BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Manajemen
Menurut Stephen
P. Robbins
dan
Mary Coulter (2004,
p6)
manajemen
adalah proses
mengkoordinasi
kegiatan
kegiatan
pekerjaan
sehingga
secara
efisien
dan
efektif
dengan
dan melalui orang lain.
Menurut 
Malayu  S.P 
Hasibuan  (2004,  p12) 
manajemen 
adalah 
ilmu 
dan  seni
mengatur
proses
pemanfaatan sumber
daya
manusia
dan
sumber
sumber
lainnya
secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2
Manajemen Operasi
Menurut
Jay Heizer
dan Barry
Render
(2006,
p4)
manajemen
operasi
adalah
serangkaian aktivitas
yang
menghasilkan
nilai
dalam
bentuk barang
dan jasa
dengan
mengubah
input
menjadi
output.
Kegiatan
yang menghasilkan
barang
dan jasa,
berlangsung
di
semua
orgasnisasi.
Dalam
perusahaan
manufaktur,
dapat
terlihat
dengan
jelas
aktivitas
produksi
yang
menghasilkan
barang,
namun dalam
organisasi yang
tidak menghasilkan
produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas.
2.3
Manajemen Tata Letak
Gudang
Manajemen pergudangan
dirancang
bertujuan untuk
mengontrol
kegiatan
pergudangan. Yang diharapkan dari pengontrolan
ini
adalah
terjadinya
pengurangan
biaya-
biaya
yang
ada
di
dalam
gudang,
pengambilan
dan
pemasukan
barang
ke
gudang
yang
efektif
dan
efisien,
serta
kemudahan
dan
keakuratan
informasi
stok
barang
di
gudang.
Sistem informasi
mengenai manajemen pergudangan ini sering disebut
dengan
warehouse
5
  
6
management
system  (WMS).
Sistem 
pergudangan 
haruslah 
sederhana 
dan 
mudah
dimengerti dengan tujuan:
Menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan customer service
Menurunkan inventori hingga tingkat terendah
Meningkatkan produktivitas dari perusahaan
2.4
Pengertian tata letak
Menurut Jay Heizer
dan
Barry
Render (2006,
p450)
mengatakan bahwa
tata letak
merupakan satu
keputusan
penting
yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka
panjang.
Tata
letak
memiliki
banyak
dampak strategis
karena tata
letak
menentukan daya
saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan
kerja,
kontak pelanggan, dan citra
perusahaan. Tata
letak
yang efektif
dapat
membantu
organisasi
mencapai sebuah strategi yang
menunjang diferensiasi, biaya
rendah,
atau respon
cepat.
Tujuan
strategi
tata
letak
adalah
untuk
membangun
tata
letak
yang ekonomis
yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Menurut Sritomo
Wignjosoebroto (2003,
p67) tata
letak
adalah
tata cara
pengaturan
fasilitas – fasilitas pabrik guna memperlancar proses produksi
Dari
beberapa
pengertian
tata
letak di atas
dapat di
simpulkan
bahwa
tata
letak
merupakan suatu
sistem yang
saling
terintegerasi diantara
seluruh
fasilitas –
fasilitas
yang
mendukung
seluruh
kegiatan
produksi
dari
bahan baku
atau masukkan
(input)
hingga
keluaran
(output) hingga
selama
proses
tersebut
dapat
mencapai
suatu
nilai
tambah
yang
berupa
efisiensi
dan
efektifitas
operasi
perusahaan sehingga proses
produksi
dapat
berjalan
dengan lancar.
Dalam
semua
kasus,
desain
tata
letak
harus
mempertimbangkan bagaimana untuk
dapat mencapai:
1.   Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
  
7
2.   Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3.   Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4.   Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5.   Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak
yang ada sekarang, tata letak
tersebut
akan perlu diubah).
Semakin
lama, desain
tata letak
perlu dipandang sebagai sesuatu yang
dinamis.
Hal
ini berarti
mempertimbangakan
peralatan
yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Rak
pajangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di
gudang
dibuat
di
pabrik (tinggal
pasang).
Agar
dapat
mengatasi perubahan model
produk
secara
cepat dan
mudah, dan
masih
dalam
tingkat produksi
yang memadai, manajer
operasi
harus
memberikan
fleksibilitas
dalam
desain
tata
letak.
Untuk
mendapatkan
fleksibilitas
dalam tata letak,
para manajer melatih pekerja mereka saling
bersilang, merawat peralatan,
menjaga
investasi tetap rendah, menempatkan
sel
kerja
secara
berdekatan,
dan
menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan.
2.4.1
Tipe-Tipe Tata Letak
Menurut Jay Heizer
dan
Barry
Render
(2001,
p272)
keputusan
mengenai
tata letak
meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor
dan
meja-meja
(pada
pengaturan kantor)
atau pusat
pelayanan (dalam pengaturan rumah
sakit
atau
department store).
Sebuah
tata
letak
yang
efektif
memfasilitasi
adanya
aliran
bahan,  orang, 
dan  informasi  di  dalam  dan  antar  wilayah.  Untuk  mencapai  tujuan  ini,
beragam
pendekatan
telah
dikembangkan.
Di
antara
pendekatan
tersebut,
akan
dibahas
enam pendekatan tata letak:
1. 
Tata letak dengan posisi
tetap – memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
  
8
2.   Tata
letak
yang
berorientasi
pada
proses
berhubungan
dengan
produksi
dengan
volume rendah,
dan bervariasi
tinggi (juga disebut sebagai “
job shop”, atau produksi
terputus).
3.   Tata   letak  
kantor  
– 
menempatkan  
para  
pekerja,  
peralatan  
mereka,  
dan
ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. 
Tata
letak ritel
menempatkan rak-rak dan
memberikan
tanggapan
atas
perilaku
pelanggan.
5.   Tata letak gudang – merupakan paduan antara ruang dan penanganan bahan baku.
6.   Tata
letak
yang
berorientasi
pada
produk
mengusahakan
pemanfaatan
maksimal
atas karyawan dan mesin –
mesin pada produksi yang berulang atau berkelanjutan.
Oleh
karena
hanya
beberapa
dari
keenam
golongan
ini
yang
dapat
dimodelkan
secara
matematis,
tata
letak
dan
desain
dari
fasilitas
fisik masih
merupakan sebuah
seni.
Walaupun
demikian,
telah diketahui
bahwa sebuah tata
letak
yang
baik
perlu menetapkan
beberapa hal berikut:
1. 
Peralatan
penanganan
bahan.
Manajer harus
memutuskan
peralatan
yang
akan
digunakan
meliputi
ban
berjalan,
cranes,
juga
kereta
otomatis
untuk
mengirim
dan
menyimpan bahan.
2.  
Kapasitas
dan
persyaratan
luas
ruang.
Desain
tata
letak
dan
penyediaan
ruangan
hanya
dapat
dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan
diketahui. Manajemen
juga
harus mempertimbangkan kelonggaran yang
diisyaratkan
sebagai keamanan yg mengatasi beberapa masalah.
3.   Lingkungan hidup
dan
estetika. Pemikiran
mengenai
tata
letak
sering membutuhkan
keputusan
mengenai
jendela, tanaman, dan tinggi
partisi untuk memfasilitasi aliran
udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.
  
9
4.   Aliran informasi. Komunikasi sangat penting
bagi setiap perusahaan dan harus
dapat
difasilitasi oleh
tata
letak.
Permasalahan
ini
mungkin
membutuhkan
keputusan
tentang jarak,
juga
keputusan
akan
dibuatnya
kantor pada
ruangan
terbuka
menggunakan
pembatas setengah
badan
atau
kantor
yang
memberi
keleluasaan
pribadi.
5.   Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan
unik
yang
berkaitan
dengan pemindahan bahan
atau kepentingan beberapa
wilayah
tertentu
untuk
didekatkan
satu
sama
lain.
Sebagai
contoh,
memindahkan
leburan
baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.
2.4.2  
Tata Letak
Gudang
Menurut Jay Hezer
dan
Berry Render
(2006,
p468) tata
letak gudang adalah
Sebuah
desain yang
mencoba
meminimalkan
biaya
total dengan mencari paduan yang
terbaik antara
luas ruang dan penanganan bahan.
Tujuan
tata letak
gudang
(
warehouse
layout) adalah untuk
menemukan
titik optimal
di
antara
biaya
penanganan
bahan
dan
biaya
biaya
yang
berkaitan
dengan
luas
ruang
dalam
gudang.
Sebagai
konsekuensinya, tugas
manajemen
adalah
memaksimalkan
penggunaan setiap
kotak dalam
gudang yaitu
memanfaatkan volume
penuhnya
sambil
mempertahankan
biaya
penanganan
bahan
yang rendah.
Biaya
penanganan
bahan
adalah
biaya
biaya
yang berkaitan dengan
transportasi
barang
masuk,
penyimpanan,
dan
transportasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang.
2.5     
Pengertian
Gudang
Menurut John
Warman
(2004,
p5)
Gudang
(kata
benda) adalah
bangunan yang
dipergunakan untuk
menyimpan barang dagangan.
Pergudangan
(kata
kerja)
ialah kegiatan
menyimpan dalam gudang.
  
10
Gudang
adalah
suatu
tempat
yang
digunakan
untuk
menyimpan barang
baik yang
berupa
raw material,
barang
work in process
atau
finished good.
Dari
kata
gudang
maka
didapatkan
istilah
pergudangan
yang berarti
merupakan suatu kegiatan
yang
berkaitan
dengan
gudang.
Menurut
Holy
Icun
Yunarto
dan Martinus
Getty
Santika
(2005)
kegiatan
tersebut  dapat  meliputi  kegiatan  movement
(perpindahan), 
storage (penyimpanan)  dan
information transfer (transfer informasi).
2.5.1
Peran dan Fungsi Gudang
Menurut Ahmad Arwani (2009,
p23) peranan gudang dapat dikategorikan
dalam
tiga
fungsi:
1.   Fungsi penyimpanan (
strorage and movement)
Fungsi 
paling  mendasar  dari  gudang  adalah  tempat  penyimpanan  barang,  baik
bahan
mentah,
setengah
jadi,
maupun barang
jadi. Tujuan
dari
manajemen
adalah
bagaimana 
menggunakan 
ruang 
(
space)
seoptimal 
mungkin 
untuk 
menyimpan
produk dengan biaya tertentu.
2.   Fungsi melayani permintaan pelanggan
(
order
full filment)
Aktivitas
menerima barang
dari
manufaktur
atau suplier dan
memenuhi permintaan
dari
cabang atau
pelanggan
menjadikan gudang
sebagai
fokus
aktivitas
logistik.
Gudang
berperan
menyediakan
pelayanan
dengan
menjamin
ketersediaan
produk
dan siklus order yang reasonable.
Sistem
ini
akan
menurunkan
biaya,
karena
pengiriman
dari
manufaktur
bisa
dibuat
secara
berkala, cukup
dengan
kuantitas
truk atau mobil
boks.
Dengan
menyimpan
stok
dalam jumlah
tertentu, akan
membantu
manufaktur
dari permintaan yang
fluktuatif.
3.   Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and consolidation)
  
11
Fungsi
distribusi
ini
menjadikan
gudang sebagai
kepanjangan
tangan
dari
penjualan
dan
pemasaran
dalam
memastikan
penyampaian produk
dan informasi
kepada
pelanggan sebagai titik penjualan (point of sale).
Fungsi
ini
tercipta
sebagai
akibat
dari
karakterisitk
biaya
transportasi.
Pengiriman
dalam
jumlah
besar, secara
ekonomis lebih
murah
biayanya dibanding
dengan
pengiriman
dalam
skala
lebih
kecil.
Dalam
sistem tertentu,
fungsi
distribusi dan
konsolidasi menjadi fungsi utama dari gudang distribusi.
2.5.2  
Tujuan Fasilitas Pergudangan dan Fungsi Penyimpanan (
Storage)
Tujuan dari penyimpanan dan
fungsi gudang
yaitu untuk
memaksimalkan
utilitas
sumber-sumber
yang ada
ketika
memenuhi
keinginan
konsumen
dan juga
untuk
memaksimalkan
pelayanan terhadap
konsumen
dengan
kendala-kendala sumber
yang ada.
Sumber-sumber penyimpanan dan pergudangan yaitu ruang, peralatan, dan tenaga kerja.
Permintaan
konsumen untuk
penyimpanan dan fungsi
pergudangan
dapat dilakukan
secepat
mungkin
dan
dalam
kondisi
yang
baik.
Maka,
dalam
mendesain fungsi
penyimpanan
dan
pergudangan sedapat mungkin harus memenuhi tujuan berikut yaitu:
1.   Maksimalisasi
penggunaan ruang
2.   Maksimalisasi
penggunaan
peralatan
3.   Maksimalisasi
penggunaan
tenaga kerja
4.   Maksimalisasi akses ke seluruh barang
yang disimpan
5.   Maksimalisasi
perlindungan untuk seluruh barang yang disimpan
Perencanaan fasilitas
penyimpanan
dan
pergudangan
mengikuti secara
langsung
dari
tujuan
tersebut.
Perencanaan
untuk
penggunaan peralatan
secara
maksimum membutuhkan
pemilihan
peralatan
yang
tepat.
Untuk
tujuan
ketiga,
maksimalisasi
penggunaan
tenaga
kerja, termasuk di dalamnya yaitu menyediakan pelayanan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Perancanaan untuk maksimalisasi akses barang yang disimpan adalah kebutuhan layout
yang
  
12
lain.
Perencanaan
untuk perlindungan
secara
maksimum
dari barang
yang ada
mengikuti
secara langsung dari penyimpanan barang dengan tempat yang memadai dengan peralatan
yang sesuai oleh pekerja yang terlatih dalam layout yang terancang dengan baik.
2.5.3  
Tipe –
Tipe Gudang
Menurut 
Holy  Icun 
Yunarto  dan  Martinus  Getty  Santika  (2005)  dalam  bukunya
menyebutkan beberapa macam tipe gudang, yaitu:
1. 
Manufacturing plant warehouse
Manufacturing plant warehouse adalah
gudang
yang
ada
di
pabrik.
Transaksi
di
dalam
gudang
ini
meliputi
penerimaan dan
penyimpanan
material,
pengambilan
material,
penyimpanan
barang
jadi
ke gudang,
transaksi
internal
gudang,
dan
pengiriman
barang
jadi
ke
central
warehouse,
distribution
warehouse,
atau
langsung
ke konsumen.
Menurut John Warman (2005, p6),
manufacturing plant warehouse dapat dibagi-bagi
lagi menjadi:
•   
Gudang Operasional
Gudang
operasional
digunakan
untuk
menyimpan
raw
material dan
sparepart
yang   nantinya   akan   diperlukan  
dalam  
proses   produksi.   Dalam   gudang
operasional ini dapat pula disimpan barang-barang
work in process
.
•   
Gudang Perlengkapan
Gudang perlengkapan merupakan gudang yang digunakan untuk menyimpan
perlengkapan yang
akan digunakan
untuk
memperlancar
proses
produksi.
Perlengkapan merupakan barang yang digunakan untuk proses produksi tetapi
tidak
akan
ditemui
di
finished good
,
karena
barang
ini
hanya
berfungsi
membantu
proses
produksi.
Setelah
proses
produksi
berakhir
barang
ini
akan
  
13
dikembalikan  ke  gudang 
perlengkapan. 
Biasanya  berada  dekat  dengan 
line
produksi.
•   
Gudang Pemberangkatan
Gudang
pemberangkatan adalah
tempat
yang
digunakan
untuk
menyimpan
barang
yang
telah
menjadi
finished good.
Dari
gudang
inilah
nantinya
finished
good
akan dikirimkan keluar,
baik
ke
distributor atau retailer.
Gudang
ini
dapat
juga disebut gudang finished good.
•   
Gudang Musiman
Gudang
musiman
adalah
gudang
yang
bersifat
insidentil
dan
hanya
ada
pada
saat
gudang-gudang
baik
operasional
dan
pemberangkatan
penuh.
Gudang
ini
biasanya
bukan
milik
pabrik,
tetapi
disewa dari
pihak
lain
untuk jangka
waktu
tertentu.
Di
gudang
ini
dapat
disimpan
apa saja
mulai
dari
raw material
hingga
finished good.
2. 
Central warehouse
Central warehouse
adalah
gudang
pokok.
Transaksi
di
dalam
central warehouse
meliputi  penerimaan  barang  jadi  (dari  manufacturing warehouse,
langsung  dari
pabrik,
atau
dari
supplier),
penyimpanan
barang
jadi
ke
gudang,
dan
pengiriman
barang jadi ke distribution warehouse.
3. 
Distribution warehouse
Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi dalam gudang ini meliputi
penerimaan
barang  
jadi  
(dari  
central 
warehouse
pabrik,  
atau  
supplier),
penyimpanan
barang
yang
diterima
gudang,
pengambilan
dan
persiapan
barang
yang
akan
dikirim,
dan
pengiriman
barang
ke
konsumen.
Terkadang distribution
warehouse
juga berfungsi sebagai
central warehouse
.
4.   Retailer warehouse
  
14
Retailer warehouse
adalah gudang
pengecer,
jadi dengan
kata lain
dapat
dikatakan
gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen.
2.5.4
Operasi –
Operasi Pergudangan
Pergudangan
terdapat
tiga
fungsi
utama
yaitu
movement
(perpindahan),
storage
(penyimpanan) dan information
transfer (transfer informasi).
1.   Movement
(Perpindahan)
Fungsi  movement
ini  merupakan 
fungsi  utama,  salah 
satu 
kegiatannya  adalah
memperbaiki 
perputaran 
inventory dan
dan 
mempercepat 
proses 
pesanan 
dari
produksi hingga ke pengiriman utama.
Menurut 
Holy 
Icun 
Yunarto  (2005)  fungsi 
movement
dibagi 
menjadi  aktivitas-
aktivitas yang meliputi:
•  
Receiving (Penerimaan)
Merupakan
aktivitas
penerimaan
barang dimana
didalamnya
terdapat aktivitas-
aktivitas
seperti
pembongkaran
muatan,
penghitungan
kuantitas
yang
diterima
dan
inspeksi kualitas
dan kerusakan,
juga
aktivitas-aktivitas
lain yang
berkaitan
dengan penerimaan barang di gudang
•  
Putaway
Merupakan proses
pemindahan
barang dari
dok
penerimaan
ke
gudang
penyimpanan.
•  
Customer
Order Picking
Merupakan aktivitas pemindahan barang
dari gudang penyimpanan atau dari
lokasi
picking
untuk kemudian disiapkan untuk proses pengiriman.
•  
Packing
Proses
packing
merupakan
proses
pengepakan
barang
yang
akan
dikirim
ke
konsumen.
  
15
•  
Cross Docking
Proses ini
merupakan proses pemindahan barang dari area
receiving
langsung ke
lokasi
shipping tanpa melalui aktivitas penyimpanan di gudang.
•  
Shipping
Aktivitas
ini
merupakan
aktivitas
pengiriman
dan
meliputi
proses
pembuatan
dokumen barang yang akan dikirim.
2.   Storage
(Penyimpanan)
Storage
merupakan
aktivitas
penyimpanan
barang
baik
yang
merupakan
barang
baku  ataupun  barang  hasil  produksi.  Penyimpanan  barang  dilakukan  di  dalam
gedung gudang. Gudang finished good
dan
sparepart
dapat menjadi satu atau dapat
dipisahkan.
3.   Information Transfer (Transfer Informasi)
Aktivitas
ini
adalah
aktivitas
transfer
informasi
seperti
informasi
mengenai stock
barang yang ada di gudang atau informasi-informasi lain yang berguna, informasi ini
dapat merupakan informasi untuk pihak diluar gudang atau pihak gudang sendiri.
2.6
Klasifikasi Produk
Gudang seperti kegunaannya secara umum merupakan suatu tempat untuk
menyimpan benda. Benda yang disimpan dalam gudang ini dapat pula disebut sebagai
persediaan atau inventory. Secara umum persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan dua
hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi dari barang dalam gudang
dan klasifikasi persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang.
1.   Klasifikasi Persediaan Berdasarkan Fungsi Barang.
Dalam
dunia
industri
persediaan
yang disimpan
dalam
gudang dapat
bermacam-
macam  fungsinya.  Dalam  klasifikasi  ini  gudang  akan  dibagi-bagi  sesuai  dengan
barang  apa
yang
disimpan
dalam
gudang
tersebut.
Secara
umum,
berdasarkan
  
16
fungsi  fisiknya,
persediaan
dapat
dibagi
menjadi
empat
fungsi
utama.
Keempat
fungsi persediaan tersebut adalah:
Sebagai Raw Material
Raw
material merupakan
barang
yang
akan
diproses
dan
diberi
nilai
tambah
untuk
kemudian
dapat
dijual
dan
dipasarkan
kepada
konsumen
dengan
nilai
yang
lebih
tinggi.
Raw material dapat
berbeda-beda
untuk
setiap
perusahaan
tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya.
Barang yang menjadi raw material di suatu perusahaan belum tentu manjadi raw
material pula
di
perusahaan
lain.
Dapat
saja
raw material disuatu
perusahaan
menjadi
finished good di
perusahaan
lain.
Misalnya,
dalam
perusahaan
roti,
barang
yang menjadi
raw material
di perusahaan
itu
adalah tepung, akan
tetapi
bagi sebuah
pabrik tepung, tepung adalah sebuah finished good
yang dihasilkan
dari proses-proses rumit yang mengubah biji gandum menjadi tepung.
Sebagai
Work In Process
Barang Work in Process dalam
bahasa
sehari-hari
dikenal
dengan
nama
barang
setengah
jadi.
Barang
Work
in Process ini
adalah
raw
material yang
dikenai
proses
untuk menjadi suatu
produk hanya saja belum
selesai,
atau
dapat
dikatakan masih setengah jalan.
Sebagai Finished
Good
Finished
goods
merupakan
barang yang siap nuntuk disajikan atau siap
untuk dipasarkan kepada konsumen.
Finished goods ini merupakan
barang yang diperoleh dari bahan dasar
berupa raw material yang telah
diproses dan diberi nilai tambah.
Sebagai
Sparepart
atau Peralatan
Peralatan
atau
sparepart adalah
barang
yang
tidak
memberikan
nilai
tambah
kepada suatu
raw material
untuk
menjadi finished goods, akan
tetapi
sparepart
  
17
akan sangat berguna sekali untuk mendukung kelancaran proses pemberian nilai
tambah kepada
raw material
untuk menghasilkan
finished goods
.
Contohnya pada perusahaan kertas peralatan yang digunakan untuk
membentuk
kertas
A4
adalah
sebuah pisau
potong,
dalam hal
ini
pisau
potong
merupakan
peralatan yang digunakan untuk memberikan nilai tambah dari kertas yang
berupa
kertas
gelondongan
untuk kemudian
diproses
menjadi berukuran
A4.
Dalam
hal
ini
peralatan dapat
pula
seluruh
barang
yang
digunakan
untuk
keperluan maintenan©e mesin atau perlatan untuk memproses finished goods.
2.   Klasifikasi Persediaan jika
Dipandang Dari Aliran Arus Barang
Dalam
gudang
baik
gudang
yang
merupakan
gudang
raw
material
,
gudang
WIP,
gudang
finished goods ataupun
gudang
sparepart pasti
akan
terdapat
perbedaan
arus aliran
barang-barang yang
ada
didalamnya.
Dalam
suatu gudang,
misalnya
gudang
finished goods
ada
terdapat
bermacam-macam
finished goods
yang
disimpan dalam gudang tersebut yang berbeda jenisnya. Dengan adanya perbedaan
jenis tersebut maka aliran setiap barang tidak akan sama.
Dalam
klasifikasi
ini
persediaan akan
dipandang
berdasarkan aliran
barang
tersebut
apakah
barang
tersebut
termasuk
barang-barang
fast
moving,
medium
moving atau slow moving.
•  
Barang
Fast Moving
Barang-barang
yang
disebut
sebagai
fast moving
adalah
barang
dengan
aliran
yang
sangat cepat, atau dengan kata lain
barang
fast moving ini akan berada
di
gudang dalam waktu yang sangat singkat.
•  
Barang
Medium Moving
Barang
medium moving adalah
barang-barang
yang
aliran
barangnya
sedang-
sedang
saja,
tidak
terlalu
cepat
atau
terlalu
lambat.
Biasanya
barang
ini
akan
  
