28
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Quality Assurance
2.1.1 Pengertian Umum
Quality
Assurance
(penjaminan mutu)
adalah
semua
tindakan
terencana,
sistematis
dan
didemonstrasikan
untuk
meyakinkan
pelanggan
bahwa
persyaratan
yang
ditetapkan "akan
dijamin"
tercapai.
Salah
satu
elemen
dari
QA
adalah
QC.
Elemen yang
lain
yaitu: Planning, organization for quality, Established Procedure,
Supplier Selection, Corrective Action, Document control, training, Audit dan
Management
review.
QA
lebih
berperan sebagai
analyst
untuk
memperbaiki mutu
produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari
internal
perusahaan ataupun
adanya
Quality
complain
dari
luar
perusahaan
yaitu
costumer. Dan
QA
biasanya
juga berperan
sebagai
sertifikasi
dari produk
tersebut.
(Sumber: Mailing List Migas Indonesia, Juni 2007).
Berdasarkan ISO
9000:2000 (QMS-Fundamentals and
Vocabulary) (section
3.2.11)
Quality Assurance
Part
of
quality
management
focused
on
providing
confidence
that
quality
requirements
will
be
fulfilled.
Jika
diterjemahkan Quality
Assurance terfokus pada pemberian jaminan/keyakinan bahwa persyaratan mutu akan
dipenuhi.
|
29
Quality
Assurance
tugasnya
memahami
spec. customer
dan standard
atau
spec.
yang
berhubungan dengan
product,
kemudian
membuat
/
menentukan cara
inspeksinya
(berupa
prosedur)
dan
mendokumentasi hasil
inspeksinya
(manufacturing data report).
Jadi kesimpulannya : QA bersifat proactive, preventive in nature.
2.1.2
Pengertian Dalam Konteks Manajemen Proyek
Merupakan semua aktifitas
yang dilakukan oleh organisasi proyek (Manager
proyek, tim
proyek, dan
manajemen)
untuk
memberikan jaminan tentang kebijakan
kualitas,
tujuan
dan
tanggungjawab dari
pelaksanaan
proyek
agar
proyek
dapat
memenuhi
kebutuhan
dan
permintaan mutu
yang
sudah
disepakati. Kualitas
yang
dimaksud
di
sini
biasanya
memiliki
hubungan
keterkaitan
yang sangat erat dengan
sejumlah
standar
internasional, seperti
contohnya
adalah
memenuhi
ISO
sebagai
panduan sistem
manajemen
mutu
(misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan
kaidah baku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Ada 2 tipe dari Quality Assurance dalam proyek yaitu:
Internal QA: Jaminan yang disediakan untuk manajemen dan tim proyek.
External
QA:
Jaminan yang disediakan kepada customer yang ada di
luar
proyek.
Dalam
pelaksanaan Quality
Assurance
pada
proyek,
perlu
disusun
suatu
rencana mutu yang dapat diartikan sebagai totalitas ekspektasi yang diharapkan oleh
|
30
pemrakarsa atau
sponsor
proyek;
dalam
arti
kata
mereka
yang termasuk
di
dalam
stakeholder
proyek
mendefinisikan
harapan
harapannya terhadap
hasil dari
proyek
yang dikerjakan.
Dalam proyek juga dikenal adanya Project Quality Management yang terdiri
dari beberapa aktifitas antara lain:
Quality Planing, mengidentifikasi standar kualitas untuk pelaksanaan proyek
dan bagaimana memenuhinya.
Perform
Quality Asurance,
mengimplementasikan rencana jaminan kualitas
agar proyek memenuhi semua requairement
Perform
Quality
Control,
memonitor
hasil
pelaksanaan
proyek
apakah
memenuhi standar kualitas atau tidak.
Penjelasan detail dapat dilihat pada bagan berikut:
|
![]() 31
Gambar 2.1 Struktur Project Quality Management
|
32
2.1.3
Rencana Mutu
Rencana Mutu minimal harus memenuhi hal-hal berikut :
Rencana
Mutu
harus sesuai
dengan
Sasaran
Mutu
(quality objective) dan
sejalan dengan persyaratan proses lain dari sistem manajemen mutu
konstruksi.
Rencana Mutu harus berisikan persyaratan teknis, administrasi,
keuangan
maupun
ketentuan
lain
seperti
yang
dipersyaratkan dalam
Perencanaan
Program.
