuan  dengan  cara  routing  /
switching. Lapisan
ini 
menggunakan 
IP  address sebagai 
identifikasi.
Logical
addressing
scheme yang
digunakan
bersifat
hierarchial.
Contoh
peralatan yang bekerja di network layer ini adalah router.
2.1.5.4   Transport Layer
Transport layer menyediakan transparansi pengiriman data antar
end users.
Berdasarkan
Forouzan
(2003,
p22),
transport
layer
bertanggungjawab terhadap pengiriman yang bebas kesalahan dari
keseluruhan
pesan/data.
Transport
layer juga
menyediakan
layanan
pengiriman data yang dapat dipercaya ke lapisan diatasnya. Transport layer
mengendalikan   reliability  melalui   flow  control,  segmentation  atau
  
17
desegmentation, dan
error
control.
Transport
layer
mensegmentasi
data
dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada
komputer penerima. Beberapa contoh protokol yang bekerja di lapisan ini
adalah
protokol
TCP
yang
bersifat
connection oriented,
dan
UTP
yang
bersifat connectionless. Connection oriented berarti bahwa transport layer
dapat
menelusuri
jejak
dari segments
dan
melakukan
pengiriman
ulang
apabila terjadi error pada pengiriman sebelumnya.
2.1.5.5   Session Layer
Menurut
Forouzan
(2003,
p23),
session
layer mengendalikan
dialog atau koneksi antar komputer,
membangun,
menjaga,
dan
mensinkronisasi
interaksi
antara
sistem komunikasi.
Session
layer
menyelenggarakan,
mengatur
dan
memutuskan
koneksi
antara local
application dengan remote application. Session layer menyediakan layanan
full-duplex,
half-duplex,
atau
simplex-operation, dan
menciptakan
checkpointing, adjournment, termination, dan
restart
procedures.
Session
layer menyediakan service kepada presentation layer.
2.1.5.6   Presentation Layer
Menurut
Forouzan
(2003,
p24),
presentation layer
bertanggung
jawab
untuk
mengkonversi
format
data
dari
application layer
menjadi
format universal, dan kemudian mentranslasi kembali menjadi format yang
diterima
pada
presentation
layer.
Secara
sederhana,
presentaion layer
mengubah data untuk
menyediakan standard interface kepada application
layer. Di lapisan ini dilakukan proses MIME encoding, enkripsi, dekripsi
  
18
dan kompresi data yang ditujukan untuk menampilkan data sebagai service
atau protocol. Contoh operasinya adalah proses konversi dari teks Extended
Binary
Coded
Decimal
Interchange Code
(EBCDIC)
ke
teks
American
Standard Code for Information Interchange (ASCII).
2.1.5.7   Application Layer
Application layer melakukan
layanan aplikasi
umum
untuk proses
aplikasi.
Application layer
menyediakan
layanan
kepada
user-defined
application  processes 
(Forouzan, 
2003, 
p25).
Lapisan 
ini 
tidak
menyediakan
layanan
kepada end-user. Lapisan ini adalah lapisan yang
paling
dekat
dengan user
/
pengguna,
lapisan
ini
menjalankan
aplikasi-
aplikasi
untuk
user,
menyediakan
layanan
jaringan
untuk
aplikasi user.
Aplikasi pada lapisan ini terbagi menjadi 2, yaitu aplikasi client-server dan
aplikasi non
client-server.
Contoh
dari aplikasi
client-server
adalah
FTP,
HTTP,
POP3,
dan
SMTP.
Contoh
dari
aplikasi
non
client-server adalah
redirector (misal : map network drive) dan peer-to-peer.
2.1.6
Arsitektur Model TCP / IP
Model TCP/IP adalah deskripsi abstrak berlapis untuk komunikasi dan
desain computer network protocol. Model TCP/IP biasa disebut juga Model DoD
(Derpartment of Defense).  Model  TCP/IP  diciptakan  pada  tahun  1970  oleh
DARPA
yang
digunakan
untuk
pengembangan
internet
protocols,
dan
struktur
dari internet mirip dengan model TCP/IP. Model dan protokol TCP/IP merupakan
open standard yang merupakan standar teknis dan historis dari internet. Model ini
dikembangkan
sebelum
OSI
Reference
Model,
dan
IETF
(Internet Engineering
  
19
Task Force). Pada tahun 1973, Bob Kahn dan Vint Cerf menggunakan proyek yang
nantinya disebut TCP/IP. Selanjutnya, model TCP/IP dikembangkan Departemen
Pertahanan  USA  (DoD)  pada  tahun  1981  (cisco.netacad.net,
ch9,  s1) dengan
tujuan ingin menciptakan suatu jaringan yang dapat bertahan dalam segala kondisi.
TCP/IP adalah jenis protokol pertama
yang digunakan dalam hubungan
internet,
sehingga banyak istilah dan konsep yang dipakai dalam hubungan internet berasal
dari istilah dan konsep yang dipakai oleh protokol TCP/IP. Perkembangan TCP/IP
menciptakan
suatu
standar
de
facto, yaitu
suatu
standar
yang
diterima
oleh
kalangan pemakai dengan sendirinya karena pemakaian yang luas. Beberapa layer
pada model TCP/IP mempunyai nama yang sama dengan model OSI.
Gambar 2.2 Model TCP/IP
  
20
2.1.6.1   Application Layer
Application layer
digunakan
oleh
banyak
program
untuk
komunikasi
jaringan.
Data
dikirim
oleh
program
dalam format
aplikasi,
kemudian  dienkapsulasi  ke  transport layer protocol. Application  layer
pada model TCP/IP menangani protokol tingkat tinggi yang berubungan
dengan presentasi, encoding dan dialog control. Application layer memiliki
presentation layer protocol dan session
layer protocol
yang
dimiliki
oleh
OSI. Protokol TCP/IP menggabungkan seluruh hal yang berhubungan
dengan  aplikasi  ke  dalam  satu  lapisan  dan  menjamin  data  dipaketkan
dengan
benar
sebelum masuk
ke
lapisan
berikutnya.
Beberapa
program
berjalan pada lapisan ini dan protokol
yang
berhubungan
meliputi
HTTP
(The
World
Wide Web), FTP,
TFTP
(File
Transport),
SMTP
(Email),
Telnet, SSH (Secure remote login), dan DNS (Name management) (Lewis,
1999, p22).
2.1.6.2   Transport Layer
Transport
layer bertanggung
jawab
untuk
mengirimkan
paket
antara internet layer dan
application layer
(Lewis, 1999,
p22).
Transport
layer menyediakan
layanan
untuk
aplikasi
yang
saling
terhubung
menggunakan
port.
Selama
IP
hanya
menyediakan
best
effort delivery,
transport
layer adalah
layer
pertama
dalam
TCP/IP
yang
menyediakan
reliability. Layer
transport
merupakan
suatu
koneksi
logical
diantara
endpoints dari
suatu
jaringan,
yaitu
sending
host.
Transport
protokol
membuat segmen
dan
mengumpulkan
kembali
lapisan
aplikasi diatasnya
  
21
menjadi data stream yang sama diantara endpoints. Data stream transport
layer 
menyediakan 
layanan 
transportasi  end-to-end.  Protokol-protokol
yang berfungsi pada lapisan ini adalah :
1.
TCP
TCP (Transmission Control Protocol) menyediakan layanan
yang dapat
dipercaya dan pengiriman
stream of
bytes
yang tepat waktu. Fitur
utama
dari
TCP
adalah
pengiriman
data
yang
terurut,
pengiriman
ulang
paket
yang
hilang,
mengabaikan
paket ganda,
pengiriman
data
tanpa error,
congestion atau
flow control.
TCP
berfungsi
untuk
mengubah
suatu
blok
data yang besar menjadi segmen –
segmen yang dinomori dan disusun
secara  berurutan  agar  si  penerima  dapat 
menyusun  kembali  segmen-
segmen tersebut
seperti
waktu
pengiriman. TCP ini adalah jenis protocol
connection  oriented  yang
memberikan 
layanan  bergaransi. 
TCP  tidak
cocok
untuk
digunakan
pada
real-time
application seperti
Voice
over IP
karena
TCP sering
mengalami
delay yang
lama
selama
menunggu
untuk
menjadi
out-of-order atau
pengiriman
ulang
pesan
yang
hilang.
Kegiatan
yang
dilakukan
oleh
TCP
adalah connection establishment, data transfer,
TCP window size, window scaling, connection termination.
2.
UDP
UDP   (Use Datagram  Protocol)   sering   disebut   juga   Universal
Datagram
Protocol.
UDP
tidak
menjamin
data
telah
sampai pada
tujuan
atau  data
sampai  dalam  keadaan  terurut.  Dengan  adanya  penghilangan
  
