BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Dasar
2.1.1
Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2001, p1), Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Setiap
sistem dibuat
untuk
menangani
sesuatu
yang secara
rutin
terjadi.
Setiap
sistem pasti
terdiri   dari   struktur   dan   proses.   Struktur   sistem   merupakan   unsur-unsur   yang
membentuk
sistem
tersebut,
sedangkan
proses
sistem
menjelaskan
cara
kerja
setiap
unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem.
2.1.2
Pengertian Data
Menurut
Hoffer,
Prescott,
dan
McFadden
(2005, p5),
data
adalah
representasi
dari objek-objek dan event-event yang tersimpan, yang penting dan mempunyai arti di
dalam lingkungan pengguna.
2.1.3
Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data adalah suatu kumpulan data
yang berhubungan secara logika, dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.
7
  
8
2.1.4
Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Date (2000, p5), sistem basis data pada dasarnya adalah sebuah sistem
terkomputerisasi yang menyimpan data-data dan bertujuan untuk menyimpan informasi
dan
mengijinkan
user untuk
mendapatkan
dan
mengubah
informasi
berdasarkan
permintaan.
2.1.5
DBMS (Database Management System)
Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p3), DBMS adalah suatu jenis program
komputer
yang
digunakan
oleh
program aplikasi
untuk
mengelola
dan
menyediakan
akses ke data yang disimpan, sedangkan menurut Connolly dan Begg (2005, p16),
DBMS adalah sebuah piranti lunak
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
2.1.5.1 Fasilitas-fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), secara khusus DBMS menyediakan
fasilitas-fasilitas berikut :
a.
Mengijinkan
pengguna
untuk
menentukan
basis
data,
biasanya
melalui
Data
Definition Language (DDL). DDL menyediakan fasilitas untuk menspesifikasi
tipe data, struktur, dan batasan data yang bisa disimpan di basis data.
b.
Mengijinkan   pengguna   untuk   memasukan,   meng-update,   menghapus   dan
mengambil
data
dari
basis
data,
yang
dilakukan
melalui Data
Manipulation
Language (DML).
  
9
c.
DBMS  juga  menyediakan  akses  kontrol  terhadap  basis  data.  Contoh  akses
kontrol yang tersedia di DBMS :
1)
Security
System,
yang
dapat
mencegah
pengguna
yang
tidak
terotorisasi
mengakses basis data.
2)      Integrity System, menangani konsistensi penyimpangan data.
3)
Concurrency
and
Control
system,
yang
memungkinkan pembagian
akses
penggunaan ke basis data.
4)
Recovery 
control 
system, 
yang 
dapat 
mengembalikan 
basis  data  ke
keadaan
konsisten
awal
apabila
terjadi kesalahan pada perangkat lunak
maupun perangkat keras.
5)
User
accessible
catalog,
yang
berisi
deskripsi
data
yang
terdapat
dalam
basis data.
2.1.5.2 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2005,  p19-20),  ada  lima  komponen
Database
Management System (DBMS) yaitu:
a.
Hardware (Perangkat keras)
Perangkat keras digunakan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasi.
Perangkat keras yang bersangkutan bergantung pada kebutuhan organisasi dan
DBMS yang digunakan. Contoh: single mainframe, single personal computer
atau komputer yang menggunakan jaringan.
  
10
b.
Software (Perangkat lunak)
Komponen perangkat
lunak
terdiri dari perangkat
lunak DBMS
itu sendiri dan
program-program aplikasi,
bersama
sistem operasi,
termasuk
perangkat
lunak
jaringan jika DBMS menggunakan jaringan. Contoh: Java, Vb, C++.
c.
Data
Merupakan  komponen  terpenting  dalam  lingkup  DBMS.  Data  pada  sebuah
sistem basis data baik itu single-user maupun multi-user sitem harus terintegrasi
dan dapat digunakan bersama (Integrated and Shared).
d.
Prosedur
Prosedur berhubungan dengan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan
dan
kegunaan
dari
basis
data.
Pengguna sistem
tersebut
dan
karyawan
yang
mengelola basis data memerlukan dokumentasi prosedur dan bagaimana sistem
itu dijalankan. Prosedur tersebut meliputi:
1)      Masuk ke dalam DBMS.
2)      Menggunakan fasilitas DBMS atau aplikasi program tertentu.
3)      Memulai dan menghentikan DBMS.
4)      Membuat backup dan recovery basis data.
5)      Menangani kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak.
  
11
e.
User (Pengguna)
Komponen
terakhir
adalah
manusia
yang
terlibat
dalam
sistem,
termasuk
di
dalamnya adalah:
1)
Application
Manager,
bertanggung
jawab
untuk
membuat
aplikasi
basis
data
dengan
menggunakan
bahasa pemrograman yang ada, seperti: C++,
Java, dan lainnya.
2)
End Users, siapapun yang berinteraksi dengan sistem secara online melalui
workstation/terminal.
3)
DA  (data administrator),  seseorang 
yang  berwenang 
untuk 
membuat
keputusan   strategis   dan   kebijakan   mengenai   data   yang   ada,   DBA
(database administrator), menyediakan dukungan teknis untuk
implementasi keputusan tersebut, dan bertanggungjawab atas keseluruhan
kontrol sistem pada level teknis.
2.1.5.3 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), DDL adalah suatu bahasa yang
memungkinkan DBA (database administrator) atau pengguna untuk mendeskripsikan,
menerangkan
dan
memberi
nama
entitas-entitas, atribut, dan relasi
yang
dibutuhkan
untuk  aplikasi,  termasuk  batasan-batasan  yang  bersangkutan  serta  batasan
keamanannya.
Hasil kumpulan dari statement DDL adalah satu set tabel yang menyimpan file
khusus   secara   bersama,   yang   dinamakan   sistem   katalog.   Sistem   katalog   yang
  
12
mengintegrasikan meta-data, yang dimana meta-data adalah data yang menggambarkan
objek dalam basis data dan membuatnya lebih mudah untuk diakses dan dimanipulasi.
Metadata
berisi
definisi dari
record,
data item,
dan
obyek
lain
yang
menjadi
minat ke para pemakai atau diperlukan oleh DBMS. Data dictionary dan data directory
juga digunakan untuk mendeskripsikan sistem katalog.
2.1.5.4 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p41), DML adalah suatu bahasa yang
memberikan set operasi untuk mendukung operasi manipulasi data dasar pada data yang
tersimpan di dalam basis data. Operasi manipulasi pada data meliputi:
a.
Menambahkan data baru ke dalam basis data.
b.
Memodifikasi data yang ada dalam basis data.
c.
Mengambil data yang terdapat dalam basis data.
d.
Menghapus data dari basis data.
DML dibedakan oleh perolehan bentuk dasar pencarian, dan dapat dibedakan
menjadi dua jenis DML, yaitu:
a.
Procedural DML
Suatu bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberi instruksi ke sistem
mengenai data yang dibutuhkan dan cara mendapatkannya. Artinya, pengguna
harus
menjelaskan
operasi
pengaksesan data yang akan digunakan dengan
menggunakan  prosedur  yang  ada  untuk  mendapatkan  informasi  yang
dibutuhkan.
  
