BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi Geografi
2.1.1
Pengertian Sistem
Menurut
McLeod
(2000)
suatu
sistem
terdiri
atas
sekumpulan
elemen
yang disatukan untuk melakukan tugas tertentu atau mencapai suatu tujuan.
Lucas
(2005)
mendefinisikan
sistem
sebagai
suatu
komponen
atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan
terpadu.
Menurut
Jogiyanto
(2005,p34),
sistem dapat
didefinisikan
dengan
pendekatan prosedur
dan
dengan
pendekatan
komponen.
Dengan
pendekatan
prosedur,
sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan
dari
prosedur-prosedur
yang
mempunyai tujuan tertentu.
Suatu sistem sebenarnya terdiri dari dua bagian,
yaitu struktur dan proses.
Struktur adalah komponen dari sistem tersebut dan proses adalah prosedurnya.
Kedua
pendekatan
tersebut
hanya
mengambil
satu
aspek
dari
sistem saja
untuk
menjelaskannya dari sudut pandang aspek tersebut. Lebih lanjut pemahaman tentang
sistem
pertama
kali
dapat
diperoleh
dari
pengertian
dan
definisinya.
Dengan
demikian
definisi
tersebut akan
mempunyai peranan
yang penting
dalam melakukan
pendekatan terhadap sistem yang akan dianalisis.
Menurut
Eddy
Prahasta
(2005,p37)
sistem dapat
didefinisikan
sebagai
sekumpulan
obyek,
ide,
berikut
saling
keterhubungannya
(inter-relasi)
dalam
mencapai tujuan atau sasaran bersama.
7
|
![]() 8
Gambar 2.1 model konseptual dari sistem
Gambar 2.1 memberikan ilustrasi mengenai model konseptual dari sistem.
Pada
ilustrasi
ini
komponen-komponen
sistem disimbolkan
sebagai
karakter
A,B,C
hingga
I.
Hubungan
yang
terjadi
di antara masing-masing komponen
direpresentasikan oleh garis-garis yang bersangkutan. Simbol (bentuk gambar) yang
sama
menggambarkan
keterkaitan
yang unik
diantara
suatu
komponen
dengan
komponen lainnya, subsistem.
Istilah
subsistem digunakan
untuk
memudahkan
analisis
dan
pengkomunikasian sebagai contoh suatu sistem dapat dideskripsikan oleh komponen-
komponennya (A,B,C,..,I) atau dapat juga dijelaskan oleh subsistem-subsistemnya
(ABC,DEFG,HI).
Jika
kompleksitasnya
cukup
tinggi
,sistem dapat
dibagi
dalam
beberapa
subsistem pada
analisis
dan
perancangannya
untuk
tujuan-tujuan
kemudahan pengendalian dan
implementasi. Dengan demikian, sistem yang
memiliki
kompleksitas tinggi pun dapat dipahami lebih mudah.
|
9
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
1. Komponen-komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem
komputer
terdiri
dari
sub
sistem perangkat
keras,
perangkat
lunak
dan
manusia.
b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila
perangkat
keras
adalah
sistem yang
memiliki sub sistem CPU,
perangkat
I/O
dan
memori,
maka
supra
sistem perangkat
keras
adalah
sistem
komputer.
2. Batas sistem
Batas
sistem merupakan daerah
yang
membatasi antara
suatu
sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan
dari
sistem
adalah
apapun
di
luar
batas
dari
sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung
Penghubung
merupakan
media
perantara
antar
subsistem. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub
sistem ke
subsistem lainnya.
Output dari satu sub
sistem akan
menjadi
input
untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
5. Masukan
Masukan
adalah
energi
yang
dimasukkan
ke
dalam sistem.
Masukan
dapat
berupa maintenance input dan sinyal input.
|
10
6. Keluaran
Keluaran
adalah
hasil
dari
energi
yang
diolah dan
diklasifikasikan
menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah
Suatu sistem dapat
mempunyai
suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah yang
akan merubah masukan menjadi
keluaran.
8. Sasaran atau tujuan
Suatu
sistem
pasti
mempunyai
tujuan
atau
sasaran.
Suatu
sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.2
Informasi
Menurut Gordon. B. Davis (2006), informasi dikatakan sebagai data yang
telah diolah dalam bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk
mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Informasi
mempunyai ciri benar atau salah, baru, tambahan, dan korektif.
Raymond McLeod (2000) mendefinisikan informasi sebagai data yang
telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolah
informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau
kombinasinya.
Menurut Lucas (2005,p4), informasi adalah sesuatu yang nyata dan
setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang sesuatu
keadaan atau kejadian.
|
![]() 11
Sedangkan
menurut
OBrian
(2005,
p24),
informasi
dikatakan
sebagai
data yang telah dikonversi menjadi lebih berarti dan berarti bagi pengguna
khusus.
Kesimpulannya, informasi adalah hasil dari pengolahan data yang
dilakukan sehingga data yang sebelumnya tidak berguna menjadi berguna dalam
rangka pengambilan keputusan. Gambar 2.2 menjelaskan siklus informasi.
Gambar 2.2 Siklus informasi
Proses dilakukan dengan berlandaskan dan berkesinambungan pada dasar
data. Sistem menangkap data masukan kemudian bereaksi dengan menghasilkan
tindakan
tertentu.
Sistem kemudian
dihadapkan
pada
pilihan
apakah
akan
melakukan tindakan tersebut atau tidak. Keputusan disalurkan ke pihak penerima
sebagai informasi
output.
Output
dapat
menjadi
landasan
pelaksanaan
proses
berikutnya.
Agar suatu informasi memiliki kualitas yang baik, maka informasi itu
harus memiliki karakteristik sebabai berikut :
|
12
1. Akurat
Akurat
berarti
informasi
menunjukkan
maksudnya.
Informasi
harus
bebas
dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan atau bias.
2. Tepat Waktu
Informasi
tidak boleh
terlambat.
Informasi
yang sudah
lama
dan
tidak up to
date
tidak
akan
berguna
lagi,
karena
informasi
ini
sangat
berguna
dalam
proses pengambilan keputusan.
3.
Relevan
Informasi harus memberikan manfaat bagi penggunanya. Setiap pengguna
memiliki kebutuhan akan informasi yang berbeda-beda.
4.
Lengkap
Informasi
yang disampaikan
harus
lengkap dan terperinci,
namun
tetap sesuai
dengan kebutuhan.
