BAB 2
LANDASAN TEORI dan
KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Riset Operasi (Operating Research)
2.1.1 Pengertian Riset Operasi
Menurut Pendapat Mulyono
(2004, p2), secara harfiah
kata operations
dapat
didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan yang
diterapkan
pada
beberapa masalah
atau
hipotesa.
Sementara kata
research
adalah
suatu
proses
yang
terorganisasi
dalam mencari kebenaran akan masalah atau
hipotesa
tadi. Kenyataannya,
sangat
sulit
untuk
mendefinisikan
Operating Research,
terutama
karena
batas-
batasnya tidak
jelas.
Operating
Research
memiliki
bermacam-macam
penjelasan,
namun hanya beberapa yang biasa digunakan dan diterima secara umum.
Definisi 1
Riset
operasi adalah
penerapan
motode-metode
ilmiah
terhadap masalah-
masalah
rumit
yang
muncul
dalam pengarahan
dan
pengelolahan
dari
suatu
sistem
besar manusia, mesin,
bahan
dan uang
dalam
industri, bisnis, pemerintah
dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model
ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti
kesempatan dan
risiko,
untuk
meramalkan
dan
membandingkan hasil-hasil
dan
beberapa keputusan, strategi
atau
pengawasan. Tujuannya adalah
membantu
pengambil keputusan menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah
(
Operational
Research
Society Of Great Britain).
Definisi 2
Riset operasi berkaitan dengan
menentukan
pilihan secara ilmiah
bagaimana
merancang dan menjalankan sistem manusia
dan mesin secara terbaik, biasanya
6
|
7
membutuhkan
alokasi
sumber
daya
yang
langka.
(
Operations
Research Society
Of America).
Definisi 3
Operating Research,
adalah seni memberikan jawaban buruk terhadap
masalah-masalah yang jika
tidak, memiliki jawaban yang lebih buruk (T.L. Saaty)
Definisi 4
Operating
Research
adalah pendekatan
dalam
pengambilan
keputusan
yang
ditandai dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antara
disiplin yang bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumber daya terbatas.
Definisi 5
Operating Research dalam arti luas,
dapat
diartikan sebagai penerapan
metode-metode,
teknik-teknik,
dan
alat-alat
terhadap masalah-masalah
yang
menyangkut
operasi-operasi
dari
sistem-sistem, sedemikian
rupa
sehingga
memberikan penyelesaian optimal.
Menurut
Modul
Lab MKB, Analisis
Kuantitatif merupakan suatu
pendekatan
ilmiah
terhadap
pengambilan
keputusan
managerial.
Pendekatan
tersebut
dimulai dengan data yang kemudian diolah atau
diproses menjadi informasi yang
berguna bagi
decision maker.
2.1.2
Model dalam Riset Operasi
Model
adalah
abstraksi
atau
penyederhanaan
realitas
sistem
yang
kompleks
di
mana
hanya
komponen-komponen
yang relevan
atau
faktor-faktor
yang
dominan dari masalah
yang dianalisis diikutsertakan. Ia menunjukkan
hubungan-
hubungan (langsung dan tidak langsung) dari aksi dan reaksi dalam pengertian
sebab dan akibat. Karena sebuah model adalah suatu
abstraksi realitas,
ia akan
tampak kurang
kompleks
dibandingkan
realitas
itu
sendiri.
Model
itu,
agar
menjadi lengkap, perlu mencerminkan semua realitas yang sedang diteliti.
|
8
Model
dapat
diklasifikasikan dalam banyak cara, misalnya menurut
jenisnya,
dimensi,
fungsinya,
tujuannya, subyeknya,
atau
derajat abstraksinya.
Kriteria
yang paling biasa adalah jenis model. Jenis dasar itu meliputi:
a.
Iconic (
Physical)
model
Model
Iconic adalah
suatu
penyajian
fisik
yang
tampak
seperti
aslinya
dari
suatu
sistem nyata
dengan
skala
yang
berbeda.
Contoh
model
ini
adalah
mainan
anak-anak,
potret,
histogram, market
dan lain-lain.
Model
iconic
dikatakan
diperkecil (scale down)
atau
diperbesar
(
scale up
)
sesuai
dengan
ukuran model apakah lebih kecil atau besar dibanding sistem nyata.
Model iconic
mudah
diamati,
dibentuk
dan
dijelaskan,
tetapi sulit
untuk
memanipulasi dan
tak
berguna
untuk
tujuan
peramalan.
Biasanya
model
ini
menunjukkan peristiwa statistik.
b. Analogue Model
Model Analogue
lebih abstrak
dibanding model iconic,
karena
tak kelihatan
sama
antara
model
dengan
sistem
nyata.
Contohnya
jaringan
pipa
tempat
air
mengalir
dapat
digunakan
dengan
pengertian
yang
sama
sebagai
distribusi aliran
listrik. Peta
dengan
bermacam-macam
warna merupakan
model
analog
dimana
perbedaan warna
menunjukkan
pegunungan,
hijau
sebagai
dataran
rendah dan
lain-lain.
Kurva
permintaan,
kurva
frekuensi
dalam statistika adalah contoh lain model analog dari tingkah laku peristiwa-
peristiwa. Model
analog lebih
mudah
untuk memanipulasi
dan
dapat
menunjukkan situasi
dinamis. Model
ini umumnya
lebih
berguna
daripada
model
iconic karena
kapasitasnya
yang
besar
untuk
menunjukkan
ciri-ciri
sistem nyata
yang dipelajari.
c.
Mathematic (Simbolic
)
Model
|
9
Diantara
jenis
model
yang
lain,
model
matematik sifatnya
paling
abstrak.
Model
ini menggunakan seperangkat simbol
matematik
untuk menunjukkan
komponen-komponen (dan hubungan antara mereka) dari sistem nyata.
Namun, sistem nyata tidak selalu dapat diekspresikan dalam rumusan
matematik. Model
ini dapat
dibedakan
menjadi dua
kelompok,
yaitu
deterministik dan
probabilistik.
Model deterministik dibentuk
dalam
situasi
kepastian
(
certainty). Model
ini
memerlukan
penyederhanaan-
penyerdehanaan
dari realitas
karena kepastian
jarang
terjadi.
