6
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1  Tinjauan Umum
II.1.1  Pengertian Apartemen:
Berdasarkan, 
Oxford  Dictionary  of  Architecture  and  Landscape  Architecture,  James
Stevens Curl)
 
Apartment is self-contained set of rooms for domestic use, on one floor, usually one
of several in a large building.
Berdasarkan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta, Jakarta 1976)
Apartemen
adalah
kamar
atau
beberapa kamar
(
ruangan
)
yang
diperuntukkan
sebagai  tempat  tinggal,  terdapat  didalam  suatu  bangunan  yang  biasanya  punya
kamar atau ruangan semacam itu.
Berdasarkan, Dictionary of Real Estate, Wiley, 1996)
 
Apartemen adalah suatu ruangan atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah
struktur hunian yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga.
Normalnya,
berfungsi
sebagai
perumahan
sewaaan
tidak
pernah dimiliki
oleh
penghuninya yang dikelola oleh pemilik atau pengelola property.
Berdasarkan, UU RI No 16/1985)
 
Apartemen  adalah  bangunan  bertingkat  yang  dibangun  dalam  suatu  lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah
horizontal  maupun  vertikal  dan  merupakan  satuan-satuan  yang  masing-masing
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama
untuk tempat hunian, yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
  
7
Kesimpulan, jadi apartemen adalah ruang –ruang/ kamar
untuk
dijadikan tempat
tinggal
yang disusun secara vertikal maupun horizontal di dalam suatu bangunan yang dapat
disewakan atau dibeli oleh penghuninya.
II.1.2  Perkembangan Apartemen di Indonesia:
Kehadiran hunian vertikal di Jakarta berawal pada tiga dasawarsa yang lalu. Sekitar
tahun 1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza di jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan
dengan jumlah unit apartemen 54 unit. Pada tahun 1980-an berdiri sebuah apartemen di
kawasan Kuningan Jakarta Selatan, tepatnya di jalan Taman Rasuna Said, yaitu Apartemen
Taman
Rasuna.
Apartemen
ini
banyak
dihuni
oleh
kaum ekspatriat
karena
kawasan
Kuningan
dikelilingi
oleh
gedung-gedung
perkantoran yang
kebanyakan
berskala
internasional.
Apartemen
Taman
Rasuna
inilah
yang
kemudian
menjadi
pelopor
pembangunan apartemen-apartemen lainnya di Jakarta.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan akan apartemen, bangunan
apartemen banyak dibangun khususnya di kawasan Jakarta Selatan yang sampai sekarang
masih menjadi pilihan favorit untuk kawasan hunian. Satu demi satu apartemen dibangun
antara lain Taman Rasuna, Setiabudi Residence, Senayan City, Marbella Kemang, The
Capital, The Grove Condominium, The pacific Place, Casablanca Mansion, Bellagio
Mansion, The Belezza Permata Hijau, The Peak, The Pakubuwono Residence dan masih
banyak 
lagi.     Meskipun 
Jakarta 
Selatan 
tetap 
menjadi 
primadona, 
pada 
gilirannya
apartemen
juga
dibangun
di
empat wilayah Jakarta
lainnya. Di
Jakarta
Timur
dibangun
apartemen
Patria
Park.
Di
Jakarta
Barat
dibangun
antara
lain apartement
Seasons
City,
Mediterania Garden Residence, Taman Semanan, City Resort, Permata Eksekutif dan
Permata
Surya.
Di Jakarta Pusat
antara
lain dibangun
apartemen Mediterania
Boulevard
  
8
Residence,  Salemba  Residence,  Jakarta  Residence,  Thamrin  Residences  dan  Sudirman
Park. Di Jakarta Utara antara
lain dibangun Apartemen Marina Mediterania, The Summit,
Kelapa Gading Square, Palladian Park dan  Gading Mediterania.
Berdasarkan
data
yang
didapat
dari
Pusat
Properti
Indonesia (PSPI), terungkap
bahwa pertumbuhan apartemen khususnya di Jakarta sangat pesat dengan nilai peningkatan
yang signifikan. Pada tahun 2003 terdapat 2.361 unit apartemen baru dan tahun-tahun
berikutnya , pasokan bertambah menjadi 20.358 unit pada tahun 2004, 18.627 unit pada
tahun 2005 dan 26.066 unit pada tahun 2006.
Sekarang ini pembangunan apartemen juga mulai merambat ke beberapa kota besar
di Indonesia antara lain di Bandung dibangun
apartemen
Ciumbuleuit
Residence
dan
Marbella Dago Pakar dan di Surabaya dibangun apartemen The Regency at City of
Tomorrow. Pembangunan apartemen masih akan terus berjalan selama permintaan dan
kebutuhan masih tetap ada sampai mencapai titik jenuh atau sampai muncul fenomena baru
lainnya.
II.1.3  Pengelompokan Apartemen
Berdasarkan penglompokannya apartemen dapat dibedakan sebagai berikut:
• 
Apartemen
ditinjau
dari
ketinggian bangunan
(
Indonesia
Apartment,
PT.
Griya
Asri, 2007 ) :
High Rise Apartment, merupakan gedung apartemen yang berdiri menjulang
lebih dari 6 lantai. Apartemen jenis ini dirancang dengan menggunakan
sistem mekanikal secara penuh. Transportasi
vertikal
utama bagi penghuni
adalah 
lift.  Sistem  pengudaraan  dan  pencahayaan  juga  dibantu  sistem
  
9
mekanik. Karena biaya pembangunan
yang relative
tinggi, apartemen
tipe
ini ditujukan untuk pasar penghuni golongan menengah ke atas.
Low  Rise  apartemen,  merupakan  apartemen  yang  berlantai  kurang  dari
enam.
Aspek perancangan yang diutamakan adalah sistem bangunan
yang
tidak menggunakan sistem mekanikal. Transportasi vertikal untuk penghuni
hanya dengan menggunakan tangga, tidak dengan alat transportasi mekanik
seperti lift. Biaya pembangunan dapat ditekan karena tidak menggunakan
sistem mekanik sehingga jenis
ii ditujukan
untuk pasar penghuni
golongan
eknonomi menengah ke bawah.
Garden Apartment, merupakan apartemen di bawah enam
lantai, biasanya
dua atau
tiga
lantai
yang
mempunyai porsi
lahan
untuk
taman
yang
luas
untuk digunakan bersama. Unit-unit
di lantai dasar mempunyai akses
langsung ke taman. Perancangan untuk jenis ini biasanya khusus dengan
alokasi biaya tambahan untuk taman, karena itu pasar untuk jenis ini adalah
golongan ekonomi menengah ke atas.
• 
Apartemen ditinjau dari tingkatannya ( Indonesia Apartment, PT. Griya Asri, 2007):
Simple 
Apartment 
(Apartemen 
Sederhana), 
sesuai 
dengan 
namanya
mempunyai desain yang sederhana. Bangunan
memanfaatkan pencahayaan
dan penghawaan alami dengan fasilitas penunjang yang minim, ukuran unit
hunian
yang
kecil
yang
terdiri dari 1-2 kamar tidur, serta material
penyelesaian bangunan yang murah. Apartemen sederhana biasanya
berlokasi di daerah yang berpenduduk padat dan di lahan milik pemerintah.
Kondisi seperti ini diambil untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat
  
10
penghasilan rendah. Material untuk unit ruang dalam seperti dinding, lantai
dan plafon hanya diekspos dengan penyelesaian cat kualitas standar.
Middle-class
Apartment
(Apartemen
tingkat
menengah),
apartemen
ini
berlokasi di daerah perumahan atau dapat
pula
di
daerah
utama
berupa
kompleks apartemen yang cukup padat. Desainnya fungsional, termasuk
golongan gedung high rise yang telah dilengkapi dengan lift untuk
transportasi vertikal. Bangunannya
menggunakan
bahan
penyelesaian
berkualitas
standar.
Di tiap-tiap
lantai,
satu
lift
melayani beberapa unit
hunian. Fasilitas yang ada terutama melayani kebutuhan sehari-hari seperti
laundry, mini market, restoran berskala local dan parkir.
Luxury 
Apartment 
(Apartemen 
Mewah), 
umumnya 
terletak  di 
daerah
strategis
di
dalam kota,
baik
di
kawasan
perumahan
berupa
kompleks
apartemen dan hotel, maupun campuran kompleks apartemen, perbelanjaan,
dan kantor. Bangunannya tergolong high rise dan dinilai mempunyai tingkat
estetika  yang  lebih  tinggi  dengan  material  penyelesaian  bangunan  yang
lebih mewah mulai dari kulit bangunan sampai huniannya.
• 
Tipe
unit apartemen ditinjau dari jumlah
ruang (
Indonesia Apartment, PT. Griya
Asri, 2007 ) :
Tipe studio, dirancang hanya untuk dihuni oleh satu orang saja. Kebutuhan
penghuni terhadap ruangan sangat terbatas dan ruangan tersebut multifungsi
Program ruangan
hanya
terdiri dari
ruangan tidur
yang
biasanya
menyatu
dengan
ruangan kerja,
kamar
mandi
dan
dapur kecil.
Walaupun
terbatas,
  
11
ruang tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan utama sehari-hari. Luasan
studio apartemen ini berkisar anatar 20 m²
sampai 35 m².
Tipe keluarga,
mempunyai 1 sampai 4 kamar
tidur.
Tipe ini paling banyak
ditemui karena dapat
mengakomodasi
sebuah keluarga. Program ruangnya
secara umum adalah kamar tidur utama yang dilengkapi dengan walk in
closet
dan
kamar
mandi,
satu sampai
tiga
kamar
anak,
satu
sampai
dua
kamar mandi bersama, ruang keluarga, ruang makan, dapur, ruang cuci,
kamar  pembantu  dan  gudang.  Luasan  apartemen  ini    berkisar  dari  satu
kamar tidur mulai dari 25m²
ke atas, dua kamar tidur dari 30m²
ke atas, tiga
kamar tidur dari 85m²
sampai empat kamar tidur dari 140m² ke atas.
Tipe Penthouse, unit apartemen
mewah dan super mewah yang terletak di
lantai paling atas pada apartemen high rise. Pada umumnya terdiri dari dua
sampai empat kamar tidur, dan dapat berupa unit satu atau dua lantai.
• 
Apartemen ditinjau dari sistem penyusunan lantai
Simplex
Apartemen,
merupakan
tipe
unit
yang
paling
sederhana
dan
ekonomis. Semua ruangan pada apartemen ini berada dalam satu lantai.
  
12
Gambar 1. Apartemen Simplex
 
Duplex Apartemen,
pembagian ruang
pada
tipe
apartemen
ini
menjadi
2
tingkat/level. Pada
tingkat 1
biasanya
untuk aktifitas bersama atau
ruang
public dan semi-publik. Pada tingkat 2 diletakkan ruang private.
Gambar 2. Apartemen Duplex
Tryplex Apartemen, pembagian ruang pada apartemen ini menjadi 3 tingkat.
Tingkat 1 biasanya digunakan untuk ruang aktifitas service, pada tingkat 2
biasanya digunakan untuk ruang aktifitas bersama/semi-private,sedangkan
pada tingkat 3 digunakan untuk ruang private. Pembagian tingkat dapat
berupa half level atau split level.
  
13
Gambar 3. Apartemen Tryplex
• 
Apartemen ditinjau dari pencapaian horizontal
Koridor satu sisi, pada salah satu sisi luar
Gambar 4. Koridor Satu Sisi
Koridor dua sisi, pada kedua sisi luar
Gambar 5. Koridor Dua Sisi
Koridor Terpusat
  
14
• 
Apartemen ditinjau dari bentuk m
G
ass
a
m
a
b
b
a®
n
6. K
g
u
n
o
a®
n
idor Terpusat
:
Slab,
massa
yang
berbentuk
slab
biasanya
menggunakan
koridor
sebagai
penghubung ruang.
Gambar 7.Apartemen Slab
Tower, massa yang berbentuk tower ini biasanya menggunakan sistem core.
  
15
Gambar 8.Apartemen Tower
Varian, massa yang berbentuk varian ini merupakan bentuk gabungan massa
slab dengan podium dan tower dengan podium.
Gambar 9.Apartemen Varian
II.1.4  Kriteria Desain Apartemen
Ada beberapa criteria desain yang harus diterapkan pada bangunan apartemen, yaitu
  
16
Ekonomis
dan
Efisien,
maksud
yang
harus
diterapkan
pada
bangunan
apartemen ini bukan berarti menggunakan bahan-bahan material yang
berkualitas rendah. Hal ini akan mengakibatkan bangunan
menjadi cepat
rusak dan dapat menurunkan daya beli.
Fleksibilitas, dalam mencapai pemanfaatan ruang secara maksimal bangunan
apartemen harus dapat menampung berbagai kegiatan bedasarkan jumlah
orang dengan skala yang berubah-ubah.
Kapasitas,  kapasitas  tiap 
unit  beserta  fasilitasnya  harus  diperhitungkan
secara tepat sesuai dengan jangka waktu yang telah direncanakan.
Keindahan,
estetika
dari
bangunan
apartemen
harus
diperhatikan
dan
disesuaikan dengan lingkungan sekitar sehingga bangunan ini dapat
mempunyai keindahan yang berbeda dari bangunan lainnya baik dari aspek
eksterior maupun interior.
Keamanan, desain bangunan harus memperhatikan masalah keamanan dan
keselamatan
para
penghuni,
maupun karyawan
apartemen.
Keamanan
mencakup pemakaian material yang aman dan struktur yang kuat.
II.2  Tinjauan Khusus
II.2.1
Latar Belakang Arsitektur Hijau
Pemanasan
global
menjadi isu permasalahan dunia saat
ini. Perubahan
iklim yang
signifikan, menipisnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, terjadinya bencana
alam hampir di seluruh bagian dunia merupakan
reaksi dari terjadinya pemanasan
global.
Salah satu
solusi dan bentuk
tanggung
jawab
di
bidang
konstruksi dan
arsitektur
yang
  
