4
BAB II
DATA DAN ANALISA
II.1 Definisi
II.1.1. Transportasi
Transportasi  adalah  pemindahan  dari  satu 
tempat 
ke 
tempat 
lainnya
menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
manusia atau
mesin. Transportasi
terbagi
atas
3
kelompok,
yaitu;
transportasi
darat,
transportasi
laut,
dan
transportasi
udara. Salah satu sarana transportasi udara
yaitu pesawat, prasarananya adalah bandar
udara atau bandara.
II.1.2. Maskapai Penerbangan
Maskapai penerbangan adalah sebuah
organisasi
yang
menyediakan
jasa
penerbangan bagi penumpang atau barang. Organisasi
tersebut menyewa atau memiliki
pesawat terbang untuk menyediakan jasa tersebut dan dapat membentuk kerja sama atau
aliansi dengan maskapai lainnya untuk keuntungan bersama.
II.1.3. Pesawat terbang
Pesawat
terbang adalah mesin
atau kendaraan
apapun
yang
mampu terbang
di
atmosfir.
Prinsip-prinsip
terbangnya
menggunakan
hukum fisika
yakni
memanfaatkan
asas atau hukum Bernoulli terjadi pada udara dengan memanfaatkan arus laminair sayap
yang dihasilkan akibat daya dorong mesin pesawat.
II.1.4. Jenis Pesawat
Dibedakan berdasarkan oleh penggunaannya:
Pesawat eksperimental
Pesawat penumpang sipil
  
5
Pesawat Angkut
Pesawat Militer
Dibedakan berdasarkan  teknis sayap:
Pesawat sayap berputar (Rotary Wing)
Pesawat sayap tetap (Fixed Wing)
II.1.5. Bagian-bagian Pesawat
Umumnya pesawat terbang terbagi atas:
Fuselage atau badan Pesawat (kabin)
Sayap Pesawat
Elevator
Sirip tegak atau stabilizer dimana terdapat rudder yang umumnya dikenal
sebagai ekor pesawat
Roda
II.1.6. Awak Pesawat
Pada umumnya awak pesawat terdiri atas:
Pilot
Co Pilot
Navigator
Operator Radio
Teknisi
Pramugari/Pramugara (Khusus pesawat penumpang Sipil atau VIP/VVIP)
  
6
II.2 Data Statistik Perusahaan
Gambar 2.1 (Logo Merpati)
Nama Perusahaan
: Merpati Nusantara Airlines (MNA)
Kode Airline
: MZ
Status
: Perseroan Terbatas (PT)
Jenis Usaha
: Bisnis Industri Penerbangan
Alamat Perusahaan
: Kantor Pusat Jakarta
Jl.Angkasa Blok B-15, Kav 2-3
Kemayoran - Jakarta Pusat
Jakarta – 10720
Tanggal Berdiri
: 6 September 1975
Jenis Produk
: Jasa Transportasi Udara
Jumlah Karyawan
: 2.095 karyawan
Sertifikat
:
ISO 9002:2000
Share Holder
: Pemerintah Indonesia (93.8%)
PT. Garuda Indonesia Airways (6.2%)
Presiden Direktur
: Cucuk Suryo Soeprojo
II.3 Visi dan Misi Perusahaan
II.3.1. Visi Perusahaan
Menjadi Airlines Pilihan Utama Di Indonesia.
  