18
berada di
gudang
dalam waktu
yang relatif
lebih lama
jika dibandingkan
dengan
barang-barang
fast moving
.
•  
Barang Slow Moving
Barang-barang
slow moving
merupakan
barang
dengan
arus
aliran
barang
yang
sangat
lambat,
sehingga
biasanya
barang-barang
yang
slow
moving ini
akan
tersedia di gudang dalam jangka waktu yang cukup lama.
Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan manajemen
pergudangan
karena
hal
ini
akan sangat
menentukan
apakah suatu
gudang
telah
digunakan  secara 
efektif 
atau  belum. 
Dengan 
memperhatikan 
kecepatan  aliran
barang
tersebut diharapkan aliran
barang yang
ada di
gudang
menjadi lancar. Untuk
barang
fast
moving
dijaga
agar
stock
digudang
tidak
kehabisan
sehingga
tidak
mengecewakan
konsumen,
sedangkan
untuk
barang
yang
slow moving
dijaga
agar
tidak terjadi
penumpukan
barang
yang tidak
perlu
sehingga
kapasitas
gudang dapat
digunakan sebaik dan seefektif mungkin.
2.7
Proses dalam Pergudangan
Berikut adalah proses-proses yang
ada dalam pergudangan.
2.7.1
Penerimaan Barang
Ada
beberapa
pandangan yang
menyebutkan
bahwa
proses
penerimaan
barang
memegang peranan penting bagi keseluruhan proses pergudangan. Kesalahan yang terjadi
pada saat awal
akan
berimbas
pada
bagian
yang
lain,
bahkan
dapat
merugikan
konsumen.
Untuk
mencegahnya,
perlu
dibuat
penjadwalan
yang
baik
dengan
memperkirakan jumlah
barang
yang
akan
masuk
ke
gudang.
Pemberian prioritas
pada
beberapa
jenis
barang
juga
akan
meningkatkan produktivitas
dari pekerjaan.
Dalam
proses
penerimaan,
terdapat
beberapa aktivitas sebagai berikut:
Menyediakan area khusus yang
ideal untuk pembongkaran barang dari kendaraan.
  
19
Mencatat waktu kedatangan dan nomor kode barang.
Menerima surat jalan barang dan mencocokkannya dengan perintah kerja
.
Mempersiapkan kendaraan untuk melakukan pembongkaran muatan.
Membongkar muatan.
Memeriksa
dan
mencatat
jumlah
barang,
kondisi,
dan
kerusakan
yang
mungkin
timbul.
Memindahkan muatan dari area penerimaan ke lokasi yang sudah ditentukan.
2.7.2
Product Coding
Setiap perusahaan memiliki metode tertentu untuk mengidentifikasi produk-
produknya
menggunakan
suatu
sistem
pengkodean.
Sistem
tersebut
dapat
bersifat
unik
(mis:
Sistem MESC
pada
perusahaan
Shell
yang
memakai
10
nomor
kode) atau
mengikuti
standar tertentu (mis: Pemakaian bar code labelling di produk industri makanan). Faktor-
faktor yang menjadi alasan pemakaian kode barang adalah:
Mempermudah identifikasi produk.
Menghindari terjadinya duplikasi stok.
Mempermudah
pihak
luar
seperti
konsumen
atau
distributor
untuk
mengenali
produk.
Mengetahui lokasi barang di gudang.
2.7.3
Penyimpanan Barang
Dalam
penyimpanan
barang
di
gudang
terdapat
beberapa
tehnik
yang
terdiri
dari
tata letak barang dan racking system.
Tata  letak  barang  dalam  gudang  atau 
biasanya  disebut 
dengan  layout
barang
merupakan   suatu  
metode   peletakan   barang  
dalam  
gudang  
untuk   mempermudah,
  
20
mempercepat
dan
meningkatkan
efisiensi
dari
gudang
tersebut dalam
menampung
barang
maupun
mengalirkan
permintaan
barang
kepada pihak
yang
melakukan
permintaan.
Pihak
yang  melakukan  permintaan  ini  dapat 
dibagi  menjadi  internal 
customer
atau 
external
customer. Internal customer
adalah
pelaku
demand
yang
berada
dalam
suatu
perusahaan
yaitu
departemen
lain
dalam
perusahaan.
Sedangkan
external customer
adalah
konsumen
dalam
pengertian
secara
umum
yaitu
pihak
pelaku
demand yang
berasal
dari
luar
perusahaan.
Racking System adalah
suatu
cara
untuk
meningkatkan
kapasitas
tanpa
melakukan
pelebaran gudang. Selain itu juga dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan barang
sehingga gudang telihat lebih teratur tanpa membutuhkan tempat
yang terlalu luas.
2.7.3.1 Tata Letak
Barang
Dalam
melakukan
pengaturan
tata
letak
barang
di
gudang
terdapat
beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan.
Menurut
John
Warman (2004,
p69)
hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
melakukan
pengaturan
tata letak
gudang adalah sistem pengukuran kecepatan
yang
baik
dan
sistem pengendalian
yang
baik. Sistem pengukuran
kecepatan
akan
melihat
barang
berdasakan
klasifikasi
kecepatan
arus
aliran
barang dimana
barang
akan
dibagi
menjadi
3
macam
yaitu slow moving, medium moving
dan
fast moving. Dengan
melihat
ketiga
macam
barang di atas maka akan
dapat dilakukan pengendalian barang dengan baik.
Untuk
barang-barang
slow moving
hendaknya
diletakan
di
bagian
gudang
yang
paling
sulit
untuk
dijangkau,
dengan
alasan karena
barang
ini
sangat
jarang
mengalami
perpindahan
barang.
Sedangkan
untuk
barang-barang
fast
moving
biasanya
diletakan
di
bagian
yang cukup
terbuka
sehingga
dapat
memudahkan
dalam
melakukan pengambilan
barang.
Dengan
melakukan
peletakan barang seperti
di
atas maka
pengendalian
dalam
melakukan pengambilan barang
akan lebih
mudah, sehingga
efisiensi
gudang akan menjadi
tinggi.
  
21
Dalam
sebuah
dunia
nyata
tidak akan ada
gudang yang
sama
persis
untuk
satu
perusahaan
dan
perusahaan
lain,
ini dipengaruhi oleh
jumlah
item
yang
diproduksi
perusahaan,
item
yang
menjadi
slow moving atau
fast moving dan
kapasitas
gudang
dari
masing-masing perusahaan.
2.7.3.2
Racking System
Tujuan dari sistem
rak yang
utama adalah
untuk meningkatkan
kapasitas gudang
tanpa harus
melakukan
pelebaran
gudang.
Hal ini
disebabkan karena
dengan
menggunakan
sistem rak kita akan melakukan penyusunan barang dengan konsep bertingkat, dengan kata
lain
kita
melakukan
pemanfaatan
ketinggian
untuk
memperbanyak
kapasitas
dari
gudang.
Rak dalam konsep ini dapat terdiri dari dua macam rak yaitu:
a.   Rak Permanen
Rak permanen yaitu rak yang memiliki konstruksi bangunan yang permanen, dengan
kata
lain
rak
permanen
tidak
akan
dapat
dipindah-pindahkan
jika
diperlukan
di
bagian
lain. Kalaupun
rak ini
dapat
dipindahkan atau
dibongkar akan
membutuhkan
biaya yang besar, karena rak ini sudah menjadi bagian tetap dari gudang.
b.   Rak Sementara
Rak sementara terdiri dari
konstruksi rak yang dapat dipindah-pindah atau dibongkar
jika
sudah
tidak
diperlukan.
Rak
sementara
biasanya
digunakan jika
layout suatu
gudang
belum
pasti
dan sering
megalami perubahan
yang
disebabkan
oleh hal-hal
yang menjadi keterbatasan perusahaan.
  
22
Salah satu bentuk rak sementara ada pada gambar berikut :
Sumber : John Warman, p103
Gambar 2.1 Rak Sementara
2.7.4
Pencarian dan Pengambilan Barang
Ada dua jenis metode dalam pengambilan barang dari ruang penyimpanan,yaitu:
a.  
Manual methods
1.   Basic order picking
Petugas
pengambil
barang
bergerak
menuju
tumpukan
barang
menggunakan
peralatan/kendaraan yang tersedia, baik untuk jalur aisle
sempit ataupun lebar.
Pola
jalur
pengambilan
barang
dapat
bervariasi,
baik
dengan
pola
pengambilan
seperti
ular
yang
jalurnya
U,
zigzag, dan
pola
switch. Tingkat
efisiensinya
berbeda-beda,
misalnya:
Dengan
pola
pengambilan
ular,
operator akan
bergerak
mengelilingi
satu
aisle
dan
akan
berlanjut
ke
aisle
yang
lain,
dimana
hal
ini
efektif
untuk
pola
jalur
U.
Sedang
dengan
pola
pengambilan
switch,
operator
bergerak dari aisle ak yang satu menuju ke aisle
rak yang satu menuju ke aisle
dari rak yang lain.
  
23
Pola
pengambilan
barang
ini
akan
berdampak
pada
waktu
pengambilan
barang,
terutama pada operasi yang memiliki banyak aktivitas pengambilan barang.
2.   Batch picking or pick by line
Dimana
banyak
order
yang
dikelompokkan
menjadi satu.
Operator
akan
mengambil
banyak order dalam sekali
pengambilan dengan menggunakan
hand
pallet truck.
3.   Zone picking
Dimana area
pengambilan
barang
ini dibagi
menjadi
beberapa
wilayah
dengan
menempatkan
operator
pada setiap wilayah
itu. Jika satu order telah
diambil,
maka
akan diteruskan ke wilayah yang lain.
4.   Wave picking
Dimana barang
dari
semua
wilayah akan diambil pada
waktu
bersamaan, kemudian
jenis barang tersebut akan dipisah sesuai dengan permintaan dari setiap customer.
Seperti
yang telah
dijelaskan
di atas,
pengambilan
barang
seringkali
menjadi
penyebab
biaya
yang utama
yang kemudian
mempunyai
dampak
langsung terhadap biaya
keseluruhan
dalam menjalankan kegiatan pergudangan.
Berikut tentang peningkatan pengambilan dalam gudang:
Mempercepat 
waktu 
pengambilan 
barang, 
contoh: 
dengan 
menggunakan
powered pallet trucks dan
menempatkan
barang
di
tempat
yang
tidak
terlalu
tinggi.
•   Mengurangi
jarak
tempuh,
contoh:
memisahkan
barang
dalam
kategori
fast
,
medium, dan slow moving.
•   Mengambil beberapa jenis barang sekaligus.
Membawa barang ke operator menggunakan ©onvenyor.
b.  
Automated picking methods
  
24
Metode ini menggunakan
mesin-mesin otomatis statis
(berada
pada satu tempat
saja). Berikut ini merupakan beberapa di antaranya:
Robotics,
mirip
dengan
konsep
lengan
robot
di
jalur
perakitan
pada
industri
manufaktur.
Carousels
.
Mesin
yang
digerakkan
komputer
ini
berbentuk seperti komedi
putar
dengan
rak-rak
barang
di
sekelilingnya.
Barang
akan
diletakkan
ke
dalam
rak,
lalu rak akan bergerak secara
vertikal menuju lokasi
tertentu.
Di
tempat itu akan
ada  operator  yang  menunggu  untuk 
mengambil  barang.  Carousels
memiliki
produktivitas yang rendah (1-3000 item/jam), namun memiliki akurasi yang
tinggi.
Conveyors/Sorters.
Barang
akan
diletakkan
oleh
operator
di
atas
ban
berjalan.
Lalu
barang
akan
bergerak
menuju
alat
pemisah
(so®ters), yang
akan
memisahkan
barang-barang
ke
dalam
jenis-jenis
tertentu
sesuai
order. Sorters
memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, dapat mencapai 18000 item/jam.
2.7.5
Pengeluaran barang
Kegiatan  ini  merupakan  tahapan 
terakhir 
dalam  proses  pergudangan.  Aktivitas-
aktivitas dalam tahap pengeluaran adalah sebagai berikut:
Memeriksa
surat
perintah
pengeluaran
dan
mencocokkan
dengan
surat
jalan
yang
dibawa oleh pihak pengambil barang.
Memeriksa
dan
mencatat
kondisi
barang
yang
akan
dikeluarkan,
serta
kerusakan
yang mungkin timbul.
Mempersiapkan area pemuatan barang.
Mempersiapkan kendaraan pengangkut.
Mengeluarkan barang dari ruang penyimpanan dan
memuat ke kendaraan
  
25
Memberi segel pengaman
pada barang muatan (disaksikan oleh pengambil barang).
Meminta tanda tangan pengambil barang.
Mencatat waktu keberangkatan barang dan nomor segel pengamannya.
2.8
Masalah Tata Letak
Tata letak
gudang
merupakan
pertimbangan penting bagi
perencana fasilitas
karena
cenderung naiknya biaya
untuk meminjam, menyewa atau membeli. Seperti tata letak mesin,
tata
letak
gudang
yang baik
harus menggunakan
ruang
penyimpanan
yang
ada
untuk
meminimalisasi
biaya
penyimpanan
dan
pemindahan bahan.
Beberapa
faktor
yang
menjadi
pertimbangan
dalam perencanaan tata letak
gudang
adalah bentuk
dan
ukuran aisle,
tinggi
gudang,
lokasi
dan
orientasi
area
docking,
tipe
rak
yang
digunakan
serta
otomatisasi
yang
terlibat dalam penyimpanan atau pengambilan.
2.8.1
Perencanaan Layout Penyimpanan
Tujuan dari perencanaan
layout
dari bagian penyimpanan atau gudang yaitu:
1.  
Untuk efektivitas dari penggunaan ruang
2.   Memberikan material handling
yang efisien
3.  
Untuk meminimalkan biaya penyimpanan ketika memenuhi pelayanan pada level
tertentu
4.  
Untuk memberikan fleksibilitas maksimum
5.  
Untuk menyediakan pengaturan rumah tangga produksi yang baik
Untuk melengkapi dan
memenuhi
tujuan
ini, maka
beberapa
prinsip atau faktor atau
kriteria
untuk
penerapan area
penyimpanan
harus
diintegrasikan.
Faktor-faktor
tersebut
antara lain:
-
Faktor komoditi
-
Faktor Space utilization
  
26
Faktor komoditi sendiri dapat dibagi menjadi 4 kriteria
yaitu :
1.  
Popularity (popularitas)
Hukum
Pareto
menyatakan,
“85%
kesejahteraan di
dunia
dimiliki
atau
dipegang
oleh
15% orang “.
Hukum Pareto ini seringkali
diterapkan pada
popularitas
dari
material yang disimpan. Biasanya, 85% turn over
material
hanya dilakukan oleh
15% 
material 
yang  disimpan. 
Untuk  memaksimalkan 
pengambilan, 
maka 
15%
material
popular
harus disimpan
dengan
jarak tempuh
yang
minimal.
Dalam
kenyataannya,
material disimpan sehingga jarak tempuh (jangkauan) berkebalikan
secara
relative dengan
popularitas
material.
Jarak
tempuh
ini
dapat
diminimalkan
dengan menyimpan item popular pada
daerah atau area penyimpanan (
deep storage
area)
dan
menempatkan
material
untuk
meminimalkan
jarak
tempuh
total.
Pada
gambar dapat dilihat bahwa dengan menyimpan material dalam bentuk deep storage
(penataan  bertingkat)  maka  jarak  tempuh  ke  material  lain  lebih  kecil  daripada
material
yang
disimpan
dalam
shallow areas
(penataan
melebar).
Apabila
material
memasuki  dan  meninggalkan  gudang
dari  titik  yang  sama  maka  material  yang
popular dapat diposisikan sedekat mungkin dengan titik tersebut. Selanjutnya apabila
material
memasuki
dan
meninggalkan
area gudang
dari
titik
yang
berbeda
dan
diterima
serta
dikirimkan
dalam
jumlah
yang
sama,
material
yang
paling
popular
harus
diposisikan
sepanjang
rute
secara
langsung
diantara
titik kedatangan dan
keberangkatan.
Hal
ini
juga
berlaku
untuk kondisi
sebaliknya
yaitu
area
masuk
dan
pergi
berbeda
dan
jumlah
penerimaan
serta
pengiriman
berbeda,
maka
material
yang
paling popular
memiliki
rasio
penerimaan ataupun
pengiriman
terkecil
dan
ditempatkan
dekat
dengan
titik
pengiriman sepanjang
rute
yang
langsung
dilewati
antara titik masuk dan keluar tersebut. Akhirnya material yang popular memiliki rasio
pengiriman
atau
penerimaan
terbesar sehingga
harus
diposisikan dekat
dengan
titik
penerimaan
sepanjang
rute
langsung
yang
dilewati
antara
titik
masuk
dan
keluar
  