Ada berbagai jenis informasi, antara lain :
1. Angka
Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dan lain-lain
dilakukan oleh komputer.
2. Teks
Komputer
digunakan
untuk
membuat, mengedit,
mengirim,
dan
menerima
teks. Disini komputer bertindak sebagai word processor.
3. Gambar
Komputer digunakan untuk melakukan pemrosesan terhadap gambar.
4. Daftar atau Tabel
Terdapat pada lembar kerja.
|
13
5. Suara
Terdapat pada alat musik.
6. Peta
Contohnya pada Sistem Informasi Geografi.
2.1.3
Sistem Informasi
Menurut Lucas
(2005, p4), sistem informasi
adalah sekumpulan prosedur
organisasi yang dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil
keputusan atau untuk mengendalikan informasi.
Menurut
Wilkinson
(1993,
p4),
sistem informasi
adalah
suatu
kerangka
kerja
dimana
sumber
daya
(manusia dan komputer) dikoordinasikan
untuk
mengubah
masukan
(data)
menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran
perusahaan.
Menurut
Davis
(2006),
sistem informasi
menerima
masukan
data
dan
instruksi, pengolahan data tersebut dengan
intruksi dan
mengeluarkan hasil.
Model sistem dasar masukan, pengolahan dan keluaran cocok untuk sistem
pengolahan sederhana.
Menurut
Steven
Alter
(2002),
sistem informasi
adalah
sistem yang
menggunakan teknologi informasi untuk menangkap, mencari, memanipulasi,
atau menampilkan informasi yang dipergunakan dalam satu proses atau lebih.
Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti :
1. Pemrosesan informasi yang efektif.
2. Manajemen informasi yang efektif.
3. Keluwesan.
4. Kepuasan pemakai.
|
14
A.
Tujuan Sistem Informasi
Tujuan
sistem informasi
adalah
menghasilkan
informasi
yang
dapat
dijadikan
sebagai
suatu
acuan.
Untuk
menjadi
sistem informasi,
maka
hasil
dari
sistem itu
harus
berupa
informasi
yang berguna,
yaitu
harus
memenuhi
tiga
kriteria
relevan,
tepat
waktu
dan
akurat. Satu
saja
kriteria
ini
tidak
dipenuhi maka hasil dari sistem tersebut tidaklah bisa dijadikan acuan.
B.
Komponen-Komponen Sistem Informasi
Sistem
informasi
mempunyai enam buah komponen
yaitu komponen
input, komponen model, komponen
output, komponen teknologi, komponen
basis data, dan komponen control.
1. Komponen Input
Input merupakan data
yang
masuk ke dalam sistem informasi. Input yang
masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi atau jika
belum dibutuhkan
sekarang
dapat
disimpan
terlebih
dahulu
di
storage
dalam bentuk basis data.
2. Komponen Output
Produk
dari
sistem
informasi
adalah output
berupa
informasi
yang
berguna
bagi
pemakainya.
Sistem informasi
yang
tidak
pernah
menghasilkan output, tetapi selalu menerima input dikatakan bahwa input
yang
diterima
masuk
kedalam lubang
yang
dalam.
Output
dari
sistem
informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di basis data dan
diproses menggunakan model yang tertentu.
|
15
3. Komponen basis data
Basis
data
adalah
kumpulan
dari data
yang
saling
berhubungan
satu
dengan
lainnya,
tersimpan
dalam perangkat
keras.
Komputer
dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
4. Komponen Model
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang
diambil dari data yang diambil dari basis data yang diolah lewat suatu
model-model tertentu. Model-model
yang digunakan di sistem informasi
dapat berupa model logika yang menunjukan suatu proses perbandingan
logika atau model
matematik yang
menunjukan
proses
perhitungan
matematika.
5. Komponen Teknologi
Tekonologi
merupakan komponen
yang penting di sistem informasi.
Tanpa
adanya
teknologi
yang
mendukung,
maka
sistem informasi
tidak
akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktunya. Komponen
tekonologi
dapat
dikelompokan
ke
dalam dua
kategori
yaitu
teknolgi
sistem komputer
(perangkat
keras dan
perangkat
lunak)
dan
teknologi
sistem telekomunikasi.
6. Komponen Kontrol
Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat.
C.
Kriteria Sistem Informasi
Kriteria
sistem informasi
merupakan
variabel
keluaran
sistem yang
dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut mencakup
sistem :
|
16
1. Debit
Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) persatuan waktu.
2. Waktu respons
Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses terhadap
event selesai dilakukan.
3. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.
4. Pemenuhan fungsi
Fungsi
yang
didefinisikan
harus
dapat
dijalankan
sebagaimana
direncanakan.
2.1.4
Pengertian Geografi
Kata
Geografi
berasal
dari
bahasa
Yunani, geos
yang
berarti
bumi
atau
permukaan
bumi
dan
graphein yang berarti mencitrakan atau melukiskan.
Sehingga Geografi mengandung pengertian suatu pencitraan bumi atau pelukisan
bumi. (Eddy Prahasta, 2005)
Menurut Widiyatmoko (1995, p3),
geografi
adalah
ilmu
yang
mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada diatasnya, seperti
penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. Yang dimaksud
dengan letak astronomis adalah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi
garis lintang dan garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat.
Garis
lintang adalah garis-garis paralel pada bola bumi yang sejajar
dengan ekuator. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang
terletak di sebelah utara ekuator. Lintang Selatan (LS) berarti semua posisi atau
tempat
yang
terletak
di
sebelah
selatan
ekuator.
Yang
dimaksud
dengan
garis
|
17
bujur (meridian) adalah semua garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub
selatan,
tegak
lurus pada
garis lintang. Semua
meridian adalah setengah lingkaran
besar.
Banyak garis meridian yang dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat,
dibuat
tiap-tiap
10
o
. Meridian
pertama
(prime
meridian)
adalah
meridian
greenwich sebagaimana disepakati bersama oleh bangsa-bangsa pada kongres
Meridian
Internasional.
Kota
Jakarta
bila
dilihat
secara
geografis
terletak
pada
106
o
2242 Bujur
Timur sampai 106
o
5818 Bujur Timur dan 5
o
1912
Lintang
Selatan sampai 6
o
2354 Lintang Selatan.
2.1.5
Pengertian Sistem Informasi Geografi
Definisi
SIG (Sistem Informasi
Geografi)
selalu
berkembang, bertambah
dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar.
