BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1
Pengertian Sistem
Menurut
McLeod
dan
Schell
yang
diterjemahkan oleh
Hendera
Teguh
(2001,
p11),
sistem adalah sekelompok elemen
yang
terintegrasi dengan
maksud
sama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut O’Brien (2005, p29), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
Deni 
Arnos 
Kwary, 
sistem 
adalah 
sekelompok 
komponen  yang 
saling
berhubungan, bekerja  bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima
input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Berdasarkan
definisi
diatas
dapat
disimpulkan bahwa
sistem
adalah
sekumpulan komponen
yang
saling
terintegrasi dengan
menerima
input
dan
menghasilkan output untuk mencapai tujuan.
2.1.2
Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2005, p38), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
Deni
Arnos
Kwary,
mendefinisikan informasi
sebagai
data
yang
telah
diubah
menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.
Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf
dan Rudi Tambunan (2000, p1),
informasi adalah data yang berguna yang diolah
sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
8
  
9
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang
sudah
diolah
sehingga
memiliki
arti
bagi pengguna, dan
dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.1.2.1
Karakteristik Informasi
Berdasarkan
Marshall
B.Romney
(2006,  p12),  agar
suatu
informasi
dapat
berguna
dalam
suatu
pengambilan keputusan
maka
informasi
harus
memiliki
beberapa
ciri-ciri
atau
karakteristik sebagai
berikut :
1.   Relevan (Cocok dan sesuai)
Informasi
itu
relevan jika
mengurangi
ketidakpastian, memperbaiki
kemampuan pengambilan
keputusan
untuk
membuat
prediksi,
mengkorfimasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2.   Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan
secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3.   Lengkap
Informasi
itu
lengkap
jika
menghilangkan aspek-aspek
penting dari
kejadian yang
merupakan dasar
masalah atau aktivitas-aktivitas yang
diukurnya.
4.   Tepat Waktu
Informasi
itu
tepat waktu
jika
diberikan
pada saat
yang
tepat untuk
memungkinan
pengambilan
keputusan
menggunakannya dalam
membuat keputusan.
  
10
5.   Dapat dipahami
Informasi dapat
dipahami jika
disajikan
dalam
bentuk
yang
dapat
dipakai dan jelas.
6.   Dapat diverifikasi
Informasi dapat divertifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang
baik, bekerja secara inpenden dan masing-masing akan menghasilkan
informasi yang sama.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi
Menurut  Hall  (2001, 
p7),  sistem 
informasi  adalah  sebuah  rangkaian
prosedur
formal dimana data dapat
dikumpulkan, diproses
menjadi
informasi dan
didistribusikan kepada para pemakai.
Menurut O’Brien (2005, p5),
yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
Deni
Arnos
Kwary,
sistem
informasi
merupakan kombinasi
teratur
apapun dari
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan
definisi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
sistem
informasi
adalah
kombinasi
dari
sistem
yang
terdiri
dari
komponen-komponen teknologi
informasi
yang
saling
terintegrasi untuk
memperoleh
dan
memproses
informasi
kepada pemakai akhir.
2.1.4
Pengertian Akuntansi
Menurut
Niswonger,
Warren,
Reeve,
dan
Fess
yang
diterjemahkan
oleh
Sirait  dan  Gunawan  (1999,  p6),  akuntansi  dapat  didefinisikan  sebagai  sistem
  
11
informasi
yang
menghasilkan
laporan
kepada
pihak-pihak
yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.
Menurut
Smith and Skousen
(2001, p8),
akuntansi adalah suatu
aktivitas
jasa
yang
berfungsi
untuk
menyediakan informasi
yang
kuantitatif,
terutama
informasi
keuangan,
tentang
entitas-entitas ekonomi,
yang
dimaksudkan
untuk
digunakan  dalam  proses  pengambilan  keputusan  -  dalam  pembuatan  pilihan-
pilihan yang beralasan diantaranya berbagai alternatif tindakan yang tersedia.
Berdasarkan  definisi  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  akuntansi  adalah
suatu
sistem
informasi
yang
menghasilkan laporan
dan
menyediakan
informasi
berupa informasi keuangan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.5
Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi
(2001,
p3),
sistem
akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan
dan
laporan
yang
di
koordinasi
sedemikian rupa
untuk
menyediakan
informasi
keuangan
yang
dibutuhkan oleh
manajemen
guna
memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Menurut Bodnar et al yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan  Rudi
Tambunan (2000, p181), sistem akuntansi adalah suatu organisasi yang terdiri dari
metode 
dan 
catatan-catatan  yang 
dibuat 
untuk 
mengidentifikasikan,
mengumpulkan, menganalisis,
mencatat
dan
melaporkan
transaksi-transaksi
organisasi dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban
yang berkaitan.
Berdasarkan definisi
diatas
dapat
disimpulkan bahwa
sistem
akuntansi
adalah    suatu    organisasi  
formulir,  
catatan,  
laporan  
yang    dibuat    untuk
  
12
mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis,
mencatat
dan
melaporkan
transaksi-transaksi keuangan
yang
dibutuhkan
manajemen
guna
memudahkan
pengelolaan perusahaan.
2.1.6    Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar et al yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi
Tambunan (2001, p11), sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan
sumber
daya,
seperti
manusia
dan
peralatan
yang
diatur
untuk
mengubah data
menjadi informasi.
Menurut Jones dan Rama (2006, p13), accounting information system is a
subsystem
of
a
Management
Information
System
(MIS) that
provides
accounting
and
financial
information
as
well as
other information
obtained
in
the
routine
processing
of
accounting
transactions,
yang
artinya
sistem informasi akuntansi
merupakan subsistem
dari
sistem
informasi
manajemen yang
menyediakan
informasi
akuntansi
dan
keuangan
juga
informasi
lainnya
yang
didapatkan dari
pemrosesan transaksi akuntansi rutin.
Maka sistem
informasi akuntansi adalah suatu sistem
informasi akuntansi
merupakan kumpulan
sumber daya
fisik dan peralatan
lainnya
yang diatur untuk
mengubah data
transaksi
akuntansi
rutin
untuk
menjadi
informasi
akuntansi
dan
keuangan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi user.
  
13
2.2
Analisis dan Perancangan Sistem dengan Pendekatan Object-Oriented
2.2.1
Pengertian Analisis Sistem
Menurut
Bodnar et
al
(2000,
p21),
analisis
sistem
meliputi
formulasi dan
evaluasi
solusi-solusi
masalah
sistem.
Penekanan
dalam
analisis
sistem
adalah
pada tujuan keseluruhan sistem. Dasar
dari
semua
ini
adalah analisis untung-rugi
diantara tujuan-tujuan sistem.
Menurut McLeod et al (2001, p190), analisis sistem adalah penelitian atas
sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau yang
diperbaharui. Adapun langkah-langkah
analisis sistem adalah sebagai berikut:
a.   Mengumpulkan penelitian sistem
b.   Mengorganisasikan tim proyek
c.   Mendefinisikan kebutuhan informasi
d.   Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e.   Menyiapkan usulan rancangan
f.
Menyetujui atau menolak rancangan sistem
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah
penelitian
atas
sistem
yang
telah
ada
dengan
tujuan
untuk
mengidentifikasi
dan
merancang sistem yang baru atau
memperbaharui sistem tersebut agar memenuhi
kebutuhan informasi pemakai.
2.2.2
Pengertian Perancangan Sistem
Menurut
Mulyadi
(2001,
p51),
perancangan sistem
adalah
suatu
proses
penerjemahan kebutuhan pemakai
informasi ke
dalam alternatif
rancangan sistem
informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan.
  
14
Menurut
McLeod
et
al
yang
diterjemahkan oleh
Hendra
Teguh
(2001,
p192), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh
sistem
yang baru. Adapun
langkah-langkah perancangan sistem
informasi adalah
sebagai berikut:
a.   Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
b.   Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
c.   Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
d.   Memilih konfigurasi terbaik
e.   Menyiapkan usulan penerapan
f.
Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Berdasarkan definisi
diatas dapat
disimpulkan bahwa
perancangan sistem
adalah
suatu
proses
penerjemahan dan
penentuan
kebutuhan
akan
data
yang
diperlukan oleh pemakai informasi untuk membentuk suatu sistem yang baru.
2.2.3
Pengertian Object-Oriented Analysis and Design
Menurut Whitten, Bentley, dan
Dittman (2001,
p97),
Object-Oriented
Analysis
and
Design
berusaha
untuk
menggabungkan data
dan
proses-proses
menjadi suatu gagasan tunggal yang disebut object. Object-Oriented Analysis and
Design
memperkenalkan
object
diagrams
yang
mendokumentasikan sistem
dipandang dari segi object dan interaksinya.
Menurut
Mathiassen el
al
(2000,
p15),
Object-Oriented
Analysis
and
Design
offers
a
systematic
and
complete approach
to
Object-Oriented Analysis
and  Design”.  Dari definisi
tersebut,  dapat  diartikan  bahwa  Object-Oriented
  
15
Analysis and Design menawarkan sebuah pendekatan yang sistematis dan lengkap
terhadap analisis dan perancangan berorientasi object.
Berdasarkan definisi
diatas
dapat
disimpulkan bahwa
Object-Oriented
Analysis
and
Design
adalah
sebuah
pendekatan yang
sistematis
dengan
menggabungkan
data
dan
proses-proses
menjadi
suatu
analisis
dan
perancangan
berorientasi object.
2.2.3.1
Diagram Dalam Analisis Dan Perancangan Berorientasi Object
Diagram  yang  digunakan  untuk  menggambarkan  analisis  dan
perancangan berorientasi object yaitu :
1.   Rich picture
Menurut
Mathiassen el
al
(2000,
p26)
rich
picture
is
an
informal
drawing
that
presents the ilustrator’s understanding of a
situation.
Yang
berarti bahwa rich
picture adalah suatu
gambaran
umum
yang
mempresentasikan keadaan
saat
ini
berdasarkan
pandangan user. Rich picture memberikan suatu deskripsi dari situasi
yang memungkinkan beberapa alternatif diintrepretasikan.
2.   Activity Diagram
Menurut Jones and Rama (2006, p61), activity diagram dibagi
menjadi 2 tipe, yaitu:
a.   ”The Overview Activity Diagram presents a high level view of the
business process by documenting the key events, the sequence of
this events, and the information flows among these events”. Yang
  
16
berarti bahwa gambaran aktivitas diagram menggambarkan suatu
pandangan tingkat
tinggi
dari
proses
bisnis
dengan
mendokumentasikan peristiwa-peristiwa
pentingnya,
urutan
dari
peristiwa ini,
dan
informasi
yang
mengalir diantara
peristiwa
tersebut.
b.   “The
Detailed Activity Diagram is similar to a map of a city or
town. It provides a more detaried representation of the activities
associated with one or two events shown on the overview
diagram”.
Yang
berarti
bahwa
diagram aktivitas
detail
adalah
mirip dengan peta kota besar atau kota.
Aktivitas diagram detail
menyediakan penyajian yang lengkap dari aktivitas-aktivitas yang
dihubungkan dengan
satu
atau
dua
peristiwa
yang
ditunjukkan
pada gambaran aktivitas diagram.
Notasi-notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah:
a.   Activity State
Menunjukkan 
hasil 
dari  beberapa  behavior
pada  arus 
kerja
(workflow).
b.   Control Flow atau transition
Menunjukkan 
jalannya 
arus 
control  dari 
suatu 
aktivitas 
ke
aktivitas lainnya.
c.   Initial State
Mengidentifikasikan awal state ketika state diminta.
  
17
d.   Final State
Menggambarkan state telah mengakhiri aktivitasnya.
e.   Decision
Digunakan untuk menunjukkan arus control bercabang ketika ada
sebuah titik keputusan.
f.
Swimlane
Digunakan sebagai
pemisah
pada
activity
diagram.
Biasanya
menunjukkan seseorang
atau
organisasi
yang
bertanggungjawab
untuk suatu aktivitas yang berada dalam swimlane.
3.   UML Class Diagram
Menurut  Carol 
Britton  & 
Jill 
Doake 
(2001,  p16), 
class
diagram
merupakan
template
(model
dasar)
yang
digunakan
untuk
membuat
sebuah
objek.
Komponen-komponen pembentuk
class
diagram adalah attribute dan operation dari sebuah objek class.
Attribute 
pada 
sebuah 
class 
adalah 
sebuah 
data 
item 
yang
didefinisikan sebagai bagian kelas
atau objek. Atribut dari
suatu
class mempresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh class
tersebut.
Operation  pada sebuah class  merupakan sebuah fungsi atau
prosedur
yang didefinisikan sebagai bagian dari class atau objek,
biasanya
digunakan
untuk
menyebut
prosedur
umum
di
dalam
  
18
objek. Dalam hal ini, attribute, operation dan associations secara
bersama memiliki tanggungjawab dalam sebuah class.
Hubungan
dalam sebuah
model
class
diagram dapat
menggunakan hubungan
association,
aggregation,
maupun
inheritance.
Association 
merupakan 
model 
association  antara
class 
yang
berarti
bahwa
terdapat
beberapa
bagian
kecil
hubungan antara
objects pada class tersebut.
Aggregation  merupakan penggambaran hubungan yang terjadi
ketika
satu   class   tersebut   adalah   bagian   dari   class   lain.
Aggregation dapat ditemukan pada tahap bagian dari ”, terdiri
dari ”, ” dibuat dari ”. Aggregation biasanya digambarkan sebagai
sebuah diamond dalam sebuah class diagram.
Inheritance
merupakan
mekanisme
yang
memungkinkan
sebuah
kelas
baru didefinisikan dari
kelas
yang sudah
ada
sebelumnya,
yang
mana
kelas
baru
tersebut
didefinisikan
sebagai
spesialisasi
dari kelas yang sebelumnya.
4.   Use Case Diagram
Menurut Carol
Britton
&
Jill
Doake
(2001,
p97)
use
case
diagram secara
grafis
menggambarkan
interaksi
antara
user
dengan
sistem, dimana interaksi tersebut menggambarkan fungsionalitas yang
disediakan sistem unit menurut sisi pandang user.
  
19
Jenis-jenis hubungan dalam usecase dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Relationship
Function
Notation
Association
Komunikasi path
antara sebuah actor dan
sebuah usecase yang ikut berperan serta.
 
Extend
Merupakan fungsi tambahan dari behavior
ke dalam usecase yang tidak diketahui.
<<extend>>
Include
Merupakan fungsi tambahan dari behavior
tambahan ke
dalam usecase
yang
secara
eksplisit
menggambarkan adanya
penambahan.
<<include>>
Tabel 2.1 : Tabel Jenis Hubungan Dalam Usecase
5.   Navigation Diagram
Menurut Mathiassen el
al
(2000,
p159),
navigation
diagram
adalah
gambaran keseluruhan dari elemen
user
interface dan transisi
diantaranya.
6.   Rancangan Database
Menurut Connoly and Begg (2002, p279),
perancangan basis
data adalah proses
pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis
data yang mendukung operasi dan tujuan dari perusahaan.
  
20
Perancangan basis data
dibagi
menjadi tiga tahapan
utama
yaitu
conceptual
database
design,
logical
database
design
dan physical
database design.
a)  Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah proses membangun sebuah model
data
dari
informasi
yang
diperoleh
dalam
sebuah
organisasi tetapi
bebas dari semua pertimbangan fisik.
Conceptual
Design
merupakan tahapan
pertama
dari
tahapan
perancangan basis
data dan
menciptakan model data
konseptual dari
bagian  perusahaan  yang  akan  dibuat  basis  data-nya.  Model  data
dibuat
dengan
menggunakan dokumen
dari
spesifikasi
kebutuhan
pemakai.
b)  Logical Database Design
Logical
Database
Design
adalah
proses
membangun
sebuah
model
dan
informasi
yang
diperoleh
dari
sebuah
organisasi berdasarkan
model data khusus, tetapi bebas dari halaman yang berkaitan dengan
DBMS dan pertimbangan fisik lainnya.
Pada
tahapan
ini,
model data
konseptual
yang akan dibangun pada
tahap
sebelumnya dipetakan
pada
model
data
logical.
Model
data
logical didasarkan pada target model data untuk basis data.
  
21
c) 
Physical Database Design
Physical  Database  Design  merupakan proses pembuatan deskripsi
dari
suatu
implementasi basis
data
pada
secondary
storage
(media
penyimpanan)
halaman
ini
mendeskripsikan hubungan
utama,
organisasi file
dan indeks
yang
digunakan
untuk
mencapai
efisiensi
akses ke dalam data dan associated integrity constraints yang lainnya
dan halaman yang berkaitan dengan keamanan.
Physical Database Design
merupakan tahap ketiga dan terakhir dari
proses
perancangan basis
data.
Dimana
perancang
memutuskan
bagaimana perancang bermaksud untuk mengimplementasikan secara
fisik dari Logical Database Design.
7.   Rancangan Formulir
Menurut Jones
and
Rama
(2006, p261),
form
is
formatted
document containing blank fields that users can fill it with data. When
the
form
displayed
on
a
computer
screen,
the
data entered
in
the
blank fields are saved to one or more data tables”.
Yang
berarti bahwa
form
adalah
suatu
dokumen yang
telah
terformat dan
berisi
field
kosong
yang
dapat
diisi
data
oleh
para
pemakai.
Ketika
form
ditampilkan pada
layer
komputer, data
yang
masuk
ke dalam field
yang kosong
disimpan dalam satu atau
lebih
tabel data.
  
