3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir
ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :
1.   Literatur
Pencarian data melalui buku, catatan, artikel baik
di
koran,
majalah, maupun website yang ada hubungannya dengan
materi yang diangkat, yaitu mengenai perkembangan dunia
kulinari  di  Indonesia  pada  umumnya  dan  sejarah  rumah
makan Ayam Goreng Suharti.
2. Wawancara
dengan
narasumber
dari
pihak
terkait
dan
masyarakat sekitar yang biasa menjadi konsumen. Untuk
pencarian data-data dengan metode wawancara, data yang
diperoleh
hanya
merupakan data kuantitatif, bukan kualitatif,
hanya merupakan pendapat pribadi, opini, dan pengalaman
dari perorangan, tidak bersifat ilmiah.
Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data, yaitu melalui
proses  pengeditan  dan  analisa.  Pada  proses  pengeditan,  data  yang
sudah terkumpul diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan
mana
data
yang
dapat
dipergunakan untuk
mendukung
proyek
tugas
  
4
akhir.
Proses
selanjutnya
adalah menganalisa,
yaitu
data
yang
sudah
terpilih  kemudian  diolah  dan  diambil  kesimpulan 
yang  berkaitan
dengan
masalah
yang
dihadapi
sebagai
dasar
dalam mengambil
keputusan.
Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut :
Pengertian Rumah Makan
Rumah makan adalah sebuah bangunan atau tempat yang biasa
digunakan secara
komersial, dengan
menyediakan
dan
memberikan
pelayanan kepada setiap pengunjungnya dengan sajian makanan dan
minuman. 
Rumah 
makan 
mempunyai  tujuan  bisnis  dan 
mencari
untung, dengan membuat para tamunya merasa puas dengan pelayanan
dan sajian makanan atau minuman yang telah disediakan dari pihak
rumah
makan
tersebut,
sehingga
mendorong para tamunya untuk
kembali lagi ke rumah makan tersebut. Sedangkan restaurant hanyalah
berbeda dari segi bahasa, restaurant diangkat dari bahasa Inggris yang
artinya adalah rumah atau tempat makan.
Rumah makan berbeda dengan kafe
dan bistro, kafe adalah
restoran kecil
yang
menyajikan
makanan
ringan seperti kue-kue,
roti
isi atau sandwich, kopi dan teh. Pilihan makanan yang terdapat di kafe
terbatas
dan
tidak
menjual minuman
yang
mengandung
alkohol.
Sedangkan bistro, adalah konsep rumah
makan
dimana
semuanya
dikemas dalam
cita
rasa
dan
bergaya
simple
modern.
Bistro
berada
  
5
dibawah
satu
tingkat
dengan
kafe,
ruangannya
terbatas
dan
pilihan
makanan lebih sederhana dari kafe.
Ada  juga  warung  dan  kedai  yang  memiliki  arti  yang  sama
yaitu, tempat makan yang sangat sederhana bentuk dan suasananya.
Situasinya berkesan seadanya, begitu juga dengan menu yang
ditawarkan adalah makanan sehari-hari yang sering kita temui.
Perkembangan Dunia kulinari di Indonesia
Dunia kulinari tidak pernah berhenti, melainkan terus mengikuti
perkembangan jaman. Nuansa kafe dan restoran pada saat ini pun
semakin berlomba-lomba untuk mempercantik penampilannya. Para
kulinari
pun
tidak
segan-segan
lagi
untuk
memadukan
berbagai
cita
rasa masakan mereka.
Peranan 
chef 
dalam  mengembangkan  kekayaan  kuliner
Indonesia sangatlah penting. Bila belajar dari beberapa negara seperti
Thailand, Cina, Jepang yang memiliki kuliner maju hingga terkenal ke
manca
negara,
chef
memiliki
arti
penting
dalam memperkenalkan
masakan khas masing-masing negara.
Sekretaris   Jenderal   (Sekjen)   Indonesian   Chef   Association
(ICA), Chef Kelana, mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih
terkutub  pada  masakan  masing-masing  daerah.  “Orang  masih  lebih
suka
bicara
masakan
berdasarkan asal
daerahnya,
misalnya
masakan
Padang, Jawa, dan lainnya. Lalu mana Indonesian foodnya ?” tanya
Chef Kelana.
  
6
Berdasarkan
hal
tersebut,
para
chef
Indonesia akhirnya
membentuk
Indonesian
Chef
Association (ICA) dengan tujuan
mempromosikan
kualitas
dan
kekayaan kuliner Indonesia dari setiap
provinsi. ICA beranggotakan para ahli pengolahan makanan yang
memiliki
ketertarikan pada
dunia
kuliner.
Visi
dari
ICA
adalah
mengembangkan pribadi dengan disiplin
ilmu untuk
menjadi ahli
di
bidang pengolahan makanan; serta menghimpun dan
mempersatukan
semua pengolah makanan yang bekerja di hotel, restoran, dan industri
terkait.
Belajar dari pengalaman negara-negara yang sukses dalam
mengembangkan dunia kulinernya, para chef Indonesia berusaha untuk
terus mengembangkan sumber daya manusianya serta menjadikan
kuliner
Indonesia
sebagai
tuan
rumah
di
negeri
sendiri.
Indonesian
food heritage dapat
menjadi
daya
tarik bagi wisatawan domestik dan
mancanegara. Sebab
masakan Indonesia
memiliki ciri khas tersendiri,
yakni pedas dan mengandung unsur-unsur rempah.
Selain itu, kayanya alam Indonesia mulai dari laut hingga darat
merupakan
potensi
untuk
terus
mengembangkan seni kuliner khas
Indonesia. Chef Indonesia dengan kemampuannya dapat
menciptakan
kreasi-kreasi yang inovatif. Mereka juga terus meningkatkan
kemampuan  yang  menyangkut  pengolahan  makanan,  terutama  dari
segi teknologi, keamanan, higienitas, komputer, dan komunikasi.
Negara Eropa adalah contoh yang cukup peduli terhadap
kulineri di kawasan tersebut. Mereka mempertahankan European food
  
7
heritage 
dengan 
membentuk 
European 
Chef 
Association,  dimana
segala kegiatannya langsung dilaporkan kepada parlemen. Kepedulian
yang begitu besar tersebut
sebaiknya
menjadi contoh bagi pemerintah
untuk
terus
mendukung
pengembangan
kuliner eksotis Indonesia.
Dukungan media untuk terus mengeksplorasi dan mengapresiasi
kegiatan
kuliner
Indonesia
sangat
penting
dalam membentuk
image
positif.
Selain  itu,  Indonesia  harus  memproteksi  kekayaan  dan
kekhasan kuliner Indonesia secara berkelanjutan. Kampanye cinta
makanan Indonesia perlu terus digalakkan. Mengutip apa yang
disampaikan Barack Obama
“Yes, We Can” dan “We Need Change”,
semuanya tidak ada yang mustahil.
Untuk  menghasilkan  produk  kuliner  yang  lebih  berkualitas,
para
chef
sudah sebaiknya untuk lebih
mendalami
hal
tersebut.
Pemahaman yang lebih baik mengenai teknologi pangan dapat
membantu chef
dalam
meramu
dan
mendesain
makanan
yang
bermanfaat dan layak dikonsumsi. Selain itu, juga akan mempermudah
dan memberikan jaminan mutu dan kemanan pangan dalam proses
memasak.
Kerja
sama antara chef dan ahli teknologi pangan harus lebih
dipererat. Pelatihan dan pembekalan kepada “young Chef” akan
meningkatkan kompetensinya di masa yang akan datang. Kerja sama
juga terbuka untuk segala aktivitas
yang
berorientasi
kepada
pengembangan  kulinari  Indonesia.  Kuliner 
Indonesia  tidak  cukup
  
8
hanya
dilestarikan,
tetapi
perlu
dikembangkan
sesuai
dengan
perkembangan jaman.
Terutama  pada  di  bidang  panganan  ayam  goreng  yang  kini
sudah tidak asing lagi di masyarakat Indonesia, entah itu dari waralaba
asing seperti KFC, Texas Fried Chicken, California Fried Chicken, dan
masih banyak lagi, maupun resep kuno turun temurun lokal, seperti
ayam Goreng Suharti yang berasal dari Yogyakarta ini.
Sejarah Ayam Goreng Suharti
Ayam Goreng Suharti pertama kali muncul sejak tahun 1962 di
Yogyakarta. Pada awalnya Ibu Suharti beserta suami menjual ayam
gorengnya keliling dari rumah ke rumah di sekitar Yogyakarta. Setelah
penjualannya meningkat muncul keinginan untuk memperbesar
usahanya dengan mendirikan rumah makan. Maka kemudian didirikan
rumah makan dengan nama Rumah Makan Ayam Goreng Mbok Berek
Baru pada tahun 1969 di Yogyakarta, dinamakan Mbok Berek Baru
karena Ibu Suharti masih keturunan ketiga Mbok Berek yang juga
merupakan pengusaha ayam goreng.
Setelah beberapa tahun dirasakan perkembangan rumah
makan
ayam Goreng
Mbok
Berek
Baru
cukup
baik,
maka
Ibu
Suharti
memutuskan untuk merubah nama
rumah makannya dengan nama
“Rumah
Makan
Ayam Goreng
Ny.
Suharti”, pada
tahun 1972 di Jl.
Sucipto no. 208 Yogyakarta.
  
9
Gambar 1
Gambar 2
Karena ada konflik internal di dalam keluarga Ibu Suharti, maka
akhirnya diputuskan Ibu Suharti bercerai
dengan
suaminya.
Hal
ini
berpengaruh pada harta gono-gini dari kedua pasangan suami istri yang
bercerai ini, dan ditentukanlah nama
paten
untuk
rumah
makan
yang
dipegang
oleh Ibu Suharti
adalah
“Ayam Goreng
Suharti”,
sedangkan
milik mantan suaminya adalah “Ayam Goreng Ny. Suharti”.
Perkembangan
rumah
makan
Ayam Goreng
Suharti
ternyata
sangat pesat, terbukti dengan dibukanya beberapa cabang rumah makan
Ayam goreng
Suharti
di
beberapa
kota
besar
di
Indonesia
seperti
:
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pekan Baru, Medan, dan
Lampung.
Visi Ayam Goreng
Suharti
adalah menjalankan
bisnis keluarga
dengan menjaga keutuhan dan keasliannya. Sedangkan misi Ayam
Goreng
Suharti
adalah
melestarikan resep
tradisional
yang
telah turun
temurun agar tetap dikenang oleh masyarakat Indonesia.
  
10
Gambar 3
Rumah makan Ayam
Goreng Suharti merupakan
perusahaan perorangan yang
dibangun berdasarkan prinsip
kekeluargaan.               
Konsep
kehidupan  keluarga  diterapkan
dalam   hubungan   antara   karyawan   dan   pimpinan.   Dimana   setiap
karyawan dituntut untuk menjaga hubungan yang harmonis, perasaan
saling
memiliki,
serta
tanggung jawab
bersama.
Karena
dengan
menggunakan konsep ini dipercaya bahwa setiap karyawan akan
melaksanakan tugasnya dengan baik dan jujur, sehingga rumah makan
dapat tetap bertahan bahkan terus berkembang. Yang dimaksud
kekeluargaan di sini adalah, Ayam Goreng Suharti hanya mau menerima
pegawai yang masih ada hubungan keluarga dan kerabat dekat.
Perilaku Masyarakat Penikmat Ayam Goreng Suharti
Survei   sebagai   bahan   pencarian   data   dilakukan   dengan   30
responden masyarakat di Jakarta, baik pria maupun wanita dengan
jangkauan usia antara 21 sampai dengan 55 tahun. Karena pada usia ini
adalah mayoritas pengunjung dari Ayam Goreng Suharti.
Data  hasil  survei  yang  didapatkan  melalui  wawancara  langsung
pada masyarakat sehubungan dengan keberadaan rumah makan Ayam
Goreng Suharti menyebutkan antara lain sebagai berikut :
  
11
1.
Masyarakat Jakarta
mendapat
informasi
tentang
keberadaan
rumah
makan   Ayam   Goreng   Suharti   dari   berbagai   sumber,   yaitu   :
lokasinya banyak ditemui, sudah berdiri sejak lama, informasi dari
keluarga dan teman-teman.
2.
Persepsi  responden 
menyangkut  apa 
yang  telah  dirasakan  dan
diterima ketika mengkonsumsi produk dari rumah makan Ayam
Goreng
Suharti
:
harganya
cukup terjangkau,
menunya
bervariasi,
suasananya menyenangkan, pegawainya
ramah,
tempatnya
bersih,
pelayanan yang diberikan cepat, produk yang diberikan berkualitas,
dan tempat parkir memadai.
3.
Pertimbangan  responden 
untuk 
membeli  produk  Ayam  Goreng
Suharti, karena : tempat bersantap dengan keluarga, menjamu relasi
bisnis, mempunyai cita rasa makanan yang khas, lokasinya sangat
strategis, dekat dengan tempat kerja, dekat dengan rumah, dan ingin
mencoba.
4.
Beberapa
orang
yang
cukup
besar
mempengaruhi
responden untuk
makan di rumah makan Ayam Goreng Suharti adalah teman kantor,
teman dekat dan keluarga.
5.
Responden  rata-rata  setuju  kalau  mereka  cukup  bingung  dengan
kemiripan dari
“ayam Goreng Suharti” dengan “ayam Goreng Ny.
Suharti”.
6.
Responden rata-rata setuju kalau logo Ayam Goreng Suharti kurang
bersaing dengan logo rumah makan lainnya.
  
12
2.2
Kompetitor
2.2.1
Ayam Goreng Ny. Suharti
Rumah
makan Ayam Goreng Ny.
Suharti
adalah
rumah
makan
yang
merupakan
hasil
bagi dari
harta gono-gini perceraian antara Ibu
Suharti dengan mantan suaminya, dan pemiliknya adalah mantan suami
Ibu Suharti. Sebagian masayarakat mungkin akan terkecoh dengan
kehadiran Rumah makan ini, karena nama
yang
hampir
mirip dan jenis
makanan yang disediakan pun hampir sama, serta dengan sejarah yang
sama pula,
maka di
sini
lah perlu
adanya
pembedaan
antara
milik
Ibu
Suharti dengan mantan suaminya.
2.2.2
Ayam Goreng Mbok Berek
Pemilik
Rumah
Makan
Ayam Goreng
Mbok
Berek
masih
memiliki hubungan darah dengan Ibu Suharti, karena Ibu Suharti adalah
keturunan   ke-3   dari   Mbok   Berek   tersebut.   Ayam   Goreng   yang
disediakan pun hampir sama. Cabang-cabangnya pun ada di mana-mana
dan dikelola oleh keturunan Mbok Berek sendiri. Mbok Berek ini
bernama 
asli  Nini  Romodikromo,  sedangkan  nama 
“Mbok 
Berek”
berasal dari seorang anaknya sering menangis, sehingga disebut “berek-
berek”.
2.2.3
Ayam Bakar Wong Solo
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo memang tidak
menyediakan    ayam    goreng,    akan    tetapi    keberadaannya    cukup
  
13
diperhitungkan
sebagai
kompetitor. Karena
rumah
makan
ini
berbasis
tradisional  juga, 
yang 
sama-sama 
mengunggulkan 
resep  tradisional
turun-temurun. Tetapi bedanya adalah rumah makan ini diwaralabakan,
sehingga yang bukan kerturunannya pun bisa ikut membuka usaha ini.
Dan yang menjadi ciri khas dari rumah makan ini adalah bernuansa
Islami, dengan menetapkan landasan filosofinya Al-Qur'an surat Ash-
Shaff 10-11, dengan motto " Ayam Bakar Wong Solo halalan Tayyiban".
Rumah Makan Wong Solo sendiri pertama berdiri tahun 1991 di
Medan dengan hanya bermodalkan uang Rp 2.500.000,-. Namun dengan
kesungguhan
dalam menjalankan
usaha
serta
berpijak
pada
nilai-nilai
keislaman R.M. Wong Solo saat ini telah berkembang menjadi 16 outlet.
Cabang-cabang   tersebut   antara   lain   adalah   Medan,   Banda   Aceh,
PAdang, Solo, Bali, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Malang,
Yogyalarta, Kebon
Jeruk,
Kalimalang,
Bintaro,
muntilan dan
segera
dibuka Cibubur, Bogor dan Bandung.
2.2.4    Kentucky Fried Chicken
PT  Fastfood  Indonesia  Tbk.  adalah  pemilik  tunggal  waralaba
KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai
pihak
pertama
yang
memperoleh
waralaba KFC untuk Indonesia.
Perseroan
mengawali
operasi restoran
pertamanya pada
bulan Oktober
1979 di Jalan  Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti
dengan  pembukaan  outlet-outlet  selanjutnya  di  Jakarta  dan  perluasan
area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain
Bandung,   Semarang,   Surabaya,   Medan,   Makassar,   dan  
Manado.
  
14
Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan
merek
menjadikan
KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji
yang dikenal
luas dan dominan
di Indonesia.
Walaupun KFC adalah rumah makan yang bersifat modern dan
bernuansa ke-barat-an, namun keberadaannya
cukup
mempengaruhi
masyarakat. Dengan adanya waralaba asing seperti KFC ini, secara tidak
langsung akan membuat masyarakat meninggalkan rumah makan
tradisional Indonesia. Maka dari itu demi melestarikan kuliner Indonesia
juga, restoran waralaba asing pun perlu diperhitungkan juga.
2.3
Khalayak Sasaran
Yang menjadi target audience dari rumah makan Ayam Goreng
Suharti, adalah :
Sasaran primer
1.  Demografi
-
Usia 21 – 55 tahun
-
Gender pria dan wanita
-
Golongan ekonomi menengah dan menengah atas ( A – B+ ).
2.   Geografi
Tinggal dan beraktivitas di perkotaan.
3.   Psikografi
-
Keluarga-keluarga yang sudah menjadi pelanggan Ayam
Goreng Suharti.
-
Pekerja kantoran yang biasa makan siang di luar bersama
relasi bisnis, atau sekedar kumpul-kumpul saja.
  
15
-
Pecinta makanan khas Indonesia.
2.4
Format produk
Rumah
makan
Ayam Goreng
Suharti
menyediakan
hidangan
antara
lain :
-  
Ayam goreng
-  
Nasi gudeg
-  
Nasi rames
-  
Macam-macam masakan ikan
-  
Macam-macam sayur
-  
Macam-macam minuman panas dan dingin, serta juice
-  
Aneka buah segar
Dan
yang
menjadi
produk
unggulan
Ayam Goreng Suharti
adalah
ayam gorengnya
yang
khas
dan
jarang
ditemui
di
rumah
makan
lainnya. Selain renyah dan lezat, ayam goreng ini berporsi besar dan
memiliki bumbu ayam yang bisa dibeli secara terpisah. Harga produk
unggulannya yaitu ayam goreng adalah Rp 71.500,00 untuk 1 ayam
utuh 
yang 
kemudian  dapat 
dibagi 
menjadi  4 
potong 
dan 
Rp
37.400,00 untuk setengah bagian ayam, yang dapat dibagi menjadi 2
potong. Dengan harga yang cukup tinggi tersebut, maka dapat
disimpulkan
Ayam Goreng
Suharti
ini
adalah
rumah
makan
yang
cukup berkelas di kalangan ayam goreng lainnya.
  
16
2.5
Analisis SWOT
1.   Strength ( Kekuatan )
-
Ayam  Goreng  Suharti  berdiri  sejak  tahun  1962,  sehingga
berpengalaman   dalam   bisnis   ayam   goreng,   serta   sudah
dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di Yogyakarta,
tetapi juga di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Pekan Baru.
-
Foto Suharti yang cukup dikenal masyarakat sebagai identitas
visualnya.
-
Mempunyai pelanggan setia.
-
Ayam Goreng andalan yang selalu menjadi favorit konsumen.
-
Ayam
Goreng
Suharti
memiliki
cabang
dimana-mana
yang
memudahkan konsumen untuk mengunjunginya.
2.   Weakness ( Kelemahan )
-
Tidak ada komunikasi visual yang mencerminkan identitas
Ayam Goreng Suharti.
-
Logo Ayam Goreng Suharti kurang kompetitif.
-
Kurangnya promosi untuk Ayam Goreng Suharti.
3.   Opportunity ( Kesempatan )
-
Letak
lokasinya
yang
strategis,
dan
memiliki
lebih
dari
10
cabang di Indonesia.
-
Wisata
kuliner
yang
tetap
menjadi
favorit
bagi
masyarakat
Indonesia, maupun wisatawan asing.
-
Menu ayam goreng yang dikenal di kalangan masyarakat.
  
17
4.   Threat ( Ancaman )
-
Bermunculannya Restoran waralaba asing yang juga
mengunggulkan menu ayam gorengnya.
-
Banyaknya pesaing yang mengunggulkan ayam goreng juga.
2.6
Fakta Kunci
Strengths & Opportunities
Memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang dimiliki yaitu
penyampaian
media
komunikasi
identitas
visual
Ayam Goreng Suharti
dengan
tetap
memegang
citra yang
sudah
dimiliki
dan
dikenal
oleh
masyarakat.
Strengths & Threats
Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
yaitu membuat
identitas visual yang mampu bersaing dengan rumah makan lainnya,
dengan menciptakan identitas visual yang lebih baik dari sekarang.
Weaknesses & Opportunities
Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan kesempatan yang ada
dengan menciptakan identitas visual yang tadinya kurang baik menjadi
lebih baik lagi, sehingga mampu menarik perhatian target.
  
18
Weaknesses & Threats
Mengatasi kelemahan sehingga ancaman tidak terjadi dengan mendesain
ulang  identitas  visual  dan  media  penunjang  sehingga  menarik  minat
target dan mampu bersaing di atas para pesaingnya.