17
sesuai  dengan  permasalahan  dunia  saat 
ini  adalah  dengan  menerapkan  “Sustainable
Design”.
Rusaknya
ekosistem dan
lingkungan
yang
lebih
dikenal
dengan
“environmental
crisis”
merupakan
pemicu
utama
masalah
yang terjadi
saat
ini. Para
pelopor
desain
berkelanjutan berpendapat bahwa krisis ini sebagian besar disebabkan oleh desain-desain
konvensional dan praktisi industrialisme yang tidak perduli pada dampak lingkungan. Salah
satu cara untuk mencapai desain berkelanjutan yaitu dengan menerapkan “Green Design”.
Green 
Design 
mengutamakan 
prioritas 
tinggi  pada  kesehatan, 
lingkungan, 
dan
penghematan 
sumber 
daya  alam 
yang 
berujuan 
agar 
segala  pembangunan 
bersifat
seimbang, baik secara social, ekonomi, lingkungan, fungsi, serta keindahan sehingga
kebutuhan hari ini terpenuhi dengan tetap mempertahankan sumber daya untuk generasi
mendatang.   Dengan   meminimalkan   dampak-dampak   lingkungan   dan   meningkatkan
kualitas hidup manusia, konsep ini jelas dapat menjadi pilihan utama yang perlu
dipertimbangkan dalam setiap desain khususnya dalam bidang arsitektur.
II.2.2  Pengertian Arsitektur Hijau
Menurut Ken
Yeang pada
bukunya
The
Green Skyscrapper, “green or ecological
design here means building with minimal impacts, and, where possible, building to achieve
the opposite effect; this means creating buildings with positive, reparative, and productive
consequences
for
the
natural
environment,
while
at
the
same
time
integrating
the built
structure
with
all aspects
of
the
ecological
systems
of
the biosphere
over
its entire
life
cycle.”
Konsep arsitektur hijau mengambil filosofi mendesain bangunan yang harmoni
dengan alam dan sumber daya alam
yang berada disekitar
tapak. Arsitektur
yang ramah
  
18
lingkungan merupakan wujud nyata di bidang arsitektur yang selalu berupaya menjaga
keseimbangan antara kebutuhan (bukan keinginan) manusia dan daya dukung lingkungan
alam dan budayanya. (Griya Asri, November 2005)
II.2.3  Karakterisitik Bangunan Arsitektur Hijau
Berdasarkan  Alex  Wilson  pada  bukunya 
“A 
Guide 
To  Planning  a 
Healthy,
Environmentally friendly New
Home”, terdapat beberapa karakteristik bangunan yang
menerapkan arsitektur hijau sehingga banunan tersebut dapat disebut “Green Building”,
yaitu:
 
Bangunan yang mempunyai sedikit dampak pada ekosistem local, regional,
dan global.
 
Bangunan yang mengurangi ketergantungannya pada mesin dan automobile.
 
Bangunan yang hemat energi pada pengoperasiannya.
 
Bangunan yang menghemat pemakaian air.
 
Bangunan yang dibangun dengan menggunakan low-impact material.
 
Bangunan 
yang 
bertahan 
lama 
dan 
dapat 
dipelihara 
dengan 
dampak
lingkungan yang minimum.
 
Bangunan  yang  membantu  penghuninya  melakukan  kegiatan  pelestarian
lingkungan seperti mendaur ulang limbah.
 
Bangunan yang nyaman, aman, dan sehat untuk penghuninya.
II.2.4  Hemat Energi
Salah satu
masalah terbesar
yang
dihadapi
oleh
negara-negara di dunia
termasuk
Indonesia
adalah
masalah
energi.
Pada
kenyataannya,
permintaan
yang
terus
meningkat
  
19
terhadap energi tidak
dibarengi
dengan peningkatan
jumlah
pasokan
minyak
bumi
yang
saat ini menjadi penyuplai terbesar kebutuhan energi dunia. Bahkan, semakin terbatasnya
ladang
ladang
minyak
di
dunia
membuat
harga
minyak
terus
meroket.
Bangunan
yang
gagal menghemat energi akan
menjadi
mahal secara operasional,
terlebih melihat situasi
saat ini dimana terdapat 
masalah penipisan cadangan minyak bumi sebagai sumber utama
energi untuk bangunan dewasa ini.
Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dan hemat energi adalah
tindakan mengurangi kuantitas jumlah energy yang digunakan. Semua bangunan
memerlukan energi untuk pengoperasian yang berbeda-beda sesuai aktivitas dominan yang
diwadahinya. Berdasarkan situs Wikipedia.org pada hunian + 44% konsumsi energi rumah
tangga terpakai
untuk pengoperasian
AC, pemanas air 13%, pencahayaan 12%,
lemari es
8%, alat elektronik 6%, keperluan cuci 5%, keperluan dapur 4% , dan lainnya 8%.
II.2.5 Penghematan Energi Dalam Desain Bangunan
Menurut Prof. Tri Harso Karyono pada
bukunya
“Arsitektur
:
Kemapanan,
Pendidikan, Kenyamanan dan Penghematan Enegi, terdapat beberapa strategi umum dalam
menekan penggunaan energi dalam bangunan adalah :
 
Mencegah terjadinya efek rumah kaca.
Efek  ini  adalah  akumulasi  panas  di  dalam  bangunan  akibat  radiasi  matahari.
Dinding
transparan
yang
ditembus
cahaya
matahari
langung
akan
menimbulkan
efek
rumah
kaca
sehingga
suhu
dalam bangunan
akan
meningkat. Energi
untuk
pendinginan akan
menjadi
besar
akibat
efek
rumah
kaca. Untuk
mencegahnya,
dinding-dinding transparan harus dihindari dari jatuhnya sinar matahari langsung.
  
20
 
Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit-langit.
Untuk bangunan atap miring perlu diberi bukaan, sehingga memungkinkan aliran
udara
silang
menyingkirkan
panas
yang
terakumulasi. Jika tidak, ruang dibawah
langit-langit
akan panas
sehingga
membutuhkan energi ekstra untuk menurunkan
suhu ruang.
 
Meletakkan ruang penahan panas pada sisi timur-barat.
Pada sisi tersebut yang langsung berhubungan
dengan
sinar
matahari
langsung
sebaiknya diletakkan ruang antara, (tangga, gudang, toilet, pantry, dan sebagainya)
guna mencegah aliran panas menuju ruang utama.
 
Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur-barat.
Seandainya pada sisi timur atau barat bangunan tanpa dapat dihindari harus
diletakkan ruang utama, maka untuk menghindari pemanasan dinding ruang perlu
diberi
penghalang
terhadap
sinar
matahari
langung
atau
dinding
dibuat
rangkap
yang diantaranya diberi lubang ventilasi.
 
Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras.
Permukaan keras (aspal, beton, dsb) cenderung merupakan material yang menyerap
panas yang kemudian dipancarkan kembali ke udara, sehingga suhu udara di atas
permukaan 
ini  cenderung 
lebih 
tinggi  dibanding 
di  atas  rumput.  Untuk 
itu
permukaan
material
keras
sebaiknya
dilindungi dari jatuhnya
radiasi
matahari
langsung agar suhu udara sekitar bangunan tetap rendah.
 
Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah.
  
21
Suhu
udara
malam rata-rata
Jakarta
adalah
23
o
C, sehingga
dalam
rangka
penghematan energi
dalam bangunan
potensi
ini dapat dimanfaatkan
dengan
cara
mengalirkan angin yang bersuhu rendah tersebut melalui dinding (yang dibuat
rangkap-berongga) serta lantai (berongga, dengan raised floor).
II.2.6 Pertimbangan Bangunan Untuk Penghematan Energi
Berdasarkan buku “Arsitektur Sadar Energi”,
terdapat
beberapa hal
yang
menjadi
pertimbangan yang harus diperhatikan untuk membangun bangunan hemat energy, antara
lain:
 
Lokasi Daerah
• 
Ketinggian, tinggi rendah lokasi akan mempengaruhi arus angin dan suhu.
Udara  di  lokasi  yang  tinggi,  seperti  di  pegunungan  akan  lebih  sejuk
daripada di dataran rendah. Untuk daerah beriklim panas lembab, kesejukan
akan mengurangi energi yang seharusnya dialokasikan untuk AC.
Lingkungan, lingkungan dapat mengandung potensi energi yang dapat
dimanfaatkan
sebagai
sumber
energi terbarui. Lingkungan
mungkin
juga
menyediakan bahan bangunan gratis seperti kayu, batu, dan tanah liat. Perlu
diperhatikan
lingkungan   kota   padat   dengan   bangunan   tinggi   akan
memberikan  pembayangan 
terhadap 
matahari  dan 
menghalangi  aliran
angin.
 
Lahan
Dimensi,  lahan  luas  akan  memberikan  keleluasaan  untuk  menempatkan
bangunan
di
tengah
sehingga
semua
sisi
memperoleh
akses
langsung
ke
  
22
ruang luar untuk memperoleh udara dan cahaya. Sekeliling bangunan dapat
ditanamai tanaman sebagai peneduh.
Ketinggian
air
tanah.
Jika
tidak
tersedia
jaringan
air
minum
kota,
maka
terpaksa memperoleh air dari dalam tanah. Semakin dalam sumber
air,
semakin besar
ukuran pompa
yang
diperlukan, dan semakin banyak energi
yang diperlukan.
 
Massa
Jumlah
dan
bentuk;
untuk
iklim
tropis
lembab,
massa
satu
ruang
tersebar
akan lebih tepat untuk penghawaan alami daripada massa besar tunggal.
Orientasi;  orientasi  selatan-utara  mengurangi  luas  dinding  yang  terpapar
panasnya matahari pagi-sore sehingga akan mengurangi penggunaan AC.
Ketinggian ;   Semakin   tinggi   bangunan,   semakin   besar   energi   untuk
transportasi vertikal, menaikkan air, dan sistem ventilasinya.
 
Organisasi Ruang
• 
Pengelompokkan ;  ruang  perlu  dikelompokkan  sesuai  dengan  kedekatan
aktivitas
dan
potensi
untuk
menjadi penghalang
panas
bagi
ruang
yang
memerlukan kenyamanan.
 