22
Tipe-tipe dari input forms:
•   Single-Record Entry Form
Form  yang  menunjukkan
hanya  satu  record.  Form  ini  digunakan
untuk 
menambah, 
menghapus, 
atau 
memodifikasi 
data 
didalam
record tunggal pada tabel tertentu. Form seperti ini sering digunakan
untuk pemeliharaan data master file.
•   Tabular Entry Form
Form
yang
menyediakan
suatu
spreadsheet seperti desain
untuk
memasuki berbagai record didalam tabel tunggal. Form jenis ini
sering digunakan untuk menyimpan suatu batch
peristiwa.
•   Multi Table Entry form
Form yang digunakan untuk menambah data lebih dari satu tabel.
Menurut Jones
and
Rama (2006,
p264)
ada lima elemen penting
dari form yang memerlukan dokumentasi, yaitu:
o
Atribut disimpan didalam tabel
o
Atribut ditampilkan dari tabel
o
Foreign
key
adalah
sebuah
primary
key
yang
digunakan
di
tabel lain.
o
Queries  adalah kumpulan berbagai tabel-tabel yang saling
berhubungan dalam database.
  
23
8.   Rancangan Layar
Menurut Jones
and
Rama
(2006,
p271),
form
interface
elemens are objects on form used for entering information of
performing actions. All aspects of
the
form
are
controlled
by
the
interface elements. Some of these objects provide or opportunity to
improve internal controlover data elements”.
Yang berarti bahwa elemen interface adalah objek-objek pada
form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau menjalankan
perintah segala
aspek dari
form
dikontrol dengan
elemen
interface.
Beberapa
objek
tersebut
menyediakan kesempatan
untuk
mengembangkan internal kontrol pada entry.
Dibawah
ini
ada
beberapa
elemen-elemen dari
rancangan
masukan, antara lain:
Text Box
“Text Box are space on a form that are used to enter information
that is added to a table or to display information that is read form
a table”.
Yang
berarti
bahwa
ruang
pada
form
yang
digunakan untuk
memasukkan informasi
yang
kemudian
akan
ditambahkan
ke
dalam tabel
atau untuk
menampilkan informasi
yang
dibaca dari
tabel.
Labels
“Labels help the user understanding what information needs to be
entered”.
  
24
Yang berarti bahwa labels
membantu pengguna untuk memahami
informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam form.
Look-up feature
“A Look-up feature is frequently added to text boxes that used for
entering foreign key”.
Yang berarti bahwa Look-up feature biasanya ditambahkan pada
text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign key.
Command Buttons
“Command Buttons are to perform an actions”. Yang berarti
bahwa Command
Buttons digunakan
untuk
menjalankan perintah
dalam menjalankan aksi selanjutnya.
Radio Buttons
“Radio Buttons allow user to select one of a set option. For
example, you could use radio buttons on a form to allow user to
choose one of the following three payment types: cash, check, or
credit card”.
Yang
berarti
bahwa
radio
buttons
mengijinkan pengguna
untuk
memilih  salah  satu  dari  serangkaian  pilihan.  Sebagai  contoh,
kamu
dapat
menggunakan Radio
Buttons
pada
form
untuk
mengizinkan pengguna
dalam
memilih
salah
satu
dari
tiga
tipe
pembayaran  berikut: 
pembayaran  tunai, 
pembayaran
menggunakan cek atau pembayaran menggunakan kartu kredit.
  
25
Check boxes
“Check boxes
are
similiar to
radio buttons, but more that
one
options can be selected”.
Yang berarti bahwa check box mirip seperti radio buttons, tetapi
dapat memilih lebih dari satu pilihan.
9.   Rancangan Laporan
Menurut  Jones  and 
Rama  (2006,  p214), 
A report
is  a
formatted and organized presentation of data”. Yang berarti bahwa
laporan adalah penyajian data yang telah terorganisir dan tersusun.
Beberapa elemen tampilan dan report, yaitu:
Label boxes and test boxes
”Two elements of any reports are labels and data. In
Microsoft
access,  these  elemen  are  referred  to  as  label  boxes  and  text
boxes”.
Yang berarti bahwa dua elemen penting dari segala laporan adalah
label
dan
data.
Dalam
microsoft
access,
elemen-elemen ini
ditujukan kepada label boxes and text boxes.
Grouping Attribute
”Grouping  report  are  grouped  by  something”. Yang berarti
bahwa
laporan
yang
berkelompok
adalah
dikelompokkan oleh
sesuatu.
  
26
Group Header
The group header can be used to present
informations that is
common to the group”.
Yang
berarti
bahwa
group
header
dapat
digunakan untuk
menyajikan informasi yang umum pada grup.
Group Detail
”Group Detail transaction pertaining to the group are listed
in
the group detail section”.
Yang
berarti bahwa
transaksi
yang
terjadi pada
grup
didaftarkan
di dalam grup secara rinci.
Group Footer
”Group Footer can also be used to provide, useful information in
the grouped reports”.
Yang
berarti
bahwa
group
footer
juga
dapat
digunakan untuk
menyediakan informasi
yang
berguna
di
dalam
laporan
yang
berkelompok.
2.2.3.2
Daur Hidup Object-Oriented
Pengembangan
sistem  terdiri  dari  beberapa  tahapan,  mulai
dari direncanakan sampai dioperasikan dan dipelihara. Menurut Carol
Britton
and
Jill
Doake
(2000,
p31),
tahapan dalam
siklus
hidup
pengembangan sistem adalah sebagai berikut :
  
27
a.   Tahap analisis (Analysis phase)
Tahap
ini
dimulai
dengan
periode
penemuan fakta
selama
pengembang sistem mulai menginvestigasi sistem yang terdahulu.
b.   Tahap desain (Desain phase)
Tahap
ini
menentukan bagaimana
tujuan
akan
dicapai
yang
memungkinkan klien
meminta solusi
teknikal yang berbeda yang
memenuhi persyaratan spesifikasi. Atau dengan kata lain, proses
dan
keperluan data
untuk
sistem
yang
baru
dan
pemilihan
konfigurasi hardware yang baik.
c.   Tahap implementasi (Implementation  phase)
Dalam tahap ini, sistem secara fisik dibangun, kode pemrograman
ditulis
dan
diuji
serta
dokumentasi untuk
mendukung
diciptakannya suatu sistem.
d.   Tahap pemeliharaan (Maintanance phase)
Dimulai
ketika
sistem
secara
formal
diserahkan kepada
klien.
Pemeliharaan ini sering digunakan untuk mencari dan mengkoreksi
kesalahan-kesalahan yang
tidak
terdeteksi
sebelum
sistem
diserahkan.
2.3
Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya
2.3.1
Pengertian dan Klasifikasi Biaya
Menurut Henry Simamora (1999, p36), biaya adalah kas atau nilai setara
kas  yang  dikorbankan  untuk  barang  atau  jasa  yang  diharapkan  memberikan
  