7
II.3.2. Misi Perusahaan
1. 
Menyelenggarakan jasa angkutan udara yang mengutamakan keselamatan,
ketepatan
waktu   
dan   
pelayanan   
yang   
prima   
dengan   
sentuhan
keramahtamahan.
2.   Memaksimalkan pertumbuhan nilai perusahaan, efisien dan mensejahterakan
pegawai sesuai standar airline.
3.   Menjadikan 
perusahaan 
sebagai  centre
of 
execellence  dan
mitra 
yang
dipercaya.
4.   Memaksimalkan
nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance, yaitu : TARIF (Tranparancy, Accountabillity,
Responsibility, Independent, dan Fairness)
II.4 Struktur Organisasi
Region
BIK
President
Director
Board of Director
Projects
Region
UPG
EVP
Commercial
EVP
Operation
EVP Maintenance
&
Engineering
EVP Finance &
General Services
Aviation
Safety
SUB
Region
JKT
Marketing
Operation
Development
Quality
Assurance
Corporate
Finance
Audit
Corporate
Planning
Merpati
Maintenance
Facility
Merpati
Training
Center
Merpati
Commuter
Services
Sales
Customer
Services
Flight
Flight
Crew
Flight
Attendant
Fleet
Procurement
Engineering
Aircraft
Maintenance
Technical
Material
Accounting
HR & General
Affairs
IT Services &
Procurement
Corporate
Secretary
Tabel 2.1 (Struktur organisasi)
  
8
II.5 Sejarah Perusahaan
Gambar 2.2 (Logo Merpati tahun 1960-an)
Pada awalnya perusahaan ini bernama P.N. Merpati, yang didirikan berdasarkan
Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah
perkembangan  angkutan  udara  di  Tanah  Air.  Tugas  utama  P.N.  Merpati  Nusantara
adalah menyelenggarakan perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serba
guna, serta memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti
seluas-luasnya.
Gambar 2.3 (Aktivitas & aircraft Merpati tahun 1960-an)
Pada
awal
tahun
1963, semua konsesi
penerbangan
dan
fasilitas
teknisnya
di
Irian Jaya
dilimpahkan
kepada
Merpati
karena
perusahaan
Garuda
Indonesia
lebih
memusatkan perhatian pada pengembangan
usahanya sebagai flag carrier. Pada tahun
yang sama, Merpati memperluas jaringan operasinya dengan menghubungkan Jakarta-
Semarang, Jakarta-Tanjung Karang dan Palangkaraya-Balikpapan disamping
membuka
rute baru di Irian Jaya.
Gambar 2.4 (Logo Merpati tahun 1970-an)
  
9
Gambar 2.5 (Logo Merpati tahun 1980-an)
Pada tahun 1969, Merpati pun memasuki babak baru dengan berganti nama
menjadi
Merpati Nusantara
Airlines (MNA). Sejak saat
itu Merpati Nusantara
Airlines
menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas. Mulai tahun 1970, Merpati
juga
menerbangkan
rute-rute
jarak
menengah dan jauh. Perluasan operasi ini berhasil
dengan baik.
Gambar 2.6 (Aktivitas & aircraft Merpati tahun 1980-an)
Pada tahun 1974, Penerbangan Perintis
yang disubsidi pemerintah secara resmi
diserahkan pula kepada Merpati.
Sederet
keberhasilan
dan
prestasi
Merpati
ternyata
berbuah kepercayaan, kemudian status perusahaan Merpati diubah menjadi PT Merpati
Nusantara
Airlines,
terhitung
sejak
6 September
1975.
Kemudian
pemerintah
memutuskan untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT Merpati Nusantara
Airlines  ke  PT  Garuda  Indonesia  Airways  (GIA).  Dengan  pengalihan  ini,  Merpati
sebagai anak perusahaan PT GIA, diserahi tugas melayani penerbangan perintis,
penerbangan
lintas
batas,
penerbangan
transmigrasi,
penerbangan
borongan
domestik
dan internasional, serta kegiatan lainnya.
  
