BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
TeoriTeori Umum
Teoriteori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :
2.1.1
Sistem
Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p 457)
adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang
berinteraksi
untuk
melakukan
suatu
pekerjaan
dalam usaha
untuk
mencapai
suatu
tujuan.
Sistem itu
penting
karena
mencakup
serangkaian aktivitas untuk mencari cara yang terbaik dalam
mencapai tujuan.
Pengertian sistem menurut Mathiassen, et all (2000, p 3)
adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasikan kebutuhan
pemodelan,
fungsi,
dan
interface. OBrien
secara
khusus
mengemukakan
sebuah
pengertian
sistem yang
lebih
tepat
untuk
bidang sistem informasi. Menurut OBrien (2005,
p
714), pengertian
sistem adalah sebagai berikut :
a. Sekelompok elemen yang saling berhubungan dan membentuk
kesatuan.
10
|
b. Sekelompok komponen yang bekerja bersama menuju tujuan yang
bersama
dengan
menerima
input serta
menghasilkan output dalam
proses transformasi yang teratur.
c.
Perakitan metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh
interaksi teregulasi untuk membentuk kesatuan organisasi.
d.
Sekumpulan
orang,
mesin,
dan
metode
yang teratur dan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi tertentu.
Menurut
ensiklopedia
online Wikipedia
(id.wikipedia.org/
wiki/Sistem) , sistem berasal dari bahasa
Latin
(systema)
dan
bahasa
Yunani (sustema). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang
dihubungkan
bersama
untuk
memudahkan
aliran
informasi,
materi,
atau
energi.
Istilah ini
sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi.
2.1.2
Data
Pengertian data
menurut
OBrien
(2005,
p
696),
data
adalah
faktafakta atau observasi mengenai fisik atau transaksi bisnis. Lebih
spesifik
lagi,
data
adalah
ukuran
objektif
dari
atribut
(karakteristik)
dari entitas seperti orangorang, tempat, benda, atau kejadian.
Menurut Hollander, et all (2000, p7) adalah input untuk sistem
informasi. Data adalah fakta tentang aktivitas bisnis dan proses bisnis.
Menurut
Williams
dan
Sawyer
(2005,
p12),
data
terdiri
dari
fakta-
fakta
yang
belum diolah
dan
belum diproses
menjadi
informasi.
Menurut
McLeod,
et
all
(2007,
p9)
data
terdiri
dari
fakta-fakta
dan
|
angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai; fakta
mentah yang belum diolah.
2.1.3
Informasi
Menurut OBrien (2005, p 703), informasi adalah data yang
ditempatkan
dalam konteks
yang
berarti
dan
berguna
untuk
pemakai
akhir. Menurut Hollander, et all (2000, p7) informasi adalah data yang
memiliki
arti
atau
manfaat
bagi pengguna
informasi.
Pengertian
informasi menurut McLeod, et all (2007, p9) adalah data yang telah
diproses atau
data
yang memiliki
arti. Menurut
Laudon,
et
all
(2007,
p14)
informasi
adalah data
yang telah disusun ke
dalam bentuk
yang
memiliki arti dan berguna bagi manusia. Menurut ensiklopedia online
Wikipedia
informasi adalah
hasil pemrosesan dari sekelompok data yang mempunyai nilai
pengetahuan bagi penggunanya.
2.1.4
Sistem Informasi
Menurut OBrien (2005, p 703), sistem informasi adalah :
a. Rangkaian
orang,
prosedur,
dan
sumber
daya
yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi.
b. Sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan
memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai output nya.
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p27)
sistem informasi
merupakan
sumber-sumber
yang
memungkinkan
pengumpulan,
|
manajemen, pengendalian, dan penyebaran dari
informasi yang ada di
dalam organisasi.
Menurut
Laudon,
et
all
(2007,
p14)
sistem informasi
adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama
mengumpulkan (atau mengambil),
memproses, menyimpan, dan
menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Menurut Turban (2008, p6) pengertian sistem informasi adalah
suplai
informasi
yang
berguna untuk
memproses
data
menjadi
informasi dan pengetahuan.
Menurut
ensiklopedia
kegunaan sistem
informasi
dalam perusahaan
untuk
mengolah
data
menjadi
informasi
yang bermanfaat untuk memecahkan masalah dan pengambilan
keputusan.
2.1.5
Analisis Sistem
Menurut Whitten,
et all
(2004, p.186), system analysis adalah
sebuah
teknik
pemecahan
masalah
yang
menguraikan sebuah
sistem
menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari
seberapa bagus bagianbagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk meraih suatu tujuan.
Analisis sistem
merupakan
sebuah
istilah
yang
kolektif
mendeskripsikan fasefase awal pengembangan sistem. Secara
mendasar,
analisis
sistem adalah
mengenai
pemecahan
masalah.
Ada
|
banyak
pendekatan
untuk
pemecahan
masalah.
Oleh
sebab
itu,
tidaklah mengejutkan jika ada banyak pendekatan untuk analisis
sistem.
Beberapa pendekatan
analisis
sistem
yang
lebih populer
adalah
analisis
terstruktur
(structured analysis),
information
engineering, discovery prototyping, dan object-oriented analysis.
Dokumentasi dan produk jadi yang dihasilkan oleh tugas-tugas
analisis
sistem biasanya
disimpan
dalam sebuah
repository.
Repository adalah
suatu
set
lokasi tempat para analis
sistem,
desainer
sistem,
dan
system
builder menyimpan
semua
dokumentasi
yang
berhubungan
dengan
satu
atau
lebih
sistem atau
proyek.
Sebuah
repository mungkin
dibuat
untuk
sebuah
proyek
atau
dibagikan
oleh
semua
proyek
dan
sistem.
Sebuah
repository biasanya
diimplementasikan sebagai kombinasi halhal berikut:
a. Direktori jaringan pengolah kata, spreadsheet, dan komputer lain
b. Satu atau lebih dictionary atau encyclopedia peralatan CASE
c. Dokumentasi cetak (misalnya seperti yang disimpan dalam binder
atau library system)
d. Antarmuka
komponenkomponen
di
atas
(berguna
untuk
komunikasi)
Menurut
McLeod,
et
all
(2007,
p74),
analisis
sistem adalah
penelitian atas sistem yang
telah ada dengan tujuan
untuk
merancang
sistem baru atau memperbaharui sistem yang telah ada.
|
2.1.6
Analisis Sistem Informasi
Menurut
Whitten,
et
all
(2004,
p.186),
information system
analysis adalah
suatu
fase
pengembangan
dalam
sebuah
proyek
pengembangan
sistem informasi
yang
utamanya
difokuskan
pada
masalah dan persyaratanpersyaratan bisnis, terpisah dari teknologi
apapun yang dapat atau akan digunakan untuk mengimplementasikan
solusi pada masalah tersebut.