Selain itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang
relatif baru, digunakan oleh berbagai
bidang disiplin ilmu, dan berkembang
dengan cepat. Berikut
merupakan sebagian kecil dari definisi-definisi SIG yang
telah beredar di berbagai pustaka menurut Eddy Prahasta (2005, p54).
1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing),
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi
dipermukaan
bumi.
2.
SIG adalah
kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak komputer
yang
memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan
informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi
kartografi.
|
18
3.
SIG
adalah
sistem yang
berbasiskan
komputer
yang
digunakan
untuk
menyimpan
dan
memanipulasi informasi-informasi
geografi.
SIG
dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau
kritis
untuk
dianalisis.
Dengan
demikian,
SIG
merupakan
sistem komputer
yang
memiliki
empat
kemampuan
berikut
dalam menangani
data
yang
bereferensi geografi :
a. Input (masukan).
b. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data).
c. Analisis dan manipulasi data.
d. Output (keluaran).
4. SIG
adalah
sistem
komputer yang digunakan
untuk
memanipulasi
data
geografi.
Sistem
ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk :
a. Akusisi dan verifikasi data.
b. Kompilasi data.
c. Penyimpanan data.
d. Perubahan dan updating data.
e. Manajemen dan pertukaran data.
f.
Manipulasi data.
g. Pemanggilan dan presentasi data.
h. Analisa data.
A.
Subsistem Sistem Informasi Geografi
Jika
definisi-definisi
diatas
diperhatikan,
maka
SIG
dapat
diuraikan
menjadi beberapa subsistem berikut :
|
19
1. Data Input
Subsistem ini
bertugas
untuk
mengumpulkan
dan
mempersiapkan
data
spasial
dan
atribut
dari
berbagai sumber.
Subsistem ini
pula
yang
bertanggungjawab
dalam mengkonversi
atau
mentransformasikan
format-
format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output
Subsistem ini
menampilkan
atau
menghasilkan
keluaran
seluruh
atau
bagian
basis
data
baik
dalam bentuk
softcopy
maupun
bentuk
hardcopy
seperti tabel, grafik, peta, dan lain lain.
3. Data Management
Subsistem ini
mengorganisasikan
baik
data
spasial
maupun
atribut
ke
dalam basis
data
sedemikian
rupa sehingga
mudah
dipanggil,
di-update,
dan di-edit.
4. Data Manipulation dan data Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan
manipulasi dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
|
![]() 20
Gambar 2.3 Subsistem-subsistem SIG
Jika
subsistem tersebut diperjelas berdasar uraian jenis masukan, proses, dan
jenis keluaran yang ada didalamnya, maka
subsistem SIG juga dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.4 Uraian subsistem-subsistem SIG
Gambar 2.4
menjelaskan
uraian
tentang subsistem SIG,
dimana
data
manajemen dan
manipulasi
menerima
data input
berupa
tabel,
laporan,
|
21
pengukuran lapangan,
data
digital, peta,
citra
satelit,
foto
udara.
Kemudian
input-an tersebut disimpan dalam basis data. Setelah melalui proses retrieval,
input tersebut di proses
untuk menghasilkan output berupa peta,
tabel,
laporan, dan Informasi digitasi.
B. Komponen Sistem Informasi Geografi
SIG
merupakan
sistem kompleks
yang
biasanya
terintegrasi
dengan
lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan
jaringan. Berdasarkan Eddy Prahasta (2005, p58) sistem SIG terdiri dari
beberapa komponen berikut.
1. Perangkat keras
Pada saat
ini SIG tersedia
untuk berbagai platform perangkat keras
mulai
dari
PC desktop,
workstations,
hingga
multiuser
host
yang
dapat
digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer
yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hard
disk) yang besar, dan mempunyai kapasitas
memori
(RAM)
yang besar.
Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap
karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan
memori
pada PC-pun
dapat
diatasi. Adapun
perangkat
keras
yang
sering
digunakan
untuk
SIG
adalah
komputer
(PC), mouse,
digitizer,
printer,
plotter, dan scanner.
2. Perangkat lunak
Bila dipandang dari
sisi lain, SIG
juga
merupakan sistem perangkat
lunak
yang tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan
kunci.
Setiap
subsistem
diimplementasikan
dengan
menggunakan
perangkat
lunak
yang terdiri dari beberapa modul,
hingga
tidak
|
22
mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul
program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
3. Data dan informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan
baik
secara
tidak
langsung
dengan
cara
meng-import-nya dari
perangkat-perangkat
lunak
SIG
yang lain
maupun
secara
dengan
cara
mendigitasi
data
spasialnya
dari
peta
dan
memasukkan
data
atributnya
dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada
semua tingkatan.
C.
Perangkat Keras Sistem Informasi Geografi
Hardware
pada
SIG
terdiri
dari
CPU,
Disk
drive,
Digitizer,
Plotter
(printer), Tape drive, Visual Display Unit (VDU).
1. CPU
Merupakan pusat proses data yang terhubung dengan media penyimpanan
dengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya.
2. Disk drive
Menyediakan tempat untuk membantu jalannya peng-input-an,
membaca,
proses dan penyimpanan data.
3. Digitizer
Digunakan
untuk
mengkonversi
data dari peta ke
dalam bentuk digital
dan memasukkannya kedalam komputer.
|
![]() 23
4. Plotter
Digunakan untuk mencetak hasil dari data yang telah diolah
5. Tape drive
Digunakan
untuk
menyimpan data atau program ke dalam pita
magnetik
atau untuk berkomunikasi dengan sistem lain.
6. VDU
Digunakan untuk memudahkan pengguna untuk mengontrol komputer
dan perangkat-perangkat lainnya.
Gambar 2.5 Komponen perangkat keras SIG
D.
Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografi
Software SIG berfungsi untuk memasukkan, menganalisa, dan
menampilkan
informasi
SIG. Software
SIG
memiliki
beberapa
kemampuan
utama, antara lain
1. Memanipulasi atau menyajikan data geografis atau peta berupa layer.
2. Berfungsi untuk analisa, query dan visualisasi geografis.
3. Penyimpanan data dan manajemen database (DBMS).
4. Graphical User Interface (GUI).
|
![]() 24
E.
Proses Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografi
M
odel p roses y ang digunakan
untuk p engemban gan sistem p erangkat
lunak
y
ang digunakan adalah
model
waterfall.
M
odel
ini
san gat
terstruktur
dan bersifat
linear. Sep erti p ada gambar b erikut.
Gambar 2.6 Pengembangan sistem dengan model Waterfall
1.
Rekay asa Sistem
Karena p erangkat
lunak
merup akan bagian dari sistem
y
ang lebih b esar,
maka
p
en gemb an ganny a dimulai
d
ari p engu mp ulan
semua
kebutuhan-
kebutuhan
elemen
sistem.
Tahap ini
sangat
menek ankan
p
ada
masalah
p
engump ulan kebutuhan p engguna p ada tingkatan sistem dengan
mendefin isikan konsep
sistem beserta interfaces y ang
men ghubun gkanny a den gan lin gkun gan sekitarny a.
2.
Analisis
Pada
tahap ini
d
ilakuk an
p
engu mp ulan kebutuhan elemen-elemen d i
tingkat p erangkat lunak.
3.
Perancan gan
Pada
tahap p erancan gan, kebutuhan atau sp esifikasi
p
erangk at
lunak,
y
ang dihasilkan p ada
tahap
analisis
d
itransformasikan k e dalam
bentuk
arsitektur p erangkat lun ak y ang memiliki karakteristik mudah dimen gerti
|
![]() 25
dan
tidak
sulit
untuk
diimp lementasikan.
Komp onen p ada p erancangan
Sistem Informasi Geo gr afi dijelaskan p ada gambar d ibawah in .
i.
Gambar 2.7 Komponen perancangan SIG
Perancan gan
Sistem
Informasi Geo grafi
dibagi
men jadi du a komp onen
utama,
y
aitu p erancangan
sistem SIG
dan p erancan gan p eran gkat
lun ak
SIG. Perancan gan p eran gkat
lunak
SIG, memer lukan p engetahuan
teknis
y
ang luas
men genai struktur data,
model data, dan p emro graman
komp uter.
Perancan gan Sistem
SIG
men ekankan
faktor
interaksi
y
ang terjad i
diantara
manusia dan komp uter sebagai komp onen
sistem y ang masin g-
masin g memiliki fun gsi tersendiri d dalam or gan sasi.
i dalam or gan sasi.
isasi.
Perancan gan
Sistem SIG dibagi men jadi isu p erancan gan teknis
(internal) dan
isu p erangcan gan
institusional (eksternal).
Isu
internal
berurusan den gan basis data dan fun gsion alitas sistem.
Isu
p
erancangan institusional
lebih
men ekankan
p
ada
hubun gan antara
op erasi
SIG dengan organizational
setting-ny a. Semua
bagian itu
berjalan secar a berkesin ambun gan.
|
26
4. Pemograman
Tahap ini melakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris
kode program yang dapat dimengerti oleh mesin.
5. Pengujian
Setelah perangkat lunak selesai diimplementasikan, pengujian dapat
segera dimulai. Pengujian dilakukan pada setiap modul, jika modul
tersebut tidak bermasalah, modul tersebut segera diintegrasikan hingga
membentuk suatu perangkat lunak yang utuh.
6. Maintenance
Dalam tahap
ini
dilakukan
penyerahan
perangkat
lunak
kepada
pemesannya yang kemudian dioperasikan oleh pemiliknya.
2.2
Data
Data merupakan bagian yang terpenting dari SIG, karena tanpa adanya data,
maka SIG tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Data
yang diperlukan dalam SIG
meliputi peta dan data atribut.
2.2.1
Pengertian Data
Menurut James
OBrien
(2004, p7),
data adalah
fakta
mentah
atau hasil
pengamatan
mengenai
kejadian
fisik atau
transaksi
bisnis. Secara
lebih spesifik
data adalah ukuran tujuan atribut dari suatu entitas.
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat
bercerita
banyak
sehingga
perlu
diolah
lebih
lanjut.
Data
diolah
melalui
suatu
|
27
metode untuk
menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol
semacam huruf, angka, bentuk suara, sinyal, gambar, dan sebagainya.
Laudon (2004, p8) menjelaskan data adalah aliran dari fakta-fakta kasar
yang
merepresentasikan
kejadian-kejadian
yang
terjadi
dalam organisasi
atau
lingkungan
fisik
sebelum
disusun
dalam
sebuah
bentuk
yang
dapat
dimengerti
dan digunakan oleh manusia.
2.2.2
Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografi
SIG menggunakan data spasial (peta atau geometris) dan
data
atribut
(keterangan atau non spasial). Keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut :
1. Data Atribut
Data
atribut
adalah
data
yang
mendeskripsikan karakteristik atau fenomena
yang
dikandung
pada
suatu
objek
data dalam
peta
dan tidak mempunyai
hubungan dengan posisi geografis.
Contoh
:
Sungai
mempunyai
data
atribut berupa
kedalaman,
kualitas
air,
habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain lain.
Atribut
dapat
dideskripsikan
secara kualitatif
dan
kuantitatif.
Pada
pendeskripsian secara kualitatif, kita dapat mendeskripsikan tipe, klasifikasi,
label
suatu objek
agar
dapat
dikenal dan dibedakan dengan
objek
yang
lain,
misalnya rumah
sakit,
sekolah,
hotel,
dan sebagainya. Bila dilakukan secara
kuantitatif, data objek dapat diujur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau
tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik
tertentu.
Contoh : Populasi sungai 10-15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai
tersebut buruk, dan sebagainya.
|
28
2. Data Spasial
Data
spasial adalah data
sistem informasi
yang
terpaut
pada dimensi ruang,
dapat
digambarkan
dengan
berbagai komponen
data
spasial.
Komponen
tersebut adalah :
a. Titik
Titik
merupakan
representasi
grafis yang
paling
sederhana untuk
suatu
objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tapi dapat diidentifikasi
diatas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan
menggunakan
simbol-simbol.
Titik dapat
mewakili
objek
tertentu
berdasarkan skala yang ditentukan,
misalnya sudut-sudut bangunan,
atau
suatu gedung pada peta yang memiliki skala besar.
b. Garis
Garis
adalah
bentuk
linier
yang
akan
menghubungkan
paling
sedikit
2
titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi.
Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan
jaringan
listrik,
komunikasi
pipa air
minum,
saluran
buangan,
dan
keperluan lainnya.
c. Poligon
Poligon
digunakan
untuk
merepresentasikan objek-objek
dua dimensi.
Suatu
danau,
batas
provinsi,
batas kota,
batas-batas
persil
tanah
milik
adalah
tipe-tipe
entity yang
pada
umumnya
direpresentasikan
sebagai
poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh 3 garis yang saling
terhubung diantara ketiga titik tersebut.
|
29
2.3
Pemetaan
Secara umum, peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah
yang terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-
tanda dan keterangan-keterangan sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
Menurut
Burrough
(1986,
p13),
peta
adalah kumpulan
dari
titik,
garis,
dan
area yang didefinisikan sesuai dengan lokasinya serta referensinya melalui sistem
koordinat dan atribut-atributnya.
Menurut Suyono (1992, p235), peta adalah hasil pengukuran dan
penyelidikan yang dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal-
hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada
landasan
ilmiah.
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
mendefinisikan peta adalah suatu penyajian diatas
bidang
datar
dari
unsur-unsur
(feature)
pada
muka
bumi
maupun
bawah
muka bumi dengan skala tertentu dan
didasarkan proyeksi peta tertentu.
BAKOSURTANAL juga memberikan definisi peta rupa bumi sebagai
peta
yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah
muka bumi yang meliputi :
1. Hidrografi (tinggi rendahnya landscape dalam bentuk kontur).
2. Vegetasi (budidaya dan nonbudidaya).
3. Batas-batas administrasi.
4. Unsur buatan manusia (jalan, bendungan, bangunan).
|
30
2.3.1
Jenis-jenis peta
Peta dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam jenis, antara lain :
1. Peta Dasar
Bila
dilihat
dari
segi
pengadaannya peta
dasar
adalah
peta
yang
dibuat
langsung
dari
survei
lapangan
(R.Janicot,
World Cartography, vo ix UN
Publication 1969). Menurut dari fungsinya, peta dasar adalah peta yang
menyajikan
informasi
dasar
diatas
peta dimana data
tambahan
yang sifatnya
khusus dikompilasikan atau dicetak, sehingga menghasilkan peta baru. Peta
baru ini juga disebut peta tematik.
2. Peta Tematik
Menurut Burrough (1986, p1) Peta tematik
adalah
peta
yang
mempunyai
tujuan khusus, pada peta ini hanya
mempunyai
isi
mengenai
suatu
pokok
bahasan
atau
pokok
pikiran
saja.
Contoh
peta
tematik
adalah
peta
geologi,
peta hutan dimana peta tersebut hanya menampilkan informasi secara khusus
tentang geologi atau hutan. Pada Aplikasi, peta yang digunakan adalah peta
tematik.
3. Peta Umum
Peta umum adalah penggambaran tentang kenampakan di permukaan bumi
atau di
ruang angkasa
secara
terpilih, baik
yang nyata
maupun
abstrak pada
bidang datar dan dengan suatu skala tertentu.
4. Peta Topografi
Peta
topografi
adalah
penggambaran permukaan
bumi
dengan
skala
yang
mungkin tergambar.
|
31
2.3.2
Format Penyajian Data Peta
Penyajian
data
peta
geografi
dalam suatu
Sistem
Informasi
Geografi
berbentuk :
1. Titik (point)
2. Garis (line)
3. Bidang (area)
2.4
Sistem Basis Data
2.4.1
Pengertian Sistem Basis Data
Basis data adalah sekumpulan table, view, indeks, trigger, prosedur, dan
objek-objek lain (Jose Ramalho, p4).
Menurut Connoly & Begg (2005, p14) Basis data adalah sekumpulan
koleksi data yang dapat digunakan secara bersamaan atau simultan oleh lebih dari
satu
pengguna
atau
department.
Data-data
yang
terdapat
di
dalam
basis
data
saling terkait
secara
logikal,
artinya
objek-objek terpisah (person,
place,
thing,
concept, event) di dalam suatu organisasi yang disebut sebagai entity dan
memiliki
atribut
yang menggambarkan
aspek-aspek tertentu
dari
obyek,
dihubungkan satu sama
lain melalui suatu asosiasi yang disebut sebagai
relationship.
Basis
data
tidak
hanya
menyimpan data
operasional,
tetapi
juga
menyimpan data yang menggambarkan data di dalamnya atau yang disebut
sebagai data dictionary (data about data).
Basis Data merupakan tempat penyimpanan tunggal dan berkapasitas
besar
yang dapat
digunakan
secara
bersamaan
oleh
berbagai
pengguna
dan
departmen dalam perusahaan.
|
32
Menurut Date
(2000,
p2)
sistem basis data
sebenarnya tidak
lain
adalah
sistem penyimpanan record secara komputer (elektronis). Basis data sendiri
dapat digambarkan sebagai suatu lemari file yang berisi berbagai kumpulan file-
file data yang terkomputerisasi.
Pengguna
dari sistem dapat
melakukan
beberapa
operasi pada
file
file
seperti dibawah ini:
Menambah file baru ke sistem basis data.
Memasukkan data kedalam file yang tersedia.
Mengambil, mengubah, atau menghapus data dari file.
Menghapus file yang ada dalam basis data.
2.4.2
Normalisasi
Menurut Connolly (2005, p387) Normalization is a technique for
producing a set of relations with desirable properties, given the data
requirements of an enterprise.. yang artinya normalisasi adalah teknik untuk
menghasilkan sekelompok relasi dengan properti yang diinginkan, memberikan
data kebutuhan dari suatu perusahaan. Normalisasi dapat dipahami
sebagai
tahapan-tahapan
yang
masing-masing
berhubungan
dengan
bentuk
normal.
Bentuk Normal adalah keadaan yang dihasilkan dengan menerapkan aturan
sederhana berkaitan dengan konsep ketergantungan fungsional (functional
dependency). Ada 6 tahap normalisasi menurut Connolly (2005, p401) yaitu:
a. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Definisi Bentuk Normal
Pertama menurut Connolly (2005, p403) adalah
sebuah
relasi dimana setiap baris dan kolom mempunyai
hanya satu
nilai.
Dengan
mentransfer data dari sumber ke dalam
format
tersebut dan tabel dalam
|
33
bentuk tidak normal (unnormalized form) akan diubah ke bentuk normal pertama
dengan menghilangkan kelompok yang berulang
seperti atribut atau sekelompok
atribut.
b.
Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Definisi bentuk Normal Kedua menurut Connolly (2005, p407) adalah sebuah
relasi yang ada pada bentuk normal pertama, dan setiap atribut yang bukan
primary key keterngantungan fungsional penuh pada primary key. Yang
didasarkan pada konsep ketergantungan fungsional secara penuh.
Perubahan dari 1NF ke 2NF
ditentukan
dengan
menghilangkan
ketergantungan
parsial.
Jika
terdapat
ketergantungan parsial
dilakukan
penghilangan atribut yang
tergantung fungsional dengan
memindahkan ke dalam
relasi baru dengan duplikasi dari determinannya.
c. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
Definisi Bentuk Normal Ketiga menurut Connolly (2005, p408) adalah
sebuah relasi dimana
memenuhi 1NF dan 2NF dan dimana atribut tidak primary
key mengalami
ketergantungan transitif
pada primary key. Dan
meskipun relasi
2NF lebih sedikit mengalami
pengulangan data daripada 1NF, tidak dipungkiri
masih
bisa
mengalami
update anomalies (relasi yang memiliki data yang
berulang).
Normalisasi 2NF ke 3NF dilakukan
dengan menghilangkan ketergantungan
transitif. Jika terdapat ketergantungan transitif, maka dihilangkan dari relasi
dengan menempatkan atribut pada suatu
relasi yang baru dengan duplikasi
determinannya.
|
34
d.
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menurut Connolly (2005, p419) BCNF adalah suatu relasi jika dan hanya jika
setiap determinan adalah kunci kandidat.
BCNF
berdasarkan
pada
prinsip
ketergantungan
fungsional.
Perbedaan
BCNF dan 3NF adalah jika 3NF memungkinkan sebuah relasi memiliki B
sebagai primary key dan A ketergantungan fungsional terhadap B, A boleh tidak
merupakan kunci kandidat,
sedangkan dalam BCNF, A
harus
merupakan
kunci
kandidat.
e. Bentuk Normal Keempat (Fourth Normal Form / 4NF)
Meskipun BCNF
menghilangkan anomali
dari
ketergantungan
fungsional,
penelitian
lebih
lanjut
mengidentifikasikan
tipe ketergantungan
lainnya
yang
disebut multi-valued dependency (MVD) yang juga menyebabkan pengulangan
data.
MVD
menggambarkan
ketergantungan
antara
atribut
dalam suatu
relasi,
dimana setiap nilai dari A adalah sekelompok nilai untuk B dan sekelompok nilai
untuk C. Dimana nilai-nilai B dan C tidak tergantung satu sama lain.
Menurut Connolly (2005, p430) Bentuk normal keempat adalah suatu relasi
yang memenuhi BCNF dan tidak mengandung nontrivial multi-valued
dependencies
(yang
dilakukan
dengan
pemisahan
atribut
yang multi-valued
dependency ke relasi yang baru).
f.
Bentuk Normal Kelima (Fifth Normal Form / 5NF)
Menurut Connolly (2005, p431) Bentuk
Normal Kelima adalah suatu relasi
yang tidak memiliki ketergantungan gabungan (join dependency). 5NF ini sering
disebut project-join normal form (PJNF).
|
35
Join
dependency menggambarkan
sebuah
tipe
ketergantungan.
Contohnya,
sebuah relasi R dengan subset dari atribut R menunjuk A, B
Z, sebuah relasi R
memenuhi join dependency jika dan hanya jika setiap nilai resmi dari R sama
dengan penggabungan proyeksi A, B
Z.
2.4.3
Entity Relationship Model
Menurut Connolly (2005, p342), ERM merupakan pendekatan atas-bawah
pada perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data
penting yang disebut entitas dan relasi antara data yang harus direpresentasikan
dalam model.
Entity Relationship merupakan hubungan antar data berdasarkan persepsi
dunia
nyata
yang
terdiri
dari
sekumpulan
objek
dasar
yang
disebut entity
dan
hubungan
antar
objek
tersebut.
Model Entity Relationship
merepresentasikan
bagaimana
isi dari basis data
yang
harus dibentuk. Salah satu hal penting adalah
kardinalitas
yang
merepresentasikan jumlah
suatu
entity
ke
entity
lain
yang
di
asosiasikan dalam hubungannya.
Entity
Relationship
Diagram
(
ERD
)
adalah
diagram yang
digunakan
untuk
menggambarkan
struktur
logikal
dari basis data
secara keseluruhan.
ERD
dapat
merepresentasikan
informasi
sistem tertentu
dari
suatu
perusahaan.
ERD
menjelaskan relationship dari data yg disimpan di DFD,
yang mana data tersebut
hanya dilihat dalam spesifikasi proses.
A.
Tipe Entitas (Entity Type)
Menurut Connolly (2005, p343) Tipe entitas adalah sekelompok
obyek yang memiliki properti yang sama, dimana diidentifikasikan oleh suatu
perusahaan seperti memiliki keberadaan yang independen.
|
![]() 36
Menurut
Connolly
(2005,
p344)
tipe
entitas
dapat
digolongkan
menjadi
2
yaitu entitas kuat
dan entitas lemah.
Tipe
entitas kuat
adalah tipe
entitas
yang
keberadaannya tidak
bergantung
pada beberapa
entitas
lain.
Sedangkan
tipe
entitas
lemah
adalah tipe
entitas
yang
keberadaannya
bergantung
pada beberapa entitas
lainnya. Entity berhubungan dengan data
store
pada DFD,
hal
ini berkaitan dengan
manfaat
DFD
yang
memfokuskan
pada fungsi sebuah sistem bukan pada datanya. Notasi entity dapat
digambarkan sebagai berikut.
Entity
Gambar 2.8 Notasi entity pada ERD
Menurut
Yourdan (1989, p235) Karakteristik entity
yang baik adalah
sebagai berikut, yaitu :
a. Karakteristik entity, setiap entity dapat diidentifikasikan secara unik
b. Setiap entity memiliki peran yang penting dari sistem yang kita buat dan
sistem tidak bisa beroperasi tanpa mengakses entity
c. Setiap entity dapat dideskripsikan oleh satu atau lebih elemen atau atribut
data.
B.
