BAB 2
DATA DAN ANALISA
Didalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapatkan informasi dari hasil:
Wawancara
Survey online
Literatur
2.1 Wawancara
Penulis berkesempatan untuk bertemu langsung dengan desainer House of Irsan
di studionya yang terletak di Jalan Majapahit no B02, komplek Perumahan Plaza Kuta,
Denpasar Bali pada hari Selasa 26 Februari 2008. Berikut  beberapa pertanyaan yang
penulis ajukan:
2.1.1 What is House of Irsan ?
House of Irsan adalah sebuah nama, yang mewakili seorang fashion designer
(Irsan) didalam mendesain dan menghasilkan pakaian, yang pada awalnya
berangkat dari mimpi dan imajinasi. Bisa dibilang sebagai wujud nyata dari apa
yang ada didalam “kepala” Irsan yang dituangkan kedalam media pakaian.
Adalah sebuah rumah mode yang menawarkan pakaian, berdasarkan permintaan
khusus (made to order) dari klien yang mengedepankan nilai craftmanship dan
keunikan.
  
2.1.2 The philosophy?
Life is the philosophy”, tidak ada salahnya untuk tidak menuruti peraturan. Ada
kalanya sebuah pakaian harus seperti ini, dan ada kalanya harus seperti itu.
Jangan membatasi diri untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal. ”But I do
believe in history!” .
2.1.3 Why creating pieces that not so commercial?
Ini adalah sebuah pilihan, dan saya memilih jalur yang seperti ini. Seorang
desainer memiliki kebebasan untuk menentukan akan seperti apa karyanya
dibuat. Ini adalah imajinasi dan ego saya.
2.1.4 Art value?
Hal ini diserahkan kepada orang yang menilai, apapun reaksinya. Manusia
mempunyai kebebasan untuk berpendapat, dan hal itu harus dihargai. Biarkan
mereka berpikir dan memberikan definisi sendiri, apakah itu negatif, positif,
biarpun skandal.
2.1.5 Who would you like to wear your design?
Everybody! Siapapun yang dapat merefleksikan dan memodifikasi tanpa
meninggalkan kepribadiannya dalam berpakaian, seperti membuat tampilan
baru. Seseorang yang bisa dan tidak takut untuk berekspresi.
  
2.1.6 Muses?
I like Maria Carla, Kristen McMenamy, Alek Wek. Wanita tersebut memiliki
tampilan yang berbeda satu sama lain. Tapi satu hal persamaan mereka dimata
saya, they are all strong women, baik secara fisik, maupun cara mereka
mempresentasikan diri mereka sendiri.
2.1.7 Describe House of  Irsan in 3 words?
Expression / Sadness
Freedom / Joy
Drama / Tragedy
2.2 Data Penyelenggara
2.2.1 Biografi Singkat Irsan
Name
:
IRSAN
Address
:
Jalan Majapahit No. B 02
Kuta 80361 – Bali - Indonesia
Phone
:
(+62 361)  761 216
Fax
:
(+62 361)  755 126
E-Mail
:
hoi @ dps.centrin.net.id
Irsan1711 @ hotmail.com
  
Date of birth 
:
17 November 1972
Place of birth
:
Padang Sidempuan, Sumatera Utara, Indonesia
Sex
:
Male
Education
1978 - 1984
:
Elementary School Padang Sidempuan
1984 - 1987
:
Junior High School Padang Sidempuan
1987 - 1990
:
Senior High School
Padang Sidempuan
1990 - 1991
:
Sekolah Mode SUSAN BUDIARJO, Jakarta
Professional Career
1991 - 1992
:
Assistant Stylist at Fashion Studio "Anonymus" of
Indonesian Designer Didi Budiarjo, Jakarta
1992 - 1993
:
Assistant Designer at Fashion Studio
"House of Adji" of
Indonesian Designer Didi Budiarjo, Jakarta,
1993
:
Assistant Designer of Indonesian Designer Susan Budiarjo
Open Fashion Studio ‘HOUSE of IRSAN’,
Jakarta,Indonesia (special design :evening gown, bridal,
accessories, shoes)
1994
:
Stylist contract with INDO AD, Jakarta, Indonesia Stylist
contract with REANISSANCE FILM,Singapore Stylist
contracts for various commercial TV- and
Video
advertisements
Establish the uniform production section of ‘HOUSE of
IRSAN’ under it’s label ‘white line’
  
1995
:
Open Fashion and Design  Studio  ‘HOUSE of IRSAN’ in
Kuta, Bali,
(special design: uniform, evening gown, accessories,
shoes)
Stylist by contract with Renaissance Film, Kuala Lumpur,
Malaysia
First Sole Gala Fashion  Show of ‘HOUSE of IRSAN’,
Bali
1996
:
Two sole Gala Fashion shows of ‘HOUSE of IRSAN’,
Bali
1997
:
Two sole Gala Fashion shows of ‘HOUSE of IRSAN’,
Bali
1998
:
Sole Gala Fashion show ‘HOUSE of IRSAN’, Bali
Establish a ready to wear line ‘IRSAN 1711’
Open ‘IRSAN 1711’Show Room in Bali
Colaborate with a Fashion House ‘PIECE UNIQUE’, Paris
1999
:
Sole Gala Fashion Show ‘HOUSE of IRSAN’, Lombok
Open ‘IRSAN 1711 boutique’ at the Hotel Sheraton,
2000
:
Corroborate with French Createur de Mode, Simon
Azoulay,  worldwide known as the finest designer for his
metal collections
Open ‘HOUSE of IRSAN boutique’ at the Kempinski
Plaza Hotel, Jakarta
  
Exhibit at the International Textile Exhibition, Paris
Sole Gala Fashion Show ‘HOUSE of IRSAN’ in Bali
2001
:
Sole Gala Fashion Show ‘HOUSE of IRSAN’ in Bali
2002
:
Sole Fashion Show ‘HOUSE of IRSAN’ in Jakarta in -
cooperation with the magazine “Perkawinan”
2004
:
Sole Fashion Show of ‘HOUSE of IRSAN’ in BICC,
Westin Hotel, Bali
:
Win Nokia Indonesian Fashion Award “Best Collection of
the Year 2004”
2005
:
Fashion Show of HOUSE of IRSAN at the Jakarta
Convention Center in collaboration with Harper’s Bazaar
Fashion Concerto
2006
:
Fashion Show ‘HOUSE of IRSAN’ in collaboration with
NOKIA
Sole designer for Nokia mobile phone ad series “l’amour“
Sole designer for 2 limited editions Lux  TV and Print ad
campaign
Sole designer for all 4 Lux TV ad for Asia
Sole designer for Hemaviton TV ad
Sole designer for Sampoerna Class Mild Cigarettes
ad
2007
:
Sole designer for limited edition Gudang Garam TV Ad
Establish Second Line – Red Label (Ready to wear)
Establish Etchnic line – I’ndonesie (Ready to wear)
  
Special Award from Dewi Magazine, Indonesia as ‘The
provocateur’
Languages
Indonesian    
:          Native Tongue
English    
:     Conversational
German         
:          Conversational
French            :          Beginner
2.2.2 Visi & Misi
2.2.2.1 Visi
“To present reality with huge differences through garment”
yang dimaksud dari pernyataan tersebut adalah menghadirkan kenyataan
dari sudut pandang yang berbeda. Tentunya disini dari sudut pandang
Irsan sebagai desainer dari House of Irsan.
2.2.2.2 Misi
Menghasilkan bentuk nyata dari imajinasi dan fantasi yaitu dalam
bentuk pakaian.
2.2.3 Kompetitor
Industri fashion di Indonesia berkembang dengan baik terbukti dengan adanya
perancang busana yang rutin menyelenggarakan presentasi ataupun sekolah mode
yang terus meluluskan mahasiswanya setiap tahun. Adapun rumah mode yang
  
