5
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
Sumber
data
dan
informasi
untuk
mendukung
proyek
Tugas Akhir
ini
diperoleh
dari
sumber-sumber sebagai berikut :
1.   Literatur
Data mengenai
anjing
Bali
dan
kompetitor
didapatkan
dari
berbagai
macam
website yang ada di internet.
2.   Wawancara
Wawancara dengan tokoh-tokoh yang memiliki kepedulian terhadap anjing Bali,
Linda Buller, Pendiri Bali Adoption Rehabilitation Centre dan Wayan Muliarta,
Yudisthira Bali
Street
Dog
Foundation.
Mereka
memberikan
informasi
tentang
kebaikan-kebaikan mengadopsi
anjing dari
penampungan,
daripada membeli
anjing ras dari pet shop.
3.   Survey lapangan
Survey lapangan dilakukan untuk melihat langsung kondisi anjing-anjing di Bali,
Bali Adoption Rehabilitation Centre dan kompetitor.
Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut :
  
6
2.2. Anjing Bali
Anjing
yang
banyak ditemukan
di daerah
Bali
ini dapat digolongkan
dalam kelompok
anjing jenis pekerja dengan
ukuran sedang memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi
tubuh yang baik dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat. Memiliki
bulu
yang bervariasi, pendek
ataupun
panjang
tergantung keturunannya dengan
warna
putih, hitam, cokelat ataupun bercak.
2.2.1. Sifat-sifat Umum
Anjing
Bali
memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi.
Merupakan
anjing
penjaga yang
cukup
handal,
sebagai
pengabdi
yang
baik
terhadap
pemiliknya,
loyal terhadap seluruh
keluarga
pemilik
dan
tidak
lupa
pada
pemilik atau
perawatnya.  Anjing  Bali  suka  menyerang  anjing  atau  hewan  lain  yang  memasuki
wilayah
kekuasaannya dan
juga menggaruk-garuk tanah sebagai
tempat
perlindungan.
Pergerakannya bebas, ringan, dan lentur.
2.2.2. Bentuk Kepala
Kepala bagian atas lebar dengan
dahi
dan
pipi datar,
moncong proporsional
dan
kuat
terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak, memiliki gigi-gigi kuat
dengan
gerakan
gigi
seperti
menggunting,
bibir
berwama hitam
atau
cokelat
tua.
Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk huruf V terbalik dengan ujung agak membulat.
Jarak  antara  kedua  telinga  cukup 
lebar,  panjang 
telinga  kurang 
lebih  sama  bila
  
7
dibandingkan
dengan
jarak
antara dasar
dua
telinga
bagian
dalam
dengan
sudut
mata
luar. Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat
gelap dan bulu
mata berwarna putih ataupun
hitam tergantung warna bulunya. Hidung
berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan
umur dan musim.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Distribusi warna bulu pada Anjing Bali dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:
a.   Warna bulu putih sedikit kemerahan dengan
warna coklat-kemerahan pada
telinga, bulu di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
b.   Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
c.   Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering
disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-Bungkem.
d.   Warna dasar coklat atau
coklat
muda
dengan garis-garis
warna kehitaman,
yang oleh masyarakat disebut warna Poleng atau Anggrek.
  
8
Gambar 2.3
2.2.3. Tinggi dan Bentuk Badan
Anjing jantan mempunyai tinggi 45 cm sampai 55 cm dan anjing betina 40 cm sampai
45 cm. Dengan warna bulu bervariasi, warna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan
warna
merah
kecoklatan
(krem)
pada
ujung
telinga, ekor
dan
bulu dibelakang
paha.
Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (Bang-
Bungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki
berwarna hitam atau cokelat gelap. Beberapa juga berwarna putih bercak hitam ataupun
cokelat, sangat bervariasi tergantung keturunannya.
  
9
Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula.
Dada
dalam
dan  lebar,
punggung  datar,  panjangnya
sedang  dengan  otot  yang  baik.
Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan.
Kaki agak panjang,
kuat dan lurus
jika dilihat dan depan atau belakang.
Tumit tanpa
tajir,
gerakan kaki ringan.
Posisi ekor tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit
melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping.
Gambar 2.4
2.3. Anjing-anjing Jalanan di Bali
Bali  memiliki  populasi  sekitar  4.000.000  penduduk  dan  kurang  lebih  600.000  ekor
anjing,
menurun dari jumlah sekitar
1.000.000 ekor
anjing 10 tahun yang
lalu berkat
program pengendalian populasi.
  
10
Anjing  Bali  sangat  unik.  Tahun  2004,  Davis  dari  University of California, dalam
mempelajari
genetika, mengungkap bahwa
mereka mungkin telah berada di Bali sejak
12.000 tahun
yang lalu saat terisolasi
dari Jawa. Mereka
secara
genetika
jenis anjing
yang  paling  bervariasi  di  seluruh  dunia.  Jenis  ras  terdekatnya  adalah  Chow Chow,
Australian Dingo, dan Akita. Sampai akhirnya tidak ada pengaruh ras Eropa lagi.
Gambar 2.5
Kebanyakan anjing-anjing jalanan di Bali kelaparan,
kekurangan nutrisi atau dalam
kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
Anak-anak anjing yang baru lahir, terutama
betina,
seringkali
dibuang
di
jalanan sampai
mati.
Banyak anjing
yang
hidup dengan
luka yang serius dan tidak dirawat yang disebabkan kecelakaan lalu lintas.
Luka yang terinfeksi, seringkali dihinggapi belatung; beberapa parasit kulit dan internal,
parvo virus,
distemper,
kaki-kaki
yang patah,
sambungan tulang
yang tidak
pada
tempatnya dan kanker yang menyebar secara seksual yaitu genital sarcoma. Semua
hal
tersebut   dapat   diobati,   namun   kebanyakan   orang-orang   Bali   tidak   mencarikan
pengobatan terhadap hewan yang sakit atau terluka, bahkan jika mereka adalah hewan
peliharaan.
  
11
2.4. Data Pendukung
2.4.1. Linda Buller - Bali Adoption Rehabilitation Centre ( BARC )
Linda  Buller  adalah  seorang  pelukis  yang  berasal  dari  Australia  dan  pendiri  Bali
Adoption   Rehabilitation   Centre   (BARC).   Ia   tingga di  Bali  sejak   tahun   1984.
Menurutnya,
banyaknya anjing
yang berada di
jalanan
disebabkan salah
satunya oleh
populasi anjing
yang
sangat
pesat.
Para
pemilik anjing seringkali
tidak
merawat
dan
memeliharanya
dengan
baik,
akhirnya anjing tersebut
berkeliaran
di
jalanan.
Padahal
anjing
memiliki sifat kesetiaan dan loyalitas yang tinggi. Mereka
mencintai pemiliknya
tanpa diminta, tanpa syarat, dan dalam kondisi apapun.
Gambar 2.6
Sebagai pendiri BARC, ia kasihan melihat kondisi anjing-anjing di Bali dan bagaimana
mereka diperlakukan.
Akhirnya ia memungut
mereka,
memulihkan
kondisinya,
memberikan
vaksinasi dan sterilisasi
lalu
mencarikan
keluarga
yang
mau
mengadopsi
dan merawatnya dengan baik.
  
12
Kebahagiaan
yang
didapatkannya
adalah
ketika ia menemukan
anjing
yang sakit
atau
terluka  parah,  memberikan  pertolongan  dan  kasih  sayang  sampai  akhirnya  anjing
tersebut  sembuh  dan  menemukan  orang-orang  yang  mau  menyayanginya.  Ia  juga
bahagia apabila melihat
bagaimana
orang-orang
merubah
pandangan
dan
perlakuan
mereka  terhadap  anjing.  Sebaliknya,  kesedihannya  adalah  ketika  ia  melihat  seekor
anjing
yang kondisinya sangat buruk akibat perlakuan pemilik atau orang disekitarnya,
juga ketika ia memikirkan keuangan
yang dibutuhkan
untuk
merawat
sekitar
60
ekor
anjing yang berada di penampungannya. Setiap 4 hari, penampungannya membutuhkan
25 kg beras,
makanan kering untuk anjing, dan
sejumlah kebutuhan
lain seperti
obat-
obatan,
vitamin,
vaksinasi,
sterilisasi,
serta biaya dokter
dan
pegawainya.
Padahal
ia
mendapatkan dana hanyalah dari hasil penjualan lukisannya dan donasi.
Ia  mempertanyakan,  apa  kebaikannya  mengeluarkan  banyak  biaya  untuk  membeli
anjing-anjing yang diproduksi oleh pembiak yang tidak bereputasi, yang tidak memiliki
lisensi
untuk
usahanya.
Tidak
ada undang-undang
untuk
menghentikan
kekerasan
terhadap
hewan,
misalnya: anjing
yang
dibiarkan di
dalam kandang seumur
hidupnya
hanya untuk
memproduksi
anak-anak
anjing,
demi
uang.
Hal
tersebut
termasuk
eksploitasi dan kekerasan terhadap
hewan. Setelah itu dijual di pet shop, banyak
yang
sakit
dan
menderita
karena
kurangnya
kebersihan,
kesepian,
ditempatkan
di
kandang
yang tidak memadai dalam waktu lama dan tidak mendapatkan vaksinasi yang lengkap.
Umumnya mereka tidak peduli dengan kesejahteraan anjing tersebut. Banyak yang sakit-
sakitan atau depresi, biasanya anjing
yang stress
menunjukkan sikap yang tidak ramah
dan seringkali takut terhadap manusia, bahkan mati setelah dibeli dan penjual tentu saja
  
13
tidak
mengembalikan
uangnya. Ada beberapa
tindak kriminal dengan modus: pemilik
pet shop mengikuti anjing yang telah dibeli kerumahnya dan dicuri untuk dijual kembali.
Dikatakan Linda, untuk
mengadopsi
anjing
dari
penampungannya
tidak
membutuhkan
biaya apapun
kecuali
ada donatur
yang
mau
menyumbang
dalam
bentuk
baik
dana
ataupun
kebutuhan-kebutuhan
lainnya seperti: obat-obatan,
vaksinasi,
makanan anjing,
selimut dan lain-lain. Anjing yang akan diadopsi sudah dalam keadaan yang sangat baik,
sudah divaksinasi,
sudah distrerilisasi
sehingga
tidak
akan
berkembang
biak
lagi,
dan
sudah sangat familiar dengan
manusia. Calon pemilik akan diwawancara beberapa kali
untuk memastikan anjing yang diadopsinya tidak berada di tangan yang salah.
2.4.2. Wayan Muliarta - Yudisthira Bali Street Dog Foundation
Menurutnya, anjing  Bali  memiliki  sifat  alamiah  yang  luar  biasa,  kuat,  bebas,  tidak
terlalu
bergantung
pada
manusia
(mandiri),
memiliki
sistem
imunitas yang
tinggi
terhadap penyakit, terlebih di Indonesia yang beriklim tropis dan memiliki tingkat polusi
yang  tinggi.  Menurutnya,  anjing  ras  sistem  imunitasnya  lebih  lemah  dibandingkan
anjing Bali. Anjing ras terbiasa di lingkungan yang
udaranya dingin, bersih, dan bebas
penyakit (keadaan
di
luar
Indonesia),
mereka
juga sangat bergantung
pada pemiliknya
(manja). Sehingga begitu masuk Indonesia, sistem imunitas mereka tidak cocok dengan
kondisi
di
Indonesia
yang
panas dan berpolusi
yang
menyebabkan
sistem
imunitas
mereka rentan terhadap penyakit. Sedangkan anjing Bali memang jenis yang asli berasal
dari Indonesia sehingga mereka sudah sangat terbiasa dengan keadaan iklim dan udara
di Indonesia.
  
