7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Teori Dasar/Umum
2.1.1 Pengertian Data
Menurut
Haag
et
all
(
2005,
p6
),
data adalah
fakta
mentah
yang
menggambarkan suatu fenomena.
Menurut Inmon (2005, p493), dikemukakan bahwa data adalah sebuah
rekaman fakta, konsep, atau instruksi
pada sebuah media penyimpanan untuk
komunikasi, pencarian, dan pemrosesan secara otomatis dan dapat memberikan
informasi yang dapat dimengerti oleh pemiliknya atau pihak yang bersangkutan.
Menurut
OBrien (2003,p13), data adalah
fakta
mentah
atau observasi,
umumnya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Sebagai contoh, sebuah
peluncuran pesawat
luar angkasa atau penjualan
suatu
mobil
akan
menciptakan
banyak data yang menggambarkan kejadian tersebut. Secara lebih spesifik, data
adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (seoerti orang,
tempat dan benda)
Berdasarkan definisi diatas maka
dapat disimpulkan bahwa data adalah
sebuah fakta atau pernyataan yang bersifat
mentah, diterima
apa adanya
yang
umumnya berisi tentang
fenomena
fisik atau transaksi bisnis dan tersebut dapat
berupa angka, kata-kata, atau gambar.
|
8
2.1.2 Pengertian Database
Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2000, p3),
database merupakan
koleksi data-data yang terdiri atas entity dan relationship yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut Gerald V. Post (2005, p2), database
merupakan kumpulan dari
data
yang
disimpan
dalam format yang
telah
distandarisasikan,
didesain
untuk
dibagikan oleh banyak user.
Menurut Connolly (2005, p15) database adalah sebuah koleksi data yang
dipakai bersama dan terhubung secara logis dan deskripsi dari data ini dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa database
merupakan
kumpulan
data-data
yang terdiri dari atribut-atribut, entity-entity, dan relationship dari informasi
sebuah perusahaan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
sebuah organisasi.
2.1.3 Pengertian The-Three Level ANSI-SPARC Architecture
Menurut Connoly(2005,p34) bagian dari three-level architecture terdiri
dari extenal, conceptual, dan internal level. Cara user melihat suatu data disebut
bagian
eksternal,
cara
DBMS
dan
sistem melihat
suatu
data
disebut
sebagai
internal level, dimana data disimpan menggunakan sebuah struktur data dan file
organization. Konseptual level ini menjelaskan data apa saja yang disimpan
didalam database dan bagaimana hubungan antar datanya.
|
![]() 9
Gambar 2.1 The Three-Level ANSI-SPARC Architecture
Tujuan utama
dari
three-level architecture ini sebenarnya adalah untuk
memisahkan setiap
hak ases
user terhadap database dari keadaan database
yang
sebenarnya. Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut :
1.
Setiap user harus bisa mengakses setiap data yang ada, tetapi akan
berbeda sudut pandangnya mengenai suatu data. Dan setiap user pun
bisa mengubah sudut pandangnya mengenai data, tetapi hal ini tidak
akan berpengaruh terhadap user lainnya.
|
10
2. Setiap user tidak bisa langsung mengubah detail data pada database.
Dengan kata
lain
interaksi
user
harus bersifat
independent dari
database.
3. Database administrator harus bisa mengubah struktur database tanpa
harus merubah users view.
4. DBA seharusnya bisa merubah struktur konseptual dari database
tanpa mempengaruhi semua user.
5. Internal struktur dari database seharusnya tidak berpengaruh terhadap
berubahnya alat penyimpanan.
2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS)
Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak
yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, menjaga dan
mengontrol akses ke database. (Connoly dan Begg 2005, p16). Seperti perangkat
lunak
yang
lainnya, DBMS
harus efisien dan efektif juga datanya dapat
digunakan bersama-sama oleh banyak user.
Menurut Obrien (2005, p141), Database is an Integrated collection of
logically related data elements, yang artinya bahwa database merupakan suatu
koleksi yang terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling
berhubungan.
Menurut Gerald
V.
Post
(2005,
p2),
Database
Management
System
(DBMS)
merupakan
software yang
mendefinisikan
database,
menyimpan
data,
mendukung query language, menghasilkan report, dan membuat data entry
screen.
|
11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Database Management System adalah
suatu sistem perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara/mengontrol, serta mengelola/mengendalikan akses
kedalam database yang saling bersangkutan.
Sebuah DBMS biasanya memberikan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Terdapat
fasilitas
yang
memungkinkan
user
untuk
mendefinisikan
basisdata,
biasanya
melalui
sebuah Data
Definition
Language
(DDL),
DDL
memungkinkan user
untuk
menspesifikasikan tipe
data
dan
struktur data dan batasan dari data yang akan disimpan ke dalam
basisdata.
2. Terdapat
fasilitas
yang
memungkinkan
user
untuk
melakukan
insert,
update, delete,
dan
mengambil
data
dari
basisdata,
biasanya
melalui
sebuah Data Manipulation Language (DML). Biasanya terdapat fasilitas
untuk
melayani
pengaksesan
data
yang
dinamakan query
language.
Bahasa query yang paling diakui adalah Structured Query Language
(SQL), yang merupakan standar bahasa formal dan de fakto bagi DBMS
relasional.
2.1.4.1 Komponen DBMS
DBMS
mempunyai komponen diantaranya adalah
: (Connolly,
2005, p53-55)
1. Query
Processor,
merupakan
komponen
utama
dalam
DBMS
yang
merubuah query kedalam bahasa instruksi tingkat rendah yang ditujukan
untuk database manager.
|
12
2.
Database
Manager
(DM),
DM
berhadapan
dengan
program
aplikasi
dan query yang diajukan oleh user. DM menerima query dan memeriksa
skema
eksternal
dan
konseptual
untuk
menentukan
record
konseptual
apa yang dapat memenuhi permintaan user.
3.
File Manager, memanipulasi file-file dasar yang tersimpan dan
mengatur alokasi tempat penyimpanan.
4.
DML Processor,
modul
ini mengkonversikan pernyataan DML dalam
program aplikasi ke bentuk standar dari bahasa host.
5. DDL Compiler, mengkonversikan pernyataan DDL kedalam
sekumpulan tabel-tabel yang berisikan meta-data. Tabel-tabel ini
tersimpan di katalog sistem dan informasi pengawasannya disimpan
pada file header data.
2.1.4.2 Keuntungan DBMS
Adapun keuntungan DBMS
menurut Connolly (2005, p26-29)
adalah :
1. Penggunaan data bersama (The Data Can Be Shared).
2. Mengurangi kerangkapan data (Redudancy Can Be Reduced).
3. Menghindari ketidakkonsistenan data (Inconsistency Can Be Avoided).
4. Integritas data terpelihara (Integrity Can Be Maintained).
5. Keamanan terjamin (Security Can Be Enforced).
6. Kebutuhan user yang kompleks dapat teratasi (Balanced conflicting
requirements).
7. Pelaksanaan standarisasi (Standards Can Be Enforced).
|
13
8. Meningkatkan produktivitas (Increased productivity).
9. Layanan
back
up dan
recovery
semakin
baik
(Improved
back
up
and
recovery services).
10. Increased concurrency Improved data accessubility and responsiveness
2.1.4.3. Kerugian DBMS
Adapun kerugian DBMS menurut Connolly (2005, p29-30) adalah
:
1.
Kompleksitas
2.
Memerlukan Size/ukuran software yang besar.
3.
Biaya dari suatu DBMS sangat mahal.
4.
Biaya penambahan perangkat keras.
5.
Biaya konversi tinggi.
6.
Performa sistem dapat tidak sesuai dengan keinginan.
7.
Menimbulkan
pengaruh
yang
besar pada perusahaan
jika
terjadi
kegagalan pada sistem.
2.1.4.4. Fungsi Fungsi DBMS
Adapun
fungsi-fungsi DBMS
menurut
Connolly
(2005, p48-52)
adalah :
1.
Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data.
2.
Katalog yang dapat diakses oleh pengguna.
3.
Dukungan transaksi.
4.
Layanan kontrol konkurensi.
5.
Layanan recovery.
|
14
6.
Layanan kepemilikan (Authorization Services).
7.
Dukungan komunikasi data.
8.
Layanan integrasi.
9.
Layanan untuk peningkatan independensi data.
10. Layanan utilitas.
2.1.4.5 Data Definition Laguage (DDL)
Data Definition Language menurut Connolly dan Begg (2005,p40)
adalah suatu bahasa yang memperoleh DBA atau pengguna untuk
mendeksripsikan dan memberikan nama entitas, atribut, dan relationship
yang diperlukan untuk aplikasi DDL berfungsi untuk mengubah suatu data
menjadi data yang berguna bagi pengguna. Beberapa statement
DDL
menurut Connolly dan Begg(2005,p167)
1. Create Table
Untuk membuat table dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap
kolom.
2. Alter Table
Untuk menambah atau membuang kolom dan konstrain.
3. Drop Table
Untuk membuang atau menghapus table berserta semua data yang terkait
didalamnya.
4. Create index
Untuk membuat index pada suatu table.
|
15
5. Drop Index
Untuk membuang atau menghapus index atau menghapus index yang
sudah dibuat sebelumnya.