Namun,
keuntungan
model
ini
adalah
bahwa
ia dapat
dimanipulasi
dan
diselesaikan
lebih mudah. Jadi, sistem
yang rumit dapat
dimodel
dan
dianalisa jika
dapat
diasumsikan bahwa
semua
komponen sistem
itu dapat
diketahui
dengan
pasti.
Ada beberapa cara
untuk membuat model menjadi
lebih sederhana,
misalnya:
1. Melinierkan hubungan yang tidak linier
2. Mengurangi banyaknya variabel atau kendala
3. Mengubah sifat variabel, misalnya dari diskrit menjadi kontinyu
4. Mengganti tujuan ganda menjadi tujuan tunggal
5. Mengeluarkan unsur dinamik (membuat model menjadi statistik)
6. Mengasumsikan
variabel
random
menjadi
suatu
nilai
tunggal
(deterministik)
Pembentukan
model
adalah
esensi
dari
pendekatan
Operation Research
karena
solusi
dari
pendekatan ini
tergantung
pada ketepatan model
yang
dibuat. Philips, Ravindran,
dan
Solberg (1976) mengingatkan sepuluh prinsip
dalam pembentukan model yaitu:
1. Jangan membuat model yang rumit jika yang sederhana akan cukup
|
10
2. Hati-hati
dalam
merumuskan
masalah,
agar
disesuaikan
dengan
teknik
penyelesaian
3. Hati-hati
dalam
memecahkan
model,
jangan
membuat
kesalahan
matematik
4. Pastikan kecocokan model sebelum diputuskan untuk diterapkan
5. Model jangan sampai keliru dengan sistem nyata
6. Jangan membuat model yang tidak diharapkan
7. Hati-hati dengan model yang terlalu banyak
8. Pembentukan
model
itu
sendiri
hendaknya
memberikan
beberapa
keuntungan
9. Sampah masuk, sampah keluar artinya
nilai
suatu model
tidak
lebih baik
dari pada datanya
10. Model tidak dapat menggantikan pengambil keputusan
2.1.3
Tahap-tahap dalam Riset Operasi
Pembentukan model
yang
cocok
hanyalah
salah satu
tahap
dari
aplikasi
Operating Research. Pola
dasar
penerapan
Operating Research
terhadap
suatu
masalah dapat dipisahkan menjadi beberapa tahap.
a. Merumuskan masalah
Dalam
perumusan
masalah
diakibatkan karena
pertanyaan
penting
yang
harus dijawab :
Variabel
keputusan
yaitu
unsur-unsur
dalam
persoalan
yang
dapat
dikendalikan
oleh
pengambil
keputusan. Sering
juga disebut sebagai
instrumen.
Tujuan
(objective
).
Penerapan
tujuan
membantu
pengambil
keputusan memusatkan
perhatian
pada
persoalan dan
pengaruhnya
|
11
terhadap organisasi. Tujuan ini
diekspresikan dalam variabel
keputusan
Kendala
(
constraints)
adalah pembatas-pembatas terhadap alternatif
tindakan yang tersedia
b. Pembentukan
model
Model
merupakan ekspresi
kuantitatif dari
tujuan
dan
kendala-kendala
persoalan
dalam
variabel
keputusan.
Jika
model
yang
dihasilkan cocok
dengan mudah diperoleh dengan program linier.
Jika hubungan
matematik
model
begitu
rumit
untuk
penerapan
solusi
nalaitik, maka
suatu model
probabilita mungkin lebih cocok.
c.
Mencari penyelesaian masalah
Pada
tahap
ini bermacam-macam
teknik
dan
metode solusi
kuantitatif
yang merupakan
bagian
utama
dari
Operating Research memasuki
proses.
Penyelesaian
masalah
sesungguhnya
merupakan
aplikasi satu
atau lebih teknik-teknik ini terhadap model. Seringkali, solusi terhadap
model
berarti nilai-nilai
variabel
keputusan yang
mengoptimumkan salah
satu fungsi tujuan dengan nilai fungsi tujuan lain dengan dapat diterima.
d. Validasi model
Asumsi-asumsi
yang
dapat
digunakan
dalam
pembentukan
model harus
absah. Dengan kata lain, model harus diperiksa apakah ia mencerminkan
berjalannya sistem
yang diwakili. Suatu
model
yang biasa
digunakan
untuk
menguji
validitas
model
adalah
membandingkan performancenya
dengan data masa
lalu
yang
tersedia. Model
dikatakan
valid jika
dengan
kondisi
input
yang
serupa, ia dapat
menghasilkan
kembali
performance
seperti
masa lampau.
Masalahnya adalah bahwa
tak ada
yang
menjamin
performance masa depan akan berlanjut meniru cerita lama.
|
12
e. Penerapan hasil akhir
Tahap
akhir adalah
menerapkan
hasil model
yang telah
diuji.
Hal
ini
membutuhkan
suatu
penjelasan
yang hati-hati tentang solusi yang
digunakan
dan
hubungannya
dengan realitas.
Suatu
tahap
kritis
pada
tahap
ini
adalah
mempertemukan
ahli
Operating Research (pembentuk
model) dengan mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
sistem.
2.1.4 Metode-Metode
Umum Mencari Solusi
Pada
umunya
terdapat tiga
metode
untuk
mencari
solusi
terhadap
model
Operating
Research
yaitu metode analitis
yang
bersifat deduktif, metode numerik
yang bersifat indukatif dan metode monte carlo
.
a. Pendekatan
Analitik
(metode
analitik)
memerlukan
perwujudan
model
dengan solusi grafik dengan perhitungan matematik. Jenis matematik yang
digunakan tergantung pada sifat-sifat model.
b. Pendekatan Numerik (model numerik) berhubungan dengan perulangan atau
coba-coba
dari
prosedur-prosedur kesalahan,
melalui
penggunaan
perhitungan
numerik
pada
setiap
tahap.
Metode numerik
digunakan
jika
beberapa
metode analitik gagal
untuk mencari solusi.
Urutannya
dimulai
dengan
solusi
awal
(
initial
solution
)
dan
diteruskan
dengan
seperangkat
aturan-aturan untuk
perbaikan
menuju
optimum. Solusi awal kemudian
diganti
dengan
sokusi
yang
diperbaiki
dan
proses
itu
diulang
sampai
tidak
mungkin
adanya
perbaikan
lagi
atau biaya
perhitungan
lebih
lanjut
dapat
diterima.
|
13
c.
