![]() 8
BABll
TINJAUAN
DAN
LANDASAN TEORI
ll.l
Tinjauan
Umum
ll.l.l
Pengertian
Hotel
Dalam www.WordPress.com dijabarkan bahwa,
Hotel
berasal dari kata
hostel, konon
diambil
dari
bahasa
Prancis
kuno.
Bangunan
public
ini
sudah
disebut-sebut
sejak
akhir
abad
ke-17.
Makanya kira-kira,
"tempat
penampungan
buat
pendaang"
atau
bisa
juga
"banguan
penyedia
pondokan
dan
makanan
untuk
mum",
jadi, pada
mulanya
hotel
memang
diciptakan
untuk meladeni masyarakat.
Secara
harfiah, kata
hotel
dulunya
berasal
dari
kata
HOSPITIUM
(bahasa
Latin),
artinya
ruang
tamu.
Dalam
jangka
waktu
lama kata
hospitium
mengalarni proses
perubahan pengertian dan
untuk membedakan antara
Guest
House dengan Mansion
House
(rumah besar)
yang berkembang pada saat
itu,
maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.
Rumah-rumah
besar atau
hostel
ini disewakan kepada
masyarakat umum untuk
menginap dan
beristirahat sementara
waktu,
yang
selama
menginap
para
penginap
dikoordinir oleg
seorang
host, semuatamu-tamu
yang (selama) menginap
|
![]() 12
3.
Pengertian
Hotel
menurut
Webster
"Hotel
adalah
suautu
bangunana
atau
suatu
lembaga
yang menyediakan
kamar
untuk
menginap,
makan
dan
minum
serta
pelayanan
lainnya
untuk
umum."
4.
Pengertian
Hotel menurut
Hotel Proprietors
Act dalam
Sulastiyono
(2004:5)
"Hotel
adalah
suatu
perusahaan
yang dikelola
oleh
pemiliknya
dengan
menyediakan
pelayanan
makanan,
minumanan,
dan
fasilitas
kamar
untuk
tidur
kepada
orang-orang
yang
sedang
melakukan
peljalanan
dan
mampu
membayar
dengan
jumlah
yang
wajar
sesuai
dengan
pelayanan
yang
diterima
tanpa adanya
peljanjian
khusus."
5.
Pengertian
Hotel
menurut
Keputusan
Walikota
Semarang
Nomor
:
065 I
03
I
04
:
"Hotel adalah
suatu usaha
yang
menyediakan
sebagaian atau
seluruh
bangunan
untuk
keperluan
jasa
akomodasi
dan
fasilitas
lain
yang
dibutuhkan."
Dalam
masalah
akomodasi,
hotel
merupakan
salah
satu
jenis
akomodasi
yang
paling
banyak
di
dunia
terbukti
jumlah
kamar
yang
terbanyak
dari
semua
jenis akomodasi
adalah
disediakan
oleh
hotel.
Ada
dua
definisi
mengenai
hotel,
yang
satu
definisi
hotel secara
intemasional,
sedangkan
yang satu
lagi
dikeluarkan
oleh Menparpostel
dengan
SK-nya.
|
![]() 11
De:finisi
hotel
menurut
buku
Managing
Front
Office
Operations
dari
AHMA
(American
Hotel
& Motel
Association)
yang ditulis
oleh Charles
E.
Steadmon dan Michael
L.
Kasavana (tahun 1991, pada
halaman 4)
disebutkan
sebagai berikut:
A
hotel may be defined as an establishment
whose primary
business
is providing
lodging
facilities
for the
general
public
and
which
fUrnishes one
or more
of the following
services: food
and
beverage
service,
room
attendant
service, uniformed
service,
laundering
of
linens,
and use
of
fUrniture and fixtures.
Yang dapat diartikan sebagai berikut:
Hotel
dapat
didefinisikan
sebagai
scbuah
bangunan
yang
dikelola
secara komersial
dengan memberikanfasilitas penginapan
utuuk
umum
dengan fasilitas
pelayanan
sebagai
berikut:
pelayanan
makan
dan
minum, pelayanan
kamar, pelayanan
barang
bawaan, pencucian
pakaian
dan dapat
menggunakan
fasilitas
perabotan
dan menikmati
hiasan-hiasan
yang
ada di dalamnya.
Sedangkan de:finisi
hotel
menurut
SK
Menparpostel Nornon KM
34/HK 103/MPPT-87, adalah sebagai berikut:
Hotel adalah
suatu Jerns
akornodasi
yang rnernpergunakan
sebagian atau
seluruh bangunan
untuk rnenyediakan jasa pelayanan penginapan,
makan dan
rninurn serta
jasa
lainnya
bagi
urnurn, yang dikelola secara
kornersial serta
|
![]() 12
memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan
di dalarn
keputusan
pemerintah.
Menurut
Kasavana
&
Brooks
(1995),
hotel
dapat
diartikan
sebagai
suatu
usaha
bisnis
yang
menyediakan
fasilits
penginapan
untuk
masyarakat
umum,
dengan
menyertakan
beberapa
layanan,
seperti
:
layanan
food
and
beverage,
layanan housekeeping,
concierge,
laundry,
serta penggunaan
perabot.
Menurut
Badan Pusat
Statistik (2005),
hotel adalah suatu
usaha yang
menggunakan
bangunan
atau
sebagaian
bangunan yang
disediakan
secara
khusus,
untuk
setiap
orang
dapat
menginap,
makan,
memperoleh
pelayanan,
dn
mengunakan
fasilitas
lainnya
dengan
pembayaran.
Ciri
khusus
dri
hotel
adalah
mempunyai
restoran
yang dikelola
langsung dibawah
menajemen
hotel
tersebut.