Rencana Mutu
harus
mencakup kebutuhan sumber daya
manusia dan sumber
daya lainnya dalam rangka memenuhi mutu konstruksi yang diinginkan.
Rencana Mutu harus
mencakup kebutuhan dokumen sistem
manajemen mutu
konstruksi (meliputi: Pedoman Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk
teknis,
instruksi
kerja,
dan
daftar
periksa/simak) dalam
rangka
mencapai
kesesuaian mutu konstruksi yang diinginkan.
Rencana Mutu harus mencakup
aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
Rencana
Mutu
harus
mencakup
Catatan Mutu
(quality
records)
yang
dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa perencanaan kegiatan memenuhi
persyaratan mutu konstruksi yang telah ditetapkan.
|
33
Dalam
penyusunan Rencana
Mutu
Proyek
(RMP)
diwajibkan untuk
mencantumkan Sasaran
Mutu
yang
ditetapkan
oleh
Pimpinan.
Sasaran
mutu
merupakan persyaratan yang
sifatnya
sangat
strategis
untuk
menilai
kinerja
sistem
manajemen mutu penyelenggaraan proyek. Semua pihak
yang terkait, baik Pimpinan
atasan
Ka
Satker
maupun
Direksi
atasan
Penanggung Jawab
Penyedia
Jasa
akan
mudah
mengukur
dan
memonitor kinerja
proyek
sejauh
apa
pencapaian mutunya,
sehingga
dimungkinkan untuk
segera
mengambil
tindakan
yang
efektif
menuju
perbaikan
yang berkelanjutan.
Sasaran
mutu
merupakan suatu
pernyataan yang
harus
ditetapkan
dalam
Rencana
Mutu Proyek
(RMP)
maupun
Rencana
Mutu
Kontrak
(RMK)
sebagai
suatu
bentuk
komitmen pencapaian kinerja yang terukur dalam penerapan sistem manajemen mutu.
Sasaran mutu tersebut harus dicantumkan
dalam dokumen RMP maupun
RMK sebagai
upaya untuk
mengkomunikasikan kepada setiap personil yang terlibat
dalam
pelaksanaan proyek,
agar
mereka
memiliki
tanggung
jawab
dalam
keterlibatannya
untuk
mencapai
jaminan
mutu
tersebut
dalam
pelaksanaan proyek.
Secara umum sasaran mutu harus dinyatakan dalam dalam bentuk target- target yang
direncanakan bagi
pelaksanaan
proyek,
terutama
yang
terkait
dengan
kendala
keterbatasan Biaya, Mutu dan Waktu (BMW) pelaksanaan proyek.
Adapun
kriteria bagi penetapan sasaran
mutu
adalah kegiatan apa
saja
yang
dapat
diukur
atau dapat dijadikan
terukur terkait
dengan sistem
manajemen
mutu,
misalnya
:
perolehan laba,
target
pemasaran,
target
pelaksanaan pelatihan,
target
perolehan omzet, efisiensi kinerja, tingkat kedisiplinan pegawai dan sebagainya.
|
34
Sasaran
mutu
sebaiknya
dibuat
secara sistematis,
mudah
dipantau, sehingga
apabila
di
suatu
saat
terjadi
perubahan program atau
kontrak
karena suatu kondisi
tertentu
dalam pelaksanaan proyek,
maka
RMK
atau
RMP
harus
dikaji
ulang
dan
direvisi, dan ditetapkan sasaran mutu yang baru atau diperbaiki.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membuat sasaran mutu harus memenuhi
persyaratan dalam
peristilahan kata
:
SMART
yang
selanjutnya diuraikan sebagai
berikut :
Simple, yaitu sederhana dan mudah untuk dimengerti.
Measureable, yaitu dapat diukur pencapaiannya.
Applicable, yaitu dapat diaplikasikan sesuai dengan kemampuan yang ada.
Reasonable, yaitu
memiliki
alasan
yang jelas
bagaimana
sasaran tersebut
digunakan dan diterapkan.
Timely, yaitu waktu pencapaiannya jelas, ada batas waktu yang ditentukan
(Nara Sumber : Edy Rahen,2007)
|
![]() 35
2.2
Perbedaan QC dengan QA
Tabel 2.1 Perbedaan QC dan QA
No
QA
QC
1
Berperan sebagai analyst untuk
memperbaiki mutu produk
(QA= Conceptor)
Orang operasional yang langsung
melakukan aktivitas
checking
atau
inspeksi terhadap produk.