Tipe Relasi (Relationship Type)
Menurut Connolly (2005, p346)
Tipe relasi adalah sekelompok relasi
yang berarti antar tipe-tipe entitas. Notasi relasi adalah :
Gambar 2.9 Notasi relationship
|
![]() 37
C.
Atribut (Attribute)
Menurut Connolly (2005, p350) Atribut
adalah properti dari suatu
entitas atau tipe relasi. Setiap atribut dihubungkan dengan sekelompok nilai
yang disebut domain (attribute domain). Domain mendefinisikan nilai-nilai
potensial yang dapat di-cover oleh atribut.
Gambar 2.10 Notasi atribut pada ERD
D.
Kunci (Key)
Menurut Connolly (2005, p340,p341), ada 3 jenis kunci :
1. Kunci kandidat (Candidate key) adalah sekelompok atribut
minimal
yang
secara unik mengidentifikasikan keberadaan suatu tipe entitas.
2. Kunci
utama
(Primary
key)
adalah
kunci
kandidat
yang
dipilih
untuk
mengidentifikasikan setiap keberadaaan tipe entitas secara unik.
3. Kunci
gabungan (Composite key) adalah kunci kandidat yang terdiri dari
dua atribut atau lebih.
E.
Structural Constraint
Menurut Connolly (2005, p344) aturan-aturan struktural harus
merefleksikan pembatasan dari hubungan seperti halnya di dunia nyata.
Tipe aturan utama dalam relasi disebut keserbaragaman (multiplicity).
Keserbaragaman adalah bilangan keberadaan yang mungkin dari tipe entitas
yang
mungkin
menghubungkan
keberadaan
tunggal
dari
tipe
entitas
yang
|
![]() 38
berhubungan
melalui
relasi
tertentu.
Notasi
multiplicity
nya
adalah
sebagai
berikut :
Gambar 2.11 Notasi multiplicity pada ERD
Menurut
Connolly
Jenis
mapping
Multiplicity
(2005,p345-p347),
antara
lain :
1. One to One ( 1..1 )
Sebuah entity A hanya bisa diasosiasikan dengan
maksimal satu entity di
B atau sebaliknya.
2. One to Many (1..* )
Sebuah entity di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B, namun
entity di B hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di A.
3. Many to One (*..1 )
Sebuah entity di A hanya diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B,
sedangkan entity di B bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A.
4. Many to Many ( *..* )
Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih di B dan
sebuah entity di B
juga bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity
di
A.
F.
Merancang Entity Relationship Diagram
Menurut Yourdan (1989, p243), langkah-langkah merancang ERD
1. Menentukan entity dan relationship.
|
39
Entity dan relationship didapatkan dari
pemahaman
terhadap
aplikasi,
pengumpulan data dari perusahaan dan research data dari study
kepustakaan.
2. Menentukan data atribut atau data elemen sistem
Jika DFD sudah dikembangkan atau sedang dikembangkan secara
paralel
dengan
dengan
model
data,
maka
atribut
atau elemen
data
langsung ter-generate.
Jika proses modelnya belum dikembangkan
maka data dapat
diperoleh dari tim yang mengurusi bagian-bagian manajemen data
3. Menentukan primary key dan foreign key
4. Menentukan structural constrains (multiplicity pada relationshipnya)
2.5
Data Flow Diagram
Menurut
McLeod (2001, p316),
Data Flow Diagram adalah gambaran suatu
sistem yang
menggunakan
sejumlah simbol
untuk
menggambarkan
bagaimana
data
mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan.
Menurut Whitten, Bentley, Dittman ( 2004, p309 ) model data untuk sebuah
sistem informasi
dinamakan
application
data
model.
Data
untuk
Application
data
model
didapatkan
dari
proses
fact
finding
dan
information
collecting.
Karakteristik
model data yang baik adalah :
1. Harus sederhana dan tidak kompleks.
2. Tidak boleh ada redudansi.
3. Harus fleksibel dan dapat diadaptasikan untuk memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang.
|
40
Menurut Whitten,
Bentley, Dittman
( 2004, p314 ),
model Data Flow
Diagram
Konteks
digunakan
sebagai
tools pemodelan
data
logikal
untuk
memaparkan
entity dan
relationship
hasil
analisa
namun
tanpa
menyertakan
atributnya. Model Data Flow Diagram Konteks dirancang
untuk
memperjelas ruang
lingkup data.
Tahap lebih lanjut, model DFD Kompleks akan merefleksikan
kebutuhan baru dan ruang lingkup proyek. Model DFD Kompleks sebaiknya
menyertakan
entity
transaksi
bisnis
dasar
yang sebelumnya
telah
diketahui
sebagaimana menyertakan hubungan alamiahnya pula.
DFD
konteks
menggambarkan proses sistem yang
melakukan
kegiatan
aksi-
reaksi
dengan
entitynya.
Proses
dapat
menerima
input
dari entity
lalu
mentransformasikan
nya
menjadi output
yang sesuai kebutuhan dan kriteria.
Proses
juga dapat memberikan inputan tindakan yang harus dilakukan oleh entity.
Menurut
Whitten, Bentley, Dittman
(
2004, p372 ),
cara
merancang
model
DFD Konteks adalah sebagai berikut.
1. Mendefinisikan ruang
lingkup proyek awal.
Ruang
lingkup proyek
memaparkan
aspek
aspek
bisnis
apa
sajakah
yang
sistem atau
aplikasi
harus
support
dan
bagaimana
sistem yang sedang dimodelkan harus berinteraksi dengan sistem lain
dan binis secara keseluruhan. Ruang
lingkup didefinisikan sebagai fokus
komunikasi dari sudut
pandang
pemilik sistem.
Semuanya
itu didokumentasikan
dengan
model
data
konteks.
Karena ruang lingkup nya bersifat mengadaptasi
perubahan
sewaktu
waktu,
maka
model
data
konteks juga
bersifat
constant
change.
2. Menentukan
input
sistem.
Input
sistem
disini
berarti
transaksi
bisnis
apa
saja
yang harus direspon oleh sistem. Untuk setiap
input sistem, tentuk an source-nya,
source ini nantinya akan menjadi agen eksternal.
|
![]() 41
3. Menentukan output sistem. Output sistem
disini
berarti
respon
yang diproduksi
oleh sistem. Untuk setiap output, tentukan penerima dan tujuan. Tujuan output
dapat menjadi agen eksternal lain.