28
manfaat pada saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. Disebut setara
kas karena sumber-sumber daya non kas.
Menurut Horngren
(2005,
p34),
biaya
adalah
suatu
sumber
daya
yang
dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi
diatas
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
biaya
adalah
sejumlah
nilai
yang
dikorbankan untuk barang atau
jasa
dengan
harapan
dapat
mencapai tujuan tertentu.
Adapun klasifikasi biaya menurut Horngren (2005, p35), sebagai berikut :
1.   Berdasarkan Objek Biaya
Biaya dibagi menjadi dua, yaitu :
a.   Biaya Langsung
Adalah biaya
yang terkait dengan suatu objek biaya dan dapat dilacak ke
objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomi.
b.   Biaya Tidak Langsung
Adalah
biaya-biaya
yang
terkait
dengan
suatu
objek
biaya
namun
tidak
dapat
dilacak ke
objek
biaya
tertentu dengan cara
yang
layak
secara
ekonomi.
2.   Berdasarkan Hubungannya dengan Volume Produksi
Beberapa
jenis
biaya
bervariasi
langsung
dengan
perubahan volume
produksi
atau
keluaran, sedang
biaya
lainnya
relatif
tidak
berubah
(fixed).
Manajemen harus memperhatikan kecenderungan biaya yang bervariasi dengan
keluaran jika mereka ingin merencanakan suatu strategi perencanaan yang baik
dan mengendalikan biaya dengan berhasil.
  
29
Biaya dalam
hubungannya dengan
volume
produksi
dapat
dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
a.   Biaya Variabel
Adalah  biaya 
yang  secara  proposional  berubah 
mengikuti  perubahan
tingkat aktivitas atau volume yang terkait.
b.   Biaya Tetap
Adalah
biaya
yang
tidak
akan
berubah secara
total
untuk
jangka
waktu
tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang
besar
atas
tingkat aktivitas atau
volume yang terkait.
c.   Biaya Semivariabel
Beberapa biaya mengandung unsur-unsur tetap dan variabel. Biaya ini
mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang
relevan, dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah
keluaran.
3.   Berdasarkan Biaya Manufaktur
Biaya dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.   Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost)
Adalah
biaya
perolehan seluruh
bahan
baku
yang
pada
akhirnya akan
menjadi bagian dari objek biaya
(barang dalam proses
kemudian menjadi
barang jadi) dan yang dapat dilacak ke objek biaya dengan cara ekonomis.
  
30
b.   Biaya  tenaga  kerja  manufaktur  langsung  (Direct Manufacturing Labor
Cost)
Adalah
biaya
yang
meliputi
kompensasi atas
seluruh
tenaga
kerja
manufaktur yang
dapat
dilacak
ke
objek
biaya
(barang
dalam
proses
kemudian menjadi barang jadi) dengan cara ekonomis.
c.   Biaya manufaktur tidak langsung (Manufacturing Overhead Cost)
Adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya (barang
dalam proses kemudian menjadi barang jadi) namun tidak dapat dilacak ke
objek biaya secara ekonomis.
4.   Berdasarkan Hubungannya dengan Departemen Pabrikasi.
Departemen-departemen dalam
sebuah
pabrik
pada
umumnya
dapat
digolongkan ke dalam dua kategori yaitu, departemen produksi dan departemen
jasa.  Dalam  departemen  produksi,  operasi  secara  manual  ataupun  dengan
mesin, seperti membentuk dan merakit, dilaksanakan langsung terhadap produk
atau bagian-bagiannya. Biaya yang dikeluarkan departemen semacam ini akan
dibebankan
kepada
produk
tersebut.
Departemen jasa
memberikan
jasa/pelayanan yang bermanfaat bagi departemen lainnya. Kendati departemen
jasa
tidak pernah
terlibat
langsung dalam
proses
produksi,
namun
biayanya
merupakan bagian
dari
total
overhead
pabrik,
yaitu
biaya
dari
bahan
tidak
langsung
seperti
minyak
pelumas,
minyak
gemuk,
dan
lap
pembersih, oleh
karena itu harus dimasukkan dalam biaya produk.
  
31
2.3.2
Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut
Horngren
(2005,
p3),
Akuntansi biaya
merupakan sebuah
studi
akuntansi
yang mengukur dan
melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan
serta
informasi lain
yang terkait dengan perolehan atau penggunaan sumber daya
organisasi. Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan
akuntansi   keuangan   tentang   bagaimana   informasi   biaya   dikumpulkan   dan
dianalisis.
Menurut
Rayburn
(1999,  p3),  Akuntansi
biaya
adalah
mengenai
satuan
yang
lebih
dari
sekedar
menghitung biaya
produk
untuk
penilaian
persediaan
sebagaimana umumnya
kebutuhan
pelaporan
eksternal.
Akuntansi
biaya
mengidentifikasi,
mendefinisikan, mengukur,
melaporkan,
dan
menganalisis
berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi
serta pemasaran barang dan jasa.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya
merupakan
studi
akuntansi
yang
menyediakan informasi
mengenai
unsur
biaya
langsung dan
tidak
langsung yang
berkaitan dengan
produksi
serta
pemasaran
barang dan
jasa
yang
dikumpulkan dan
dianalisis untuk dilaporkan kepada pihak
yang membutuhkan.
2.3.2.1
Peranan Akuntansi Biaya
Menurut 
Bastian 
Bustami 
dan 
Nurlela 
(2008, 
p4), 
peranan
akuntansi biaya adalah membantu manajemen dalam :
  