10
Gambar 2.7 (Logo Merpati tahun 1986 sampai sekarang)
Pada tahun 1980 Merpati Nusantara Airlines mengganti logonya kembali. Era
penerbangan internasional dirasakan oleh Merpati sebagai tuntutan kebutuhan yang kian
mendesak.
Dengan perkembangan
seperti
ini, adalah wajar jika kemudian pemerintah
menetapkan
Merpati Nusantara Airlines terpisah dari
induknya,
Garuda Indonesia, dan
menjadi Perseroan Terbatas yang mandiri dibawah naungan Departemen Perhubungan.
Gambar 2.8 (Pelayanan, armada dan kantor pusat Merpati)
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
kini
Merpati
berusaha
mengoptimalkan peran intinya sebagai "commercial air transportation". Didasari
kebijakan
pemerintah
untuk
mendayagunakan BUMN, Merpati sudah menjadwalkan
untuk
melaksanakan
program restrukturisasi, profitisasi,
dan
privatisasi.
Maka,
yang
sekarang
diupayakan
adalah
implementasi
program restruturisasi
agar
tercapai
target
Merpati Nusantara Airlines, sesuai dengan visi dan misinya.
II.6 Target Pemasaran
Target  pasar 
yang  dituju 
adalah 
pria  dewasa 
muda 
yang 
bekerja 
secara
profesional di kota-kota besar seluruh nusantara. Target tertuju pada segmen sosial
ekonomi
menengah
dan
menengah
atas,
karena
target
audience
jatuh
kepada
orang-
  
11
orang  yang  memiliki  kesibukan  dan  mobilitas  tinggi  untuk  mendukung  pekerjaan
mereka, yang contohnya pekerjaan sebagai manager, atau bidang pertambangan, sales,
distribusi, wirausaha, dll.
II.7 Produk dan Pelayanan
II.7.1. Rute Penerbangan
Dibawah ini adalah peta rute yang dijalani oleh armada Merpati:
Gambar 2.9 (Rute Penerbangan Merpati)
II.7.2. Armada
Dibawah ini adalah daftar armada yang dimiliki Merpati Nusantara Airlines
dalam melayani penerbangan:
  
12
Pesawat Boeing 737-400
Jumlah armada : 2 unit.
Kapasitas penumpang :  168 kursi.
Gambar 2.10 (Armada Merpati: Boeing 737-400)
Pesawat Boeing 737-300
Jumlah armada : 3 unit.
Kapasitas penumpang : 134 kursi.
Gambar 2.11 (Armada Merpati: Boeing 737-300)
Pesawat Boeing 737-200
Jumlah armada : 10 unit.
Kapasitas penumpang : 112 kursi.
Gambar 2.12 (Armada Merpati: Boeing 737-200)
Pesawat Fokker F-100
Jumlah armada : 2 unit.
Kapasitas penumpang : 109 kursi.
Gambar 2.13 (Armada Merpati: Fokker F-100)
  
13
Pesawat Fokker F-28
Jumlah armada : 1 unit.
Kapasitas penumpang : 86 kursi.
Gambar 2.14 (Armada Merpati: Fokker F-28)
Pesawat CN-235
Jumlah armada : 2 unit.
Kapasitas penumpang : 38 kursi.
Gambar 2.15 (Armada Merpati: CN-235)
Pesawat Casa 212
Jumlah armada : 3 unit.
Kapasitas penumpang : 20 kursi.
Gambar 2.16 (Armada Merpati: Casa 212)
Pesawat NCS
Jumlah armada : 2 unit.
Kapasitas penumpang : 56 kursi.
  
14
Gambar 2.17 (Armada Merpati: NCS)
Pesawat DHC (Twin Otter)
Jumlah armada : 5 unit.
Kapasitas penumpang : 18 kursi.
Gambar 2.18 (Armada Merpati: DHC)
Pesawat Fokker F-27
Jumlah armada : 1 unit.
Kapasitas penumpang : 52 kursi.
Gambar 2.19 (Armada Merpati: Fokker F-27)
II.7.3. Pelayanan
Turis Wah
Paket  perjalanan  atau 
liburan  bersama  keluarga  dengan  harga  tiket
normal, dan mendapatkan fasilitas menginap gratis satu malam di hotel
berbintang.
Merpati Call & Fly
Merpati  
Call
&
Fly
memberikan
kemudahan
dalam
memperoleh
tiket
dari Merpati melalui akses telepon bebas pulsa, dan penumpang dapat menikmati
  
