9
dan
vertikal, sehingga diperoleh
gambar dalam bentuk array dua dimensi. Proses
tersebut dikenal sebagai proses digitalisasi atau sampling.
Gambar dapat direpresentasikan dengan array dua dimensi, dimana setiap elemen
array dikenal sebagai elemen gambar (pixel). Pembagian suatu gambar menjadi sejumlah
pixel dengan
ukuran
tertentu
ini
akan
menentukan
resolusi
spatial
(derajat
kehalusan)
yang diperoleh. Semakin kecil ukuran pixelnya, maka akan semakin halus gambar yang
diperoleh,
karena
informasi
yang
hilang
akibat
pengelompokan
tingkat keabuan pada
proses pembuatan kisi-kisi akan semakin kecil. Angka pada gambar digital
menggambarkan bagaimana setiap pixel menggambarkan kecerahan (brightness)
gambar
tersebut pada titik yang bersangkutan.
Proses
lain
yang dilakukan dalam suatui
gambar digital
adalah proses kuantisasi
(quantization).
Dalam proses
ini
tingkat
keabuan
setiap
pixel
dinyatakan
sebagai
suatu
harga integer. Batas-batas harga integer atau besarnya daerah tingkat keabuan yang
digunakan
yang
digunakan
untuk
menyatakan
tingkat
keabuan pixel
akan
menentukan
resolusi kecerahan dari gambar yang diperoleh. Kalau digunakan 3 bit untuk menyimpan
harga integer tersebut, maka akan diperoleh sebanyak 8 tingkat keabuan.
Seluruh tahapan konversi di atas dikenal sebagai konversi analog ke digital,
yang
biasanya akan
menyimpan
hasil suatu proses pada
memori
gambar. Sebaliknya, sebagai
hasil suatu proses pengolahan gambar digital, kadang-kadang perlu
mengeluarkan
gambar dari memori gambar ke bentuk peragaan pada monitor televisi atau ke bentuk
cetakan foto. Proses konversi balikan ini dikenal sebagai konversi digital ke analog.
|