22
overhead untuk pengecekan data telah sampai pada tujuan membuat UDP
lebih  cepat  dan  efisien  dibandingkan  TCP  untuk  aplikasi 
yang  tidak
memerlukan jaminan data sampai pada tujuan. UDP adalah
jenis protocol
connectionless oriented.
UDP
bergantung
pada
lapisan
atas
untuk
mengontrol
kebutuhan
data.
Oleh
karena
penggunaan
bandwidth yang
efektif, UDP banyak dipergunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak peka
terhadap
gangguan
jaringan
seperti
SNMP
(Simple Network
Management
Protocol), DNS
(Domain
Name
System),
streaming
media
application
seperti
IPTV
(Internet Protocol Television), VoIP
(Voice
over IP), TFTP
(Trivial
File
Transfer
Protocol), dan
online
games.
VoIP
menggunakan
UDP
untuk
mengirimkan
audio stream
yang
dikirimkan
secara
terus
menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio
streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan
pengiriman
data
agar
tiba
di
tujuan
tanpa
memperhatikan
adanya
paket
yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan.
Karena
UDP
mampu
mengirimkan
data streaming
dengan
cepat
dalam
teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu protokol penting yang
digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk
mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data karena tidak
terdapat mekanisme pengiriman ulang, maka pada teknologi VoIP
pengiriman
data
banyak
dilakukan
pada
private
network. (Peters,
2005,
p163)
  
23
2.1.6.3   Network Layer
Network
layer
bertugas  memilih  jalur  terbaik  bagi  paket-paket
data
di
dalam
jaringan
menggunakan
MAC Address
(Lewis, 1999,
p28).
Network layer
menyelesaikan
permasalahan
untuk
mengambil
paket
yang
dikirimkan pada jaringan tunggal. Protokol – protokol yang berfungsi pada
network layer antara lain adalah IP, ARP, RARP, BOOTP, DHCP, ICMP.
1.
IP
IP
(Internet
Protocol)
adalah
data-oriented protocol
yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan
data
melalui
packet-switched internetwork. IP
adalah network layer protocol dan dienkapsulasikan dalam data link layer
protocol.
IP
tidak
menjamin
bawah
data
yang
dikirimkan
akan
sampai
pada
tujuan.
Hal
yang
dapat
terjadi
antara
lain
data
corruption,
out
of
order, duplicate arrival, lost atau dropped atau discarded. Reliability yang
diberikan oleh
IP
adalah
kepastian
bahwa
packet’s
header
yang
diterima
error-free 
melalui 
penggunaan 
checksum,  yang
mengakibatkan
pembuangan
bad
header
tanpa
memberitahu
kedua
belah
pihak.
Masalah
reliability yang
dimiliki
oleh
IP
dapat
diatasi
oleh
layer
protocol
yang
berada
diatasnya.
IP
juga
mempunyai
fungsi 
pemecahan
(fragmentation)
dan penyatuan paket-paket, dan routing.
2.
ARP
ARP 
(Address
Resolution  Protocol) adalah
metode 
standar 
untuk
mencari  alamat  dari  host’s hardware hanya  pada 
saat  network layer
  
24
address-nya diketahui. Kegunaan utama ARP adalah untuk menerjemahkan
IP addresses ke Ethernet MAC addresses. ARP digunakan pada IP over
LAN technologies, seperti Token Ring, FDDI, atau IEEE 802.11, dan IP
over ATM. ARP ini termasuk jenis protokol broadcast.
3.
RARP
RARP
(Reverse
Address
Resolution Protocol)
adalah
network
layer
protocol yang
digunakan
untuk
mendapatkan
IP
address
dari
hardware
address. RARP sekarang telah dikatakan kuno dengan adanya BOOTP dan
DHCP
yang
keduanya
mendukung
fasilitas lebih banyak dibandingkan
RARP.
Kelemahan
dari
RARP
adalah setiap MAC harus
didefinisikan
secara 
manual  pada  central server. Kelemahan 
lainnya  dibandingkan
dengan
BOOTP
dan
DHCP
adalah
RARP bukan
IP
protocol yang
berarti
bahwa
RARP
tidak
dapat
dikendalikan
oleh
TCP/IP
stack tetapi
harus
diimplementasikan secara terpisah. RARP adalah kebalikan dari ARP.
4.
DHCP
DHCP
(Dynamic
Host
Configuration Protocol)
adalah
sekumpulan
peraturan
yang digunakan
oleh communcations devices
seperti computer,
router atau network adapter yang memungkinkan alat untuk meminta dan
mendapatkan IP address dari server yang mempunyai daftar alamat yang
masih
tersedia
untuk
diberikan.
DHCP
adalah
protocol
yang
digunakan
oleh networked
computers
untuk
mendapatkan
IP
address
dan
parameter
lainnya
seperti
default gateway,
subnet mask,
dan
IP
address
dari
DNS
  
25
server  dari DHCP server. DHCP server  memastikan bahwa setiap IP
address adalah unik dimana tidak ada IP address yang sama yang diberikan
kepada client yang lain apabila pemberian kepada client sebelumnya masih
valid. IP address pool management yang ada pada DHCP server dilakukan
oleh
server,
bukan
oleh
network
administrator. DHCP
merupakan
kelanjutan protokol bootstrap yang masih memiliki kelemahan infinite time
dan 
tidak 
mendukung 
options.  Dikarenakan
adanya 
backward-
compatibility dari
DHCP, beberapa jaringan masih
menggunakan BOOTP.
Tergantung dari
implementasinya,
DHCP
memiliki
tiga
metode
untuk
mengalokasikan IP address yaitu manual allocation, automatic allocation,
dan
dynamic allocation. Skema dari
typical DHCP
session
adalah
DHCP
discovery, DHCP offers, DHCP requests, DHCP acknowledgement. DHCP
bekerja  dengan  relasi  client-serverNon-standard protocol dari  DHCP
yang terakhir adalah DHCPv6.
5.
ICMP
ICMP (Internet
Control Message
Protocol) adalah
salah satu
protokol
utama
dari
Internet
Protocol suite
yang
digunakan
oleh
networked
computers’
operating systems
untuk
mengirimkan
pesan
error
yang
mengindikasikan
layanan
yang
tidak
tersedia
atau
host atau
router
tidak
dapat
dicapai.
Pengguna
dapat
mengirimkan
ICMP
echo
request untuk
menentukan suatu host dapat dicapai dan lama paket dikirimkan dan
kembali
dari
host
dengan
menggunakan
ping
tool. Pesan
ICMP biasanya
dikirimkan pada saat terjadi error pada IP datagram atau
untuk diagnosa
  
26
atau untuk tujuan routing. Berdasarkan IP version, maka ICMP dibedakan
menjadi dua yaitu ICMPv4 dan ICMPv6. ICMP
menggunakan TTL (time
to live) untuk menentukan suatu host dapat dicapai atau tidak dengan cara
mengurangkannya setiap
IP datagram dikirimkan.
Layaknya UDP,
ICMP
tidak menjamin bahwa paket yang dikirimkan akan sampai pada tujuan.
TTL
pada
ICMP
juga
digunakan
pada
traceroute command
untuk
menentukan pengiriman pesan Destination unreachable.
2.1.6.4   Data Link Layer
Data
link layer
mempunyai
metode
yang
digunakan
untuk
memindahkan
paket
dari
network layer
pada
dua
host
yang
berbeda.
Network
access
layer
disebu
juga
host-to-network layer.
Lapisan
ini
berkaitan dengan hal-hal yang paket IP perlukan untuk membuat hubungan
fisik dengan
media
jaringan. Driver untuk software aplikasi,
modem, dan
alat
lainnya
beroperasi
pada
layer
ini.
Network access
layer
berfungsi
memetakan  IP  address ke  alamat  fisik  hardware dan  enkapsulasi  dari
paket-paket
IP
menjadi frame-frame.
Protokol –
protokol
yang
berfungsi
pada lapisan ini adalah Ethernet, Token Ring, dan FDDI.
2.1.7
Pengalamatan IP
1.
IPv4 Address
Agar
memungkinkan
bagi
dua
buah sistem
untuk
saling
berkomunikasi,
keduanya harus bisa saling mengidentifikasi dan mengetahui letak masing-masing
sistem.  Tiap  interface atau  connection  point yang  terdapat  di  peralatan  yang
  