sekelas House of Irsan didalam menghasilkan karyanya yang bisa dibilang sebagai
pesaing / kompetitor, beberapa diantaranya:
2.2.3.1 Biyan
Biyan adalah salah satu rumah mode ternama dilingkungan fashion
Indonesia. Karya-karya dari rumah mode ini terkenal akan saratnya nilai
feminin dan phoetic. Craftmanship yang rapih dan penuh detail serta palette
warna yang sangat tipikal disukai wanita pada umumnya. Biyan memiliki
koleksi yang lebih komersil, ditujukan untuk segmen pasar yang lebih muda
dibawah nama XSML. Diantara perancang busana Indonesia, Biyan adalah
salah satunya yang paling eksis didalam menghasilkan koleksi terbuki dengan
rutinnya menyelenggarakan fashion show.
2.2.3.2 Didi Budiarjo
Dikenal sebagai perancang muda didunia fashion Indonesia yang terkenal
akan gaya desainnya yang modern dan unik. Memulai karirnya dengan
menjalankan pendidikan mode normalnya di Sekolah Mode Susan Budihardjo
dan dilanjutkan ke Atelier Fleuri  Delaporte Paris. Dari busana siap pakai,
sampai saat ini busana pernikahan, busana pesta dan kebaya modern. Didi telah
mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya penghargaan “Kepedulian
terhadap Pelestarian Budaya Indonesia” dari pemerintah Indonesia.
Asistensinya didunia fashion Indonesia terbukti dengan peran sertanya dalam
acara “Bazaar Fashion Concerto” pada tahun 2004.
  
2.3 Target Audience
Yang menjadi target dalam kegiatan ini adalah orang-orang dari latar belakang
dunia fashion di Jakarta seperti fashion editor & desainer muda. Termasuk juga pribadi
dengan latar belakang dunia kreatif seperti musisi, artis, fotografer, arsitek, mahasiswa
desain, dan lain-lain.
2.4 Analisa SWOT
2.4.1 Strength
Teknik dan kerapihan craftmanship yang detail.
Pemakaian material yang tidak biasa seperti metal, kristal, dll.
Selalu mengangkat tema yang unik
Pemakaian material yang berkualitas tinggi.
2.4.2 Weakness
Untuk beberapa hal terlalu rumit, sehingga tidak mudah dipakai.
Terlalu mahal (eksklusif) karena pemakaian material yang berkualitas
tinggi.
Terbatasnya dana untuk pengembangan, baik promosi, brand maupun
penyelenggaraan event.
2.4.3 Opportunity
Merupakan ajang / kesempatan untuk memamerkan karya sampai ke luar
negeri (internasional).
  
Event yang unik sehingga memberikan kesempatan kepada desainer grafis
didalam menghasilkan visual yang unik.
2.4.4 Threat
Adanya kompetitor yang mengadakan event serupa.
Kompetitor menawarkan koleksi yang lebih bisa dipakai dan lebih
terjangkau dari segi harga.
2.5 Data Event
Tema
:  AGELAST, yang berarti seseorang yang tidak pernah tertawa
Tempat
: Studio 3 Hanggar Teras Jakarta(fashion show)
Waktu
: 13 Agustus 2008, pukul 20.00 WIBB
Jumlah tamu
: +/- 150 orang
2.6 Data Pendukung
Penulis mencari data pendukung didalam penulisan karya tulis ini dengan tujuan
mendalami tema dalam penyusunan tugas akhir ini. Berikut data yang didapat dengan
melakukan survey online dan literatur:
2.6.1 Trend Mode Tahun 40 s/d 50-an
Pada era ini trend mode terpengaruh dari koleksi adibusana Paris dengan
perancang seperti Cristobal Balenciaga, Hubert de Givenchy, dan Pierre Balmain.
Ciri-cirinya seperti perubahan ukuran bahu yang dibuat lebih besar dan mengecil
  
