BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Mikrokontroler AVR
Mikrokontroler adalah alat yang berfungsi
untuk
mengontrol dalam bentuk
yang
kecil,
di
sini
mikrokontroler
memiliki
memori
sendiri,
serta
proses-proses
yang dapat
berdiri
sendiri.
Mikrokontroler
dapat
diberikan
suatu
program
yang
bekerja sesuai dengan
keinginan pengguna.
Sehingga ketika mikrokontroler
dihubungkan
dengan
input
dan
output
alat
yang lain,
pengguna
juga
dapat
mengontrol alat tersebut. Dengan
ini mikrokontroler dapat
menjadi otak dari alat-
alat yang lain.
Mikrokontroler
AVR
memiliki
arsitektur RISC
8
bit,
sehingga
semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar
instruksi
dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. AVR dikelompokkan ke dalam 4 kelas,
yaitu
ATtiny,
keluarga
AT90Sxx,
keluarga
ATMega,
dan
keluarga
AT86RFxx.
Dari semua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran on-board
memori, on-board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan mereka bisa dikatakan hampir sama.
6
|
![]() 7
Gambar 2.1 Blok Diagram AVR
2.1.1. ATMega 32L
Gambar 2.2 ATMega 32L
|
![]() 8
Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATMega 32L
Keterangan pin ATMega32L :
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu
daya.
GND merupakan pin ground
Port A (PA0...PA7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer port A
dapat
memberi
arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port A (DDRA) harus diatur terlebih dahulu sebelum
port
A
digunakan.
Bit-bit
DDRA
diisi
0 jika
ingin
memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai
input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain
itu,
semua pin
|
![]() 9
port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D
converter.
Port B (PB0...PB7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer
port B dapat
memberi
arus
20
mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum
port
B digunakan.
Bit-bit
DDRB diisi
0
jika
ingin
memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki
untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Konfigurasi Port B ATMega32L
Port Pin
Fungsi Khusus
PB0
T0 = timer/counter 0 eksternal counter input
PB1
T1 = timer/counter 0 eksternal counter input
PB2
AIN0 = analog comparator positif input
PB3
AIN1 = analog comparator negatif input
PB4
SS = SPI slave select input
PB5
MOSI = SPI bus master output / slave input
PB6
MISO = SPI bus master input / slave output
|
![]() 10
Port Pin
Fungsi Khusus
PB7
SCK = SPI bus serial clock
Port C (PC0...PC7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer Port C dapat memberi
arus 20
mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port C (DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum
Port
C
digunakan.
Bit-bit
DDRC
diisi
0 jika
ingin
memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6
dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai osilator
untuk timer/counter 2.
Port D (PD0...PD7)
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).
Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction
Register port D (DDRD) harus diatur terlebih dahulu sebelum
Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin
|
![]() 11
memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga
memiliki
untuk fungsi-fungsi
alternatif
khusus
seperti
yang
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Konfigurasi Port D ATMega32L
Port Pin
Fungsi Khusus
PD0
RDX (UART input line)
PD1
TDX (UART output line)
PD2
INT0 ( eksternal interrupt 0 input )
PD3
INT1 ( eksternal interrupt 1 input )
PD4
OC1B (Timer/Counter 1 output compare B match output)
PD5
OC1A (Timer/Counter 1 output compare A match output)
PD6
ICP (Timer/Counter 1 input capture pin)
PD7
OC2 (Timer/Counter 2 output compare match output)
RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk
ADC
|
12
2.1.2. Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah salah satu fitur dari mikrokontroler
AVR. Komunikasi serial biasa disebut dengan
USART
(Universal
Synchronous Asynchronous Receive Transmit).
Komunikasi serial ditujukan untuk mengkomunikasikan dua buah
device,
ditujukan
agar
mikrokontroler dapat berhubungan dengan
dunia luar. Seperti mikrokontroler dengan komputer, mikrokontroler
dengan GPS, mikrokontroler dengan modem, dan masih banyak
device lainnya.
Kedua device tersebut
biasanya
disebut DTE
(Data
Terminal Equipment) dan DCE (Data Communications Equipment).
Komunikasi serial mempunyai dua mode yaitu :
a) Sinkron
Sinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan perlu
adanya sinkronisasi clock diantara
kedua device
yang sedang
berkomunikasi. Sehingga saat transmiter hendak mengirimkan
data,
maka
harus
disertai clock untuk
sinkronisasi
antara
transmiter dengan receiver.
b) Asinkron
Asinkron adalah mode dari komunikasi serial dengan tidak
perlu adanya
clock, tetapi perlu diinisialisasi kecepatan
pengiriman
data antara
kedua device
harus
sama.
Sehingga
kedua device antara transmiter dan receiver telah mempunyai
|
![]() 13
standar
yang telah
disepakati
terlebih
dahulu.
Biasanya
hal
yang disepakati adalah baudrate.
Baudrate
adalah kecepatan
pengiriman simbol pada kedua device. Sehingga ketika kedua
device
mempunyai baudrate
yang sama
maka kedua
device
dapat mengirim dan menerima data dengan benar.
Gambar 2.4 Konfigurasi antara DTE dan DCE Komunikasi UART
2.1.3. SFR (Special Function Register)
SFR
merupakan
register
yang perlu
diperhatikan
jika
mikrokontroler ingin digunakan beberapa fiturnya, misalnya interrupt
eksternal, timer, serial, dan lain-lain. Berikut
adalah
SFR
yang
digunakan pada sistem :
SFR Berkaitan dengan Interrupt Eksternal
1.
MCUCR
MCUCR
merupakan
salah
satu
register
yang
penting
untuk
mengaktifkan
input-an
dari
interrupt
eksternal.
Yang
|
![]() 14
digunakan adalah ISC11 dan ISC10 untuk interrupt eksternal
satu dan ISC01 dan ISC00 untuk interrupt eksternal 0.
Gambar 2.5 Format Register MCUCR
Tabel 2.3 Keterangan Register MCUCR (ISC11-ISC10)
ISC11
ISC10
Description
0
0
The Low Level of INT1 generates an interrupt request
0
1
Any Logical change of INT1 generates an interrupt request
1
0
The falling edge of INT1 generates an interrupt request
1
1
The rising edge of INT1 generates an interrupt request
Tabel 2.4 Keterangan Register MCUCR (ISC01-ISC00)
ISC01
ISC00
Description
0
0
The Low Level of INT0 generates an interrupt request
0
1
Any Logical change of INT0 generates an interrupt request
1
0
The falling edge of INT0 generates an interrupt request
1
1
The rising edge of INT0 generates an interrupt request
|
![]() 15
2.