2.1.4.6. Data Manipulation Laguage
Menurut Connolly dan Begg(2005,p41) DML adalah suatu bahasa
yang
menyediakan sekumpulan operasi yang diinginkan untuk
mendukung operasi manipulasi data utama pada data yang diperoleh dalam
database DML
menyediakan operasi dasar manipulasi data pada yang ada
dalam database, yaitu:
Penyisipan data baru kedalam database (insertion)
Mengubah atau memodifikasi data
yang disimpan dalam database
(modify)
Pemanggilan data yang ada dalam database (retrieve)
Menghapus data dari database(delete)
Menurut
Connolly
dan
Begg
kita dapat
membedakan
DML
menjadi 2 tipe yang berbeda, yaitu:
a.
Prosedural DML
Prosedural
DML
adalah suatu
bahasa
yang
memungkinkan
pengguna
(umumnya programmer) untuk
memberi instruksi ke system mengenai data yang dibutuhkan dan
bagaimana
cara
pemanggilannya(retrieve).
Artinya
pengguna
harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan
|
16
dengan menggunakan prosedur
yang ada untuk
mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
b.
Non procedural DML
Non procedural DML adalah suatu bahasa yang
memungkinkan pengguna untuk menentukan data apa yang
dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasikan bagaimana cara
mendapatkannya.
DML biasanya meliputi :
1.
Memasukkan data yang baru ke dalam basisdata.
2.
Memodifikasi data yang tersimpan di dalam basisdata.
3.
Mengambil data yang terdapat di dalam basisdata.
4.
Menghapus data dari basisdata.
2.1.4.7 Fourth Generation Laguage (4GL)
Didalam
4GL
user
lebih
menekankan
pada
pendefinisian
apa yang akan
dikerjakan, daripada bagaimana mengerjakannya. 4GL meliputi : (Connolly, 2005, p42-
43)
1. Forms Generators, merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data
dan tampilannya. Mendefinisikan design tampilan, informasi apa yang akan
disajikan, komponen warna pada layar dan karakteristik lainnya.
2.
Report Generators, membuat laporan (reports) yang datanya diambil dari
database. Memungkinkan
user untuk
mengambil
data
yang
diperlukan
untuk
laporan. Lebih menekankan kepada rancangan output, yaitu bagaimana suatu
laporan akan disajikan.
|
17
3.
Graphics
Generators,
digunakan
untuk
mengambil
data
dari
database, dan
menampilkannya dalam bentuk grafik, seperti
: bar chart, pie chart, line chart
dan lainnya.
4. Application
Generators,
fasilitas
untuk
menghasilkan
program
yang
berhubungan dengan data, menentukan bagaimana menampilkan fungsi-fungsi.
Menurut Connolly (2005, p42), 4GL mempunyai kemampuan sebagai
berikut :
1. Bahasa presentasi, seperti query language dan report generator.
2. Bahasa khusus (speciality language), seperti spreadsheets dan bahasa basisdata.
3. Pembuat aplikasi (application generator) yang membuat, melakukan insert,
update, dan mengambil data dari basisdata untuk membangun aplikasi.
4. Bahasa tingkat sangat tinggi (very high-level languages) yang digunakan untuk
mengerjakan kode aplikasi.
2.1.5 Tahapan Dari Database Application Lifecycle
Database
merupakan
komponen
mendasar
suatu
sistem
informasi,
dimana
pengembangan/pemakaiannya
harus
dilihat
dari
perspektif
yang
lebih
luas berdasarkan kebutuhan organisasi. Berikut ini adalah tahapan dari database
application lifecycle menurut Connolly (2005, p283-306) :
|
![]() 18
Gambar 2.2 Tahapan Database LifeCycle
1. Perencanaan database (Database Planning)
Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari
database
application
lifecycle
direalisasikan se-efektif
dan
se-efisien
mungkin.
Perencanaan
database
harus terintegrasi
dengan
keseluruhan
strategi
sistem
informasi
dari
organisasi.
Terdapat
3
hal
pokok
yang
berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu :
a. Identifikasi rencana dan sasaran (goals) dari enterprise termasuk
mengenai sistem informasi yang dibutuhkan.
|
19
b. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki.
c. Penaksiran
kesempatan
IT
yang
mungkin
memberikan
keuntungan
kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi hal tersebut diatas yaitu :
a. Database Planning Mission Statement :
Mission
statement
untuk
database project
mendefinisikan
tujuan
utama dari aplikasi database. Mengarahkan database project, biasanya
mendefinisikan perintah tugas (mission statement). Mission statement
membantu
menjelaskan
kegunaan
dari database
project
dan
menyediakan alur yang lebih jelas untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi penciptaan dari suatu aplikasi database yang diinginkan.
b. Database Planning Mission Objectives :
Ketika mission statement telah didefinisikan, maka
mission
objectives didefinisikan.
Setiap
objective
(tujuan)
harus
mengidentifikasikan tugas khusus yang harus didukung oleh database.
Dapat juga disertai dengan beberapa informasi tambahan yang
menspesifikasikan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumberdaya yang
digunakan dan biaya untuk membayar kesemuanya itu.
Database planning juga
harus menyertakan pengembangan standar-
standar yang menentukan :
a. Bagaimana data akan dikumpulkan.
b. Bagaimana menspesifikasikan format/bentuk data.
|
20
c. Dokumentasi penting apakah yang akan diperlukan.
d. Bagaimana desain dan implementasi harus dilakukan.
2. Definisi sistem (System Definition)
Menjelaskan batasan-batasan dan cakupan dari aplikasi database
dan
sudut pandang user (user view) yang
utama. User view
mendefinisikan apa
yang
diwajibkan
dari
suatu
aplikasi
database
dari perspektif aturan kerja
khusus
(seperti
Manajer
atau
Supervisor)
atau
area
aplikasi enterprise
(seperti Marketing, Personnel, atau Stock Control). Aplikasi database dapat
memiliki
satu
atau
lebih
user view.
Identifikasi
user
view,
membantu
memastikan
bahwa
tidak
ada
user
utama
dari
suatu
database
yang
terlupakan ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User view juga
membantu
dalam pengembangan
aplikasi
database
yang
rumit/kompleks
memungkinkan permintaan-permintaan dipecah kedalam bagian-bagian
yang lebih simple.
3. Analisis dan pengumpulan kebutuhan (Requirements Collection and
Analysis)
Suatu proses pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian
organisasi yang didukung oleh aplikasi database, dan menggunakan
informasi
tersebut
untuk
identifikasi
kebutuhan user
akan
sistem baru.
Informasi dikumpulkan untuk setiap user view utama meliputi :
a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
b. Detail mengenai bagaimana data digunakan/dihasilkan.
c. Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi database yang baru.
|
21
Informasi
dianalisa
untuk
identifikasi
kebutuhan agar
disertakan
dalam
aplikasi database yang baru. Aktifitas penting lainnya adalah menentukan
bagaimana mengatur aplikasi database dengan multiple user view, yaitu :
a. Pendekatan terpusat (Centralized approach)
Kebutuhan
untuk
setiap
user view
digabungkan
menjadi
sekumpulan kebutuhan. Sebuah global data model dibuat berdasarkan
atas penggabungan kebutuhan (dimana merepresentasikan seluruh user
view).
b. Pendekatan integrasi view (View integration approach)
Kebutuhan
untuk
setiap
user
view digunakan
untuk
membangun
model data terpisah untuk
merepresentasikan user view tersebut. Hasil
dari
model
data
tersebut
nantinya digabungkan dalam tahapan
desain
database.
Model data yang merepresentasikan user view tunggal disebut local
data
model, dan tersusun atas diagram-diagram dan dokumentasi
yang
secara
formal menggambarkan kebutuhan dari
user
view
khusus
terhadap database.
Kemudian local data model digabungkan untuk menghasilkan global
data model, yang merepresentasikan seluruh user view untuk database.
c. Kombinasi keduanya (Combination of both approaches).
4. Database design
Merupakan suatu proses pembuatan sebuah desain database yang akan
mendukung tujuan dan operasi suatu enterprise. Tujuan utamanya adalah :
|
22
a. Merepresentasikan data dan relationship antar data yang dibutuhkan
oleh seluruh area aplikasi utama dan user group.
b.
Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang
diperlukan pada data.
c.
Menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk
memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (misal
:
waktu respon).
Pendekatan dalam desain database :
1. Top-down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa
entitas
high-level
dan relationship,
yang
kemudian
menggunakan
pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi
entitas lower level, relationship dan atribut lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship),
dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokan
kedalam suatu
relasi
yang
merepresentasikan
tipe
dari
entitas
dan
relationship antar entitas.
3. Inside-out
Berhubungan dengan
pendekatan
bottom-up tetapi
sedikit
berbeda
dengan identifikasi awal entitas utama
dan
kemudian
menyebar
ke
entitas,
relationship,
dan
atribut
terkait lainnya
yang
lebih
dulu
diidentifikasi.
|
23
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian
yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Data modeling, ada dua kegunaan utama dari data modeling yaitu :
1. Untuk membantu dalam memahami arti (semantik) dari data.
2. Untuk
memfasilitasi
komunikasi
mengenai
informasi
yang
dibutuhkan.
Pembuatan
model
data
menjawab
pertanyaan
mengenai
entitas,
relationship dan atribut. Model data memastikan kita memahami :
a. Setiap user perspektif mengenai data.
b. Sifat dari data itu sendiri, independen terhadap representasi fisiknya.
c. Kegunaan data melalui user view.
Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal :
a.
Validitas Struktutal (Structural Validity), harus konsisten dengan
definisi enterprise dan informasi organisasi.
b. Kesederhanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh profesional
sistem informasi maupun pengguna non-teknik.
c. Ketepatan
(Expressibility),
kemampuan
untuk
membedakan
antara
data yang berlainan, relationship antar data dan batasan-batasan.
d.
Tidak
rangkap
(Nonredundancy), pengeluaran informasi yang tidak
berhubungan, dengan kata lain, representasi setiap bagian informasi
hanya satu kali.
|
24
e. Digunakan
bersama
(Shareability),
tidak
ditentukan
untuk
aplikasi
atau teknologi tertentu dan dapat digunakan oleh banyak pengguna.
f.
Perluasan penggunaan
(Extensibility),
kemampuan
untuk
menyusun
dan mendukung kebutuhan baru dengan akibat sampingan yang
minimal terhadap user yang sudah ada.
g. Integritas (Integrity), konsistensi dengan cara yang digunakan
enterprise dan pengaturan informasi.
h.
Representasi
diagram (Diagrammatic
Representation),
kemampuan
untuk
merepresentasikan
model
menggunakan notasi diagram yang
mudah dimengerti.
Tiga fase database design :
1. Conceptual database design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam enterprise,
independen dari keseluruhan aspek
fisik. Model data
dibangun dengan
menggunakan
informasi dalam spesifikasi kebutuhan
user. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase
desain logical.
2. Logical database design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam enterprise berdasarkan
model
data
tertentu
(misal
:
relasional),
tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya.
Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan
dipetakan kedalam model data logical.
|
25
3. Physical database design
Suatu
proses
yang
menghasilkan
deskripsi
implementasi database
pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan
dan
metode
akses
yang
digunakan untuk
mencapai
akses
yang
efisien
terhadap
data.
Dapat
dikatakan
juga, desain fisikal merupakan cara
pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.
4. DBMS selection (optional)
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database.
Dapat
dilalukan
kapanpun sebelum menuju
desain logical
asalkan
terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan
sistem.
Tahap-tahap
utama untuk memilih DBMS :
a. Mendefinisikan terminologi studi referensi.
b. Mendaftar dua atau tiga produk.
c. Evaluasi produk.
d. Rekomendasi pilihan dan laporan produk.
5. Desain aplikasi (Application design)
Desain
interface user dan program aplikasi yang
menggunakan dan
memproses database. Desain database dan aplikasi merupakan aktifitas
paralel yang meliputi dua aktifitas penting yaitu :
1. Transaction design
Transaksi
adalah
satu aksi
atau serangkaian
aksi
yang
dilakukan
oleh
user
tunggal
atau
program aplikasi,
yang
mengakses atau merubah isi dari database. Kegunaan dari desain
|
26
transaksi adalah untuk menetapkan dan keterangan karakteristik
high-level dari
suatu
transaksi
yang
dibutuhkan
pada
database,
diantaranya :
a. Data yang akan digunakan oleh transaksi.
b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi.
c. Output transaksi
d. Keuntungannya bagi user.
e. Tingkat kegunaan yang diharapkan.
Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu :
a. Retrieval
transaction,
digunakan
untuk
pemanggilan
(retrieve) data untuk ditampilkan di layar atau
menghasilkan suatu laporan.
b. Update transaction, digunakan untuk
menambahkan
record baru, menghapus record lama, atau memodifikasi
record yang sudah ada didalam database.
c. Mixed transaction,
meliputi
pemanggilan
dan
perubahan
data.
2. User interface design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface :
a.
Meaningful
title, diusahakan
pemberian
nama
suatu
form
cukup
jelas
menerangkan
kegunaan
dari
suatu
form/report.
|
27
b. Comprehensible instructions, penggunaan terminologi
yang familiar untuk menyampaikan instruksi ke user dan
jika
informasi
tambahan
dibutuhkan,
maka
harus
disediakan helpscreen.
c. Logical grouping and sequencing of fields, field yang
saling
berhubungan
ditempatkan
pada form/report
yang
sama. Urutan field harus logis dan konsisten.
d. Visually appealing layout of the form/report, tampilan
form/report harus menarik, dan sesuai dengan
hardcopy
agar konsisten.
e. Familiar field labels, penggunaan label yang familiar.
f. Consistent terminology and abbreviation, terminologi dan
singkatan yang digunakan harus konsisten.
g. Consistent use of color.
h. Visible space and boundaries for data-entry fields, jumlah
tempat yang disediakan untuk data entry harus diketahui
oleh user.
i.
Convinient
cursor
movement,
user dapat
dengan
mudah
menjalankan operasi yang diinginkan dengan
menggerakkan cursor pada form/report.
j. Error correction for individual characters and entire
fields, user dapat dengan mudah menjalankan operasi
|
28
yang diinginkan dan melakukan perubahan terhadap nilai
field.
k. Error messages for unacceptable values.
l. Optional fields marked clearly.
m. Explanatory
messages for
fields, ketika
user
meletakkan
cursor pada suatu field, maka keterangan mengenai field
tersebut harus dapat dilihat.
n. Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa
suatu proses telah selesai dilaksanakan.
6. Prototyping (optional)
Membuat
model
kerja
suatu
aplikasi
database.
Tujuan utama
dari
pembuatan prototyping adalah :
a. Untuk
mengidentifikasi feature
dari
sistem
yang
berjalan
dengan baik atau tidak.
b. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan
feature baru.
c. Untuk klarifikasi kebutuhan user.
d. Untuk
evaluasi
feasibilitas
(kemungkinan
yang
akan
terjadi)
dari desain sistem khusus.
Terdapat
dua
macam
strategi
prototyping
yang
digunakan
saat
ini,
yaitu :
1. Requirements
prototyping,
menggunakan
prototypeuntuk
menentukan kebutuhan dari aplikasi database yang diinginkan
|
29
dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype akan
dibuang.
2. Evolutionary prototyping, digunakan
untuk tujuan
yang sama.
Perbedaannya, prototype tidak dibuang tetapi dengan
pengembangan
lanjutan
menjadi
aplikasi database
yang
digunakan.
7. Implementation
Merupakan
realisasi
fisik
dari
database dan desain aplikasi.
Implementasi database dicapai dengan menggunakan :
a. DDL
untuk
membuat
skema
database
dan file database
kosong.
b. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.
c.
3GL
dan
4GL
untuk
membuat
program aplikasi.
Termasuk
transaksi database disertakan dengan menggunakan DML, atau
ditambahkan pada bahasa pemrograman.
8. Data conversion and loading
Pemindahan
data
yang
ada
kedalam database
baru
dan
mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada
database
yang
baru.
Tahapan
ini
dibutuhkan
ketika
sistem
database
baru menggantikan sistem yang lama. DBMS biasanya memiliki utilitas
yang memanggil ulang file yang sudah ada kedalam database baru.
Dapat
juga
mengkonversi
dan
menggunakan program
aplikasi dari
sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.
|
30
9. Testing
Suatu
proses
eksekusi
program aplikasi
dengan
tujuan
untuk
menemukan kesalahan. Dengan menggunakan strategi tes yang
direncanakan dan data yang sesungguhnya. Penguji hanya akan terlihat
jika
terjadi
kesalahan software. Mendemonstrasikan
database
dan
program aplikasi terlihat berjalan seperti yang diharapkan
10. Operational maintenance
Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi,
meliputi :
a. Pengawasan performa sistem, jika performa menurun maka
memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database.
b. Pemeliharaan
dan
pembaharuan
aplikasi
database
(jika
dibutuhkan).
c. Penggabungan kebutuhan baru kedalam aplikasi database.
2.1.6
Normalisasi
Normalisasi
adalah sebuah
teknik
untuk
menghasilkan
sejumlah
relasi
dengan sifat-sifat (properties) yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada
enterprise.
Tujuan
utama
dalam
pengembangan
model data logical pada sistem
database
relasional
adalah
menciptakan
representasi akurat suatu data,
relationship antar data dan batasan-batasannya. Untuk mencapai tujuan ini, maka
harus ditetapkan sekumpulan relasi.
|
![]() 31
Empat
bentuk
normal
yang
biasa
digunakan
yaitu, first normal form
(1NF),
second normal form (2NF), third normal form
(3NF), dan Boyce-Codd
normal form (BCNF). Konsep utamanya terkait dengan functional dependencies,
dimana menerangkan hubungan antar atribut yang ada. Sebuah relasi dapat
dinormalisasikan
kedalam bentuk
tertentu
untuk
mengatasi
kemungkinan
terjadinya pengulangan dari update yang tidak baik. (Connolly, 2005, p388)
Hubungan
diantara
normal
forms
menurut
Connolly
(2005,
p401-422)
sebagai berikut :
Gambar 2.3 Diagram Ilustrasi dari Hubungan Diantara Normal Forms
1. Unnormalized Form (UNF)
a. Merupakan suatu tabel
yang
berisikan
satu
atau
lebih
groups yang
berulang.
b. Membuat tabel
unnormalized
yaitu dengan
memindahkan data dari
sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom.
2. First Normal Form (1NF)
a. Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom
berisikan satu dan hanya satu nilai.
|
32
b. UNF ke 1NF
1. Tunjuk
satu
atau
sekumpulan
atribut
sebagai kunci
untuk
tabel
unnormalized.
2. Identifikasikan
groups
yang
berulang
dalam
tabel
unnormalized
yang berulang untuk kunci atribut.
3. Hapus group yang berulang dengan cara :
a. Masukkan data
yang
semestinya
kedalam
kolom
yang
kosong pada baris yang berisikan data yang berulang
(flattening the table), atau dengan cara
b. Menggantikan data yang ada dengan copy dari kunci atribut
yang sesungguhnya kedalam relasi terpisah.
3. Second Normal Form (2NF)
a. Berdasarkan pada konsep full functional dependency, yaitu A dan B
merupakan atribut
dari sebuah relasi,
B
dikatakan
fully dependent
terhadap A jika B functionally dependent pada A tetapi tidak pada
proper subset dari A.
b.
2NF, merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut non-
primary-key bersifat fully functionally dependent pada primary key.
c. 1NF ke 2NF
1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.
2. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi.
|
33
3. Jika terdapat partial dependencies terhadap primary key,
maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang
baru bersama dengan salinan determinannya.
4. Third Normal Form (3NF)
a. Berdasarkan pada konsep transitive dependency, yaitu suatu kondisi
dimana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika
A -> B dan B -> C, maka C transitively dependent pada A melalui B.
(Jika A tidak functionally dependent pada B atau C).
b.
3NF,
adalah
sebuah
relasi
dalam 1NF dan 2NF
dan
dimana
tidak
terdapat atribut non-primary-key atribut yang bersifat transitively
dependent pada primary key.
c. 2NF ke 3NF
1. Identifikasikan primary key dalam relasi 2NF.
2. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi.
3. Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary key, hapus
dengan menempatkannya dalam
relasi yang baru bersama
dengan salinan determinannya.
2.1.7
Entity-Relationship Modeling
2.1.7.1 Entity Types
Konsep
dasar
dari
Model
ER
adalah
Entity Types,
yaitu
kumpulan dari objek-objek dengan sifat (property)
yang
sama,
yang
di
identifikasi
oleh enterprise
mempunyai
eksistensi yang
independen. Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak.
|
34
Entity Occurrence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik
dari sebuah operational maintenance. Setiap entitas di
identifikasikan dan disertakan propertynya.
2.1.7.2 Relationship Types
Kumpulan
keterhubungan
yang
mempunyai
arti (meaningful
associations) antara types entitas yang ada.
Relationship occurrence,
yaitu
keterhubungan
yang
diidentifikasi
secara
unik
yang
meliputi
keberadaan
tiap type
entitas yang berpartisipasi.
2.1.7.3 Derajat Relationship
Yaitu
jumlah
entitas
yang
berpatisipasi
dalam
suatu
relationship. Derajat relationship terdiri dari :
1. Binary relationship, keterhubungan antar dua tipe
entitas.
Contoh binary relationship antara
PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut
POwns.
2.
Ternary
relationship, keterhubungan antar tiga tipe
entitas. Contoh Ternary Relationship
yang dinamakan
registers. Relasi ini melibatkan tiga tipe entiti yaitu
Staff,
Branch
dan
Client. Relationship
ini
menggambarkan staff mendaftarkan client pada branch.
3. Quaternary relationship, keterhubungan antar empat
tipe entitas. Contoh quaternary relationship yang
|
35
dinamakan Arranges. Relasi ini melibatkan 4 entity
yaitu
Buyer,
Solicitor, Financial
Institution,
dan
Bid.
Relasi ini menggambarkan buyer, diberi masukan oleh
Solicitor,
dan
didukung
oleh
Financial Institution,
melakukan penawaran (bid).
4. Unary relationship, keterhubungan antar satu tipe
entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih
dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang
disebut juga
recursive
relationship. Relationship dapat
diberikan
role
names
untuk
meng-identifikasikan
keterkaitan
tipe
entitas
dalam relationship.
Contoh
entitas Staff yang berperan menjadi supervisor dan staff
yang di-supervisor-i.
2.1.7.4 Attributes
Merupakan
sifat-sifat
(property)
dari
sebuah
entity atau
relationship type. Contohnya : sebuah entity Staff
digambarkan
oleh attribut staffNo, name, position dan salary.
Attribute Domain adalah himpunan nilai
yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam atribut :
1.
Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri
dari
satu
komponen tunggal dengan keberadaan yang independen
dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
|
36
2.
Composite Attribute,
yaitu
atribut
yang
terdiri
dari
beberapa komponen, dimana
masing-masing komponen
memiliki keberadaan yang independen. Misalkan atribut
Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.
3.
Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai
nilai tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas
Branch memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada
setiap kejadian.
4.
Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai
beberapa
nilai
untuk
setiap kejadian. Misal entitas
Branch
memiliki
beberapa
nilai
untuk
atribut telpNo
pada setiap kejadian.
5. Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki
nilai
yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya,
dan tidak harus berasal dari satu entitas.
2.1.7.5 Keys
1. Super Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan row.
2. Candidate Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan table.
Jumlah
minimal
atribut-atribut
yang
dapat
meng-
identifikasikan setiap kejadian/record secara unik.
3. Primary Key : Atribut unik yang meng-identifikasikan setiap
row
dalam
table. Candidate
Key
yang
dipilih
untuk
meng-
|
![]() 37
identifikasikan setiap kejadian/record dari suatu entitas secara
unik.
4. Alternate
Key : Candidate
Key
yang
tidak
terpilih
menjadi
Primary Key.
5. Composite
Key : Candidate
Key
yang
terdiri dari
dua
atau
lebih atribut.
6. Foreign Key : Atribut sebuah tabel yang menggabungkan diri
ke tabel lain.
2.1.7.6 Strong and Weak Entity Types
Strong Entity Type, yaitu entitas yang keberadaannya tidak
bergantung pada entitas lain sedangkan Weak Entity Type, adalah
entitas
yang
keberadaannya bergantung pada
entitas
lain. Strong
Entity Type terkadang disebut dengan parent, owner dominant dan
Weak Entity Type disebut child, dependent, subordinate.
Gambar 2.4 A Strong Entity Type Client and A Weak Entity Type Preference
|
![]() 38
2.1.7.7 Structural Constraints
Batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu
jumlah (atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu
entitas
yang
terhubung
ke
satu
kejadian dari entitas lain yang
berhubungan melalui suatu relationship.
Relationship
yang
paling
umum adalah
binary
relationship.
Macam-macam binary relationship :
1. One-to-One (1:1)
2. One-to-Many (1:*)
3. Many-to-Many (*:*)
Tabel 2.1 Tabel Summary of Multiplicity Constraints
2.1.8 Perancangan Basis Data Konseptual
Langkah 1 Membangun Model Data Konseptual Lokal
Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
membangun
sebuah
model
data konseptual lokal dari sebuah perusahaan untuk masing-masing view
yang spesifik.
|
39
Langkah 1.1 Mengidentifikasikan tipe entitas
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi tipe entitas
utama yang diperlukan oleh view.
Langkah pertama dalam membangun sebuah model data konseptual
lokal adalah menentukan objek utama
yang mana user tertarik
terhadapnya. Objek-objek ini adalah tipe entitas untuk model. Salah satu
metode
untuk
mengidentifikasikan entitas
adalah
dengan
menentukan
spesifikasi
kebutuhan
user. Dari
spesifikasi
ini,
kita
mengidentifikasikan kata benda atau frase benda yang disebutkan.
Langkah 1.2 Mengidentifikasikan tipe relasi
Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasikan
relasai
penting
yang
muncul antara tipe entitas yang telah diidentifikasikan.
Ketika mengidentifikasikan entitas, salah satu metode adalah dengan
mencari kata benda yang ada di dalam spesifikasi kebutuhan user. Kita
juga dapat menggunakan tata bahasa dari spesifikasi kebutuhan untuk
mengidentifikasikan relasi. Biasanya, relasi diindikasikan oleh kata
kerja atau ekspresi verbal.
Menurut Connolly (Connolly, 2005, p445-446), langkah-langkah
dalam mengidentifikasikan tipe relasi adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan Entity-Relationship Diagrams (ERD).
2. Menentukan batasan multiplicity dari sebuah tipe relasi.
3. Memeriksa fan dan chasm traps.
4. Mendokumentasikan tipe relasi.
|
40
Langkah 1.3 Mengidentifikasikan dana mengasosiasikan atribut
dengan entitas atau tipe relasi
Tujuannya adalah untuk mengasosiasikan atribut dengan entitas atau
tipe relasi yang sesuai.
Langkah 1.4 Menentukan domain atribut
Tujuannya
adalah
untuk
menentukan domain
dari
atribut
dalam
model data konseptual lokal.
Domain adalah sekumpulan nilai-nilai di mana satu atau lebih
atribut menggambarkan nilai darinya. Model data yang sudah
dikembangkan sepenuhnya menspesifikasikan domain untuk setiap
atribut dan menyertakan :
1. Sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk atribut.
2. Ukuran dan format dari atribut.
Langkah 1.5 menentukan atribut candidate dan primary key
Tujuannya
untuk
mengidentifikasikan
candidate
key
untuk
setiap
tipe
entitas
dan, jika terdapat
lebih
dari
satu
candidate
key,
memilih
salah satu sebagai primary key. Candidate key adalah sekumpulan
atribut
minimal
dari
sebuah entitas yang
secara
unik
mengidentifikasikan masing-masing kejadian (occurence) dari entitas
tersebut. Kita dapat mengidentifikasikan
lebih dari
satu candidate key,
di
mana
kita
memilih salah
satu sebagai primary
key dan sisanya
dinamakan alternate key.
|
41
Ketika
memilih
sebuah primary
key di antara candidate key,
perhatikan petunjuk berikut untuk membantu pemilihan.
1. Candidate
key
dengan
sekumpulan
atribut
yang
minimal.
2. Candidate key yang nilainya paling jarang berubah.
3. Candidate key dengan karakter yang paling sedikit.
4. Candidate key dengan
nilai maksimun
yang paling
kecil.
5. Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut
pandang user.
Langkah 1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep
pemodelan tingakat tinggi (langkah optional)
Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan konsep
pemodelan
tingkat
tinggi,
seperti
spesialisasi,
generalisasi,
aggregasi,
dan komposisi.
Jika kita menggunakan pendekatan spesialisasi (specialization), kita
berusaha
untuk
memperlihatkan perbedaan
antara
entitas
dengan
menentukan satu atau lebih subclass dari sebuah entitas superclass. Jika
kita menggunakan pendekatan generalisasi (generalization), kita
berusaha untuk mengidentifikasikan fitur-fitur umum antara entitas
untuk menentukan sebuah entitas superclass yang umum.
Kita dapat menggunakan aggregasi untuk merepresentasikan sebuah
relasi memiliki atau bagian dari antara tipe entitas, di mana yang satu
|
42
merepresentasikan seluruh dan yang lainnya sebagai bagian. Kita
dapat
mengguanakan
komposisi
(tipe khusus dari aggregasi) untuk
merepresentasikan sebuah asosiasi antara tipe entitas di mana terdapat
kepemilikan yang kuat (strong ownership) dan coincidental lifetime
antara seluruh dan bagian.
Langkah
1.7
Memeriksa
model
terhadap
adanya
pengulangan
(redudancy)
Tujuannya
adalah
untuk
memeriksa adanya pengulangan di dalam
model. Pada langkah ini, kita menguji model data konseptual lokal
dengan tujuan spesifik yaitu untuk mengidentifikasikan apakah terdapat
sebuah pengulananga dan menghilangkan pengulangan yang ada.
Dua aktivitas dalam langkah ini adalah
1. Menguji ulang relasi one-to-one (1:1).
2. Menghapus relasi yang redundant.
Langkah 1.8 Memvalidasi model konseptual lokal terhadap
transaksi user
Tujuan
dari
langkah
ini
adalah untuk
memastikan
bahwa
model
konseptual lokal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.
Kita
menguji dua
kemungkinan
pendekatan
untuk
memastikan
bahwa model
data konseptual lokal mendukung transaksi yang
diperlukan :
1. Menguraikan transaksi.
2. Menggunakan jalan kecil (pathway) transaksi.
|
43
Langkah
1.9
Melakukan
review model data konseptual lokal
dengan user
Tujuannya adalah untuk
memeriksa (review) model data konseptual
lokal
dengan user
untuk
memastikan
bahwa
model
merupakan
representasi yang benar dari view.
Hasil akhir dari perancangan konseptual basisdata adalah
memproses pembuatan suatu model dari informasi yang akan digunakan
di
dalam suatu
perusahaan
organisasi
yang
tidak
tergantung
dengan
apapun (independent)
2.1.9 Perancangan Basis Data Logikal
Langkah
2
Membangun
dan
memvalidasi
model
data logikal
lokal
Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
membangun
sebuah
model
data logikal lokal dari model data konseptual lokal yang
merepresentasikan sebuah view
utama
dari
perusahaan
dana
kemudian
memvalidasi model ini untuk memastikan
bahwa
model
ini
secara
struktur adalah benar (menggunakan
teknik
normalisasi)
dan
untuk
memastikan model mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Langkah 2.1 menghapus fitur-fitur yang tidak compatible
dengan model relasional (optional)
Tujuannya untuk memperbaiki model data konseptual lokal untuk
menghapus fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan model relasional.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk :
|
44
1. Menghilangkan tipe biner many-to-many (*:*).
2. Menghilangkan tipe relasi rekursif many-to-many (*:*).
3. Menghilangkan tipe relasi kompleks.
4. Menghilangkan atribut multi-valued.
Langkah 2.2 Memperoleh relasi untuk model data logikal lokal
Tujuannya adalah
untuk
membuat
relasi
untuk
model
data
logikal
lokal yang merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang sudah
diidentifikasikan. Cara untuk memperoleh relasi dari kemungkinan
struktur yang ada di dalam data model yaitu :
1. Tipe strong entity.
2. Tipe weak entity.
3. Tipe relasi biner one-to-many (1:*).
4. Tipe relasi biner one-to-one (1:1).
5. Relasi rekursif one-to-one (1:1).
6. Tipe relasi superclass/subclass.
7. Tipe relasi biner many-to-many (*:*).
8. Tipe relasi kompleks.
9. Atribut multi-valued.
Langkah 2.3 Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Tujuannya untuk memvalidasi relasi pada model data logikal lokal
dengan menggunakan teknik dari normalisasi.
|
45
Langkah 2.4 Validasi relasi terhadap transaksi user
Tujuannya untuk memastikan bahwa relasi pada model data logikal
lokal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.
Langkah 2.5 Menentukan batasan integritas
Tujuannya adalah untuk mendefinisikan
batasan
integritas
yang
diberikan di dalam view.
Lima tipe dari batasan integritas menurut Connolly (Connolly, 2005,
p81), yaitu :
1. Data yang diminta.
2. Batasan domain atribut.
3. Integritas entitas.
4. Integritas referensial.
5. Batasan perusahaan.
Langkah 2.6 review model data logikal dengan user
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa model data logikal lokal
dan dokumentasi pendukung yang menggambarkan model merupakan
representasi yang benar dari view.
Relasi antara model data logikal dan data flow diagrams
Sebuah model data logikal merefleksikan struktur dari data
tersimpan pada sebuah perusahaan. Sebuah Data Flow Diagram (DFD)
menunjukkan
data
yang
bergerak
di
dalam sebuah
perusahaan
dana
disimpan di dalam media penyimpanan data (datastores). Semua atribut
harus
muncul
dalam
sebuah
tipe entitas
jika
disimpan
di dalam
|
46
perusahaan,
dan
mungkin
akan
terlihat
mengalir
di
sepanjang
perusahaan sebagai aliran data (dataflow).
Langkah
3
Membangun
dan
memvalidasi
model
data logikal
global
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan model data
logikal
lokal
individual
menjadi sebuah
model
data
logikal
global
tunggal yang merepresentasikan perusahaan.
Langkah 3.1 Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam
model global
Tujuannya adalah untuk
menggabungkan
model
data
logikal
lokal
individual
ke
dalam sebuah
model
data
logikal
global
tunggal
dari
perusahaan.
Beberapa tugas dari pendekatan ini adalah sebagai berikut :
1. Review nama
dan
isi
dari
entitas/relasi
dan
candidate
key.
2. review nama dan ini dari relasi/foreign key.
3. Gabungkan entitas/relasi dari model data lokal.
4. Masukkan
(tanpa
menggabungkan)
entitas/relasi
yang
unik ke dalam masing-masing model data lokal.
5. Gabungkan relasi/foreign key dari model data lokal.
6. Masukkan (tanpa menggabungkan) relasi/foreign key
yang unik ke dalam masing-masing model data lokal.
7. Periksa entitas/relasi dan relasi/foreign key yang hilang.
|
47
8. Periksa batasan integritas.
9. Gambarkan diagram relasi/ERD global.
10. Update dokumentasi.
Langkah 3.2 Validasi model data logikal global
Tujuannya untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari model data
logikal
global menggunakan
teknik normalisasi dan
untuk
memastikan
relasi mendukung transaksi yang diperlukan.
Langkah 3.3 Memeriksa untuk pertumbuhan ke depan
Tujuannya untuk menentukan apakah ada perubahan yhang
significant di kemudian hari yang dapat diramalkan dan untuk menduga
apakah model data logikal global dapat menyesuaikan perubahan ini.
Langkah 3.4 Review model data logikal global dengan user
Tujuannya untuk memastikan bahwa
model
data
logikal
global
merupakan representasi yang benar dari perusahaan.
Hasil akhir dari perancangan logikal basisdata adalah merancang
suatu model informasi berdasarkan spesifikasi model yang ada (seperti
model relasional), tetapi tidak bergantung terhadap suatu DBMS dan
perangkat keras lainnya. Basisdata logikal merancang suatu peta untuk
setiap model data konseptual lokal. Jika terdapat lebih dari satu
pandangan user,
maka
model data
logikal lokal
akan
dikombinasikan
menjadi suatu model data logikal global yang merepresentasikan semua
pandangan user dari suatu perusahaan.
|
48
2.1.10 Perancangan Basis Data Fisikal
Langkah 4 Menterjemahkan model data logikal global untuk
sasaran DBMS
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan skema basisdata
relasional untuk model data logikal global yang dapat
diimplementasikan pada sasaran DBMS.
Langkah 4.1 Merancang relasi dasar (base relations)
Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan
relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logika global pada
sasaran DBMS.
Untuk setiap relasi yang diidentifikasikan dalam model data
logika
global, kita memiliki definisi yang terdiri dari :
1. Nama relasi
2. Daftar dari simple attribute dalam tanda kurung
3. Primary
key
dan,
jika
perlu, alternate
key
(AK)
dan
foreign key (FK)
4.
Daftar dari setiap atribut yang diperoleh dan bagaimana
dikomputasikan
5. Batasan integritas referensial untuk
foreign key yang
diidentifikasikan
Dari kamus data, untuk setiap atribut juga didapatkan :
1. Domain, terdiri dari
tipe data, panjang, dan setiap
batasan dari domain
|
49
2. Pilihan nilai default untuk atribut
3. Apakah atribut boleh berupa null
Langkah 4.2 Merancang
representasi dari data yang
diperoleh
(derived data)
Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan
derived
data
yang
ada
dalam model
data
logikal
global pada sasaran DBMS.
Atribut yang nilainya dapat ditemukan dengan menguji
nilai dari
atribut yang lain dikenal sebagai derived atau calculated attributes.
Langkah 4.3 Merancang batasan perusahaan
Tujuannya untuk merancang batasan perusahaan untuk target
DBMS.
Langkah 5 Merancang representasi fisik
Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
menentukan
organisasi
file
yang optimal
untuk
menyimpan
relasi
dasar
(base
relation) dan index
yang diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang dapat diterima, yaitu
bagaimana relasi dan tuples akan disimpan dalam penyimpanan
sekunder (secondary strorage).
Langkah 5.1 Menganalisa transaksi
Tujuannya adalah untuk memahami kegunaan dari transaksi yang
akan dijalankan pada basisdata dan untuk menganalisa transaksi yang
penting.
|
50
Dalam menganalisa
transaksi,
kita
berusaha
untuk
mengidentifikasikan kriteria kinerja, seperti :
1.
Transaksi yang sering dilakukan dan akan memiliki
pengaruh yang significant pada kinerja.
2. Transaksi yang kritikal terhadap operasi bisnis
3.
Waktu selama
satu hari/minggu dimana akan ada
permintaan yang tinggi terhadap basisdata
(dinamakan
peak load).
Langkah 5.2 Memilih organisasi file
Tujuannya untuk menentukan sebuah organisasi file yang efisien
untuk setiap relasi dasar (base relations).
Untuk
membantu
memahami
organisasi file
pada
setiap
relasi,
terdapat petunjuk untuk memilih sebuah organisasi file berdasarkan tipe
file berikut :
1. Heap
2. Hash
3. Indexed Sequential Access Method (ISAM)
4. B-tree
5. Clusters
Langkah 5.3 Memilih index
Tujuannya
untuk
menentukan
apakah
menambahkan index
akan
meningkatkan kinerja dari sistem.
|
51
Pada kasus ini, pilih atribut untuk mengurutkan atau
mengelompokkan tuple sebagai :
1. Atribut yang paling sering digunakan pada operasi join,
karena
atribut
ini
membuat
operasi join
lebih
efisien,
atau
2. Atribut yang paling sering digunakan untuk mengakses
tuple dalam sebuah relasi untuk atribut tersebut.
Langkah 5.4 Menghitung kebutuhan disk space
Tujuannya untuk memperkirakan jumlah dari disk space yang akan
diperlukan oleh basisdata. Merupakan
sebuah
kebutuhan
bahwa
implementasi basisdata dapat ditangani oleh konfigurasi perangkat keras
yang sedang digunakan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk
memperkirakan
jumlah
dari disk
space
yang
diperlukan
untuk
mendukung implementasi basisdata pada penyimpanan sekunder.
Langkah 6 Merancang user view
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang pandangan user
yang diidentifikasikan selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisa
tahapan dari siklus hidup aplikasi basisdata relasional.
Langkah 7 Merancang mekanisme keamanan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang mekanisme
keamanan bagi basisdata sebagaimana yang dispesifikasikan oleh user.
|
52
Mekanisme keamanan basisdata adalah suatu mekanisme yang
memproteksi basisdata dari suatu kejadian yang disengaja maupun yang
tidak disengaja (Connolly, 2005, p542).
Suatu basisdata merupakan sumber dari perusahaan yang penting
yang
perlu
dilindungi
dengan
suatu
kontrol
yang
memadai.
Beberap
issue keamanan basisdata yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Pencurian data (Theft and Fraund)
2. Kehilangan
kerahasiaan
suatu
data
(Loss
of
Confidentiality)
3. Kehilangan hak pribadi (Loss of Privacy)
4. Kehilangan integritas (Loss of Integrity)
5. Kehilangan ketersediaan data (Loss of Availability)
Hasil akhir dari perancangan basisdata
fisikal
adalah
suatu
proses
yang mendeskripsikan suatu implementasi basisdata pada media
penyimpanan. Ini menggambarkan suatu relasional dan struktur
penyimpanan serta metodologi pengaksesan data oleh user yang efisien,
selama memenuhi batasan integritas dan mekanisme keamanan.
2.1.10.1
Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram atau diagram aliran data adalah alat
yang
menggambarkan aliran data
melalui sistem dan kerja
atau
pengolahan
yang
dilakukan
oleh
sistem tersebut.
Sinonimnya disebut bagan buble, grafik transformasi, dan
model proses
|
53
Beda DFD dengan Flowchart, antara lain :
a. Proses dalam DFD dapat beroperasi secara paralel.
Artinya beberapa proses dapat
dilaksanakan
atau
dikerjakan
secara
serempak.
Sebaliknya, proses
pada
flowchart
hanya
satu
proses
dalam satu
waktu.
b. DFD menunjukkan data flow melalui sistem.
Sebaliknya,
flowchart menunjukkan
rangkaian
proses dalam algoritma atau program.
c. DFD tunggal dapat menyertakan proses setiap jam,
secara harian, mingguan, tahunan, dan sesuai
permintaan. Hal ini tidak terjadi pada flowchart.
2.1.10.1.1
Simbol DFD
DFD (menurut Whitten, Bentley,
Dittman)
terdapat
tiga simbol
dan
satu
koneksi :
a. Persegi
empat
tumpul,
lingkaran
atau
lonjong
menyatakan proses atau
bagaimana tugas dikerjakan. (PROSES)
b. Persegi empat menyatakan agen
eksternal
batasan sistem tersebut.
(INTERFACE)
|
54
c.
Kotak dengan ujung terbuka
menyatakan
data store atau disebut file atau database.
(DATA)
d.
Panah
menyatakan aliran data atau
input
dan output ke dan dari proses tersebut.
2.1.10.2
DFD Konteks
Pertama perlu mendokumentasikan lingkup proyek
awal. Semua proyek memiliki lingkup. Lingkup proyek
mendefinisikan aspek bisnis yang harus didukung oleh
sistem atau
aplikasi
dan
bagaimana
sistem yang
dimodelkan
berinteraksi
dengan
sistem lain
dan
bisnis
secara
keseluruhan.
Context
data
flow
diagram adalah
model proses untuk mendokumentasikan lingkup sistem.
Disebut juga model lingkungan. DFD konteks berisi satu
dan hanya satu proses.
2.1.10.3
State Transional Diagram
State Transition Diagram (STD)
adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi
screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. STD
digunakan untuk menjelaskan siklus objek dari sistem
yang ditunjukkan dengan komponen
komponen sebagai
berikut :
|
55
1.
Merepresentasikan keadaan-keadaan tertentu dari
objek dalam sistem. Contohnya keadaan Start
menunjukkan awal dari sistem.
2.
Menunjukkan arah aliran data dari sistem dimana
terdapat aksi yaitu apa yang dilakukan oleh pengguna
(input) dan reaksi yang ditunjukkan oleh sistem
(output).
2.2
Teori Teori Khusus
2.2.1
Internet
2.2.1.1 Pengertian Internet
Internet
atau
Interconnection Networking adalah
jaringan
besar yang menghubungkan jaringan komputer dari bisnis,
organisasi, lembaga pemerintah, dan sekolah di seluruh dunia,
dengan cepat,
langsung, dan
hemat.
(Turban,
Rainer dan Potter,
2006,
p674)
Menurut Barry Eaglestone dan Mick Ridley (Web Database
Systems), internet merupakan suatu integrasi dari jaringan
jaringan dengan menggunakan standart protokol komunikasi
dimana protokol ini mampu mengubungkan jaringan
jaringan
yang ada.
Internet berintegrasi dengan jaringan komputer dengan
mengimplementasikan
protokol
komunikasi standard. Protokol
komunikasi adalah suatu set aturan yang memungkinan
|
56
komunikasi antar komputer. Jaringan komputer yang berbeda
biasanya menggunakan protokol yang berbeda pula. Akan
tetapi,internet mengimplementasikan suatu protokol standard yang
disebut TCP/IP yang memungkinkan jaringan komputer untuk
berkomunikasi satu sama lain.
2.2.1.2 Web
Menurut Barry Eaglestone dan Mick Ridley (2001,p24),
web adalah aplikasi dari internet yang menyediakan informasi dan
running
program yang
disimpan
pada
komputer
yang
dihubungkan dengan internet. Web menggunakan sebuah memory
dengan informasi yang direpresentasikan,
disimpan,
dan
diakses
melalui internet.
2.2.1.3 World Wide Web (WWW)
World Wide Web adalah sistem dengan standar yang diterima
secara
universal
untuk
menyimpan,
menelusuri, memformat, dan
menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server;
menggunakan
fungsi
fungsi
transpor dari internet. (Turban,
Rainer dam Potter, 2006, p680)
2.2.2
Web Database System
Seiring
perkembangan
teknologi
dalam internet
dan
web,
maka
ditemukanlah suatu cara yang dapat memudahkan manusia dalam
melakukan berbagai hal pada jarak yang jauh seperti berbelanja, belajar ,
|
57
mencara
informasi, dan sebagainya,
yaitu dengan
menggunakan aplikasi
web database.
Web
database
system adalah sistem dimana teknologi web dan
database digunakan scara bersamaan. Web databse system menyediakan
akses
yang
luas
ke
sistem
basis
data,
cara
mendistribusikan
dan
pelayanan yang lebih melalui sistem intregasi (Barry Eaglestone and
Mick Ridley, 2001, p38).
2.2.3
Web Pages
2.2.3.1 Static Pages
Ciri-ciri pages ini adalah web pages ini tidak pernah berubah,
baik isi maupun tampilannya. Web programmer harus melakukan
pengaturan
ulang
pada
coding HTML
untuk
melakukan
perubahan, sehingga perubahan terjadi pada pages dilakukan
secara manual.
2.2.3.2 Dynamic Pages
Ciri-ciri pages ini abadalh web oages ini dapat berubah
sesuai permintaan user, perubahan yang terjadi bersifat
otomatisasi, karena pages meng-generate sendiri perubahan yang
terjadi tanpa web programmer harus meng-coding ulang.
Dynmic pages biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
user, seperti login atau mengecek tipe browser yang dipakai user,
sehingga pages kita dapat mengoptimalkan
kemampuan
yang
dimiliki oleh browser. Melalui pages ini user dapat meminta satu
|
58
informasi,yang
mungkin saja setiap permintaan user satu dengan
user lain dapat berbeda.
Biasanya informasi ini terdapat di dalam database, file
text, file xml, dll. Biasanya untuk menghasilkan dynamic
pages
digunakan
suatu
scripting,karena hanya
menggunakan pure-html
mustahil untuk pages seperti ini. Dynamic pages dapat dibedakan
berdasarkan tempat pengolahannya yaitu client-side scripting dan
sever-side scripting.
2.2.3.2.1
Client-side Scripting
Client-side scripting
merupakan
scripting
yang pengolahannya dilakukan oleh browser,dan
hasilnya
ditampilkan dalam monitor. Pada
client-side
scripting, user dapat melihat instruksi code yang
terdapat pada pages. Keuntungan
dari
client-side
scripting adalah :
a. Mempunyai
response
time
yang
lebih
cepat,karena script diproses oleh browser pada tiap
client.
b. Mengurangi workload pada web server.
Kelemahan dari client-side scripting ini adalah
user daat melihat scripting yang terdapat dalam web
pages kita, dan kelemahan web pages kita dapat
diketahui sehingga mudah dirusak.
|
59
2.2.3.2.2
Server-side Scripting
Server
side scripting merupakan scripting
yang pengolahannya dilakukan oleh web server, dan
hasil pemrosesannya berupa html, dan kemudian
dikirim
sebaai bagian dari http respons ke browser
yang melakukan permintaan. Keuntungan dari server-
side scripting adalah:
a. Server-side
scripting
memungkinkan
web
programmer mengambil dan menyimpan
informasi melalui database dan file text
b.
Scripting yang ada tidak dapat dilihat oleh user
sehingga keamanannya terjamin.
Kelemahan dari server-side scripting ini adalah
mempunyai response time yang relatif lebih lama dari
client-side
scripting, karena
pemrosesan
scripting
dilakukan di web server.
2.2.4
Interaksi Manusia dan Komputer
2.2.4.1 Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang
berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi
sistem komputer
yang
interaktif
yang
digunakan
oleh
manusia,
serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan
dengannya. (Schneiderman, 1998, p8)
|
60
Jadi interaksi manusia dan komputer merupakan dasar yang
harus digunakan dalam perancangan suatu sistem komputer.
2.2.4.2 Tujuan Rekayasa Interaksi Manusia dan Komputer
Sistem yang efektif
akan
menghasilkan
rasa keberhasilan,
kompetensi,
penguasaan
dan
kejelasan
dalam komunitas
pengguna.
Tujuan
dari
rekayasa
interaksi
manusia
dan
komputer
ini adalah untuk
menghasilkan sistem dengan
fungsionalitas yang
semestinya. (Schneiderman, 1998, p9-14)
Sistem
dengan
fungsionalitas
yang
kurang
memadai
akan
mengecewakan
pemajkai
dan
sehingga
ditolak
atau tidak
digunakan. Sedangkan sistem yang berlebihan akan menyebabkan
kesulitan dalam implementasi, pemeliharaan, dan penggunaan.
Reliability, availability, security, data integrity
o
Reliability (kehandalan)
Berfungsi seperti apa yang diinginkan.
o
Availability (ketersediaan)
Terlindung dari akses yang tidak diinginkan dan
kerusakan yang disengaja.
o
Data integrity (integritas data)
Keutuhan data terjamin.
Standarisasi, integrasi, konsistensi, dan portabilitas
o
Standarisasi
|
61
Keseragaman sifat-sifat antar muka pemakai pada
aplikasi yang berbeda.
o
Integrasi
Keterpaduan antar
paket aplikasi
dan
perangkat
lunak.
o
Konsistensi
Keseragaman antar suatu program aplikasi
o
Portabilitas
Dimungkinkan
data
dikonversi
pada
bagian
perangkat keras dan perangkat lunak.
Penjadwalan dan anggaran
Perencanaan yang hati-hati dan manaemen yang berani
diperlukan karena
proyek
harus
berjalan
sesuai
jadwal
dalam anggaran.
2.2.4.3 Delapan Aturan Emas
Delapan
aturan
emas
perancangan dialog ini merupakan
prinsip-prinsip dasar perancangan antar muka yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan suatu sistem yang interaktif.
Menurut
(Schneiderman, 1998, p74),
aturan-aturan
dasar
ini
adalah sebagai berikut :
1. Rancangan yang dibuat harus selalu konsisten.
Konsistensi ada berbagai
macam, seperti konsistensi dalam
urutan aksi
harus diperhatikan dalam suatu
situasi yang
|
62
memiliki kemiripan. Menu, pesan, dan help haruslah
menggunakan istilah yang sama.
2. Memungkinkan pengguna menggunakan shortcuts.
Seiring dengan
meningkatnya penggunaan dari suatu sistem,
pengguna menginginkan suatu interaksi yang minimal namun
hasil yang sama dengan interaksi yang lebih banyak.
Singkatan, special key, perintah tersembunyi, dan makro
adalah contoh fasilitas yang
sangat
dihargai
oleh
pengguna
dengan tingkatan pengguna yang tinggi. Waktu responsi yang
rendah dan tingkat display yang tinggi
merupakan daya tarik
sendiri bagi pemakai.
3. Memberikan umpan balik yang interaktif.
Untuk
setiap
sistem diharapkan
adanya
umpan
balik
dari
pengguna. Respon yang diberikan tergantung dari aksi yang
dilakukan, respon yang diberikan pada pengguna hendaknya
lebih nyata. Penampilan visual dari objek merupakan suatu
cara untuk menampilkan perubahan secara eksplisit.
4. Merancang
dialog
untuk
menghasilkan
keadaan
akhir
yang
baik.
Urutan suatu aksi haruslah diorganisir menurut kelompok
tertentu
yang
terdiri
dari
permulaan,
tengah,
dan akhir.
Umpan balik yang informatif pengguna pada taraf akhir dari
suatu kelompok aksi akan memberikan kepuasan pada
|
63
pengguna bahawa aksi yang mereka lakukan telah berhasil
dengan baik, sehingga akan memberikan kesan kepada
pengguna bahwa ia aman untuk melakukan aksi selanjutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Perancangan suatu sistem haruslahdibuat
sedemikian
rupa
sehingga pengguna tidak akan menimbulkan kesalah yang
signifikan. Jika pengguna akhirnya melakukan suatu
kesalahan maka
sistem hendaknya memberikan peringatan
yang sederhana dan konstruktif serta spesifik.
6. Mengizinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah.
Setiap aksi haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat melakukan pembalikan untuk kembali ke keadaan
semula
sebelum aksi
tersebut
dijalankan.
Dengan
adanya
fasilitas
ini,
pengguna
akan
memiliki
keberanian untuk
mengeksploitasikan
sistem yang
telah
dibuat,
karena
untuk
semua
kesalahan
yang timbul,pengguna
memiliki pilihan
untuk pembalikan aksi yang telah dilakukan.