32
1.   Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.
2.   Penetapan  metode  dan  prosedur  perhitungan  biaya,  pengendalian
biaya,
pembebanan biaya
yang
akurat,
dan
perbaikan
mutu
yang
berkesinambungan.
3.   Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan
penetapan
harga,   evaluasi   terhadap   produk,   evaluasi   kinerja,
departemen atau divisi, dan pemeriksaan persediaan secara fisik.
4.   Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi,
tahunan atau periode yang lebih singkat.
5.   Memilih
sistem dan prosedur dari alternatif
yang terbaik, guna dapat
menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya.
2.3.3
Sistem Informasi Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2007, p4), sistem informasi akuntansi biaya merupakan
sistem informasi yang
terpadu dan terkoordinasi terkait dengan penetapan sasaran
laba perusahaan, target departemen yang menjadi pedoman manajemen menengah
dan
operasi
menuju pencapaian sasaran akhir,
mengevaluasi keefektifan rencana,
mengungkapkan keberhasilan
atau
kegagalan
dalam
bentuk
spesifik,
dan
pengendalian biaya.
  
33
2.3.4
Biaya Produksi
2.3.4.1
Pengertian Biaya Produksi
Menurut Rayburn (1999, p31), biaya produksi adalah  biaya yang
termasuk
biaya
bahan
langsung, tenaga
kerja
langsung
dan
overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.
Menurut Mulyadi (2007, p14), biaya produksi adalah biaya-biaya
yang
terjadi untuk
mengolah bahan baku
menjadi produk
jadi
yang siap
untuk dijual. Contohnya, biaya bahan baku, biaya bahan baku penolong
dan gaji tenaga kerja.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya
yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang atau
jasa, yang termasuk didalamnya biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
2.3.4.2  Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Menurut Bastian
Bustami dan
Nurlela
(2008,
p219),
biaya
overhead pabrik adalah biaya bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja
tidak
langsung serta
biaya
tidak
langsung
lainnya
yang
tidak
dapat
ditelusuri secara langsung ke produk selesai atau tujuan akhir biaya.
2.3.4.2.1
Pembebanan Biaya Overhead
Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan
Overhead
pabrik
yang  dianggarkan
adalah
biaya  bahan
tidak  langsung,  tenaga  kerja  tidak  langsung  dan  biaya
  
34
tidak
langsung
lainnya
yang ditentukan
di
muka
terlebih
dahulu.
Biaya Overhead Pabrik Aktual
Overhead pabrik aktual adalah biaya
tidak
langsung
yang
terjadi selama periode tersebut.
2.3.4.2.2
Varians Biaya Overhead
Pada akhir periode akuntansi, biaya overhead pabrik actual
dibandingkan dengan
biaya
overhead
yang
dianggarkan.
Hasil
pembandingan
akan
memperlihatkan apakah
ada
varians antara biaya overhead pabrik actual dengan biaya
overhead pabrik yang dianggarkan.
Setelah membandingkan biaya overhead yang dianggarkan
dengan yang sesungguhnya, maka varians akan dicatat dan
dibuatkan jurnal sebagai berikut :
•  Varians Lebih (Over FOH Applied)
Factory Overhead
xxx
Cost of Good Manufacture
xxx
•   Varians Kurang (Under FOH Applied)
Cost of Good Manufacture
xxx
Factory Overhead
xxx
  
35
2.3.4.3  Perhitungan Biaya Produksi
Dalam
perhitungan biaya
produksi
pada
setiap
perusahaan
mungkin
memiliki
perhitungan biaya
bahan
baku
langsung
dan
tenaga
kerja
langsung
yang
berbeda-beda yang
disesuaikan
dengan
skala
dan
jenis industri tersebut.
Beberapa
metode
yang
digunakan
dalam
perhitungan biaya
produksi, antara lain :
a.   Metode tradisional
Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p500)
menyatakan bahwa,
sistem
perhitungan biaya
dengan
metode
tradisional memiliki karakter khusus, yaitu dalam penggunaan ukuran
yang
berkaitan dengan
volume
atau
ukuran
tingkat
unit
secara
eksklusif
sebagai
dasar
untuk
mengalokasikan overhead
ke
output.
Dengan
kata
lain,
sistem
tradisional disebut
juga
dengan
sistem
berdasarkan unit.
Menurut
Don
R.
Hansen
dan
Maryanne M.
Mowen
(2006,
p142),  pembebanan
biaya
overhead
metode
tradisional
melibatkan
dua tahap yaitu:
1.   Biaya  overhead 
dibebankan 
ke 
unit 
organisasi 
(pabrik 
atau
departemen).
2.   Biaya overhead kemudian dibebankan ke produk.
Dalam
metode
tradisional, hanya
penggerak aktivitas
tingkat
unit digunakan untuk membebankan biaya kepada produk. Penggerak
aktivitas tingkat unit (unit-level activity drivers) adalah faktor-faktor
  
36
yang
menyebabkan perubahan
biaya
sebagai
akibat
perubahan
unit
yang  di  produksi.  Penggunaan  penggerak  hanya  berdasarkan  unit
untuk membebankan biaya overhead ke produk dengan asumsi bahwa
overhead
yang
dikonsumsi adalah
produk
yang
berkolerasi
tinggi
dengan jumlah unit yang di produksi. Penggerak aktivitas berdasarkan
unit membebankan overhead kepada produk melalui penggunaan tarif
pabrik secara menyeluruh dan departemental.
Perusahaan 
yang 
menggunakan  pemerataan 
biaya 
secara
umum
dalam
mengalokasikan biaya
ke
produk,
terkadang
tidak
menghasilkan data
biaya
yang
dapat
diandalkan.
Pemerataan
biaya
menggambarkan  pendekatan 
penghitungan 
biaya 
dengan
menggunakan pemerataan secara umum dalam mengalokasikan biaya
sumber daya secara seragam ke
objek biaya, padahal masing-masing
barang dan jasa kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam
jumlah atau kapasitas yang sama.
Kelemahan metode tradisional adalah sebagai berikut :
a) 
Menimbulkan   penyimpangan dalam
perhitungan biaya produk.
Terjadinya distorsi karena beberapa alasan yaitu:
Biaya overhead pabrik tidak ditelusuri ke produk individual.
Total  biaya  overhead  dalam  suatu  produk  senantiasa
terus
meningkat. Pada
saat
persentase
biaya
overhead
pabrik
semakin besar, maka distorsi biaya produk pun semakin besar.
  
37
b) 
Dalam sistem metode tradisional berorientasi fungsional.
Biaya
diakumulasikan berdasarkan
item
lini,
seperti
gaji
dan
berdasarkan
fungsi,
seperti perekayasaan
dalam setiap
item
lini,
sedangkan 
fungsional 
tidak   sesuai   lagi   dengan   manufaktur
modern.
c) 
Dalam
sistem
metode tradisional,
biaya dialokasikan ke
produk
berdasarkan ke
volume
produksi,
misalnya
dengan
jumlah
jam
tenaga
kerja
langsung. Dengan
cara
demikian maka
informasi
biaya
menjadi
terdistorsi, produk
dengan
volume produksi
yang
besar akan menyerap biaya yang
lebih besar pula, yang mungkin
saja
justru
sebaliknya hanya
menyerap
biaya
yang
relatif
lebih
kecil.
Sebaliknya pada biaya overhead
memiliki
masalah
yang berbeda.
Hubungan
antara
masukan-keluaran ataupun
input-output
yang
diobservasi secara fisik bahan baku 
dan tenaga kerja 
langsung,
tidak
tersedia pada
biaya overhead.
Oleh
sebab
itu,
penelusuran
biaya overhead bergantung pada penggerakan dan alokasi.
b.   Metode ABC
Menurut Hansen
dan
Mowen
(2006,
p46),
Activity Based
Costing
merupakan sistem yang pertama kali
menelusuri biaya pada
kegiatan
kemudian
pada
produk.
Karenanya,
penghitungan harga
pokok berdasarkan kegiatan juga merupakan proses dua tahap.
  
38
Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p496),
mendefinisikan ABC sebagai
suatu sistem perhitungan biaya dimana
tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya
lebih dari satu
dialokasikan
menggunakan
dasar
yang
memasukkan
satu atau
lebih
faktor
yang
tidak
berkaitan dengan
volume
(non-volume
–related
factor)”.
Konsep-konsep Dasar Sistem ABC
Asumsi    dan  prinsip  dasar  yang  menjadi  landasan  sistem
ABC tidaklah sama dengan yang dianut oleh sistem Akuntansi Biaya
Tradisional yang sudah ada selama ini.
Menurut
Henry
Simamora
(1999,
p121),
pembebanan
ABC
dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
1.
Menelusuri
atau
mengalokasikan biaya-biaya,
termasuk
biaya
overhead
ke
aktivitas-aktivitas, dengan
kata
lain
tahap
pertama
terdiri dari kumpulan aktivitas.
2.   Kumpulan biaya aktivitas dibebankan ke produk-produk, dengan
memakai pemicu biaya.
Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p496),
dalam
ABC,
dasar
yang
digunakan
untuk
mengalokasikan biaya
overhead disebut sebagai pemicu (driver), yang terdiri dari :
1.
Pemicu
sumber daya
(Resource
Driver)
adalah
dasar
yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke
berbagai
aktivitas
berbeda
yang
menggunakan sumber
daya
tersebut.
  
39
2.
Pemicu
aktivitas (Activity
Driver)
adalah
suatu
dasar
yang
digunakan
untuk
mengalokasikan biaya
dari
suatu
aktivitas
ke
produk, pelanggan, atau objek biaya final lainnya.
Pemicu aktivitas
memiliki empat
tingkat
umum
yang digunakan
sebagai dasar pengenaan biaya pada aktivitas, antara lain :
a.   Tingkat unit
Dasar
pengenaan biaya
pada
tingkat
unit
merupakan dasar
pengenaan
biaya
pada
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
setiap
unit
produksi
sesuai
dengan jumlah unit
yang
diproduksi.
Sebagai contoh, penggunaan unit
mesin dengan pemicu biaya
jam kerja mesin dalam melakukan produksi.
b.   Tingkat batch
Dasar
pengenaan biaya pada
tingkat batch
merupakan dasar
pengenaan
biaya
pada
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
setiap
batch produksi sesuai dengan jumlah produksi. Biaya
tingkat
batch
merupakan
biaya
yang
tidak
akan
meningkat
apabila
satu atau
lebih
unit
ditambahkan
ke
aktivitas batch
tersebut.
Sebagai contoh, aktivitas set up mesin.
c.   Tingkat produk
Dasar pengenaan biaya pada
tingkat produk
merupakan dasar
pengenaan biaya
pada
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
mendukung
produksi
dan
penjualan setiap
produk
yang
berlainan. Semakin
banyak
produk
dan
lini
produk,
maka
semakin   tinggi   biaya   aktivitas-aktivitas   tingkat   produk.
  