dibagian pinggang atau justru dinaikan sampai dada bagian bawah (empire). Adapun
dibuat oleh manusia. Sebuah rumah mode dikategorikan sebagai rumah mode Haute
pengaruh besar dari rumah mode Christian Dior yang membuat “New Look” atau
perubahan drastis gaya berpakaian wanita selepas masa Perang Dunia II. Kesan yang
dihasilkan dari pakaian wanita masa itu adalah elegan, proporsi yang rapih (tailored)
dan glamor. Adapun pakaian berupa kemeja(blouse) dari bahan sutera, rok
mengembang, setelan(suit) yang bergaya seragam militer, aksesoris yang
memaksimalkan figur wanita. Aktris Holywood seperti Marilyn Monroe, Lauren
Bacall, dan Grace Kelly merupakan panutan(icon) yang bisa menggambarkan seperti
apa wanita di era itu.
2.6.2 Adibusana
Adibusana atau Haute Coture adalah sebuah istilah yang menjelaskan sebuah
pakaian yang dibuat dengan melalui teknik pembuatan tingkat tinggi. Adibusana
adalah menghasilkan suatu inovasi. Sejarah awalnya dimulai oleh Charles Frederick
Worth yang membuka rumah modenya sendiri di Paris. Ia memulai metode baru
dalam dunia mode yaitu memproduksi pakaian yang kemudian dipamerkan kepada
calon pembeli melalui apa yang sekarang dikenal dengan peragaan busana.
Perubahan ini terbilang radikal karena lebih memungkinkan untuk dilihat orang
banyak dari pada hanya dipajang di etalase toko. Semenjak itu metode Haute
Couture mulai dikenal dan diikuti oleh perancang mode lainnya sampai saat ini.
Haute Couture terkenal akan teknik, pemakaian material berkualitas tinggi, dan
keindahannya, memberinya predikat sebagai pakaian paling mahal yang pernah
  
wanita pada pada awalnya. Dialah wanita yang membawa nafas kebebasan dan
Couture apabila memenuhi beberpa persyaratan yang dibuat oleh Asosiasi
Konfeksi dan Adibusana untuk Wanita dan Anak Perempuan atau La Chambre
Syndicale de La Confection et de La Couture pur Dames et Fillettes. Sampai saat ini,
yang masih terpredikat sebagai rumah Mode
Haute Couture adalah Christian Dior,
Armani Privee, Christian Lacroix, Chanel,
Jean Paul Gaultier, Givenchy, Anne
Valerie Hash, Valentino, Versace, dan Elie Saab.
Berikut adalah sedikit informasi mengenai beberapa rumah mode Couture,
seperti:
2.6.2.1 Christian Dior
Christian Dior adalah salah satu rumah mode adibusana yang terkenal di
seluruh dunia. Karya-karyanya yang timeless, sangat mengangkat figur wanita,
dan penuh intrikasi. Sampai saat ini, rumah mode ini telah berganti desainer
sebanyak 5 kali dengan masing-masing desainer yang memiliki ciri khas sendiri,
tentunya tanpa mengabaikan sejarah dan arsip dari rumah mode ini. John
Galliano adalah desainernya sejak tahun 1997 sampai saat ini. Galliano dikenal
sebagai the punk” dibalik rumah mode ini. Karya-karyanya yang tidak biasa
ditambah dengan presentasinya yang selalu menimbulkan sensasi dan
kekaguman yang dari siapapun yang melihatnya. Presentasi koleksi Christian
Dior selalu diibaratkan dengan kiasan “the opera”.
2.6.2.2 Chanel
Coco Chanel adalah salah satu desainer yang merubah gaya berpakaian
  