SREG
SREG
merupakan
register
untuk mengaktifkan interrupt,
dimana dalam pengaktifannya akan digunakan asm(sei), yang
akan
mengaktifkan
I sehingga
memiliki
nilai satu,
berfungsi
untuk mengaktifkan seluruh interrupt.
Gambar 2.6 Format Register SREG
3.
GICR
GICR
merupakan
register
yang difungsikan
untuk
mengaktifkan
interrupt
yang ingin
digunakan,
jika
ingin
menggunakan interrupt, harus diset menjadi logika 1.
Gambar 2.7 Format Register GICR
4.
GIFR
GIFR
merupakan
register
yang menandakan
jika
terjadi
adanya interrupt.
Ketika
interrupt terjadi,
maka
nilai INTFX
akan berubah
menjadi 1 dan
ketika
telah
selesai
maka
otomatis
nilai
INTFX akan
kembali
menjadi
nol atau
untuk
|
![]() 16
penghapusannya
dapat
ditembakan
nilai
0xC0 dalam
heksa
desimal, sehingga
ketika
ditembakkan
satu
oleh
mikrokontroler maka nilainya akan dijadikan nol.
Gambar 2.8 Format Register GIFR
SFR Berkaitan dengan Interrupt Timer
1.
TCCR0
Register
ini
berfungsi
untuk
mengeset
timer
yang akan
digunakan dimana
yang
akan digunakan
adalah CS02,
CS01,
CS00.
Gambar 2.9 Format Register TCCR0
Tabel 2.5 Keterangan Register TCCR0
CS02
CS01
CS00
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkI/O / (No prescaling)
0
1
0
clkI/O /8 (No prescaling)
|
![]() 17
CS02
CS01
CS00
Description
0
1
1
clkI/O /64(No prescaling)
1
0
0
clkI/O /256(No prescaling)
1
0
1
clkI/O /1024(No prescaling)
1
1
0
External clock source on T0 pin. Clock on falling edge
1
1
1
External clock source on T0 pin. Clock on rising edge
2.
TCNT0
Register TCNT0 ini
berfungsi untuk
melakukan
perhitungan sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow
maka fungsi interrupt timer akan dijalankan.
Gambar 2.10 Format Register TCNT0
3.
OCR0
Register OCR0 merupakan register yang digunakan untuk
melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai
OCR0 sama dengan TCNT0 maka akan menjalankan interrupt
perbandingan.
|
![]() 18
Gambar 2.11 Format Register OCR0
4.
TCCR1B & TCCR1A
Register
ini
berfungsi
untuk
mengeset
timer
yang akan
digunakan dimana
yang
akan digunakan
adalah CS12,
CS11,
CS10.
Gambar 2.12 Format Register TCCR1B
Gambar 2.13 Format Register TCCR1A
Tabel 2.6 Keterangan Register TCCR1B
CS12
CS11
CS10
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkI/O / (No prescaling)
0
1
0
clkI/O /8 (No prescaling)
0
1
1
clkI/O /64(No prescaling)
1
0
0
clkI/O /256(No prescaling)
|
![]() 19
CS12
CS11
CS10
Description
1
0
1
clkI/O /1024(No prescaling)
1
1
0
External clock source on T1 pin. Clock on falling edge
1
1
1
External clock source on T1 pin. Clock on rising edge
5.
TCNT1H & TCNT1L
Register TCNT1 ini
berfungsi untuk
melakukan
perhitungan sampai overflow. Di mana ketika terjadi overflow
maka fungsi interrupt
timer
akan
dijalankan.
Timer 1
ini
memiliki
nilai
yang lebih
besar
dari
timer
yang lain
yaitu
sebesar 4 byte.
Gambar 2.14 Format Register TCNT1H dan TCNT1L
6.
OCR1AH & OCR1AL
OCCR1AH
dan
OCCR1AL merupakan
register
yang
digunakan untuk melakukan komparasi pada
perhitungan,
sehingga ketika
nilai OCR1XX
sama dengan
TCNT1XX
maka akan menjalankan interrupt perbandingan.
|
![]() 20
Gambar 2.15 Format Register OCCR1AH dan OCCR1AL
7.
TCCR2
Register
ini
berfungsi
untuk
mengeset
timer
yang akan
digunakan di mana yang akan digunakan adalah CS22, CS21,
CS20.
Gambar 2.16 Format Register TCCR2
Tabel 2.7 Keterangan Register TCCR2
CS22
CS21
CS20
Description
0
0
0
No clock source (Timer/Counter stopped)
0
0
1
clkT2S (No prescaling)
0
1
0
clkT2S /8 (From prescaler)
0
1
1
clkT2S /32 (From prescaler)
1
0
0
clkT2S /64(From prescaler)
1
0
1
clkT2S /128(From prescaler)
1
1
0
clkT2S /256(From prescaler)
1
1
1
clkT2S /1024(From prescaler)
|
![]() 21
8.
TCNT2
Register
TCNT2 berfungsi untuk
melakukan perhitungan
sampai overflow. Dimana ketika terjadi overflow
maka
fungsi
interrupt timer akan dijalankan.
Gambar 2.17 Format Register TCNT2
9.
OCR2
OCR2
merupakan
register
yang digunakan
untuk
melakukan komparasi pada perhitungan, sehingga ketika nilai
OCR2X
sama
dengan
TCNT2X maka
akan
menjalankan
interrupt perbandingan.
Gambar 2.18 Format Register OCR
10. TIFR
TIFR
merupakan
register
yang menandakan
terjadinya
interrupt ketika perhitungan telah overflow maka TOVX akan
berubah menjadi 1, dan ketika telah dijalankan fungsi
interrupt overflow, maka akan otomatis
nilai TOVX menjadi
0.
|
![]() 22
Gambar 2.19 Format Register TIFR
11. TIMSK
TIMSK merupakan
register untuk menjalankan
interrupt
timer, dimana nilai
yang akan diset menjadi 1 adalah TOIEX
untuk mengaktifkan interrupt overflow. Jika tidak diset
maka
akan bernilai nol. OCIEX berfungsi untuk mengaktifkan
interrupt dengan komparator yaitu ketika OCRX sama dengan
TCNTX.
Gambar 2.20 Format Register TIMSK
SFR Berkaitan dengan Serial
1.
UCSRB
UCSRB merupakan
register
yang
berfungsi
untuk
mengaktifkan
interrupt serial, yaitu receive dan transmit-nya.
