5
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1.  Data
Data-data yang ada diperoleh melalui:
Wawancara dengan tokoh yang bersangkutan
Survei lapangan
Literatur dari internet
2.2.  Pengertian Packaging
Berdasarkan  kamus  Wikipedia  (ensiklopedia  bebas  berbahasa  Inggris),
Packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for
distribution, storage, sale, and use. Kurang lebih berarti  Packaging atau kemasan adalah
ilmu, seni, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi produk pada saat dikirim,
disimpan, dan dijual.
2.2.1. Sejarah Packaging
Sejak awal
diciptakan,
alam beserta
isinya sudah
menerapkan sistem
kemasan,
yang
diaplikasikan
juga
oleh
nenek
moyang
kita
dalam lini
kehidupan.
Pada
awal
pembuatannya kemasan
lebih dipentingkan pada
fungsinya saja dan berasal dari alam.
Seperti  dikatakan  oleh
Mendiola
B.Wiryawan
(Creative  Director  Mendiola  Design
  
6
Associates) “Alam mengajarkan kita banyak hal. Tulang kita dibungkus oleh kulit, kulit
kita dibungkus oleh pakaian, lalu kita dibungkus oleh rumah dan rumah dibungkus lagi
oleh atmosfir – sama seperti bawang yang terdiri dari lapisan demi lapisan yang saling
bungkus, juga telur yang dibungkus oleh cangkangnya, pisang, durian, dll”.
Asal kemasan dan pengawetan makanan modern
bermula
pada
saat
teknologi
makanan   modern   dimulai,   diawali   oleh   eksperimen   seorang   pembuat   permen
asal Perancis, Nicolas Appert (1750-1841) yang menemukan cara  melindungi makanan
yang digunakan untuk perbekalan tentara Napoleon Bonaparte. Eksperimennya selama
empat belas tahun menghasilkan metode pengawetan makanan dengan cara dipanaskan.
Makanan,daging atau sayuran pertama kali dimasak di ceret terbuka lalu ditempatkan di
wadah kaca, setelah
membuatnya kedap
udara sebisa mungkin, wadah tersebut ditutup
lalu dilapisi dengan kawat gabus, kemudian dicelupkan pada air yang mendidih. Appert
memilih
menggunakan kaca
sebagai
wadah karena
dia
menganggap
udara
yang
menyebabkan pembusukan. Perlu dicatat
pada masa itu belum diketahui jika
mikroorganisme-lah penyebab makanan membusuk. Proses pembusukan makanan oleh
mikroorganisme baru
diketahui
hingga
penemuan Louis
Pasteur (1822-1895) tentang
mikroorganisme pada pertengahan abad 19 (Thorne, 1986). Penemuan Appert menjadi
cikal bakal perkembangan pengemasan makanan modern yang menyebar ke negara lain.
-
Kaleng
Di tahun 1812 Bryan Donkin dan Peter Durand dari Inggris
mengembangkan
penemuan
Appert
dengan
menggantikan wadah kaca yang mudah pecah dengan besi,
hasilnya adalah daging yang dikalengkan. Pada tahun 1819 teknologi pengawetan masuk
ke Amerika. Gail Borden merupakan pelopor
makanan kaleng di
Amerika., di
tahun
1856  ia  sukses 
membuat  susu  kental 
manis  dalam  kaleng  dan  dipatenkan.  Pada
  
7
perkembangan nya kaleng yang berat digantikan oleh
materi kaleng yang
lebih ringan
dan proses pembuatannya pun lebih higenis dan rapih.
-
Kaca
Diluar dari sifatnya yang mudah pecah serta biaya produksinya yang mahal, kaca
memiliki
kelebihan
dibanding
kaleng
yang
bila
terkena air
dapat
terjadi
reaksi kimia
yang mengakibatkan karat. Masalah dari kontaminasi timah hitam dapat diatasi di tahun
1904 setelah Sanitary Can Company di New York tidak perlu lagi mematri kaleng. Di
tahun 1903 kaca menjadi relatif murah dan bentuk yang mudah untuk kemasan ketika
Michael
J. Owen
di
Inggris
memperkenalkan
mesin
semi-otomatis
machine
untuk
produksi
botol
dan
kendi
(Lief,
1965).
Penyempurnaan
dan
inovasi
terus
dilakukan
untuk membuat tutup bagi wadah tersebut. Botol Mason  merupakan inovasi yang paling
signifikan di tahun 1858, botol kaca dengan jarum di bagian
leher
yang dapat ditutup
dengan memutar tutup besi, dan pada tahun 1898 tutup botol berbentuk mahkota
diperkenalkan oleh William Painter.
-
Pembungkus makanan, kertas, karton dan plastic
Kertas
dan
karton
muncul
di
akhir abad sembilanbelas untuk menutup dan
membungkus makanan. Untuk jangka waktu yang panjang bahan yang digunakan untuk
membungkus
makanan
lebih
mahal
dari
makanan
itu
sendiri.
Inovasi teknologi
memungkinkan untuk membuat bahan kemasan menjadi lebih murah. Kertas menjadi
penting sebagai pembungkus makanan ketika kertas dapat diproduksi dari sumsum kayu,
tapi kertas dan karton tebal belum dapat digunakan
untuk kemasan cair.
Baru ditahun
1880-an di Amerika, kertas dan karton tebal dapat dibuat kedap dan tidak  dapat tembus
dengan melapisinya dengan paraffin yang tipis.
  
8
Di tahun 1930-an kertas kaca / bening menjadi bahan penting untuk kemasan
makanan, namun cepat tergantikan oleh pengembangan dari polyethylene dan bentuk
pastik lainnya (Borgstrom, 1967). Terobosan lainnya dengan dihasilkannya  Tetra Pak di
Swedia pada tahun 1952. Yang meningkatkan kemampuan dari karton untuk digunakan
sebagai kemasan susu, sari buah dan minuman cair lainnya. Karton yang dilapisi
polyethylene menjadi ancaman serius bagi pasar untuk kaca dan kaleng.
-
Label dan nama brand
Pada awal abad ke-19, produsen makanan menyadari bahwa produknya dapat
terjual dengan baik jika  ditambahkan nama merek pada produknya, nama yang penting
agar dikenali oleh konsumen. Inisial, label dengan
informasi tentang
isi ditempel pada
kemasan  botol  atau  kaleng.  Pada  perkebangannya  keseluruhan  label  dan  kemasan
menjadi berarti untuk mempromosikan  suatu produk makanan.
2.2.2. Fungsi Packaging
Kemasan memiliki beberapa fungsi seperti:
Fungsi Proteksi
Kemasan harus dapat memberikan perlindungan fisik terhadap isi produk.
Perlindungan tersebut mencakup ketahanan kemasan terhadap benturan, tekanan,
temperature, dll. Perlu diperhatikan
juga
apakah
materi
yang
hendak
dikemas
tahan terhadap oksigen, air, debu, dsb.
Fungsi pengelompokan, penempatan dan penyimpanan
  
9
Kemasan yang ideal sebaiknya harus menjawab bagaimana
sebuah materi
dikelompokkan   atau   ditempatkan.   Harus   diperhitungkan   juga,   bagaimana
kemasan
tersebut
ketika
harus
ditumpuk
atau
dibawa
dalam jumlah
banyak.
Apakah efisien dan memungkinkan ditumpuk dalam jumlah besar.
Fungsi keamanan
Kemasan yang baik harus dipastikan teruji dengan baik keamanannya bagi
konsumen. Misalnya, apakah material yang digunakan untuk membungkus dapat
mencemari
isi
produk didalamnya
secara kimiawi.
Pastikan
juga agar
material
pembungkusnya tidak meracuni isi produk.
Fungsi Informasi
Kemasan   yang   ideal   sebaiknya   memberikan   informasi   yang   sesuai   dan
dibutuhkan kepada khalayaknya, baik secara verbal maupun visual. Intinya
adalah,
apakah
elemen-elemen
desain
dalam kemasan
sudah
memberikan
informasi
secara
cepat,
mudah
dan
lengkap, mulai
dari
batas
kadaluarsa,
komposisi makanan, halal atau haram, dll.
Fungsi kemudahan fisik
Kemasan harus memiliki fungsi yang memudahkan baik saat pengepakan,
distribusi, maupun penggunaan oleh end-user. Faktor ergonomic dapat dikatakan
sangat berperan didalam pengembangan desain kemasan.
Fungsi marketing
Bagaimana
kemasan
mampu
menjawab ‘aspirasi’
konsumen.
Untuk
memenuhi
fungsi ini, otomatis diperlukan kepekaan desainer terhadap kebutuhan dan
keinginan khalayak. Jadi,
desain
kemasan
yang
baik
adalah
yang
bisa
memvisualisasikan ‘brand’ alias membantu branding sebuah produk.
  