Model Monte Carlo
Model
ini
memerlukan
penggunaan
konsep
probabilitas
dan
sampling.
Beberapa langkah pendekatan ini :
i.
Untuk model yang cocok terhadap suatu sistem, pengamatan sampel
dilakukan dan kemudian distribusi probabilitas variabel yang
bersangkutan ditentukan
ii.
Ubah distribusi probabilitas itu menjadi distribusi kumulatif
iii.
Pilih urutan bilangan random dengan bantuan tabel random
iv.
Tentukan
urutan
nilai
variabel
yang
bersangkutan
dengan
urutan
bilangan random yang didapat dari langkah c.
v.
Cocokkan
suatu
fungsi
matematik
standar
dengan
nilai-nilai
pada
tahap d.
Metode
Monte Carlo pada
dasarnya
adalah
suatu
teknik
simulasi
dimana
fungsi distribusi statistik dibuat melalui seperangkat
bilangan random.
2.1.5 Sifat-Sifat Riset Operasi
Teknik-teknik Operating Resear©h
Saat
ini
Operating Research telah
berkembang
begitu
luas,
sehingga
dirasa
tak
perlu
untuk
menyebutkan
satu
demi
satu
teknik
Operating Research yang
ada.
Namun, beberapa masalah
Operating
Research
yang
didefinisikan dengan
baik dan
diterima umum dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Masalah alokasi
2. Masalah pertarungan
3. Masalah antri
4. Masalah jaringan
5. Masalah persediaan
|
14
Ciri-ciri
Operating Research
Ada beberapa
ciri-ciri Operating
Research
yang menonjol, antara lain :
1. Operating Resear©h merupakan pendekatan kelompok antar
disiplin untuk
mencari hasil
optimum
2.
Operating
Research
menggunakan
teknik
penelitian ilmiah untuk
mendapatkan
solusi optimum
3. Operating ®esearch hanya memberikan jawaban yang jelek
terhadap
persoalan jika tersedia jawaban yang lebih jelek. Ia
tidak memberikan jawaban
sempurna
terhadap
masalah
itu,
sehingga
Operating Research
hanya
memperbaiki kualitas solusi.
2.1.6 Keterbatasan Riset Operasi
Operating Research berbeda
dengan
optimasi
klasik,
karena
dalam
metode
optimasi
nonklasik
(
Operating Research)
dapat
menangani
kendala
pertidaksamaan
maupun persamaan.
Dengan
kendala
yang
lebih
bebas
ini,
metode optimasi
nonklasik
menjadi
lebih menarik dan
lebih
realistis.
Tetapi, ini
membutuhkan metode solusi yang baru, karena
kendala pertidaksamaan tak
dapat ditangani dengan teknik kalkulus klasik.
2.1.7 Penerapan dan Peranan Riset Operasi dalam Membuat Keputusan
Riset
operasi
adalah suatu
metode
pengambilan
keputusan
yang
dikembangkan
dari studi
operasional
militer selama
Perang
Dunia
II.
Keberhasilan-keberhasilan penelitian
dari
kelompok-kelompok
studi
militer
ini
telah
menarik
kalangan
industriawan untuk
membantu
memberikan
berbagai
solusi terhadap masalah-masalah
manajerial yang rumit. Dewasa ini riset operasi
|
15
telah mendapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat
perguruan
tinggi, sesuai
perkembangan kurikulum
pendidikan tinggi
maka
teknik-teknik
pendekatan dalam mengidentifikasi masalah
dan
mengambil
keputusan
menjadi
suatu kebutuhan penting
bagi
peserta
didik.
Selain
itu
kalangan
professional, manajer, akademisi dapat
memanfaatkan
metode-metode
riset
operasi
yang
disajikan
dalam
buku
ini.
Materi
riset
operasi
yang
disampaikan mencakup berbagai bidang
pengetahuan
seperti ekonomi,
manajemen produksi,
manejemen operasi,
transportasi, teknik industri dan
lain-
lain.
Riset
operasi
adalah penerapan
metode-metode
ilmiah
terhadap
masalah
rumit
yang
muncul
dalam pengarahan dan
pengelolaan
dari suatu
sistem
besar
manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, dan
pertahanan.
Pendekatan
khusus
ini
bertujuan
membentuk
suatu
model
ilmiah
dari
sistem, menggabungkan
ukuran-ukuran,
faktor-faktor
seperti
kesempatan
dan
resiko,
untuk
meramalkan
dan membandingkan
hasil-hasil
dari
beberapa
keputusan, strategi
atau
pengawasan.
Tujuannya
adalah
membantu
pengambilan keputusan menentukan kebijakan
dan
tindakannya
secara
ilmiah
(
Operational
Research
Society of Grreat Britain).
2.2 Program Linear (
Linear Programming)
2.2.1
Sejarah Program
Linear
George
B.
Dantzig diakui
umum
sebagai
pioner Linear Programming
karena
jasanya
dalam
menemukan
metode dalam
mencari
solusi
masalah
Linear
Programming
dengan
banyak
variabel
keputusan.
Dantzig
bekerja
pada
penelitian
teknik
matematik
untuk
memecahkan
masalah
logistik
militer
ketika
dia
dipekerjakan
oleh
angkatan
udara
Amerika Serikat
selama Perang
Dunia
II.
|
16
Penelitiannya
didukung
oleh ahli-ahli lainnya.
Nama asli teknik
ini adalah
program saling
ketergantungan
kegiatan-kegiatan
dalam
suatu struktur linear
yang kemudian dipendekkan menjadi
Linear Programming.
Linear
Programming lahir tahun
40-an
di
Departemen Pertahanan
Inggris
dan
Amerika
menjawab
masalah
optimisasi perencanaan
operasi
perang
melawan
Jerman dalam Perang Dunia ke-II dan dikembangkan
oleh Dantzig (1947) dan
para pakar lainnya.
Wujud
permasalahan
yaitu
mengoptimumkan
suatu
fungsi
linear
yang
terbatas oleh
kendala-kendala berupa persamaan dan
pertidaksamaan linear.
2.2.2
Pengertian Program Linear
Mulyono
(2004,
p13)
menyatakan
bahwa Program
linear
(
Linear
Programming yang
disingkat
LP)
merupakan
salah
satu
teknik
Operating
Research
yang digunakan paling luas dan
diketahui dengan
baik. Program
Linear
merupakan metode
matematik
dalam mengalokasikan sumber daya
yang langka
untuk mencapai tujuan.
Program
Linear
(
Linear Programming
)
merupakan
sebuah
teknik
matematik
yang
didesain untuk membantu
para manajer
operasi dalam
merencanakan
dan
membuat
keputusan
yang
diperlukan
untuk
mengalokasikan sumber
daya
berdasarkan pendapat Heizer dan Render (2006, p588).
Linear
Programming
(LP)
adalah suatu
cara
untuk
menyelesaikan
persoalan
pengalokasian
sumber
yang
terbatas
diantara
beberapa aktivitas yang
bersaing,
dengan
cara terbaik
yang mungkin
dilakukan. Persoalan
pengalokasian
itu akan
muncul
manakala seseorang harus
memilih
tingkat aktivitas
tertentu
yang
|
17
bersaing
dalam
hal
penggunaan sumber
daya
langka
yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan
aktivitas
tersebut.
(sumber:
Bahtiar
Saleh
Abbas,
Robert Tang
Herman; Shinta,
Jurnal Piranti Warta ; 2008)
Linear programming
menggunakan
model
matematis
untuk
menjelaskan
persoalan
yang
dihadapinya.
Sifat
linier disini memberi
arti bahwa
seluruh fungsi
matematis
dalam
model
ini
merupakan
fungsi yang
linier
sedangkan
kata
program merupakan
sinonim
untuk
perencanaan.
Dengan
demikian,
program
linier
adalah perencanaan aktivitas
untuk memperoleh suatu
hasil yang optimum,
yaitu
suatu
hasil
yang
mencapai
tujuan terbaik
diantara
seluruh
alternatif
yang
fisibel.. (sumber: Merlyana, Bahtiar Saleh Abbas,
Jurnal Piranti Warta; 2008).
Program
Linear
menyatakan
penggunaan
teknik matematik tertentu
untuk
mendapatkan kemungkinan
terbaik
atas
persoalan
yang melibatkan sumber yang
serba
terbatas.
Program
Linear
adalah
suatu
cara
untuk
menyelesaikan
persoalan
pengalokasian
sumber-sumber
yang terbatas
di
antara aktivitas
yang
bersaing dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan.
Linear progamming
merupakan
suatu
teknik
yang
membantu
pengambilan
keputusan dalam mengalokasikan sumber daya (mesin tenaga kerja, uang,
waktu,
kapasitas
gudang,
dan
bahan
baku).
Linear programming merupakan
penggunaan
secara
luas
dari
teknik model
matematika
yang
dirancang
untuk
membantu manajer dalam
merencanakan
dan
mengambil
keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya.
2.2.3
Tujuan dari Program Linear
Mempelajari
program
linear
sebagai
penunjang
pengambilan
keputusan.
|
18
Memahami syarat-syarat pemecahan program linear
dan
pemecahannya.
Memperkenalkan
metode
grafik
untuk
pemecahan
maksimisasi
dan
minimisasi persoalan program linear.
Mempelajari
masalah
teknik
dalam
program
linear
seperti
titik
ekstrim
dan
alternatif
pemecahan optimum
dan
memperlihatkannya
dengan
metode grafik.
2.2.4 Syarat pembentukan Model Program Linear
Sebelum melihat
pemecahan program linear,
kita harus
mempelajari
syarat-syarat utama
persoalan
program
linear
dalam
perusahaan
tertentu.
Berikut adalah syarat pembentukan model program linear:
-
Variabel
keputusan
merupakan
unsur-unsur
dalam
persoalan
yang
dapat
dikendalikan oleh pengambil keputusan.
-
Persoalan
Linear
Programming bertujuan
untuk
memaksimalkan atau
meminimalkan
kuantitas (pada
umumnya
berupa
laba
atau
biaya).
Sifat
umum
ini
disebut
sebagai
fungsi
tujuan
(obje©tive function) dari
suatu
persoalan Linear Prog®amming. Tujuan utama suatu perusahaan pada
umumnya
untuk memaksimalkan
keuntungan
pada jangka
panjang.
Dalam
kasus
sistem distribusi
suatu
perusahaan
angkutan
atau
penerbangan,
tujuan pada
umumnya berupa meminimalkan biaya.
-
Adanya
batasan
(
constraints
)
atau
kendala,
yang membatasi
tingkat
sampai di mana sasaran
dapat dicapai. Sebagai contoh, keputusan untuk
memproduksi berapa
banyak
unit
dari tiap produk
dalam
suatu lini
produk
perusahaan,
dibatasi
oleh tenaga
kerja
dan
mesin
yang
tersedia.
Oleh
karena itu, untuk memaksimalkan atau meminimalkan suatu kuantitas
|
19
(fungsi
tujuan)
bergantung
kepada
sumber
daya
yang jumlahnya
terbatas
(batasan).
-
Harus ada
beberapa alternatif tindakan yang dapat
diambil. Sebagai
contoh,
jika
suatu
perusahaan
menghasilkan
tiga
produk berbeda,
manajemen
dapat
menggunakan
Linear Programming
untuk
memutuskan
bagaimana
cara
mengalokasikan
sumber
dayanya yang
terbatas
(tenaga
kerja,
permesinan,
dan
seterusnya).
Jika
tidak
ada
alternatif
yang
dapat
diambil, maka Linear
Programming tidak diperlukan.
-
Kita
harus
dapat
menyatakan
tujuan
perusahaan
dan
segenap
keterbatasannya
sebagai kesamaan
atau
ketidaksamaan
matematik,
dan
harus
ada
kesamaan
dan ketidaksamaan
linear
.
Tujuan
perusahaan
yakni
keuntungan.
Model
Pemrograman
Linear
(MPL)
memiliki
sebuah
fungsi
objektif
dan
satu atau
lebih kendala.
Pada fungsi objektif terdapat
parameter yang
disebut
koefisien fungsi objektif (objective function coefficients). Koefisien fungsi
objektif
menggambarkan kontribusi satu
satuan
variabel
keputusan
terhadap
nilai
fungsi
objektif.
Koefisien
fungsi objektif
yang
selama
ini
dikenal
dalam
pembahasan
MPL
bersifat
tegas,
demikian
pula
dengan
kendala.
(sumber:
Sani
Susanto,
Dedy
Suryadi,
Hari
Adianto,
YMK
Aritonang Jurnal
Teknik
Industri, Vol 8, No 1 (2006))
Fungsi Tujuan
merupakan suatu pernyataan
matematik
dalam
pemrograman
linear
yang
memaksimalkan
atau
meminimalkan
kuantitas
(sering
berupa
laba
atau
biaya,
tetapi
setiap tujuan
dapat
digunakan).
Sedangkan batasan merupakan pembatas yang membatasi tingkat sampai
dimana seorang manajer dapai mencapai suatu tujuan.
|
20
Uji
linearitas
dipergunakan
untuk
melihat apakah model
yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada
berbagai
penelitian,
karena
biasanya
model
dibentuk
berdasarkan
telah teoritis
bahwa
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear.
Hubungan
antar
variabel
yang
secara
teori
bukan
merupakan
hubungan
linear sebenarnya
sudah
tidak dapat
dianalisis
dengan
regresi linear, misalnya
masalah elastisitas.
Asumsi
linearlitas adalah asumsi
yang
menetapkan
atau
memastikan
apakah data yang kita miliki sesuai dengan garis linear atau tidak.
2.2.5 Kesamaan dan Ketidaksamaan Matematik dalam Program Linear
Meskipun
kesamaan
lebih
populer
dibandingkan dengan
ketidaksamaan
namun
ketidaksamaan
merupakan suatu
hubungan
yang
penting
dalam
program
linear.
Apakah
perbedaannya?
Kesamaan
digambarkan
oleh
tanda
= dan merupakan pernyataan khusus dalam matematik.
Namun
banyak
persoalan
perusahaan
yang
tidak
dapat
dinyatakan
dalam
bentuk
kesamaan yang jelas dan rapi. Hitungan
yang dicari
tidak selalu satuan
bulat
tetapi
bisa
juga
berupa
angka
kira-kira.
Untuk
itu
dibutuhkan
ketidaksamaan yakni hubungan lain yang dinyatakan dalam bentuk matematik.
Sebagian besar
batasan
dalam
persoalan
program
linear
dinyatakan sebagai
ketidaksamaan.
Seperti akan
terlihat
nanti,
kebanyakan
di atas atau di bawah
batas
dan tidak
dinyatakan
pada
tingkat
yang
pasti,
sehingga
membuka
banyak kemungkinan.
|
![]() 21
2.2.6 Metode Grafik untuk Pemecahan Program Linear
Ada
kemungkinan
untuk memecahkan masalah program linear secara
grafik
sepanjang jumlah
variabel
(produk, misalnya)
tidak
lebih
dari 2. Metode
grafik
merupakan cara
yang
baik
untuk
mulai
mengembangkan suatu
pengertian
teknik kuantitatif.
Berikut
adalah
tahap-tahap
dalam
menyelesaikan program
linear
dengan
metode grafik :
Menentukan
variabel
keputusan
atau
barang
apa
saja
yang
akan
di
produksi
oleh
suatu
perusahaan atau
pabrik
dengan
memberikan
pemisalan pada variabel keputusan.
Menentukan
fungsi
tujuan
yaitu
memaksimalkan
profit
atau
meminumkan biaya.
Menentukan
fungsi
kendala
yang
ada
(batasan
yang
berkaitan
dengan
kasus).
Menyelesaikan
permasalahannya atau
persamaan fungsi
yang
ada
dengan persamaan atau petidaksamaan matematika.
Menentukan
titik-titik
yang
memenuhi
daerah
yang
memenuhi syarat.
Daerah
bagian
atas
yang
dibatasi
titik-titik
merupakan
daerah
minimum dan
daerah
bawah
yang dibatasi titik-titik
merupakan daerah
maksimum.
2.2.7
Penerapan dari Program Linear
Semua
organisasi
harus membuat
keputusan
bagaimana
mengalokasikan
sumber-sumbernya,
dan
tiada
organisasi yang
beroperasi
secara
permanent
dengan
sumber yang
tidak
terbatas,
akibatnya manajemen harus secara
terus-
menerus
mengalokasikan
sumber
yang
langka
untuk
mencapai
tujuan
|
22
organisasi,
bagaimanapun caranya.
Dan
organisasi bisa
mencapai banyak
tujuan ini.
Beberapa contoh dari penerapan program linear:
-
Sebuah
bank
hendak
mengalokasikan
dananya
untuk
mencapai
kemungkinan hasil
tertinggi.
Ia harus beroperasi
dalam
peraturan
likuiditas
yang
dibuat pemerintah, dan
ia
harus
mampu
menjaga
fleksibilitas
yang
memadai untuk memenuhi permintaan pinjaman daripada nasabahnya.
-
Agen
periklanan juga
harus mencapai kemungkinan
terbaik bagi
nasabah
produknya
dengan
biaya
advertising terendah.
Ada
berlusinan
kemungkinan
yang
dapat
ia
jadikan tempat,
masing-masing
dengan
tarif
dan pembaca yang berbeda.
-
Perusahaan
mebel
juga
harus
memaksimumkan
labanya.
Kedua
departemennya
menghadapi
batas waktu produksi yang
tidak
bisa ditawar
untuk memenuhi permintaan para pelanggannya.
-
Membuat
suatu
jadwal
produksi
yang
akan
mencukupi permintaan di
masa
mendatang akan suatu produk perusahaan dan
pada saat yang
bersamaan
meminimalkan biaya persediaan dan biaya produksi total.
-
Memilih
bauran
produk pada
suatu pabrik untuk
memanfaatkan
penggunaan mesin
dan
jam
kerja
yang
tersedia sebaik
mungkin
selagi
memaksimalkan laba perusahaan.
-
Mengalokasikan ruangan untuk para penyewa yang bercampur dalam
pusat
pembelanjaan
baru untuk
memaksimalkan
pendapatan
perusahaan
penyewaan.
Tiap
organisasi mencoba untuk mencapai tujuan
tertentu
(tingkat hasil atau
pendapatan maximum dengan biaya
minimum) sesuai
dengan
batasan sumber
(tabungan, anggaran advertensi nasabah, tersedianya bahan-bahan).
|
23
2.3 Metode Simpleks (
Simplex Method)
2.3.1 Sejarah Metode Simpleks
Metode
ini
di
kembangkan
oleh
George
Dantzig
pada
tahun
1946
dan
sepertinya cocok untuk komputerisasi
masa kini.
Pada tahun 1946,
Narendra
Karmarkar
dari Bell Laboratories
menemukan
suatu cara
untuk
memecahkan masalah-masalah program
linear yang lebih
besar,
sehingga
memperbaiki
dan
meningkatkan
hasil
dari metode simpleks. Metode ini
menyelesaikan
masalah program
linear
melalui perhitungan
berulang-ulang
(iteration)
dimana
langkah-langkah
perhitungan
yang
sama
diulang
berkali-kali
sebelum solusi optimum dicapai.
2.3.2 Pengertian Metode Simpleks
Metode simpleks
merupakan
prosedur
algoritma yang
digunakan
untuk
menghitung
dan
menyimpan
banyak angka
pada iterasi-iterasi yang
sekarang
dan
untuk pengambilan keputusan pada iterasi berikutnya.
Metode Simpleks
merupakan
suatu
metode
untuk
menyelesaikan masalah-masalah
program linear yang meliputi banyak pertidaksamaan dan banyak variabel.
Dalam
menggunakan
metode simpleks
untuk menyelesaikan masalah-
masalah program linear, model program linear harus diubah ke dalam suatu
bentuk umum yang dinamakan
bentuk baku. Ciri-ciri dari bentuk baku model
program
linear
adalah
semua
kendala berupa
persamaan
dengan
sisi
kanan non
negatif, fungsi tujuan dapat memaksimumkan atau meminimumkan.
Salah
satu
teknik
penentuan
solusi
optimal
yang
digunakan
dalam
pemrograman
linier
adalah
metode
simpleks.
Penentuan solusi optimal
menggunakan
metode
simpleks
didasarkan pada
teknik
eleminasi
Gauss
Jordan.
Penentuan
solusi
optimal
dilakukan
dengan memeriksa
titik
ekstrim
satu
per
satu
dengan
cara
perhitungan
iteratif. Sehingga
penentuan
solusi
optimal dengan
|
24
simpleks
dilakukan
tahap
demi
tahap
yang
disebut
dengan
iterasi.
Iterasi
ke-i
hanya tergantung dari iterasi sebelumnya.
2.3.3 Bentuk Baku dan
Bentuk Tabel Metode Simpleks
Sebelum
melakukan perhitungan
iteratif
untuk
menentukan solusi
optimal,
pertama
sekali
bentuk
umum
pemrograman
linier
diubah
ke
dalam
bentuk
baku
terlebih dahulu. Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah
persamaan
kendala
ke
dalam
bentuk
sama
dengan,
tetapi
setiap
fungsi
kendala
harus
diwakili
oleh
satu
variabel
basis
awal.
Variabel
basis
awal
menunjukkan
status
sumber
daya
pada
kondisi
sebelum
ada
aktivitas
yang
dilakukan.
Dengan
kata
lain,
variabel
keputusan semuanya
masih bernilai
nol.
Dengan
demikian,
meskipun
fungsi
kendala
pada
bentuk
umum
pemrograman linier sudah
dalam
bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah.
Ada
beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
membuat
bentuk
baku,
yaitu:
1. Fungsi
kendala
dengan
pertidaksamaan
=
dalam
bentuk
umum,
diubah
menjadi
persamaan
(=)
dengan
menambahkan satu
variabel
slack.
2. Fungsi
kendala
dengan
pertidaksamaan
=
dalam
bentuk
umum,
diubah menjadi persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel
surplus.
3. Fungsi
kendala dengan persamaan dalam
bentuk
umum,
ditambahkan
satu artificial variabel (variabel buatan).
Dalam
perhitungan
iterative, kita akan
bekerja
menggunakan
tabel.
Bentuk
baku yang sudah diperoleh, harus dibuat ke dalam bentuk tabel.
Semua
variabel
yang
bukan
variabel
basis
mempunyai
solusi
(nilai
kanan)
sama
dengan
nol
dan
koefisien
variabel
basis
pada
baris
tujuan
harus
sama
|
25
dengan 0. Oleh karena itu kita harus membedakan pembentukan tabel awal
berdasarkan
variabel basis awal.
Berikut adalah contoh kasus:
10
x1
+
5
x2
=
600,
Bentuk
ini
merupakan
bentuk
umum.
Perubahan
ke
dalam
bentuk
baku hanya
membutuhkan
variabel
slack,
karena
semua
fungsi
kendala
menggunakan
bentuk
pertidaksamaan =
dalam
bentuk
umumnya.
Maka
bentuk
bakunya adalah sebagai berikut : 10 x1
+ 5 x2
+ s1
= 600
2.3.4 Tahap-Tahap Metode Simpleks
Berikut
adalah
tahap-tahap
dalam
menyelesaikan
program
linear
dengan
metode simpleks:
1.
Periksa apakah tabel layak atau tidak.
Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi
(nilai
kanan).
Jika
solusi ada
yang bernilai negatif, maka
tabel tidak
layak. Tabel
yang tidak layak tidak dapat diteruskan untuk dioptimalkan.
2. Tentukan kolom pivot. Penentuan kolom pivot dilihat dari koefisien fungsi
tujuan
(nilai
di
sebelah
kanan
baris
z)
dan
tergantung
dari bentuk
tujuan. Jika tujuan
maksimisasi,
maka
kolom
pivot
adalah
kolom
dengan
koefisien
paling
negatif.
Jika tujuan minimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan koefisien positif
terbesar.
Jika
kolom
pivot
ditandai dan
ditarik
ke
atas,
maka
kita
akan
mendapatkan variabel keluar.
Jika nilai
paling negatif (untuk tujuan maksimisasi)
atau
positif
terbesar
(untuk
tujuan
minimisasi)
lebih
dari
satu,
pilih
salah
satu
secara sembarang.
3. Tentukan baris
pivot.
Baris
pivot ditentukan
setelah
membagi
nilai solusi dengan
nilai
kolom pivot
yang
bersesuaian
(nilai yang
terletak
dalam satu baris).
Dalam
hal
ini,
nilai
negatif dan 0 pada
kolom
pivot
tidak
diperhatikan, artinya
tidak
ikut
menjadi
pembagi.
Baris pivot adalah
baris
dengan rasio
pembagian
terkecil.
Jika
baris
pivot
ditandai
dan
ditarik
ke
kiri,
maka
kita
akan
mendapatkan
variabel
|
26
keluar.
Jika
rasio
pembagian
terkecil lebih
dari
satu,
pilih
salah
sau secara
sembarang.
4.
Tentukan
elemen
pivot. Elemen
pivot merupakan nilai
yang
terletak
pada
perpotongan kolom dan baris pivot.
5.
Bentuk tabel simpleks baru. Tabel simpleks baru
dibentuk dengan pertama sekali
menghitung nilai
baris pivot
baru.
Baris
pivot
baru adalah baris
pivot lama dibagi
dengan elemen pivot. Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom
pivot
baris
yang
bersangkutan dikali
baris
pivot baru dalam satu kolom
terhadap
baris lamanya yang terletak pada kolom tersebut.
6. Periksa
apakah
tabel
sudah
optimal.
Keoptimalan
tabel
dilihat
dari
koefisien
fungsi
tujuan
(nilai
pada
baris
z)
dan
tergantung
dari
bentuk
tujuan.
Untuk
tujuan
maksimisasi,
tabel
sudah
optimal
jika
semua
nilai
pada
baris
z
sudah
positif atau
0. Pada
tujuan minimisasi,
tabel sudah optimal jika semua
nilai pada
baris
z sudah negatif
atau 0.
Jika
belum,
kembali ke
langkah no.
2
,
jika sudah
optimal baca solusi optimalnya.
2.3.5 Metode Revised Simplex
(Metode Simpleks yang diperbaiki)
Metode
ini
didesain
untuk mencapai
hal
yang
tepat
seperti
pada
metode
simpleks
yang
asli. Metode
ini
menghitung
dan
menyimpan
hanya
informasi yang
diperlukan
sekarang
dan
data
yang
penting
disimpan
dalam
bentuk
lebih
padat.
Metode
revised
simplex
secara eksplisit memakai manipulasi
matriks
maka masalah
harus dinyatakan dalam notasi matriks.
2.3.6 Istilah-Istilah dalam Metode Simpleks
Ada
beberapa
istilah
yang sangat
sering
digunakan dalam metode
simpleks,
diantaranya :
Iterasi adalah
tahapan
perhitungan
dimana
nilai
dalam perhitungan
itu
tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
|
27
Variabel
non
basis
adalah
variabel
yang
nilainya
diatur
menjadi
nol
pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non
basis selalu sama dengan derajat bebas
dalam sistem persamaan.
Variabel
basis
merupakan
variabel
yang
nilainya
bukan nol
pada
sembarang
iterasi.
Pada
solusi awal,
variabel
basis merupakan variabel
slack
(jika
fungsi
kendala merupakan
pertidaksamaan =
)
atau
variabel
buatan
(jika
fungsi
kendala
menggunakan
pertidaksamaan
=
atau
=).
Secara
umum, jumlah
variabel basis selalu sama
dengan
jumlah fungsi
pembatas (tanpa fungsi non negatif).
Solusi
atau
nilai
kanan
merupakan
nilai
sumber
daya
pembatas yang
masih
tersedia.
Pada
solusi
awal,
nilai
kanan
atau solusi
sama
dengan
jumlah
sumber
daya
pembatas
awal
yang
ada,
karena
aktivitas
belum
dilaksanakan.
Variabel
slack
adalah
variabel yang ditambahkan
ke
model
matematik
kendala
untuk mengkonversikan
pertidaksamaan
=
menjadi
persamaan
(=).
Penambahan
variabel ini
terjadi pada
tahap
inisialisasi.
Pada solusi
awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
Variabel
surplus
adalah
variabel
yang
dikurangkan dari
model
matematik
kendala
untuk
mengkonversikan
pertidaksamaan
=
menjadi
persamaan
(=).
Penambahan
ini
terjadi
pada
tahap
inisialisasi.
Pada
solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis.
Variabel
buatan
adalah
variabel
yang ditambahkan ke model
matematik
kendala
dengan
bentuk =
atau
=
untuk
difungsikan
sebagai
variabel basis awal. Penambahan variabel ini
terjadi pada tahap
inisialisasi.
Variabel
ini
harus
bernilai 0
pada
solusi
optimal,
karena
kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.
|
28
Kolom
pivot
(kolom
kerja)
adalah
kolom yang memuat
variabel
masuk.
Koefisien
pada
kolom
ini
akan
menjadi
pembagi
nilai
kanan
untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
Baris
pivot
(baris
kerja)
adalah salah
satu
baris dari
antara
variabel
basis yang memuat variabel keluar.
Elemen
pivot
(elemen
kerja)
adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom
dan
baris
pivot. Elemen
pivot
akan
menjadi dasar
perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
Variabel
masuk
adalah
variabel
yang
terpilih
untuk
menjadi
variabel
basis
pada
iterasi
berikutnya.
Variabel masuk
dipilih
satu
dari antara
variabel non basis pada
setiap
iterasi. Variabel ini pada
iterasi
berikutnya
akan bernilai positif.
Variabel
keluar
adalah
variabel
yang
keluar
dari
variabel
basis
pada
iterasi
berikutnya
dan
digantikan
oleh variabel
masuk.
Variabel
keluar
dipilih
satu
dari
antara
variabel
basis
pada
setiap
iterasi.
Variabel
ini
pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.
2.4 Produksi (
Production)
2.4.1 Pengertian Produksi
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
apabila
kita
mendengar
kata
produksi,
maka
yang
terbayang
di
pikiran kita adalah suatu
kegiatan
besar
yang
memerlukan
peralatan
yang
serba
canggih,
serta menggunakan
ribuan
tenaga
kerja
untuk
mengerjakannya. Sebenarnya dugaan tersebut tidak benar.
Produksi artinya, kegiatan
menambah
nilai
guna
suatu
barang atau jasa untuk
keperluan
orang
banyak.
Dari
pengertian
diatas
dapat
ditarik suatu
kesimpulan
|
29
bahwa,
tidak semua
kegiatan
yang
menambah
nilai
guna
suatu
barang
dapat
dikatakan proses produksi.
Produksi
adalah suatu kegiatan
yang menghasilkan
output dalam
bentuk
barang
maupun
jasa.
Contoh:
pabrik
baterai
yang
memproduksi batu
baterai,
tukang
mie ayam
yang membuat
mie
yamin,
tukang
pijet
yang
memberikan
pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.
2.4.2 Kegunaan Produksi
Salah satu
yang
dilakukan
dalam proses
produksi ialah menambah
nilai guna
suatu barang atau jasa.
Dalam
kegiatan menambah nilai
guna
barang atau
jasa
ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
1. Guna bentuk
Yang
dimaksud dengan guna
bentuk yaitu, didalam melakukan
proses
produksi,
kegiatannya ialah
merubah
bentuk
suatu
barang sehingga
barang
tersebut
mempunyai nilai ekonomis. Contohnya: keramik.
2. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya:
tukang becak, buruh, dll.
3. Guna tempat
Guna
tempat adalah kegiata
produksi yang
memanfaatkan tempat-
tempat
dimana suatu
barang
memiliki nilai ekonomis.
Contoh:
pengangkutan
pasir dari
|
30
tempat
yang pasirnya
melimpah
ketempat
dimana
orang
membutuhkan
pasir
tersebut.
4. Guna waktu
Guna
waktu
ialah
kegiatan
produksi yag
memanfaatkan
waktu-
tertentu.
Misalnya: pembelian
beras
yang
dilakukan
oleh
Bulog
pada saat
musim
panen,
dan dijual kembali pada saat masyarakat membutuhkan.
5. Guna milik
Guna
milik
ialah,
kegiatan
produksi
yang
memanfaatkan
modal
yang
dimiliki
untuk dikelola orang lain dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.
2.5 Biji Plastik
2.5.1 Pengertian Biji Plastik
Plastik
merupakan
bahan baru
yang semakin
berkembang.
Dewasa ini,
plastik banyak
digunakan untuk berbagai macam bahan
dasar.
Penggunaan
plastik
dapat
dipakai
sebagai
bahan pengemas,
konstruksi,
elektroteknik,
automotif, mebel, pertanian, peralatan rumah tangga, bahan
pesawat, kapal
mainan
dan
lain sebagainya.
Penggunaan
plastik di
berbagai
bidang seperti
di
atas
di
dasarkan
pada
alasan
bahwa
bahan
plastik
mempunyai
keunggulan dibandingkan
dengan
bahan
lain
antara
lain, seperti tidak
mudah
berkarat,
kuat,
tidak
mudah
pecah,
ringan,
dan
elastis.
Ada
beberapa
proses
yang
terjadi
pada
industri
plastik,
yaitu
bahan
dasar
biji
plastik mengalami pemanasan,
kemudian
dikirim
ke
tempat
pembentukan.
Pembentukan
bisa
dilakukan
dengan
berbagai
cara
antara
|
31
lain:
pencetakan,
pengepresan,
dan pembentukan
dengan
pemanasan
atau
dengan
vakum.
Setelah mengalami
pembentukan,
selanjutnya
dilakukan
proses
pendinginan.
Proses
ini
bertujuan
agar
plastik yang
sudah terbentuk
tidak mengalami perubahan bentuk lagi.
2.5.2 Jenis-Jenis Biji Plastik
Secara umum plastik dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Thermo Halus
Thermo
halus
adalah
plastik
yang
mempunyai
sifat
apabila
dipanaskan
ia
akan menjadi halus. Jenis plastik ini sering kita
gunakan
karena sifat plastik
ini mudah dibentuk sesuai keinginan kita.
2. Thermo Kasar
Thermo
kasar
adalah
plastik
yang
mempunyai
sifat apabila
dipanaskan
ia
akan
menjadi keras
dan
tidak
akan
menjadi
lunak. Jenis
plastik
ini
sering
digunakan
pada
industri-industri
besar dan
juga
digunakan
pada
pesawat
ruang angkasa.
Selain pengelompokan plastik seperti di atas, plastik secara komersial dikenal
dengan
berbagai
macam nama.
Penamaan
ini
dibuat
berdasarkan
bahan
penyusunnya.
Jenis-jenis plastik tersebut adalah :
a. Polyetheen (PE).
b. Poly Vinyl Chlorida (PVC).
c. Poly Propylen
(PP)
d. Poly Methil Meth Acrylaat (PMMA)
e. Acrylonitrit butadieen Styreen (ABS).
|
32
f. Poly Amide (PA).
g. Polyester (Cairan pengeras dan perapat).
h. Poly Ethen Three (PET).
Masing-masing jenis plastik di atas mempunyai karakteristik yang berbeda.
Berikut ini beberapa karakteristik jenis-jenis plastik.
1. Polyetheen lunak,
Bersifat mengambang di air, mudah dibentuk, kalau dibakar terjadi
tetesan
api, asap warna hitam dan
bau seperti lilin.
2.
Poly Methil Meth Acrylaat (PMMA),
Bersifat tenggelam di air, mudah terbakar, kalau dibakar terjadi percikan api,
bau sedikit manis, dan nyala api kuning kebiru-biruan.
3. Polystreen
(PS),
Bersifat tenggelam di air, mudah terbakar, asap tebal, dan nyala api oranye
kekuningan.
4.
Poly Vynil Chlorida (PVC) lunak,
Bersifat tenggelam di air, relatif sulit dibakar, bau menyengat dan menusuk
(keasam-asaman),
dan mudah dibentuk.
5.
Poly Vynil Chlorida (PVC) keras,
Bersifat tenggelam di air, relatif sulit dibakar, bau menyengat dan menusuk
(keasam-asaman), dan susah dibentuk.
Yang digunakan untuk injection gesper plastik adalah Poly Propylen (PP)
karena bahan dibentuk sesuai dengan cetakan dan bisa mengeras setelah
diinject.
|
![]() 33
2.6 Kerangka Pemikiran
Input
Identifikasi Permasalahan
kendala-kendala yang ada
dalam memproduksi variasi
gesper plastik agar
memperoleh laba maksimal
jumlah produksi yang optimal
untuk variasi gesper plastik agar
sesuai dengan kapasitas produksi
yang dimiliki oleh perusahaan
hasil produksi variasi
gesper plastik dan laba
maksimal yang dapat
dicapai
Menganalisis dan memformulasikan masalah
dalam Program Linear (Linear Programming)
Menetapkan Variabel
Keputusan
Menetapkan Fungsi
Kendala
Menetapkan Fungsi
Tujuan
Jumlah
Bahan
Baku
Jumlah
jam
kerja mesin
Jumlah
jam
kerja tenaga
kerja
Permintaan
masing-masing
Produk
Membuat Perhitungan dengan Metode Simpleks
|
![]() 34
Solusi Optimal
Output
Sumber : Kerangka Pemikiran Penulisan Skripsi
|