8
diminta oleh beberapa tamu di Utagoe Kissa, tempat dimana dia
melakukan
konser,
untuk
membuat
rekaman
dari
konsernya, jadi mereka dapat bernyanyi
bersama-sama
dalam liburan
yang
disponsori
oleh
perusahaan.
Menyadari
potensi
dari
pasar,
Inoue
menciptakan
sebuah
tape
recorder,
dimana
untuk
setiap
lagu
yang dimainkan dihargai dengan 100 yen.
Daripada
menjual
mesin
karaokenya, Daisuke
menyewakannya,
sehingga
toko-toko tidak dapat membeli lagu-lagu baru sesuai dengan keinginan mereka.
Sebenarnya hal itu hanya iseng saja dimana
kurangnya
rasa
atmosfer
langsung
dari sebuah penampilan yang sesungguhnya. Karaoke juga dianggap sebagai
sesuatu
yang
mahal
sejak
100
yen
dianggap sebagai harga dua jenis makan siang
pada tahun 1970an. Bagaimanapun juga, karaoke dianggap sebagai hiburan yang
populer. Pada awalnya, mesin karaoke ditempatkan pada restoran atau hotel;
segera, bisnis baru yang disebut kotak karaoke, dengan ruangan kompartemennya,
menjadi sangat populer. Pada tahun 2004, Daisuke Inoue diberi penghargaan nobel
sebagai penemu karaoke.
Inoue tidak pernah mempermasalahkan hak paten dari penemuannya,
membuat dia kehilangan kesempatan
untuk menjadi orang Jepang terkaya. Roberto
del Rosario, penemu asal Filipina
yang sistemnya Minus-One, pemegang hak paten
atas
alat
yang
umumnya
disebut
sebagai
mesin
karaoke.
Sesuai
dengan
konflik
yang
terjadi
dengan
perusahaan
China
yang
mengaku
sebagai
penemu
sistem ini,
hak paten Del Rosario dikeluarkan pada tahun 1983 dan 1986, lebih dari satu
dekade setelah Inoue menghilangkan hak patennya pada tahun 1971.
Awalnya
mesin
karaoke
menggunakan
kaset pita
tapi
karena
perkembangan
teknologi,
diganti
dengan
CD,
VCD,
laserdisc,
dan
sekarang
DVD.
Pada
tahun
|