Home Start Back Next End
  
38
2.3.1
Sejarah Sistem
Perkuatan Tanah
Konsep 
perkuatan 
tanah 
sebenarnya 
bukanlah 
merupakan 
hal 
baru,
prinsip  dasarnya  telah  banyak  didemonstrasikan  di  alam-alam  oleh 
hewan-
hewan,
terutamanya
oleh
burung-burung
dalam membuat
sarang
yang
memanfaatkan kekuatan dari akar tumbuhan.
Contoh yang merupakan hasil karya manusia tentang
teknologi perkuatan
tanah
di
zaman
alam silam
yang
masih
tersisa
hingga
kini
adalah
bangunan
ziggurat
(tempat
sesembahan)
kota
kuno
Dur-Kurigatzu
yang
dibangun
sekitar
2500-5000
tahun
yang
lalu,
sekarang
dikenal
sebagai
Agar-Quf
dan
The
Great
Wall
of
China  (tembok  China). 
Zigurat  Agar-Quf  terletak  5  km  utara  kota
Bagdad, Irag, dibangun dari batu bata lempung dengan ketebalan 130 mm-400
mm,  diperkuat  dengan
woven
mat  terbuat  dari  alang-alang  diletakkan  secara
horizontal  pada  lapisan  tanah  pasir  dan  kerikil  pada  spasi  verikal  bervariasi
antara  0,5m-2m.  Alang-alang  juga  dipakai  untuk  membuat  tali  yang  dijalin
dengan diameter 100 mm dipasang melewati struktur yang berfungsi sebagai
perkuatan.
Agar-Quf sekarang
ini
memiliki
tinggi
kurang lebih 45
m,
dahulu
diperkirakan tingginya mencapai 80m. Tembok China sebagian diselesaikan pada
550 sebelum
masehi, pondasinya
merupakan campuran lempung dan kerikil yang
diperkuat dengan cabang-cabang pohon.
Pada tahun 1820-an, Kolonel Pasley (1822) memperkenalkan bentuk
perkuatan tanah untuk kepentingan pembangunan sarana militer tentara angkatan
darat Inggris. Pasley melakukan
serangkaian percobaan yang memberikan hasil
bahwa
terjadi
pengurangan
tekanan
lateral
yang
bekerja
pada
dinding
penahan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter