BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar
2.1.1 Pengertian Sistem
Untuk  dapat 
membuat  sebuah  analisa  dan  perancangan  suatu
sistem, kita harus lah sebaik
nya mengerti terlebih dahulu apa itu sistem,
apa   pengertian   dari   suatu   sistem.   Oleh   karena   itu   dilakukan   lah
pembahasan mengenai sistem itu sendiri.
Menurut
Mathiassen,et.al.(2000,p9),
“Sistem adalah
kumpulan
komponen
yang
mengimplementasikan permintaan model, fungsi, dan
interface.”
Menurut  Hall  (2001,p5),  ”Sistem  adalah  sekelompok  dua  atau
lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau
subsistem-subsistem yang
bersatu
untuk
mencapai
suatu
tujuan
yang
sama.”
Menurut O’Brien (2003,p8),”Sistem adalah kumpulan komponen-
komponen yang saling berhubungan yang saling bekerja sama untuk
mendapatkan tujuan utama dengan penerimaan input dan
pengeluaran   output  dalam   suatu   organisasi   yang   melibatkan
transformasi proses.”
7
  
8
Menurut McLeod (2001,p11),” Sistem adalah sekelompok elemen
yang  terintegrasi 
dengan 
maksud 
yang 
sama 
untuk 
mencapai 
suatu
tujuan.”
Jadi
pengertian
sistem adalah
sekelompok
elemen-elemen
yang
saling berkaitan satu
dengan
lainnya
yang
saling
bekerja
sama
untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Kita
juga
perlu
mengetahui
apa itu
arti
informasi
itu
sendiri.
Menurut McLeod (2001,p5),”Informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti.”
Jadi
pengertian
informasi
adalah data-data
yang
telah
diolah
sehingga mempunyai suatu manfaat bagi penerimanya dalam pengambilan
keputusan,pengontrolan dan analisi masalah
Informasi yang dihasilkan harus memiliki criteria sebagai berikut :
Informasi harus lengkap, arti nya informasi meliputi semua data yang
berhubungan dengan kebutuhan pemakai.
Informasi harus tepat
waktu, arti
nya
informasi
yang disajikan
harus
tepat waktu pada saat dibutuhkan.
Informasi harus akurat, arti nya informasi yang dihasilkan harus bebas
dari kesalahan.
  
9
Informasi harus relevan, arti nya informasi yang disajikan harus sesuai
dengan kebutuhan pemakai
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
menurut 
Hall 
(2001,p7),”Sistem  Informasi 
adalah 
sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.”
Menurut  Turban  et.al  (2001,p17),”Sistem  informasi
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu.”
Menurut O’Brien (2003,p7), ”Sistem informasi adalah kombinasi
diantara orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang dikumpulkan, diubah, dan
disebarkannya informasi di dalam suatu organisasi.”
Jadi,  pengertian  sistem  informasi  adalah  sekumpulan  kerangka
kerja
yang
berfungsi
mengolah
data
menjadi
informasi
dalam mencapai
tujuan perusahaan.
2.1.4 Tujuan Sistem Informasi
Tujuan sistem
informasi
yang spesifik dalam tiap-tiap perusahaan
dapat berbeda. Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama bagi semua
sistem menurut Hall (2001, p18), yaitu:
  
10
Untuk  mendukung  fungsi  kepengurusan  (Stewardship)  manajemen.
Kepengurusan  merujuk  ke  tanggung  jawab  manajemen  untuk
mengatur
sumber
daya
perusahaan
secara
benar.
Sistem informasi
menyediakan informasi
tentang kegunaan sumber daya ke pemakai
eksternal
melalui
laporan
keuangan tradisional
dan
laporan-laporan
yang diminta lainnya.Secara internal, pihak manajemen menerima
informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.
Untuk  
mendukung   pengambilan   keputusan   manajemen.   Sistem
informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan
untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.
Untuk
mendukung kegiatan operasi
perusahaan
hari
demi
hari.Sistem
informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk
membantu
mereka melakukan tugas
mereka setiap hari secara efektif
dan efisien.
  
11
2.1.5 Komponen Sistem Informasi
Menurut
Turban
et.al.
(2001,p17),
komponen
dasar
sistem
informasi adalah sebagai berikut:
Perangkat Keras (Hardware)
Sekumpulan
peralatan
seperti processor,
monitor,
keyboard,
printer
yang
menerima
data
dan
informasi,
memproses.
serta
menampilkan
nya
Perangkat Lunak (Software)
Sekumpulan program komputer
yang
memungkinkan perangkat keras
untuk memproses data.
Basis Data (Database)
Kumpulan dari file, record, dan lain-lain yang terorganisasi dimana
berguna untuk menyimpan data dan hubungannya.
Jaringan (Network)
Suatu sistem yang terhubung dimana menyediakan penggunaan secara
bersama-sama sumber daya antar komputer yang berbeda.
Prosedur (Procedures)
Strategi,
kebijakan,
metode,
dan aturan untuk menggunakan sistem
informasi.
  
12
Personil (People)
Merupakan elemen
yang paling penting dalam sistem informasi
yang
terdiri
dari
mereka
yang
bekerja dengan sistem
informasi
itu sendiri
atau menggunakan output.
2.1.6 Pengertian Data
Menurut O’Brien (2003,p13), data adalah fakta mentah atau
observasi, umumnya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Sebagai
contoh,
sebuah
peluncuran
pesawat
luar angkasa atau penjualan
suatu
mobil akan menciptakan banyak data yang menggambarkan kejadian
tersebut.
Secara
lebih
spesifik,
data
adalah
ukuran
objektif dari
artibut
(karakteristik) dari entitas (seperti orang, tempat, dan benda).
Menururt Turban et al (2001,p17), data adalah fakta 
mentah atau
deskripsi 
dasar mengenai suatu benda,
peristiwa, kegiatan dan transaksi
yand ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan, tetapi tidak
diperuntukkan untuk menyimpan arti apapun.
Berdasarkan definisi
diatas 
maka dapat
disimpulkan bahwa
data
adalah sebuah fakta atau pernyataan yang
bersifat
mentah, diterima apa
adanya
yang
umumnya berisi tentang
fenomena
fisik
atau
transaksi
fisik
atau transaksi bisnis dan fakta tersebut berupa angka, kata-kata, atau
gambar.
  
13
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connoly et al (2002, p14), basis data adalah koleksi yang
terbagi dari data yang beruhubungan baik secara logical dan deskripsi dari
data tersebut
yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu
organisasi.  Database  merupakan  suatu  tempat  penyimpanan  data  yang
besar yang dapat digunakan secara simultan oleh banyak user atau
departmen.
Menurut Post, Gerald V (2005, p2), basis data adalah sekumpulan
data
yang
disimpan
dalam bentuk
tertentu
yang
dirancang
agar
dapat
digunakan oleh pengguna yang beragam
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa basis data adalah
sekumpulan data yang berhubungan baik secara logical dan deskripsi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.
2.2.1.1 Karakteristik Basis Data
Menurut  Mannino  (2001,  p4-5),  basis  data  mempunyai
beberapa karakteristik, yaitu:
a. Persistent
Sebuah
variable dalam program computer tidak
akan ada
terus menerus. Karena berada dalam
memori utama dan
akan
hilang setelah program dimatikan. Ketika data tidak
  
14
diperlukan atau tidak relevan
lagi,
maka
data
dapat
dihilangkan atau tetap disimpan.
b. Shared
Basis data dapat digunakan oleh 
siapa saja yang berhak
mengakses data tersebut (multiple user). Sebuah basis data
menyeidakan
memori
yang
secara
umum mempunyai
banyak 
fungsi  dalam  organisasi.  Misalnya,  basis  data
dapat mendukung menyediakan laporan-laporan,
penyimpanan data kinjerja dan lain-lain.
c.
Interrelated
Data
yang
disimpan
dalam unit-unit
yang terpisah dapat
dihubungkan untuk mendapatkan suatu gambaran secara
keseluruhan. Misalnya basis data konsumen
menghubungkan dengan data pesanan dengan data
inventori.
2.2.1.2 Struktur Basis Data
Database memiliki jenjang data yang menyusunnya dari
satuan terkecil yaitu karakter sampai menjadi database, dengan
susunan :
1.   Karakter, merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa
karakter numerik, huruf, maupun karakter-karakter khusus
yang membentuk suatu data atau field.
  
15
2.
Field, merepresentasikan suatu atribut dari record yang
menunjukkan suatu item dari data. Kumpulan dari field
membentuk suatu record.
3.
Record, menggambarkan suatu unit data individu yang
tertentu.
4. File,
terdiri
dari
record
membentuk
suatu
file
yang
menggambarkan satu satuan data yang sejenis.
5.   Database, merupakan kumpulan dari file atau table.
2.2.1.3 Komponen Basis Data
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p18-p20),
terdapat 5
komponen utama database yaitu sebagai berikut:
1. Hardware: hardware dapat berupa personal computer,
mainframe, hingga jaringan komputer. Hardware yang
digunakan   tergantung   pada   kebutuhan   organisasi   dan
DBMS yang digunakan.
2. 
Software : meliputi software databse management system
(DBMS),
sistem operasi,
software
jaringan
dan
program
aplikasi lain.
3.   Data
:
digunakan
oleh
organisasi
sebagai
deskripsi
pada
data untuk memanggil bagan.
  
16
4.   Prosedur:  instruksi  dan  aturan  yang  harus  diaplikasikan
pada perancangan dan digunakan pada database serta
DBMS.
5.   Orang : orang-orang yang terlibat didalam sistem.
2.2.2 Database Management System (DBMS)
Menurut  Post,  Gerald  V  (2005,  p2),   
Database  Management
System
adalah sebuah piranti lunak yang mendefinisikan
database,
penyimpanan  data,  mendukung  query  language,  menghasilkan  laporan
dan membuat layar memasukan input data.
Menurut Connolly dan Begg (2002, 
p16), DBMS adalah sebuah
piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
Dari
definisi-definisi diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
DBMS
adalah sebuah piranti lunak yang mendukung query language yang dapat
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat,
memelihara,
mengontrol akses ke basis data.
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p16)
secara
khusus
DBMS
menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
-
Mengijinkan pengguna untuk menentukan basis data, biasanya melalui
Data Definition Language (DDL).
DDL menyediakan fasilitas untuk
menspesifikasikan tipe data, struktur dan batasan data yang bisa
disimpan di basis data.
  