15
fasilitas  executive lounge sebelum 
melakukan  penerbangan  ataupun  selama
berada di kota transit. Hotline Service:  0800-10-12345.
Info Merpati
Merpati melayani pengaduan dan permintaan informasi untuk layanan
Merpati mulai dari informasi jadwal penerbangan, pemesanan tiket, dan keluhan
customer.
Easy Flyer
Gambar 2.20 (Easy Flyer Card)
Memberikan kemudahan dan keuntungan bagi penumpang Merpati
melalui pengumpulan point yang didapat dari setiap kali check-in. Point tersebut
dapat 
digunakan 
sebagai 
alat 
tukar 
berbelanja 
di  merchant
tertentu  atau
penukaran
dengan
tiket,
dan
dapat
memperoleh
diskon
tiket
dan doorprize.
Pengguna Easy Flyer juga mendapatkan prioritas booking.
Merpati Online
Memberikan
informasi
dan
kemudahan melalui
internet
bagi
pebisnis
maupun wisatawan yang akan melakukan penerbangan. Selain informasi rute,
harga tiket, dan jadwal penerbangan, Informasi tentang perusahaan juga dapat
diakses melalui alamat website ; www.merpati.co.id
  
16
MORE (Merpati Mobile Online Reservation) / Sms Booking
Memberikan  kemudahan  reservasi  penerbangan  24  jam  secara  online
melalui handphone dengan layanan SMS (Short Message Service).
MAGIC (Merpati Great Vacation)
Gambar 2.21 (Logo MAGIC)
Paket "MAGIC", sebuah paket perjalanan yang dikemas untuk
kenyamanan dalam melakukan liburan.
Archipelago (In Flight Magazine)
Gambar 2.22 (Inflight Magazine: Archipellago)
Archipelago adalah
majalah
yang
disediakan
bagi
setiap
penumpang
Merpati. Majalah ini menginformasikan tentang kota-kota di Indonesia dan
rekomendasi tempat-tempat menarik yang perlu dikunjungi di seluruh nusantara.
  
17
II.8. Fasilitas Perusahaan
Tabel 2.2 (Brand Architecture)
II.8.1 Merpati Training Centre
Gambar 2.23 (Gedung Merpati Training Centre)
Merpati mendirikan Merpati Training Centre (MTC) guna mendukung
terlaksanakannya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Sebagai maskapai
penerbangan
yang bidang usahanya sangat erat dengan
jaminan keselamatan orang
lain,
Merpati
membutuhkan
karyawan
yang handal di bidangnya karena jasa
pelayanan penerbangan sangat menuntut keahlian dan ketrampilan yang unggul.
  
18
Gambar 2.24 (Flight Simulator CN-235 dan cockpit simulator Fokker-27 )
MTC
berada
di
sisi
kanan
Bandara
Juanda, Surabaya. MTC diresmikan
pengoperasiannya pada tanggal 6 Januari
1995. Pusat pelatihan Merpati ini
menyediakan fasilitas belajar yang lengkap , instruktur yang berpengalaman, serta
sarana praktek kerja.
MTC telah memiliki fasilitas berteknologi tinggi, yakni flight simulator CN-
235 dan F-27. Selain itu juga terdapat cabin mock-up, evacuation slides, dan flight
safety
procedures,
Semua
peralatan
itu
ditunjang
dengan
sistem operasi
kontrol
komputer. Sejak simulator ini dioperasikan, tidak hanya awak pesawat Merpati yang
memanfatkannya, juga para peserta pelatihan dari pihak ketiga, bahkan dari operator
negara lain.
Gambar 2.25 (Pelatihan keadaan darurat)
  
19
II.8.2 Merpati Maintenance Facility
Gambar 2.26 (Lokasi perawatan pesawat)
Dalam berkompetisi di bisnis
transportasi
udara,
Merpati
memperoleh
nilai
tambah dengan memiliki Merpati Maintenance Facility (MMF). MMF berada di sisi
kanan Bandara Juanda, Surabaya,
berdampingan
dengan
gedung Merpati Training
Centre. Sama halnya dengan pusat pelatihan yang dimiliki Merpati, MMF juga dapat
di
manfaatkan
oleh
maskapai
lainnya.
Selain
perawatan, inspeksi/pengecekan
dan
penggantian komponen mesin juga dilakukan oleh MMF.
Komitmen Merpati Maintenance Facility:
Layak terbang
Mengutamakan kepuasan penumpang
Memperkecil biaya perawatan tanpa mengurangi kualitas
  