(QC= Executor)
2
Prosedur untuk pencapaian mutu
Aktifitasnya
(pelaksanaan
dari
prosedur
tsb)
yang
dibuktikan
dengan record-record
3
Kategori QA: Perencanaan mutu,
sertifikasi
ISO,
audit
sistem
manajemen, dsb.
Kategori QC: Kegiatan2 inspeksi
dan
uji
(in-coming,
in-process,
outgoing).
4
Bersifat
proactive, preventive in
nature
Bersifat
reactive, problem solving
in nature
5
QA= Sistem
QC= Tools
|
![]() 36
2.3
Kedudukan Quality Assurance dalam Manajemen Mutu
Gambar 2.2 Tingkat Evolusi Manajemen Mutu
|
![]() 37
2.4
Prosedur Quality Assurance
Gambar 2.3 Prosedur Umum Pelaksanaan Quality Assurance
|
38
Adapun langkah pada prosedur di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Umum.
Review dilakukan oleh personil QA
yang tidak terlibat dalam pekerjaan
proyek yang direview.
Review dilakukan terhadap setiap tahapan proyek atau dengan ruang
lingkup yang ditetapkan bersama Ketua Tim Proyek.
2.
Membuat QA Plan.
Personil QA
menyusun dokumen QA Plan. Untuk
proyek aplikasi
merujuk pada template Software Quality Assurance (SQA) Plan.
Dokumen QA Plan harus disetujui oleh Ketua Tim Proyek
3.
Review Quality.
Personil
QA
melakukan
review
terhadap
pekerjaan
proyek
sesuai
QA
Plan.
Personal QA
menyampaikan Laporan Quality Assurance ke Ketua Tim
Proyek untuk disetujui dan ditindaklanjuti.
4.
Ketua Tim Proyek menugaskan tindak lanjut Laporan Quality Assurance, baik
berupa tindakan koreksi atau peningkatan (improvement) ke tim proyek.
5.
Tim proyek melaksanakan dan menyelesaikan tindakan koreksi atau
peningkatan (improvement)
dalam
jangka
waktu
yang
telah
ditetapkan
di
Laporan Quality Assurance.
6.
Personil QA akan memverifikasi ketepatan hasil tindakan koreksi.
jika tindakan koreksi tepat, personil QA menutup Laporan QA.
jika tindakan koreksi tidak tepat, personil QA akan meminta Ketua Tim
untuk penugasan tindakan koreksi yang baru.
|
39
2.5
Quality Assurance Tools and Methods
Termasuk di dalam QA Tools and Methods ini antara lain:
Systems modeling
Flowchart
Cause-and-effect analysis
Force field analysis
Statistical and data presentation tools
Bar and pie charts
Run chart
Control chart
Histogram
Scatter diagram
Pareto chart
Client window
Benchmarking
Gantt chart
Quality assurance storytelling
|
![]() 40
2.5.1
Pareto Chart
Diagram 2.1 Contoh Pareto Chart
Dalam
Quality Assurance
pareto
chart
menyediakan
fakta
yang
dibutuhkan
untuk memilih prioritas kendala/resiko yang hendak diperbaiki. Pareto bekerja
dengan
memaparkan
dan
mengorganisir
informasi
untuk
menunjukkan kepentingan
relatif
dari
berbagai
masalah
atau
penyebab
masalah.
Adapun
bentuk
dari
Pareto
chart ini sendiri merupakan hubungan antara:
Sumbu horizontal yang menempatkan item dalam urutan (dari nilai tertinggi
hingga terendah) dengan,
Nilai
Satuan dari item itu sendiri seperti frekuensi, harga, dan waktu
|
![]() 41
Menempatkan masalah
dalam
urutan
frekuensi
yang
semakin
menurun,
akan
mempermudah penentuan
masalah
yang paling
penting dan
akar
penyebab
masalah
yang
memberikan dampak
terbesar.
Dengan
demikian
tim
dapat
fokus
pada usaha
penanggulangan dari dampak potensial terbesar tersebut.
Dalam
pareto
chart
ini
dikenal
apa
yang
dinamakan
the
Pareto
Principles,
yang
menyatakan bahwa ketika
beberapa
faktor
mempengaruhi situasi,
faktor
yang
paling sedikit akan memberikan dampak yang paling tinggi . Prinsip ini lebih dikenal
dengan
prinsip
80/20
yang
dapat
diartikan 80
%
masalah
diakibatkan oleh
20%
penyebab.