17
-
Mengijinkan   pengguna
untuk
memasukan,
mengupdate,
menghapus
dan
mengambil
data
dari
basis
data,
yang
dilakukan
melalui Data
Manipulation Language (DML).
-
DBMS
juga
menyediakan
akses
kontrol
terhadap
basis data.
Contoh
kontrol yang tersedia dalam DBMS:
a.
Security
system,
yang
dapat
mencegah pengguna yang tidak
terotorisasi mengakses basis data.
b.   Integrity system, menangani konsistensi penyimpanan data.
c.   Concurrency and Control system, yang memungkinkan pembagian
akses penggunaan ke basis data.
d.   Recovery control system, yang dapat mengembalikan basis data ke
keadaan konsisten awal apabila terjadi kesalahan pada perangkat
lunak maupun perangkat keras.
2.2.2.1 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut
McLeod, Raymond Jr
(2004,
p193),
keuntungan
DBMS antara lain:
1.   Mengurangi pengulangan data
Jumlah total
file dikurangi dengan menghapus
file-file duplikat.
Di
dalam DBMS,
hanya
terdapat sedikit
data
yang
sama
di
beberapa file.
  
18
2.   Mencapai independensi data
Spesifikasi  data  disimpan  di  dalam  skema  dari  dalam  tiap
progam aplikasi. Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa
mengurangi program yang mengakses data.
3.   Mengintegrasikan data dari beberapa file
Ketika file dibentuk sehingga menyediakan kata login, organisasi
fisik tidak lagi menjadi kendala.
4.   Mengambil data dan informasi secara cepat
Hubungan-hubungan login dan DML (Data Manipulation
Language) serta query language memungkinkan pemakai
mengambil   data   dalam   hitungan   detik   atau   menit,   yang
sebelumya mungkin memerlukan beberapa jam atau hari.
5.   Meningkatkan keamanan
Baik
DBMS,   Mainfram maupun   computer   mikro,   dapat
mnyertakan
beberapa    keamanan    seperti    password,    user
directory, dan encryption.
Sedangkan  kelemahan  DBMS  menurut  McLeod,  Raymond  Jr
(2004, p152) adalah:
1.   Menggunakan software yang mahal
DBMS 
mainframe 
sangat  mahal.  DBMS  berbasis 
computer
mikro, walaupun biayanya hanya beberapa ratus dollar, dapat
menggambarkan
pengeluaran
yang besar bagi organisasi yang
kecil.
  
19
2.   Memerlukan konfigurasi hardware yang besar
DBMS memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan sekunder
yang lebih besar daripada yang diperlukan oleh program aplikasi
lain.
3.   Membutuhkan Database Administrator (DBA)
DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapt dimanfaatkan
secara maksimal. Pengetahuan khusus ini disediakan paling baik
oleh para pengelola basis data (DBA)
2.2.2.2 Fungsi DBMS
Menurut  Connolly  dan 
Begg  (2002,  p48-p52), 
fungsi  DBMS
adalah sebagai berikut ini:
1.   Sebagai Penyimpanan, Pengambilan, dan Peng-update-an data
Sebuah  DBMS  harus  menyediakan  user  sebuah
kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update data
dalam DBMS.
Ini
merupakan
fungsi
dasar
dari
DBMS.
Dalam
menyediakan fungsi ini DBMS harus menyembunyikan detail
implementasi fisikal internal seperti organisasi file dan struktur
penyimpanan dari pengguna.
2.   Katalog User-Accessible
Sebuah DBMS harus menyediakan sebah catalog yang
menyimpan
deskripsi
tentang
item data
dan
mudah
diakses
pengguna.
  
20
3.   Mendukung Transaksi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekasnisme
yang akan
memastikan  bahwa 
semua 
kegiatan 
peng-update-an 
yang
dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau tidak ada
kegiatan update
yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi
merupakan sederetan tindakan,
yang
dilakukan
oleh
pengguna
tunggal atau program aplikasi yang
mengakses atau
mengubah isi
database.
4.   Layanan Kendali Konkurensi
Sebuah 
DBMS 
harus 
menyediakan 
sebuah 
mekanisme
untuk memastikan bahwa database di update dengan benar ketika
banyak pengguna meng-update database secara bersama-sama.
Akses bersama relative mudah jika semua pengguna hanya
membaca data, dimana tidak ada cara bahwa mereka dapat
mengganggu
satu
dan
yang
lain. Namun
ketika
dua
atau
lebih
pengguna mengakses database secara serentak atau bersama-sama
dan paling sedikit satu dari mereka mengupdate data, maka disana
akan terjadi gangguan yang menghasilkan ketidakkonsistenan.
5.   Layanan Perbaikan
Sebuah 
DBMS 
harus 
menyediakan 
sebuah 
mekanisme
untuk meperbaiki database di saat database mengalami kerusakkan
dalam 
berbagai 
cara. 
Kerusakkan 
database 
dapat  diakibatkan
karena kerusakan system, kesalahan media, dan kesalahan software
  
21
atau 
hardware  atau  bisa  disebabkan  karena  adanya  kesalahan
selama
proses
transaksi
dan
penyelesaian transaksi yang tidak
lengkap.
6.   Layanan Authorisasi
Sebuah 
DBMS 
harus 
menyediakan 
sebuah 
mekanisme
untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berotoritas yang
dapat mengakses database. Hal ini untuk mencegah data yang
tersimpan tak terlihat oleh semua pengguna dan melindungi
database dari akses yang tak berotoritas.
7.   Mendukung Komunikasi Data
Sebuah DBMS harus mampu
mengintegrasikan dengan
software komunikasi. Kebanyakan pengguna mengakses database
dari workstation. Kadang workstation tersebut terhubung secara
langsung ke computer DBMS. Dalam kasus yang lain , workstation
berada pada lokasi yang jauh dan berkomunikasi dengan computer
DBMS
melalui
sebuah
jaringan.
Dalam hal
ini
DBMS
menerima
permintaan  
sebagai
pesan
komunikasi
dan
menanggapi
dengan
cara
yang
sama.
Semua
pengiriman
ini
ditangani
oleh Data
Communication Manager.
8.   Layanan Integritas
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk
memastikan bahwa data di dalam dabase dan perubahan pada data
mengikuti aturan tertentu. Integritas database dapat mengacu pada
  