20
Gambar 2.27 (Aktivitas Merpati Maintenance Facility)
II.9 Kompetitor Perusahaan
Indonesia memiliki 20 operator maskapai penerbangan yang
melayani
rute
domestik dan internasional. Sesuai hasil klasifikasi yang diumumkan oleh Departemen
Perhubungan Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret 2008, Merpati Nusantara
Airlines merupakan peringkat kedua pada Kategori I. Maskapai penerbangan Kategori I
adalah maskapai yang memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan sipil.
Berikut  ini  daftar  maskapai  pada  kategori  I  untuk  (AOC)  Aircraft Operator
Certificate CASR 121:
Garuda Indonesia
Merpati Nusantara Airlines
Indonesia AirAsia
Lion Air
Wings Air
Mandala Airlines
Batavia Air
Berdasarkan kategori diatas maka berikut ini adalah perusahaan penerbangan
kompetitor Merpati Nusanatara Airlines, yaitu:
  
21
II.9.1. Indonesia AirAsia
Gambar 2.28 (Logo & tagline Air Asia)
Air Asia adalah perusahaan penerbangan Malaysia yang dapat bersaing
dengan Malaysia Airlines. Sejak tahun 2003, dibukalah Thai AirAsia yang melayani
rute ke Thailand, Singapura dan
Indonesia. Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga
terdapat   perusahaan   AirAsia   yaitu   Indonesia   AirAsia   (sebelumnya   bernama
AWAIR) yang terbang dari Jakarta ke Balikpapan, Denpasar, Medan, Padang,
Surabaya dan Batam.
Gambar 2.29 (Armada & Time table Air Asia)
Air Asia adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang terkemuka di
Asia Tenggara yang bekerjasama di Indonesia dengan nama PT. Indonesia Air Asia.
AirAsia berkomitmen
untuk
memberikan pelayanan
yang
nyaman
untuk
membuat
perjalanan lebih mudah. sebagai berikut :
Call Center
  
22
Terbang tanpa tiket
On-line Booking
AirAsia menyediakan sebuah cara unik
dan
efektif
berkomunikasi
dengan
penumpang. Air Asia bekerjasama dengan berbagai perusahaan untuk mengiklankan
produk
lewat
penerbangan
menggunakan
Air Asia. Banyak materi yang dapat
dijadikan ajang
promosi
dan
perolehan
keuntungan, antara
lain iklan
online
pada
website AirAsia,
Boarding
Pass,
Airport
Counter
Placement, Aircraft Steps,
Meal
Tray  Table  Back,  Seat  Back  Placement,  Air  Sickness 
Bag,  Flying  AirBoard,
Overhead Bins, In-Flight Magazine, dan lain-lain.
Gambar 2.30 (Airspace advertising pada kabin pesawat)
Gambar 2.31 (Airspace advertising pada badan pesawat)
  
23
II.9.2. Lion Air
Gambar 2.32 (Logo Lion Air)
Lion Air berdiri pada tahun 2000, berawal dari suksesnya bisnis biro
perjalanan 
yang  dijalankan  oleh  Kusnan  dan  Rusdi  Kirana.  Maskapai 
ini
memiliki cukup banyak armada sebagai perusahaan pemula di bidang jasa
transportasi udara, berikut ini adalah jenis pesawat yang dimiliki Lion air:
Boeing 737-400
McDonnell Douglas MD-82
McDonnell Douglas MD-83
McDonnell Douglas MD-90
Boeing 737-900ER
Gambar 2.33 (Armada dan pelayanan dalam penerbangan Lion Air)
  