10
2.2.3. Jenis-Jenis Packaging
Berdasarkan tujuan fungsionalnya, kemasan terbagi atas tiga jenis yaitu :
Primary Packaging
Material  atau  kemasan  yang  pertama  kali  bersentuhan  langsung  dengan  isi
produk. Contohnya bermacam-macam, seperti botol, kaleng, aerosol spray,
amplop, plastic pembungkus makanan, skin pack, wrappers, dll.
Secondary Packaging
Kemasan yang membungkus Primary Packaging atau kemasan yang ukurannya
lebih
besar
dan
mewadahi
beberapa
Primary Packaging sekaligus. Contohnya
kardus atau shrink wrap. Kantong plastik yang sering digunakan untuk membawa
barang-barang juga termasuk didalamnya.
Tertiary Packaging
Jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau
pendistribusian. Contohnya container, barell. dll.
Sedangkan
dalam prosesnya,
pengemasan
kadang
tidak
dapat
dilepaskan
dari
package labeling atau biasa disebut labeling, yaitu:
1. Sepotong kertas, kain, logam, kayu, dsb yang ditempelkan pada barang dan
menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb;
2. Etiket, merek dagang;
3. Petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk, dsb (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Departemen P&K, Balai Pustaka).
  
11
2.2.4. Material Packaging
Berdasarkan bentuk dan materialnya, packaging dapat dikategorikan atas:
Kemasan Logam/ Kaleng (Metal can)
Kemasan Plastik (Rigid/ Kaku dan Flexible/ Lentur/ Multilayer)
Kemasan  Kertas  &  Karton,  Corrugated  Carton  Box  (Biasa  digunakan  untuk
secondary packaging)
Kemasan Gelas Kaca
Kemasan Kayu
Kemasan 
Lain 
(termasuk 
yang 
menggunakan 
bahan-bahan 
setempat 
atau
tradisional)
2.2.5. Teknologi Cetak
Ada berbagai jenis teknologi cetak pada kemasan, teknologi cetak yang populer
digunakan yaitu:
Rotogravure  (Rotogravur)
Proses pencetakan berkualitas tinggi untuk memproduksi gambar-gambar untuk
dicetak, yang efek tone-nya sama seperti fotografi. Biasanya dipakai untuk cetak
majalah, kertas kado, kertas dinding, perangko, dll. Cetak cara gravure memiliki
reproduksi terbaik tapi memiliki keterbatasan dalam mencetak besar.
Flexography
Proses pencetakanyang menggunakan pelat ber-relief yang fleksibel, yang
digantung
di
sebuah
silinder.
Biasanya digunakan
untuk
tas
plastik,
kemasan
makanan, Koran dan majalah.
  
12
Offsett (Lithography)
Jenis cetak ini paling banyak digunakan untuk pekerjaan cetak komersial seperti
majalah,  buku,  brosur,  dll.  Cetak  offsett  merupakan  salah  satu  teknik  cetak
dimana bagian image dan non-image terletak sama tinggi pada permukaan pelat
cetak. Prinsip cetaknya adalah tolak-menolak antara tinta dengan air. Bagian
image peka terhadap minyak (tinta cetak), sedangkan non-image peka terhadap
air. Cetak ini memiliki kualitas bagus dan biaya pelatnya rendah.
Screen Printing
Salah satu bentuk cetak stensil.
Digital printing
Teknologi cetak paling baru dan menggunakan
teknologi print-on-demand atau
Direct Image, dimana proses cetak bisa dilakukan langsung dari computer ke
mesin.
Digital
printing memudahkan seseorang untuk cetak hemat sesuai
kebutuhan
dalam waktu
singkat.
Dan
tinta
atau
toner
yang
digunakan
dalam
digital printing, tidak menyerap ke dalam material kemasan tapi hanya
membentuk image di permukaannya saja. Biasanya digunakaan untuk kemasan
berbahan plastic dan kain  (baju).
2.2.6. Mesin Pengemasan
Mesin-mesin yang digunakan untuk pengemasan banyak macamnya. Dalam
penggunaannya diperlukan pemahaman secara teknis, sumber daya, keselamatan
kerja,   kualifikasi   (biasanya   diterapkan   untuk   makanan,   obat-obatan,   dll).
Beberapa tipe mesin tersebut:
  
13
Blister packs, skin packs and Vacuum Packaging Machines
Bottle caps equipment, Over-Capping, Lidding, Closing, Seaming and Sealing
Machines
Cartoning Machines
Box, Case and Tray Forming, Packing, Unpacking, Closing and Sealing
Machines
Cleaning, Sterilizing, Cooling and Drying Machines
Conveyors, Accumulating and Related Machines
Feeding, Orienting, Placing and Related Machines
Filling Machines: handling liquid and powdered products
Package Filling and Closing Machines
Form, Fill and Seal Machines
Inspecting, Detecting and Checkweighing Machines
Palletizing, Depalletizing, Unit load assembly
Product Identification: labeling, marking, etc.
Wrapping Machines
Converting Machines
Other speciality machinery: slitters, perforating, laser cutters, parts attachment,
dll.
2.3. Sejarah Minuman Ringan
Minuman
ringan pertama kali diperkenalkan oleh Joseph
Priestly dari
Inggris
pada tahun 1772 dengan nama sparkling
water, kemudian dengan berbagai penelitian
  
14
lanjutan muncul minuman berkarbonat. Bisnis minuman ringan dimulai pada tahun 1806
oleh Benjamin Sillomon, seorang professor kimia di
sekolah tinggi Yale di kota
Connecticut yang memperkenalkan minuman berkarbonat dalam kemasan botol. Tahun
1830-1866 minuman soda dengan berbagai macam rasa menjadi populer, dan jenis rasa
yang digunakan adalah cola, lemon-lime, orange, ginger, root beer dan anggur. Pada
tahun 1886 seorang apoteker dan pendiri confederate soldier, John Styth Pemberton
menjadikan minuman tersebut favorit dengan menambahkan ekstrak dari cocoa.
Minuman cola adalah minuman yang populer hingga sekarang ( Ensminger, Konlade &
Robson, 1994 ).
Minuman ringan (soft drink) adalah
minuman penyegar yang dihasilkan oleh
suatu industri. Jenis minuman ringan (soft drink) dikelompokkan atas dua kelompok
utama
yaitu
minuman
carbonated
dan
minuman noncarbonated. Minuman bergas
(carbonated)
merupakan
minuman yang
mengandung CO2 umumnya dibuat dari bahan
non-alami, jenis minuman ini mengandung gula, asam, flavor dan konsentrat sedangkan
minuman
tidak
bergas
(noncarbonated )
merupakan minuman
yang
tidak
mengandung
CO2 biasanya mempunyai flavor alami, seperti jus buah dan teh dalam kemasan.
Menurut keputusan 
Dirjen POM No.02240/B/SK/91 yang dimaksud
minuman
ringan adalah produk yang diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa
penambahan
CO2,
dapat
langsung
diminum atau
diminum
setelah
diencerkan,
tidak
termasuk
susu,
susu
coklat,
sari
buah,
teh,
kopi,
cikori,
coklat
dan hasil olahannya,
minuman
beralkohol
dan
tidak
boleh
ditambahan
alcohol.
Termasuk
dalam kategori
minuman ringan adalah sirup, sirup buah, minuman beraroma, minuman botanical, susu
kedelai, air soda, air minum dan air minum teh dalam kemasan.
  
15
Komposisi 
minuman ringan sebagian besar
mengandung
air,
gula (
pemanis
lainnya,  flavor,  berasal  dari  buah,  sari  buah  atau  essen,  pewarna,  stimulant  seperti
kafein, asam ( ciltric, phosphoric, tartaric ), soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh
dan sari buah
meliputi bahan pengawet, bahan pemanis,
flavor dan aroma, serta gula
yang erat hubungannya dengan selera konsumen.
2.4. Pengertian Industri
Industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang
sama untuk pasar yang sama. Menurut Badan Pusat Statistik (2001), perusahaan atau
usaha industri adalah suatu
unit ( kesatuan ) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur
biaya serta ada seseorang yang bertanggung jawab atas usaha tersebut
2.4.1. Logo Perusahaan
  
16
Perusahaan menginginkan logo yang sederhana dan mudah diingat, logo dibuat
berbentuk buah jeruk, disesuaikan dengan
produk awalnya pada saat masih bersifat
industri rumah tangga, yaitu limun.
Perusahaan mengambil nama SAP karena kata tersebut memiliki arti yang sama
baik bahasa Inggris maupun Belanda, yang berarti tetesan dari perasan sari buah atau air
buah, karena dari awal SAP mengkhususkan bergerak dalam minuman yang berasal dari
buah-buah / bahan alami.
Warna merah melambangkan keberuntungan menurut mitologi China.
2.4.2. Sejarah Perusahaan
PT. 
Minuman 
SAP 
merupakan 
perusahaan 
yang  bergerak  dalam 
industri
minuman  ringan,  yang  memfokuskan  diri  pada  produk    minuman  sari  buah  seperti
sirsak,
lechy,
mocca
milk,
dan
teh dalam
kemasan
botol.
Perusahaan
menggunakan
strategi brand Monolitik (berkonsentrasi pada induk perusahaan).
  