27
terhubung ke jaringan
memiliki alamat. Ini memungkinkan komputer
lain
untuk
dapat
menemukannya pada jaringan tempat peralatan tersebut berada. Kombinasi
dari  network address dan  host address membentuk  alamat  unik  untuk  setiap
peralatan yang terhubung ke jaringan. Tiap komputer (atau antarmuka dalam
jaringan IP) yang berada dalam TCP/IP harus diberikan sebuah identifier unik atau
bisa
disebut
sebagai
IP address
(Edwards
et
al,
2005,
p38).
IP
address
ini
beroperasi pada layer 3 dan memungkinkan sebuah komputer
untuk
menemukan
komputer
lainnya dalam sebuah
network. Selain IP address,
ada sebuah physical
address yang unik dalam setiap peralatan yang dinamakan MAC address. MAC
address ini dikeluarkan oleh perusahaan pembuat NIC pada peralatan tersebut dan
ditanamkan pada NIC tersebut. MAC address beroperasi pada layer 2.
IP
Address
terdiri
dari
32
bit
angka
biner
(1
dan
0)
yang
terdiri
dari
host
numbers
dan
network numbers
(Goncalves,
1999,
p4).
Pada
umumnya,
dalam
penulisan IP address dibagi empat bagian di mana
masing-masing bagian terdiri
atas 8 angka biner (disebut
juga octets) dan
menggunakan titik sebagai pemisah.
Contohnya adalah : 11000000.00010000.00010010.00000010. Ini dinamakan
sebagai bentuk notasi biner. Sebenarnya, IP address lebih sering dan umum ditulis
dalam 
bentuk   empat   kelompok   angka   desimal   (0-255).   Sebagai   contoh   :
192.16.18.2. Bentuk seperti
ini dinamakan dotted decimal. IP address yang terdiri
dari 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4).
Seluruh IP address terdiri
atas dua bagian.
Bagian
pertama
mengidentifikasi
jaringan tempat sistem itu terhubung dan bagian kedua mengidentifikasikan sistem
itu sendiri.
Bagian
pertama
dapat disebut
juga
sebagai
network
ID
dan
bagian
  
28
kedua disebut sebagai host ID (Edwards et al, 2005, p40). Tiap octets dapat berisi
nilai antara 0-255. Ini berarti tiap satu octet dapat dipecah menjadi 256 subgroups
kemudian
dapat
dipecah
menjadi
256 subgroups
lagi dengan masing-masing
memilik
256
address.
IP
address
dibagi
dalam kelas-kelas
untuk
membedakan
jaringan besar, sedang, dan kecil.
2.
Kelas-kelas IP Address
Para
pendiri
Internet
memutuskan untuk membagi kelas-kelas jaringan
berdasarkan ukuran jaringan (Edwards et
al, 2005,
p41).
Untuk
mengakomodasi
berbagai ukuran jaringan dan membantu dalam pengelompokkan jaringan, IP
address dapat dibagi menjadi lima kelas, yaitu A,B,C,D, dan E.
Kelas A
diperuntukkan
bagi
jaringan
yang
sangat besar
dengan
jumlah
host
lebih dari 16 juta. Bit pertama dari alamat Kelas A selalu 0. Artinya nomor terkecil
adalah 0000 0000 yaitu angka desimal 0 dan nomor terbesar yang mungkin adalah
0111 1111 yaitu angka desimal 127. Nomor 0 dan 127 tidak dapat digunakan
sebagai alamat network. Jaringan 127.0.0.0 digunakan untuk loopback testing oleh
router atau mesin lokal untuk mengirim paket ke dirinya sendiri.
Kelas B digunakan pada jaringan berukuran sedang ke besar. Kelas B
menggunakan 2 octets pertama dari 4 octets yang ada sebagai alamat
network. 2
bit pertama pada alamat Kelas B selalu 10. Artinya, nomor terkecil yang terdapat
dalam
Kelas
B
adalah
1000
0000
yaitu angka
desimal
128
dan
nomor
terbesar
yang mungkin adalah 1011 1111 yaitu angka desimal 191.
Kelas C
adalah
kelas
alamat
asli
yang
paling sering
dipergunakan.
Kelas C
digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah host maksimal sebanyak 254 hosts.
  
29
Alamat kelas C
selalu dimulai
dengan angka
biner
110. Artinya
nomor
terkecil
yang
berada
dalam
Kelas
C
adalah
1100
0000
yaitu
angka
desimal
192.
Dan
nomor terbesar yang mungkin adalah 1101 1111 yaitu angka desimal 223.
Jika
Kelas A,B,
dan
C
umum
digunakan
untuk pengalamatan biasa, Kelas
D
dirancang
untuk
memungkinan
multicasting dalam
alamat
IP.
Alamat
multicast
adalah
alamat
unik
yang
mengarahkan
paket
dengan
alamat
tujuan
tersebut ke
grup IP
address yang sudah didefinisikan sebelumnya. Kelas D berada dalam
jangkauan 224.0.0.0
sampai dengan
239.255.255.255 dengan
empat bit pertama
selalu dimulai dengan 1110.
Kelas 
yang  berada  dalam 
jangkauan  alamat  240.0.0.0  sampai  dengan
247.255.255.255 dicadangkan oleh Internet Engineering and Task Force (IETF)
dan belum digunakan. Empat bit pertama dalam Kelas
E
selalu dimulai dengan
1111.
Pada Kelas A,B,dan C  ini dikenal juga istilah network mask. Network mask ini
dapat
digunakan
untuk
mengenali
di
dalam kelas
yang
mana
suatu
IP
address
berada. Secara default, network mask
dari kelas-kelas tersebut
:
Kelas A adalah
255.0.0.0 , Kelas B adalah 255.255.0.0 , dan Kelas C adalah 255.255.255.0.
3.
Subnetting
Subnetting adalah
salah
satu
metode
untuk
mengelola
IP
addresses.
Metode
pembagian
alamat
network ini
mencegah
terjadinya
kekurangan
akan
IP
address
yang tersedia. Bagi jaringan yang kecil tidak terlalu dibutuhkan subnetting, namun
pada jaringan yang besar diperlukan. Jaringan yang lebih kecil yang merupakan
hasil  pembagian  dari  jaringan  yang  lebih  besar  disebut  juga  dengan  subnets.
  
30
Beberapa
komputer
dalam
sebuah
subnet tidak
dapat
berkomunikasi
dengan
komputer pada subnet berbeda tanpa sebuah router (Odom, 2004, p275).
Dalam
membagi
jaringan
besar
ke
dalam jaringan-jaringan
yang
lebih kecil,
diperlukan
adanya
subnet mask.
Dalam
membagi-bagi
jaringan
diperlukan
informasi
mengenai
berapa
banyak
jumlah subnets
yang diinginkan
juga
berapa
banyak
jumlah
host
yang
dikehendaki
untuk
berada
dalam
satu
subnet atau
jaringan.
Untuk
membuat
sebuah alamat
subnet, beberapa bit
dipinjam dari
host
field
kemudian
bit
yang dipinjam
ini
dinamakan
sebagai
subnet field.
Misal,
sebuah
jaringan
192.168.1.0
dengan
default
network
mask Kelas
C
yaitu
255.255.255.0
dipinjam 4 bit dari octet terkahir host portion-nya sebagai subnet field. Maka akan
menghasilkan jaringan yang lebih kecil dengan jumlah host yang memungkinkan
14. Untuk mendapatkan jumlah host tadi dapat menggunakan rumus 2
n
-2, di mana
n
adalah jumlah bit yang dipinjam. Subnet mask dari jaringan yang baru ini bukan
lagi
255.255.255.0
melainkan
255.255.255.240. Hal
ini
terjadi
karena octet
terakhirnya berubah dari 0000 0000 menjadi 1111 0000 sesuai banyaknya bit yang
dipinjam.
4.
Public dan Private IP Address
Stabilitas internet
sangat bergantung pada keunikan alamat jaringan yang
digunakan
secara
public. Oleh
karena
itu
diciptakanlah
lembaga
internasional
bernama
Internet Assigned Number
Authority (IANA)
yang
mengatur
persediaan
IP address agar tidak terjadi duplikasi dalam pemakaian IP address secara public.
  