Elemen Bangunan
• 
Atap ;
untuk
iklim tropis
yang baik
adalah
gabungan
seng
mengkilat
dan
isolator dibawahnya. Seng ini akan
memantulkan sebagian besar panas
matahari. Sedang yang diserap akan menjadikan seng panas namun ditahan
  
23
oleh
isolator, sehingga panas tidak
masuk ke ruang dibawahnya.
Teritisan
lebar juga perlu untuk menahan sinar matahri langsung.
Dinding;
dinding
ringan
dan
memiliki
banyak bukaan.
Sebaliknya,
jika
memakai
AC,
dinding
harus
tertutup. Dinding
seharusnya
terlindung
dari
sinar matahari langsung.
Lantai; pemilihan lapis lantai yang tepat juga akan membantu mengurangi
panas  dalam  ruangan  yang  diserap  oleh  pelapis,  sehingga  suhu  dalam
ruangan tidak terlalu panas.
 
Penerangan
Penerangan   Alami;   penerangan   alami   sangat   berlimpah   disiang   hari.
Gunakan  cahaya  dari  matahari  namun  bukan  sinar  langsung  yang  dapat
membawa panas.
Penerangan
buatan;
gunakanlah
lampu
hemat
energi.
Lampu
penerangan
umum tidak perlu terlalu terang, gunakan penerangan yang wajar.
 
Penghawaan
Penghawaan
Alami;
Gunakan penghawaan
alami
sebanyak-banyaknya
jika
kualitas dari udara luar baik, sejuk, dan lingkungan tidak bising. Hindari
gangguan privasi visual dari luar.
Penghawaan
Buatan;
hindari
memasang
temperature AC pada
suhu
terlalu
rendah,
misalnya
16
o
C. Pasanglah pada
25
o
C atau
26
o
C. Suhu ruang
yang
terlalu
rendah
dibandingkan dengan
suhu ruang
luar,
lebih dari
6
o
C akan
menyebabkan gangguan kesehatan selain itu energy
yang dipakai
AC akan
  
24
boros.
Penggunaan
AC
konsumsi
daya
listik
kurang
dari
400
Watt
juga
merupakan pilihan ideal untuk penghematan energy listrik.
 
Struktur
Usahakan
menggunakan bahan
lokal
yang
mempunyai
jarak
pendek
antara
pabrik
dengan  
lokasi   penambangan   dan   lokasi   konstruksi.   Dengan
menggunakan  material  lokal  dapat  melakukan  penghematan  energi
khusunya
dalam bahan
bakar
kendaraan
transportasi
untuk
pengangkutan
material. Selain itu aktivitas transportasi juga menimbulkan polusi.
Bahan-bahan  tertentu  seperti  aluminium
sangat  boros  energi  listrik  pada
pembuatannya, tetapi cukup rendah biaya dan perawatannya.
 
Utilitas
Penyediaan
air;
Amati
secara
detail
seluruh
sistem
yang
ada
pada
jaringan
air untuk memperkirakan potensi pemborosan seperti keran dan toilet. Pada
area umum sangat baik untuk memakai keran otomatis menutup sendiri.
 
Transportasi Vertikal
Desain
tangga
sedemikian
rupa sehingga
untuk
jarak
dekat
penghuni
lebih
tertarik
untuk memakai
tangga daripada
lift.
Tangga
lebar, dengan tanjakan
nyaman, akan mengundang orang memakainya daripada menunggu lift.
II.3 Studi Banding II.3.1 
Studi Lapangan Apartemen
Wesling Kedoya
Alamat
:
Jl. Raya Kedoya Garden Kaveling I, Kebon Jeruk, Jakarta.
  
25
Luas Lahan
:
22.000m²
KDB
:
20%
Gaya
:
Gaya tropis
Jumlah lantai 
:
21 lantai
Jumlah unit
:
Penthouse
(202-264m2
)
:
4 unit/tower
:
Rp 1,5 M
Unit type A
Unit type B
Unit type C
Unit type D
(101m2
) :
(101m2
) :
(122m2
)         
:
(142m2
)         
:
57unit/tower
:
38unit/tower
:
38unit/tower
:
19unit/tower   :
Rp 450 jt
Rp 450 jt
Rp 550 jt
Rp 650 jt
Total
:
156unit/tower
Biaya operasional
:
Rp 6.000/m²
Occupancy Rate
:
76%
Telepon line/unit
:
2line + internet + indovision
Daya Listrik/unit
:
4400-8800 Watt
Fasilitas
:
Kolam renang, fitness dan sauna, tenis court, function
room, mini market, laundry, pencucian mobil
Parkir
:
1 unit 1 mobil, penthouse 2 mobil, dan 20 parkir tamu
  