22
kebenaran
dan
konsistensi
data yang
disimpan.
Integritas
berhubungan dengan kualitas  
data yang
disimpan.
Integritas
biasanya diekspresikan dengan istilah batasan yaitu berupa aturan
konsisten yang tidak boleh dilanggar oleh database.
9.   Layanan Peningkatan Keterbebasan Data
Sebuah DBMS harus memasukan sebuah fasilitas untuk
mendukung keterbebasan program dari struktur database yang
sebenarnya. 
Data 
independence 
biasanya 
lebih 
mudah 
untuk
dicapai  karena  terdapat  beberapa  jenis  perubahan  yang  dapat
dibuat  untuk  karakteristik  fisikal  dari  database  tanpa
mempengaruhi
view.
Bagaimanapun data independence loogikal
yang lengkap lebih susah untuk di capai.
10. Layanan Utilitas
Program 
Utilitas 
membantu 
DBA 
mengelola 
database
secara efektif. Beberapa utilitas bekerja pada tingkat eksternal, dan
konsekuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada
tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.
Contoh dari utilitas tersebut antara lain:
a.   Fasilitas import, untuk load database dari flat file, dan fasilitas
eksport, untuk meng- unload database pada flat file
b.   Fasilitas Pemantauan, untuk memantau penggunaa dan operasi
database
  
23
c.
Program analisa
statistic,
untuk
memeriksa
performa
dan
penggunaa statistik
d.   Fasilitas  penyusunan  index,  untuk  menyusun  kembali  index
dan overflow mereka
e.   Penempatan   pengumpulan   sampah,   untuk   menghilangkan
record
yang dihapus secara
fisik dari alat penyimpanan, untuk
menggabungkan ruan yang terlepas, dan untuk menempatkan
kembali record tersebut dimana ia dibutuhkan.
  
24
2.2.2.3 Komponen DBMS
Gambar 2.1 Komponen DBMS
( Connolly & Begg, 2002,  p53)
1.   Querry Processor
:
Merupakan Komponen DBMS yang utama ayng
mengubah
query
ke
dalam seperangkat
instruksi
tingkat
rendah
langsung ke database manager.
2.   Database Manager
:
DM menjadi interface degnan program aplikasi
user-submitted dan query. DM menerima query dan memeriksa skema
eksternal  dan  konseptual  untuk  menentukan  record  konseptual  apa
yang diperlukan untuk memuaskan permintaan.
3.
File Manager
: File manager memanipulasi penyimpanan file dan
mengatur penempatan ruang penyimpanan dalam disk. Komponen
ini
mendirikan dan memelihara daftar struktur dan index yang
didefinisikan dalam skema internal
  
25
4.   DML Processor
Modul 
ini 
mengubah 
pernyataan 
DML 
yang
tertanam dalam program aplikasi ke dalam panggilan
fungsi standard
dalam host language. Komponen
ini harus berinteraksi dengan query
processor untuk membuat kode yang sesuai.
5.
DDL
Copiler : Modul ini mengubah pernyataan DDL kedalam
seperangkat tabel berisi meta data. Tabel ini kemudian disimpan dalam
catalog sistem sementara itu informasi kendali disimpan dalam header
file data.
6.   Catalog  Manager  :   Catalog   manager   mengatur   akses   ked   an
memelihara catalog sistem. Katalog sistem diakses oleh sebagian besar
komponen DBMS.
  
26
2.2.3 Arsitektur ANSI-SPARC Three Level
Menurut  Connoly  dan  Begg  (2002,  p35-36),  arsitektur  ANSI-SPARC
Three Level dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Gambar 2.2 ANSI-SPARC Three Level
-
Level Eksternal
Eksternal  level  merupakan  level  pengguna  individu,
dimana
masing-masing
pengguna hanya akan berkepentingan
dengan satu bagian saja. Cara pandang dari masing-masing
perngguna bersifat abstrak bila
dibandingkan
dengan
bagaimana
sebenarnya data tersebut disimpan. Masing-masing pandangan
penggunan terebut disebut external view, yang berisi berbagai tipe
eksternal
record.
Jadi
level
ini berkaitan
erat
degnan
pemakai,
dimana setiap pemakai hanya memerlukan sebagian dari data yang
  