13
b.
Non-Procedural DML
Suatu  bahasa  yang  memungkinkan  pengguna  untuk  menentukan  data  yang
dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya.
2.1.5.5 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Keuntungan dari DBMS:
a.
Mengatur data yang berulang.
b.
Data menjadi lebih konsistensi.
c.
Data yang sama dapat digunakan bersama-sama oleh pengguna yang berbeda.
d.
Meningkatkan keterkaitan antar data.
e.
Meningkatkan keamanan.
f.
Pelaksanaan standarisasi.
g.
Meningkatkan efisiensi kebutuhan
h.
Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda- beda dapat dipenuhi dengan mudah.
i.
Meningkatkan aksesbilitas dan respons data
j.
Meningkatkan produktivitas
k.
Meningkatkan maintenance melalui kebebasan data
l.
Meningkatkan keamanan pada data yang dipakai bersama-sama.
m.
Mempermudah fungsi backup dan recovery.
Kerugian dari DBMS:
a.
Proses di dalamnya lebih rumit.
b.
Ukuran yang besar
  
14
c.
Harga DBMS yang mahal
d.
Harga hardware tambahan
e.
Performance menjadi lebih lambat
f.
Dampak yang lebih tinggi jika terjadi kegagalan
2.1.6
Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), Entity-Relationship Modeling adalah
pendekatan
perancangan
basis
data
top
down
yang
dimulai
dengan
mengidentifikasi
data yang penting yang disebut dengan entitas dan hubungan di antara data yang harus
direpresentasikan dalam model.
a.
Entity
Menurut Connolly dan Begg (2005, p345), konsep dasar dari model ER adalah
Entity, yaitu kumpulan dari objek-objek dari dunia
nyata dengan sifat (properti)
yang
sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang keberadaannya tidak tergantung.
b.
Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2005, p346), relasi didefinisikan sebagai
sekumpulan hubungan antara satu atau lebih entity.
Setiap
relasi
diberi
nama
sesuai
dengan
fungsinya.
Representasi
diagram dari relasi
adalah
berupa
garis
lurus
yang
menghubungkan dua buah entity.
Derajat
dari
relasi
adalah
jumlah
dari
partisipasi entity
dalam sebuah
relasi
tertentu. Entity yang berkaitan dalam sebuah relasi dikenal sebagai participant
dalam
relasi dan jumlah participant dalam relasi disebut sebagai derajat relasi.
  
15
Derajat relasi ada empat macam, yaitu :
1)
Unary
2)
Binary Relationship, yaitu relasi berderajat dua,
3)
Ternary Relationship, yaitu relasi berderajat tiga
4)
dan relasi berderajat empat disebut sebagai quartenar.
c.
Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2005, p350), Atribut merupakan properti dari
sebuah
entitas 
atau relasi.
Atribut bisa bernilai tunggal ,yaitu
single-valued
ataupun
bernilai jamak, yaitu multi-valued. Macam-macam atribut:
1)
Simple
Attribute,
yaitu atribut yang
terdiri
dari
satu
komponen
tunggal
dengan
keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi
menjadi bagian
yang lebih
kecil lagi, yang dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
2)
Composite Attribute, yaitu atribut
yang terdiri dari beberapa komponen, dimana
masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen, misalkan
atribut alamat dapat terdiri dari nama jalan, kota, kode pos.
3)
Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap
kejadian, misalkan entity Cabang memiliki satu nilai untuk atribut NoCabang
pada setiap kejadian.
4)
Multi-valued  Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk
setiap kejadian,
misalkan entity Cabang
memiliki
beberapa
nilai
untuk atribut
NoTelp pada setiap kejadian.
  
16
5)
Derived Attribute, yaitu atribut yang menggantikan sebuah nilai yang diturunkan
dari nilai atribut yang berhubungan atau kumpulan dari atribut, tidak perlu pada
jenis entity yang sama.
6)
Key
Menurut Connolly dan Begg (2005, p352) beberapa key dalam DBMS sebagai
berikut:
a)
candidate
key
adalah
jumlah
minimal
atribut-atribut
yang
dapat
mengidentifikasi tiap kejadian atau record secara unik.
b)
primary
key
adalah
candidate
key
yang
terpilih
untuk
mengidentifikasi
secara unik dari beberapa tipe entity.
c)
Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih
attribut.
Foreign key adalah primary key dari entity yang digunakan oleh entity lain untuk
mengidentifikasi kejadian dari suatu relationship.
d.
Strong and weak entity types
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p354),
strong
entity
adalah
sebuah
entity
type yang keberadaannya tidak tergantung dengan entity lain. Karakteristik dari entity
dapat diidentifikasikan dengan primary key dari entity type tersebut.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p355), weak entity adalah sebuah entity type
yang keberadaannya tergantung dengan entity lain. Karakteristik dari weak entity adalah
atribut
yang terdapat pada entity
tersebut tidak dapat
mengidentifikasikan entity type
tersebut secara unik.
  
17
e.
Attributes on Relationships
Menurut Connolly dan Begg (2005, p356), Attributes on Relationships
merupakan atribut yang terkait dengan tipe relasi yang menggunakan simbol yang sama
sebagai sebuah tipe entitas. Namun, untuk membedakan antara sebuah relasi dengan
sebuah atribut dan entitas, sebuah tabel mewakili atribut-atribut yang ditandai dengan
relasi menggunakan garis putus-putus.
f.
Structural constraints
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2005,  p356),  multiplicity
merupakan  jumlah
kemunculan   yang   mungkin   dari   sebuah   entity  type   yang   berhubungan   dengan
kemunculan tunggal dari sebuah entity type yang berhubungan melalui relasi tertentu.
Tingkat relasi
yang
umum antar entity adalah binary. Berikut
ini adalah relasi binary
yang sering terjadi :
1)
Relasi One-to-One (1 : 1)
Relasi
dimana
setiap
entity
yang
ada
hanya
dapat
mempunyai
maksimal
satu
relasi dengan entity yang lain.
2)
Relasi One-to-Many (1 : *)
Relasi dimana setiap entity yang ada dapat mempunyai satu relasi atau lebih dari
satu relasi dengan entity yang lain.
3)
Relasi Many-to-Many (* : *)
Relasi
diamana
setiap
entity
dapat
mempunyai
lebih
dari
satu
relasi
dengan
entity lainnya.
  
18
4)
Multiplicity for Complex Relationship
Multiplicity (Complex
Relationship)
merupakan
jumlah
kemunculan
yang
mungkin dari sebuah entity type di dalam n-ary relationship ketika
nilai (n-1)
yang lain sudah pasti.
5)
Cardinality dan Participation Constraints
Multiplicity terdiri
dari
dua
batasan
yaitu
cardinality
dan
participation.
Cardinality menggambarkan jumlah maksimum relasi yang mungkin terjadi dari
sebuah entity yang berpartisipasi dalam tipe relasi. One-to-One (1 : 1), One-to-
Many
(1
:
*),
dan
Many-to-Many
(*
:
*)
merupakan
Cardinality
dari
relasi
binary. Participation menentukan apakah semua atau hanya sebagian dari entity
yang berpartisipasi dalam relasi.
2.1.7
Database Application Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2005, p.283), basis data
merupakan
komponen
dasar dari sebuah sistem informasi, dan perkembangan dan penggunaannya harus dilihat
dari segi kebutuhan yang lebih luas dari sebuah organisasi. Perancangan basis data
merupakan proses membuat rancangan sebuah basis data yang akan mendukung operasi
dan tujuan perusahaan.
  