Di mana
untuk pengaktifannya
logika
tersebut
harus
diset
menjadi 1.
|
![]() 23
Gambar 2.21 Format Register UCSRB
2.
UCSRC
UCSRC berfungsi untuk menginisialisasi
serial
dapat
menampung
besarnya
bit
yang diterima,
di
mana
untuk
mengaktifkannya diberikan
logika
1,
untuk
menulis
diperlukan pengaktifan bit URSEL.
Gambar 2.22 Format Register UCSRC
Tabel 2.8 Keterangan Register UCSRC
UCSZ2
UCSZ1
UCSZ0
Character Size
0
0
0
5-bit
0
0
1
6-bit
0
1
0
7-bit
0
1
1
8-bit
1
0
0
Reserved
1
0
1
Reserved
1
1
0
Reserved
1
1
1
9-bit
|
![]() 24
3.
UBRRH & UBRRL
UBRRH dan
UBRRL merupakan register
untuk
mengeset
baudrate untuk komunikasi
secara serial. Disini register yang
akan digunakan untuk mengeset baudrate adalah UBRRL.
Gambar 2.23 Format Register UBRRH dan UBRRL
Tabel 2.9 Keterangan Register UBRRH dan UBRRL
Baudrate
(bps)
Fosc = 4.0000 MHz
U2X = 0
U2X = 1
UBRR
Error
UBRR
Error
2400
103
0,2%
207
0,2%
4800
51
0,2%
103
0,2%
9600
25
0,2%
51
0,2%
14,4K
16
2,1%
34
-0,8%
19,2K
12
0,2%
25
0,2%
28,8K
8
-3,5%
16
2,1%
38,4K
6
-7,0%
12
0,2%
57,6K
3
8,5%
8
-3,5%
76,8K
2
8,5%
6
-7,0%
|
![]() 25
Baudrate
(bps)
Fosc = 4.0000 MHz
U2X = 0
U2X = 1
UBRR
Error
UBRR
Error
115,2K
1
8,5%
3
8,5%
230,4K
0
8,5%
1
8,5%
250K
0
0,0%
1
0,0%
0,5M
-
-
0
0,0%
1M
-
-
-
-
SFR Lainnya
1. ACSR
Register ACSR berfungsi
untuk mengaktifkan power dari
fungsi komparator analog dari AVR ini dimana ACD ini akan
diaktifkan secara default ketika bernilai 0.
Gambar 2.24 Format Register ACSR
2.2. GSM (Global System for Mobile Comunnication)
GSM (Global
System
for
Mobile
Communications) adalah
standar telepon
genggam
yang paling populer
di
dunia.
Telepon
GSM
digunakan
oleh
lebih dari
satu
milyar orang di lebih dari 200
negara. Banyaknya standar GSM ini
membuat
|
26
roaming
internasional
sangat
umum dengan persetujuan roaming
antar
operator
telepon genggam. GSM
berbeda banyak dengan teknologi sebelumnya
dalam
pensinyalan dan channel pembicaraan adalah digital, yang berarti GSM dipandang
sebagai
sistem
telepon
genggam generasi
kedua
(2G).
GSM
merupakan
sebuah
standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
Dari sudut pandang konsumen, keuntungan dari sistem GSM adalah kualitas
suara digital yang lebih tinggi dan alternatif biaya rendah untuk menelpon dan juga
pesan teks. Keuntungan bagi
operator jaringan adalah kemampuannya menerapkan
peralatan dari
vendor yang
berbeda
karena
standar
terbuka
membuat
inter-operasi
menjadi mudah. Standar ini telah mengijinkan operator jaringan untuk menawarkan
jasa roaming yang berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh
dunia.
Jangkauan
frekuensi
untuk
GSM
adalah
890-915
MHz
untuk uplink (dari
mobile ke
base
station)
dan
935-960
MHz
untuk downlink
(dari
base station ke
mobile). Jarak spasi untuk tiap kanal frekuensi adalah 200 KHz.
2.2.1. Sejarah GSM
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan
akhirnya
dijadikan standar
telekomunikasi
seluler
untuk
seluruh
Eropa
oleh
ETSI (European
Telecomunication
Standar
Institute). Pengoperasian GSM secara komersil
baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan
|
27
teknologi yang
kompleks dan butuh pengkajian yang
mendalam
untuk bisa
dijadikan standar.
Pada awal pengoperasiannya,
GSM telah
mengantisipasi
perkembangan
jumlah
penggunanya
yang sangat
pesat
dan
arah pelayanan
per area
yang
tinggi,
sehingga
arah
perkembangan
teknologi
GSM
adalah DCS
(Digital
Cellular
System)
pada alokasi
frekuensi 1800
Mhz.
Dengan
frekuensi
tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel.
Selain
itu,
dengan
luas
sel
yang semakin
kecil
akan
dapat
menurunkan
kekuatan daya
pancar
handphone, sehingga
bahaya
radiasi
yang timbul
terhadap
organ kepala
akan dapat dikurangi.
Pemakaian
GSM
kemudian
meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon seluler analog yang
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile
Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya
standar
sistem
komunikasi seluler membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya
di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin
bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai
1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai
sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.
|
28
2.2.2. Spesifikasi Teknis GSM
Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi
900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplink-nya digunakan frekuensi 890
915 MHz , sedangkan frekuensi downlink-nya menggunakan frekuensi 935
960 MHz. Bandwidth yang digunakan adalah 25 Mhz (915890 = 960935 =
25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan
125
kanal,
dimana
124 kanal
digunakan
untuk suara
dan
satu
kanal
untuk
sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak
mencukupi
dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah
pengguna.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
kanal
yang lebih
banyak,
maka
regulator
GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada
band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai
frekuensi
uplink
dan
frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai
frekuensi
downlink.
GSM dengan
frekuensinya yang
baru
ini kemudian dikenal dengan sebutan
GSM 1800, dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785
1710 = 75 Mhz). Dengan
lebar kanal
yang tetap sama yaitu 200 Khz sama,
pada saat GSM
pada
frekuensi
900 Mhz,
maka
pada
GSM
1800
ini
akan
tersedia sebanyak 375 kanal.
|
29
2.2.3. Arsitektur Jaringan GSM
Secara
umum, network elemen dalam arsitektur
jaringan
GSM dapat
dibagi menjadi:
1. Mobile Station (MS)
Mobile Station atau MS
merupakan perangkat
yang digunakan oleh
pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat
GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi
sebagai
terminal transceiver
(pengirim
dan
penerima sinyal)
untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber
Identity Module (SIM) atau SIM©
ard
, merupakan
kartu
yang berisi
seluruh
informasi
pelanggan
dan
beberapa
informasi pelayanan.
ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM
didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan
dalam SIMCard secara umum, adalah:
1. IMMSI
(International Mobile Subscriber Identity)
, merupakan
penomoran pelanggan.
2. MSISDN
(Mobile Subscriber ISDN)
,
nomor yang
merupakan
nomor panggil pelanggan.
|
30
2.
Base Station Sub-system
(BSS)
Base Station System atau BSS, terdiri atas:
1. BTS
Base
Transceiver
Station
,
perangkat
GSM
yang berhubungan
langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan
penerima sinyal.
2. BSC
Base
Station
Controller
, perangkat yang mengontrol kerja
BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung
BTS dan MSC
3.
Network Sub-system
(NSS)
Network Sub System atau NSS, terdiri atas:
Mobile
Switching
Center
atau MSC,
merupakan
sebuah
network
elemen
central
dalam
sebuah
jaringan
GSM.
MSC
sebagai
inti
dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi
hubungan pembicaraan, baik antar seluler maupun dengan
jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home
Location
Register
atau HLR,
yang berfungsi
sebagai sebuah
database untuk
menyimpan
semua data dan
informasi
mengenai
pelanggan agar tersimpan secara permanen.
Visitor
Location
Register
atau VLR, yang berfungsi untuk
menyimpan data dan informasi pelanggan.
|
31
Authentication
Center
atau AuC, yang diperlukan untuk
menyimpan
semua
data
yang dibutuhkan
untuk
memeriksa
keabsahaan pelanggan.
Sehingga pembicaraan
pelanggan
yang
tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment
Identity
Registration
atau
EIR,
yang
memuat
data-data
pelanggan.
4.
Operation and Support System
(OSS)
Operation
and
Support System
atau
OSS,
merupakan
sub
sistem
jaringan
GSM
yang berfungsi
sebagai
pusat
pengendalian,
diantaranya
fault management,
configuration management, performance
management, dan inventory management.
Secara
bersama-sama,
keseluruhan network
elemen
di
atas
akan
membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
1. Indosat atau Satelindo : 890 900 Mhz (10 Mhz)
2. Telkomsel : 900 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
3. Excelcomindo : 907,5 915 Mhz (7,5 Mhz)
2.2.4. Keunggulan GSM
GSM, sebagai sistem telekomunikasi seluler digital memiliki keunggulan
yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
|
32
Kapasitas sistem lebih besar, karena
menggunakan teknologi digital
dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu
pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak
mengirimkan informasi,
kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
Sifatnya
yang sebagai standar
internasional
memungkinkan international
roaming.
Dengan teknologi digital, tidak hanya
mengantarkan suara, tapi
memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
Keamanan sistem yang lebih baik
Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem
telekomunikasi seluler terbesar penggunanya di seluruh dunia.
2.3. SMS (Short Message Service)
SMS
(Short
Message
Service)
merupakan
sebuah
layanan
yang diberikan
oleh operator seluler untuk penggunanya dapat
mengirimkan sebuah
pesan singkat
sebatas 160 karakter.
Ketika seseorang mengirimkan SMS maka pesan SMS ini yang berupa data
akan
dikirimkan
dari
handphone pengirim
ke menara
BTS
(Base
Transceiver
Station) kemudian menuju ke SMSC (Short
Message Service Center) dan
didapatkan informasi mengenai BTS mana yang sedang berhubungan dengan nomor
|
![]() 33
yang dituju. Lalu data tersebut baru dikirimkan ke BTS tersebut dan diteruskan ke
handphone penerima.
Gambar 2.25 Prosedur Pengiriman SMS
2.4. SIM300
Gambar 2.26 SIM300
|
34
SIM
300
adalah
sebuah
modul
GSM
dengan
tri-band
yang bekerja
pada
frekuensi
EGSM
900
MHz,
DCS
1800 MHz,
dan
PCS
1900
MHz.
SIM
300
menyediakan GPRS
dengan kemampuan multi-slot
class 10/class
8(optional) dan
mendukung GRPS coding schemes CS-1, CS-2, CS-3 dan CS-4.
SIM
300
memiliki
ukuran
40mm
x
33mm
x
2.85mm
yang
relatif
kecil,
dapat
disesuaikan
hampir seluruh
kebutuhan
untuk
berbagai
aplikasi,
seperti
handphone cerdas, PDA phone dan perangkat mobile lain nya.
Bentuk fisik dari SIM 300 memiliki 60 pin yang dapat dihubungkan ke PCB
yang terhubung dengan
connector, SIM
300
dapat
menyediakan
interface
antara
modul dengan jalur PCB yang dibuat oleh user, kecuali RF antena interface.
Keypad
dan
SPI LCD
interface akan
memberikan
fleksibilitas
untuk
mengembangkan aplikasi yang dapat disesuaikan. Terdapat 2 serial port yang dapat
membantu
mengembangkan
aplikasi dengan mudah. Terdapat 2 audio channel
dengan 2 masukan microphones dan 2 keluaran speaker yang dapat dengan mudah
dikonfigurasi dengan AT command.
SIM
300
menyediakan
RF antena interface dengan
2
alternatif: antena
connector
dan
antena
pad.
Antena
connector
seperti
MURATA
MM9329-2700.
Dan juga dapat menyolderkan antena ke antena pad.
SIM
300
dirancang dengan
teknik
power
saving,
dengan
konsumsi
arus
serendah 2.5 mA pada saat SLEEP mode.
|
![]() 35
SIM
300
telah
terintegrasi dengan
TCP/IP protokol, extended TCP/IP
AT
command telah dikembangkan untuk developer untuk dapat menggunakan protokol
TCP/IP dengan mudah, yang sangat berguna untuk aplikasi transfer data.
2.5. Alarm
Gambar 2.27 Sistem Alarm di Dalam Mobil
Alarm
mobil terdiri
dari satu
atau
beberapa
sensor
yang dihubungkan ke
sebuah mikrokontroler. Pada alarm
mobil, biasanya memiliki indikator LED untuk
mengindikasikan
alarm
sedang aktif
atau
tidak.
Utamanya
alarm
biasanya
dihubungkan pada saklar pada pintu
mobil,
sehingga
ketika seseorang
membuka
pintu maka sirene akan berbunyi saat alarm sedang aktif.
|
![]() 36
Alarm-alarm modern saat ini, biasanya terdiri dari :
Sensor pintu, microphone, shock, tekanan.
Sirene yang
berfungsi untuk mengeluarkan bunyi untuk menarik
perhatian lingkungan sekitar.
Radio receiver dan transmiter untuk kontrol secara wireless dari kunci.
Unit kontrol utama yang berfungsi memantau kerja dari seluruh sistem.
2.6. Central Lock
Gambar 2.28 Motor Central Lock
Di
dalam
sebuah
sistem
penguncian
pintu pada mobil, terdapat sebuah
aktuator yang berfungsi untuk menggerakkan latch naik dan turun. Ketika aktuator
membuat
latch
naik,
maka
ini
membuat
pembuka pintu
luar
terhubung dengan
mekanisme untuk membuat pintu terbuka. Namun jika latch turun,
maka pembuka
|
37
pintu luar tidak terhubung dengan mekanisme pembuka pintu, yang mengakibatkan
pintu tidak dapat terbuka.
Pada alarm
mobil,
untuk dapat membuka pintu, sistem kontrol utama
akan
memerintahkan aktuator
untuk bergerak dalam
interval waktu tertentu. Sistem
aktuator
sebenarnya hanya
berisi
motor elektrik,
namun
motor tersebut
dihubungkan dengan beberapa gerigi untuk mengurangi rasio putaran.
2.7. Relay
Relay adalah sebuah saklar yang dikontrol elektrik, sehingga dapat dikontrol
oleh rangkaian elektronik lain.
Relay terdiri dari 3 bagian utama :
1. Koil
Koil merupakan kumparan yang dapat
mengalirkan medan magnet jika
dialiri arus. Sehingga medan magnet ini akan menarik sebuah pelat
untuk bergerak.
2. Common
Common
merupakan
bagian
yang akan
tersambung dalam
kondisi
apapun, untuk mengaliri arus.
3. Kontak
Bagian kontak terdiri dari dua bagian yaitu :
Normally Open
|
![]() 38
Pin
ini
tidak akan terhubung dengan common jika koil
tidak dialiri
listrik.
Normally Close
Pin ini akan terhubung dengan common jika koil tidak dialiri listrik.
Prinsip kerja dari relay adalah dengan
medan
magnet yang dihasilkan oleh
kumparan
ketika
terjadi
perbedaan
tegangan dan
arus
mengalir
pada
kumparan
tersebut,
sehingga akan
menarik
pelat
atau
melepaskan
pelat,
ini
akan
membuat
common terhubung dengan Normally Open atau Normally Close.
Gambar 2.29 Skematik Relay
Gambar 2.30 Relay Omron G2R1E
2.8. Roller Switch
Roller
switch
merupakan
saklar
yang memiliki
lempengan
yang cukup
panjang sehingga dapat mencapai jarak yang lebih jauh dari saklar biasannya.
Roller switch ini memiliki 3 pin yaitu common, normally open dan normally close.
|
![]() 39
Cara
kerja
dari
alat
ini
adalah ketika
tidak
terjadi
penekanan
maka
pin
common
akan
terhubung dengan normally close, sedangkan ketika terjadi penekanan,
maka
pin common tidak terhubung lagi dengan pin normally close tetapi terhubung
dengan pin normally open.
Gambar 2.31 Roller Switch
2.9. Buzzer
Buzzer
merupakan
sebuah
perangkat
yang dapat
berbunyi
jika
diberi
tegangan
DC.
Buzzer
biasanya difungsikan
sebagai pengingat atau
tanda
bahaya.
Buzzer
memiliki
dua buah
pin
yaitu pin
+
(positif) dan pin
(negatif), sehingga
dalam pemasangannya tidak boleh terbalik.
Gambar 2.32 Buzzer
|
![]() 40
2.10.
Sistem Starter Mesin Mobil
Sistem starter mesin mobil terdiri dari :
1. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan pin-pin yang ada dengan
cara diputar. Biasanya kunci kontak ini memiliki 3 buah tahap dalam
menstarter kendaraan. Dimana pada tahap pertama akan mengaktifkan
jam dan tape pada kendaraan. Tahap kedua akan mengaktifkan speedo
lite serta seluruh aliran listrik pada kendaraan, dan pada tahap ketiga
digunakan untuk menstarter kendaraan.
Gambar 2.33 Kunci Kontak
2. Relay
Relay berfungsi untuk mengaktifkan starter solenoid, relay akan aktif jika
kunci kontak diputar ke posisi starter.
3. Starter Motor
|
![]() 41
Starter motor adalah motor elektrik DC yang berputar untuk mengengkol
roda gila pada mesin.
4. Starter Solenoid
Starter solenoid berfungsi untuk menarik dan memasukkan starter motor
ke
roda
gila
pada
mesin
agar
dapat
distarter,
serta
sebagai
jalan
arus
untuk memutar starter motor.
Mekanisme starter adalah ketika pengguna memutar kunci kontak ke posisi
starter maka relay
akan aktif sehingga mengaktifkan starter solenoid kemudian
starter solenoid akan membuat starter motor berputar dan
juga memasukkan starter
motor ke dalam roda gila pada mesin.
Gambar 2.34 Mekanisme Starter Mesin Mobil
|
![]() 42
Gambar 2.35 Wiring Diagram untuk Ignition Switch
2.11.
Akumulator
Akumulator adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor,
baik mobil atau motor, semua memerlukan akumulator untuk dapat menghidupkan
mesin
mobil (mencatu
arus pada
dinamo starter kendaraan).
Akumulator
mampu
mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
Akumulator untuk mobil biasanya
mempunyai tegangan sebesar 12 Volt,
sedangkan
untuk
motor ada tiga jenis yaitu, dengan
tegangan 12 Volt, 9
volt dan
ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula akumulator
yang khusus
untuk menyalakan tape atau radio dengan
tegangan
juga yang dapat
|
43
diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12
Volt.
Tentu saja akumulator jenis
ini dapat
dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis.
Dikenal
dua
jenis
elemen
yang merupakan
sumber
arus
searah (DC) dari
proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri
dari elemen
basah
dan
elemen kering. Reaksi
kimia pada elemen primer
yang
menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif
(anoda)
tidak
dapat
dibalik
arahnya.
Maka jika
muatannya
habis,
maka
elemen
primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan
pereaksinya
(elemen
kering).
Sehingga dilihat
dari
sisi
ekonomis
elemen
primer
dapat dikatakan cukup boros. Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan
istilah 'disetrum'). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat
dimuati kembali berulang kali.