2.1.7
Sistem Informasi Manajemen
Menurut OBrien (2005, p706), sistem informasi manajemen
adalah
sistem pendukung
manajemen
yang
menghasilkan
laporan,
tampilan, dan respons yang telah dispesifikasi secara periodik, khusus,
berdasar permintaan, atau dengan berbasis pelaporan wajib.
Menurut Haag, Cummings, dan McCubbrey (2005, p4), sistem
informasi manajemen berhubungan dengan perencanaan,
pengembangan,
manajemen,
dan
penggunaan
tools teknologi
informasi untuk membantu orangorang dalam melakukan semua
tugasnya yang berkaitan dengan pemrosesan informasi dan
manajemen.
Menurut Mulyadi (2001, p30), sistem informasi manajemen
adalah manajemen perusahaan menjalankan bisnis perusahaan dengan
menggunakan sistem informasi.
Sedangkan
menurut
McLeod,
et all
(2007,
p10),
sistem
informasi
manajemen
adalah
suatu
sistem berbasis
komputer
yang
menyediakan
informasi
bagi
beberapa
pemakai
yang
serupa.
Sistem
|
informasi
manajemen
adalah
salah
satu
dari
lima
subsistem utama
CBIS.
Tujuannya
adalah
memenuhi
kebutuhan
informasi
umum
semua
manajer
dalam perusahaan
atau
dalam sub-unit
organisasional
perusahaan. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem
utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Informasi
tersebut
tersedia
dalam bentuk
laporan
periodik,
laporan
khusus, dan output dari simulasi matematika.
Menurut
Turban
(2008,
p6)
Sistem Informasi
Manajemen
berhubungan dengan perencanaan untuk pengembangan, manajemen
pengaturan teknologi informasi untuk membantu orang mengerjakan
tugas yang berhubungan dengan proses informasi dan manajemen.
2.1.8
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Menurut website
sistem
informasi
manajemen
pendidikan
adalah
serangkaian
prosedur
administrasi
yang dikembangkan dan dapat digunakan
untuk
menilai kinerja para
guru dan siswa di dalam kelas dan, jika diperlukan,
untuk
mengambil
langkah
perbaikan
yang
tepat.
Tujuan
dari
sistem informasi
manajemen pendidikan adalah :
Mengumpulkan data melalui sarana yang tepat
Pengolahan data
Menganalisis data dengan
menggunakan
prosedur
yang
tepat
seperti statistik
Menghasilkan interpretasi atas data
|
Menarik kesimpulan yang tepat
Memberikan
informasi yang penting kepada pengambil keputusan
melalui prasarana yang tepat
Menurut
website
manajemen-pendidikan.html),
sistem informasi
manajemen
pendidikan
(informasi
berbasis
web) merupakan
sarana
untuk
memperkenalkan kepada mahasiswa, dosen dan karyawan teknologi
berbasis web, menggunakan serta
mendapatkan
layanan berbasis web.
Dengan penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan berbasis
web
diharapkan dapat
menunjang
pelaksanaan dan keberhasilan
studi
mahasiswa, serta pengembangan diri dosen maupun karyawan.
Menurut
website
&op=read&id=jbptitbgd-gdl-s1-2006-adhitya-1380&q=Informasi,
Sistem
Informasi
Manajemen
Pendidikan
merupakan
sistem
komputerisasi
manajemen
yang mengelola administrasi
akademik
yang
meliputi pemasukan
data,
pengolahan, dan editing data,
serta otomasi
pelaporan.
Dalam
Tugas
Akhir
ini
dicoba
untuk
membangun
sebuah
Sistem
Informasi
Manajemen Pendidikan
yang
mencakup
administrasi
akademik dan ruang dengan basis spasial yang diwujudkan dalam
sebuah aplikasi komputer client-server, mulai dari pembangunan
basisdata, perancangan sistem
hingga
implementasi sistem.
Dengan
dikembangkannya
SIMP
ini
dapat
menjadi
alat
dalam
mengelola
dan
mencari informasi akademik secara efektif dan efisien.
|
2.1.9
Perancangan Sistem
Menurut
Mulyadi
(2001,
p51),
perancangan
sistem
adalah
proses
penerjemahan
kebutuhan
pemakai
informasi
ke
dalam alternatif
rancangan
sistem yang
diajukan
kepada
pemakai
informasi
untuk
dipertimbangkan.
Menurut
Whitten, et all (2004, p39), system design adalah
sebuah
sebuah
teknik pemecahan
masalah
yang
saling
melengkapi
(dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagianbagian
komponen
menjadi
sebuah
sistem yang
lengkap.
Hal
ini
melibatkan
penambahan, penghapusan, dan perubahan bagianbagian relatif pada
sistem aslinya (awalnya).
Pengertian perancangan sistem menurut
ensiklopedia
online
Wikipedia
adalah proses
mendefinisi arsitektur, komponen,
modul,
tampilan
dan
data
untuk
sistem supaya memenuhi persyaratan.
2.2
Teori Teori Khusus
2.2.1
Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut
OBrien
(2005,
p699),
enterprise resource
planning
adalah
software
lintas
fungsi
terpadu
yang
merekayasa
ulang
proses
manufaktur, distribusi, keuangan, sumber
daya
manusia,
dan
proses
bisnis dasar lainnya dari suatu
perusahaan
untuk
memperbaiki
efisiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya.
Menurut
ensiklopedia
online
Wikipedia
(id.wikipedia.org/wiki/ERP), ERP adalah sistem informasi yang
|
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi
maupun distribusi di
perusahaan
bersangkutan.
ERP
berkembang
dari Manufacturing
Resource Planning (MRP
II)
dimana
MRP
II
sendiri
adalah
hasil
evolusi dari Material Requirement Planning (MRP)
yang berkembang
sebelumnya.