19
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle
Berikut ini adalah tahap-tahap siklus hidup aplikasi basis data :
a.
Database planning
Database
planning adalah
kegiatan
manajemen
yang
mengijinkan
daur
hidup
sistem basis data untuk bekerja seefisien dan seefektif mungkin.
  
20
Tahapan utama paling penting didalam database planning adalah :
1)
Mendefinisikan  mission  statement,  yaitu  membantu  dalam
menjelaskan
tujuan proyek
sistem basis data
dan
menyediakan
alur
yang
jelas
dalam
pembuatan aplikasi sistem basis data seefisien dan seefektif mungkin.
2)
Mengidentifikasikan
mission objectives sebagai
tugas
tertentu yang
harus
disediakan
oleh
sistem basis
data.
Aktivitas
perencanaan
basis
data
(database
planning) menentukan bagaimana data akan dikumpulkan,
dokumen-dokumen  apa  saja  yang  dibutuhkan,  serta  bagaimana
perancangan dan implementasi akan dilakukan.
b.
System definition
System  definition  adalah tahapan menentukan jangkauan dan batasan dari
aplikasi sistem basis data, pengguna, dan area
aplikasinya. Sebelum dilakukan
adanya
perancangan
basis
data,
hal mendasar
yang
perlu
dilakukan
adalah
mengidentifikasikan
terlebih
dahulu
batasan
dari
sistem yang
dibangun
dan
bagaimana 
sistem 
tersebut 
dapat 
berinteraksi 
dengan 
bagian 
lain 
sistem
informasi suatu organisasi.
c.
Requirement collection and analysis
Requirements collection and analysis merupakan proses mengumpulkan dan
menganalisis
informasi
mengenai
bagian
dari
organisasi
yang
akan
didukung
oleh aplikasi basis data, serta menggunakan informasi ini guna mengidentifikasi
kebutuhan
dari
pengguna
pada
sistem yang
baru.
Ada
beberapa
teknik
mengumpulkan informasi ini, yang dikenal dengan istilah fact finding.
  
21
Secara
umum, terdapat
lima macam teknik fact finding yang
sering digunakan,
meliputi  pemeriksaan  dokumen-dokumen,  wawancara,  observasi  pada
organisasi, riset, dan menyebarkan kuesioner.
d.
Database design
Metodologi perancangan merupakan suatu pendekatan terstruktur yang
mempergunakan prosedur, teknik, alat, serta perangkat dokumentasi guna
mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Metodologi perancangan
mencakup beberapa tahapan yang masing-masing terdiri atas sejumlah langkah,
yang
berguna
dalam memberikan
panduan
kepada perancang
mengenai
teknik
yang sesuai pada setiap tahapan dalam proyek.
Metode perancangan basis data merupakan proses membangun suatu rancangan
basis data yang akan mendukung aktivitas organisasi. Terdapat dua pendekatan
utama
yang digunakan
dalam merancang basis data,
yakni pendekatan secara
bottom up dan pendekatan secara top down.
Pendekatan 
secara 
bottom 
up  dilakukan
melalui 
analisis 
terhadap 
atribut
(properti   dari   entity   dan   relasi)   beserta   asosiasinya.   Proses   normalisasi
merupakan representasi pendekatan secara bottom up ini. Normalisasi mencakup
pengidentifikasian atribut-atribut yang diperlukan beserta agregasi berikutnya
menjadi relasi yang telah dinormalkan dengan berdasarkan pada ketergantungan
fungsional diantara atribut-atribut.
Pendekatan secara top down dilakukan dengan terlebih
membangun model data
tingkat
tinggi
guna
kemudian
membangun model
data
yang
lebih
sederhana.
Pendekatan ini diilustrasikan melalui konsep model Entity-Relasi (ER).
  
22
Perancangan
basis
data
terbagi
ke dalam tiga
tahap utama,
yakni perancangan
basis
data
secara
konseptual, logikal,
dan
fisikal.
Penjelasan
selengkapnya
mengenai ke tiga tahap ini akan dibahas pada sub bab berikutnya.
e.
DBMS selection
Melakukan pemilihan DBMS yang sesuai guna mendukung aplikasi basis data.
Pemilihan dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah berikut ini:
1)      Definisikan persyaratan atas referensi pemilihan DBMS.
2)      Buat daftar beberapa produk yang dapat dijadikan pilihan.
3)      Evaluasi fitur dari masing-masing produk.
4)      Buat rekomendasi pemilihan beserta laporannya.
f.
Application design
Merancang tampilan untuk pengguna beserta program aplikasi yang akan
mengakses   dan   memproses   basis   data.   Tampilan   merupakan   salah   satu
komponen   penting,   karena   akan   menentukan   keberhasilan   penyampaian
informasi kepada penggunanya.
g.
Prototyping
Pada tahap ini membangun suatu model kerja dari aplikasi basis data. Suatu
prototype tidak
selalu
harus
memiliki
seluruh
fitur-fitur
yang
dibutuhkan
atau
menyediakan fungsi menyeluruh dari hasil akhir sistem. Tujuan utama
mengembangkan
suatu
prototype aplikasi
basis
data
adalah
memberikan
kesempatan 
kepada  user
untuk 
menggunakan 
prototype 
guna
mengidentifikasikan fitur-fitur apakah yang sudah bekerja dengan baik, ataupun
  
23
masih
memiliki
kekurangan,
agar
dapat dilakukan perbaikan terhadap aplikasi
basis data, dan jika mungkin meningkatkan fitur baru kepada aplikasi basis data.
Dengan cara ini kita dapat memperjelas kebutuhan pemakai dan pengembang
sistem dalam mengevaluasi kelayakan dengan sistem tertentu.
Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan, yaitu:
1)      Requirement Prototyping
Menggunakan prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi
basis   data   dan   ketika   kebutuhan   sudah   terpenuhi,   prototype   tidak
digunakan lagi atau dibuang.
2)      Evolutionary Prototyping
Digunakan   dengan   tujuan   yang   sama,   tetapi   perbedaannya   adalah
prototype tetap digunakan.
h.
Implementation
Pada tahap ini membangun realisasi
secara fisik dari basis data dan rancangan
aplikasinya. Implementasi dari basis data dilakukan dengan membangun struktur
dan file dari basis data, yang juga berkaitan dengan penggunaan DBMS tertentu.
Sementara   program   aplikasinya   diimplementasikan   dengan   menggunakan
bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
i.
Data conversion and loading
Pada tahap
ini
merupakan pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang
baru dan melakukan konversi terhadap aplikasi yang ada untuk digunakan pada
basis data yang baru tersebut.
  
