16
BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1
Data dan Literatur
Metode
penelitian
yang digunakan
serta data
dan
informasi
untuk
mendukung
proyek Tugas Akhir ini diperoleh dengan berbagai sumber antara laian :
Wawancara langsung dengan Lenny Agustin
Survei Lapangan disertai pemotretan
1. Butik Lenny Agustin
2. Butik part one Edwart Hutabarat (Kompetitor Lenny Agustin)
Buku referensi
Buku APPMI, Inspirasi kebaya, Jakarta
:
Penerbit PT Gramedia
Pustaka
Utama, 2002
Literatur dari media cetak
1. Majalah Dewi, A+, Bazaar Indonesia, Gadis.
2. Koran Tempo, Kompas.
3. Tabloid Nova, Nyata.
  
17
Literatur dari internet
Hasil Kusioner
2.1.1
Fashion di Indonesia
Mode
sudah
mulai
menjadi
budaya
di
Indonesia,
Masyarakat
sudah
tidak lagi menilai sebuah pakainan hanya sebagai fungsi semata, Namun
masyarakat
Indonesia
sudah
lebih
mengenal
sisi
estetika
dari sebuah pakaian.
Banyaknya desainer lokal yang muncul membuat industri fashion ini semakin
ketat dan penuh dengan kompetisi.
Tahun
1950
ialah
awal
dekade
berkembangnya dunia fashion di
Indonesia, seorang perancang busana bernama Peter Sie menjadi pelopor profesi
perancang busana di Indonesia. Di
era 1970-an, Iwan Tirta datang di dunia
fashion 
Indonesia 
yang 
menjadikan  batik 
sebagai 
gaun 
yang 
mewah 
dan
berkelas. Tahun 1980-an Ghea Pangabean menawarkan gaya etnik yang
sebelumnya
tidak
dikenal
dalam khasanah
mode
Indonesia.
Poppy
Dharsono,
Adjie  Notonegoro  dan  Anne  Avantie  merancang  kebaya  dengan  indah  dan
mereka memperkenalkan rancangan etnik Indonesia ke Mode Dunia.
  
18
Dengan lokomotif perancang busana Sebastian Gunawan, yang
memperkenalkan
ballgown
di
peretengahan dekade 1990.
Mode
rancangan
Sebastian Gunawan yang membawa gaun glamour berberpayet, bermanik,
berkristal ke dunia mode Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri dan diminati
para kaum hawa,
termasuk para public figure
yang
menggunakan rancangannya
pada penampilan
mereka di
layar televisi, acara penghargaan
maupun panggung
musik,
Namun
tidak
hanya
itu,
rancagan Sebastian
gunawan
ini
juga
menjadi
panutan dan diikuti oleh sebagian perancang busana lainnya.
Menghadapi arus besar itu, sebagian perancang di Indonesia tidak mau
kalah. Ada beberapa perancang busana yang menampilkan konsep yang bertolak
belakang, yaitu gaya etnik Indonesia. Seperti perancang Lenny Agustin yang
memakai atau mengambil garis desain dari kain tenun, batik, kebaya dan sarung
dari segala pelosok daerah di Indonesia. Ia memberikan pesan melalui
rancangannya
bahwa
sebagai
warga negara
Indonesia
yang
kaya
akan
kebudayaannya harus tetap bangga dan tetap melestarikannya.
Mode 
Indonesia 
akhir-akhir 
ini 
berjalan 
cukup 
menarik. 
Seperti
bergerak dari satu kutub ke kutub lain, gaya elegan-glamor bersaing kuat dengan
gaya etnik. Sebagian perancang menampilkan  gaun-gaun elegan yang gemerlap
dalam setiap kesempatan. Sementara perancang lainnya  justru mengolah busana
yang bersumber dari budaya dan tekstil Nusantara.
Pasar
mode Indonesia saat
ini
memang sangat unik. Sementara mode
dunia  untuk  musim  mendatang  sudah  berganti  gaya  60an,  Indonesia  masih
dengan
gaya
evening
gown. Dari
sudut
pandang
perkembangan
mode,
kondisi
  
19
mode Indonesia itu memang cukup memprihatinkan.  Artinya mode bergerak
lamban
dan
belum
memunculkan
arus
baru yang inovatif. Tetapi dari sudut
pandang yang
lain
gejala itu sangat positif , itu
artinya
Indonesia
menciptakan
gaya tersendiri dan konsisten. Ini untuk pertama kali sejak tahun 1970an,  arah
mode Indonesia kembali ditentukan oleh
keinginan konsumen.
Di
masa
itu
memang belum dikenal adanya
industri
mode
yang
melahirkan
baju-baju siap
pakai.  Mode masih bersifat eksklusif yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan
terbatas dan dibuat sesuai dengan keinginan konsumen.
Kini   setelah   para   perancang   mengalamai   era   pakaian   jadi   dan
perancang bisa mendikte keinginan konsumen, seperti terjadi tahun 1980an dan
1990an, 
mereka  harus 
kembali 
mengikuti 
lagi  selera  pasarnya. 
Jadi 
latar
belakang
perancang,
globalisasi
dan
selera
konsumen
merupakan
faktor
yang
pada akhirnya memberi pengaruh besar bagi terciptanya mode.
2.1.2       Fashion dan Desain Grafis
Dunia Fashion dan desian grafis adalah 2 unsur kesatuan, Desain Grafis
sangat diperlukan dalam fashion terutama di industri yang penuh dengan
kompetisi. Dibuktikan dari Sumbangan
industri
ekonomi
kreatif
seperti
seni,
musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus
meningkat.
Tahun
ini kontribusi
industri ekonomi
kreatif diperkirakan
mencapai
4,75 
persen 
terhadap 
PDB 
Indonesia. 
Hal 
tersebut 
disampaikan 
Menteri
  
20
Perdagangan Mari Elka Pangestu. Ia menjelaskan paling tidak ada 3 sub kategori
ekonomi kreatif yang kontribusinya paling besar yakni fashion 30 persen,
kerajinan 23 persen dan periklanan 18 persen.
Identitas  visual  suatu  brand  sangat  penting  demi  meningkatkan  mutu
brand tersebut. Identitas Visual dari Lenny Agustin memang telah ada dan sudah
menemani sejak awal mula berdirinya butik Lenny Agustin dari tahun 2002.
Tetapi Identitas Visual yang telah ada tersebut tidak diimbangi dengan desain
yang menarik serta sesuai
dengan konsep desain pada rancangannya dan
kemewahan yang diberikan oleh Lenny Agustin.
Sangat disayangkan jika Identitas Visual yang tidak sesuai dengan konsep
rancangannya merusak karya Lenny Agustin yang mempunyai karakter unik
dibanding perancang busana lainnya di Indonesia.
Penggunaan tampilan visual yang menarik dengan warna-warna serta
elemen-elemen tradisional yang telah di modifkasi hingga terlihat modern, beda
dan simple. Namun akan tampak dan terasa lebih indah serta membuat konsumen
agar lebih bangga memakai rancangan dalam negeri apabila desain dari identitas
visual terlihat dinamis dan sangat menarik.
Identitas  Visual  dan  grafis  pada  sebuah  brand  desainer  sangat
menentukan karakter serta target konsumennya, maka dari itu Identitas Visual
tidak boleh melesat jauh dari karakter dari perancang busana.
  