berpendapat bahwa wanita tidak boleh berada di bawah pria. Terlihat dari garis
rancangannya yang smart dan elegant. Sepeninggalannya, rumah mode ini
dipimpin oleh Karl Lagerfeld, pria yang serba bisa (multi talented), karena
selain memimpin Chanel, ia juga bekerja sebagai desainer untuk rumah mode
Fendi, dan koleksinya sendiri. Selain itu, Karl Lagerfeld juga dikenal sebagai
seorang fotografer. Banyak karyanya dimuat di editorial majalah fashion seperti
Vogue Italia, Vogue Paris, Numero, dan masih banyak lagi. Lagerfeld
meremajakan kembali dan membawa Chanel ke level berikutnya. Presentasi
koleksi Chanel selalu diibaratkan dengan kiasan “the musical”.
2.6.2.3 Thierry Mugler
Adalah seorang perancang busana, Thiery Mugler terkenal akan karyanya
yang glamor dalam sudut pandang yang sangat “lain”. Ia melihat sesuatu yang
tidak biasa dan tidak ada sebelumnya dalam dunia nyata, sehingga ia mengaku
bahwa Ia harus menciptakan dunianya sendiri. Mugler mendapatkan sebutan
“The Prophet of Futurisme”, atau pimpinan, panutan, “nabi” dari gaya
futuristik, walaupun Ia merasa karyanya modernistik bukan futuristik. Dunia
serangga merupakan inspirasi terbesar didalam menghasilkan karya-karyanya.
Ciri khas Mugler dalam merancang busana adalah dua stel pakaian dengan
jaket, lengan panjang, potongan yang bergaya maskulin, difokuskan pada
bagian pinggang dan pinggul untuk menghasilkan bentuk tubuh yang sempurna.
Misi Mugler adalah membentuk wanita sempurna, tetapi dengan segala
  
tampilan luarnya yang glamour, busana yang ia buat selalu memiliki
struktur dan proporsi yang sangat baik tanpa meninggalkan kesan seksi.
2.6.3 Ready to Wear
Ready to wear atau siap pakai adalah istilah yang ada didalam dunia mode adalah
pakaian yang dijual dengan keadaan sudah jadi, dibuat dalam ukuran standard/umum
manusia. Koleksi siap pakai biasa mendatangkan keuntungan lebih besar
dikarenakan pada umumnya, lebih komersial dan mudah dipakai untuk segala jenis
keperluan (fleksibel). Oleh karena itu, rumah mode yang menawarkan koleksi ready
to wear lebih mendominasi dibandingkan dengan adibusana.
2.6.4 Peragaan Busana
Peragaan busana atau fashion show adalah acara yang dibuat oleh seorang
perancang busana untuk mempresentasikan karyanya. Standarnya, peragaan busana
meliputi para model yang berjalan diatas panggung (runway) dengan memakai
pakaian yang dirancang oleh desainer yang bersangkutan. Untuk beberapa hal,
fashion show mengambil metode instalsi, dimana para modelnya berdiam diri, bediri
ataupun duduk di area yang telah dipersiapkan. Peragaan busana memiliki cerita /
tema yang disesuaikan dengan tema dari koleksi yang akan dipresentasikan.
Fashion week atau pekan mode adalah acara yang menampilkan peragaan busana
dari beberapa desainer dan berlangsung selama satu minggu. Fashion Week di Paris,
Milan, New York, dan London adalah yang paling dinanti pelaku fashion diseluruh
dunia. Pada umumnya dihadiri oleh calon pembeli, editor majalah mode, media,
selebriti dan pelaku industri hiburan lainnya.
  