Sistem ERP
secara modular biasanya
menangani
proses
manufaktur,
logistik,
distribusi,
persediaan
(inventory), pengapalan,
invoice, dan
akuntasi
perusahaan.
Sistem
ERP
akan
membantu
mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman,
produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas, dan sumber daya
manusia.
Menurut Brady, et all (2001, p153), ERP adalah sebuah sistem
yang
membantu
untuk
mengatur
proses
bisnis
seperti marketing,
produksi,
pembelian,
dan
accounting dalam
suatu
kesatuan
yang
terintegrasi.
ERP
menyimpan
semua
transaksi
dalam suatu
database
yang
digunakan
sistem informasi
perusahaan
dan
menyediakan
manajemen reporting tools.
Menurut
sistem
ERP
adalah
sebuah
terminologi
yang
diberikan
kepada
sistem informasi
yang
mendukung
transaksi
atau
operasi
sehari-hari
dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana,
manusia,
mesin,
suku
cadang,
waktu,
material dan kapasitas. Sistem
ERP
dibagi
atas
beberapa
sub-sistem
yaitu
Sistem
Financial, Sistem
Distribusi, Sistem
Manufaktur, dan Sistem
Human
Resource. Contoh
|
sistem ERP komersial antara
lain SAP,
Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft,
dan
JD.Edwards. Selain
itu salah
satu sistem
ERP open source
yang
populer sekarang ini adalah Compiere
Menurut
website
sistem
ERP
adalah
sebuah
terminologi
yang
secara
de facto
adalah
aplikasi
yang
dapat
mendukung transaksi atau operasi
sehari-hari
yang
berhubungan
dengan
pengelolaan
sumber
daya sebuah
perusahaan,
seperti
dana,
manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Pada
prinsipnya,
dengan
sistem ERP
sebuah
industri
dapat
dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya
operasional
yang
tidak
efisien
seperti
biaya
inventory
(slow
moving
part, dan
lain lain), biaya kerugian akibat machine fault. Di negara-
negara
maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang
memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-
Time). Di sini, segala sumber
daya untuk produksi benar-benar
disediakan
hanya pada
saat diperlukan
(fast moving). Termasuk
juga
penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan
(service)
untuk
mencegah
terjadinya
machine
fault,
inventory, dan
sebagainya.
Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang
dianggap
'best
practice' proses
umum
yang
paling
layak
ditiru.
Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk
pembelian
(purchasing),
penyusunan
stok
di
gudang dan sebagainya.
Untuk
mendapatkan
manfaat
yang sebesar-besarnya dari sistem ERP,
|
![]() maka
industri kita juga
harus
mengikuti
'best practice process' (proses
umum terbaik) yang berlaku.
2.2.2
Business Process dan Business Functions
Burlton (2001, p67), mendefinisikan bisnis sebagai suatu
organisasi yang memiliki tujuan untuk menciptakan nilai akhir kepada
seseorang yang peduli terhadap hasil akhir tersebut. Bisnis dapat
dianalogikan sebagai kendaraan menuju transformasi. Dengan kata
lain, tujuan utama setiap bisnis yang ada adalah
menjadi pelaku dalam
sebuah mekanisme tranformasi.
Menurut Brady, et all (2001, p3), business process adalah
suatu kumpulan aktivitas yang
menggunakan satu atau lebih input dan
menciptakan
output yang
memiliki
value untuk
pelanggan.
Dalam
menciptakan output tersebut, mungkin melibatkan serangkaian
aktivitas dari area fungsional yang berbeda.
Business
process
membantu manajer untuk melihat organisasinya dari perspektif
pelanggan.
Gambar 2.1 Business Process (Brady, et all, 2001, p 3)
Menurut ensiklopedia online
Wikipedia (en.wikipedia.org
/wiki/Business_process), business process atau business method
adalah sekumpulan tugastugas yang saling berkaitan dalam mencapai
tujuan tertentu. Ada tiga macam business process antara lain :
|
1. Management process
Merupakan
proses
yang
menentukan
operasi
dari
sistem,
mencakup Corporate Governance dan Strategic Management.
2. Operational process
Merupakan proses yang
membentuk
bisnis
inti
dan
menciptakan
aliran
nilai
utama,
mencakup
purchasing, manufacturing,
marketing, dan sales.
3. Supporting process
Merupakan
proses
yang
mendukung proses
inti
misalnya,
recruitment, accounting, IT-support.
Menurut
Brady, et all
(2001,
p2), business
functions adalah
aktivitas bisnis dalam area fungsional operasi, seperti
a. Marketing and Sales
Area
fungsional
ini
termasuk
fungsi
bisnis
marketing, sales
order
processing,
customer
relationship management,
customer support, sales forecasting, dan periklanan.
b. Production and Materials Management
Area fungsional ini termasuk
fungsi
bisnis purchasing,
receiving, transportasi/logistik,
penjadwalan
produksi,
manufaktur, dan plant maintenance.
c. Accounting and Finance
Area
fungsional
ini
termasuk
fungsi
bisnis financial
accounting, alokasi
biaya
dan
kontrol,
planning
and
budgeting, dan manajemen cash-flow.
|
d. Human Resources
Area
fungsional
ini
mencakup
fungsi
bisnis
recruitment,
hiring, training, penggajian, dan benefit.
2.2.3
Pendidikan
Menurut
ensiklopedia
online Wikipedia
(id.wikipedia.org/
wiki/Pendidikan), pendidikan adalah usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan
juga
sesuatu
yang
tidak
dapat
dilihat
tetapi
lebih
mendalam yaitu
pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu
dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati
generasi.
Jenjang
pendidikan adalah
tahapan
pendidikan
yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta
didik,
tujuan
yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
a. Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan
yang
ditujukan
bagi
anak
sejak lahir
sampai
dengan
usia
enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani
agar
anak
memiliki
kesiapan
dalam
memasuki pendidikan
|
lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai baligh
adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua.
b. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama
sembilan tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
c. Pendidikan menengah
Pendidikan
menengah
merupakan
jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun
d. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah
yang
mencakup
program pendidikan
diploma,
sarjana,
magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi
merupakan
penjurusan dari
SMA,
akan
tetapi
semestinya
tidak
boleh terlepas dari pelajaran SMA
Materi Pendidikan harus disajikan memenuhi nilai-nilai hidup.
nilai hidup meliputi nilai
hidup baik dan nilai hidup jahat.
penyajiannya tidak boleh pendidikan
sifatnya
memaksa terhadap anak
didik, tetapi berikan kedua nilai hidup ini secara objektif ilmiah.
dalam pendidikan
yang
ada
di
Indonesia
tidak
disajikan
nilai
hidup,
sehingga bangsa Indonesia menjadi kacau balau seperti sekarang ini.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik
untuk
mengembangkan
potensi
diri
dalam
suatu
proses
pendidikan
|
yang
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan.