21
2.1.3
Awal Mula Karir Lenny Agustin
Lenny Agustin lahir di Surabaya pada Tahun 1973. Ia adalah anak
ketujuh dari sembilan bersudara yang mempunyai semangat serta ketekunan
dalam meraih karirnya sejak
masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat
itu,
ia
membuat busana untuk boneka-bonekanya. Caranya cukup cerdas untuk anak
seusia dia. Ia memulainya dengan mengamati bagaimana busana tersebut dibuat,
lalu ia mencotohnya. Kemudian ia
mencoba mengubah busana yang telah ada
serta
membuat
pakaian
sendiri
dengan cara menjahit tangan. Banyak teman-
teman
main
seusianya
tertarik
pada baju
buatan
Lenny
dan
mereka
ingin
dibuatkan baju oleh Lenny.
Lenny adalah orang yang percaya dengan bakat, karena
insting dalam
membuat busana sudah ia rasakan sejak sekolah dasar. Dari kecil ia sudah dapat
membuka kupnad atau mengubah busana yang telah ada.
Karena kesadaran, bakat, serta panggilan hatinya ini maka ia
memutuskan untuk terjun di dunia fashion. Setelah lulus SMA Lenny hijrah ke
Ibukota dan memilih meneruskan kuliah di Akademi Seni Rupa & Design Mode
ISWI Jakarta.
Iapun
mengambil
kursus di
BUNKA
School of Fashion,
sebuah
tempat
kursus
yag
mempelajari
teknik
menjahit
sistem jepang.
Karena
rasa
keingin   tahuannya   yang   cukup   besar,   setelah   menyelesaikan   kuliah   dan
kursusnya, ia pun mengambil sekolah mode di La Salle College, sebuah sekolah
mode yang berasal dari Perancis.
  
22
Pada  tahun  1997  ia  menikah  dengan  Sofian  Susantio  dan  saat  ini
mereka dikaruniai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Walaupun telah
berkeluarga namun tidak membuatnya mundur dari dunia yang ia idamkan dari
kecil.
Semangat
dan
Ketekunan
membuat dirinya tidak lelah untuk berjuang
menggapai cita-citanya.
Karirnya di dunia  
fashion dimulai
pada
tahun
2002.
Ia
sangat
cinta
pada tanah air Indonesia yang mempunyai kekayaan budaya yang melimpah, dan
ia telah konsisten sejak awal bahwa rancangannya harus membawa unsur
tradisional.
Walaupun
ia
termasuk
“anak
baru”
dalam dunia
fashion
tetapi
ia
mempunyai karakter yang unik dan kuat serta berbeda dalam merancang sebuah
busana, maka dari itu Lenny mendapat sambutan yang luar biasa di dunia mode
Indonesia.
Tahun 2007
merupakan
momen pencarian jati diri sampai akhirnya ia
berani unjuk gigi kehadapan publik melalui pergelaran tunggal perdana di bulan
Agustus silam. Ekspresinya sebagai pribadi yang tidak bisa diam tertuang lugas
ke dalam rancangan Lenny. Ia gemar memadukan unsur ceria dan riang ke dalam
koleksinya yang kerap mengeksplorasi kain tradisional Indonesia.
2.1.4
Konsep Rancangan Lenny Agustin
Konsep rancangan Lenny Agustin adalah urban kontemporer dengan
menabrak  bentuk  modern  dengan  unsur  tradisional  dalam  rancangannya.  Ia
  
23
mendapat
inspirasi dari
semua
gambaran tentang anak
muda
yang sudah mulai
bergaya  kebarat-baratan  dan 
seakan  mereka  lupa  akan  budayanya  sendiri.
Baginya hidup di Indonesia
sebagai warga Indonesia membuat dirinya harus
mengenal dan bangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Maka
dari
itu,
Lenny
Agustin
menggarap
elemen tradisional dari berbagai pelosok.
Mulai dari pemakaian kain Nusantara, tenun, sarung, sampai busana kebaya. Dia
kembangkan dalam garis desain masa kini.
Ekspolari kain, corak, dan pola busana dari budaya Imdonesia menjadi
ciri khas seorang Lenny Agustin. Konsep rancangan mempunyai kekuatan dan
daya tarik pada kekayaan padu padan yang tidak biasa, dibawakan dalam
kombinasi pakaian yang tidak kaku dan Lenny cenderung bermain dengan nafas
kaum muda yang bebas dan centil.
Ciri khas rancangannya berupa :
1.         menabarak bentuk modern dengan unsur tradisional
2.         ekpolrasi kain tradisonal nusantara
3.         gaya independen
4.         bebas tanpa aturan
5.         chic
6.         detail
7.         playfull
8.         girlie
9.         feminin
10.       berani
  
24
11.
seksi
12.
dinamis
13.
atraktif
14.
unik
Beberapa rancangannya berupa :
Gaun batik baby doll dipadu legging bercorak.
Rok  dari  kain  tenun  sumba  digabung  blus  pendek  dari  bahan  lame
metalik.
kebaya
modifikasi
dipasang
dengan
celana
super
pendek
hotpants
dari
kain tenun.
Kain ikat batik dengan warna metalik menjadi bluss bergaya hype.
Lenny 
juga  sering 
memadupadankan 
motif  kotak-kotak  sarung  dari
Makassar dengan motif geometris tenun Nusa Tenggara Timur (NTT)
sehingga berkesan dinamis.
Warna-Warna yang digunakan Lenny dalam mendesain sebuah busana
sangat  menarik,  ia  sangat  mengikuti  tren  dunia  baik  dalam  bidang  fashion
maupun grafis, seperti tema Pop art dengan bahan dasar kain-kain tradisional
sangat khas dengan ciri Lenny Agustin yang dinamis, aktif dan atraktif.
  
25
Visi
Mengolah  potensi  bangsa  dalam  kreasi  busana 
yang  modern  dan
fashionable.
Melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya kain tenun,
sarung, batik dan juga 
mengadopsi garis / siluet busana tradisional
seperti kebaya, baju bodo, baju kurung, kemben Jawa / Bali dan ikat
pinggang Bali.
Misi
Memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia pada dunia.
Mengajak   generasi   muda   untuk   tetap   memakai   kain   tradisional
indonesia.
Untuk
menciptakan
karyanya yang apik dan
indah
ini
Lenny
Agustin
seringkali mencari inspirasi dari buku-buku yang membahas tentang tradisional
Indonesia. Ia pun selalu bertukar pikiran dengan perancang busana lainnya yang
tergabung dalam APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) demi
mengembangkan pikiran dan wawasan.
  
26
2.1.5
Berbagai Prestasi dan Penghargaan
Dalam Menekuni dunia
mode
harus
diperlukan
semagat
dan
karakter
yang 
unik 
dan 
Lenny  sangat 
aktif  dalam  memamerkan 
ide-ide 
unik
rancangannya,  Berbagai  Prestasi 
yang  telah 
ia  raih  dalam  dunia  mode  di
Indonesia antara lain :
Finalis Rancang Etnik Perempuan Citra 1999.
Semifinalis pada
Councours
International
de
Jeunes
Creatures
de
Mode 1999.
Juara
1
Lomba
Rancang
busana
pengantin
International
majalah
Wedding tahun 2003.
Show tunggal pada tahun 2007 yang bertemakan “Controverchic”.
Fashion Tendance 2006, 2007.
Menjabat  sebagai  Bendahara  Asosiasi  Perancang  dan  Pengusaha
Mode Indonesia (APPMI).
Bali Fashion Week 2003, 2005, 2007.
Penghargaan
dari
majalah
A+
sebagai
1
dari
8
designer
menjanjikan.
Penghargaan dari majalah A+ sebagai 1 dari 4 designer masa depan.
  
27
Penghargaan 
dari 
majalah 
Chic 
sebagai 
pendatang 
baru 
yang
berprestasi dibidang mode.
Lenny   Agutin   membuat   2   buku,   yaitu   tentang   gaya   urban
kontemporer dan tentang show tunggal keduanya pada tahun 2008
ini.
Rancangannya banyak diliput oleh berbagai media dari majalah fashion
dewasa sampai majalah remaja, antara lain majalah Dewi, Bazzar Indonesia, A+,
Femina,
Her
World
Brides,
Perkawinan ,
Chic, Cita
Cinta dan
Gadis. Setelah
bergabung dengan APPMI tahun 2001, ia aktif mengikuti berbagai peragaan
busana dan kemudian banyak diliput media massa seperti Metro TV, SCTV, Jak
TV, O Channel, RCTI dan Trans TV.
2.1.6       Butik Lenny Agustin
Lenny
Agustin
membuka
butiknya pada
tahun 2002
yang
terletak
di
jalan Setiabudi 2
no.500 Jakarta
Timur.
Butik Lenny
menempati
lahan sebesar
300
Meter
persegi
dan memiliki
tiga
lantai,
lantai
satu
diperuntukkan
untuk
penjualan busana siap pakai, lantai dua diperuntukkan untuk tempat kerjanya dan
juga
melayani
tamu yang
ingin
memesan busana. Sedangkan lantai tiga
diperuntukkan untuk ruang produksi.
  
28
Foto butik Lenny Agutin
Tampak depan
Lantai 1
  
29
Lantai 2
Gaya
modern
minimalis dipilih
Lenny
untuk
Konsep
bangunan
pada
butiknya, 
Sedangkan 
untuk 
konsep 
interior 
butik 
Lenny 
menggambarkan
karakter desain Lenny Agustin yang unik, feminin, seksi, dengan warna-warna
cerah   dan   menggunakan   elemen   desain   yang   menarik   pada   setiap   sisi
dindingnya.
Tema
rancangannya
lebih
banyak bermain
dengan
warna
dan
disini
Lenny Agustin berprinsip “tidak serius, bebas dan tanpa aturan” , dengan tema
feminin,   chic,   Fashionable,   dan   unik,   serta   tetap   menggabungkan   unsur
tradisonal
kedalam gaya
modern.
Ia
sangat
bereksperimen
dalam
setiap
rancangannya, dan terlihat lebih kental dengan karakternya yang mengekplorasi
kain-kain dari seluruh pelosok Indonesia. Ia pun terus mengembangkan
rancangannya dengan terus mengikuti mode dunia sehingga tetap baru dan segar
pada pembuatan rancangan terbarunya.
  
30
Target Usia 17-29 tahun
Harga :
Dress tenun
Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000
Bluss
Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000
Rok
Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000
Kebaya
Rp. 5.000.000 – Rp. 15.000.000
2.1.7
Kompetitor
Part One Edwart Hutabarat
Edward Hutabarat adalah salah satu perancang busana terkemuka di
Indonesia. Pria kelahiran 31 Agustus 1958, Tarutung, Sumatera Utara ini juga
dikenal sebagai kurator seni dan budaya.
Ia mendirikan Part One Edwart Hutabarat pada tahun 2006 yang butiknya
terletak di Kemang Icon lantai 2, Namun hasil rancangannya sudah sangat
diminati para pecinta mode. Ia mengembangkan seni kriya Indonesia dengan
sentuhan yang sangat menarik serta berkesan mewah. Mulai dari kain tradisional
  
31
Indonesia, tas anyaman, kalunh hingga perhiasan perak ia ubah menjadi suatu
karya dan rancangan yang sangat indah.
Hasil rancangannya bisa dinikmati dalam segala suasana, karena edwart
merancang dengan berbagai suasana, ada gaun malam dengan sentuhan kain
tradisonal Indonesia, baju terusan yang santai, baju atasan hingga bolero.
Parang Kencana
Parang kencana berdiri sekitar tahun 1993, gerai batik pertamanya
dibuka di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu, sebagian pembelinya
berasal
dari
kalangan
mancanegara.
Kini,
gerai
batiknya
sudah
berjumlah
24
buah yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Bali.
Koleksi 
utama  Parang 
Kencana 
adalah  kain  batik, 
tetapi 
Parang
Kencana juga menjual pakaian siap pakai dengan bahan dasar batik namun tetap
unik dan khas (seperti dress, baby doll, kebaya, kemeja pria, rok dan blus dengan
warna-warna yang menarik), selendang sutra dengan motif batik serta aksesoris
rumah
seperti
sarung
bantal,
tempat
tisu,
jubah
mandi,
selimut
dan
lain-lain.
Kain-kain ini dibuat dengan teknik membatik (yang menghasilkan kain-kain
ATBM atau
Alat
Tenun Bukan Mesin),
tie-dye
dan
semprot.
Hingga
saat
ini
Batik Parang Kencana terus melakukan pengembangan dengan desain-desain
terbaru yang mengikuti tren fashion.
  
32
Banyak kemiripan desain pada rancangan Parang Kencana dengan
Lenny
Agustin,
yaitu
mengekporsi
kain Indonesia.
Tetapi
kebutuhan
serta
keunikan setiap desainnya berbeda.
Sofie
Ahmad  Sofiyulloh  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  nama  Sofie  ini
adalah
desainer
muda
kelahiran
Jember tanggal 9 Maret 1969. ia memelajari
fashion di Susan Budiharho pada tahun 1995,
kemudia
ia
mengawali
karirnya
dibidang fashion dengan mengikuti beberapa lomba. Prestasinya antara lain
adalah menjadi finalis Councours Indonesia des Jeunes Creature de Mode, dan
juara
III
Asia
Fashion Competition.
Selain
rutin
mengikuti
ajang
Fashion
Tendance dan Bali Fashion Week setiap tahunnya, Sofie juga ikut dalam World
Boutique   Fashion   Show   di   Hongkong.   Rancangan   Sofie   identik   dengan
perpaduan gaya etnik, kreasi bordir dan payet serta permainan warna dan bahan
yang saling tabrak.
Ia mempunyai 2 line pakaian yaitu soffie dan soffie kidz, dengan
konsisten rancangan yang ia sebut urban kontemporer. Soffie bergabung dengan
APPMI pada tahun 1996.
  
33
2.1.8
Profile APPMI
APPMI adalah singkata dari Asosiasi Perancang da Pengusaha Mode
Indonesia. APPMI berdiri pada
tanggal 22 Juli
1993, dengan kantor secretariat
yang beralamatkan di Jl. R.S Fatmawati No.27 Lt II, Jakarta Selatan.
Mulai berdirinya APPMI dipelopori oleh ibu Poppy Dharsono, Bapak
Harry Dharsono, dan Ibu Pia Alisjahbana, bertempat di hotel Borobudur Jakarta,
tepatnya 20 Juli 1993. dengan didukung oleh 20 perancang busana lainnya.
Visi dan Misi
Menghimpun  Perancang  Pengusaha  Mode  Indonesia  kedalam  satu
wadah atau asosiasi guna membangkitkan diri kepada nusa, bangsa, dan
Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, sejahtera, lestari
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Merancang,
mengembangkan,
dan
membina
dunia
mode
untuk
dapat
dimanfaatkan bagi pembangunan bangsa dan Negara Indonesia pada
umumnya serta dunia mode pada khususnya.
Memelihara kepentingan
dan
persatuan
yang
erat
antara para
anggota
asosiasi perancang pengusaha mode Indonesia.
Menigkatkan serta
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan para
perancang pengusaha mode Indonesia pada khususnya.
  
34
Menciptakan
dan
mengembangkan
iklim
usaha
yang
memungkinkan
keikutsertaan
yang
seluas-luasnya bagi
perancang
mode
sehingga
mereka dapat berperan serta efektif dalam pembangunan nasional.
Saat  ini,  APPMI  memiliki  anggota  para  perancang  mode  Indonesia
yang terdiri dari perancang busana konvensional dan busana muslim, yang
tersebar di wilayah Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, Lampung, Surabaya,
Semarang, dan Bali. Dimana hampir keseluruhan anggota tersebut bergerak pada
usaha
eceran
dengan
memiliki
beberapa outlet
yang
tersebar di
beberapa
departemen store terkemuka di Indonesia, juga beberapa perancang sudah
memulai  dengan  bisnis  eksport,  disamping  juga  menerima  personal  order,
dengan memiliki kekhususan masing-masing dari setiap rancangannya.
Dalam perkembangannya,
hingga
saat
ini,
APPMI
terus
eksis
menjalankan
program
rutin
tahunan,
yakni
Fashion
Tendance
(1993-sekarang).
Adalah
sebuah
acara
pagelaran
busana
yang bertujuan
untuk
memberikan
informasi kecendrungan mode di tahun yang akan datang.
Kerjasama   yang   telah   dilakukan   APPMI   untuk   mensosialisasikan
keberadaan wadah profesi hingga saat ini antara lain :
Kerjasama  dengan 
hampir  seluruh  stasiun 
TV  swasta  dalam  hal  yang
berhubungan dengan fashion dan kerja sama dengan hamper 40 media cetak.
kerjasama
dengan
Penerbit
PT
Gramedia
Pustaka Utama
untuk
penerbitan
buku-buku Seri Fashion Indonesia.
  
35
2.2
ANALISA
2.2.1
Analisa Logo Lenny Agustin
Logo Lenny Agustin  
mempunyai ciri khas yaitu simbol LA yang
membentuk mawar, yang melambangkan kekuatan, ketegaran, Feminin dan
menonjol. Namun
identitas
tersebut
Tidak konsistem dan
selalu
berubah-ubah
hingga sulit dikenali.
Kesan lancip pada simbol memberikan kesan tajam, kaku, sedikit
kaku, dan mematahkan kesan lembut yang ada.
Tidak terlihat konsep urban kontemporer.
Tulisan
Lenny
Agustin
di
bawah
logo
seakan-akan
adalah tanda
tanga pribadinya, namun tulisan tersebut tidak kuat untuk identiias
visual.
Identitas visualnya susah dikenali.
Pada setiap
Aplikasi
identitas
visual
tidak sesuai
dengan konsep
awal identitas visualnya.
  
36
2.2.2
Analisa SWOT
Strenght (kekuatan)
Lenny Agustin mempunyai karakter yang unik pada rancangannya
yaitu
menabrak
unsur
modern dengan gaya tradisional atau bisa
disebut urban kontemporer.
Koleksi
rancangan Lenny Agustin sangat berani, bebas terkadang
tanpa aturan dan menonjol dari perancang busana lainnya.
Fashion sudah menjadi “kebutuhan sehari-hari” 
oleh masyarakat
Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Weakness (penghambat)
Harga yang ditawarkan relatif mahal pada setiap rancangannya.
Lenny Agustin masih tergolong baru di dunia mode Indonesia.
Kurangnya
minat
masyarakat
pada
hasil
karya
designer
fashion
dalam negeri.
Opportunity (kesempatan)
Banyaknya 
acara-acara 
besar 
yang 
mengharuskan 
para 
tamu
berdandan dan berpakaian yang berbeda dari biasanya .
Keinginan Para wanita yang selalu ingin tampil beda.
  
37
Banyaknya stasiun
televisi
yang
meliput dan
membahas
tentang
fashion.
Adanya 
Asosiasi  Perancang 
dan  Pengusaha  Mode  Indonesia
(APPMI) dan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI).
Threat (ancaman)
Banyaknya  Fashion Line yang sama dengan Lenny Agustin.
Mulai
muncul
perancang
busana
yang
mempunyai
konsep yang
serupa.