Langkah pengerjaan:
Langkah 1: Buatlah list-list dari masalah, item , atau penyebab masalah untuk
dibandingkan
Langkah
2: Tentukan satuan ukuran pembanding dari item-item tersebut.
Frekuensi terjadinya masalah
Lamanya masalah terjadi
Berapa banyak biaya yang digunakan
Langkah
3: Tentukan waktu pengumpulan data
Langkah
4: Urutkan masalah dari satuan terbesar hingga terkecil
|
![]() 42
Langkah
5: Tally,
untuk
tiap
item,
berapa
banyak kejadian (atau biaya,
atau
waktu
yang diperlukan). Lalu jumlahkan untuk
menentukan total keseluruhan untuk semua
item.
Tentukan
persentase dari
tiap
item
dengan
membagi
antara
jumlah
kumulatif
antar item (n+ (n-1)) dengan jumlah total seluruh item dan dikalikan dengan 100.
Contoh:
Tabel 2.2 Contoh Tabel Perhitungan Pada Diagram Pareto
Causes
for
Late
Arrival
(Decreasing Order)
Number
of
Occasions
Percentage
Cumulative
Percentage
Traffic tie-up
32
44
44
Woke up late
20
28
71
Family problems
8
10
82
Sick
6
8
90
Had to take the bus
4
6
96
Bad weather
3
4
100
|
43
Langkah 6: Masukkan urutan item tersebut ke garis horizontal pada pareto chart dan
untuk satuan (frekuensi, harga, waktu) letakkan di garis vertikal kiri. Sedangkan garis
vertikal kanan diisi oleh persentase kumulatif (Jumlah kumulatif harus dengan total
100%). Gambar bars untuk tiap itemnya.
Langkah 7: Hubungkan garis persentase kumulatif tiap item dimana untuk titik awal
dimulai dari paling atas bars item pertama.
Langkah
8:
Analisa diagram
dengan
identifikasi
item
yang
menimbulkan dampak
paling besar. Lakukan ini dengan mencari breakpoint dari line graph
yang memiliki
tanda penurunan
level
lebih
cepat.
Jika
tidak ada
break
point
tentukan
item
mana
yang
menyumbang 50
%
atau
lebih dari efek. Jika ternyata pola
grafik stabil (tidak
ada
perbedaan tinggi
antar
bar),
pikirkan
beberapa
faktor
yang
mungkin
mempengaruhi
hasil
seperti:
Hari
kerja, shift, dll).
Lalu pisahkan
data
tersebut
dan
buat pareto chart terpisah untuk tiap subgrup untuk melihat jika ada perubahan pola
grafik.
2.5.2
Cause and Effect Analysis
Cause
and
Effect
analysis
mengelompokkan dan
menghasilkan
hipotesa
tentang
kemungkinan-kemungkinan
penyebab
masalah
dalam
suatu
proses
dengan
mendaftarkan seluruh
penyebab
dan
efek
yang
ditimbulkan
dari
problem
yang
ditemukan.
Alat analisis ini menyusun sejumlah informasi dengan menunjukkan
|
44
hubungan
antara
kejadian
dengan kemungkinan/ penyebab
aktualnya dan
menyediakan gambaran tentang mengapa terjadi masalah dan apa kemungkinan efek
yang diakibatkan dari masalah tersebut.
Cause
and
Effect
analysis
memberi peluang bagi
problem
solver
untuk
memperluas pemikiran
mereka
dan
melihat
gambaran
keseluruhan dari
masalah.
Diagram
cause
and
effect
dapat
merefleksikan baik
penyebab
masalah
yang
menghambat pencapaian
keadaan
ideal
yang
diinginkan
maupun
faktor
lain
yang
berguna dalam pencapaian keadaan ideal tersebut.
Peringatan:
Ingatlah bahwa
cause
and
effect
diagram
ini
mewakili hipotesa
tentang
causes
bukan facts. Kegagalan dalam
menyusun
hipotesa
in-
memperlakukannya sebagai
facts seringkali
mengantar
tim
pada
implementasi solusi
yang
salah
dan
menyia-
nyiakan waktu.