2.6.5 Fetish fashion
Fetish fashion atau busana fetish adalah tipe pakaian yang biasanya
dibuat/identik untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat ekstrim atau provokaktif.
Material yang biasa digunakan adalah kulit (leather), latex, nylon, PVC, spandex dan
fishnet yang sarat akan unsur seksual. Terkadang definisinya membaur dengan
kostum karena kebanyakan orang beranggapan pakaian ini tidak dipakai oleh
kebanyakan orang, malah sebaliknya, dipakai untuk mengundang reaksi tertentu.
Berdasarkan sejarahnya, yang memulai kebudayaan pemakaian pakaian yang terbuat
dari kulit adalah kaum homoseksual di London, Inggris setelah perang dunia ke-2.
Hal ini mereka lakukan sebagai aksi memisahkan, membedakan mereka dari yang
normal. Walaupun fashion fetish tidak hanya selalu memakai kulit. Pengaruh musik
juga menjadi andil besar dalam menyebarnya kebudayaan ini. Musisi seperti Rolling
Stones dan The Who yang menjadi icon pada masa itu, ikut mempopulerkan tren
fashion ini dalam melakukan aksi panggungnya. Semenjak itu sampai sekarangpun
banyak perancang mode dunia yang masih menjadikan hal ini sebagai referensi
mereka didalam menghasilkan koleksinya, diantaranya Thierry Mugler, Vivienne
Westwood dan Dolce&Gabanna.
2.6.6 Gothic Fashion
Gothic fashion atau busana Ghotic adalah pakaian yang dipakai oleh pria dan
wanita yang memilki ciri khas berwarna gelap (hitam), terkadang abnormal / tidak
wajar, dan ada unsur erotis. Merupakan bentuk penolakan terhadap sesuatu yang
terlalu ter-over exposed atau sesuatau yang natural. Tampilan yang dihasilkan
  
terkadang mengekspresikan keputusasaan dan kesedihan, tapi ini bukanlah
merupakan bentuk sikap penolakan atas kehidupan. Sebaliknya, goth fashion
merupakan bentuk ekspresi diri lewat “keindahan” dan fashion, dari sudut pandang
yang lebih gelap. Ini adalah salah satu bentuk kebebasan dalam berekspresi. Salah
satu icon dari sub kebudayaan ini adalah aktris film bisu bernama Theda Bara atau
“The Vamp”.
2.6.7 Grafis dan Fashion
Semakin kesini, brand fashion bergantung kepada kemasan dan presentasi dari
pada produk itu sendiri.  Jiwa atau karakter dari sebuah brand menjelaskan aspirasi
atau memberikan referensi, gambaran, yang dapat menarik konsumen untuk membeli
suatu barang diantara barang serupa lainnya. Akan ada masa dimana busana kualitas
desainer bukan hanya sekedar potongan dan material yang digunakan, melainkan
mengenai desain grafis, kemasannya, dan penyampaiannya kepada orang banyak
(communication).
Perusahaan yang memproduksi pakaian atau bergerak dibidang fashion memiliki
perusahaan publikasinya sendiri. Walau banyak yang memperkerjakan desainer
grafis dan menghasilkan tidak hanya undangan (invitation) untuk menghadiri
peragaan busana, tetapi juga material lain seperti “look book”, katalog, mail-outs,
majalah, iklan (advertising), dan bahkan kartu ucapan.
Apa yang membuat satu kaos putih rancangan desainer yang satu berbeda dengan
desainer lainnya tidak hanya pada desainnya. Sebagai contoh seorang arsitek akan
tertarik untuk membeli rancangan Comme Des Garcons karena pesan yang
disampaikan langsung diterima dengan baik oleh arsitek tersebut. Bagaiamana
  
sebuah pesan disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh target melalui
iklan, merek, kemasan dan window display. Pada akhirnya, lebih kepada presentasi
dari pada fashion itu sendiri.
Van Beirendonck melihat grafis dan fashion sebagai dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Penting karena hal tersebut sebagai langkah awal dalam
mempresentasikan karya kepada dunia. Identitas grafis sangat penting karena ini
adalah yang menghubungkan antara desainer dan publik. Sisi baiknya, desainer
grafis hadir di dunia fashion membawa angin segar dan sudut pandang baru. Sisi
buruknya, desainer grafis hanya sebagai alat untuk membantu desainer menjual
produk mereka.