27
(rasio  penerimaan  atau 
pengiriman  tidak  lebih 
dari  rasio 
jarak 
tempuh  untuk
penerimaan dan jarak tempuh untuk pengiriman suatu material)
Gambar 2.2
Penyimpanan Barang berdasarkan Popularity
2.  
Similarity ( kesamaan )
Prinsip
kedua
dari
pengaturan
layout penyimpanan
yaitu
berdasarkan
kesamaan dari material yang disimpan.
Dengan menyimpan komponen yang memiliki
kesamaan maka jarak tempuh untuk
order pengambilan maupun penerimaan dapat
diminimumkan.
3.   Size
( ukuran )
Memiliki komponen kecil yang disimpan dalam ruang yang didesain untuk
komponen besar adalah tindakan
pemborosan. Umumnya, sering
dijumpai
bahwa
komponen
yang besar
tidak dapat disimpan pada rak (sesuai dengan popularitasnya
atau
kesamaan)
karena
tidak
muat.
Untuk
mengurangi
hal
ini
maka,
variasi dari
ukuran
lokasi
penyimpanan
harus
diberikan.
Apabila
kendala
yang
dihadapi
adalah
  
28
ketidakpastian ukuran
dari material
yang disimpan maka
rak
yang adjustable (dapat
dipindahkan
atau
diatur
sesuai
dengan keinginan)
dapat digunakan untuk
mengatasi
hal
itu.
Secara
umum,
material
berat
dan
berjumlah banyak harus
disimpan
dekat
dengan
titik pemakaian. Maka,
perancangan
dari ruangan
juga
berdasarkan
dari
kemudahan
penanganan
dan
popularitas dari
komponen.
Apabila
dijumpai
dua
komponen
yang
sama
popular,
sama
banyak
maka
komponen
yang
paling
mudah
pemindahannya
akan
ditempatkan dekat
dengan
titik
pemakaiannya.
Apabila salah
satu komponen lebih popular dari komponen lainnya tapi komponen yang kurang
popular itu ternyata penanganannya lebih mudah maka harus dibandingkan (trade
off) untuk
menentukan
posisi
komponen
tersebut.
Jika
ukuran
dari
komponen
menjadikan
beban
lantai
bermasalah
maka
komponen
yang
lebih
berat
disimpan
pada area
yang
memiliki beban
terendah.
Komponen
ringan,
mudah
dipindahkan
harus disimpan pada area yang memiliki beban lebih besar.
4.  
Characteristics (ka®akteristik)
Karakteristik dari
komponen
yang disimpan dan
ditangani
seringkali
berlawanan dengan
metode
yang
diindikasikan oleh
popularitas,
kesamaan,
dan
ukuran mereka. Beberapa karakteristik komponen yang penting yaitu:
a.    
Perishable materials (komponen yang mudah rusak).
Komponen
ini
membutuhkan
penanganan kontrol
lingkungan
yang
serius
dan
juga penentuan shelf life
harus dipertimbangkan.
b.    
Oddly shapped and crushable items (komponen
bentuk
khusus
dan
mudah
rusak).
Komponen 
tertentu 
tidak 
akan 
sesuai 
dengan 
area 
penyimpanan 
yang
tersedia.
Pada
komponen
dengan
bentuk
khusus
tersebut membutuhkan
penanganan yang cenderung bermasalah
karena jika
komponen tersebut harus
disimpan   
maka   
dibutuhkan   
ruang   
khusus   
yang   
terbuka   
untuk
  
29
penyimpanannya.
Apalagi jika
komponen tersebut
mudah
rusak
atau
dapat
rusak
karena ketidaksesuaian
kelembaban
maka
metode penyimpanan
dan
satuan unit penyimpanan harus disesuaikan.
c.
Hazarduous materials
(komponen berbahaya).
Komponen
seperti
cat,
varnish
dan bahan
kimia
yang
mudah
terbakar
membutuhkan
penyimpanan yang terpisah. Kode
keselamatan
harus dicek
dan
langsung
diikuti
oleh
seluruh
komponen
yang
mudah
terbakar atau
meledak.
Asam
dan
komponen
berbahaya
lainnya
harus
dipisahkan
untuk mengurangi
kecelakaan terhadap pekerja.
d.
Security
items (komponen dengan pengamanan khusus).
Hampir semua komponen dapat hilang. Untuk komponen dengan pengamanan
khusus seringkali menjadi
target
yang mudah
hilang. Komponen ini sebaiknya
diberikan perlindungan tambahan didalam area penyimpanan.
e.
Compatibility (keco©okan atau kesesuaian).
Beberapa
bahan
kimia tidak
berbahaya
disimpan sendiri,
tapi
mudah
menguap
jika bercampur dengan unsur lain. Beberapa material tidak membutuhkan
penyimpanan 
khusus 
tapi 
dapat 
dengan 
mudah 
terkontaminasi 
dengan
material
lain apabila ditempatkan
bersama-sama.
Maka
perlu dipertimbangkan
penyimpanan bercampur ini agar tidak menemui permasalahan.
2.8.2
Perencanaan Layout Fasilitas
Pengembangan
terhadap
layout
warehouse me®upakan
proyek
yang
kompleks
karena
layout
tersebut
mempunyai
pembatas-pembatas
seperti
ukuran
dan
ruang
untuk
kolom,
arah dan
ukuran
tempat
penerimaan, tinggi
plafon,
bentuk
bangunan
serta
kondisi
geografik.
  
30
Perancangan
untuk
peralatan
layout fasilitas
untuk
bangunan
yang
sudah
ada
merupakan
pekerjaan
yang
lebih
rumit
karena
rak dan
peralatan
pemindah bahan
harus
sesuai dengan bangunan. Sebuah
bangunan
yang
sudah
ada mempunyai
beberapa
konstrain
terhadap
layout peralatan.
Beberapa
diantara
konstrain
tersebut
adalah
ukuran
dan
jarak
antar
kolom bangunan,
arah
bentangan,
tinggi
langit-langit,
tinggi
dan
lokasi pintu,
kondisi
lantai, lokasi
truck yard
,
area kantor dan
pendukung lainnya, lokasi dari sumber listrik dan air
serta penghalang yang ada (pipa, cerobong, dan pemanas atau pendingin ruangan).
Selama
proses layout
peralatan,
kolom
bangunan muat
dengan ruang antara
bagian
rak.
Untuk
merancang
pengaturan
dari
rak
maka
harus
memperhatikan
jarak
antar
kolom
dan dapat menyediakan lintasan yang memadai untuk pemindahan bahan.
2.8.3
Prinsip Jalan Lintasan (aisles)
Prinsip
ini
diterapkan
dalam
area
kunci
fungsi
warehouse.
Area
fungsi
tersebut
adalah fungsi penerimaan, transportasi, pembukaan, penyortiran, penghitungan,
penyimpanan,
order pick
,
pemilihan,
pengepakan,
dan
pengiriman.
Layout aisle warehouse
yang
layak adalah
meningkatkan produktivitas
transportasi operator
warehouse,
mengurangi
resiko
kerusakan
barang dan
peralatan,
dan
memudahkan perpindahan
peralatan
dan
operator
diantara
fungsi
tersebut.
Dengan
dimensi
aisle te®sebut,
maka
operasi warehouse
memperoleh produktivitas yang
memuaskan,
pengurangan
rusaknya
barang
dan
peralatan,
menjadi  lebih  untung,  dan  menyediakan  pelayanan  yang  lebih  baik  kepada  konsumen.
Bentuk dan ukuran aisle
tergantung oleh :
1.
tipe peralatan pemindah bahan yang digunakan.
2.
tipe dari rak yang digunakan.
Bila
yang digunakan
adalah forklift, maka
dapat
dipilih
aisle sempit.
Sedangkan
bila
yang
digunakan
adalah
traktor
maka
diperlukan
aisle
lebar.
Apabila
digunakan
rak
dua
sisi
  