Jalur
pendidikan
dibagi
menjadi :
a. Pendidikan formal
Merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di
sekolah-sekolah
pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, sampai pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan
lanjutan.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Ada dua faktor
yang mempengaruhi kualitas pendidikan khususnya di
Indonesia yaitu :
-
Faktor internal
Meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan
Nasional,
Dinas Pendidikan daerah, dan
juga sekolah yang berada
di
garis
depan.
Dalam
hal
ini,
interfensi dari pihak-pihak yang
terkait
sangatlah
dibutuhkan
agar pendidikan
senantiasa
selalu
terjaga dengan baik.
-
Faktor eksternal
Adalah masyarakat pada umumnya. Masyarakat merupakan ikon
pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu
sebagai objek dari pendidikan.
|
2.2.4
Business Process Management (BPM)
Menurut
ensiklopedia
online Wikipedia
(en.wikipedia.org/
wiki/Business_Process_Management),
Business Process Management
adalah sebuah metode untuk meluruskan
organisasi
secara
efisien
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien. Hal tersebut merupakan
pendekatan
manajemen
holistic yang
mendukung
efektivitas
dan
efisiensi
bisnis
ketika
mengusahakan inovasi, fleksibilitas, dan
integrasi dengan teknologi.
Business
process
management berusaha
secara
terus
menerus
untuk mengembangkan prosesproses yang ada. Proses bisnis adalah
sekumpulan aktivitas yang saling terkait dan terstruktur yang
menghasilkan produk atau jasa yang memenuhi keinginan klien.
Prosesproses tersebut penting bagi organisasi dan biasanya
menunjukkan proporsi dari biaya yang signifikan. BPM dapat
dikelompokkan
menjadi
lima
kategori
yaitu
design, modeling,
execution, monitoring, dan optimization.
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p11), business
process
management
adalah
pencapaian
objektif organisasi
melalui
proses
improvement, manajemen, dan kontrol proses bisnis yang esensial.
2.2.5
BPM Success Stool
Menurut
Jeston
dan
Nelis
(2006, p47), kunci sukses dari
Business
Process
Management (BPM)
atau
disebut
BPM
success
stool,
dipengaruhi oleh tiga komponen berikut ini :
a. Proses
|
Dimana harus memiliki
inovasi proses bisnis pada level yang
sesuai atau mendesain ulang strategi organisasi dan tujuan proses,
dan sebuah persetujuan pengakuan
dari pentingnya proses yang
terjadi di dalam organisasi
b. Orang
Sebagaimana
sebuah
manajemen
di organisasi
mencapai
tahap
kedewasaan,
akan dipahami bahwa orang merupakan kunci untuk
mengimplementasikan proses baru yang diinginkan. Organisasi
harus
memiliki
penilaian
kinerja yang
sesuai
dan
struktur
manajemen untuk lintas proses kunci. Proses pengaturannya
haruslah proaktif dan juga dapat memprediksikan apa yang akan
terjadi, dan bukannya reaktif. Diantara semua hal, aspek orang
yang terlibat merupakan poin yang paling penting dari proyek
BPM.
c. Teknologi
Dalam
hal
ini
mengacu
pada
tools
pendukung
semua
proses
dan
orang yang terlibat dalam proyek BPM.
d. Pengaturan proyek
Komponen terakhir ini menggabungkan keseluruhan komponen
proses, orang dan teknologi. Apabila tanpa proyek yang berjalan
baik maka implementasi akan mengarah pada kegagalan.
|
![]() Gambar 2.2
Pilar Sukses BPM (Jeston dan Nelis,2006, p47)
2.2.6
BPM Project framework
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p53), terdapat 10 fase dalam
kerangka
kerja
pembuatan Business Process
Management. Berikut
10
fase tersebut (lihat gambar) adalah :
|
![]() Gambar 2.3
BPM Implementation Framework (Jeston dan
Nelis,
2006, p50)
1. Organization
Foundation
Phase.
Memberikan
dasar-dasar
untuk
mengerti
strategi,
visi, tujuan
strategis,
bisnis
dan
pendorong
organisasi
oleh
anggota
tim proyek.
Strategi
harus
dikomunikasikan dan disebarkan
ke
seluruh
stakeholder (terutama
manajemen
dan
staff) sehingga
menjadi
budaya
organisasi
yang
solid.
Strategi
perlu
diketahui
dan
dimengerti
oleh
tim proyek,
untuk
memastikan ruang lingkup
proyek
dan arah
untuk
menambah
nilai pada proyek. Pada
fase
ini output yang diperoleh
berupa aspek internal dan eksternal organisasi dan dampaknya
terhadap
lingkungan,
visi
dan
misi,
tujuan,
sasaran,
struktur
|
organisasi, strategi untuk
mencapai
tujuan
dan
sasaran,
strategi
implementasi organisasi, dan strategi pembeda utama.
2. Process Foundation Phase.
Fase
ini
mendesain proses
arsitektur yang diinginkan. Organisasi
menentukan aturan-aturan, prinsip, pedoman, dan model untuk
implementasi BPM lintas organisasi. Proses arsitektur
menyediakan dasar untuk mendisain dan merealisasikan langkah
awal proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur
bisnis searah dapat dengan strategi organisasi. Pada fase Process
Foundation Phase akan ditentukan arsitektur awal proyek,
timeline, gambar proses organisasi, daftar proses end-to-end.
3. Technology Foundation Phase.
Fase ini memiliki hasil utama yaitu arsitektur informasi, peralatan
dan
teknologi
yang
dibutuhkan,
identifikasi
sistem yang
sedang
berjalan,
canonical
data
and
data
source
dictionary, portfolio
fungsionalitas
bisnis
awal,
penentuan
tim proyek
teknis
yang
dibutuhkan. Ketika unit dan proses bisnis ditentukan kemudian
tujuan dari proses disepakati, proyek harus bisa menghasilkan
kesuksesan semaksimal mungkin. Arsitektur informasi yang
direkomendasikan adalah SOA (Service Oriented Architecture).
4. BPM Foundation Phase
Fase ini tidak hanya menyediakan cara untuk memulai proyek,
tetapi
juga akan
menyelesaikan langkah-langkah
yang diperlukan
untuk membuat proyek menjadi sukses. Langkah-langkah tersebut
termasuk
menentukan stakeholder yang
berkepentingan
dalam
|
proyek,
ekspektasi
stakeholder yang
disetujui
dan
didokumentasikan,
process
selection
matrix, daftar
proses
bisnis
yang teridentifikasi dan pengukuruan
awal,
proses
yang
diprioritaskan dalam tahap elaborasi, dan manajemen proyek
5. Elaboration Phase.
Merupakan fase kreatif dari proyek dan seringkali merupakan
tahap yang menarik. Tidak hanya
melibatkan anggota tim proyek
dan
bisnis,
tetapi
juga
seluruh
stakeholder yang
relevan
baik
internal
maupun
eksternal.
Beberapa pilihan proses
yang
baru
diajukan, perlu dilakukan simulasi dengan penghitungan lengkap
menggunakan
activity based
costing, menentukan
capacity
planning, dan
menentukan
kelayakan
implementasi,
untuk
memilih
mana
pilihan
yang
terbaik. Mengumpulkan
pengukuran
dasar
proses
menjadi
sangat
penting
untuk
menentukan process
baseline costs.
Hal ini perlu dilakukan
melihat perbandingan
antara
masa
yang
akan
datang
dengan
pengukuran
baseline yang
ada
pada
fase
improvement. Langkah
penting
lainnya
adalah
analisis
penyebab
masalah
(root
cause
analysis) dan
mengidentifikasi possible quick wins.
6. Improvement Phase
Membangun komponen-komponen
untuk
mendukung
implementasi proses yang baru. Fase ini dimulai ketika proyek
pindah dari tahap analisis menjadi kreatif (muncul ide baru,
inovasi). Kita melakukan pengukuran baseline yang ada di fase
ini
untuk
mengetahui
improvement yang ada.
Gap
analysis juga
|
muncul
pada
tahap
ini
untuk
mengetahui perbandingan antara
proses yang lama dengan proses baru.
7. People and Techonology Development Phase
Merupakan fase kritikal dalam framework dan
memberikan resiko
pada
pengembangan
proyek
selanjutnya
jika
tidak
ditangani
dengan teliti dan menggunakan standar yang tinggi. Tujuan dari
fase ini adalah memastikan penilaian setiap aktivitas, peran dan
penampilan kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan
dari
proses
melalui
Key
Performance Indicator,
RASCI
model,
people
core
capability gap
analysis.
Pada
akhirnya,
pelaku
yang
akan membuat fungsi proses menjadi lebih efektif dan efisien
walaupun atomatisasi telah dilakukan. Fase ini tidak sama dengan
people
management change,
karena
fase
ini
membutuhkan
perhatian
menyeluruh
selama
proyek
berlangsung
dalam segala
tahap. Pengembangan tidak hanya dari sisi teknologi informasi
tetapi juga meliputi seluruh pembangunan infrastruktur (gedung,
perpindahan
PC,
dll)
untuk
mendukung
program
people change
management dan
perubahan
pada
dukungan
terhadap
orang
yang
menjalankan
proses,
termasuk
juga
untuk
menguji
software dan
hardware
8. Deployment Phase
Semua
aspek
dari
proyek
(pengajuan proses baru, pengajuan
deskripsi peran baru, kinerja manajemen dan pengukurannya, dan
pelatihan) dilakukan. Perencanaan implementasi sangatlah krusial
seperti
juga
roll-back
dan
perencanaan
lanjutan.
Banyak
|
organisasi mempercayai bahwa proyek sudah selesai apabila
proyek sudah sukses diimplementasikan, padahal proyek masih
harus dimonitor perkembangannya pada tahap implementasi.
Pemilihan
cara implementasi akan ditentukan ditahap ini, apakah
dengan cara big-bang, paralel, relay atau kombinasi.
9. Monitor and Benefit Realization Phase.
Tujuannya adalah memastikan bahwa proyek memperoleh
keuntungan dan dilaksanakan. Fase ini didasarkan oleh realisasi
keuntungan dari proses manajemen, dan laporan keuntungan
realisasi. Peran dari tim proyek, pemilik proyek, sponsor proyek
dan bisnis itu sendiri menentukan keuntungan yang didapatkan
10. Continuous Improvement Phase
Sangat
penting
bagi
tim proyek
bekerja
menghasilkan
proses
bisnis yang terstruktur sehingga kita bisa memastikan bahwa
perubahan proses terus
berjalan
dan
peningkatan
terus
terjadi.
Sejumlah investasi yang dilakukan untuk pengerjaan proyek perlu
terus di-maintain dan ditingkatkan dari
waktu ke waktu.
Organisasi
harus
mengerti
bahwa semua
proses
memiliki
daur
hidup, dan perlu ada peningkatan terus menerus setelah target
perbaikan
proyek
terealisasi. Jika tidak demikian, seiring
berjalannya waktu dan perubahan pada bisnis maka organisasi
akan
menjalankan
proses
dengan
gaya sub-optimal. Fase
ini
adalah tentang perubahan atau konversi dari proyek ke kegiatan
operasional bisnis.
|
![]() Gambar 2.4 Integrated Enterprise Ecosystem
Integrated
Enterprise
Ecosystem
Portal
merupakan
suatu
portal bagi
pengguna
sistem,
di
mana
portal
ini
mengintegrasikan
berbagai
aplikasi.
Corporate info
berisikan
sebuah
aplikasi
yang
memberikan
informasi
mengenai
gambaran
umum organisasi. Business
application merupakan
aplikasi-aplikasi
yang
digunakan
di
dalam
organisasi
tersebut
dan
user
centric
information merupakan
media
pendukung
untuk
membantu
user
dalam memperoleh
informasi.
Worklist/workspace merupakan
layar
kerja
user.
Sedangkan
process
outline berfungsi
untuk
memonitor kegiatan
yang berjalan agar berjalan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
|
2.2.7
BPM Maturity Model
Menurut Menurut Jeston
dan Nelis (2006, p300) BPM Maturity
Model adalah
perlengkapan
pendukung
untuk
membantu
organisasi
untuk lebih sukses dengan BPM, dimana hasilnya adalah pencapaian
yang lebih besar dalam hal operasional dan keuntungan dalam kinerja
bisnis.
Terdapat
perbandingan
antara
low
dan
high
maturity yang
mengklarifikasikan
kelengkapan
dan
lingkup
dari
BPM Maturity.
Acuan
yang
digunakan
sebagai model
untuk
mengukur
tingkat
maturity
dari
berbagai
sisi
BPM
adalah
Capability Maturity
Model
(CMM).
Menurut Menurut Jeston dan Nelis (2006, p302) terdapat 5
tahapan maturity dari initiative BPM (lihat gambar):
Tahap 1 : Initial State
Sebuah
organisasi
yang
berada pada
tahap
initial state akan
memiliki BPM yang belum terkoordinasi dan terstruktur.
Tahap 2 : Repeatable
Sebuah
organisasi
yang
memiliki
BPM
Maturity tahap
2
sudah
memiliki
pengalaman dalam membuat BPM dan akan
membuat
BPM
capability juga
meningkatkan
jumlah
orang
yang mengawasi organisasi dari perspektif proses bisnis.
Tahap 3 : Defined
Sebuah organisasi
yang
memiliki
tingkat
maturity pada
tahap ketiga akan
mengalami momentum peningkatan dalam
pencarian
untuk
mengembangkan BPM capability dan
|
![]() memperluas jumlah
orang
yang
terlibat
dalam
menilai
organisasi dari perspektif proses bisnis.
Tahap 4 : Managed
Sebuah
organisasi
yang
berada
pada
BPM
Maturity tahap 4
akan merasakan keuntungan dari memiliki BPM yang benar-
benar
kuat dasarnya
untuk pengembangan strategik
perusahaan.
Tahap 5 : Optimized
Sebuah
organisasi
yang
berada
pada
BPM
Maturity tahap 5
akan merasakan keuntungan dari memiliki BPM yang benar-
benar kuat dasarnya sebagai bagian inti dari pengaturan
operasional dan strategik dalam organisasi.
Gambar 2.5
Perbandingan low dan high comparison dan 5 tahap maturity
(Jeston dan Nelis, 2006, p301)
|
2.2.8
Business Process Modeling Notation
Menurut
Jeston
dan
Nelis
(2006,
p196)
Business Process
Modeling Notation (BPMN)
adalah
notasi
standar
yang
dapat
berupa
ikon atau gambar untuk pemodelan proses bisnis.
Menurut
website bpmn.org,
Business
Process
Modeling
Notation (BPMN)
membantu
perusahaan
dalam
memahami
prosedur
internal
bisnis
mereka
dalam bentuk notasi grafik dan
mengkomunikasikan
prosedurprosedur
tersebut
dalam bentuk
yang
sudah terstandarisasi. Notasi
grafik akan memudahkan dalam
memahami
kolaborasi performa
dan transaksi bisnis di antara
organisasi.
Dengan
demikian,
perusahaan
akan
lebih
memahami
proses
bisnisnya
sendiri
dan
mempercepat proses penyesuaian
lingkungan internal dan bisnis B2B perusahaan.
Menurut bpmi.org, spesfikasi Business process modeling
notation (BPMN)
menyediakan
notasi
grafis
untuk
mengekspresikan
proses-proses
bisnis
dalam
sebuah
diagram proses
bisnis
(Business
process Diagram). Tujuan dari BPMN adalah untuk mendukung
manajemen
proses
bisnis
oleh
teknikal user
dan
bisnis
user
dengan
menyediakan
notasi
yang
intuitif
terhadap
bisnis user
serta
mampu
menggambarkan ilmu
semantik dari proses yang kompleks.
Spesifikasi BPMN juga menyediakan pemetaan
antara
grafik
dari
notasi hingga konsepsi yang mendasari bahasa eksekusi, umumnya
BPEL4WS. BPMN akan memberikan bisnis kemampuan untuk
mengerti
prosedur
bisnis
internal dalam notasi
grafis
dan
akan
memberikan
organisasi
kemampuan
untuk
mengkomunikasikan
|
prosedur-prosedur
ini
dalam
cara
yang standar.
Notasi
grafikal
yang
standar
akan
memfasilitasi
pengertian dari kinerja kolaborasi dan
transaksi
bisnis
didalam dan
diantara
organisasi.
Hal
ini
akan
memastikan bahwa bisnis akan mengerti dirinya sendiri dan partisipan
dalam bisnis
mereka
dan
akan
memungkinkan
organisasi
untuk
menyesuaikan dengan internal baru dan keadaan bisnis B2B dengan
cepat.
Menurut
ensiklopedia
,
Business
Process
Modeling Notation (BPMN)
adalah
sebuah
standar
notasi
grafis
untuk
menggambarkan
proses
bisnis
dalam suatu
workflow. BPMN
dikembangkan
oleh
Business
Process
Management
Initiative (BPMI),
dan sekarang
dijaga
oleh
Object Management
Group sejak dua organisasi tersebut bergabung pada tahun 2005.
Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan standar notasi yang
dapat dimengerti oleh semua pemegang bisnis. Para pemegang bisnis
ini
termasuk
business
analyst yang
menciptakan
dan
menyempurnakan proses, technical
developer
yang bertanggung
jawab untuk menjalankan proses tersebut, dan business manager yang
memonitor dan menjaga proses. Oleh sebab itu, BPMN dimaksudkan
sebagai bahasa umum yang dapat menghubungkan perbedaan
komunikasi yang sering terjadi antara desain proses bisnis dan
implementasi.
|
![]() BPMN hanya mendukung konsep modeling
yang dapat
diaplikasikan
ke
dalam
proses
bisnis.
Tipe
lain
dari
modeling
yang
berasal dari organisasi non-bisnis akan berada di luar lingkup BPMN.
Walaupun
BPMN
menunjukkan
aliran data
(pesan)
dan
asosiasi
dari
data
artifacts
hingga aktivitas, BPMN bukanlah sebuah data
flow
diagram.