14
Dikatakan Wayan, ada
Lima Kebebasan yang pantas didapatkan oleh binatang apapun,
yaitu: bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari sakit luka
dan
penyakit,
bebas menunjukkan perilaku alamiahnya,
dan
bebas dari rasa
takut
dan
tertekan. Hewan
apapun
yang
sangat sakit dan menderita,
tidak memiliki
masa
depan
yang baik dan kesejahteraan bagi dirinya, dapat ditidurkan (euthanasia).
Ia
menuturkan, saat
Yudisthira
memiliki
penampungan,
presentase
antara
wisatawan
asing
dan
penduduk
lokal
yang mengadopsi
anjing
adalah
50
:
50.
Namun
karena
keterbatasan  dana,  penampungan  tersebut  hanya  bertahan  dari  tahun  2002  sampai
dengan 2005.
Kendala-kendala yang
terjadi
saat
masih
memiliki
penampungan
antara
lain:
salah
satu
atau beberapa
anjing
yang
ditampung sakit
akhirnya
menulari
anjing
yang
belum
dapat
divaksinasi.
Selain
itu juga tidak
mudah
mencari
orang
yang
mau
mengadopsi
anjing,
Yudisthira
harus benar-benar
memastikan
bahwa
mereka
akan
dirawat dengan baik dan anjing yang sudah diadopsi tidak boleh dikembalikan.
Dikatakannya 
juga 
tentang   sebagian 
orang 
yang 
memakan 
anjing,   hal 
tersebut
sebenarnya merugikan
manusia selain
anjing
tersebut.
Anjing-anjing
yang
dimakan
berasal
dari
jalanan
yang
banyak
terkena berbagai
penyakit.
Sebagian
dari
mereka
divaksinasi  dan  diberikan  obat  anti  parasit.  Obat-obatan  tersebut  dapat  meracuni
manusia.   Untuk   menangkap   anjing   yang   akan   dimasak   biasanya   menggunakan
kekerasan, antara lain: diracun, dipukuli, ditusuk dan lain-lain.
  
15
2.5. Data Penyelenggara - Bali Animal Rehabilitation Centre ( BARC )
Alamat
:
Banjar Abiansemal, Lodtunduh
Ubud – Bali, Indonesia
Telepon: +62 361 790 4579 / +62 818 550 947
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Latar Belakang          
:
Banyak anjing di Bali yang menderita,
mereka
tertabrak di jalanan dan ditinggalkan
begitu
saja,
banyak
juga yang terjangkit penyakit kulit,
anjing betina sering
dibuang
pemiliknya karena dianggap
kurang
agresif
sebagai
anjing
penjaga dan
banyak
yang
mendapat
perlakuan
jahat
dari
pemiliknya
seperti air
mendidih
yang
disiramkan
untuk
menghalau   mereka   dari   dapur.   Kebanyakan   anjing   mati   perlahan   karena   tidak
  
16
dipedulikan. Mereka mengidap penyakit yang saling ditularkan dari dan ke anjing-anjing
lainnya.  Dari  mulai  kutu,  penyakit  kulit,  infeksi,  dan  lain-lain.  Fakta  menyedihkan
lainnya adalah melihat bahwa anjing terdapat dalam sebuah menu makanan.
Visi                             :
BARC
menyelamatkan
anjing-anjing
jalanan
di Bali
dari penderitaan,
kelaparan,
dan
kekerasan.  Menyediakan  perawatan  medis,  makanan,  rehabilitasi,  tempat  tidur,  dan
kasih sayang untuk
semua
anjing dan
anak-anaknya.
Mencarikan orang-orang yang
memiliki
kasih sayang untuk mengadopsi
mereka.
Memberikan edukasi
terhadap
keluarga-keluarga di
Bali
tentang
bagaimana
caranya memelihara dan
menyayangi
binatang.
Misi                           
:
Berjuang untuk hak-hak dan kesejahteraan binatang,
memperbaiki perilaku manusia
terhadap binatang.
Gambar 2.9
Gambar 2.10
  
17
Kebutuhan                 
:
Kami memiliki penampungan yang didukung oleh beberapa donatur, tetapi banyak yang
harus dikerjakan karena banyak bagian bangunan yang harus selalu diperbaiki.  Anjing-
anjing yang ditelantarkan, terutama anak-anak anjing membutuhkan:
a.   Obat-obatan dan vaksinasi
b.   Makanan
c.   Rehabilitasi
d.   Kasih sayang
e.   Kandang anjing dan selimut
2.6. Target
Kampanye
ini, ditujukan bagi penduduk Bali serta
wisatawan
lokal dan
internasional
yang bertujuan agar
mereka mengadopsi anjing-anjing yang terdapat di penampungan
atau memberikan donasi
kepada organisasi-organisasi
yang peduli
terhadap
kesejahteraan
hewan
serta
lebih
memiliki kepekaan
dan
kepedulian
terhadap anjing-
anjing di Bali.
Terutama mahasiswa dan orang dewasa karena
mereka
memiliki
sifat
kritis
dan
kepekaan
yang
tinggi,
dan
umumnya sudah
dapat
membiayai
hidupnya
sendiri.
  