24
Berikut ini adalah catatan insiden yang menimpa Lion Air dalam 6 tahun
terakhir:
6 kali tergelincir saat melakukan pendaratan tetapi tidak ada korban.
14
Januari
2002,
Pesawat
Jakarta-Pekanbaru-Batam
gagal
(take
off).
Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.
31 Oktober 2003, Pesawat keluar jalur saat mendarat di Makassar.
3 Juli 2004, Penerbangan mendarat tidak sempurna di Palembang.
30 November 2004, Pesawat rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat
mendaratan di Solo, 26 orang penumpangnya tewas.
10 Januari 2005, Pesawat gagal take off  karena bannya kempes.
6 Mei 2005, Ban pecah saat mendarat di Makassar.
7
April 2006, Pesawat
gagal take off
di Pekanbaru. karena gangguan
pada roda kiri,tiba-tiba tak bergerak.
19 Maret 2007, Pesawat gagal take off  di Banjarmasin.
Dan  6  kali  tergelincir  saat  melakukan  pendaratan  tetapi  tidak  ada
korban.
II.9.3. Wings Air
Gambar 2.34 (Logo & Tagline Wings Air)
  
25
Wings Air merupakan anak buah perusahaan PT. Lion Mentari Air. Lion Air
membuka maskapai Wings Air untuk melayani rute-rute tertentu dengan harga tiket
yang lebih
murah. Wings air meneruskan rute operasi
Lion Air dari kota transit ke
kota tujuan akhir
Gambar 2.35 (Armada Wings Air dan Airsickness Bag)
II.9.4. Mandala Airlines
Gambar 2.36 (Logo Mandala)
Mandala Airlines berdiri pada tahun 1967, yang juga merupakan salah
satu
‘pioneers of commercial flight’ di Indonesia. Mandala Airlines melayani rute lebih
dari 20 kota dari Sabang sampai Merauke. Mandala Airlines baru
saja
mengganti
logo sejak 1
November 2006.
Logo
yang
baru
menandakan bisnis
dinamis
yang
dapat terus berkembang mencapai target tinggi, berikut ini adalah artinya:
Delapan poin yang diliputi warna gold mewakili 8 service penerbangan.
  
26
Elemen yang berwarna biru tua melambangkan service values Mandala.
Bunga 
lotus  ditengah 
menampilkan  5  poin  pancasila  sebagai  dasar
Negara Indonesia.
Gambar 2.37 (Armada Boeing 737-200 milik Mandala)
Perusahaan ini memiliki 4 poin budaya yang kuat, yaitu:
Integrated Service
Friendly and Sincere
Comfort
Punctuality
II.9.5. Batavia Air
Gambar 2.38(Logo Batavia Air)
Batavia Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang mulai operasi pada
tahun 2002. “Trust Us To Fly”, telah menjadi slogan yang menginspirasi  para pilot,
  
27
pramugari, dan tenaga-tenaga profesional Batavia Air dalam memberikan pelayanan
yang
terbaik
bagi
pelanggannya.
Berikut
ini adalah
jenis
armada
yang digunakan
oleh maskapai Batavia Air:
Airbus A319-100
Airbus A319-100
Boeing 737-200
Boeing 737-300
Boeing 737-400
Airbus A320-200
Gambar 2.39 (Armada Airbuss milik Batavia Air)
Nama- nama perusahaan penerbangan yang disebutkan diatas adalah kompetitor
langsung Merpati Nusantara Airlines. Adapun kompetitor tidak langsungnya yang dalam
AOC 121 termasuk Kategori II. Maskapai penerbangan Kategori II adalah maskapai
penerbangan yang memenuhi syarat minimal keselamatan penerbangan sipil namun
terdapat beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan. Berikut
ini adalah perusahaan
penerbangan Kategori II :
  