Pemodelan
dalam BPMN
dibuat
dalam diagram sederhana
dengan sekelompok kecil elemen grafis. Hal tersebut akan
memudahkan
pengguna
bisnis
dan
developer
untuk
mengerti
aliran
dan prosesnya. Empat dasar kategori dari elemen grafis tersebut
adalah sebagai berikut :
Flow Objects:
a. Events
Event digambarkan
dalam
bentuk
sebuah
bulatan
dan
menunjukkan sesuatu yang terjadi. Ada 3 macam yaitu Start,
Intermediate, dan End.
Elemen tersebut
adalah
sebuah
trigger
atau hasil.
Gambar 2.6 events
tation)
|
![]() b. Activities
Aktivitas digambarkan dalam bentuk
rounded-corner
rectangle dan
menunjukkan
jenis
pekerjaan
yang
harus
dilakukan, seperti tugastugas dan sub proses. Subproses
memiliki tanda plus di bagian bawah garis persegi.
Gambar 2.7 activities
tation)
c. Gateways
Gateway digambarkan
dalam
bentuk
diamond
dan
menunjukkan
pilihan
yang
berbeda.
Gateway juga
menunjukkan forking, merging, dan gabungan jalan
Gambar 2.8 gateway
tation)
|
![]()
Connecting Objects:
a. Sequence Flow
Sequence flow
digambarkan
dengan
sebuah
garis
dan
anak
panah
dan menujukkan urutan aktivitas yang mana yang akan dilakukan.
Garis miring diagonal yang melewati garis menujukkan pilihan
keputusan default.
Gambar 2.9
Sequence Flow
tation)
b. Message Flow
Messsage
flow digambarkan
dalam
bentuk
garis
putusputus
dan
anak
panah
terbuka
dan
menunjukkan
message
flow di
antara dua proses.
Gambar 2.10 Message Flow
tation)
|
![]() c. Association
Association digambarkan dalam bentuk dotted line dan
sebuah
garis
arrowhead. Association digambarkan uintuk
menghubungkan artifact, data, atau text dengan flow object.
Gambar 2.11 Association
tation)
Swimlanes (Partitions) :
a. Pool
Pool
digambarkan
dalam
bentuk
big
rectangle
yang
memuat
banyak flow objects, connecting objects, dan artifacts.
b. Lane
Lane
digambarkan
sebagai
bagian
dari
pool.
Lane
mengatur
flow objects, connecting objects, dan artifact secara tepat.
Gambar 2.12 Swimlane
tation)
|
![]()
Artifacts:
a. Data Object
Data
object menujukkan
data
mana
yang
dibutuhkan
atau
dihasilkan dalam sebuah aktivitas.
Gambar 2.13 data object
tation)
b. Group
Group ditunjukkan dalam
rounded-corner rectangle dan
garis
putus
putus. Group digunakan untuk mengelompokkan
perbedaan
aktivitas
tetapi
tidak
mempengaruhi
flow dalam
diagram.
Gambar 2.14 Group
tation)
|
![]() c. Annotation
Annotation digunakan untuk menujukkan
model atau diagram
yang mudah dipahami.
Gambar 2.15 Annotation
tation)
2.2.9
Service Oriented Architecture (SOA)
Menurut Erl (2005, p14) Service Oriented Architecture (SOA)
adalah
cara
untuk
merepresentasikan sebuah model dimana logika
otomatisasi
dibuat
menjadi
lebih
kecil, dengan
membedakan logika
masing-masing unit.
Menurut Khosafian
(2007, p37) Service Oriented Architecture
(SOA) adalah framework
yang mendukung penemuan, pertukaran
pesan,
dan
integrasi
dalam servis
yang
berhubungan
secara
bebas
dengan menggunakan standar industri.
Menurut
Laudon,
et
all
(2007,
p201)
Service Oriented
Architecture (SOA)
adalah
kumpulan
dari
servis
yang
dapat
mengisi
sendiri dan dapat berkomunikasi dengan satu sama lain untuk
menciptakan
aplikasi
perangkat
lunak. SOA adalah cara baru untuk
membuat perangkat lunak dalam sebuah perusahaan.
Menurut
ensiklopedia
online Wikipedia
(id.wikipedia.org/wiki/SOA),
Service
Oriented
Architecture (SOA)
merupakan
suatu
gaya
arsitektur
sistem
yang
membuat
dan
|
menggunakan
proses
bisnis
dalam bentuk
paket
layanan
sepanjang
siklus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur
teknologi informasi (TI) yang dapat menunjang berbagai aplikasi
untuk
saling
bertukar
data
dan
berpartisipasi dalam proses
bisnis.
Fungsi
fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa
pemrograman yang mendasari aplikasi
aplikasi tersebut. SOA
membagi
fungsi
fungsi
menjadi unit
unit (layanan) yang berbeda,
yang dapat didistribusikan melalui suatu jaringan dan dikombinasikan
serta digunakan ulang untuk membentuk aplikasi bisnis. Layanan-
layanan ini saling berkomunikasi dengan
mempertukarkan
data
antar
mereka atau dengan mengkoordinasikan aktivitas antara dua atau
lebih
layanan.
Konsep
SOA
sering dianggap
didasari atau
berkembang
dari
konsepkonsep
yang lebih
lama
dari
komputasi
terdistribusi dan pemrograman modular.
Menurut
website IBM
(www-01.ibm.com/software/
solutions/soa/index.html),
SOA
adalah
sebuah
pendekatan
arsitektur
IT
yang
bersifat
business-centric yang
mendukung
integrasi
bisnis
yang
saling
terkait,
pekerjaan
bisnis yang berulang, atau layanan-
layanan. Melalui
pendekatan Smart SOA,
nilai
dari
tiaptiap tahapan
dalam
SOA
dapat
ditemukan
dari
proyek
departemental
hingga
inisiatif perusahaan.
Menurut
website
SOA
adalah
pendekatan
untuk mendesain dan menyusun solusi TI yang lebih fleksibel, yang
memungkinkan
komponen
proses
bisnis
dirakit
serta
disusun
secara
|
lebih efisien,
sehingga
menghasilkan jasa berikut kemampuan
usaha
yang spesial dalam mencapai kinerja tinggi.
Menurut
website
SOA
bukanlah
sebuah produk, melainkan sebuah konsep arsitektur informasi yang
memudahkan
fungsifungsi
bisnis untuk
saling
berhubungan.