4. Identifikasikan semua external data stores. Beberapa
sistem membutuhkan akses
ke
file atau
database
dari
sistem
lain,
sehingga
membutuhkan
data
yang
tersimpan
dalam
database
dan
reports.
Data
dalam
database
dan
reports
dapat
di-update, namun strukturnya tidak boleh berubah.
DFD
Nol
merepresentasikan
permodelan sebuah sistem dengan
menjabarkan
proses-proses
apa
saja
yang
terjadi
di
dalamnya, data
flow yang
terkait, input
dan
source input-nya, output dan receiver output, dan disertai dengan data stores. Proses-
proses
yang
terdapat pada
DFD
Nol
diberi penomoran sesuai dengan urutan waktu
kejadiannya.
DFD menggunakan simbol-simbol sebagai representasi interaksi dengan
pengguna. Simbol-simbol yang digunakan di
DFD
(McLeod,
2001,
p316)
adalah
sebagai berikut :
1. Entity Eksternal
a. Digambarkan dengan
Gambar 2.12 Notasi entity pada DFD
b. Entity yang berada diluar sistem yang memberi data ke sistem atau menerima
keluaran dari sistem.
c. Tidak termasuk dalam bagian proses.
2. Proses
a. Digambarkan dengan
|
![]() 42
Gambar 2.13 Notasi proses pada DFD
b.
Menggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi mentransformasikan
satu
atau beberapa
data
input
menjadi
satu
atau
beberapa data output sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan. Proses mentransformasikan struktur data
dan informasi yang terkadang dalam data.
c. Penamaan proses menggunakan kata kerja dan kata benda.
3. Aliran Data
a. Digambarkan dengan
Gambar 2.14 Notasi aliran data pada DFD
b. Menggambarkan aliran data dari suatu entity ke entity lain dari sistem tertentu
dengan batasan tertentu dan dengan external data stores. Arah panah
menggambarkan arah aliran data.
4. Penyimpanan Data (Data Store)
a. Digambarkan dengan
Gambar 2.15 Notasi penyimpanan data pada DFD
b. Merupakan data
untuk
menyimpan
data.
Proses
dapat
mengambil data
dari
atau memberikan data ke data store.
Kriteria DFD yang baik dan logis adalah sebagai berikut :
1. Tidak
terdapat
proses
yang
memiliki
input
tapi
tidak
memiliki
output,
proses
tersebut dinamakan black hole.
|
![]() 43
2. Tidak ada proses yang hanya memiliki output tapi tidak memiliki input.
3. Memiliki nama data flow dan nama proses yang tepat dan logis.
4. Tidak
ada
data
store
yang
hanya
merupakan
input
only
data
store
dan
output
only data store. Data store yang baik harus memiliki kedua output
dan input.
Pengecualiannya
adalah
eksternal data
store,
dimana
data
store
ini
merupakan
penghubung antara sistem dan internal entity-nya.
2.6
State Transition Diagram (STD)
Menurut Pressman (2001, p317), STD menggambarkan kebiasaan dari suatu
sistem dengan
menggambarkan kondisi dan kejadian
yang
menyebabkan
perubahan
suatu kondisi. Selain itu, dapat dikatakan
STD
menunjukkan
tindakan
yang diambil
sebagai akibat dari suatu kejadian.
STD
memiliki
komponen-komponen yang
utama
yaitu state
dan
arrow yang
mewakili sebuah perubahan state. Tahapan dalam merancang STD adalah :
1. Menentukan State sistem
State-state pada
sistem direpresentasikan dengan
kotak
persegi
empat.
State
adalah sekumpulan kejadian atau karakterisasi dari atribut suatu benda pada
suatu waktu dan kondisi tertentu. Dalam tahap ini juga ditentukan intial dan
final
state, yaitu
state
di
mana
dimulainya
STD
dan
state
yang
menandai
diakhirinya STD. Notasi nya adalah :
Gambar 2.16 Notasi state pada STD
|
![]() 44
2. Menentukan perubahan state
Perubahan state
direpresentasikan
dengan anak panah yang menghubungkan
dua state yang saling berkaitan sesuai dengan kriteria atau urutan
kejadiannya. Notasinya adalah sebagai berikut :
State 1
State 2
State 3
Gambar 2.17 Notasi perubahan state pada STD
3. Menentukan conditions dan actions
Conditions adalah
hal yang
mengakibatkan perubahan state. Conditions dapat
juga diartikan sebagai event yang berada di luar lingkungan sistem yang dapat
dideteksi oleh
sistem.
Conditions dapat berupa
input,
sinyal,
gangguan,
dan
lain
lain.
Sedangkan
actions
adalah
apa
yang
sistem lakukan
apabila state
berubah.
Actions
dapat
berupa
output,
tampilan
pesan,
dan
lain
lain.
Notasinya adalah sebagai berikut.
Gambar 2.18 Notasi condition dan action pada STD
|
45
2.7
Istilah Yang Berhubungan Dengan Transportasi
2.7.1
Angkutan dan Rute
Angkutan adalah pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Rute
adalah
lintasan
kendaraan
umum untuk
pelayanan
jasa
angkutan
orang
dengan
mobil
bus
yang
mempunyai
asal
dan
tujuan
tetap,
lintasan
tetap,
dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Rute juga dapat diartikan sebagai asal
dan tujuan perjalanan angkutan umum yang melalui jalur tertentu.
2.7.2
Halte, Bus, dan Koridor
Halte adalah prasarana transportasi
jalan
untuk
keperluan
memuat
dan
menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul
jaringan transportasi.
Bus adalah
setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
lebih dari delapan
tempat
duduk,
tidak
termasuk
tempat
duduk pengemudi
baik
dengan
maupun
tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi
Koridor adalah jalur yang menghubungkan antara satu halte dengan yang
lainnya, dimana jalur tersebut telah ditentukan rute apa saja yang akan dilewati.
2.7.3
Busway dan Operator
Busway
merupakan
salah
satu
program pemerintah provinsi DKI
Jakarta
untuk mengatasi masalah kemacetan di ibu kota, berupa jalur khusus yang hanya
dilalui oleh bus transjakarta dimana jalur tersebut steril dari kendaraan lainnya.
|
46
Operator adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan infrastruktur
bus pada tiap koridor.
2.7.4
Headway
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh pihak BLU Transjakarta,
pengertian headway
adalah
interval
waktu
keberangkatan
dan
kepulangan
bus
dalam satu koridor.
|