27
ada dalam database. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas
pada entitas, atribut, dan hubungan antar entitas yang diperlukan.
-
Level Konseptual
Conceptual
View
merupakan
representasi informasi
keseluruhan dari isi database, dimana semua pandangan masing-
masing pengguna digabungkan. Perwujudan abstrak, bila
dibandingkan
dengan
bagaimana data sesungguhnya tersimpan
secara 
fisik. 
Conceptual 
view  berisi 
berbagai  tipe  record
konseptual 
yang  didefinisikan 
oleh 
skema  konseptual, 
ditulis
dalam data
definition language
(DDL).
Pendefinisian skema
konseptual dimaksudkan untuk menyertakan fitur-fitur tambahan,
seperti keamanan dan integritas. Beberapa tujuan utama dari skema
konseptual diantaranya : menggambarkan perusahaan secara
lengkap,  bagaimana  data  tersebut  digunakan,  bagaimana  aliran
data  di  dalam  perusahaan,  kegunaan  data  untuk  setiap  proses,
proses kendali atau audit yang diberikan pada setiap proses.
-
Level Internal
Internal view merupakan level terendah dalam
merepresentasikan dari keseluruhan database. Internal view
berisikan
berbagai
tipe internal
record
yang
didefinisikan
oleh
skema internal. Selain itu juga menyelesaikan mengenai
penempatan ruang penyimpanan data
dan index, bagaimana
perwujudan 
field-field 
yang  disimpan, 
deskripsi 
record 
untuk
  
28
penyimpanan ( dengan ukuran penyimpanan
untuk
elemen),
dan
teknik  enkripsi. 
Dengan  kata 
lain  level  ini  berkaitan  dengan
struktur penyimpanan atau database yang tersimpan yang
menerangkan 
tempat penyimpanan data pada internal view, dan
denfinisi struktur penyimpanan pada skema internal yang
menerangkan hubungannya dengan cara pengaksesan data yang
disimpan.
Tujuan dari arsitektur three-level adala untuk menyediakan
data independence yang berarti bahwa level yang lebih tinggi tidak
terpengaruh oleh perubahan pada level yang lebih rendah.
2.2.4  Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Date, C.J (2000, p5), suatu sistem basis data adalah suatu sistem
yang
pada
dasarnya
menyimpan
banyak record di dalam suatu sistem yang
dilakukan secara
komputerisasi
yang
tujuannya
secara
keseluruhan
untuk
memelihara informasi dan untuk membuat informasi tersebut tersedia berdasarkan
permintaan.
2.2.5
Pemodelan Entity Relationship
Menurut   Connolly   dan   Begg   (2002,   p330),   pemodelan   ER   adalah
pendekatan dari atas ke bawah untuk merancang database
yang dimulai dengan
mengidentifikasi data yang penting yang dikenal dengan sebutan entitas dan
hubungan antara data harus diperlihatkan dalam model ini.
Konsep dasar dari pemodelan ER antara lain :
  
29
a.   Entitas (Entity)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p331), entity type adalah sekumpulan objek
dengan
properti
yang
sama,
dimana
diidentifikasikan oleh
perusahaan
karena
mempunyai
keadaan
bebas.
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p333), entity
occurrence adalah objek yang didefinisikan secara unik dari entity type. Entity type
digambarkan dalam bentuk bujur sangkar dengan diberi nama entitas, yang umumnya
adalah kata benda tunggal, dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Entity name
Staff 
Branch
Gambar 2.3 Diagram dari Entity Type Branch dan Staff
(Connolly dan Begg, 2002, p333)
b.   Hubungan (Relationship)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p334),
relationship type
adalah
sekumpulan
asosiasi berarti antara entity types.
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p334), relationship occurrence adalah sebuah
asosiasi yang dapat diidentifikasi secara
unik dimana terdiri dari satu occurence dari
masing-masing entity type yang berhubungan.
Setiap relationship type digambarkan dengan garis yang menghubungkan entity type,
dan
diberi   nama   hubungannya   seperti   pada   Gambar   2.2.   Pada   umumnya,
hubungannya  menggunakan  kata  kerja  atau  frase  pendek  yang  mengandung  kata
  
30
kerja.
Jika
memungkinkan,
nama
hubungannya
harus bersifat
unik.
Secara
umum,
nama  hubungan  hanya  mempunyai  arti  untuk  satu  arah  saja.  Contohnya  :  pada
gambar di bawah ini menyatakan bahwa Branch memiliki Staff.
Relationship
name
has
Staff
Branch
'Branch has staff'
Gambar 2.4 Diagram dari Relationship Type Branch Mempunyai Staff
(Connolly dan Begg, 2002, p335)
-
Recursive Relationship
Adalah tipe hubungan dimana satu entitas dapat memiliki lebih dari satu peran yang
berbeda (Roles) contohnya: terdapat suatu entitas Staff dimana supervisor juga
merupakan staff sehingga pada entitas staff dapat terjadi hubungan Staff (Supervisor)
supervises Staff(Staff bawahannya).
c.   Atribut (Attribute)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p338), atribut adalah properti dari sebuah entitas
atau relationship type. Contohnya, Staff  memiliki atribut staffNo, nama, posisi, dan
gaji.
  
31
-
Atribut simple dan composite
Simple attribute adalah sebuah atribut yang tersusun dari sebuah
component dengan keberadaan yang independen. Lalu Composite
atribut adalah
sebuah atribut
yang
tersusun
dari
multiple
components
dengan keberadaan yang independen.
-
Atribut Single-Valued dan Multi-Valued
Single
valued
attribute adalah sebuah
atribut
yang
memiliki
single
value  pada  setiap  kebereadaannya  pada  sebuah  entitas.  Sedangkan
Multi valued attribute  adalah sebuah atribut yang memiliki multiple
values pada setiap keberadaannya pada suatu entitas.
-
Derived attribute
Adalah attribute yang mewakili nilai dari atribut yang diwarisi dari
atribut lainnya.
-
Keys
Terdiri dari 3 yaitu: Candidate key, Primary key dan Composite key.
Candidate key adalah minimal
set
dari atribut yang secara unik
mengidentifikasi setiap keberadaan dari tipe entiy. Primary key adalah
candidate key yang terpilih sebagai key unik untuk mengidentifikasi
suatu keberadaan dari tipe entity. Composite key adalah candidate kye
yang memiliki dua atau lebih atribut.
-
Strong and weak Entity types
Strong entity adlah tipe entity yang tidak bergantuk pada keberadaan
entitas lain. Sedangkan weak entity adalah sebaliknya.
  