40
Sebagai   contoh,   aktivitas   desain   produk,   pengembangan
produk dan pengembangan produk.
d.   Tingkat fasilitas
Dasar pengenaan biaya pada tingkat fasilitas merupakan dasar
pengenaan biaya
pada
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
memungkinkan suatu
proses
produksi
dijalankan
dengan
melakukan
penyerahan jasa
oleh
pihak
tertentu.
Sebagai
contoh, aktivitas sewa pabrik, asuransi, serta pajak bumi dan
bangunan.
Tahap pembebanan pada kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC)
dibagi menjadi dua, yaitu :
Biaya Sumber Daya
Penelusuran
Langsung
Pembebanan Biaya
Aktivitas
Penggerak sumber
daya
Tahap pertama :
Pengelompokan aktivitas
Penggerak
Aktivitas
Pembebanan Biaya
Produk
Tahap kedua :
Biaya yang dibebankan
  
41
Tahap
pertama
dari
pembebanan
biaya
pada
sistem
ABC
adalah
menelusuri  biaya  overhead  pabrik  pada  aktivitas  penyebab  terjadinya
biaya, meliputi lima langkah sebagai berikut:
1.   Identifikasi aktivitas
2.   Biaya-biaya yang dibebankan ke aktivitas
3.   Aktivitas
yang
berkaitan
di
kelompokkan
untuk
membentuk kumpulan sejenis
4.   Biaya  aktivitas 
yang  dikelompokkan  di  jumlah 
untuk
mendefinisikan kelompok biaya sejenis
5.   Tarif (overhead) kelompok dihitung
Tahap kedua
pada
pembebanan biaya
pada
sistem
ABC
adalah
melacak biaya
untuk setiap kelompok biaya overhead ke berbagai jenis
produk. Hal ini dilaksanakan dengan
menggunakan tarif kelompok
yang
dikonsumsi setiap produk.
Ukuran
ini
adalah kuantitas
penggerak atau
pemicu aktivitas
yang digunakan oleh setiap
produk.
Jadi
pembebanan
overhead dari
setiap
kelompok
biaya
kepada
setiap
produk
dihitung
sebagai berikut:
Overhead
yang
dibebankan
=
Tarif
kelompok
x
Unit
penggerak yang (pada suatu produk) dikonsumsi oleh produk
  
42
1.   Unit yang Diproduksi
Estimasi Overhead Pabrik
????????????????????
=
Overhead Per Unit
Estimasi Unit yang Diproduksi
2.   Jam Tenaga Kerja Langsung
Estimasi Overhead Pabrik
????????????????????
=
Overhead Per Unit
Estimasi Jam Kerja Langsung
3.   Bahan Baku Langsung
Estimasi Overhead Pabrik
????????????????????
=
Overhead Per Unit
Estimasi Biaya Bahan Baku Langsung
Kelebihan dari sistem ABC adalah :
1.   Menghasilkan penghitungan biaya produk yang lebih baik
2.   Meningkatkan profitabilitas
3.   Membantu   pihak   manajemen   dalam   membuat   keputusan,   baik
mengenai
keputusan
harga
dan
bauran
produk,
pengurangan
harga
dan perbaikkan proses, rancangan serta perencanaan dan pengelolaan
aktivitas.
4. 
Membantu pihak
manajemen
dalam
melakukan analisis
yang
lebih
akurat mengenai volume yang diperlukan untuk mencapai titik impas
atas produk yang bervolume rendah.
  
43
5.
Melalui
daya
analisis
biaya
dan
pola
konsumsi sumber
daya,
manajemen
dapat
memulai
merekayasa kembali
proses
memanufakturing untuk
mencapai
pola
keluaran
mutu
yang
lebih
efisien dan lebih tinggi.
2.4
Produk Sampingan
Menurut
William
K.Carter
and
Milton F. Usry
(2004,
p245),
produk
sampingan
adalah suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan
atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar.
Produk
sampingan
dapat
diklasifikasikan
menjadi
2
kelompok
menurut
kondisi
siap jual pada titik pemisahan :
1.   Produk
sampingan
yang dijual
dalam bentuk
asal
tanpa
memerlukan pemrosesan
lanjutan.
2.   Produk sampingan yang memerlukan pemrosesan lanjutan.
Metode pengakuan pendapatan produk sampingan :
1.   Metode pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain
Metode ini
memisahkan pendapatan dari hasil penjualan produk
sampingan dengan
pendapatan penjualan atas produk utama. Akibatnya laba kotor dan laba operasi atas
pendapatan dari
hasil penjualan produk
sampingan terpisah
dengan
laba
kotor
dan
operasi atas pendapatan dari hasil penjualan produk utama.
  
44
2.   Metode pendapatan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan
Metode 
ini  menambahkan  pendapatan  dari  hasil  penjualan  produk  sampingan
sebagai
tambahan
penjualan
atas  produk  utama.
Akibatnya
laba  kotor  dan  laba
operasi akan meningkat sesuai pertambahan pendapatan tersebut.
3.   Metode pendapatan produk sampingan sebagai pengurang harga pokok penjualan
Metode ini
mengurangkan hasil penjualan produk sampingan dengan
harga pokok
penjualan
atas  produk  utama,  sehingga
akan  menghasilkan
laba  kotor  dan  laba
operasi akan meningkat.
4.   Metode pendapatan produk sampingan sebagai pengurang biaya produksi
Metode
ini
mengurangkan hasil
penjualan
produk
sampingan
dengan
total
biaya
produksi  atas  produk 
utama,  sehingga  total  biaya  produksi  dan 
harga  pokok
penjualan atas produk
utama menjadi lebih rendah serta laba kotor dan laba operasi
akan meningkat.
2.5
Unsur Pengendalian Internal dalam Akuntansi Biaya
Menurut  Mulyadi  (2001,  p430),  unsur  pengendalian
internal  sistem  akuntansi
biaya sebagai berikut :
Organisasi
1.   Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi.
2.   Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya.
3.   Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
4.   Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Sistem Organisasi dan Prosedur Pencatatan
5.   Surat Order Produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
  
45
6.   Bukti  permintaan  dan  pengeluaran  barang  gudang  diotorisasi  oleh  kepala
fungsi produksi yang bersangkutan.
7.   Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi keuangan
8.
Daftar
kebutuhan bahan
dan
daftar
kegiatan
produksi
dibuat
oleh
fungsi
perencanaan dan
pengawasan produksi
dan
diotorisasi
oleh
kepala
fungsi
produksi.
9.   Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
Praktik yang Sehat
10. Surat Order Produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti
kas
keluar, dan
bukti
memorial, bernomor
urut
tercetak
dan
penggunaannya
dipertanggungjawabkan.
11. Secara
periodik
dilakukan
rekonsiliasi
kartu
biaya
dengan
rekening
kontrol
biaya.
12. Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di
gudang untuk
dicocokkan dengan kartu persediaan.