24
Tahapan ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data baru menggantikan
sistem basis data yang lama. DBMS biasanya mempunyai suatu kegunaan yang
memanggil
file
yang
sudah
ada
ke
dalam basis
data
yang
baru.
Dapat
juga
mengubah
dan
menggunakan
program aplikasi
dari
sistem yang
lama
untuk
digunakan oleh sistem yang baru.
j.
Testing
Testing
merupakan
proses
pengeksekusian
program aplikasi
dengan
tujuan
menemukan error (kesalahan). Aplikasi basis data diuji dan divalidasi
terhadap
kebutuhan yang telah dispesifikasikan oleh pengguna.
k.
Operational maintenance
Aplikasi
basis
data diimplementasikan secara
menyeluruh.
Sistem
diawasi dan
dipelihara secara berkesinambungan. Dan jika dibutuhkan,   
kebutuhan-
kebutuhan baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi basis data dengan
melalui
tahap-tahap terdahulu dari daur hidup.
2.1.8
Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan basis data adalah proses
pembuatan
sebuah
rancangan
untuk
sebuah basis
data
yang
mendukung
operasi
dan
tujuan
dari
perusahaan. Perancangan basis data
dibagi
ke
dalam
tiga
tahapan
utama,
yaitu Perancangan Basis Data Konseptual, Perancangan Basis Data Logikal, dan
Perancangan Basis Data Fisikal.
  
25
a.
Perancangan sistem basis data konseptual
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p443),
perancangan
sistem basis
data
konseptual
adalah proses
membangun model
informasi
yang digunakan
dalam
perusahaan, terlepas dari segala pertimbangan fisik.
Adapun langkah-langkah perancangannya sebagai berikut:
Langkah 1: Membangun model data konseptual lokal
bertujuan 
untuk 
membangun 
model 
data 
konseptual 
dari 
kebutuhan  data
perusahaan.
1)      Identifikasi tipe entitas
Mengidentifikasi tipe entitas untuk model yang akan dibangun. Langkah
pertama
dalam membangun
model
data
konseptual
adalah
dengan
mendefinisikan objek-objek utama user. Objek-objek ini merupakan tipe-
tipe
entitas untuk
model
tersebut.
Salah
satu
metode
mengidentifikasi
entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan dengan
mengidentifikasikan kata benda.
2)      Identifikasi tipe relasi.
Bertujuan untuk mengidentifikasi relasi yang terjadi antar entitas yang
sudah didefinisikan. Untuk mengidentifikasi relasi dapat dilakukan dengan
cara
mencari
kata kerja
pada
spesifikasi kebutuhan
user. Pada umumnya
relasi   bersifat   biner   (relasi   dua   tipe   entitas).   Namun,   perlu   juga
diperhatikan  adanya  relasi  kompleks  yang  melibatkan  lebih  dari  tipe
entitas dan relasi rekursif yang melibatkan hanya satu tipe entitas. Setelah
  
26
mengidentifikasikan relasi, langkah
selanjutnya
adalah
menentukan
multiplicity setiap relasi. Batasan multiplicity digunakan untuk
memeriksa
dan memelihara kualitas data. Setiap relasi harus berpartisipasi minimal
satu   relasi.   Deskripsi   relasi   dan   batasan-batasan   multiplicity  harus
disimpan dalam kamus data.
3)
Identifikasi dan asosiasi atribut dengan tipe entitas dan relasi.
Dengan mengidentifikasi atribut-atribut yang dimiliki oleh entitas maupun
relasi,
biasanya
disebut
dicari
kata benda
atau
frase
kata
benda
dari
spesifikasi kebutuhan user.
4)
Tentukan domain atribut, bertujuan
untuk
menentukan batasan nilai 
yang
valid bagi atribut-atribut. Domain adalah kumpulan nilai-nilai yang
diijinkan untuk satu atau lebih atribut. Contoh domain untuk atribut “Jenis
Kelamin” adalah sebuah karakter tunggal yang bernilai hanya “L” (untuk
laki-laki) atau “P” (untuk perempuan).
5)
Tentukan atribut-atribut candidate key dan primary key.
Mengidentifikasi
candidate
key untuk
setiap
entity,
dan
kemudian
menentukan primary key.
6)
Pertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts (optional step).
Mempertimbangkan
penggunaan
konsep-konsep
seperti specialization/
generalization,
aggregation,
atau 
composition.
Pada 
tahap 
ini, 
jika
memilih
pendekatan
spesialisasi, diusahakan
untuk
memperhatikan
perbedaan antara entitas dengan
mendefinisikan
satu
atau
lebih
subclass
dari sebuah entitas superclass. Jika menggunakan pendekatan generalisasi,
  
27
diusahakan untuk mengidentifikasikan fitur-fitur umum antar entitas untuk
mendefinisikan 
sebuah 
entitas  superclass
generalisasi. 
Pendekatan
agregasi digunakan
untuk merepresentasikan hubungan “mempunyai
sesuatu”
atau
“bagian
dari”
antara tipe-tipe
entitas,
dimana
yang
satu
merepresentasikan “keseluruhan” dan yang lainnya sebagai “bagiannya”.
Sedangkan komposisi digunakan untuk merepresentasikan sebuah asosiasi
antara
tipe-tipe
entitas dimana
terdapat
kepemilikan
yang
kuat
dan
keterhubungan antara “keseluruhan” dan “bagiannya”.
7)
Periksa model terhadap redudansi.
Tujuannya adalah untuk memeriksa konsep
model
data
apakah
masih
mengandung data maupun entitas serta atribut yang berulang  atau     tidak.
Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa kembali hubungan-
hubungan yang ada apabila terdapat suatu hubungan yang mirip.
8)
Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi user.
Memastikan bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang
dibutuhkan bagi
view.
Dua
pendekatan
yang mungkin
dilakukan
untuk
memastikan  bahwa  model  data  konseptual  lokal  mendukung  transaksi
yang dibutuhkan adalah:
a)      Mendeskripsikan transaksi.
Memeriksa apakah
semua informasi (entitas, relasi, dan atributnya)
yang dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model,
dengan mendokumentasikan sebuah deskripsi dari kebutuhan
transaksi.
  
28
b)      Memakai jalur transaksi.
Memvalidasi
model data
terhadap transaksi
yang dibutuhkan
yang
melibatkan
diagram yang
merepresentasikan
jalur
setiap
transaksi
dalam diagram ER.
9)
Tinjau kembali model data konseptual lokal bersama dengan pengguna.
Meninjau model yang telah dibangun
guna
memastikan
bahwa
model
tersebut merupakan representasi yang sesuai. Pada langkah ini, data
konseptual lokal ditinjau
ulang oleh user. Model data konseptual meliputi
diagram
ER
dan
dokumentasi
pendukung
yang
menggambarkan
model
data tersebut. Jika terjadi anomali pada model data, maka harus dilakukan
perubahan yang
mungkin memerlukan pengulangan langkah-langkah
sebelumnya. Proses ini terus diulang
sampai
model
data
benar-benar
menjadi representasi aktual dari perusahaan.
b.
Perancangan sistem basis data logikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p462), perancangan sistem basis data logikal
adalah proses
membangun
model
informasi yang digunakan dalam perusahaan
dengan berdasarkan pada suatu model data spesifik, tetapi
masih terlepas dari
Database Management System tertentu beserta pertimbangan fisik lainnya.
Adapun langkah-langkah perancangannya sebagai berikut:
Langkah 2: Membuat dan validasi data model logikal
Bertujuan
untuk
membangun
model
data
logikal
dari
model
data
konseptual
lokal yang merepresentasikan view tertentu dari perusahaan dan memvalidasikan
  
29
model tersebut untuk menjamin agar strukturnya benar, yaitu menggunakan
teknik  normalisasi  dan  mendukung  transaksi  yang  dibutuhkan,  yaitu  dengan
cara:
1)      Menghilangkan 
fitur 
yang  tidak  kompatibel  dengan 
model  relational
(optional)
Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki
model
data
konseptual
lokal
dengan menghilangkan feature yang tidak kompatibel. Ada empat langkah
yang harus dilakukan untuk menghilangkan fitur yang tidak kompatibel,
yaitu :
a)      Menghilangkan tipe binary relationship many-to-many (*:*)
Penyelesaian  dari  tipe  relationship
ini  adalah  dengan 
membuat
sebuah
entitas baru
diantara
kedua relasi tersebut sehingga muncul
dua relationship (1:*).
b)      Menghilangkan tipe recursive relationship many-to-many (*:*)
c)      Menghilangkan tipe complex relationship
d)      Menghilangkan multi-valued attribute
Penyelesaiannya
adalah
dengan
membuat sebuah entitas bernama
baru sebagai tempat atribut tersebut, kemudian duplikasikan primary
key ke dalam entitas tersebut sebagai foreign key.
  
30
2)
Dapatkan relasi untuk model data logikal lokal.
Membangun  relasi  untuk  model  data  logikal  untuk  merepresentasikan
entity, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi, meliputi:
a)
Buat relasi untuk semua entity strong yang terdapat pada model data.
b)
Buat relasi untuk semua entity weak yang terdapat pada model data.
c)
Tipe relasi biner One to Many (1:*).
d)
Tipe relasi biner One to One (1:1).
e)
Tipe relasi rekursif One to One.
f)
Tipe relasi superclass/subclass (Model Enhanced).
g)
Tipe relasi biner Many to Many (*:*).
h)
Tipe relasi kompleks.
i)
Atribut multi-valued.
3)
Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi.
Bertujuan
untuk
memvalidasikan relasi di dalam model data logikal lokal
menggunakan  teknik  normalisasi.  Proses  normalisasi  yang  ada  seperti
First
Normal
Form (1NF),
Second
Normal
Form
(2NF),
Third
Normal
Form (3NF).
4)
Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
Memastikan bahwa relasi pada model data logikal lokal dapat mendukung
transaksi yang dibutuhkan. Validasi transaksi seperti ini pernah dilakukan
pada  langkah  sebelumnya,  namun  dilakukan  kembali  untuk  mengecek
  
31
relasi-relasi yang dibuat pada rancangan logikal juga mendukung transaksi
user.
5)
Definisikan integrity constraints.
Mendefinisikan
batasan-batasan
yang
meliputi
required data,
atribute
domain constraints,
entity integrity, referential integrity, serta
enterprise
constraints.
6)
Tinjau kembali model data logikal lokal bersama dengan pengguna.
Meninjau model yang telah dibangun
guna
memastikan
bahwa
model
tersebut merupakan representasi yang sesuai. Model data logikal telah
selesai dan didokumentasikan. Pada tahapan ini model logikal dan
dokumentasi tersebut ditinjau ulang dengan user.
7)
Menggabungkan model data logikal ke dalam global.
Menggabungkan
model
data
logikal
lokal
ke
dalam model
data
logikal
global yang merepresentasikan semua user view dari sebuah sistem basis
data.
8)
Mengecek untuk perkembangan masa yang akan datang.
Menentukan apakah ada perubahan dan menilai apakah model data logikal
bisa
menampung
perubahan
ini.
Perancangan
sistem basis
data
logikal
sangat
memperhatikan apakah model data logikal (boleh atau tidak boleh
untuk dikembangkan) yang digunakan untuk mendukung perkembangan di
masa akan datang.
  
32
c.
Perancangan sistem basis data fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p496), Perancangan basis data fisikal adalah
proses  menghasilkan  deskripsi  dari  implementasi  basis  data  pada  perangkat
penyimpanan sekunder, dengan menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan
indeks
yang
digunakan
untuk
memperoleh
akses
yang
efisien
terhadap
data,
beserta segala integrity constraints yang terkait dan pertimbangan keamanan.
Adapun langkah-langkah perancangannya, yaitu:
Langkah 3:
Terjemahkan
model data logikal global terhadap DBMS yang
telah ditentukan.
Bertujuan  untuk  menghasilkan  skema  basis  data  relasional  dari  model  data
logikal global yang dapat diimplementasikan pada DBMS pilihan.
Bagian pertama dari proses ini adalah memerlukan perbandingan informasi yang
dikumpulkan  selama  perancangan  sistem  basis  data  logikal  dan
didokumentasikan pada kamus data. Bagian kedua dari proses ini menggunakan
informasi   tersebut   untuk   menghasilkan   desain   relasi   dasar.   Proses   ini
memerlukan
pengetahuan
yang
mendalam mengenai
fungsionalitas
yang
ditawarkan oleh DBMS pilihan.
1)
Rancang relasi dasar.
Menentukan bagaimana
relasi dasar
akan direpresentasikan pada DBMS
target. Untuk memulai perancangan fisikal pertama, harus menyusun dan
memahami 
informasi 
tentang  relasi 
yang 
menghasilkan 
perancangan
sistem basis data logikal. Kebutuhan informasi ini bisa berupa kamus data
  
33
dan  definisi  relasi  yang  menggambarkan  penggunaan  database design
language (DBDL).
2)      Rancang representasi dari data yang telah didapat.
3)      Rancang general constraints.
Merancang general constraint terhadap DBMS target. Perubahan terhadap
data
dapat
dibatasi
oleh
aturan
perusahan yang
mengatur transaksi.
Perancangan   batasan   ini   tergantung   pada   pemilihan   DBMS   yang
digunakan. Beberapa DBMS
menyediakan
fasilitas
ini,
namun
ada
juga
yang tidak menyediakannya, sehingga
untuk
menentukan
batasan
harus
dilakukan pada program aplikasi.
Langkah 4: Rancang fileOrganizations and Indexes
Bertujuan untuk menentukan optimal organisasi file untuk menyimpan relasi
dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang baik yaitu dengan
cara yang mana relasi dan baris akan dipegang ditempat penyimpanan sekunder.
1)      Analisis transaksi.
Bertujuan 
untuk 
memahami 
fungsionalitas  dari 
transaksi 
yang 
akan
berjalan didalam basis data serta menganalisa transaksi yang penting.
Dalam analisis transaksi terdapat beberapa kriteria, diantaranya:
a)
Transaksi 
yang  sering  dijalankan  akan  memiliki  pengaruh 
yang
penting pada hasil.
b)
Transaksi yang kritis untuk beroperasi pada bisnis.
  