31
Public IP address sifatnya unik. IP address yang sama tidak boleh dimiliki oleh
dua perangkat atau
lebih
yang terhubung ke jaringan public. Untuk mendapatkan
public IP address bisa dilakukan melalui Internet Service Provider (ISP).
Private IP address dapat digunakan pada jaringan yang bersifat pribadi sebagai
solusi
atas
semakin
meningkatnya
kebutuhan
akan
public IP
address.
Jaringan
pribadi yang
tidak terhubung ke
Internet dapat
menggunakan IP address apapun
pada  masing-masing  host-nya  asalkan  masing-masing  host  tersebut  memiliki
alamat yang unik pada jaringan pribadi tersebut. Walau demikian, penggunaan IP
address secara bebas pada jaringan pribadi dapat menimbulkan masalah ketika
jaringan pribadi tersebut terhubung ke Internet.
RFC
1918
bertemakan
Address
Allocation for
Private
Internet
yang
membahas tentang penggunaan jaringan / operasional jaringan menggunakan
TCP/IP mengemukakan
permasalahan
penggunaan public dan private yang harus
dicermati berkenaan dengan global address space yang semakin berkurang setiap
harinya.
Berikut
ini
adalah
set
IP
private
yang
direkomendasikan
dalam
RFC
1918, yang dapat digunakan dalam jaringan pribadi / internal.
Tabel 2.1 Rekomendasi IP private dalam RFC 1918
  
32
5.
Cara Mendapatkan IP Address
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengkonfigurasi IP address.
a.
Pengalamatan Statis
Pengalamatan statis sangat cocok diterapkan pada jaringan kecil yang jarang
mengalami 
perubahan. 
Pencatatan 
record  IP
oleh 
seorang 
network
administrator penting
untuk
dilakukan agar
tidak
terjadi duplikasi
alamat
IP.
Server adalah salah satu perangkat
yang biasanya diberikan alamat statis. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan akses pada layanan yang disediakan oleh
server tersebut. Untuk user pada sistem operasi
Windows 2000/NT, kita dapat
membuka path :
Start ? Control Panel ? Network and Dial-up Connections ? Local Area
Connection ? Internet Protocol (TCP/IP) ? Properties ? Use the following
IP address, lalu isi dengan alamat IP yang diinginkan.
b.
Pengalamatan dengan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
DHCP merupakan penerus dari BOOTP. Pengalamatan IP dengan DHCP
sering disebut
juga pengalamatan IP secara dinamis. Sebab,
tidak seperti pada
BOOTP, network administrator tidak perlu membuat profil individual pada tiap
perangkat. Pengaturan yang diperlukan saat menggunakan DHCP hanyalah
mendefinisikan jangkauan alamat IP pada DHCP server. Saat sebuah
host
terhubung
secara
online ia
menghubungi
DHCP
server
untuk
meminta
IP
address. Lalu, DHCP server akan memilihkan satu alamat dan memesankan
alamat tersebut bagi host yang memintanya.
  
33
DHCP
juga
memiliki kemampuan
untuk menggunakan kembali
IP address
yang
tadinya
dipesan
oleh
sebuah
host manakala
host tersebut
sudah
tidak
menggunakannya
lagi.
Sehingga
IP
address
tadi
dapat
dipakai
kembali
bagi
host   lain  yang  memintanya.  Hal  ini  berarti  DHCP  menawarkan  rasio
penggunaan
IP
address
one-to-many.
Sehingga
sebuah
alamat
tersedia
bagi
siapa   saja   yang   terhubung   ke   jaringan.   Proses   yang   berjalan   dalam
mendapatkan
IP address
dengan 
DHCP sama dengan
proses
BOOTP
yaitu
dengan menggunakan broadcast IP address dan MAC address.
2.1.8  
Pembagian Jaringan
Secara umum, jaringan dibagi menjadi 3 jenis :
1.
Local Area Network (LAN). Menurut Odom (2004, p82)
LAN adalah jaringan
di
mana perkakas-perkakasnya relatif berdekatan satu sama
lain. LAN juga dapat
berarti jaringan komputer yang meliputi area geografis yang kecil seperti rumah,
kantor,  atau  gabungan  beberapa 
gedung  berdekatan.  Perbedaan 
utama 
LAN
dengan WAN terletak pada kecepatan data transfer LAN yang jauh lebih tinggi,
cakupan
geografis
yang lebih kecil, dan tidak
membutuhkan
leased line.
Tingkat
kesalahan
dalam
pengiriman
data
rendah
karena
hanya
dalam
area
yang kecil.
LAN
terdiri
komponen
berikut
:
komputer,
NIC,
perangkat
peripheral, media
jaringan, 
perangkat 
jaringan. 
Beberapa 
contoh 
dari 
teknologi 
LAN 
adalah
Ethernet, Token Ring, dan FDDI.
2.
Metropolitan Area Network (MAN), MAN merupakan jaringan yang
melayani
area metropolitan jangkauan areanya lebih besar dari LAN namun lebih kecil jika
dibandingkan dengan Wide Area Network (WAN). MAN biasanya terdiri atas dua
  
34
LAN atau lebih yang berada dalam area geografis yang sama. Contoh penggunaan
WAN adalah untuk koneksi antara sebuah bank dengan cabang – cabang yang
terdapat
di
beberapa
kota
yang
berbeda.
Service provider
dapat
menyediakan
layanan
yang menghubungkan dua
LAN atau
lebih
ini melalui jalur komunikasi
pribadi ataupun melalui jaringan optik.
3.
Wide  Area  Network  (WAN). Menurut Odom (2004, p353) WAN adalah
jaringan yang perkakas-perkakasnya berada
pada
jarak
yang relatif
jauh.
WAN
merupakan
jaringan
komunikasi
data yang
mampu
menjangkau
wilayah
area
geografis yang sangat luas, jauh lebih luas daripada LAN ataupun MAN. WAN
juga menghubungkan banyak LAN sehingga menyediakan akses bagi komputer
atau file server di lokasi yang berbeda walaupun terpisah oleh jarak yang jauh.
WAN dirancang untuk beroperasi pada area geografis yang luas dan terpisah-
pisah, memungkinkan user untuk berkomunikasi secara real-time dengan user lain
di tempat berbeda,
menyediakan remote resources
yang selalu terhubung dengan
layanan
lokal,
menyediakan
layanan
seperti
e-mail,
Internet, file
transfer,
dan
layanan e-commerce lainnya.
2.1.9  
Switching
Mirip
dengan
tugas
switching pada
router,
switching ini
dilakukan
oleh
sebuah bridge atau switch. Perangkat ini mampu membagi jaringan dalam segmen-
segmen
yang
lebih
kecil
dan
memisahkannya
ke
dalam
collision domain
yang
berbeda.   Switch
dan   bridge
menggunakan   Layer  2   MAC   address  dalam
mengambil  keputusan  pada 
saat 
ia  akan 
mem-forward paket.  Switch dapat
  
35
membagi collision domain namun tidak bisa membagi broadcast domain, sebab ia
tidak bekerja dengan Layer 3 IP address.
2.2
Teori Khusus
2.2.1    Web Server
Web server bertujuan untuk menyediakan dokumen ke client (Larson et al,
1999,
p3).
Web server
dapat
diartikan
sebagai
suatu
program
komputer
yang
bertanggungjawab  dalam  menerima  permintaan  dari  klien  atau  lebih  dikenal
dengan nama web browser. Lalu mengirimkan tanggapan atas permintaan tersebut
berupa
halaman
web (dalam bentuk
HTML) beserta
informasi-informasi
lainnya
seperti
gambar atau
suara. Sebuah
mesin atau server yang
mampu
menjalankan
operasi di atas dapat pula disebut sebagai web server.
2.2.2    Domain Name System (DNS) Server
DNS  server adalah  sebuah  server yang  bertugas  menyimpan  database
DNS. Fungsi utamanya ialah menerjemahkan nama sebuah domain / hostname ke
dalam alamat IP. Penerjemahan ini dimaksudkan
untuk mempermudah dalam
hal
mengingat alamat sebuah situs, sebab lebih mudah bagi kita untuk mengingat
alamat suatu situs dalam bentuk alfanumerik ketimbang dotted decimal dari alamat
IP nya. Setiap kali klien melakukan permintaan dengan menggunakan nama
domain, DNS server akan menerjemahkan nama tersebut ke dalam bentuk alamat
IP
yang
sesuai. Contohnya
ialah, ketika kita meminta
halaman web
dari domain
bernama 
maka 
nama 
domain  tersebut  nantinya  akan
diterjemahkan sebagai alamat IP yaitu 202.158.66.20.
  