26
Foto 1. Tampak Samping
Wesling
Foto 2. Tampak Depan Wesling
Foto 3. Maket Wesling
Foto 4. Lobby Wesling
  
27
Gambar 10. Denah Typical Apartemen Wesling
Studi lapangan Apartemen Wesling yang berada di daerah Kedoya ini tergolong
apartemen untuk golongan menengah ke atas. Tingkat occupancy apartemen ini cukup
tinggi.
Tidak adanya
took-toko untuk orang
umum membuat privasi apartemen
ini sangat
tinggi. Ketenangan dan kenyamanan diuatamakan sehingga semua fasilitas disini termasuk
mini market dikhususkan untuk penghuni.
Kelebihan :
Bangunan
apartemen
ini cukup
menerapkan hemat
energi. Pada
lobby,
ruang
ini
dibuat terbuka tanpa pintu penutup. Hal ini menyebabkan pengudaraan alami terjadi
sehingga
sirkulasi
udara
dalam
ruang
lobby
sangat
baik,
terasa
sejuk
dan
tidak
panas walaupun tanpa menggunakan AC.
 
Selain
itu, pada lobby
menggunakan skylight di bagian atas front desk, sehingga
tidak menggunakan lampu pada siang hari.
  
28
 
Pada koridor
menuju kamar, terdapat lubang angin di kedua sisi koridor sehingga
ventilasi silang terjadi dan tidak perlu menggunakan AC.
Kekurangan ;
 
Pada
kaca-kaca
bukaan
tiap
unit, tidak
terdapat
overstek
yang
dapat
menghalau
panas dan hujan. Sehingga panas masuk langsung ke dalam tanpa halangan.
 
Pada ruang serbaguna, ruangan sangat gelap dan lembab karena tidak ada bukaan.
 
Dalam
unit
hunian,
beberapa
tipe
kurang fungsional
dalam penempatan
furniture
karena bentuk denah hunian yang miring sehingga  sulit menempatkan furniture.
Centro City Residence
Gambar 11. Tampak Perspektif Apartemen Centro
Apartemen yang berlokasi di Jl.Macan, Grogol ini menerapkan gaya minimalis
modern. Apartemen ini ditujukan untuk mahasiswa dan keluarga pebisnis sehingga
apartemen ini lebih banyak mempunyai unit tipe studio. Tipe kamar apartemen mempunyai
3 jenis kamar, yaitu 1 – 3 kamar tidur. Tower A mempunyai ketinggian 12 lantai dan tower
B
dan C mempunyai ketinggian 18 lantai. Pada bagian bawah apartemen banyak digunakan
untuk retail dan food court
yang
terbuka
untuk umum sehingga dapat menghidupkan dan
meramaikan suasana, dan dapat menambah nilai ekonomis bagi owner dan inventor.
  
29
Gambar 12. Food Court
Fasilitas
yang
tersedia
adalah:
kolam renang,
taman
bermain
anak,
club
house,
pusat
kebugaran, salon, shopping arcade, mini market, café, pre-school, ATM, TV kabel, internet,
laundry dan barbeque area.
Gambar 13. Fasilitas Apartemen Centro
Pada apartemen ini terdapat 3 jenis hunian, 1kamar, 2kamar, dan 3 kamar tidur. Masing-
masing tipe mempunyai jenis yang berbeda-beda.
  
30
Gambar 14. Denah Studio
Gambar 15. Denah Dua Kamar
Melalui studi banding literatur, apartemen ini karena dekat dengan beberapa
universitas swasta sehingga pasar mereka lebih mentargetkan untuk mahasiswa sehingga
memperbanyak tipe studio dan menyediakan fasilitas-fasilitas lengkap
.
  
31
 
Apartemen Mediterania Garden 1
Foto 5. Tampak Depan Mediterania
Project name
: Mediterania Garden Residences
Location
: Tanjung duren , West Jakarta
Status
: completed 2005
Site Area
: 29.315 m²
GrossFloor Area
: 214.085m²
Building Height
: 108 m
Storeys
: 32
Basement
: 3 level
Number of unit
: 2696
Occupancy rate
: 90%
Client / owner
: PT.Jaya Lestari Persada, member of Agung
Podomoro Group.
Bangunan apartemen Mediterania terdiri dari 4 tower, yaitu :
2 tower bentuk ‘L’ : tower B & C
2 tower bentuk ‘T’ : tower A & D
  
32
Untuk tower bentuk ‘T’, unit tiap lantai terdiri dari : 20 unit tipe 2 kamar, 4 unit
tipe 1 kamar dan 3 unit tipe 3 kamar. Penthouse berada pada lantai paling atas.
Bangunan hanya memanfaatkan 20% dari keseluruhan tapak.
Fasilitas-fasilitas
Terdapat
fasilitas
umum
/
public
space
seperti
salon,
café, refleksi,
hero,
ATM,
kolam renang, taman, bak pasir, lap.tennis, basket dan gymnasium
TIPE UNIT
LUAS
TIPE STUDIO
21 m²
TIPE 1 KAMAR SUDUT
29,28 m²
TIPE 2 KAMAR
34,8 m²
TIPE 3 KAMAR
38,8 m².
Tabel 1. Tipe dan Luasan
KamarMediterania
II. 3. 2 Perbandingan Luas Kamar
APARTEMEN
APARTEMEN
APARTEMEN
WESLING
CENTRO
MEDITERANIA
Tipe studio
---
25m2-30m2
21m2
Tipe 2kamar
101m2
52m2
34.8m2
Tipe 3kamar
122/144m2
---
38.8m2
Jumlah Lantai
21 lantai
12 lantai
32 lantai
Status Kepemilikan
Strata Title
Strata Title
Strata Title
Jumlah Unit
312 unit
---
2696 unit
Tabel 2. Perbandingan Luas Kamar
  
33
II.3.3 Studi Literature
Gambar 16. Perspektif Slateford Green
 
SLATEFORD GREEN
Lokasi
:
Georgie, Edinburgh, Skotlandia
Dibangun
:
1996 dan selesai pada tahun 2000
Arsitek
:
Hackland dan Dore
Jumlah unit
:
120 unit (4unit pengguna kursi roda,17 unit untuk tunarungu)
Fasilitas
:
Pusat komunitas, pertokoan, ruang komunal terbuka, klinik
Konsep
:
Hunian  bebas  kendaraan  dan  desain  hunian  yang  sensitif
terhadap lingkungan.
Bangunan ini mempunyai ketinggian tiga sampai empat lantai, dengan bentuk massa
yang
menyambung
menjadi kesatuan
dan
melengkung mengikuti tapak seluas 6 Ha. Di
dalamnya terdapat taman tertutp bagi umum dan merupakan ruang hijau komunal. Dengan
  
34
konsep arsitektur hijau, bangunan ini menggunakan konstruksi rangka kayu ringan. Semua
kayu
berasal dari
bahan
yang
langsung
diperbaharui dan
penyekat
menggunakan
Koran
daur
ulang.
Dalam hunian,
ruang tidur dan ruang
duduk diterangi
cahaya
matahari
dan
semua unit memiliki penghawaan langsung.
Kunci dari konsep ini adalah kolam pada pusat ruang komunal di tengah bangunan
yang bertujuan mengumpulkan air hujan dari atap dan jalanan, yang kemudian diolah agar
layak pakai
dengan
sistem penyaringan berupa dua kolam
yang
diisi dengan
kerikil
dan
alang-alang. Kolam trsebut juga untuk meredam panas suhu lingkungan yang tinggi selama
siang hari.
II.4  Tinjauan Tapak
II.4.1 Latar Belakang Tapak
Foto 6. Google Earth
  
35
Dasar pertimbangan mengenai lokasi tapak, adalah:
 
Padatnya lahan di kawasan ini dipenuhi dengan hunian horizontal. Pada Kecamatan
Kebon  Jeruk  yang  mempunyai  luas  +  1.761  Ha  dengan  jumlah  penduduknya
200.935 jiwa hanya terdapat tiga hunian vertikal. Khususnya pada kawasan Kebon
Jeruk belum ada
hunian
vertikal.
Untuk itu dipilih tapak di kawasan Kebon Jeruk
untuk dibangun hunian vertikal.
 
Letak 
tapak 
yang 
strategis, 
berada 
di 
pertigaan 
Jl.Kebon 
Jeruk 
Raya  yang
merupakan jalan yang cukup besar dan mempunyai bayak akses.
Bersebelahan dengan perumahan Casa Goya yang merupakan salah satu perumahan
bergengsi di Jakarta Barat dan dengan Universitas Bina Nusantara, sehingga tapak
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
II.4.2  Data-data Tapak
Data Tapak
Luas tapak
:
+
1 Hektar
Lokasi
:
Jl. Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat
KDB
:
50%
KLB
:
2
Ketinggian
:
4 lantai
GSB
:
10 m
Sumber air
:
PAM
Batas-batas
  
36
Jl.Kebon
Jeruk
Pemukiman 
Jl.Rawa
Pemukiman dan
Foto 7. Batas-Batas Tapak
II.4.3  Kondisi Tapak dan Lingkungan
Tapak terletak di Jl. Kebon Jeruk Raya, yang berdekatan dengan area pemukiman
cukup padat dan Universitas Bina Nusantara. Hal ini menyebabkan kondisi tapak sekitar
sangat ramai. Terdapat banyak pertokoan, rumah kos, dan restoran disepanjang jalan. Lalu
lintas yang padat menyebabkan jalan disekitar tapak selalu terlihat
kemacetan. Ketidak
teraturannya para pedagang kaki lima yang berdagang di pinggir
jalan, sehingga tidak
adanya trotoar untuk pejalan kaki. Penghijauan sangat kurang karena semua diperkeras
untuk parkir dan tidak adanya tanaman disepanjang jalan.