34
c)
Waktu  selama  harian  atau  mingguan  ketika  dapat  meningkatkan
permintaan pada sistem basis data.
2)
Pilih organisasi file.
Menentukan organisasi
file
yang efisien
untuk
setiap basis
relasi.
Salah
satu tujuan utama dalam perancangan sistem basis data fisikal adalah untuk
menyimpan dan mengakses data dengan jalur yang efisien.
3)
Pilih indeks.
Menentukan apakah penggunaan indeks akan dapat meningkatkan
performansi dari sistem.
4)
Perkirakan kebutuhan disk space.
Bertujuan  untuk  memperkirakan  kapasitas 
disk 
space 
yang 
akan
dibutuhkan oleh basis data. Memperkirakan penggunaan kapasitas disk
tergantung pada DBMS yang dipakai dan perangkat keras yang digunakan
untuk
mendukung
sistem
basis
data.
Secara
umum
estimasi
didasarkan
pada
ukuran
setiap
baris
dan
jumlah
baris
dalam setiap
tabel. Selain
itu
perlu juga dipertimbangkan apakah
setiap
tabel
akan
bertumbuh
dan
sebaiknya akan faktor pertumbuhan ini dimasukan ke dalam perhitungan
kebutuhan kapasitas disk.
Langkah 5: Rancang user views.
Langkah 6: Rancang mekanisme keamanan.
  
35
Merancang mekanisme keamanan pada basis data yang dispesifikasi oleh user.
a)
Keamanan sistem
Meliputi
akses
dan
penggunaan
sistem basis data
pada tingkatan
sistem
seperti username dan password.
b)
Keamanan data
Meliputi akses dan penggunaan objek sistem basis data (seperti relasi dan
view) dan tindakan yang memungkinkan user untuk memanipulasi objek.
Langkah 7: Pertimbangkan penggunaan dari redudansi terkontrol
Langkah 
8: 
Lakukan 
pengawasan 
dan 
pemeliharaan 
terhadap 
sistem
operasional.
2.1.9
Normalisasi
Menurut Connolly
dan
Begg
(2005, p388),
normalisasi adalah sebuah
teknik
yang menghasilkan sekumpulan relasi dengan kriteria yang diinginkan, yang
memberikan kebutuhan data dari sebuah perusahaan.
Proses
normalisasi
menyangkut
beberapa langkah yang bisa digunakan untuk
memeriksa sebuah relasi sehingga sebuah basis data dapat dinormalisasi ke dalam
beberapa  tahap.  Normalisasi  biasanya  dijalankan  dengan  melewati  beberapa  tahap.
Setiap tahap disebut sebagai bentuk normal
tertentu yang memiliki properti tersendiri,
dimana relasi semakin kuat jika tahap nya semakin tinggi.
Hal
penting
yang
perlu
diperhatikan
dalam proses
normalisasi
adalah
bentuk
normal pertama (First Normal Form / 1NF) yang menjadi kritis dalam membuat relasi.
  
36
Semua
bentuk
normal
berikutnya
adalah optional.
Tetapi
untuk
menghindari
update
anomalies
biasanya
dianjurkan
sampai
tahap
ketiga (3NF).
Normalisasi
yang umum
dipakai
adalah
sampai
dengan
bentuk
normal yang ketiga. Berikut adalah penjelasan
bentuk normal pertama sampai ketiga :
2.1.9.1 First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p403), first normal form (1NF) adalah suatu
relasi dimana pada setiap perpotongan dari baris dan kolom memuat satu dan hanya satu
nilai. Mengidentifikasi dan membuang atribut yang berulang (repeating group) dan
memiliki nilai yang lebih dari satu. Suatu hubungan dikatakan normal pertama jika :
a.
Setiap dari baris dan kolom terisi dari atribut yang bernilai tunggal
b.
Primary key telah ditentukan
c.         Attribute nilai banyak (multi value) telah dihilangkan
2.1.9.2 Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly
dan
Begg
(2005,
p407),
second
normal
form (2NF)
adalah
suatu relasi telah melalui
bentuk
normal pertama dan
semua atribut non-key
memiliki
ketergantungan sepenuhnya (full functional dependency) terhadap primary key.
Atribut non-key adalah atribut yang tidak merupakan bagian primary key. Dalam
2NF, setiap atribut yang merupakan partial functional dependency harus dipisahkan ke
relasi atau table yang baru dengan mengikutsertakan determinant-nya.
  
37
2.1.9.3 Third Normal Form (3NF)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p409),
third
normal
form
(3NF)
adalah
suatu relasi telah melalui bentuk normal pertama dan kedua, dan setiap atribut non-key
tidak
memiliki
ketergantungan
transitif
(transitive dependency)
terhadap primary
key.
Setiap tabel atau relasi memiliki transitive depedency apabila memiliki atribut bukan
primary
key
yang
bergantung
functional
pada
atribut
bukan
primary
key
lainya
pada
tabel tersebut. Maka setiap atribut yang transitive dependency dipisahkan menjadi relasi
yang baru dengan mengikutsertakan determinant-nya.
2.1.10  Web Database System
Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p34), sistem basis data dapat digunakan
dalam sebuat website dengan menggunakan internet. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi
yang dapat digunakan :
a.
Remote connection, yaitu sebuah sistem basis data yang dapat diakses oleh
user
melalui web kapan saja dan dimana saja.
b.
Client-server architectures, yaitu bentuk umum untuk program aplikasi database
yang menggunakan internet.
c.
Distributed   database yaitu  beberapa  DBMS  mempunyai  fasilitas  untuk
mengijinkan 
bagian 
tertentu 
dari  database
untuk 
disimpan 
dalam
kompeter/server yang  berbeda-beda.  Secara  fisikal  database terpisah-pisah,
tetapi secara logikal database tetap merupakan satu kesatuan.
  
38
d.
Multidatabases, yaitu sebuah
teknologi database
yang memungkinkan beberapa
database
tunggal   untuk   disatukan   agar   dapat  
mendukung   akses   yang
terintergrasi ke tempat penyimpanan data.
2.1.11  Web Database Lifecycle
Web database lifecycle terdiri dari conceptual web data model, logical web  data
model, dan physical web data model. Yang mana merupakan pengembangan dari basis
data conventional seperti yang digambarkan di bawah ini :
Gambar 2.2 Web Database Lifecycle
  
39
2.1.12  Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten, Benley, dan Dittman (2004, p344), Data Flow Diagram
merupakan
model
proses
yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data yang
melalui
sistem
dan
perkerjaan
atau
proses-proses
yang
dilakukan
oleh
sistem.
Data
Flow Diagram
juga disebut sebagai bubble chart, Transformation graph, dan process
model.
Komponen-komponen Data Flow Diagram adalah sebagai berikut :
a.
Terminator/ Entitas Luar
Entitas
Luar
adalah
entitas
di
luar
sistem yang
berkomunikasi
atau
berhubungan langsung dengan sistem.
Terdapat dua jenis entitas luar :
1)      Terminator Sumber
Merupakan terminator yang menjadi sumber.
2)      Terminator Tujuan
Merupakan  terminator yang  menjadi  tujuan  data  atau  informasi
sistem.
b.
Proses
Komponen
proses
menggambarkan
transformasi
input menjadi
output.
Penamaan proses disesuaikan dengan proses atau kegiatan yang sedang
dilakukan.
  