32
2.2.6
Multiplicity
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p344),
multiplicity
adalah sejumlah
kemunculan
yang
mungkin
ada
dalam sebuah
entitas
yang
berhubungan
dengan
kemunculan tunggal dari entitas yang berhubungan dengannya.
Tiga tipe hubungan multiplicity adalah :
a.   1 : 1 (One-to-One)
Contoh dari hubungan ini adalah :
'Each branch is managed by
one member of staff
A
member of staff can
manage zero or one branch
Staff
Manages
Branch
staffNo
1..1
0..1
branchNo
Multiplicity
Gambar 2.5 Multiplicity Hubungan Satu ke Satu dari Staff yang Mengatur Branch
(Connolly dan Begg, 2002, p346)
Artinya, seorang staf dapat mengatur nol atau satu cabang dan masing-masing cabang
diatur oleh satu staf.
  
33
b.   1 : * (One-to-Many)
Contoh dari hubungan ini adalah :
Each property for rent is
overseen by zero or one
member of staff
Each member of staff
oversees zero or more
properties for rent
Staff
Oversees
PropertyForRent
staffNo
0..1
0..*
propertyNo
Gambar 2.6 Multiplicity Hubungan Satu ke Banyak dari Staff yang Mengawasi
PropertyForRent (Connolly dan Begg, 2002, p347)
Artinya, seorang staf dapat mengawasi nol atau lebih properti yang akan disewa dan
sebuah properti yang akan disewa diawasi oleh nol atau satu staf.
c.   * : * (Many-to-Many)
Contoh dari hubungan ini adalah :
Each property for rent is
advertised in zero or more
newspapers
Each newspaper advertises
one or more properties for
rent
Newspaper
Advertises
PropertyForRent
newspaperName
0..*
1..*
propertyNo
Gambar 2.7 Multiplicity Hubungan Many to many dari Newspaper yang Mengiklankan
PropertyForRent (Connolly dan Begg, 2002, p348)
Artinya, satu koran mengiklankan satu atau lebih properti yang akan disewa dan satu
properti yang akan disewa diiklankan oleh nol atau lebih koran.
  
34
2.2.7 Struktur Data Relational
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2002,  p72-74),  Struktur  data  relatsional  adalah
sebagai berikut:
1. Relation : adalah tabel dengan kolom dan baris
2. Attribute : adalah nama dari sebuah kolom relasi
3. Domain : batasan nilai yang diperbolehkan untuk sebuah atau lebih atribut
4. Tuple : adalah baris dari sebuah relasi
5. Degree : sebuah degree relasi adalah urutan nomor atribut yang ada
6. Cardinality :  adalah urutan nomor tuple
yang ada
7. Relational Database : sebuah koleksi dari hubungan yang sudah di normalisasi
dengan nama relasi yang berbeda
  
35
2.2.8 Relational Keys
Menurut Connolly dan Begg (2002, p78-79),
Relational keys terdiri dari 4 yaitu
sebagai berikut:
1.  SuperKey  :  adalah  sebuah  atribut  atau  sekumpulan  atribut  yang
mengidentifikasi secara unik tuple dari sebuah relasi.
2. Candidate key : adalah superkey yang ada dalam suatu relasi
3. Primary Key: adalah candidate key yang paling
unik untuk kemudian dipilih
untuk mengidentifikasi suatu tuple dalam suatu relasi.
4. Foreign Key:
adalah atribut atau sekumpulan atribut dalam suatu relasi
yang
sama dengan candidate key dari relasi yang lain (atau bisa juga pada relasi yang
sama)
2.2.9 Relational Integrity
Menurut Connolly
dan
Begg
(2002,
p81-83),
Relational
Integrity terdiri
dari 4 yaitu seperti berikut ini:
1. Nulls : Mewalikili nilai dari sebuah atribut yang pada saat tertentu tidak
diketahui atau tidak bisa diterapkan pada suatu tuple.
2. Entity Integrity : mengartikan bahwa tidak boleh ada null pada atribut primary
key.
3. Referential
Integrity
:
jika sebuah
foreign key itu ada maka
nilai dari
foreign
key itu harus cocok dengan candidate key  pada tuple yang di refer atau bila tidak
haruslab null.
4. 
Enterprise 
Constraints 
adalah 
peraturan 
tambahan 
yang 
ditambahkan
kemudian oleh user, database administrator
  
36
2.2.10  Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p40) DDL adalah bahasa yang
memungkinkan seorang Database Administrator atau user untuk mendeskripsikan
dan menentukan entity, attribute, dan relasi yang dibutuhkan aplikasi, bersama
dengan semua batasan – batasan integritas dan keamanan (integrity and security
constraints).
Hasil
dari
kompilasi
statement
DDL
adalah
kumpulan
dari
tabel
yang disimpan di file khusus yang disebut system catalog. Sementara istilah data
dictionary dan data directory digunakan untuk mendeskripsikan system catalog.
2.2.11  Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p41)
DML adalah bahasa yang
menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi dasar dari
data yang tersimpan di database. Secara umum, operasi DML mencakup:
-
Pemasukan data baru ke dalam database (Inser)
-
Pemodifikasian  dari  data 
yang 
telah  tersimpan  dalam  basis  data
(Update)
-
Pengambilan data yang terdapat dalam database (Select)
-
Penghapusan data yang terdapat dalam basis data (delete)
  
37
2.2.12  Normalisasi
Normalisasi
adalah
teknik
untuk meproduksi
sekumpulan
relasi
dengan
property yang diinginkan, dengan kebutuhan data yang diberikan
perusahaan. Proses pembentukan tabel normalisasi bertujuan untuk:
-  
Membuat sekecil mungkin terjadinya redundancy data.
-
Menghindarkan 
adanya 
data 
yang 
tidak  konsisten 
terutama 
bila
dilakukan penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya
data rangkap.
Empat bentuk normal yang biasa digunakan, terdiri dari:
a.   Bentuk Normal Pertama (First Normal Form/ 1NF)
Aturan bentuk normal pertama menurut Connolly dan Begg (2002,
p288) adalah sebuah relasi dimana
setiap irisan antara baris dan
kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.
b.   Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/ 2NF)
Yaitu  relasi  yang  terdapat  di  dalam  1NF  dan  tiap  atribut  non-
primary key
Bersifat bergantung fungsional penuh terhadap primary key.
c.   Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/ 3NF)
Yaitu relasi yang terdapat pada 1NF dan 2NF, dimana tidak ada
atribut non-primary key yang bergantung transitif terhadap primary
key.
d.   Bentuk Normal Boyce-Codd Normal Form/ BCNF)
  
38
Sebuah relasi dikatakan BCNF
jika dan hanya jika setiap
determinan
merupakan
candidate
key.
Setiap
relasi
dalam BCNF
juga 
merupakan  3NF, 
tetapi 
relasi  dalam 
3NF 
belum 
tentu
termasuk ke dalam BCNF.
  
39
2.2.13  Siklus Hidup Applikasi Database
Gambar 2.8 Siklus Hidup Applikasi Database
(Connolly dan Begg, 2002, p272)
  
40
2.2.13.1 Perencanaan Database
Menurut Connoly (2002, p273), Perencanaan database adalah sebuah
aktifitas pengaturan
yang memungkinkan langka-langkah dari aplikasi
database direalisasikan seefektiff dan efisien mungkin.
Hal  pertama 
yang 
dilakukan  adalah 
mendefinisikan 
pernyataan
sistem bagi proyek database. Pernyataan misi
mendefinisikan tujuan
utama
dari
aplikasi
database.
Pernyataan
misi
membantu
mengklarifikasi
tujuan
dari
proyek
database
dan
menyediakan jalur
yang
lebih
jelas
terhadap
pembuatan aplikasi database yang efisien dan efektif.
2.2.13.2 Definisi Sistem
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p274),
definisi
sistem adalah
suatu kegiatan
yang
menjelaskan bidang dan batasan dari aplikasi database
dan
user
view
utama.
Batasan
dan
bidang
sistem yang
kita
buat
harus
ditentukan tidak
hanya
untuk pengguna
dan
area
aplikasi saat
ini,
namun
juga untuk pengguna dan area aplikasi di masa depan.
2.2.13.3 Pengumpulan dan Analisa Kebutuhan
Menurut Connolly dan Begg (2002, 276), pengumpulan dan analisa
kebutuhan merupakan sebuah proses pengumpulan dan penganalisaan
informasi
tentang
bagian
organisasi yang harus didukung oleh aplikasi
database, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengguna bagi sistem yang baru. Informasi yang didapatkan dari setap user
view utama (peran kerja atau area aplikasi perusahaan) adalah
  
41
-
Deskripsi data yang digunakan atau dibuat
-
Penjelasan bagaimana data dapat digunakan atau di buat
-
Berbagai kebutuhan tambahan bagi aplikasi database yang baru
2.2.13.4 Perancangan Database
Menurut Connoly dan begg (2002, p279),
perancangan
database
merupakan  sebuah  proses  pembuatan  sebuah  rancangan  bagi  database
yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Tahap-tahap
perancangan database dibagi menjadi tiga bagain sebagai berikut:
1.   Perancangan Database Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2002, p419), perancangan
database konseptual adalah sebuah proses pembuatan model dari
informasi 
yang  digunakan  dalam  perusahaan, 
yang  terbebas  dari
semua
pertimbangan
fisikal
seperti
DBMS
target,
program aplikasi,
bahasa pemprograman, hardware dan sebagainya.
2.   Pernacangan Database Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2002, p441), perancangan
database
logikal
merupakan
sebuah proses
pembuatan
model
dari
informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada
model
data
tertentu, tetapi
terbebas
dari
DBMS
tertentu
dan
pertimbangan fisikal lainnya.
3.   Perancangan Database Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2002, p478), perancangan
database   
fisikal    adalah    sebuah    proses    pembuatan    deskripsi
  
42
implementasi database pada tempat penyimpanan kedua. Perancangan
ini menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan index yang digunakan
untuk
mencapai
akses
yang
efisien ke data dan berbagai batasan
integritas yang berhubungan serta penilaian keamanan
2.2.14  Analisa Sistem dan Perancangan Sistem
2.2.14.1 Analisa Sistem
Analisa 
sistem  merupakan 
proses 
pengumpulan 
data 
dan
menaksirkan
fakta,
pendiagnosaaan
masalah, 
dan
menggunakan
informasi
untuk
mengusulkan perbaikan
sistem.   Suatu
sistem
akan
selalu
dianalisa
lalu
dikembangkan,
karena
sebuah
sistem
tidak
ada
yang
sempurna
dan
selalu terbuka peluang untuk mengembangkannya.
Analisis biasanya dimulai dengan meninjau kembali struktur
organisasi dan Uraian kerja personel yang bersangkutan. Disusul dengan
formulir,   catatan,   prosedur,   metode,   pemrosesan   dan   laporan   yang
digunakan  oleh  perusahaan,  termasuk  instruksi  tertentu  kepada  personel
yang bersangkutan dari rincian prosedur yang terinci, sangat berharga bagi
analisis
sistem untuk
mencari
fakta.
Langkah-langkah
dasar
yang
harus
dilakukan oleh Analisis Sistem sebagai berikut:
1.  Identify, mengidentifikasi masalah meliputi :
a)  Mengidentifikasi penyebab masalah
b)  Mengidentifikasi titik keputusan
c)  Mengidentifikasi personal – personal dan kunci
  
43
2. Understand, memahami sistem kerja yang ada, meliputi :
a)  Menentukan jenis penelitian
b)  Merencanakan jadwal penelitian
c)  Membuat agenda pengumpulan data
d)  Mengumpulkan data
3. Analyze, menganalisa sistem meliputi :
a)  Menganalisa kebutuhan informasi pemakai
b)  Menganalisa kelemahan sistem yang ada saat ini
c)  Memberikan alternatif pemecahan masalah ( solusi )
4. Report,
yaitu
dengan
membuat
laporan hasil
analisis yang telah
dilakukan
2.2.14.2  Perancangan Sistem
Perancangan
sistem adalah
kombinasi
/
seri
dari
proses
yang
menyangkut
aktifitas Identifikasi, Analisa, Menyelesaikan suatu
permasalahan.
Dengan
kata
lain,
perancangan sistem adalah
proses
pengamatan
terhadap keadaan suatu badan usaha dengan tujuan dapat mengetahui situasi
operasinya dan apakah badan usaha tersebut memerlukan suatu perbaikan
atau tidak.
  
44
Tujuan perancangan sistem terdiri dari 2 (dua) tujuan, yaitu :
1)  Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem
2) 
Untuk memberikan
gambaran
yang
jelas dan
rancang bangun yang
lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya
yang
terlibat. Untuk mencapai tujuan yang kedua, yang lebih condong kepada
desain  sistem  yang  terinci,  yaitu  pembuatan  rancangan  bangun  yang
jelas dan lengkap untuk digunakan dalam pembuatan program
komputernya. Maka analisis sistem harus dapat mencapai sasaran-
sasaran sebagai berikut :
1)
Perancangan  sistem  harus  berguna,  mudah  dipahami  dan  mudah
dipergunakan.
2) Perancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
atau yayasan dengan lebih mendefinisikan pada tahap perencanaan
sistem yang selanjutnya adalah tahap analisa sistem.
3)  Perancangan sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan
transaksi,    pelaporan    manajemen    dan    mendukung
keputusan yang akan dilakukan oleh komputer.
4)
Perancangan  sistem  harus  dapat  mempersiapkan  bangunan  yang
terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi.
  
45
2.2.15  Perancangan Berorientasi Object
Perancangan berorientasi objek merupakan proses spesifikasi yang
terperinci
atau
pendefinisian
dari kebutuhan–kebutuhan  
fungsional
dan
persiapan untuk rancang bangun implementasi
yang
menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk.
untuk
mengembangkan
suatu
sistem baru
dilakukan
dengan
menguraikan
hubungan
proses-proses
dalam bentuk
diagram-diagram.
Perancangan berorientasi objek bertujuan untuk  :
a.  Sistematika proses pendesainan.
b.  Menghasilkan pendesainan model program.
c.  Memberikan gambaran pemecahan masukan dengan efektif.
2.2.16  Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004, p326), DFD merupakan model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan
tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem.
Ada beberapa kumpulan symbol untuk DFD. Penulis memilih
menggunakan notasi atau symbol DeMarco dan Yourdon, sebagai berikut:
a.Process
Menyatakan suatu proses atau bagaimana tugas dikerjakan.
Gambar 2.9 Proses
  
46
b.   Data Flow
Data yang menjadi input atau output kea tau dari suatu proses.
c.Source atau Sink
Orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi
dengan sistem. Disebut juga agen eksternal atau entitas eksternal.
Gambar 2.10 Unit
d.   Data Store
Penyimmpanan data yang ditujukan untuk penggunaan selanjutnnya.
Sering disebut juga dengan file dan database
Gambar 2.11 data store
Didalam DFD terdapat istilah balanced DFD dan unbalanced
DFD. balanced DFDberarti banyaknya input untuk level di bawahnya
sama dengan banyaknya input untuk level yang lebih tinggi atau
banyaknya output untuk level di bawahnya sama dengan banyaknya
output untuk level yang lebih tinggi. Jika proses dari context diagram
hanya memiliki satu input, sementara input pada level-0 memiliki dua
input, berarti terjadi unbalanced DFD.