Elemen sekunder
ini lebih dikenal dengan akumulator. Dalam sebuah
akumulator berlangsung proses elektrokimia yang bolak-balik dengan efisiensi yang
tinggi.
Yang dimaksud
dengan
proses
elektrokimia
bolak-balik
yaitu
di
dalam
akumulator saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik
menjadi tenaga kimia (charging).
|
44
Jenis akumulator yang umum digunakan adalah akumulator timbal. Secara
fisik
akumulator
ini
terdiri
dari
dua
kumpulan
pelat
yang
yang dimasukkan
pada
larutan asam sulfat encer
(H2S04). Larutan
elektrolit
itu
ditempatkan
pada
wadah
atau bejana akumulator yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat
terbuat
dari
timbal
(Pb),
dan
ketika
pertama
kali
dimuati
maka
akan terbentuk
lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif.
Letak pelat
positif dan
negatif sangat berdekatan
tetapi
dibuat
untuk
tidak
saling
menyentuh
dengan
adanya
lapisan pemisah yang
berfungsi
sebagai
isolator
(bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada akumulator dapat dibagi menjadi
dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'.
Besar tegangan
yang dihasilkan satu
sel akumulator adalah 2 Volt. Sebuah
akumulator
mobil
terdiri
dari
enam
buah
akumulator
yang disusun
secara
seri,
sehingga
tegangan totalnya
adalah 12
Volt. Akumulator mencatu arus untuk
menyalakan
mesin (motor dan
mobil
dengan menghidupkan dinamo starter) dan
komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan akumulator
dimuati
(diisi)
kembali
sebuah
dinamo
(disebut
alternator)
yang dijalankan
dari
putaran
mesin mobil atau motor.
Pada
akumulator
kendaraan
bermotor
arus
yang terdapat di dalamnya
dinamakan dengan kapasitas akumulator yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-
jam). Contohnya untuk akumulator dengan kapasitas arus 45 AH, maka akumulator
|
![]() 45
tersebut dapat
mencatu
arus 45
Ampere
selama 1 jam atau 1
Ampere
selama 45
jam.
Gambar 2.36 Akumulator Mobil
2.12.
Alternator
Gambar 2.37 Alternator
|
![]() 46
Sistem pengisian pada kendaraaan mempunyai
tiga komponen penting
yakni: akumulator, alternator dan regulator. Alternator ini berfungsi bersama-sama
dengan akumulator untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan. Hasil yang
dihasilkan oleh
alternator adalah tegangan AC yang
kemudian dikonversi/ diubah
menjadi tegangan DC.
Gambar 2.38 Rangkaian Sistem Pengisian
Perhatikan
gambar 2.38,
ke
empat
kabel
(soket)
dihubungkan
dengan
alternator
di
sepanjang rangkaian kelistrikan. B
adalah
kabel
output
alternator
yang mensuplai langsung ke akumulator. IG adalah indikator kontak yang ada di
alternator.
S
digunakan oleh
regulator
untuk mengatur strum
pengisian ke
akumulator. L adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu
(CHG ).
Regulator adalah otak
dari sistem pengisian. Regulator mengatur keduanya
baik
itu
tegangan
akumulator
dan
tegangan
stator,
dan
tergantung dari kecepatan
putaran mesin, regulator akan mengatur
kemampuan
kumparan
rotor
untuk
menghasilkan output alternator.
Regulator dapat diganti baik
itu internal regulator
|
![]() 47
atau
eksternal.
Dewasa ini
rata-rata semuanya
sudah
memakai
internal
regulator.
Regulator akan
mengatur
tingkat
/
level
sistem pengisian
tegangan.
Ketika
sistem
pengisian
tegangan
di
bawah dari
yang
ditentukan,
regulator
akan
meningkatkan
arus
listrik
tegangan,
yang
akan
berakibat
terciptanya
arus
magnet
yang kuat,
hasilnya akan meningkatkan output alternator. Ketika sistem pengisian tegangan di
atas
yang ditentukan,
regulator
akan
menurunkan
arus
listrik
tegangan, dan
membuat arus magnet menjadi lemah, hasilnya
output alternator yang
semakin
kecil. Regulator mengatur tegangan akumulator, dan juga
mengatur
arus
yang
mengalir ke rangkaian rotor. Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet. Tegangan
yang dihasilkan diinduksi di stator. Rangkaian
rectifier
mengubah
tegangan stator
AC menjadi tegangan DC yang digerakkan oleh putaran mesin.
Gambar 2.39 Regulator Alternator
2.13.
ULN2003
ULN2003 merupakan driver yang terdiri dari 7
rangkaian NPN darlington
untuk
mengendalikan kumparan dimana ULN2003 juga
memiliki dioda fly-wheel,
|
![]() 48
jika terjadi arus yang meningkat sesaat karena pergantian input, maka arus tersebut
akan dibalikan kembali
ke sumber tegangan sehingga tidak merusak
rangkaian.
Driver ini memiliki 7 input dan 7 output. ULN2003 akan menegasikan logika input
yang masuk , dimana jika input adalah
logika satu maka output adalah
logika nol,
dan jika input adalah logika nol maka output adalah logika satu. Selain itu
ULN2003 memiliki pin 9
untuk common dari dioda fly-wheel
tersebut, yang akan
dihubungkan ke sumber
tegangan sehingga sistem
tidak akan rusak ketika terjadi
tegangan
tinggi
sesaat
akibat
perubahan input.
Driver
ini
pun
akan
menguatkan
tegangan dan
arus
dari
rangkaian
akibat
adanya
rangkaian darlington
yang ada.
Sehingga memiliki daya
yang cukup untuk mengaktifkan motor. ULN2003 juga
banyak
digunakan
untuk aplikasi
relay,
karena
relay sama
halnya
dengan
motor
karena terdiri dari lilitan atau kumparan.
Gambar 2.40 ULN2003
|
![]() 49
Gambar 2.41 Diagram Skematik ULN2003
2.14.
Regulator Tegangan DC
Regulator
adalah
IC
(Integrated Circuit) dengan 3 buah pin
yaitu input,
ground
dan output yang
berfungsi untuk meregulasi besarnya tegangan
DC input
menjadi tegangan
DC output
yang sesuai
dengan karakteristik sebuah
regulator.
Sebuah regulator bisa menurunkan tegangan DC.
2.14.1. 7805
Gambar 2.42 Regulator 7805
|
![]() 50
7805 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan DC menjadi 5V.