36
Jika
sebuah
DNS
server
tidak
dapat
menemukan alamat
IP
yang
sesuai
dengan 
nama  domain pada 
database-nya,
maka  DNS 
server 
tersebut 
akan
meminta kepada
DNS server
lain
yang
terhubung
kepadanya
sampai alamat IP
yang  sesuai  dengan  nama  domain yang  dituju  didapatkan.  DNS  server juga
mampu
menerjemahkan sebuah alamat IP
menjadi sebuah
nama domain,
hal
ini
disebut dengan layanan
Reverse DNS. Penerjemahan dari nama domain ke dalam
alamat IP ini kadang melibatkan lebih dari satu alamat IP. Hal ini memungkinkan
ketika domain controller suatu situs diletakkan pada
lebih dari satu server untuk
keperluan load balancing atau redundancy.
2.2.3    Dial Plan
Dial
plan dirancang
untuk
menangani
panggilan
masuk
atau
keluar
(Meggelen et al, 2005, p77).
Dial plan
merancang dan
menetapkan urutan angka
yang diharapkan dan pola dari angka yang digunakan sebagai nomor telepon.
Termasuk di dalam dial plan
ini antara
lain kode
negara, kode akses, kode area,
dan semua kombinasi nomor yang dipanggil. Sebagian besar PBX (Private Branch
Exchange) mendukung variable-length dial plan dengan panjang nomor antara 3-
11 angka. Dial plan ini harus sesuai dengan jaringan telepon tempat ia terhubung.
2.2.4    Foreign Exchange Office Interface
Foreign
Exchange Office
(FXO)
adalah
sebuah
interface
yang
memungkinkan koneksi analog dengan POTS (Plain Old Telephone System) atau
PSTN (Henderson, 2007). Contoh dari FXO
ini adalah pesawat
telepon, fax, dan
modem
analog.
Melalui
voice
interface
card
ini,
dapat
dilakukan
hubungan ke
jalur
off-premise. FXO
juga diperlukan
pada
komputer
atau
perangkat
jaringan
  
37
lainnya
untuk
dapat
berhubungan
dengan POTS.
FXO
ini
biasa
dijumpai pada
perangkat
yang
berperan
sebagai
gateway
antara
sistem berbasis
VoIP
dengan
PSTN.
2.2.5
Foreign Exchange Station Interface
Foreign
Exchange Station
(FXS)
adalah
interface
pada
telepon
yang
berperan dalam penyediaan
tenaga,
pengiriman
nada sambung, dan
menciptakan
tegangan
untuk
membuat
telepon
bordering (Henderson, 2007). FXS dapat
digunakan untuk membuat koneksi antara telepon biasa dengan router.
2.2.6
Voice Over Internet Protocol (VoIP) dan IP Telephony
1.
Voice Over Internet Protocol (VoIP)
Voice 
over 
Internet 
Protocol  (VoIP)
adalah 
suatu 
teknologi 
yang
memungkinkan
pengiriman
informasi
berupa
suara
melalui perantaraan Internet
atau  jaringan  IP.  Data  suara  yang  bentuknya  analog  diubah  ke  dalam  bentuk
digital, di-compress
menggunakan
teknik speech data compression,
dibagi-bagi
menjadi
beberapa paket
yang
lebih kecil
untuk
dienkapsulasi
dalam
paket
data
yang akan dikirimkan ke tujuan
melalui
jaringan packet-switching bukan jaringan
telepon biasa (circuit-switching).
VoIP
juga dapat
dihubungkan
dengan PSTN. Ada
dua
jenis
hubungan
yang
dapat 
dilakukan 
yaitu 
Direct 
Inward 
Dialing 
(DID) 
yang 
menghubungkan
langsung pemanggil dari PSTN dengan pengguna VoIP dan Access Number
yang
mengharuskan
pemanggil
dari
PSTN
untuk
memasukkan
nomor
extension dari
pengguna   VoIP.   Keuntungan  
utama   dari   teknologi   VoIP   adalah   adanya
  
38
peningkatan  sumber  peningkatan  ketersediaan  jaringan  dan  pengurangan  atau
bahkan menghapus biaya telepon (Goncalves, 1999, p70).
Gambar 2.3 Contoh Diagram VoIP
2.
IP Telephony
IP Telephony sering disamakan dengan VoIP. Secara umum ia
adalah sebuah
bentuk aplikasi teknologi VoIP berbasis jaringan
IP yang
menggunakan
jaringan
packet-switched untuk membawa informasi berupa digital audio seperti yang biasa
dilakukan
secara
tradisional
dengan
menggunakan
jaringan circuit-switched dari
PSTN.
2.2.7
Protokol IP Telephony
Ada berbagai macam protokol yang digunakan dalam IP telephony. Berikut
adalah protokol-protokol tersebut :
  
39
2.2.7.1   H.323
H.323 dikembangkan oleh ITU-T yang digunakan untuk
mengirimkan
voice,
video,
data, dan
komunikasi
fax
melalui
jaringan
berbasis
IP
selama
menjaga
konektivitas
dengan
PSTN
(Meggelen
et
al,
2005, p142). Bentuk jaringan berbasis paket yang termasuk di dalamnya
antara
lain
Internet,
Internet
Packet
Exchange (IPX-based),
Local
Area
Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 banyak digunakan
dalam layanan
layanan
yang
berhubungan
dengan
multimedia
seperti
komunikasi
suara
(IP
Telephony),
komunikasi
video dengan
suara
(video
telephony), dan
gabungan
suara,
video
dan
data.
H.323
juga
menjelaskan
tentang penggunaan beberapa protokol ITU-T yang lain seperti :
• 
H.225.0, terdiri atas dua protokol yaitu Call Signaling (digunakan untuk
menghubungkan
dua
endpoints
H.323)
dan
Registration, Administration,
and Status (RAS)
yang digunakan untuk
menghubungkan antara endpoint
dengan gatekeeper.
• H.245, 
mengatur 
protokol 
komunikasi 
multimedia, 
menjelaskan
prosedur  yang  digunakan  untuk  membuka  dan  menutup  channel  logis
untuk
audio,
video, data,
kemampuan
melakukan
pertukaran
dan
kontrol
dan indikasi.
•  H.450, berisi rekomendasi tentang beberapa layanan tambahan
H.235, berisi tentang rekomendasi keamanan pada H.323 termasuk di
dalamnya signaling dan keamanan medium.
  
40
•  H.239,  
menjelaskan   tentang   dual  stream  yang   digunakan   pada
teleconferencing.
• 
H.460, berisi rekomendasi yang menjelaskan tentang extension opsional
yang
dapat
digunakan
oleh
suatu
endpoint
atau gatekeeper.
Termasuk
di
dalamnya
rekomendasi
NAT/FW
traversal dari
H.460.17,
H.460.18,
dan
H.460.19.
2.2.7.2   Real-Time Protocol (RTP)
RTP mendefinisikan format paket standar yang digunakan untuk
membawa
data
audio dan
video
melewati
Internet. Ia
berperan
dalam
mengkompensasi
jitter
dan
desequencing
yang
terjadi
pada
jaringan
IP.
RTP banyak digunakan
untuk sistem
media streaming, videoconferencing,
dan push-to-talk. RTP
menggunakan sequence numbers
untuk pengurutan
paket data dan mendeteksi adanya paket yang hilang.
2.2.7.3   Real-Time Control Protocol (RTCP)
RTCP
merupakan
protokol
yang digunakan bersamaan dengan
RTP dalam hal penyampaian dan penyusunan data multimedia namun tidak
ikut
serta
dalam proses
pengirimannya
sendiri.
Fungsi
utamanya
ialah
memberikan feedback atas QoS yang diberikan oleh
RTP. Dua komponen
penting
pada
paket
RTCP
ialah  
sender
report yang
berisi
informasi
banyaknya
data
yang
dikirimkan
dan
yang
kedua
adalah
receiver report
(dikirimkan oleh penerima panggilan) yang berisi informasi mengenai
jumlah
paket
yang
hilang
selama
sesi
percakapan,
dan
delay sejak
pengiriman sender report yang terakhir.
  