17
PT. Minuman SAP berdiri pada tahun 1978, pada awalnya hanya diproduksi
secara manual dan belum terbentuk perusahaan. Produk yang diproduksi pada waktu itu
adalah
limun
dalam kemasan
botol.
Baru
pada
tahun
1983
dikukuhkan
menjadi
perusahaan.
Perusahaan
mulai
berproduksi
pada tahun
1983
dengan
brand
SAP,
produk
pertamanya adalah minuman sari buah sirsak, kemudian pada tahun 1992 PT. Minuman
SAP
mulai memproduksi beberapa jenis minuman seperti mocca milk dan teh dalam
botol.
Sejak dikukuhkan sebagai perusahaan pada tahun 1983 SAP
mulai berproduksi
dengan menggunakan mesin yang didatangkan dari luar negeri. Salah satu wujud dari
penggunaan   
sistem  yang 
modern 
ini  adalah  digunakannya  mesin  pencuci  botol,
berbagai
perangkat
alat
produksi
seperti
mesin
pengisian
otomatis
dengan
kapasitas
5000 liter per jam, mesin pencampuran (mixing) dan alat pasteurisasi.
PT.
Minuman
SAP
mulai
berkembang
dari tahun ke tahun, hal ini dibuktikan
dengan bertambahnya produk minuman ringan yang diproduksi dan adanya penambahan
alat   produksi   yang   lebih   sempurna,   seperti   mesin   pengolah   mocca   milk   yang
didatangkan
pada
tahun
1992.
Mesin-mesin
modern
yang
digunakan
dalam proses
produksi semua didatangkan dari Belanda.
2. 4.3.  Visi dan Misi Perusahaan
Sejak didirikan
tahun
1983,
perusahaan
tetap konsisten berada dalam industri
minuman  ringan.  Hal  ini  sejalan  dengan  visi  perusahaan  yaitu  ingin  menjadi  yang
terbaik dalam
industri
minuman
ringan. Visi
inilah
yang
menyebabkan PT. Minuman
  
18
SAP
memiliki misi
memproduksi
minuman ringan
yang berbahan baku alami dengan
kualitas terbaik serta meningkatkan kemampuan para pekerjanya.
Untuk
mendukung
misi
tersebut maka
PT.
Minuman
SAP
memiliki
mesin
produksi yang bekerja secara otomatis dengan kapasitas 5000 liter per jam, serta
dilengkapi
dengan
laboratorium untuk
menjaga
dan
mendapatkan
kualitas
minuman
ringan
yang
terbaik
agar
disukai
oleh konsumen.
Sedangkan
untuk
meningkatkan
kemampuan pekerjanya setiap tahun pihak perusahaan mengirimkan beberapa
karyawannya untuk mengikuti pelatiahan yang diadakan oleh Departemen Tenaga Kerja,
Departemen Perdagangan, dan Deperteman Kesehatan (Ditjen POM).
2. 4.4.  Produk Perusahaan
PT. Minuman SAP saat ini menghasilkan produk-produk yaitu, minuman sari
buah sirsak, mocca milk, lychee,  dan teh botol. Minuman dalam botol dikemas dengan
isi 232
ml/
botol
dan
220
ml/cup. Proses produksi masing-masing dilakukan dengan
menggunakan mesin-mesin otomatis. Penggunaan mesin-mesin modern tersebut
bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1.1
  
19
2.4.5.   Proses Produksi
Proses produksi
minuman
yang dilakukan oleh PT. Minuman SAP dimulai dari
pengadaan bahan baku
hingga
menghasilkan produk
minuman dalam kemasan baik itu
botol maupun cup yang siap dipasarkan. Tahapan-tahapan proses produksi secara garis
besar meliputi tahap sortasi bahan, pencucian, pengambilan inti, penghancuran dan
ekstrasi, penyaringan, homoginisasi,
pemanasan
(pasteurisasi)
dan
pengisian
kedalam
wadah botol, pendinginan serta penyimpanan.
  
20
2.4.6.   Analisa Produk
Produk SAP  saat ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. tidak adanya klasifikasi Varian yang jelas.
2. Identitas brand tidak tertera dalam label
3. Tidak adanya kesatuan desain antara produk satu dengan yang lain.
4. Desain yang kurang menarik.
5. Tidak memperlihatkan produk untuk segmen A-B.
6. Tidak adanya saran penyajian dan penyimpanan.
2.4.7.
Target sasaran
Demografi
Sex                        : Pria-Wanita.
Usia                     
:  25-35 tahun
Pendidikan            : SMA, S1,S2.
Pekerjaan              : Profesional dan tenaga ahli,  manager, staff, mahasiswa
  
21
Kelas Sosial
:  Atas-menengah
Geografi
Wilayah
: Jabodetabek.
Luas Wilayah
:
B
Kepadatan
: Urban dan sub-urban
Iklim
: Tropis, daerah perkotaan.
Psikografi
Terbuka, imajinatif, menyukai hal-hal yang bersifat pengetahuan atau kultur,
high couriousity, berani tampil, hangout ke café dan coffeshop. Menyukai
musik-musik experimental, dan elektronik pada umumnya namun tidak
menutup diri dengan musik lainnya. Menyenangi hal-hal yang baru, selalu
ingin mencoba sesuatu. Membeli barang di mall ataupun butik-butik. Sering
membeli sesuatu yang berjenis collectible item.
Kadang suka keramaian
namun  selalu  ada  moment  untuk  pribadi..  Sering  online  dan  browsing
internet. Dinamis,
memiliki mobilitas
yang tinggi, kaum pekerja, Mengikuti
berita dan informasi terkini, baik teknologi, dan gaya hidup.
2.4.8.   Kompetitor
2.4.8.1  Kompetitor Langsung
Pada khususnya tidak
ada pesaing lokal dengan produk sejenis di Indonesia,
namun berikut
adalah produk
minuman
import
yang
memiliki
rasa atau
bentuk
yang
sama seperti Berri juice, Snapple dan Starbucks Frappucino, kesemuanya merupakan
merek luar.
  
22
  
23
2.4.8.2  Kompetitor tak Langsung
Secara keseluruhan yaitu semua perusahaan minuman ringan seperti:
PT. Sinar Sosro, PT. Coca Cola Company, PT. Pepsi Cola Indobeverages, PT. Heinz
ABC Ind, PT. Ultra Jaya Milk Ind, Orang Tua Group, PT. Tang Mas.
2.5.   Analisa SWOT
2.5.1. Strength (kekuatan)
A. Minuman jus pertama di Indonesia dalam botol  kaca premium.
  
24
B. Menggunakan ekstrak bahan asli. Produk minuman ini termasuk
jenis minuman fruit juice nectar,
yaitu
jenis
minuman
yang
mempunyai
kandungan serat dari sari buah asli yaitu terdiri dari 25 persen sari buah dan
75 persen lainnya terdiri dari gula dan air.
C. Harga yang lebih murah dibanding produk sejenis dari luar.
2.5.2. Weakness (kendala)
A. Desain  kemasan yang kurang menarik.
B. Jaringan distribusi yang belum luas
PT. Minuman SAP hanya memasarkan produknya di daerah Jakarta,
Bogor, Tangerang dan Bekasi dan
baru memasuki produknya ke pasar
swalayan seperti Giant dan Carefour.
C.  Promosi yang kurang
Kegiatan promosi yang dilakukan baru sebatas mengikuti pameran-
pameran
dagang,
melalui
tenaga
penjual atau sales yang ditujukan kepada
distributor dan agen-agen serta pemasangan iklan berukuran besar pada truk
pengangkut
minuman.
Tingginya biaya pemasangan
iklan
melalui
media
elektronik membuat PT. Minuman SAP belum melakukan promosi.
2.5.3. Opportunities (peluang)
Produk
juice
lokal
dalam botol
kaca
pertama,
kompetitor
terdekat
merupakan produk luar yang lebih mahal dengan desain kemasan yang unik,
kuat, dan berkarakter
menjadi salah
satu
nilai jual terpenting untuk menarik
hati pasar
  
25
2.5.4. Threat (ancaman)
A. Anggapan produk luar seperti starbucks dan Snapple lebih terlihat
bagus dan gaya.
B. Bertambahnya pesaing dengan varian-varian yang baru.
C. Perkembangan teknologi yang mampu diadaptasi oleh pesaing
D. Produk lain yang lebih dikenal masyarakat