8
Tak kalah penting ialah memilih dokter gigi anak yang memahami dan mendapat
pendidikan bagaimana membuat anak-anak nyaman saat ke dokter gigi. Misalnya,
dokter yang menyediakan ruang tunggu berisi buku dan mainan, serta mengisi
dinding ruangan dengan gambar-gambar yang menarik dan disukai anak-anak.
sekolah maupun keluarga seharusnya memberikan dukungan optimal pada upaya
menjaga kesehatan mulut dan anak. Karena justru pada usia belia upaya edukasi dan
pencegahan lebih efektif.
Sekolah maupun keluarga, lanjut Tri, sebagai lingkungan terdekat anak, sejak
dini harus mendidik anak untuk disiplin menggosok gigi minimal dua kali sehari,
sesudah makan dan sebelum tidur. Anak pun harus dibiasakan memeriksakan
giginya setiap enam bulan.
Sayangnya, kendati sebagian besar sekolah di Indonesia telah memiliki program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang didalamnya meliputi Pendidikan Kesehatan
Gigi (PKG), namun kegiatan itu belum terlaksana optimal. Hal itu terkait dengan
keterbatasan fasilitas serta kurangnya pengetahuan pihak sekolah.
kondisi itulah, yang diperparah dengan minimnya dukungan yang keluarga,
membuat kesehatan gigi anak makin tak terpehatikan. Padahal, solusi yang dapat
ditempuh terbilang sederhana. Guru dan orang tua secara teratur memeriksa
kesehatan gigi anak, memberikan sosialisasi dan jika ada masalah, segera
mengkonsultasikannya pada dokter gigi. Upaya itu juga termasuk program
pemeriksaan ke dokter gigi enam bulan sekali.
|