7. Mendukung pengaturan fokus secara internal.
Pengguna yang berpengalaman biasanya memiliki keyakinan
bahwa mereka bertanggung jawab terhadap sistem dan sistem
akan memberikan respon terhadap aksi yang mereka lakukan.
Respon
yang
aneh,
urutan
yang
aneh dalam entry
data dan
kesulitan dalam memperoleh informasi serta ketidakmampuan
|
64
untuk mendapatkan hasil sesuai aksi tertentu akan
menimbulkan kekecewaan dan keraguan bagi pengguna.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Keterbatasn manusia dalam mengelola memori jangka pendek
menyebabkan dibutuhkannya suatu tampilan yang
sesederhana
mungkin,
pengaturan
dalam multipage,
pergerakan window yang sesedikit mungkin, waktu latihan
yang cukup dan optimal serta pengaturan dalam urutan aksi.
Hal ini juga harus didukung dengan ketersediaan dari adanya
akses secara langsung, kode, singkatan, dan informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna.
2.2.5
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Menurut
(Noe,
et
all,2000,
p608)
sebuah
sistem untuk
mendapatkan, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengambil, dan
mendsitirbusikan
informasi
yang
berhubungan
dengan sumber
daya
manusia pada suatu perusahaan.
2.2.6
Seleksi
Menurut
(Noe,
et
all,2000,
p611) sebuah
proses
dimana
sebuah
usaha organisasi untuk mengidentifikasi pelamar dengan pengetahuan,
skill, kemampuan,
dan
karakteristik
tertentu yang
dapat
membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
|
65
2.2.7
Perekrutan
Proses mencari pelamar untuk jabatan yang potensial. (Noe, et
all,2000, p611).
2.2.8
Wawancara
Situasi
dimana
orang
akan ditanyai mengenai pekerjaan,
pengalaman,kekuatan, kelemahan, dan rencana karirnya. (Noe, et
all,2000, p608).
2.2.9
Human Resource Management
2.2.9.1 Pengertian
Menurut (Noe, et all,2000, p4) human resource management
itu
mengacu
ke
arah
kebijakan,
pelatihan,
dan
sistem yang
mempengaruhi performa, sikap, dan perilaku karyawan.
2.2.9.2 Strategi dalam Human Resource Management
Menurut (Noe, et all,2000, p4) Pada gambar dibawah ini
menekankan beberapa tahap penting pada manajemen sumber
daya
manusia.
Strategi
tersebut mendasari tahap-tahap yang
dibutuhkan untuk memaksimalkan pengaruh mereka guna
meningkatkan performa
perusahaan. Seperti yang digambarkan,
tahap-tahap dalam manajemen sumber daya manusia meliputi
penentuan kebutuhan sumber daya
manusia
(HR
planning),
menarik karyawan-karyawan yang potensial (recruiting), memilih
para karyawan (selection), mengajarkan para karyawan
bagaimana menyelesaikan pekerjaan mereka dan mempersiapkan
|
![]() 66
mereka untuk masa depan perusahaan (training and development),
memberi penghargaan kepada karyawan (compensation),
mengevaluasi performa mereka (performance management), dan
membuat satu lingkungan kerja yang positif (employee
environment).
Gambar 2.5 Human Resource Management Strategic
2.2.9.3 Aktivitas dalam Divisi Human Resource Development
Aktifitas
dalam divisi
HRD
semata-mata
bertanggung
jawab untuk memfasilitasi
karyawan, pemenuhan hak buruh,
penyimpanan data, pengujian, kompensasi karyawan non-aktif,
dan
beberapa
aspek
dari
keuntungan
administrasi
(Noe,
et
all,2000, p5)
|
![]() 67
Gambar 2.6 Aktivitas Dalam Divisi HRD
2.2.9.4 Proses dalam Perekrutan Sumber Daya Manusia
Dikarenakan perbedaan strategi pada setiap perusahaan
berbeda-beda maka langkah-langkah untuk merekrut para
karyawan pun akan berbeda. Secara umum hampir seluruh
perusahaan
membuat
keputusan
perekrutan
dalam 3
aspek.
(1)personnel policies, yang berdampak pada jenis-jenis pekerjaan
yang ditawarkan oleh perusahaan, (2)recruitment sources
digunakan untuk permohonan para pelamar yang berdampak pada
jenis-jenis orang yang melamar, dan (3)applicant characteristics,
yang berdampak pada kecocokan antara pelamar dengan
pekerjaan yang diinginkannya.
|
![]() 68
Gambar 2.7 Proses dalam Perekrutan Sumber Daya Manusia
2.2.9.5 Proses Penyeleksian
2.2.9.5.1 Interview
Menurut (Noe, et all,2000,p192) salah satu metode yang
paling
banyak
dipakai
dalam
proses
seleksi
dalam suatu
organisasi,
biasanya
interview
itu
didefinisikan
sebuah
dialog yang dilakukan oleh satu atau banyak orang untuk
mengumpulkan informasi dan mengevaluasi kualifikasi
seorang pelamar untuk sebuah pekerjaan. Pertanyaan-
pertanyaan
yang digunakan dalam bentuk
wawancara harus
terstruktur, terstandarisasi, dan di fokuskan untuk sejumlah
kebutuhan.
Didalamnya terdapat wawancara situasional
dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu experience based dan futurue
based yang didalamnya terdapat 3 pertanyaan mengenai,
|
69
memotivasi pekerja, penyelesaian masalah, dan bagaimana
cara menyikapi perubahan dalam pekerjaan.
2.2.9.5.2 Data Biografi
Sebenarnya data biografi ini diperoleh setelah pelamar
menyerahkan
CV
nya kedalam perusahaan
yang kemudian
oleh bagian perkekrutan di dalam perusahaan ini melakukan
analisis dari data yang pelamar kirimkan, jadi dengan hal ini
bisa
ditentukan
si pelamar
itu cocok
bekerja
dibagian
tertentu dari kemampuan dan pengalaman kerja yang
dituliskannya.
2.2.9.5.3 Tes Kesehatan
Meskipun sekarang ini sudah banyak proses pekerjaan yang
sudah
di
otomatisasikan,
tetapi tetap ada pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan fisik tertentu. Terdapat 7 kelas
dalam tes
ini,
diantaranya
tensi
otot,
kekuatan
otot,
daya
tahan otot, kekuatan jantung, fleksibilitas, keseimbangan,
dan koordinasi.
2.2.9.5.4 Tes Kemampuan Kognitif
Di dalam tes
ini
terdapat
3
komponen
utama,
kemampuan
verbal, maksudnya kemampuan
lisan dan tertulis dari suatu
bahasa. Yang kedua adalah kemampuan kuantitatif,
maksudnya
adalah
kecepatan dan akurasi seseorang dalam
menyelesaikan suatu
masalah aritmatika.
Dan
yang ketiga
|
70
adalah kemampuan beragumentasi, mengacu pada
kemampuan
seseorang
dalam mencari
solusi
untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Biasanya suatu pekerjaan
membutuhkan minimal satu dari 3 kemampuan tersebut.
2.2.9.5.5 Tes Kepribadian
Tes ini mengkategorikan individu secara relatif terhadap apa
yang bisa mereka lakukan dan mereka minati. Di dalamnya
ada 5 dimensi utama, yaitu :
a. Extroversi(ramah, tegas, mudah berbicara, ekspresif)
b. Adjustment(kestabilan emosi, tidak mudah depresi)
c. Agreebleness(sopan,
dapat
dipercaya,
toleransi,
koperatif, mudah mengampuni, pembawaan yang baik)
d. Conscientiousness(berketergantungan,
teratur,
tekun,
teliti, berorientasi pada suatu penghargaan)
e. Inquisitiveness(imaginatif, keingintahuan, berjiwa seni,
melucu, berwawasan luas)
2.2.9.5.6 Simulasi Kerja
Pelamar dihadapkan pada suatu simulasi kerja yang
nantinya akan dilihat performanya. Biasanya hal ini
dilakukan untuk jenis-jenis pekerjaan yang lebih spesifik.
2.2.9.6 Penempatan Kerja
Proses penempatan
kerja
ini
sebenarnya
masuk
kedalam
proses
seleksi,
dimana
dalam
penempatan
kerja
ini
akan
melihat
3
hal
yang
|
71
menetentukan pelamar akan bekerja di posisi mana, pertama adalah
CV(kemampuan
dan
pengalaman),
kedua
adalah
hasil
dari
tes
seleksi,
dan yang terakhir adalah pekerjaan yang ditawarkan.
2.2.10
ASP.NET
Active
server
page.net
adalah sebuah
teknologi
layanan
web
dinamis,
aplikasi
web, dan XML
web
service, yang
dikembangan
oleh
microsoft sebagai pengganti ASP yang telah lama. Teknologi ini berbasis
.NET Framework dan dibangun di atas Common Language
Runtime(CRM) sehingga
para
programer dapat
menulis kode
ASP.NET
dengan menggunakan semua bahasa pemrograman .NET
2.2.11
SQL 2008
Microsoft
SQL
Server
adalah
sebuah
sistem manajemen
basis
data
relasional
(RDBMS)
produk
Microsoft. Bahasa
kueri
utamanya
adalah
Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standart
ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL
Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil
sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan
digunakannya SQL Server pada perusahaan besar.
|