Tipe-tipe Cause and Effect Analyses:
Berdasarkan kategori: Dinamakan diagram fishbone atau Ishikawa diagram
Berdasarkan rantai penyebab: Dinamakan diagram pohon (tree diagram)
Sesuai dengan metoda pengolahan data yang dipakai dalam laporan ini, maka penulis
hanya akan menjabarkan tentang teori Tree diagram.
|
![]() 45
Diagram
pohon
(tree diagram)
merupakan tipe kedua dari cause and effect
analysis
yang
menunjukkan serangkaian
rantai
penyebab
masalah.
Diagram
ini
dimulai dengan efek dan kelompok mayoritas dari penyebab untuk kemudian ditanya
setiap cabangnya, Kenapa
ini terjadi?,
Apa penyebabnya?. Diagram pohon juga
merupakan tampilan grafik dari metode sederhana yang dikenal dengan metode Five
Whys. Metode ini
menjabarkan susunan dari penyebab-penyebab masalah, menggali
lebih
dalam
untuk
mencari
akar permasalahan. Metode
ini
dapat digunakan
sendiri
atau digabung dengan diagram cause and effect lainnya.
Diagram 2. 2
Contoh Layout Diagram Pohon pada Metode 5 Whys
|
46
Langkah pengerjaan Five Whys diagram:
Step
1.
Sepakati
masalah
atau kondisi
ideal
yang
ingin
dicapai dan tuliskan dalam
kotak effect. Cobalah untuk lebih spesifik dalam memilih topik permasalahan.
Masalah yang terlalu luas atau samar dapat menjerumuskan tim.
Step
2.
Tentukan penyebab spesifik dan
masukkan
dalam cabang atau
sub cabang
yang
sesuai.
Gunakan
brainstorming
sederhana untuk
mencatat
ide-ide
sebelum
mengklasifikasikannnya dalam diagram, atau gunakan cabang yang telah ada terlebih
dahulu untuk menstimulasi keluarnya ide. Jika sebuah ide cocok untuk lebih dari satu
cabang,
tempatkan pada
keduanya. Pastikan
bahwa
peyebab
masalah
yang
telah
disusun
memiliki
hubungan langsung
dan
logic
terhadap
masalah
atau
efek
yang
disebutkan pada kepala diagram pohon.
Step
3. Teruslah bertanya Why? dan Why else? untuk setiap penyebab ssampai
akar
masalahnya ditemukan.
Akar
masalah
adalah
sesuatu
yang:
(a)
Dapat
menjelaskan effect baik secara langsung atau melalui serangkaian kejadian, (b) Jika
dihilangkan
akan
mengeliminasi atau
mengurangi
masalah.
Cobalah
untuk
meyakinkan
bahwa
jawaban
dari
pertanyaan
Why
merupakan
penjelasan
yang
dapat diterima dan jika mungkin dapat diajukan sebagai action. Periksa kelogisan dari
rantai penyebab masalah : baca diagram dari akar hingga effect untuk melihat apakah
alirannya logis dan tidak melenceng dari topik. Lakukan perubahan bila perlu.
|
47
5 Kesalahan yang sering terjadi dalam menyusun Five Why Analysis:
Langsung ke kesimpulan
Mencari symptoms dan bukannya sebab utama
Tidak banyak bukti yang dikumpulkan
Tidak mengecek atau memeriksa langsung kondisi lapangan.
Pemecahan masalahnya terlalu melebar atau tidak kena sasaran
Tidak melibatkan orang-orang terkait
Peringatan:
Dalam
menentukan
akar
masalah
tim
harus
mengumpulkan data
untuk
menguji
hipotesis.
Effect
atau
masalah
harus
dijabarkan dengan
jelas
untuk
menghasilkan
hipotesis
paling
relevan
tentang penyebab (cause).
Jika effect
atau
masalah
terlalu
umum
tim
akan
kesulitan
dalam
fokus
terhadap effect,
dan
diagram akan
membengkak dan kompleks. Pastikan untuk mengembangkan setiap cabang secara
penuh.
Jika
tidak
mungkin
tim
perlu
mengumpulkan
lebih bannyak
informasi
atau
bantuan dari pihak lain untuk mencapai pemenuhan dari seluruh cabang-cabang ini.
|
![]() 48
2.5.3
System Modelling
Gambar 2.4 Contoh Layout System Modelling
Pemodelan sistem
menunjukkan bagaimana sistem
seharusnya bekerja.
Teknik ini digunakan untuk menilai bagaimana sejumlah variasi komponen bekerja
bersama
untuk
menghasilkan
output
tertentu.
Dengan
membuat
diagram dari
sambungan
aktivitas-aktivitas
sistem,
model
sistem mempermudah
pembaca
untuk
mengerti hubungan di antara aktivitas dan pengaruh aktivitas satu terhadap lainnya.
Model
sistem
menggambarkan proses
sebagai
bagian
dari
sistem yang
lebih
besar
yang sasarannya untuk memenuhi keinginan client.
Model sistem bermanfaat ketika suatu gambar keseluruhan dibutuhkan. Model
sistem menunjukkan bagaimana servis langsung dan pendukung berinteraksi, dimana
input kritis berasal, dan bagaimana produk atau servis diharapkan untuk memenuhi
kebutuhan
masyakat/user. Ketika tim tidak tahu bagaimana memulai,
model sistem
|
49
dapat
membantu
menempatkan area
masalah
atau
menganalisa
masalah
dengan
menunjukkan beragam
komponen
sistem
dan
hubungan
di
antara
mereka.
Model
sistem
ini
juga
dapat
mencapai sasaran dari
area
masalah
lain. Secara keseluruhan
model sistem dapat membantu dalam pengawasan kinerja performansi.
Element Pemodelan Sistem
System modeling terdiri dari 4 elemen yaitu:
Input
Input
merupakan
sumber-sumber
yang digunakan
untuk pelaksanaan
aktivitas
proses. Input dapat
berupa
bahan
mentah,
produk
atau
servis
yang
dihasilkan oleh
bagian
lain
dalam
sistem.
Contoh:
Dalam
sistem
penyembuhan Malaria, input meliputi obat anti malaria dan pekerja kesehatan
terlatih.
Bagian
lain
dari
sistem
yang
menyediakan kedua
input
ini
adalah:
Subsistem logistik dan pusat pelatihan.
Proses
Proses
merupakan aktivitas dan tugas yang diperlukan untuk merubah
input
menjadi produk dan servis.
Untuk penyembuhan malaria, proses terdiri
dari kegiatan diagnosis, konseling dengan pasien, dan proses penyembuhan itu
sendiri.
|
50
Output
Output
merupakan hasil
langsung
(produk
atau
servis)
dari
proses.
Output secara
umum
merujuk pada output
langsung
yang dihasilkan proses,
dapat pula berupa efek tak langsung
yang dirasakan oleh client atau dampak
kepada
komunitas
yang
lebih
luas.
Untuk
sistem
penyembuhan malaria
ini
outputnya berupa pasien menerima terapi dan konseling.
Hasil yang dirasakan dari output ini dapat berupa efek maupun
dampak.
Efek
timbul
akibat
perubahan
dalam
sikap,
pengetahuan, perilaku,
maupun
psikologis
yang
disebabkan
dari
output.
Dalam
kasus
malaria
ini,
efek
berupa
pengurangan tingkat
fatalitas
dari
kasus
penyakit
tersebut
dan
penambahan pengetahuan dari
pasien
tentang
cara penanganan
jika demam
kembali
terjadi.
Sedangkan dampak
merupakan hasil
jangka
panjang
dari
output
yang
dirasakan
oleh
client
maupun
masyarakat luas.
Untuk
kasus
malaria
ini
dampaknya berupa peningkatan status kesehatan
masyarakat dan
minimalisasi terhadap tingkat kematian pada bayi dan anak kecil.
Control.
Control merupakan segala usaha yang dilakukan untuk menjaga proses
tetap
berjalan
secara
terkendali
sehingga
dapat
menghasilkan output
sesuai
kriteria yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol seluruh
|
51
komponen yang
terlibat
dalam
proses,
baik
inputnya
sendiri,
orang
yang
bertugas melaksanakan proses, metoda yang digunakan, frekuensi pengecekan,
sosialisasi peraturan, kebutuhan stakeholder, sampai relevansi proses terhadap
sasaran dan target.
Visi, misi, sasaran mutu, dan kompetensi
Merupakan masukan dasar yang melandasi setiap proses
yang hendak
dijaminkan mutunya. Semua proses tersebut sebaiknya
menunjang visi,
misi,
dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Visi, misi, dan sasaran mutu biasanya
ditetapkan untuk jangka waktu tertentu misalnya 4 hingga 5 tahun atau untuk
satu siklus kerja saja seperti yang terjadi pada proyek-proyek pembangunan.
|