40
Ada beberapa hal yang diperhatikan tentang proses :
1)      Proses harus memiliki input dan output.
2)      Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store
atau proses melalui alur data.
3)
Sistem/bagian/divisi/departemen    yang    sedang    dianalisis    oleh
professional sistem digambarkan dengan komponen proses.
c.
Data Store/Penyimpanan data
Komponen
ini
digunakan
untuk
membuat
model
sekumpulan
paket
data
dan  diberi  nama  dengan  kata  benda  bersifat  jamak.  Data Store dapat
berupa file/basis data yang
tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat
manual seperti buku alamat, file folder.
Yang perlu diperhatikan tentang data store :
1)
Alur data dari
proses
menuju data store,
hal
ini
berarti
data store
berfungsi sebagai tujuan/tempat penyimpanan dari suatu proses
(process write).
2)
Alur data dari data store ke proses, hal ii berarti data store berfungsi
sebagai sumber/proses memerlukan data (process read).
3)
Alur  
data   dari  
proses  
menuju  
data  
store  
dan   sebaliknya
berartiberfungsi sebagai sumber dan tujuan.
  
41
d.
Alur Data
Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data/paket data dari
satu bagian ke bagian lainnya.
Terminator
Proses
Data Store
Alur Data
Gambar 2.3 Komponen DFD
2.1.13  State Transition Diagram (STD)
State
Transition Diagram
(STD)
adalah
suatu
perangkat
pemodelan
yang
menggambarkan
sifat
ketergantungan
terhadap
waktu pada
sistem. Menurut Pressman
(2001,p317),
STD
digunakan
untuk
mengidentifikasikan
bagaimana
sistem harus
berperilaku
seperti
resiko
dari
kejadian eksternal.
Untuk
mencapai
hal
ini
STD
menampilkan berbagai jenis model perilaku dari hasil dan
tingkah laku yang mana
transisi dibuat dari satu state ke state lain. Penyajian STD merupakan landasan dasar
untuk menentukan perilaku. Biasanya di dalam STD digunakan notasi seperti :
a.
Active
1)
State, simbolnya persegi panjang.
State
adalah
kumpulan
keadaan
atau atribut yang
memberi perincian
seseorang atau benda apa waktu dan kondisi tertentu. Contohnya seperti :
proses user mengisi password, menentukan instruksi berikutnya,
Simbol State :
  
42
2)      Transition state/perubahan state, simbolnya tanda panah berarah.
Simbol Transition State :
3)      Condition
Kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat terdeteksi oleh sistem. Hal
ini
akan
mengakibatkan
perubahan
terhadap state
dari
keadaan
state
menunggu
X
ke
state menunggu
Y.
Contohnya
seperti
Interrupt
signal
maupun data.
4)      Action
Action adalah hal yang dilakukan sistem apabila ada perubahan state atau
merupakan reaksi terhadap kondisi. 
Action
menghasilkan keluaran dari
tampilan pesan, cetakan atau alat output lainnya.
b.
Passive
Sistem ini tidak dilakukan
melakukan kontrol terhadap
lingkungan, akan tetapi
lebih
bersifat
menerima
data
atau
member
reaksi
saja,
yaitu
sistem yang
menerima atau mengumpulkan data dari signal yang dikirim oleh satelit.
Berikut adalah gambar STD yang sederhana :
Condition
Action
State X
State Y
  
43
2.1.14  Internet
Menurut
Eaglestone
dan
Ridley
(2001,
p22),
internet mengimplementasi
mekanisme  untuk  menghubungkan  jaringan  komputer.  Internet  dapat  juga  disebut
dengan
“lem”
yang
menghubungkan jaringan komputer yang ada di seluruh dunia dan
membentuk sebuah jaringan tunggal di dunia. Fasilitas ini dapat disamakan dengan
sistem telepon internasional yang sudah terintegrasi, yang memungkinkan semua orang
berhubungan melalui telepon di manapun dan kapanpun. Perkembangan internet telah
membawa perubahan drastis terhadap pemakaian komputer untuk kebutuhan informasi
baik dalam perusahaan atau di luar perusahaan.
2.1.15  World Wide Web (WWW)
Menurut Mc
Leod
(2001, p75), WWW adalah suatu
sistem server
yang besar
dan
mengatur
berbagai
macam informasi
yang
dapat
berupa,
gambar
maupun
suara.
Internet
menyediakan arsitektur
jaringan
dan
WWW
menyediakan metode untuk
menyimpan dan mengambil dokumen-dokumen.
Istilah – istilah dari World Wide Web :
a.
Web site
Adalah
sebuah
komputer
yang
dikaitkan
ke
internet
yang
berisi
hypermedia
yang dapat diakses dari komputer lain melalui suatu hyperlink.
b.
Web page
Adalah   suatu   file   hypermedia  yang   disimpan   di   suatu   web  site  yang
diidentifikasikan oleh satu alamat yang unik.
  
44
c.
Home page
Adalah
halaman pertama dari
suatu web
site.
Halaman
halaman
lain di site
tersebut dapat dicapai dari home page.
d.
Hypertext link
Adalah suatu penunjuk yang terdiri dari teks atau
grafik
yang digunakan
untuk
mengakses  hypertext  yang  disimpan  di  web  site.  Teks  ini  biasanya  digaris
bawahi dan ditampilkan dalam warna biru.
e.
Universal Resource Locator ( URL )
Adalah alamat dari suatu web page.
f.
Browser
Suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan kita mengambil  hypermedia
dengan
mengetikkan parameter
pencarian
atau
mengklik
suatu
grafik.
Kemampuan ini membebaskan kita dari keharusan untuk mengetahui URL dari
web page yang berisi informasi yang kita butuhkan.
g.
File Transfer Protocol ( FTP )
Adalah suatu perangkat lunak yang memungkinkan kita menyalin file ke
komputer kita dari web site mana saja.
h.
Transfer Control Protocol / Internet Protocol ( TCP / IP )
Adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunikasi internet dalam
tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain.
i.
Web Server
Adalah suatu aplikasi pada
suatu situs web yang bertanggung
jawab merespon
file dari web browser.
  
45
j.
Web Browser
Adalah program aplikasi yang digunakan
untuk menjelajahi informasi yang ada
di halaman web dan untuk mendapatkan dokumen dari web tersebut.
k.
Hypertext Transfer Protocol ( HTTP )
Adalah suatu protokol yang digunakan agar client dapat tetap berhubungan web
server ataupun sebaliknya.
l.
Hypertext Markup Language ( HTML )
Adalah suatu format data standar yang digunakan untuk membuat dokumen
hypertext agar dapat dibaca dari suatu platform satu ke platform lainnya, tanpa
melakukan perubahan apapun juga.
2.1.16  PHP
Menurut Welling dan Thompson (2001,p4), PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
adalah bahasa pemograman berbasis server yang dirancang khusus untuk web. Dalam
halaman  HTML,  dapat  dimasukkan  kode  PHP  yang  akan  dieksekusi,  setiap  kali
halaman web tersebut diakses. Kode PHP ini akan diterjemahkan oleh web server dan
akan dijalankan bersamaan dengan HTML atau output lainnya, yang akan dilihat oleh
pengunjung situs web.
Kelebihan-kelebihan dari PHP dibandingkan bahasa pemograman lain adalah :
a.
Bahasa
pemograman
PHP
adalah
sebuah
bahasa
script yang
tidak
melakukan
sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
b.
Web Server yang
mendukung PHP
dapat ditemukan
dimana-mana
dari
mulai
apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan configurasi yang relatif mudah.
  
