6
b. Gempa Vulkanik
Gempa
vulkanik
merupakan
gempa
yang
terjadi
akibat
meningkatnya
aktivitas
gunung
berapi
yang
disebabkan
oleh
naiknya
magma
dari
perut
bumi
ke
permukaan
bumi.
Magma
kemudian
mendesak
batuan-batuan yang
ada di atasnya sehingga menyebabkan terjadinya getaran di muka bumi.
Mekanisme terjadinya
gempa tektonik dan
gempa vulkanik pada dasarnya adalah
sama.
Naiknya
magma
ke
permukaan
bumi
dipicu
oleh
pergeseran lempeng
tektonik
pada
sesar
bumi.
Biasanya hal
ini
terjadi
pada
batas
lempeng
tektonik
yang
bersifat
konvergen
(saling
mendesak).
Hanya
saja
pada
gempa
vulkanik,
getaran
yang
terjadi
lebih disebabkan karena desakan
magma, sedangkan
gempa
tektonik
getaran
yang terjadi
langsung ditimbulkan oleh benturan antara
lempeng
tektonik.
Bila
lempeng
tektonik
yang
saling
bertabrakan berupa
lempeng
benua
dan
lempeng
samudera, maka
sesarnya
berada
di
dasar
laut,
sehingga biasanya
berpotensi menimbulkan tsunami.
Pada
perut
bumi,
sumber
gempa
dinamakan
hiposenter
(focus).
Proyeksi
garis
tegak
lurus
hiposenter
ke
permukaan bumi
disebut
sebagai
episenter.
Bila
kedalaman
hiposenter dari permukaan adalah 0-70
km, terjadilah
gempa dangkal
(shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70-700 km, terjadilah
gempa
dalam
(deep
earthquake).
Gempa
dangkal
menimbulkan
efek
getaran
yang
lebih
besar
dibanding gempa
dalam.
Hal
ini
disebabkan letak
hiposenter
lebih dekat ke
permukaan, dimana batuan
yang ada
bersifat
lebih keras sehingga
gempa dangkal melepaskan energi yang lebih besar.
|