SOA
mengatur software bisnis,
mengambil bentuk
yang modular, dan dapat
diakses untuk kebutuhan pertukaran informasi oleh departemen lain
yang berkepentingan.
Menurut
website pieterjohan.blogspot.com,
Service Oriented
Architecture (SOA)
adalah
sebuah
permodelan
perangkat
lunak
yang
dibangun
dengan
pendekatan
service
oriented. Service
oriented
merupakan sebuah pendekatan yang memiliki visi ideal di mana setiap
resource dari
perangkat
lunak terpartisi secara bersih satu sama
lain.
Setiap
resource
ini
disebut
dengan
service.
Service Oriented
Architecture ini
merepresentasikan
sebuah
business
logic
atau
automation logic dalam
sebuah
sistem besar.
Setiap service
memiliki
otonomi sendiri yang membuatnya tidak tergantung satu sama
lain.
Setiap
service dapat
berkomunikasi
satu
sama
lain
melalui
sebuah
protokol yang sudah terstandardisasi
sehingga
memudahkan
untuk
melakukan
integrasi
service baru
dan
penyusunan
ulang
kumpulan
service disebabkan proses bisnis yang berubah.
|
![]() 2.2.10 Business Process Management, Enterprise Service Bus, dan Service
Oriented Architecture
Gambar 2.16 ESB, BPM, dan
SOA Landscape
Menurut
website
app_server.shtml, implementasi SOA terkait dengan sejumlah
komponen
yang
saling
melengkapi
yaitu
middleware dan
teknologi
manajemen,
seperti
aplikasi
server, business
process
management,
enterprise
service
bus
(ESB),
aplikasi
SOA
Governance,
dan
lain
lain. Infrastruktur teknologi dapat digabungkan untuk menghasilkan
suatu infrastruktur SOA yang lengkap sehingga dapat meningkatkan
perkembangan service.
|
2.2.11 Best Practice
Menurut mursyid.files.wordpress.com/2008/08/rute-menuju-
best-practice-ver2.pdf, best
practice
digunakan
untuk
menggambarkan metode terbaik atau praktek inovatif yang
berkontribusi bagi peningkatan kinerja suatu organisasi, yang
biasanya diakui sebagai yang terbaik
oleh
organisasi
sejenis.
Dalam
pengertian ini tercakup juga kemampuan untuk
selalu up-to-date
dalam mengikuti
caracara
organisasi
beroperasi
baik
dalam
satu
industri
maupun
industri
yang
berbeda.
Terkait
dalam hal
itu
pula,
kemampuan untuk mengukur posisi diri relatif terhadap yang lain juga
menjadi aspek penting best practice.
Sebagai salah satu pendekatan yang rasional untuk melakukan
proses perbaikan
best practice menawarkan
banyak
manfaat.
Manfaat
utamanya
yaitu
agar
organisasi menjadi punya arah ke mana harus
bergerak di masa depan. Memang ada organisasi yang tidak ingin
menjadi
follower belaka
sehingga
mereka
lebih
sering
menggunakan
strategi
untuk
selalu
berbeda
(be
different).
Tetapi
organisasi
seperti
ini
tidak
banyak.
Mereka
cenderung
berusaha
menjadi
trend setter
bukan sebaliknya.
Pada akhirnya proses yang dikelola dengan baik diharapkan
akan memberikan nilai tambah yang signifikan seperti berupa
peningkatan produktivitas, respon yang lebih cepat, atau penurunan
biaya.
|
![]() Gambar 2.17 Ilustrasi Gap Antara Bad Practice - Best Practice dan
Pendekatan Melalui Standard Practice
(mursyid.files.wordpress.com/2008/08/rute-menuju-best-practice-
ver2.pdf)
2.2.12
Academic services
Menurut
website
AcademicService/),
academic services
menangani
pemilihan,admisi
dan penerimaaan dari murid-murid peneliti, cendekiawan, dan
fakultas.
2.2.13 Balance Scorecard
Menurut
Tunggal
(2002,
p2),
Balance scorecard
adalah
kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari
strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara
keseluruhan.
Menurut
Luis
dan
Biromo
(2007,
p16),
Balance Scorecard
didefinisikan
sebagai
suatu alat
manajemen
kinerja
(performance
management tool) yang
dapat membantu
organisasi
untuk
|
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan
memanfaatkan
sekumpulan
indicator financial dan non-financial yang
ke
semuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
Menurut Luis dan Biromo (2007, p23), Empat perspektif
dalam Balance Scorecard adalah :
1. Perspektif keuangan (financial perspective)
2. Perspektif pelanggan (customer perspective)
3. Perspektif bisnis internal (internal business process perspective)
4. Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
(learning
and
growth
perspective)
2.2.14 Key Performance Indicator (KPI)
Menurut
ensiklopedia
online Wi
org/wiki/Key_performance_indicator),
Key
Performance Indicator
(KPI) adalah matriks financial dan non-financial yang digunakan
untuk membantu mendefinisikan organisasi dan mengukur
perkembangan
tujuan
organisasi. KPI
sering
digunakan
sebagai
nilai
untuk mengukur aktifitas yang sulit diukur seperti keuntungan
pengembangan kepemimpinan, pelayanan, dan kepuasan.
Menurut
Khoshafian
(2007,
p28)
KPI
(key performance
indicators) adalah
penilaian
dari
kinerja
yang
menunjukkan
progress
dari setiap taktik untuk mencapai tujuan.
|
2.2.15 Radio Frequency Identification (RFID)
Menurut
ensiklopedia
online Wikipedia
(id.wikipedia.org/
wiki/RFID), RFID
atau
Identifikasi
Frekuensi
Radio
adalah
sebuah
metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label
RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak
jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda
yang bisa dipasang
atau
dimasukkan
di
dalam
sebuah
produk,
hewan
atau
bahkan
manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang
radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena. Label
yang pasif
tidak
membutuhkan
sumber tenaga, sedangkan label yang
aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi.
2.2.16 Dokumen elektronik (e-document)
Menurut UU ITE, dokumen elektronik adalah setiap informasi
elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan
dalam bentuk analog,
digital,
elektromagnetik,
optikal, atau
sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan dan/atau didengar melalui
komputer
atau
sistem
elektronik,
termasuk
tetapi
tidak
terbatas
pada
tulisan, suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
|