28
1.   Sriwijaya Air
2.   Pelita Air Service
3.   Trigana Air Service
4.   Kartika Airlines
5.   Travel Express Aviation Service
6.   Riau Airlines
7.   Trans Wisata Prima Aviation
II.10 Analisa
II.10.1. Riset Produk Kompetitor
Logo
Perusahaan
Jmlh
Armad
a
Feature
Benefit
Value
Distributor
Harga
(CGK-
SUB)
Tag Line
22
Penerbanga
n
domestik &
luar
negeri
Cepat,
aman &
tepat
waktu
Rute terbanyak &
menjangkau
daerah kecil
Airport, Travel
Agent, Sales
counter &
320 Ribu
Get the
feeling
10
Penerbanga
n
domestik &
luar
negeri
Nyaman
&
cepat
Seluruh
pesawatnya
berkapasitas
besar
Airport, Travel
Agent,
Sales counter &
om
340 Ribu
Low
Farexperi
ence
6
Penerbanga
n
domestik &
luar
negeri
Praktis,
tarif
murah &
student
discount
Menggunakan
pesawat Air Buss,
menyediakan
kursi berukuran
XL, jok kulit.
on line booking:
199 Ribu
Now
everyone
can fly
24
Penerbanga
n
domestik &
luar
negeri
Tarif
murah &
cepat
Memiliki pesawat
terbanyak, dan
memiliki Boeing
versi terbaru di
dunia.
Airport, Travel
Agent, Sales
counter &
310 Ribu
We make
people fly
22
Penerbanga
n
domestik &
luar
negeri
Tarif
murah
&
nyaman
Memiliki airbus
Airport, Travel
Agent, Sales
counter &
air.co.id
317 Ribu
Trust
us
to fly
8
Penerbanga
n
domestik
Tarif
murah
Berangkat dari
kota
besar selain jkt
Airport, Travel
Agent, Sales
counter &
306,000
Fly is
cheap
Tabel 2.3 (Riset produk kompetitor)
  
29
II.10.2. Perbandingan Rute
Setiap maskapai memiliki rute yang bervariasi, dan memiliki rute ke daerah-
daerah istimewa, yang tidak dimiliki sebagian besar maskapai lainnya. Terlihat pada
perbandingan 
rute  dibawah 
ini,  Merpati 
sangat 
berperan 
kuat 
melayani 
rute
Indonesia Timur, dan terlihat pula persaingan antara Merpati dan Lion air dalam
melayani rute kota besar. Berikut ini adalah peta perbandingan rute antara maskapai-
maskapai Kompetitor I Merpati Nusantara Airlines:
Gambar 2.40 (Rute penerbangan Merpati)
Gambar 2.41(Rute penerbangan Lion Air)
  
30
Gambar 2.42(Rute penerbangan Mandala)
Gambar 2.43(Rute penerbangan Batavia Air)
Gambar 2.44 (Rute penerbangan AirAsia)
  
31
II.10.3. Performa Merpati
Merpati sempat mengalami penurunan performa pada tahun 1997 seiring
dengan terjadinya krisis moneter yang dialami Negara Indonesia. Tahun 1999 adalah
titik
balik
peningkatan
jumlah
penumpang.
Dibawah
ini
adalah
diagram jumlah
penumpang yang menggunakan Merpati Nusantara Airlines (Passenger Carried) dan
diagram presentase pengisian pesawat (Load Factor) pada tahun1996-2003:
Tabel 2.4 (Passenger Carried)
Tabel 2.5 (Passenger Load Factor)
Komitmen Merpati dalam ketepatan waktu penerbangan meningkat mencapai
75%  selama  tahun  1996-2003,  Berikut  ini  adalah  diagram  presentase  On Time
Performance:
Tabel 2.6 (On-time performance)
  
32
Dampak krisis ekonomi sejak tahun 1996, yang memperkecil jumlah armada
pesawat dari 90
unit
menjadi 37 unit otomatis
mempengaruhi
jam
terbang.
Tetapi
data
berikut
ini
menunjukan
adanya peningkatan
jam
terbang (Flight
Hours) yang
juga berarti ada peningkatan efisiensi:
Tabel 2.7 (Flight Hours)
Upaya
keras
yang
dilakukan
Merpati
dalam hal
keselamatan
telah
menghasilkan zero accident
pada tahun 2002-2003 sehingga dunia internasional
menurunkan premi asuransi Merpati hingga 30%. Berikut ini adalah diagram kinerja
keselamatan (Safety Performance) pada tahun 1996-2003:
II.10.4. Insiden Merpati
Tabel 2.8 (Safety Performance)
Berikut
ini adalah
catatan insiden / kecelakaan Pesawat Merpati Nusantara
Airlines:
29 Maret 1977 - Pesawat Twin Otter Merpati Nusantara Airlines jatuh di
Gunung
Tinombala dalam perjalanan dari Palu ke
Tolitoli. Peristiwa ini
menyebabkan 13 orang tewas.
  