2.14.2. 1117-3.3
1117-3.3 adalah sebuah IC regulator tegangan positif yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan DC menjadi 3.3V.
Gambar 2.43 Regulator 1117-3.3
2.14.3. LM350
Gambar 2.44 Regulator LM350
|
![]() 51
LM350 adalah sebuah IC regulator variabel yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan DC menjadi tegangan output yang
dapat ditentukan dengan mengatur konfigurasi resistor pada
rangkaian.
Gambar 2.45 Konfigurasi Skematik LM350
Dari konfigurasi diatas dapat dihitung tegangan output sesuai :
Vout = 1.25V + (1+
?
I
.R2
)+
ADJ
?
2.15.
LCD Karakter 16X2
Liquid
Crystal
Display (LCD)
adalah
suatu
perangkat
elektronika
yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat
menampilkan tulisan
maupun gambar.
LCD
banyak
digunakan
sebagai
layar
tampilan
pada berbagai
jenis
aplikasi
elektronika, seperti monitor komputer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain
sebagainya.
LCD
yang khusus hanya
untuk menampilkan tulisan disebut
LCD
karakter. Sedangkan biasanya disebutkan jumlah kolom dan barisnya misalnya
16X2, yang berarti terdapat 16 kolom dan 2 baris.
|
![]() 52
LCD
memiliki suatu controller
yang berfungsi
untuk
mengontrol tampilan
layar LCD secara keseluruhan. Controller pada modul LCD menerima instruksi dan
data dari
suatu prosesor atau Mikrokontroler untuk menentukan karakter apa
yang
akan
ditampilkan
pada
layar
LCD
tersebut.
Pada umumnya
LCD
16X2
mampu
mengerjakan seluruh
instruksi
yang didukung oleh controller jenis HD44780. Jika
tidak, instruksi untuk modul
LCD tersebut dapat dilihat dari
datasheet
yang
disediakan oleh pabrik pembuatan.
Gambar 2.46 LCD Karakter 16X2
Gambar 2.47 Skematik LCD Karakter 16X2
|
![]() 53
Modul LCD pada umumnya
terdiri dari 14 pin, tetapi LCD
yang memiliki
backlight
mempunyai 16 pin,
yaitu 2 pin tambahan untuk menyalakan
LED
backlight.
Tabel 2.10 Fungsi Pin LCD Karakter 16X2
PIN
Nama
Fungsi
1
VSS
Ground
2
VCC
+5V
3
VEE
Contrast voltage
4
RS
Register Select
0 = Send Instruction
1 = Send Data
5
R/W
Read/ Write, to choose write or read
mode
0 = write mode
1 = read mode
6
EN
Enable Signal
7
DB0
H/L (LSB)
8
DB1
H/L
9
DB2
H/L
10
DB3
H/L
11
DB4
H/L
|
![]() 54
PIN
Nama
Fungsi
12
DB5
H/L
13
DB6
H/L
14
DB7
H/L (MSB)
15
ANODE
Backlight +
16
KATODE
Backlight -
Cara mengirimkan instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler LCD:
1.
Set supaya pin RS = 0, R/W = 0, E = 1
2.
Kemudian kirim data berupa instruksi untuk dieksekusi oleh kontroler
pada LCD melalui DB0 DB7 (pin 7 pin 14).
3.
Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali pin
E = 1.
Cara mengirimkan karakter atau data untuk dicetak pada layar LCD:
1. Set supaya pin RS = 1, R/W = 0, E = 1
2. Kemudian kirimkan data berupa ASCII dari karakter yang ingin
ditampilkan pada layar LCD melalui jalur DB0 DB7 (pin 7 pin 14).
3. Set supaya pin E = 0, kemudian berikan delay sesaat, dan set kembali
pin E = 1.
|
![]() 55
Tabel 2.11 Instruksi LCD Karakter 16X2
Command
RS
R/W
DB7
DB6
DB5
DB4
DB3
DB2
DB1
DB0
Display Clear
L
L
L
L
L
L
L
L
L
H
Return Home
L
L
L
L
L
L
L
L
H
X
Entry Mode Set
L
L
L
L
L
L
L
H
I/D
SH
Display On/Off
L
L
L
L
L
L
H
D
C
B
Shift
L
L
L
L
L
H
S/C
R/L
X
X
Set Function
L
L
L
L
H
DL
N
F
X
X
Keterangan :
I/D (set Cursor Move direction)
H Æ Increase
L
Æ
Decrease
SH (Specifies Shift of display)
H Æ Display is shifted
L
Æ
Display is not shifted
D (Display)
H Æ On
L
Æ
Off
C
(Cursor)
H Æ On
L
Æ
Off
|
56
B
(Blinking)
H Æ On
L
Æ
Off
SC
H Æ Display Shift
L
Æ
Cursor Move
R/L
H Æ Right Shift
L
Æ
Left Shift
DL
H Æ 8 bits interface
L
Æ
4 bits interface
N
H Æ 2 Line Display
L
Æ
1 Line Display
F
H Æ 5 X 10 dots
L
Æ
5 X 7 dots
2.16.
Keypad 4X4 dan Decoder MM74C922
Keypad merupakan switch yang telah disusun sedemikian rupa membentuk
baris
dan
kolom, serta
setiap switch tersebut
telah
diberi
nama,
biasanya berupa
|
![]() 57
angka dan huruf
yang
memudahkan pengguna
untuk meng-input
data.
Biasanya
keypad
difungsikan
sebagai input
dalam
aplikasi
seperti
pengaman
digital,
datalogger, absensi, pengendali kecepatan motor, robotik, dan sebagainya. Keypad
4X4 biasanya
memiliki 8 buah pin. Cara kerja keypad hampir sama seperti switch
dimana jika salah satu tombol ditekan akan
menyebabkan pin-pin tertentu
menjadi
terhubung.
Gambar 2.48 Keypad 4X4
Decoder keypad berfungsi mengubah input-an dari keypad menjadi bentuk
biner
yang
mudah
dimengerti,
dan
dibaca
secara berurutan.
IC
yang biasa
digunakan
adalah
MM74C922.
Untuk keypad berukuran
4X4
maka
data
yang
dikeluarkan akan berurutan mulai dari 0000 sampai 1111 dalam biner. Pin row dan
column merupakan input-an yang diberikan ke dalam decoder, dimana ketika
ditekan maka posisi penekanan dapat diambil dan di-decode menjadi output berupa
angka
atau
susunan
bit
biner
yang lebih
mudah
untuk
digunakan
sehingga
mikrokontroler utama akan lebih mudah membacanya. Pada
IC
ini terdapat data
available yang berfungsi untuk mengetahui adanya penekanan pada keypad, dimana
data
available ini
akan
memberikan
logika high
kemudian
low.