18
2.7. Kompetitor
Yudisthira Bali Street Dog Foundation
Hotel
Hard Rock
Bali memberikan dukungan
kepada
Yudisthira
Bali Street
Dog
Foundation  dan  programnya 
untuk 
membantu  dan  meringankan  penderitaan  dari
anjing-anjing yang terlantar dan tidak sehat yang berada di jalanan di Bali.
Gambar 2.11
Lebih dari
90%
anjing di
Bali
menderita
dari berbagai
macam penyakit antara
lain:
penyakit kulit dan jamur, parasit
internal, distemper, kurang gizi, luka
yang terinfeksi
dan patah tulang. Bali Street
Dog Foundation berkomitmen
untuk
mengurangi jumlah
anjing jalanan di Bali dan secara signifikan meningkatkan kesehatan anjing tersebut.
Program sterilisasi, diresmikan oleh Yudisthira Bali Street Dog Foundation lima tahun
yang lalu, telah secara langsung dan tidak langsung mengurangi pertumbuhan populasi
  
19
anjing
jalanan di
Bali.
Dengan menggunakan
klinik
dokter
hewan
keliling, program
tersebut dapat
mensterilkan
lebih dari 100 anjing per
hari. Dengan
tambahan, anjing-
anjing
tersebut
telah
diberikan
dengan
perawatan dasar
untuk
infeksi
kulit,
luka dan
parasit.
Yudisthira
Bali
Street
Dog
Foundation, sebuah
organisasi
kesejahteraan hewan
yang
tidak
mencari keuntungan, menjual T-Shirt untuk menggalang dana untuk mendukung
program ini. Kios ini terletak di depan Hotel Hard Rock Bali Megastore, Jalan Pantai
Kuta, Bali, setiap Rabu dan Kamis, pukul 13.00-15.00.
2.8. Analisa SWOT
Strength                      :
1.
Ada  beberapa 
organisasi 
penyayang 
anjing 
yang 
peduli 
akan
kesejahteraan
anjing-anjing tersebut,
yang
memiliki
program-program
untuk memberikan kesejahteraan bagi anjing-anjing tersebut.
2.   Anjing 
yang  dapat 
diadopsi  dalam  keadaan 
sehat, 
familiar, 
sudah
diberikan vaksinasi dan sterilisasi.
3. 
Anjing
Bali memiliki keunikan dan kelebihan dibandingkan anjing ras
ataupun anjing lokal lainnya.
4.   Belum banyak kampanye yang serupa dan jangkauannya tidak luas.
5.   Jangkauan wilayah kampanye yang luas.
  
20
Weakness
:
1.   Perekonomian penduduk Bali yang tidak merata, sehingga kurang mampu
untuk memberikan kesejahteraan terhadap anjingnya.
2. 
Belum ada undang-undang
yang mendukung kesejahteraan
hewan
yang
akan melindunginya dari kekerasan.
3.   Banyaknya persepsi negatif dan penilaian yang rendah terhadap anjing.
4.   Susah
mencari orang-orang
yang
mau
mengadopsi dan
merawat dengan
baik.
Opportunity
:
1. Peranan  
dan  
dukungan  
organisasi  
penyayang  
anjing  
dalam
memperjuangkan kesejahteraan
hewan, bahkan dengan program-program
yang meringankan bagi pemilik anjing yang tidak mampu.
2. 
Orang
Bali
memiliki
kepercayaan bahwa anjing
adalah
penjaga rumah
mereka dari
kejahatan,
sehingga setiap rumah tangga pasti
memiliki
setidaknya seekor anjing.
3. 
Banyaknya wisatawan asing
yang
menyukai anjing
Bali,
bahkan
untuk
dibawa pulang ke negaranya.
Thread
:
1.   Maraknya pemberitaan wabah rabies di Bali.