33
18 Oktober 1992 - Pesawat Merpati Nusantara Airlines yang membawa 30
penumpang menabrak gunung dekat Garut, Jawa Barat. Pada peristiwa ini
seluruh penumpang tewas.
1
Juli 1993- Pesawat Fokker F-28 Merpati Nusantara menabrak bukit kecil
di Sorong saat akan mendarat di Bandar Udara Jerman. Pesawat terbang
terlalu rendah dan salah jalur, sehingga badan pesawat pecah menjadi tiga
bagian. Peristiwa ini menyebabkan
41 orang tewas dan 2 orang cedera.
10 Januari 1995- Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715 hilang di
dekat Flores. Peristiwa ini menewaskan 14 penumpang.
23 Maret 2007-
Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 mengalami
pecah
kaca
depan
dalam penerbangan
dari
Denpasar
menuju
Kupang.
Pesawat dengan 96 penumpang mendarat dengan selamat di Kupang.
II.10.5. Analisa SWOT
Berikut ini adalah analisa berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (treath) pada Merpati
Airlines
berdasarkan keseluruhan perusahaan, target pemasaran dan kompetitor yang ada.
Strength
Merpati Nusantara
Airlines
merupakan
maskapai
yang
memiliki
rute
ke
Indonesia timur terbanyak.
Merpati
Nusantara
Airlines
maskapai
penerbangan
yang
paling
berpengalaman diwilayah Indonesia Timur.
  
34
Merpati
sudah
mendapatkan
positioning
yang
kuat
pada
hati
masyarakat
Indonesia bagian timur, di daerah tersebut masyarakat menyebut ‘pesawat
terbang’ dengan sebutan ‘merpati’.
Merpati Nusantara Airlines memiliki banyak pesawat kecil.
Rute  terbanyak  yang  dilalui  Merpati  Nusantara  Airlines  adalah  antara
Jakarta dan Ujung Pandang.
Merpati Nusantara Airlines
memiliki
pusat
pelatihan dan pusat perawatan
pesawat.
Weakness
Citra Merpati Nusantara Airlines kurang baik di mata masyarakat luas.
Merpati Nusantara
Airlines tidak
memiliki
brand image
yang
kuat
untuk
membuat publik mengingat maskapai ini.
Keunggulan  Merpati  Nusantara  Airlines  dalam  menjelajah  rute  perintis
tidak tampak oleh publik.
Perusahaan
Merpati Nusantara
Airlines
tidak
memiliki
Graphic
Standard
Manual.
Opportunity
.Merpati  Nusantara  Airlines  dapat  menjadi  pilihan  target  market  yang
bekerja
di
kota
besar
maupun
di daerah-daerah
pertambangan
dan
perhutanan.
Merpati Nusantara Airlines dapat
menjangkau
penerbangan
daerah-daerah
kecil yang tidak memiliki tempat pendaratan resmi yang layak.
  
35
Merpati Nusantara
Airlines
dapat
menjadi
‘raja’
di
kepulauan
Indonesia
timur.
Merpati Nusantara Airlines dapat meraih penumpang dari kota- kota besar.
Treath
Masyarakat 
luas 
tidak 
melihat  keunggulan  Merpati  sebagai  maskapai
tersohor di Indonesia Timur
Masyarakat
yang
ingin
melakukan penerbangan tidak
memilih
maskapai
Merpati Nusantara Airlines.
Calon  penumpang  penerbangan  kurang  mempercayai  maskapai  Merpati
Nusantara Airlines.
Masyarakat Indonesia tidak mengingat logo dan brand Merpati.
Pengaplikasian 
logo  pada 
badan 
pesawat 
dan  marketing
tools  tidak
konsisten.