31
maka
setiap
rak
harus
dipisahkan
untuk
memudahkan
penyimpanan
atau
pengambilan.
Pengaturan ini akan menambah ruang untuk aisle tapi mengurangi ruang penyimpanan.
2.9
Steps Of The Framework
Untuk mendesain layout sebuah gudang, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1.   Menentukan jenis dan tujuan dari sebuah gudang.
Jenis
dan
tujuan
dari
sebuah
gudang harus
ditentukan
terlebih
dahulu,
apakah
gudang
tersebut merupakan pusat
distribusi,
gudang manufaktur,
atau
gudang 
umum. 
Hal 
ini 
dilakukan 
agar 
dapat 
membantu 
perancang 
dalam
menentukan
level
operasi yang
diharapkan beserta
persyaratan desain
yang akan
dibuat.
2.   Meramalkan dan menganalisa dari permintaan yang diharapkan.
Langkah
ini adalah syarat untuk
menetapkan
kapasitas
dari sebuah
gudang
dan menyiapkan informasi yang akan
digunakan dalam menentukan inventory levels,
peralatan,
dan
juga
lokasi penyimpanan barang.
Dalam
langkah yang
kedua
ini,
termasuk didalamnya perkiraan dan identifikasi hal-hal berikut:
Permintaan barang yang tinggi dan rendah.
Tren dan perubahan pola permintaan.
Persentase dari barang yang dapat dipesan utuh dan sebagian.
Variasi permintaan.
Persentase permintaan lokal dan pasar
umum.
Identifikasi barang-barang
yang
bersifat
musiman,
dan
waktu
pada saat mereka
mencapai puncak dan rendah.
Volume order.
3.   Menentukan kebijakan operasi.
  
32
Operasi
yang
terjadi
didalam
gudang
harus
diteliti
apabila
mempengaruhi
layout dari desain yang akan dibuat.
4.   Menentukan tingkat inventori.
Menentukan tingkat
inventori
untuk
bermacam-macan
jenis
barang
yang
disimpan
dalam
sebuah gudang
juga merupakan keputusan
operasional yang
mempengaruhi
ukuran
jalan
lintasan,
rak
yang
digunakan,
serta
memperkirakan
ruang yang dibutuhkan.
5.  
Class Formation
.
Langkah
ini akan
dilakukan
apabila
sudah
ditetapkan
pada awal
untuk
menggunakan
kelas-kelas atau group-group
dalam
metode
penyimpanannya.
Penggunaan metode
kelas-kelas
ini
mengurangi
waktu
pengambilan
komponen dan
jarak
nya.
Selain
itu,
pendistribusian nya
pada
seluruh
area
sebuah
gudang
membantu
mengurangi
adanya
sekat
apabila
barang atau
komponen
yang
popular
tidak
ditempatkan
pada satu
kelas
tertentu namun
juga
disebarkan
pada
beberapa
kelas. Kelas-kelas ini dibentuk berdasarkan permintaan akan masing-masing barang,
karakteristik fisik, dan lain sebagainya.
6.  
Departementalization
dan membuat layout umum.
Departementalization
perlu
dilakukan
karena
pada sebuah
gudang
memiliki
beberapa departemen
atau
bagian-bagian
yang akan diatur pada
langkah
ini
dengan
menggunakan
informasi
dari
langkah
pertama
dan
ke
tiga
di
atas.
Departemen
utama
dari
sebuah
gudang
berhubungan
langsung pada
fungsi
utama
yaitu
seperti
bagian
penerimaan,
penyimpanan,
packing, penyortiran,
dan
juga
pengiriman.
Sedangkan beberapa fungsi lain, seperti penambahan nilai barang dan lain nya dapat
membentuk
departemen
tersendiri.
Jumlah dan
ukuran
dari
departemen
dapat
dikurangi
apabila
beberapa
fungsi
dibentuk
dalam
satu
departemen.
Lokasi
kantor
  
33
dan
departemen lain nya
dalam
sebuah
gudang
seperti
maintenance dan
computer
dapat ditentukan setelah mengembangkan susunan departemen-departemen utama.
7.   Menentukan dinding penyekat penyimpanan.
Bagian
penyimpanan adalah
departemen
utama
dalam sebuah gudang.
Biasanya ruang penyimpanan ini disekat menjadi ruang cadangan dan juga area
pengambilan barang
untuk membantu operasi,
dan
untuk
mengurangi
perpindahan,
dan
penghitungan faktor-faktor lain
seperti permintaan
barang serta
jumlah dan
tipe
dari
unit loads. Sebagai
contoh,
area pengambilan
barang
dapat
dibagi
atau
disekat
menjadi
sub-sub
area
yang
berhubungan
dengan
barang
ukuran kecil
dan
ukuran
besar.
Beberapa sub area
dapat
beroperasi secara mandiri
atau digunakan untuk
tujuan tertentu seperti area penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai.
8.   Mendesain material
handling
yang digunakan, tempat
penyimpanan, serta sistem
sortir.
Desain
material handling, sortir
,dan
system
penyimpanan
juga
merupakan
aktivitas
utama
dalam
sebuah
gudang.
Hal ini
juga
berhubungan
langsung
dengan
desain
gudang
serta
jalan
lintasan
dan ruang
yang
digunakan.
Keputusan yang
dihasilkan dalam langkah ini sangat banyak, termasuk didalamnya yaitu penentuan
metode penyimpanan, kedalaman penyimpanan, jenis dan dimensi unit loads, jumlah
dan 
kapasitas 
material
handling,
dimensi  rak 
yang  digunakan  beserta
penyekatannya, dan lain sebagainya.
9.   Mendesain jalan lintasan yang akan digunakan.
Penentuan jumlah jalan lintasan, lokasi lintasan, panjang dan kedalaman
lintasan
adalah
langkah
penting
dalam
mendesain
layout gudang,
karena
berpengaruh
pada
ruang
yang
dibutuhkan,
dan
materal handling yang
digunakan.
Sebagai
contohnya,
lintasan
yang
pendek
dapat
dijangkau
oleh
satu
operator saja,
jadi
lebar
lintasan
tidak
perlu
dibuat
sangat
lebar.
Begitu
pula
sebaliknya,
apabila
  
34
lintasan sangat
panjang memerlukan
beberapa
operator
dalam
proses
pengambilan
maupun 
penyimpanan 
barang,  jadi 
diperlukan 
lintasan  yang  agak  lebar,  agar
operator yang saling berpapasan dapat
melakukan aktivitasnya dengan lancar.
10. Menentukan ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Pada langkah ini
kita membuat perkiraan
dari ruang
yang dibutuhkan
untuk
sebuah gudang. Perkiraan yang salah, di satu sisi akan mengakibatkan kondisi yang
sangat
kacau,
dan di sisi lain
akan membuang ruangan
secara
percuma. Persyaratan
ruangan yang dibutuhkan untuk sebuah gudang tergantung pada banyak faktor,
diantaranya adalah
tingkat inventori,
jumlah serta
ukuran dari jalan
lintasan
(
aisles)
yang
digunakan,
jenis
dan
jumlah
peralatan
penyimpanan, serta
kedalaman
dan
ketinggian penyimpanan.
11. Menentukan jumlah dan lokasi dari
Input dan Output points.
Jumlah
dan lokasi dari
Input
dan Output points
sangat
mempengaruhi jarak
pengambilan  dan 
waktu
yang
digunakan 
untuk
aktivitas
searching ,waktu
yang
digunakan
untuk
proses
penyimpanan,
serta
penentuan
sekat.
Input dan
Output
points dibutuhkan
untuk
pembagian
departemen,
sistem
sortir,
lintasan,
dan
peralatan
yang
digunakan seperti
konveyor,
dan
lain
sebagainya.
Langkah
ini akan
dilakukan setelah
pengaturan
departemen-departemen,
desain
lintasan,
dan
juga
pemilihan
dan
lokasi
peralatan
yang telah
dilakukan
pada langkah-langkah
sebelumnya. 
Input
dan 
Output
points dapat
ditempatkan 
pada 
banyak  tempat
seperti di tengah, ataupun di kedua titik akhir dari lintasan dengan tujuan untuk
meningkatkan
kecepatan pengambilan
barang,
dan
mengurangi
perpindahan.Yang
terpenting,
lokasi
nya
harus
relatif
terhadap
pola
aliran
dari
layout
untuk
menjaga
kemudahan
searching
komponen.
12. Menentukan jumlah dan lokasi dari pintu masuk(
Docks).
  
