10
Konon, setelah Zheng He (
) meninggalkan
tempat tersebut
karena
ia
harus
melanjutkan
pelayarannya,
banyak
awak
kapalnya
yang
tinggal di
desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka
bersawah
dan
berladang
ditempat
itu.
Zheng
He
memberikan
pelajaran
bercocok-tanam dan
dimalam
hari
mereka
berkumpul
didalam
gua
batu
dan
Zheng
He
memberikan
pelajaran
serta
ajaran-ajaran tata
cara
pergaulan hidup
di
dunia.
Cara
bersyukur
kepada
Sang
Pencipta
serta
menghormati para leluhur - nenek moyang.
Sehingga
setalah
Zheng
He
(
)
meninggalkan tempat
itu
untuk
melanjutkan
pelayarannya, mereka
yang
tinggal
di
Simongan,
secara
teratur
melakukan
pemujaan
dan
penghormatan
kepada
Zheng
He
guna
menghormati
jasa-jasanya. Sekarang
peringatan
atau
sembahyang
dilakukan pada setiap tanggal satu dan lima belas.
Zheng
He
(
)
mendapat
penghargaan
dengan
diangkat
menjadi
Thai Kam
dengan
gelar
San Po atau
Sam
Po. Seorang
Thai
Kam
adalah
seorang pejabat
yang dekat dengan keluarga Kaisar.
Dan
sejak
itu
Zheng
He
lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai kam. Karenanya Zheng
He
sering juga di sebut Sam Po Tay Djien atau Sam Po Toa Lang.
Tay
Djien dan
Toa
Lang
artinya orang besar. Mereka memuja Sam
Po
Kong
sebagai
orang
yang
patut
dihormati
dan
dijunjung
tinggi
serta
dimohon berkahnya.
Disebelah kiri
gua batu
itu
terdapat sebuah batu piagam, batu
berukir
tersebut
diukir
dalam
tiga
bahasa:
China,
Indonesia dan
Inggris.
Baru berukir tersebut dibuat khusus
untuk
memperingati kedatangan
|