41
2.2.7.4   Resource Reservation Protocol (RSVP)
RSVP
adalah
protokol
layer transport
dan
dirancang
untuk
menyediakan resource atau sumber daya jaringan (Goncalves, 1999, p40).
Ia  merupakan  signalling  protocol  tambahan  pada  yang  mempengaruhi
QoS.
RSVP
biasanya
digunakan
untuk
menyediakan
bandwidth agar
transmisi
data
suara
tidak
mengalami
delay ataupun
kerusakan
saat
mencapai
tujuan.
Cara
kerjanya
ialah
dengan
mengirimkan request pada
setiap node
dalam jaringan
yang akan
dilakukan pengiriman data stream,
lalu
pada
untuk
node
tadi,
RSVP
membuat
resource
reservation untuk
pengiriman data.
2.2.8
Standar Kompresi Data Suara
ITU-T
(International
Telecommunication Union
Telecommunication
Sectormengeluarkan
beberapa 
standar 
untuk 
voice 
coding 
yang
direkomendasikan untuk digunakan pada implementasi VoIP. Beberapa standar
yang dipakai dalam implementasi IP Telephony ini adalah :
1.
G.711
G.711 adalah suatu standar Internasional untuk melakukan kompresi terhadap
data audio dengan
menggunakan
teknik
Pulse
Code
Modulation (PCM)
dalam
pengiriman  suara.  PCM  melakukan  konversi  sinyal  analog  ke  bentuk  digital
dengan melakukan sampling sinyal analog tersebut 8000 kali/detik dan dikodekan
dengan kode angka. Jarak antara sampel adalah 125 µ detik.. Sinyal tersampel lalu
dikonversikan ke bentuk diskrit. Sinyal diskrit ini direpresentasikan dengan kode
yang  
disesuaikan  
dengan  
amplitudo  
dari  
sinyal   sampel.  
Format  
PCM
  
42
menggunakan
8
bit
untuk
pengkodeannya. Laju
transmisi
diperoleh
dengan
mengkalikan 8000 sampel/detik dengan 8 bit/sampel, menghasilkan 64.000
bit/detik.  Bit rate  64  kbps  ini  merupakan  standar  transmisi  untuk  satu  kanal
telepon digital.
Pada VoIP gateway, di bagian terminal, terdapat audio codec yang
melakukan
proses
framing (pembentukan
frame
datagram
IP
yang
dikompresi)
dari
sinyal
suara terdigitasi (hasil PCM G.711) dan juga melakukan
rekonstruksi
pada
sisi
receiver. Frame
frame
yang
merupakan
paket
paket
informasi
ini
lalu
di
transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar komunikasi jaringan packet
based. Standar
G.711
merupakan
teknik kompresi
yang
tidak
efisien,
karena
akan memakan bandwidth 64Kbps unutk kanal pembicaraan.
2.
G.723.1
G.723.1 adalah jenis pengkode suara yang direkomendasikan untuk terminal
multimedia dengan bit rate rendah.G.723.1
memiliki dual rate speech coder yang
dapat
di-switch
pada batas 5.3
kbit/s dan 6.3
kbit/s.
Dengan
memiliki
dual rate
speech coder ini
maka
G.723.1
memiliki
fleksibilitas dalam beradaptasi terhadap
memperbagus sinyal suara hasil sintesis. Pada bagian encoder G.723.1 dilengkapi
dengan
formant
perceptual weighting
filter
dan
harmonic
noise
shaping
filter
sementara
di
bagian
decoder-nya
G.723.1
memiliki
pitch postfilter dan
formant
postfilter sehingga
sinyal
suara
hasil
rekonstruksi
menjadi
sangat
mirip
dengan
aslinya.
Sinyal eksitasi
untuk
bit
rate
rendah
dikodekan
dengan
Algebraic
Code
Excited  Linier  Predicition  (ACELP) sedangkan untuk rate  tinggi dikodekan
dengan
menggunakan
Multipulse Maximum
Likelihood Quantization
(MP-MLQ).
Rate  yang  lebih  tinggi  menghasilkan  kualitas  yang  lebih  baik.  Masukan  bagi
  
43
G.723.1
adalah
sinal
suara digital
yang
di-sampling dengan
frekuensi
sampling
8.000 Hz
dan
dikuantisasi dengan
PCM
16
bit.
Delay
algoritmik
dari
G.723.1
adalah 37.5 msec (panjang frame ditambah lookahead), delay pemrosesnya sangat
ditentukan oleh prosesor yang mengerjakan perhitungan.
2.2.9
IP Phone
IP
Phone adalah
perangkat
yang
digunakan
untuk
membuat
panggilan
telelpon melalui internet. Bentuknya seperti pesawat telepon pada
umumnya dan
kebanyakan dilengkapi
juga dengan
LCD.
IP phone ini dapat
digunakan
untuk
membuat   koneksi   ke   jaringan   VoIP   lewat   Internet   tanpa   membutuhkan
perantaraan perangkat lain. IP Phone memiliki tiga port, satu port dihubungkan ke
patch panel, satu port dihubungkan
dengan
komputer, dan satu
port lagi dapat
dihubungkan ke AUX. Cisco sendiri memiliki beberapa tipe IP Phone yang dapat
dikonfigurasi
untuk
memiliki
beberapa
line
atau
extension number
seperti
tipe
Cisco Unified IP Phone 7961G yang dapat memiliki 6 line dan tipe Cisco Unified
IP Phone 7941G dapat memiliki 2 line.
Gambar 2.4 Cisco Unified IP Phone 7961 G
  
44
2.2.10  VoIP Gateway
VoIP Gateway adalah sebuah perangkat jaringan yang
melakukan konversi
terhadap panggilan telepon atau fax antara PSTN dengan jaringan berbasis IP.
Fungsi utamanya meliputi kompresi dan dekompresi suara dan fax,
packeting,
routing panggilan,
dan
control
signaling. Gateway ini
memungkinkan terjadinya
koneksi antara IP ke perangkat legacy PBX dan antara PSTN dengan sistem
IP
PBX.
Gambar 2.5 Diagram Proses Komunikasi dengan VoIP Gateway
2.2.11  Linux Operating System
Linux
adalah
kernel
yang
mirip
Unix
(Unix-like) dalam
sebuah
sistem
operasi.  Sistem  operasi  yang  menggunakan  Linux  sebagai  kernelnya  disebut
Sistem
Operasi
Linux
(Linux
Operating
System).
Linux
adalah
sistem
operasi
gratis dan bersifat open source yang berbasis Unix. Karena
Linux bersifat open
source, maka terdapat beberapa varian dari sistem operasi Linux, yang dinamakan
distribusi
Linux.
Beberapa di
antaranya
yang terkenal antara
lain
:
SuSe
Linux,
Debian, Ubuntu, Fedora, dan sebagainya.
  
45
Debian (atau disebut juga Debian GNU/Linux) merupakan distribusi Linux
yang dibuat oleh Ian Murdock. Pertama kali dirilis pada tanggal 16 Agustus 1993,
Debian
adalah
distribusi
Linux
yang
tidak
memiliki
tujuan
khusus (general
purpose). Versi stabil terakhir adalah Debian v.4.0R1(etch). Debian GNU/Linux
adalah basis dari distribusi Linux lainnya, contohnya Knoppix, Linspire, Xandros,
ataupun Ubuntu.
2.2.12  FTP Server
FTP server bisa berarti sebuah komputer yang dapat menerima dan
mengirim
data
melalui
File
Transfer
Protocol ataupun
perangkat
lunak
yang
membuat  sebuah  komputer  melakukan  hal  itu.  File Transfer Protocol
sendiri
seperti
namanya
adalah
protokol
yang memang
dirancang
secara
khusus
untuk
menangani
transfer
file dari
satu
lokasi
ke
lokasi
lain
dalam
sebuah
jaringan
komputer. FTP adalah protokol yang bersifat connectionful, artinya sebelum data
dikirim, FTP
akan
membuat jalur
spesifik di antara dua
lokasi/device
yang akan
melakukan transfer data. Jalur ini akan digunakan secara eksklusif sampai transfer
data berakhir. Contoh perangkat lunak yang dapat bertindak sebagai FTP server
antara lain : ProFTPd, PureFTPd, VsFTPd, dan lain-lain.
ProFTPd adalah
sebuah
perangkat
lunak
yang
memiliki
kemampuan FTP
Server. ProFTPd berlisensi GPL (GNU Public License), dan berjalan pada sistem
operasi berbasis Linux dan Unix. ProFTPd
memiliki
kemampuan untuk
berjalan
pada jaringan berbasis IPv6, memiliki modul-modul enkripsi SSL/TLS, RADIUS,
LDAP, dan ekstensi SQL.
  
46
2.2.13  Server-side scripting
Server-side scripting adalah sebuah teknologi yang dimiliki oleh sejumlah
web server,
yang
memungkinkan
untuk
menjalankan script langsung pada web
server untuk memenuhi permintaan dari client. Karena dijalankan secara langsung
pada
server,
maka
web server
akan
menghasilkan
sebuah
file
HTML
dinamis,
tergantung
dari
jenis
permintaan
client.
Kelebihan
utama
server-side scripting
dibanding
client-side scripting adalah
keamanan
dan
kemampuannya
untuk
menghasilkan respons yang benar-benar spesifik
berdasarkan
atas
permintaan
client, hak-hak tertentu client,  dan query  ke database. Kelemahannya adalah
karena
diproses
di
server, maka
spesifikasi
teknis
server
yang
mengaktifkan
teknologi ini haruslah lebih tinggi. Dari sisi client, user tidak akan mampu melihat
server-side
script, melainkan hanya file HTML yang isinya merupakan hasil
proses di server.
Beberapa
jenis
server-side scripting yang
umum
digunakan
yakni
diantaranya, ASP, ASP.NET, ColdFusion, ESP, JSP, PHP, Ruby.
PHP
(PHP
:
Hypertext Preprocessor)
adalah
bahasa
pemrograman
yang
biasa
digunakan
dalam
pengembangan
web.
PHP
bersifat
open source,
gratis,
berjalan di hampir seluruh jenis web server dan seluruh jenis sistem operasi. PHP
biasanya dijalankan pada web server, menerima input dari client dan memberikan
respons.
Namun,
PHP
juga
mampu
dijalankan
sebagai
command-line scripting
untuk
menjalankan
aplikasi
client-side. PHP
dapat ditempelkan
pada
file HTML
dengan tag-tag tertentu. Mulai PHP 3, pemrograman berbasis obyek dimungkinkan
  
47
untuk  digunakan  pada  script PHP.  PHP  sangat  sederhana  untuk  pemula,  dan
menyediakan fungsional yang sangat luas dan dalam untuk para professional.
2.2.14  IP-PBX Server
IP-PBX (Internet Protocol - Private Branches eXchange) adalah teknologi
yang memungkinkan sambungan antara beberapa telepon dalam lingkungan privat
dan hubungan ke lingkungan luar (misalnya PSTN). IP-PBX server adalah
perangkat lunak atau mesin yang mengatur dan menjalankan tugas PBX. Beberapa
IP-PBX
server gratis berbasis perangkat lunak di
antaranya
adalah
Asterisk,
OpenSER, dan SIP Express Router (SER).
Asterisk,  produk  dari  Digium,  adalah  salah  satu  IP-PBX  server yang
bersifat open-source,  
dan berarti dapat digunakan dengan gratis dan dapat
dimodifikasi
sesuai keperluan.
Asterisk
mampu berjalan
pada
beberapa platform
yang ada, namun paling baik berjalan pada platform Linux. Secara umum, Asterisk
memiliki fitur-fitur
dasar seperti
voice mail, conference calling, interactive voice
response,
dan
automatic
call
distribution. Untuk
menghubungkan
PBX
dengan
PSTN,
Asterisk
membutuhkan
PCI
device tertentu
(dijual
oleh
Digium)
yang
berfungsi
sebagai
penghubung,
apakah
itu
ke PSTN,
jalur
T1,
jalur
E1,
atau
lainnya.
Asterisk
mendukung
beberapa
protocol
VoIP
terkenal,
di
antaranya
SIP
dan
H.323. Namun Digium juga
mengembangkan protokol baru yang dinamakan
IAX
(Inter-Asterisk eXchange),
yaitu
protokol
yang
khusus
didesain
untuk
kepentingan trunking antar Asterisk.
  
48
2.2.15  Interactive Voice Response
Adalah
sebuah
teknologi
dalam telepon
yang
memungkinkan
sebuah
komputer atau sebuah program menerima masukan berupa
suara atau penekanan
tombol tertentu pada telepon, untuk diproses dalam sebuah sistem. Komputer atau
program ini kemudian akan
merespons kembali, berupa suara yang telah direkam
sebelumnya,
ataupun
suara
yang
dibuat
menggunakan
text-to-speech generator.
Karena sistem
ini berlangsung
dua
arah (antara penelepon
dan
komputer),
maka
sistem ini disebut sistem respons suara interaktif.
IVR
paling
sering
digunakan
dalam
situasi
ACD
(Automatic Call
Distributor), yakni
situasi
di
mana
penelepon
memasukkan
nomor
ekstensi
PBX
yang
dituju
sehingga
tidak
diperlukan seorang
operator
untuk
mendistribusikan
panggilan.
IVR
juga
sering
digunakan
untuk aplikasi
seperti
phone-banking,
mengetahui
sisa
pulsa,
membuat pemesanan, dan lain-lain. IVR
menerima
input
dari
penelepon
dalam bentuk
sinyal
DTMF
atau
menggunakan
teknik
speech
recognition.
Dalam Asterisk (dan beberapa PBX
server lainnya), penggunaan IVR
dimungkinkan dengan adanya teknologi-teknologi untuk mengatur susunan menu
dan respons. Salah satu teknologi yang sering digunakan adalah VoiceXML.
VoiceXML
menggunakan
file
XML
yang
diletakkan
pada
sebuah
web server,
menjadikan web server bertindak sebagai sebuah application server yang
mampu
memfasilitasi
fungsi-fungsi IVR. Sebuah konfigurasi VoiceXML berisi peta rute
dan aliran telepon dalam aplikasi IVR.
  
49
2.2.16  Text to Speech
Disebut
juga
speech
synthetizer. Teknologi
ini
memungkinkan
komputer
untuk menghasilkan
suara
manusia artificial dari sebuah teks atau kalimat. Suara
manusia ini bisa dihasilkan dengan menggabungkan beberapa kata dari suara yang
telah   direkam   sebelumnya.   Karena   penggabungan,   suatu   kalimat   mungkin
memiliki nada suara yang janggal, dan hanya terbatas dari kata-kata yang sudah
direkam sebelumnya.
Cara
ini
tidak
benar-benar
menghasilkan
suara
manusia
buatan,
karena
menggunakan
rekaman
suara manusia sesungguhnya. Cara lain
adalah dengan menggunakan sebuah model/pola suara dengan karakteristik suara
tertentu,
menghasilkan
suara
manusia
yang benar-benar
disintesa/dibuat
secara
komputer.
2.2.16.1 Concatenative synthesis
Concatenative
synthesis
adalah teknik sintesa suara yang
menggunakan  penggabungan  beberapa  kata/suku-kata  sehingga
membentuk kalimat utuh. Karena sifatnya yang hanya menggabungkan
beberapa kata/suku-kata, maka terkadang speech hasil penggabungan ini
memiliki intonasi nada yang janggal. Namun teknologi ini adalah teknologi
yang 
paling 
mudah 
digunakan. 
Teknologi 
concatenative 
dibagi 
lagi
menjadi tiga, yakni sintesa unit-selection, diphone, dan domain-specific.
Sintesa unit-selection menggunakan basis data yang besar, yang berisi
seluruh  kata  dalam  suatu  bahasa.  Sintesa  diphone  hanya  menggunakan
basis
data
berisi suku
kata-suku
kata
yang
mungkin
muncul
dalam suatu
bahasa, sehingga ukuran basis data menjadi cukup kecil. Sementara sintesa
  
50
domain-specific hanya menggunakan sejumlah kata yang memang spesifik
untuk 
suatu 
tugas. 
Misalnya 
untuk 
tugas 
membacakan 
total 
harga,
komputer  hanya  membutuhkan  sejumlah  kata  bilangan  dan  kata
penghubung seperti puluh,
ratus, ribu, juta, dan
sebagainya dalam sebuah
basis data untuk digunakan sebagai speech generator.
2.2.16.2 Formant synthesis
Formant synthesis adalah teknik sintesa suara yang
menggunakan
sebuah acoustic model, sehingga tidak membutuhkan basis data yang berisi
sampel
suara.
Acoustic model
yang
digunakan
dalam
teknik
formant
synthesis tidak
dibuat
berdasarkan
tipe
suara
manusia,
sehingga
dapat
dikenali dengan jelas bahwa suara hasil dari formant synthesis tidak mirip
sama  sekali  dengan  suara  manusia.  Suara  yang  dihasilkan  lebih  mirip
seperti
suara
robot, dan karenanya digunakan
untuk
perangkat-perangkat
embedded 
seperti   robotic,
portable 
game   console,
dan   sebagainya.
Formant synthesis sangat
mudah dikonfigurasi
dan
mampu
menghasilkan
tempo suara yang cepat atau pun lambat, sesuatu yang tidak dapat diatur
dengan mudah pada concatenative synthesis.
2.2.16.3 Articulatory synthesis
Walaupun sama-sama tidak menggunakan sampel suara dari basis
data seperti formant synthesis, articulatory synthesis menggunakan sampel
suara
manusia
(vocal tract)
dan
teknik
artikulasi,
sehingga teknologi
ini
dapat  menghasilkan  speech
dengan  suara  mendekati  atau  sama  dengan
suara manusia.
  
51
2.2.17  Softphone
Softphone adalah
perangkat
lunak
komputer
yang
digunakan
untuk
bertelepon dengan menggunakan sebuah komputer biasa, bukan dengan perangkat
mesin telepon tersendiri. Seringkali penampilan perangkat lunak ini dimiripkan
dengan
mesin
telepon
biasa,
dengan
tombol-tombol
yang
umum terdapat
pada
telepon. Untuk melakukan aktivitas telepon, penelepon bisa menggunakan headset
dan microphone, atau pun menggunakan telepon USB.
Softphone bisa dikoneksikan dengan penyedia jasa telepon Internet, seperti
Skype, dan bisa juga digunakan untuk terkoneksi dengan jaringan PBX pada LAN.
Ketika
dikoneksikan
dengan
server
PBX
seperti
Asterisk,
softphone akan
menampilkan pop-up
ketika
user
komputer
menerima panggilan telepon.
Pop-up
ini menampilkan informasi yang cukup lengkap, meliputi nama, nomor telepon,
sehingga dapat
menjadi alternatif
murah
dalam mengimplementasi
VoIP,
selain
dengan menggunakan IP Phone.
Softphone pada
umumnya
memiliki
sejumlah
fitur
telepon standar
seperti
Mute, DTMF, Flash, Hold, Transfer). Beberapa fitur baru seperti Presence, Video,
juga
mulai
banyak
ditemukan
pada
softphone terbaru.
Softphone sedikitnya
mendukung
tiga
set
codec, yakni
G.711,
GSM,
dan
iLBC.
Beberapa
vendor
softphone juga mendukung set codec lainnya.
2.2.18  Database Server
Adalah sebuah perangkat lunak yang melayani permintaan untuk mengolah
maupun menerima informasi dari sebuah basis data. Umumnya, client mengakses
  
52
layanan-layanan
pada
database server
melalui
jaringan.
Seiring
dengan
makin
populernya arsitektur client/server, maka peran database server menjadi semakin
penting
karena
database
server
menyimpan
seluruh
isi
basis
data dalam
lokasi
yang tersentralisasi, memungkinkan untuk
diakses
secara
bersama-sama,
meningkatkan integritas data, dan juga mendukung otorisasi user/client.
Perangkat lunak yang bekerja dalam database server juga disebut database
management systems (DBMS). DBMS
menawarkan sebagian atau seluruh fungsi-
fungsi berikut :
•  Kemampuan query (misalnya SQL)
•  Manajemen backup dan replikasi
•  Rule enforcement (pemaksaan aturan)
•  Keamanan
•  Penghitungan
•  Pencatatan (logging) terhadap siapa yang mengakses dan apa yang diakses dari
basis data
•  Optimasi basis data secara otomatis
•  Penyimpanan meta-data (data yang merupakan penjelasan dari data lain)
Salah satu tipe basis data yang paling banyak dipakai saat ini adalah basis
data
relasional
(relational database).
Sistem
basis
data
relasional
masa
kini
menggunakan
SQL
(structured query
language)
untuk
mengolah
data.
Contoh
database server yang mendukung relational DBMS adalah MySQL.
  
53
2.2.19  VoiceXML Browser
Sebuah voice browser adalah web browser yang menyediakan antar muka
untuk  sebuah  sistem  IVR.  Browser ini  menampilkan  informasi  secara  aural
(suara),  menggunakan  rekaman  audio  atau  text-to-speech. Input  yang  diterima
dapat berupa sinyal DTMF atau melalui suara (speech recognition). Voice browser
sering disebut
juga VoiceXML browser, karena 
browser akan membaca
file-file
yang
ditulis
dengan
format
VoiceXML, standar
W3C
untuk
mark
up
language
dialog suara.
Voice browser berfungsi sebagai jembatan antara web server dan
Asterisk
PBX
server,
artinya
voice
browser
bertugas
menerjemahkan
tag-tag
VoiceXML
agar
Asterisk
PBX
mampu
untuk
mengirim dan
menerima
informasi
suara.
VXIAsterisk adalah sebuah voice browser
yang khusus dirancang untuk
Asterisk
PBX.
2.2.20  Dual Tone Multi Frequency (DTMF)
DTMF  adalah  sebuah  signalling  yang  menggunakan  rentang  frekuensi
suara tertentu kepada pusat call switching. DTMF telah distandarisasi oleh ITU-T
Rekomendasi Q.23.
Telepon
yang
memiliki
kemampuan
untuk
mengirim sinyal
DTMF (tone dialing) disebut dengan Touch-Tone. Selain dalam teknologi telepon,
aplikasi DTMF juga digunakan dalam menandakan awal dan akhir dari iklan
komersial pada siaran televisi kabel di Amerika Serikat dan di negara lain.
Pada
tombol
telepon,
DTMF
disusun dalam matriks 4x4,
di
mana
setiap
tombol akan mengirim sinyal DTMF sebanyak dua frekuensi. Baris pada matriks
  
54
ini merepresentasikan
frekuensi rendah,
sementara kolom untuk frekuensi tinggi.
Apabila sebuah tombol pada telepon ditekan, maka akan dihasilkan sebuah bunyi
sinusoidal
dari
dua
jenis
frekuensi tersebut.
Bunyi
sinusoidal
ini
akan
diterjemahkan kembali oleh switching center, sehingga program seperti IVR dapat
mengetahui tombol yang ditekan oleh user. Untuk tombol
A, B, C, dan D
sudah
mulai banyak ditinggalkan dan tidak dipakai pada telepon jaman sekarang.
Tabel 2.2 Frekuensi DTMF untuk Tombol Telepon
1209 Hz
1336 Hz
1477 Hz
1633 Hz
697 Hz
1
2
3
A
770 Hz
4
5
6
B
852 Hz
7
8
9
C
941 Hz
*
0
#
D
Untuk decode frekuensi DTMF, digunakan algoritma Goertzel.
2.2.21  State Transition Diagram (STD)
STD
menggambarkan
keadaan
(state)
pada
suatu
keadaan,
event yang
menyebabkan perubahan suatu keadaan
menuju keadaan lain, dan akibat yang
dihasilkan dari perubahan tersebut. (Fatuarum, 2007)
Simbol – simbol STD adalah :
•  State, simbol :
, merepresentasikan keadaan pada suatu waktu tertentu.
  
55
•  Event atau action, simbol :
, merepresentasikan hubungan antar keadaan yang berbeda. Pada
panah tersebut ditulis event yang
menyebabkan perubahan tersebut dan akibat
yang dihasilkan.
(Fatuarum, 2007)
2.2.22  Use case diagram
Use
case digunakan
untuk
menjelaskan
sebuah
atau
beberapa
skenario
berhubungan yang mungkin muncul dari interaksi antara pengguna dengan sistem
(Fowler et al, 2000, p40). Use
case dapat didefinisikan melalui
tulisan (use
case
text) maupun gambar (use case diagram).
Menurut Booch et al (1999, p235), sebuah use case diagram secara umum
terdiri
dari
beberapa komponen
kunci, di antaranya adalah use
case itu
sendiri,
aktor, dan
hubungan (use
case
relationship).
Aktor adalah
manusia atau
sistem
eksternal, yang memegang sebuah peran dalam sistem. Seorang atau sebuah aktor
bisa melakukan beberapa use case, seperti halnya sebuah use case bisa dilakukan
oleh beberapa aktor.
Use
case relationship terdiri dari asosiasi
(antara
aktor
dengan use
case),
generalisasi,
include,
dan
extend
relationship. Generalisasi
digunakan
untuk
menjelaskan beberapa variasi aktor atau use case yang mirip. Include relationship
menjelaskan
suatu
use
case
yang digunakan
oleh
beberapa
use
case yang
lain,
sehingga dibuat use case tersendiri agar reusable. Misalnya use case “menentukan
nilai uang” digunakan untuk use case “analisa resiko” dan “menentukan harga”.
  
56
Extend
relationship digunakan
untuk
menentukan
seperangkat
ketentuan
khusus
tentang
aktor
yang
membedakan
sebuah
use
case
dengan
use
case
lain
yang sama-sama dikerjakan oleh aktor tersebut.
Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram :
•  Actor :
•  Association relationship :
• 
Use case :
• 
System :
2.2.23  Entity Relationship Diagram (ERD)
Model 
entity 
relationship  diagram 
adalah 
skema 
relasi 
metode
perancangan
basis
data
untuk
merancang suatu
sistem dan keperluannya
dalam
pendekatan top down (Kenneth, 2007). Simbol yang digunakan pada notasi Crow’s
Feet untuk merepresentasikan cardinality adalah :
1.
Ring merepresentasikan nol.
2.
Dash merepresentasikan satu.
3.
Crow’s foot merepresentasikan banyak atau lebih dari satu.