46
c.
Tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan PHP.
d.
Dalam  sisi  pengembangan  lebih  mudah,  karena  banyaknya  milis-milis  dan
developer yang siap membantu dalam pengembangan.
e.
Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena
memiliki referensi yang banyak.
f.
PHP adalah open source yang dapat digunakan di berbagai mesin, yaitu Linux,
Unix, Macintosh, Windows dan dapat dijalankan secara runtime.
2.1.17  JavaScript
Menurut Purnomo (2008, p5), JavaScript dibangun dengan tujuan untuk
memberikan
sebuah
bahasa
pemograman
yang
kecil
(dalam hal
jumlah
byte
yang
dihasilkan) serta dinamis, identik dengan HyperTalk atau dBASE. Bahasa scripting ini
menawarkan  sebuah  alat  bantu  pemograman  kepada  audiens  yang  lebih  luas,  oleh
karena kemudahan sintaksnya dikhususkan untuk fungsionalitas standar, dan kebutuhan
sumber daya (perangkat keras maupun perangkat lunak) yang minimal ketika membuat
sebuah objek secara ringkas.
2.2
Teori-teori Khusus
2.2.1
Multi Level Marketing (MLM)
Menurut Santoso (2003,p28), Multi Level Marketing adalah suatu metode bisnis
alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi. MLM juga sebagai
penentu
cara terbaik
untuk
menjual
produk
dari
suatu
perusahaan
melalui
inovasi
di
  
47
bidang  pemasaran  dan  distribusi.  MLM  hanya  berkaitan  dengan  bagaimana  bisa
menjual suatu produk dengan lebih efektif dan efisien kepada pasar.
2.2.1.1 Tujuan Multi Level Marketing (MLM)
Menurut Santoso (2003, p35-38), Tujuan MLM terbagi menjadi dua, yaitu :
a.
Meningkatkan Pemasukan
Peningkatan pemasukkan dari perusahaan bisa didapatkan dengan meningkatkan
dua
elemen,
yaitu
:
omzet penjualan dan laba untuk setiap produk. Biasanya,
perusahaan lebih memusatkan pada peningkatan omzet penjualan daripada
meningkatkan
laba
yang
di
dapat
dari setiap
produk
dengan
menaikkan
harga
produk. Kompetitor biasanya akan memenangkan persaingan jika suatu
perusahaan menaikan harga produk mereka.
b.
Mengurangi Pengeluaran
Paling tidak ada dua langkah yang bisa dilakukan oleh perusahaan MLM untuk
mengurangi  pengeluaran  mereka.  Langkah pertama, memindahkan  produk
lebih dekat ke pelanggan. Suatu produk dipindahkan dari gudang-gudang yang
mereka miliki ke tempat yang dekat dengan pelanggan. Pemindahan tempat ini
diharapkan akan meningkatkan volume penjualan. Pada perusahaan yang tidak
menggunakan cara MLM, hal ini dikerjakan
dengan biaya operasional yang
sangat tinggi. Tetapi, MLM memungkinkan untuk melakukan hal ini dengan
biaya yang lebih murah karena distributor mereka yang akan menanggung biaya
ini.
Langkah
kedua,
merekrut
tenaga
penjualan berdasarkan
komisi.
Tenaga
penjualan  menerima  pembayaran 
hanya  berdasarkan  pada  komisi. 
Hal 
ini
  
48
dimaklumi
karena
tujuan
utama
perusahaan
MLM
adalah
melakukan
penghematan dalam pembayaran tenaga kerja mereka.
2.2.1.2 Kelebihan Bisnis Multi Level Marketing (MLM)
Menurut Tracy (2002, p30-37), kelebihan utama MLM dapat diringkas sebagai
berikut :
a.
Jika  sudah  memakai  produk  sebagai  seorang  konsumen,  anda  memperoleh
penghematan tambahan sebagai seorang distributor karena bisa membeli produk
secara borongan.
b.
Anda
akan
terbiasa
menjual
dan
membeli
produk
dengan
kualitas
yang
baik
dengan harga lebih murah.
c.
Anda 
menjalankan  bisnis 
untuk  diri 
sendiri  dan 
memiliki  kebebasan  dan
keuntungan pajak yang ada didalamnya.
d.
Anda bisa menjalankan bisnis MLM dengan modal yang kecil.
e.
Biaya tambahan
hanya
sedikit
karena
anda
bisa
menjalankan bisnis
MLM
dari
rumah sendiri.
f.
Anda
tidak
harus
menimbun barang apapun,
meskipun
membutuhkan
sejumlah
barang yang siap sedia, hanya sebagai sampel.
g.
Anda  tidak  mempunyai  batas-batas  geografis  dalam  perusahaan  MLM  yang
membatasi gerak nasional.
h.
Pada
perusahaan
MLM,
anda
dapat
mengembangkan
penghasilan
berdasarkan
apa yang dilakukan orang lain dalam kelompok anda.
  
49
i.
Anda
menawarkan
pelayanan
perorangan
kepada
para
konsumen
dan
sekarang
benar-benar merupakan suatu nilai tambah.
j.
Bisnis MLM cocok bagi suami
istri
maupun sebuah keluarga karena dikerjakan
di rumah dan bekerja bersama-sama juga bisa mendekatkan setiap orang.
k.
Bisnis 
ini 
memberikan  suatu 
peluang  dalam 
melakukan 
perjalanan 
yang
menyenangkan, berkenalan dengan teman-teman baru dan pengalaman belajar
yang positif.
2.2.2
Pengertian e-Commerce
Di
jaman
sekarang
ini,
banyak
sekali
perusahaan
yang
menggunakan e-
Commerce
sebagai
ajang
promosi
yang
efektif
dan
murah. e-Commerce
sendiri
mengalami
kemajuan
seiring
dengan kemajuan teknologi
internet.
Hal
ini disebabkan
karena teknologi internet merupakan satu kesatuan dengan e-Commerce
itu
sendiri.
Dengan kata lain, e-Commerce merupakan bagian dari internet secara umum.
Menurut  Chaudhury  dan  Kuilboer  (2002,p6),  e-Commerce  adalah  aktivitas
bisnis dan komersil yang berjalan melalui internet dan menggunakan WWW (World
Wide  Web).  Dengan  kata  lain,  e-Commerce  itu dapat disimpulkan sebagai suatu
kegiatan komersil bisnis yang melalui internet dan melalui HTTP. Definisi e-Commerce
ini juga mencakup EDI (Electronis Data Interchange) yang memungkinkan teknologi
dari berbagai industri untuk bertukar data.