35
Memiliki beberapa pintu masuk pada sebuah gudang sangat perlu agar dapat
mengakomodasi
bermacam-macam
model
transportasi
yang
digunakan,
dan juga
mencegah
terjadinya
delay.
Pintu
masuk
(
docks) sebaiknya
berada
pada
beberapa
sisi
dari
sebuah
gudang.
Akan
tetapi,
lokasinya
harus
berhubungan
dengan
pola
aliran secara umum agar dapat mangatur perpindahan barang dengan baik.
13. Pengaturan penyimpanan.
Melakukan penyimpanan pada lokasi yang tepat adalah langkah yang sangat
penting
dalam
mendesain
sebuah
gudang,
karena
berpengaruh
pada
waktu
dan
biaya
perpindahan,
serta
produktivitas
dari operator.
Pada
langkah
ini,
juga
harus
melihat
kembali
hal-hal
yang
sangat
berhubungan
erat, antara lain
penentuan
lokasi
penyimpanan
peralatan
dalam
area
penyimpanan dan
pengambilan,
penempatan
barang
dan kelas-kelas
pada
lokasi
penyimpanan,
serta
pengaturan
barang pada
masing-masing kelas.
14. Zone Formation.
Zone
Formation
merupakan  pembagian  area  penyimpanan  atau 
bagian-
bagian
dari gudang
menjadi
areal-areal tertentu
dimana seorang
operator hanya
beroperasi
pada areal
yang sudah
ditentukan.
Hal
ini merupakan sebuah
contoh dari
kesesuaian yang
dapat
membantu meningkatkan
kinerja pengambilan dan
penyimpanan.
Jumlah,
ukuran,
dan
komposisi
dari tiap
areal atau
zona sangat
beragam,
dan
seharusnya sangat
berhati-hati
dalam
menentukan
susunannya, agar
menghindari meningkatnya perpindahan dan waktu pengambilan.
2.10
Stock Location System
Setelah
perancangan
area
penyimpanan,
sebuah
sistem
diperlukan
untuk
mempermudah 
pencarian 
lokasi 
barang 
yang 
diinginkan. 
Pada 
dsarnya, 
system 
ini
  
36
menggunakan
simbol
atau
angka
yang
secara akurat
mengidentifikasi
setiap
titik
pada
gudang. Contohnya : 112-12-3. Simbol ini diintepretasikan sebagai berikut :
-
baris :112
-
tumpukan :12
-
tingkat : 3
Gambar 2.3 Simbol Sto©k Location System
Dalam
penerapan
system
ini
pada
perencanaan
layout lantai
pabrik,
penomoran
baris
penyimpanan
dilakukan
dari
kiri
ke
kanan
dan dari
bawah
keatas.
Jika
sejumlah
bangunan
mempunyai
area
penyimpanan,
semua area tersebut sebaiknya mempunyai
penomoran
dan
pengaturan yang
sama,
jadi
orang
yang
telah
beradaptasi
dengan
salah satu
area
penyimpanan, dapat menemukan lokasi bila berada di area penyimpanan yang lain.
  
37
Gambar 2.4 Stock Location System
2.11
Flow Process Inventory
Flow inventory
adalah alur jalannya
inventory
tersebut dalam bisnis
perusahaan. Jadi
dapat
dikatakan
bahwa
bentuk dari
flow process
tersebut ditentukan
dari
bagaimana
bentuk
dari
bisnis
perusahaan tersebut. Semakin
kompleks
bisnis
maka flow process
dari
inventory
ini
akan
semakin
panjang,
sedangkan
jika
bisnis
tidak
kompleks
maka
flow process akan
pendek.
Flow process
inventory dapat digambarkan secara umum menjadi:
Gambar 2.5 Flow Process Inventory
Gambar
2.5
merupakan
gambaran
secara
umum
dari
flow
process inventory.
Supplier
merupakan  mata  rantai  pertama  dari 
flow
process
,
dimana  tugas  utama  dari
supplier
adalah 
mendatangkan  raw
material dan
sparepart
.
Raw
material
yang 
telah
  
38
didatangkan
dan
sparepart
disimpan
dalam
gudang
raw
material
atau
gudang
sparepart.
Untuk
gambar
di
atas
tidak
digambarkan
gudang
raw material
karena
diasumsikan
barang
dari
supplier akan langsung di
proses sehingga
nantinya akan
menghasilkan
work in process
bahkan
finished goods
.
Finished goods ini
nantinya
akan
disimpan
dalam
gudang
finished
goods untuk memenuhi
customer demand.
2.12   
Uraian Pekerjaan (Job Deskription)
Menurut
John
Warman
(2004,
p214-217)
uraian perkerjaan digunakan
untuk
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
pergesekan.
Dengan
menggunakan
job description
pekerjaan akan dirumuskan secara tertulis dan bersamaan dengan itu dinyatakan pula
keterkaitan dengan orang atau departemen lain.
Beberapa tujuan perlunya job description adalah sebagai berikut:
1.   Menetapkan
tanggung
jawab
dan
kewajiban
yang
melekat
pada
suatu
jabatan
dan
orang yang memegang jabatan
tersebut.
2.   Menetapkan hubungan dengan orang atau departemen lain.
3.   Membantu memecahkan kesulitan dan salah pengertian.
4.   Memberitahukan
kecakapan
dan
pengetahuan
yang
disyaratkan
untuk
pekerjaan
tersebut.
5.   Menyatakan batas tugas dan prosedur pergantian apabila sudah diperlukan.
6.   Digunakan sebagai standar untuk menilai kelayakan seorang dalam
kesempatan naik
pangkat.
7.   Pangkal standar untuk seleksi dan penilaian prestasi.
8.   Merupakan dasar untuk merencanakan pelatihan pejabat.
Job description
harus
ditetapkan
untuk
semua
jabatan
dalam
organisasi,
mulai
dari
direktur
sampai
dengan
karyawan.
Yang
terpenting
adalah
bahwa
apa
yang
ditulis
benar-
  
39
benar
merupakan
rumusan
tugas
orang
yang
berkaitan.
Kesulitan
yang
biasanya
timbul
adalah
jika suatu sistem baru
saja
dilaksanakan. Jika
seseorang sudah
biasa dengan sistem
lama
dan sudah
menjadi nyaman
dalam
menjalankannya
maka akan
lebih sulit
jika
dibuat
sistem baru yang berbeda dengan sistem lama.
Job description
akan
mengurangi
masalah
yang
berkaitan
dengan
pekerjaan.
Job
description
ini
akan
memberikan
kerangka
kerja
dimana seseorang
dapat
mengembangkan
dirinya,
juga
menyoroti segala
kelemahan organisasi.
Sedangkan
kelemahan tidak
akan
nampak
dalam
bagan
organisasi.
Selain
itu
job description juga
akan
menunjukan
batas-
batas dari semua jabatan dan kedudukan.
  
40
2.13
Kerangka
Berpikir
Analisa sistem pergudangan
-
Sistem penerimaan barang dari pemasok
-
Sistem pembukuan dan
product coding
-
Sistem penyimpanan barang
o
Tata letak barang
o
Racking system
-
Sistem pencarian dan pengambilan
barang
-
Sistem pengeluaran barang
-
Pengukuran waktu dan biaya kerusakan
-
Utilitas ruang gudang
Ya
Sesuai
harapan
Stop
Tidak
Perbaikan sistem pergudangan
-
Sistem penerimaan barang dari pemasok
-
Sistem pembukuan dan
product coding
-
Sistem penyimpanan barang
o
Tata letak barang
o
Racking system
-
Sistem pencarian dan pengambilan
barang
-
Sistem pengeluaran barang
-
Pengukuran waktu dan biaya kerusakan
-
Utilitas ruang gudang
Sistem pergudangan
yang efektif
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran