26
3. Tentukan baris
pivot.
Baris
pivot
ditentukan setelah
membagi
nilai
solusi
dengan
nilai
kolom
pivot
yang bersesuaian (nilai
yang terletak dalam
satu
baris).
Dalam
hal
ini,
nilai
negatif dan
0
pada kolom pivot tidak diperhatikan, artinya tidak
ikut
menjadi
pembagi. Baris
pivot
adalah
baris
dengan rasio
pembagian
terkecil.
Jika
baris pivot ditandai dan ditarik ke kiri, maka akan didapatkan variabel keluar. Jika
rasio pembagian terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
4.
Tentukan
elemen
pivot.
Elemen
pivot
merupakan nilai
yang
terletak
pada
perpotongan kolom dan baris pivot.
5. Bentuk tabel simpleks baru.
Tabel
simpleks baru
dibentuk dengan pertama sekali
menghitung nilai baris pivot baru. Baris pivot baru adalah baris pivot lama dibagi
dengan
elemen
pivot.
Baris
baru
lainnya
merupakan
pengurangan
nilai
kolom
pivot
baris
yang bersangkutan dikali
baris pivot
baru
dalam
satu
kolom terhadap
baris lamanya yang terletak pada kolom tersebut.
6. Periksa
apakah tabel sudah optimal.
Keoptimalan
tabel dilihat
dari koefisien
fungsi
tujuan
(nilai pada baris
z)
dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk
tujuan
maksimisasi, tabel sudah optimal jika semua
nilai pada baris
z
sudah positif atau
0. Pada tujuan
minimisasi, tabel sudah optimal jika semua
nilai pada baris
z
sudah
negatif
atau
0.
Jika
belum,
kembali
ke
langkah
no.
2,
jika
sudah
optimal
solusi
optimalnya dapat dibaca.
Penyelesaian kasus berikut ini menggunakan metode simpleks.
Maksimum z = 8 x1 + 9 x2 + 4x3 dengan kendala-kendala:
|