Biasanya pin
ini
|
![]() 58
dihubungkan dengan
pin interrupt pada mikrokontroler utama.
Pin output enable
harus diberi low agar data output dapat mengeluarkan data
sesuai dengan
input-an
user. Pin data out merupakan output pin setelah input-an di-decode.
Gambar 2.49 MM74C922
2.17.
AT-Command
AT-Command adalah suatu perintah yang diberikan kepada handphone atau
modem
GSM/CDMA
untuk melakukan suatu
hal yang diinginkan oleh user. Kata
AT ini diambil dari kata bahasa inggris yaitu attention yang memiliki arti
perhatian
dan Command
itu
sendiri
memiliki
arti
perintah.
Pada AT-Command,
kebanyakan dari perintah
yang digunakan
menggunakan kata depan
AT pada
perintahnya.
Dalam pemberian perintah
ini dapat dilakukan dengan
menggunakan
komputer
atau
mikrokontroler
dengan
komunikasi
serial.
Jika user
ingin
menggunakan komputer maka dapat dilakukan dengan program hyperterminal yang
sudah tersedia.
|
59
Dalam pengiriman SMS ada dua format yaitu
1. Format PDU
Format PDU adalah
format yang digunakan dalam bentuk
heksadesimal untuk merepresentasikan karakter yang ingin diberikan.
Contoh 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 artinya:
00: Service center yang digunakan adalah default.
11: PDU Type (default)
00: Reference (default)
0F: Jumlah karakter
nomor handphone tujuan
lengkap dengan kode
prefiks internasional. Dalam hal ini berjumlah 15 (dec) atau 0F
(hex).
91: Mode kode prefiks internasional.
261803395254F9: Nomor telepon tujuan.
00: PID Protokol.
00: Encoding 7 bits.
0B: Masa valid pesan yang dikirim (default).
05: Panjang karakter pesan yang akan
tayang
di
layar
atau
kontent
yang dikirim.
C8: H
22: E
93: L
F9: L
|
60
04: O
Kemudian dalam pengirimannya akan memiliki urutan sebagai berikut
AT+CMGF=0 // Mode PDU
OK
AT+CMGS=20
> 0011000F91261803395254F900000B05C82293F904 [CTRL+Z]
OK
2. Format teks.
Format teks mempunyai format yang lebih mudah karena semuanya
tidak lagi
berdasarkan
heksadesimal seperti
halnya
format PDU
melainkan semuanya dapat dilakukan dalam bentuk teks.
Contoh:
AT+CMGF=1 // Mode teks
OK
AT+CMGS= +6281309325xxx
> HELLO [CTRL+Z]
OK
Setelah
command tersebut
dikirim
maka artinya
handphone atau
modem
GSM
yang telah
diberi
command
tersebut
akan
mengirimkan
SMS ke nomor tujuan +6281309325xxx dengan isi pesan HELLO.
|
61
Beberapa perintah umum AT-Command yang sering digunakan adalah
AT+CMGF berfungsi mengatur format pengiriman dan pembacaan SMS
yaitu dalam format PDU atau text.
Contoh:
AT+CMGF=0
(mengganti
mode
pengiriman dan
pembacaan SMS
menjadi mode PDU)
AT+CMGF=1
(mengganti
mode
pengiriman dan
pembacaan SMS
menjadi mode teks)
AT+CMGS berfungsi untuk mengirim SMS.
Contoh:
AT+CMGS=+6281309325xxx
> HELLO [CTRL+Z]
AT+CMGR berfungsi untuk membaca SMS.
Contoh:
AT+CMGR=1 (membaca SMS di kotak pesan masuk yang pertama)
AT+CMGD berfungsi untuk menghapus SMS
Contoh:
AT+CMGD=1 (menghapus SMS di kotak pesan masuk yang pertama)
|
62
AT+IPR
berfungsi
untuk
mengatur
baudrate
untuk
komunikasi
serial
sistem
Contoh:
AT+IPR=9600 (mengatur baudrate menjadi 9600 untuk berkomunikasi)
AT&W berfungsi untuk menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate
pada non-volatile memori.
Contoh:
AT&W (menyimpan pengaturan saat ini untuk baudrate pada non-
volatile memori)
AT+CSAS berfungsi
untuk
menyimpan seluruh pengaturan
untuk SMS
pada non-volatile memori.
Contoh:
AT+CSAS=0
(menyimpan
pengaturan
saat
ini
untuk
SMS
pada
non-
volatile memori pada profil ke 0)
AT+CCLK berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal.
Contoh:
AT+CCLK=09/11/24,07:52:00+28 (menyimpan tanggal 24 bulan 11
tahun 2009 serta
jam 07 menit 52 detik 00 dan Time Zone +28
(jakartaÆ GMT +7) Time Zone = GMT X 4 )
|
63
AT+CALARM berfungsi
untuk
mengatur jam dan tanggal alarm
harus
dibunyikan.
Format:
AT+CALARM=<state>,<time>,<repeat>,<power>
Keterangan :
<state>
=
0
Æ
Hapus alarm
<state>
=
1
Æ
Set alarm
<time>
=
yy/mm/dd (tanpa petik)
<repeat>
=
0 Æ Tidak ada perulangan
<repeat>
=
1 Æ Setiap hari
<repeat>
=
2 Æ Setiap minggu
<repeat>
=
3 Æ Setiap bulan
<power>
=
0 Æ Kirim ALARM RING ke port
serial
<power>
=
1 Æ Kirim ALARM RING ke port
serial dan matikan modul GSM
SIM300 dalam 5 detik
<power>
=
2 Æ Kirim ALARM MODE ke port
serial dan masuk ke alarm mode
|
64
Contoh:
AT+CALARM=1,09/11/24,07:52:00+28,1,0 (Modul GSM SIM300 akan
mengirim ALARM RING
setiap
hari pada jam 07:52:00 dimulai dari
tanggal 24/11/09)
AT+CALARM=0 (Jadwal alarm dihapus)
ATH berfungsi untuk memutuskan koneksi yang ada
Contoh:
ATH (membatalkan seluruh koneksi yang ada)
ATD berfungsi memberikan panggilan telepon keluar
Contoh:
ATD +6281309325xxx (memberikan panggilan ke +6281309325xxx)
|