Dewasa
ini
beberapa hotel
sudah
memperhatikan
dan
membidik
beberapa segmen
pasar
sekaligus
seperti
family,
senior market,
dan
business
travelers.
|
![]() 13
ll.1.2 Hotel Bintang
Hotel
bintang
adalah
usaha
yang
menggunakan
suatu
bangunan
atau
sebagian
bangunan
yang
disediakan secara
khusus,
dan
setiap
orang
dapat
menginap,
makan,
serta
memperoleh
pelayanan
dan
fasilitas
lainnya
dengan
pembayaran
dan
telah
memenuhi persyaratan
sebagai
hotel
berbintang seperti
yang
telah
ditentukan
oleh
Dinas
Pariwisata
Daerah
(Diparda).
Ciri
khusus
dari hotel
adalah
mempunyai restoran
yang berada di bawah manajemen hotel
tersebut.
Sistem
klasifikasi
bintang adalah
cara
paling
akurat
agar
Anda
mengetahui
mutu
dan
kualitas
dari
sebuah
hotel.
Semakin
banyak
bintang
yang
diberikan
artinya
menunjukkan
hotel tersebut
sangat
mewah.
Perlu
diketahui,
pemberian
rating
untuk
hotel
tidak
hanya
berdasarkan
besar
dan
luasnya
bangunan. Fasilitas
yang
obyektif
dan
jasa
yang
disediakan
oleh
masing-masing hotel menajdi variabel yang akan dinilai.
Untuk
hotel
berbintang,
kriteria
penggolongannya didasarkan
pada
persyaratan
dasar
dan
penilaian
teknis
oprasional.
Persyaratan
Dasar
:
Perijinan (persetujuan
Prinsip, Ijin Usaha). Persyaratan
Teknis
:
Unsur Fisik,
Unsur Pengelolaan,
Unsur Pelayanan.
Penetapan
penilaian
golongan
kelas
hotel bintang dilakukan dengan penggabungan dari nilai persyaratan dasar dan
persyaratan teknis.
Penilaian
penggolongan
Hotel
Bintang
dilaksanakan
oleh
PHRI. Ringkasan
berikut
memberikan
gambaran
kategorikan
sebuah
hotel
berbintang:
|
![]() 14
Bintang
satu
:
Merupakan
sebuah
hotel
kecil
yang
dikelola
serta
dioperasikan
yang
biasanya
oleh
perniliknya
langsung.
Suasana
di
dalam
sangat
pribadi
dengan
akomodasi
sangat
standar.
Mayoritas
staf
melayani
makan
sehari-hari
seperti
sarapan,
makan
siang,
dan
malam.
Namun
hanya
khusus
sarapan
pagi,
bisa
mendapatkannya
gratis.
Sarapan
sendiri
juga
ada
dua
pilihan,
disajikan
di
ruang
makn
hotel
atau
hnya di
kamar
tidur.
Lokasi
untuk
hotel
bintang
satu
biasanya
terletak
di
kawasan
yang
ramai
dan
merniliki
transportasi
umum
yang
dekat
serta
hiburan
dengan
harga
yang
masuk
aka!.
Untuk
kualitas
kebersihan,
pemeliharaan,
perhotelan,
fasilitas
dan
pelayanan sangat
minimum.
Bintang
dua :
Hotel
dengan
klasifikasi
bintang
dua
ini umumnya
bagin
dari sebuah
rantai
yang
menawarkan
kualitas
yang
konsisten
dengn fasilitas terbatas.
Meskipun
ukuran
kamar kecil atau
menengah,
namun
berbeda
dengn
bintang
satu,
kamar
memiliki telepon dan
televisi.
Tidak
akan
ada
kemudahan
akses
pelayanan
restoran
dari
kamar,
namun
mereka
memiliki
sebuah
restoran
kecil
di
lokasi
hotel.
|
![]() 1
Layanan sopan, tempat
tidur terpelihara dengan baik serta adanya sarapan
dengan tingkatan perawatan yang teijamin baik.
Restoran
atau ruang makan sehari-hari melayani sarapan hingga makan di
tengah malam.
Bintang
tiga :
Biasanya
berlokasi dekat
tol,
pusat
bisnis
dan
atau
daerah
perbelanjaan,
hotel
ini
menawarkan
layanan
terbaik,
kamar
yang
luas
dan
lobi
yang
penuh dekorasi.
Semua
kamar
dan
restoran
atau
ruang
makan
terbuka
kepada
penduduk
sekitar
dan
yang
merupakan
pelancong. Semua
furniture
baik
di
dalam
kamar maupun di luar menggunakan kualitas terbaik.
Para staf yang bertugas terlihat rapi dan professional.
Restoran
biasanya
menawarkan
hidangan
diatas
rata-rata
pada
saat
sarapan,
makan
siang
dan
makan
malam.
Makanan
yang
disajikan saat
sarapan benar-benar barn dimasak saat akan disantap.
Fasilitasnya
terdiri dari
valet
parking,
housekeeping,
sebuah
pusat
kebugaran dan kolam renang ukuran kecil.
Bintang
empat
:
Para staf di bintang hotel empat akan lebih profesional menanggapi
kebutuhan atau
permintaan
Anda,
dan
umumnya
mereka
sudah diberikan
|
![]() 16
pengarahan
dapat
memberikan
informasi
mengenai
pariwisata
di
sekitar
hotel.
Restoran
atau
ruang
makan
terbuka
untuk
penduduk
sekitar
dan
yang
bukan penduduk asli.
Kamar di
hotel
berbintang empat
mulai sudah dibagi sesuai fasilitas
yang
akan
didapatkan. Seluruh
kamar
hotel
yang
disediakan
memiliki
kamar
mandi pribadi di dalanmya.
Tempat tidur dan furniture yang tersedia di hotel berkualitas tinggi.
Saat
sarapan,
akan
ditawarkan
pilihan
yang
lebih
beragam
dari
bahan
bahan segar
untuk
dimasak
dan
disajikan
dengan
tingkat
perawatan
yang
cukup tinggi.
Bangunan
hotel
cukup
besar
dengan
layanan
terkemuka.
Biasanya
akan
ada hotel lain
yang dengan kaliber
yang sama berkumpul di dekatnya, serta
pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan.
Pelayanan
kamar
berada di
atas rata-rata,
seperti
restoran,
housekeeping,
valet
parking, pusat
kebugaran
dan
seorang
concierge
yang
selalu
siap
berada di pintu utama.
Bintang
lima
:
Hotel
ini
menawarkan
akomodasi
termewah
dengan
berbagai
fasilitas
tambahan dan layanan multibahasa yang tersedia
|
![]() 17
Para
tamu
akan
disambut
di
pintu
masuk
hotel,
diberikan
welcome
drink
dan daftar anggur
yang bisa
dipilih
untuk
Anda minum saat berada
di
dalam
kamar.
Kesadaran
akan
kebutuhan
para
tamu
menjadi
prinsip
nomor
satu
untuk
hotel
bintang
lima. Semua
kamar
tidur
memiliki
kamar
mandi
pribadi.
\
Tempat
tidur
dan
perabot
lainnya
di
dalam
kamar
merupakan
kualitas
no I.
Selain
itu
tiap
kamar
dilengkapi dengan linen
kualitas,
VCR, CD
stereo,
bak
mandi
jacuzzi
dan
ruangan
video.
Ada
beberapa
restoran
di
lokasi
dengan
ruangan
luas,
menu
gourmet
dan
layanan antar ke
kamar selama 24
jam
dalam seminggu.
Semua
pilihan
menu
makanan,
termasuk
saat sarapan
menggunakan
bahan
bahan
berkualitas
tinggi
dan segar.
Fasilitas
lainnya
ada
sebuah pusat
kebugaran,
valet
parking,
dan
service
dari
concierge dengan
pengalaman
matang.
Dari
hasil penjabaran
klasifikasi
hotel
berbintang
satu
sampai
hotel
berbintang
5 maka
untuk
mendesain
City
Hotel
ini
jatuh
pada
hotel
dengan
bintang
3.
Adapun
alasan
pemilihan
hotel
berbintang
tiga
adalah
sebagai
berikut:
I. Lokasi
tapak
.dekat
dengan pusat transportasi
dan
pusat
perbelanjaan
yang sama
dengan
kriteria
hotel bintang tiga.
|
![]() 18
2.
Hotel
dapat digunakan oleh
semua orang dari tingkat
bawah, tingkat
menengah, dan
tingkat
atas,
sesuai
dengan
kebutuhan
fasilitas
yang
diinginkan dari masing-masing pengunjung hotel.
11.1.3 Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di
Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh
peraturan pemerintah,
dalam
hal
ini
di bawah
Deparpostel
dan
dibuat oleh
Dirjen Pariwisata dengan
SK: Kep-22/UNV
78.
Untuk
mengklasiftkasikan
sebuah hotel dapat
ditinjau dari
berbagai
faktor
yang
satu
sama
lain
ada
kaitannya.
Faktor-faktor pengklasifikasian
hotel
tersebut,
antara
lain
faktor
tingkatan atau
bintang
dari
hotel, faktor
tujuan
pemakaian, faktor
lokasi
hotel,
faktor
daya
jual
dan
perencanaan
penggunaan
(hotel
plan
usage), faktor jumlah kamarnya,
faktor ukuran
hotel,
faktor
lamanya tamu menginap, faktor
kegiatan tamu selama
menginap, faktor
jenis tamu
yang
menginap
dan
departemen
dalam
hotel. Adapun
keterangan
dari faktor-faktor tersebut di atas adalah sebagai berikut:
2.
Faktor tingkatan atau bintang dari hotel
Tingkatan
atau kelas
hotel
dibedakan atas
tanda
bintang
(*).
Semakin banyak jumlah bintang maka
persyaratan, fasilitas
dan
|
![]() 19
pelayanan (service)
yang dituntut semakin banyak: dan baik.
Kriteria
klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut:
1.
Hotel berbintang satu (*).
Minimal mempunyai 10 kamar terdiri dari 9 kamar ganda dengan luas
minimal20
m² dan 1 kamar tunggal dengan luas minimal14
m²
2. Hotel berbintang dua (**).
Minimal mempunyai 15 kamar terdiri dari 13 kamar ganda dengan
luas minimal20
m² dan 2 kamar tunggal dengan luas minimal16
m²
3.
Hotel betbintang tiga (***).
Minimal mempunyai 30 kamar terdiri dri 27 kamar ganda dengan
luas minimal24
m² dan 3 kamar tunggal dengan luas minimallS
m²
4.
Hotel berbintang empat (****).
Minimal mempunyai 50 kamar terdiri dri 47 kamar ganda dengan
luas minimal24
m² dan 3 kamar tunggal dengan luas minimallS
m²
5.
Hotel berbintang lima(*****).
Minimal mempunyai 100 kamar terdiri dari S6 karnar ganda dengan
luas minimal 26 m² dan 10 kamar tunggal dengan luas minimal 20
m²
,
dan 4 kamar snite.
Khusus untuk hotel berbintang lima mempunyai tingkatan, yaitu
Palm,
Bronze
dan Diamond.
|
![]() 20
2.
Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan
faktor tujuan pemakaian
selama
menginap, dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Business hotel
Hotel
yang
banyak
digunakan
oleh
para
usahawan. Hotel
rm
memiliki fasilitas yang lengkap untuk para
businessman.
Recreational
hotel
Hotel yang dibuat dengan tujuan
untuk orang-orang yang akan santai
atau berekreasi.
3.
Klasifikasi hotel berdasarkan faktor lokasinya
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasinya, dapat dibagi menjadi lima
bagian, yaitu:
City
hotel
City
hotel
adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian
besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan
business.
Resort
hotel
Resort
hotel adalah
hotel
yang
terletak
di
kawasan
wisata,
dimana
sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan
usaha
Macam-macam resort
hotel
berdasarkan lokasi antara lain:
a.
Mountain
hotel (hotel yang berada di pegunungan).
|
![]() 21
b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai).
c.
Lake hotel (hotel berada di tepi danau).
d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit).
e.
Forest hotel (hotel berada di kawasan hutan lindung).
Suburb
hotel
Suburb
hotel
adalah
hotel
yang
lokasinya
di
pinggiran kota,
yang
merupakan kota satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya.
Urban
hotel
Urban
hotel
adalah
hotel
yang
berlokasi
di
pedesaan dan
jauh
dari
kota
besar
atau
hotel
yang
terletak
di
daerah
perkotaan
yang
baru
yang tadinya hanya berupa desa
Airport
hotel
Airport
hotel
adalah
hotel
yang
berada
dalam
satu
kompleks
bangunan atau area pelabuhan udara atau di sekitar bandar udara.
|
![]() 4.
Klasifikasi
hotel
berdasarkan
faktor daya jual
dan perencanaan
penjualan (hotelplan
usage)
Hotel plan
usage
adalah suatu sistem penjualan
harga kamar mana
harga kamar
yang dijual
hanya berupa
harga kamar saja atau
merupakan
sistem harga paket.
Beberapa macam hotel plan
usage, antara lain:
European
plan
Biaya
yang
dikeluarkan
untuk
menyewa
kamar
hanya
untuk
harga
kamar saja. Keistimewaan dari European
plan, antara lain:
a.
Praktis banyak digunakan di hotel-hotel.
b.
Memudahkan sistem
billing
(pembayaran pada saat checkout).
c.
Semua sistem pemasaran kamar kebanyakan menggunakan sistem
ini.
American
plan
Sistem
perencanaan harga
kamar
di
mana
harga
yang dibayarkan
sudah
termasuk
harga kamar itu
sendiri ditambah dengan harga
makan (meals). American
plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.
Full American
Plan
(FAP), yaitu harga kamar sudah termasuk
dengan tiga kali makan sehari (makan pagi, makan siang, dan
makan malam).
22
|
![]() 23
b. Modified
American
Plan
(MAP),
yaitu harga kamar sudah
termasuk
dengau
dua
kali
makau,
di
maua salah
satu diautarauya
harus
makau
pagi
(brealifast),
seperti:
-
kamar
+
makau
pagi
+
makau
siaug,
-
kamar
+
makau
pagi
+
makau
malam.
Continental
plan
Continental
plan
adalah
perencauaau
harga
kamar
di
maua
harga
kamar
tersebut
sudah
termasuk
dengau
continental
brealifast.
Bermuda plan
Bermuda plan
adalah
perencauaau
harga
kamar
di
maua
harga
kamar
yaug
dibayar
sudah
termasuk
dengau American
Brealifast.
5.
Klasifikasi hotel berdasarkan
faktor jumlah kamar dan persyaratan
lainnya
Tingkatau
hotel
didasarkau
pada
jumlah
bintaug
yaug
disaudaug
dau
jumlah kamar
serta
persyaratau lainnya
dapat
diperinci
sebagai
berikut:
Klasifikasi
hotel
berbintang
satu (*), persyaratan:
a. Jumlah
kamar
staudar,
minimum
15
kamar.
|
![]()
b. Kamar
mandi di dalam.
c. Luas kamar standar,
minimum 20m².
Klasifikasi hotel
berbintang dua
(**),
persyaratan:
a. Jumlah
kamar standar,
minimum
20 kamar.
b. Kamar
suite,
miuimum
1
kamar.
c. Kamar
mandi
di
dalam.
d. Luas
kamar
standar, minimum
22m²
e. Luas
kamar
suite,
minimum
44m
2
Klasifikasi hotel
berbintang tiga
(***),
persyaratan:
a. Jumlah
kamar
standar,
minimum
30 kamar.
b.
Jumlah
kamar suite,
miuimum
2
kamar.
c.
Kamar
mandi di dalam.
d. Luas kamar
standar,
minimum
24
m²
e. Luas kamar
suite,
minimum
48
m
2
Klasifikasi hotel
berbintang ernpat (****),
persyaratan:
a. Jumlah
kamar
standar,
minimum
50
kamar.
b. Jumlah
kamar
suite,
minimum
3
kamar.
c. Kamar
mandi
di dalam.
24
|
![]() 25
d. Luas
kamar standar,
minimum
24m²
e. Luas
kamar suite,
minimum
48m2
Klasifikasi
hotel
berbintang
lima (*****), persyaratan:
a. Jumlah
kamar
standar,
minimum
100
kamar.
b. Jumlah
kamar
suite, minimum
4
kamar.
c. Kamar mandi
di dalam.
d. Luas
kamar standar, minimum
26m²
e. Luas
kamar suite,
minimum
52m2
6.
Klasifikasi hotel berdasarkan nknran hotel
Klasifikasi
hotel
berdasarkan
ukurannya
dapat
ditentukan
denganjumlah
kamar
yang ada. Ukuran
hotel diklasifikasikan
menjadi
3
bagian,
yaitu:
Small hotel
Small hotel
adalah hotel
kecil
denganjumlah kamar dibawah
150
kamar.
Medium
hotel
Medium
hotel.adalah hotel dengan
ukuran sedang, dimana
dalam
medium
hotel ini ada
dua
kategori,
yaitu:
a.
Average
hotel dengan
jumlah kamar antara
150
hingga
299
kamar.
|
![]() 28
b.
Above
average
hotel
denganjumlah
kamar antara 300 hingga 600
kamar.
Large
hotel
Large
hotel
adalah
hotel dengan klasi:fikasi sebagai
hotel besar
dengan
jumlah
kamar
minimal
600 kamar.(Charles, E.
Steadmon
&
Michael
L.
Kasvana, 1990, p 4)
7.
Klasiilkasi
hotel
berdasarkan
faktor lamanya tamu menginap
Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
Transit
hotel
Hotel
yang mayoritas
tamu tinggal
hanya
singgah
(transit)
yaitu kurang dari 24 jam (not
over
night)
maka tari:fnya
hanya
diberikan day
rate
(50%
darifoll
rate)
serta
pemakainya
disebut day
use.
Transit
hotel
ini
umumoya berlokasi di
daerah
dekat
dengan
pelabuhan
udara
(airport),
atau
pelabuhan
!aut
(harbour),
untuk
menampung
tamu-tamu
I
penurnpang
yang
singgah
(transit)
atau
karena
status
perjalanan
sebagai
cadangan
(waiting
list) maka
perlu transit atau
check-in
di hotel tersebut.
|
![]() 27
Semi-residential hotel
Hotel yang
mayoritas
tamunya
menginap
antara
7
sampai
30 hari, dimana tamu
sebelumnya telah
mengadakan agreement
dengan management
hotel yang menyangkut kedua belah pihak, antar
lain:
PihakTamu
PihakHotel
Diberi
discount
atau
special
rate
Fasilitas seperti, TV,
refrigerator, mini
kitchen, host bar/mini
bar, dan lain-lain.
Biasanya meminta
jaminan pembayaran
dimuka
(advance
payment),
dan
pembayaran selanjutnya
berupa
weekly
payment.
Tabell :
Agreement antara
pihak tamu dengan pihak hotel.
I
Residential
hotel
Hotel
yang
mayoritas
tamunya menginap
antar
1 bulan
sampm
dengan 1
tahun atau
lebih. Maka antara tamu dan
management
hotel
sebelumnya
juga
mengadakan
agreement yang
disetujui kedua belah pihak.
Mengenai
room ratenya;
biasanya
diberikan
special
discount,
yaitu
antara
30% sampai
50%
dari
full rate, serta
pembayarannyapun dapat dilakukan dengn cara:
|
![]() 28
Cash atau advance
Payment,
Weekly
payment,
Monthly
payment,
Tamu-tamu
semacam
ini
umumnya
disebut
dengan "long
staying guesf'
8.
Klasifikasi
hotel berdasarkan
faktor kegiatan tamu selama
menginap
Banyak kegiatan tamu
secara spesifik
selama menginap di
hotel
karena
dengan
maksud-maksud tertentu.
Kegiatan-kegiatan
tersebut,
antara
lain:
Olahraga
Sport hotel
adalah
hotel
yang
berada pada kompleks
kegiatan
olahraga.
Ski hotel
adalah
hotel
dengan
menyediakan
area
sebagai
tempat
bermain
ski. Banyak
terdapat
di
negara
yang
mempunyai
4
musim.
Bisnis
Conference hotel
adalah
hotel
yang
menyediakan
fasilitas
lengkap
untuk
konferensi.
Convention hotel
adalah
hotel sebagai
bagian
dari
kompleks
kegiatan
konvensi.
|
![]() 29
Beribadah
Pilgrim hotel
adalah hotel yang sebagian
tempatnya
berfungsi
sebagai
fasilitas
beribadah.
Seperti hotel-hotel
di
Arab
(Meah
dan
lain-lain)
pada
saat
musim
haji
dan
Lourdes
di
Perancis.
Berjudi
Casino hotel adalah
hotel
yang
sebagian
tempatnya
untuk
kegiatan
beljudi.
9.
Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis tamu
Jenis-jenis
tamu
yang
menginap
maksudnya
adalah
darimana
asal
usul
mereka
menginap
dengan latar
belakangnya.
Dapat
diklasifikasikan
sebagai
berikut:
Family
hotel
Family hotel
adalah
tamu
yang
menginap
bersama
keluarganya.
Business
hotel
Business hotel
adalah
tamu
yang
menginap
para
usahawan.
Tourist
hotel
Tourist hotel
adalah
tamu
yang
mengmap
kebanyakan para
wisatawan,
baik
domestik
maupun
dari
luar
negeri.
|
![]() 30
Curehotel
Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan dari suatu penyakit.
10.
Klarifikasi Departemen-Departemen dalam Hotel
Menurut Baker, Huyton, dan Bradley (2000), departemen dalam hotel
dapat diklasifikasikan berdasarkan kontak staf dengan konsumen, yaitu :
1.
Front-of-the-house
Front-of-the-house (frontliner) adalah barisan bagian depan dari hotel
yang merupakan aktivitas utama disebuah hotel di mana staf
melakukan kontak secara langsung terhadap tamu (guest contact),
antara lain :
a. Front office
Bagian
yang paling tampak dalam sebuah
hotel. Aktifitas
front
office terpusat pada reception, yng mana tamu hotel memberikan
kesan
pertama
yang penting
terhadp
hotel.
Reception
juga
merupakan pusat komunikasi operasional hotel. Tugas reception
meliputi
:
cashiering,
informasi
dan
surat-menyurat, registrasi,
dan
penetapan
kamar.
Tugas
keuangan
utama
yang
ditangani
oleh front office antara
lain
:
penerimaan pembayaran
kas,
|
![]() 31
menangani
guest
folio,
memeriksa
cek,
menangani
mata
uang
asing dan
kartu
kredit.
b. Housekeeping
Bagian ini
bertanggung jawab
dalam
mengatur kamar tamu
dan
kebersihan
semua
rea
hotel.
Hubungan yang
erat
antara
housekeeping dengan
front
office
sangat
penting agar
informasi
tentang kamar tamu dapat dijaga keakuratannya setiap saat.
c. Food and beverage (F&B)
Departemen
F&B
menyediakan
fasilits
yang
bervariasi untuk
tamu,
namun
konsentrasinya pada
penyediaan
makanan
dan
minuman. Layanan
F&B
termasuk
bar,
restoran,
coffee shop,
lounge, serta banquet, dan room service.
d. Porters (Conciergellobbyservice)
Departemen ini
tersedia
dari
sejumlah
besar
karyawan
berseragam, yaitu :
1.
Head hall porter (bell captain/lobby service manager)
Bertugas
untuk
menyapa
semua tamu
yang
datang,
menunjukkan arah, dan
memanggilkan taxi.
2. Doormen
Bertugas
untuk
membawakan
barang-barang
bawaan
tamu
yang
datang
maupun
keluar
hotel
dan
membukaan pintu
mobil.
|
![]() 32
3. Bellboys I porters
Mengantarkan
pesanan
dan
pesan
dari
tarnu
hotel
maupun
karyawan, membawakan
tas
ke
kamar
dan
keluar
kamar,
serta menjaga kebersihan dan kerapian lobi hotel.
e.
Security
Security
bertanggung
jawab
penuh
terhadap
kemanan tamu
hotel,
pengunjung, dan
karyawan
hotel.
Tugasnya
meliputi
:
patroli
area
hotel,
mengawasi
kedaan
sekitar
dan
secara
umum
memastikan
kemanan
tamu,
pengunjung, karyawan, dan barang
barangnya.
2.
Back-of-the-house
Back-of-the-house
adalah
bagian
dari
hotel
dirnana staf
hanya
melakukan
sedikit
atau
tidak
melakukan
kontak secara
langsung
terhdap tamu, antara lain:
a. Accounting
Accounting
bertanggung
jawab
dalam
mengawasi semua
aktivitas
keuangan
suaut
hotel,
misalnya:
perbankan,
akumulasi
data
operasional,
menyiapkan laporan internal, audit, dan laporan
kauangan.
Karena
pentingnya
data
keuangan
dan
statistik
maka
departemen accounting harus berkoordinsi dengan front office.
|
![]() 33
b. Personal and training (Human resource)
Personal
and
training
bertanggung
jawab
dalam
mempeketjakan
karyawan
(termasuk
perekruitan
dan
pernilihan internal
dan
eksternal)
dan juga
training,
kompensasi,
pengembangan
karyawan.
c. Engineering (Maintenance)
Engineering
bertanggung jawab
untuk
perawatan
dan
pengoperasian
semua
mesin
dan
perlengkapan termasuk
pemanas,
air
conditioning,
dan
pencahayaan. Departemen
ini
bertanggung jawab
pula
dalam peketjaan kayu,
pipa
saluran
air,
di dalam maupun
di luar hotel.
d. Purchasing (Bagian Pembelian)
Bagian
ini
yang
mengelola
pembelian
barang-barang restoran
untuk
keperluan
sehari-hari
seperti
bahan makanan,
bumbu
bumbu, dan lain-lain.
e.
Sales and marketing
Departemen
sales
and
marketing
bertanggung jawab
untuk
menghasilkan
bisnis
barn
bagi hotel,
seperti
penjualan
kamar,
function,
convention,
bahkan
restoran
dan
bar.
Departemen
ini
juga
menangani periklanan
hotel
serta
promosi
penjualan,
publikasi, dan berperan dalam public relation.
|
![]() 34
ll.1.4
Jenis Akomodasi Berdasarkan Aspek Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan dalam suatu akomodasi dapat dibedakan menjadi
3 macam,
yakni
world-class,
service,
mid-range
service,
economic/limited
service. Ketiga pelayanan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
World-class service (pelayanan kelas dunia)
Jenis
pelayanan
ini
adalah
pelayanan tingkat tinggi.
Target
pasar
untuk
jenis
pelayanan
ini
adalah
para
usahawan
eksekutif, para
entertainment
celebrities
(artis-artis
selebriti),
parsi
pemimpin
politik,
atau para
milyader
yang kaya raya. Semua
fasilitas pelayanan kelas satu.
Restoran
eksklusif,
perabotan
mewah
di
dalam
kamar,
dekorasi yang
megah
disediakan.
Ameniti
dan
suplai,
di
dalam
kamar
seperti
sabun,
sampo,
handuk,
penutup
kepala
mandi,
baju
mandi,
jam
weker,
semua
disediakan
dengan
kualitas
barang kelas
satu. Sprei
dan
selimut
tidur
diganti
dua
kali
sehari,
ada
pelayanan
turn-down. Koran
dan
majalah
tertemu
yang tidak
standar
disediakan oleh
hotel
sesuai
dengan
perrnintaan.
Pelayanan
tingkat
dunia
atau
kelas
utarna ini adalah
pelayanan
yang
bersifat
pribadi
(perorangan)
seperti
pelayanan makan-minum,
penyemiran sepatu,
konfirmasi
tiket
pesawat
udara,
express
check-out
secara pribadi.
|
![]() 35
Tamu-tamu
pada
hotel
dengn world-class
hotel
ini
ditempatkan
pada
lantai
khusus
yang
disebut
dengan
executive
floor. Karangan
bunga
segar,
keranjang
buah
dan
makan
pagi selalu
disediakan
setiap
hari.
Mid-range service
Mid-range service
artinya
hotel
dengan
pelayanan
kelas
menengah,
biasanya
segmen
pasar
terbesar
dari
hotel dengan
pelayanan
seperti
ini
adalah
orang-orang
yang
sedang
mengadakan
peljalanan.
Ukuran
untuk
hotel
dengan tingkat
pelayanan
seperti
ini
adalah
hotel
dengan
ukuran
medium
(sedang).
Hotel
ini
menyediakan
harga
khusus
bagi rombongan
dari
travel agent
atau company.
Economic/limited service (pelayanan
kelas ekonomi)
Hotel
dengan
pelayanan
ini
pangsa pasarnya
adalah
mereka
yang
mempunyai
kemampuan
keuangannya
pas-
pasan
artinya
para
penginap
yang
penting
mendapatkan
kamar
yang
bersih,
nyaman
dan
tidak
mahal.
Contoh
dari
pemakaian
jasa
untuk
pelayanan
kelas
ekonomi
ini
adalah
para
keluarga
yang
membawa
anak-anaknya,
rombongan
tur,
orang
yang
sedang
ber
libur, atau para
pensiunan.
|
![]() 36
II.l.5 Jenis-Jenis
Penamaan
Kamar
di
Hotel
Jenis-jenis penamaao kamar
hotel antara satu
hotel dengan hotel yang
lain tidak
sama,
hal ini
ada hubungannya dengan kondisi
hotel
itu sendiri -
jumlah
kamar
yang
tersedia. Perbedaan
dalam
penamaao
jenis
kamar
dikarenakan
atas
dasar
tingkat
kemewahan
dan
kenyamanan. Faktor-faktor
yang membedakan, antara lain:
fasilitas yang tersedia di dalam kamar,
luas dari masing-masing kamar,
amenities
(pengisian kelengkapan dalam suatu kamar),
tingkat bintang dari hotel itu sendiri,
harga kamar itu sendiri.
Adapun
jenis-jenis penamaao
kamar yang ada di
hotel,
adalah
sebagai
berikut
(penamaao ini
tidak
baku
dan tidak
harus
diikuti
oleh setiap
hotel,
karena
semua
tergantung
kepada
kebijaksanaao
dan
manajemen
hotel
tersebut):
Standard
room/regular
room
Standard
room/regular
room
adaiah kamar yang terdapat di dalam sebuah
hotel
yang
mana segala perlengakapan
dan
fasilitas
yang
terdapat di
dalam
kamar
kualitasnya
sesuai
dengan
standar
yang
ditetapkan
oleh
hotel yang bersangkutan.
|
![]() 37
Fasilitas-fasilitas
yang
terdapat
dalam
kamar
standar,
yaitu tempat
tidur,
kamar
mandi,
meja kelja,
televisi, telepon,
lemari
es,
lemari pakaian,
rak
koper.
Keistimewaan
dari
kamar
standar, yaitu harga
kamarnya paling murah di
hotel.
Deluxe/superior room
Deluxe/superior room
adalah
jenis penamaan kamar di
dalam
hotel
yang
mana kondisi
kan1ar
ini
setingkat
lebih
baik
dari
standard
room,
dengan
fasilitas kamar yang
sama seperti standar. Bedanya dengan standard
room
adalah sebagai berikut:
letak kamar strategis,
arah kamar lebih baik pemandangam1ya,
mutu bahan untuk mebelair dan perabotan lebih baik dari standar,
ukuran kamar lebih luas dari
standard
room,
catatan khusus, apabila hotel sudah
lama
berdiri, kamar standar
yang
sudah direnovasi dijadikan de
luxe/superior
room.
Suiteroom
Suite
room adalah
salah
satu
jenis
penamaan kamar
yang
ada
di
hotel
yang
mana
kamar
tersebut
dicirikan
dengan
dua
ruangan
yang
terpisah
dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur.
Jenis-jenis penamaan kamar
suite
room
yang ada di hotel, antara lain:
Standard
suite
|
![]() 38
;;
-·'
Deluxe
suite
Suite superior
Family
suite/room
Presidential
suite
Penthouse
Studio room
Studio room
adalah kamar
yang dilengkapi
dengan studio bed.
Junior suite
Junior suite adalah
kamar
yang
berukuran
besar
yang
dilengkapi
dengan
standard bed
dan
hide-away bed (sofa bed).
Twin
bedded
room
Twin bedded room adalah
kamar
yang
dilengkapi
dengan
dua
single bed
untuk
dua orang.
Double
bedded
room
Double bedded room adalah
kamar
yang
dilengkapi
dengan
saru
tempat
tidur
besar
(queen
atau king size)
untuk
dua orang.
Connecting
room
Connecting room
adalah
dua
kamar
yang
bersebelahan di
mana
dihubungkan
dengan
connecting
door
(pintu
tembus/pintu
peng-hubung)
yang
terletak
di dinding
pemisah antara dua kamar yang
bersangkutan.
|
![]() 39
Adjoining room
At:ijoining room
adalah kamar yang bersebelahan sating
meng-hadap yang
dipisahkan oleh koridor (gang).
Duplex
Duplex
adalah
kamar yang
memiliki satu, dua,
atau tiga
kamar tidur yang
terpisah, satu dengan lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga
tetapi masih dalam satu kamar yang sama.
Cabana
Cabana
is
a
guest
room
at:ijacent
to
pool
area,
with
or
without
sleeping
facilities (artinya, kamar
tamu yang
langsung menghadap ke kolam
renang, dengan atau tanpa fasilitas tempat tidur).
II.1.6
Jenis-Jenis Tempat Tidur dan Ukurannya
Ada beberapa jenis tempat tidur yang ada di hotel, antara Jain:
Singlebed
Single
bed adalah
tempat tidur yang digunakan
untuk satu orang. Di
hotel
atau
akomodasi
lain
yang
usahanya
terdaftar
tidak
menggunakan
single
bed
di dalam kamar.
Doublebed
Double
bed
adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang.
|
![]() 40
Twin bed
Twin
bed adalah
tempat
tidur
kembar
yang
masing-masing
hanya
dapat
digunakan
untuk
satu
orang.
Atau
dengan
kata lain
dua
single
bed
di
dalam
satu
kamar.
Holliday bed
Holliday bed adalah
twin bed
yang
disambung
oleh sumheadboard.
Rollaway bed/extra bed
Rollaway
bed/extra
bed
adalah
tempat
tidur
tambahan
untuk
menambah
kekurangan
tempat
tidur
di
dalam
kamar,
karena
kapasitas
tempat
tidur
tidak
mencukupi
untukjumlah orang
yang
menginap.
Baby crib/baby coat
Baby
crip/baby
coat adalah tempat tidur khusus
untuk bayi
atau anak
anak.
Studiobed
Studio bed
adalah
sofa
yang dapat berfungsi
sebagai
tempat
tidur.
Sofa
bed/hide-away bedlbidf-a bed
Sofa
bed/hide-away
bedlbidf-a bed
adalah
sofa
yang
bagian
bawahnya
merupakan
tempat
untuk
menyembunyikan
tempat
tidur
tambahan.
Murplty
bed
Murphy bed
adalah
sebuah
tempat
tidur
yang
bisa
dilipat
ke
daam
dinding,
sehingga
kamar
memiliki
dwifungsi
sebagai
sleeping
room
dan
living room.
|
![]() 41
Fold-away
bed
Fold-away
bed
adalah
tempat
tidur
yang
dapat
dilipat
dan
disimpan di
suatu tempat penyimpanan.
Modifikasijenis-jenis
pemasangan tempat tidut di dalam hotel:
Double-double bed (dua double bet di dalam kamar).
Triple bed (twin bed ditambah dengan extra bed).
Double extra bed (double bed ditambah extra bed).
Jenis-jenis
ukuran
tempat
tidur,
untuk
ukuran
tempat
tidur
yang
berstandar
intemasional,
dari buku
AHMA,
Managing
Housekeeping
Operations, halaman 272.
Adapun ukuran-ukutan tempat tidur tersebut adalah sebagai berikut:
No
Nama
Tempat
Tidnr
Ukuran
Keterangan
1
Crib
0,7mx
!,3m
Tempat tidur untuk bayi
2
Rollaway
lmx
1,9m
Tempat
tidur
untuk satu
orang
3
Twin
2
x
(lm
x
1,9m)
Dua
tempat
tidur
single
atau
2
x
(1m x 1,9m)
4
Three-quarter
!,2m
x
1,9m
5
Double
lmx
1.,9m
Tempat
tidur
untuk
2
orang
|
![]() 42
6
Queen
1,5mx2m
idem
7
King
1,7mx2m
Idem
I
Tabel2 : Ukuran-ukuran tempat tidur.
I
11.1.7
Pengertian Tata Graha
Tata graha (housekeeping)
adalah
salah satu bagian yang ada
di dalam
hotel
yang
menangani
hal-hal
yang
berkaitan
dengan keindahan,
kerapian,
kebersihan, kelengkapan, dan kesehatan seluruh kamar, juga
area-area umum
lainnya,
agar
seluruh
tamu
dan
karyawan
dapat
merasa
aman
dan
nyaman
berada di dalam hotel.
11.1.8
Kesan Tamn Terhadap Hotel
Hotel
sebagai
industri
jasa
pelayanan
sangat
mengharapkan tamu
tamunya
akan
kembali
lagi
setelah
menginap.
Untuk
itu
hotel
harus
dapat
memberikan kesan yang baik bagi tamu.
Kesan (impression)
yang diciptakan oleh para karyawan pada dasamya
dapat
memberikan kepuasan kepada tamu tersebut. Tidak saja para
karyawan
yang
langsung berhubungan dengan tamu
yang
hams
memberikan pelayanan
yang
terbaik
melainkan juga
para
karyawan
yang
secara
tidak
langsung
berhubungan dengan tamu juga hams memberikan pelayanan yang baik.
Menurut
Sulastiyono (2001,
p.35),
"penilaian
terhadap
kualitas
pelayanan ditentukan
oleh
tamu
sebagai
pemakai
jasa
pelayanan
tersebut,"
|
![]() 43
Oleh
karena
itu, kualitas
pelayanan
dapat
diciptakan
dengan
mengidentifikasikan
pelayanan
yang
dibutuhkan
dan diinginkan,
yang
disesuaikan
dengan
pelayanan
yang
akan
disediakan
oleh
hotel.
Dengan
demikian
hotel
selalu
berusaha
menyediakan
pelayanan
yang sesuai
dengan
kebutuhan
dan
keninginan
tarnu.
Bila
pelayanan
yang
diterima
oleh
tamu
sama
bahkan
lebih
dari
apa
yang
diharapkan,
maka
dapat
dikatakan
pelayanan
tersebut
adalah
baik atau memuaskan.
Demikian
pula
sebaliknya,
bila
pelayanan
yang
diterim
kurang
dari
apa
yang
diharapkan, maka dapat
dikatakan
pelayanan
tersebut
tidak
memuaskan.
11.1.9 Persyaratan
Sebuah
Hotel Bintang
Tiga
Restoran
yang
berada
di
dalam
hotel
harus
memiliki
fasilitas-fasilitas
standar.
Untuk
itu
diberikan
salah
satu
contoh
yang sesuai
dengan
SK
Menparpostel
Nomor
KM.37/PW.304/ MPPT-86, tanggal
7
Juni
1986,
Lampiran
IliA,
untuk
City
Hotel
dengan
bintang
tiga
(***),
pada
halaman
33
sampai
dengan
35,
berbunyi
sebagai
berikut:
persyaratan
ruang
makan,
antara
lain:
a Hotel
menyediakan restoran
minimal
2
jenis
yang
berbeda,
salah
satunya
adalah coffee shop.
b.
Jumlah
tempat
duduk sebanding
dengan
luas
restoran
dengan
ketentuan
1,5m²
per tempat
duduk.
c.
Tinggi
restoran
tidak
boleh
lebih
rendah
dari
tinggi
kamar
tarnu (2,60
m).
|
![]() d.
Letak restoran
berhubungan
langsung
dengan
dapur
(induk/
tambahan)
dilengkapi
dengan
pintu
untuk
masuk
dan ke
luar
yang
berbeda/dipisahkan (satu
arah).
e.
Tata
udara diatur
dengan
atau
tanpa
alat
pengatur
udara.
f.
Restoran
yang
letaknya
tidak
berdampingan
dengan
lobi
harus
dilengkapi
dengan
toilet
umum
yang
terpisah
untuk
pria
dan
wanita
(\NC, urinoir
dan
kamar
mandi).
g. Peralatan
dan
perlengkapan
minimal:
1.
Pisau
daging
dengan
jumlah
dua setengah
kali
jumlah
kursi.
2. Pisau
ikan
dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
3. Sendok
sup
(soup spoon) dua setengah
kalijumlah
kursi.
4. Pisau
dan
garpu
dessert dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
5. Sendok
kopi
denganjumlah dua setengah
kalijumlah
kursi.
6. Sendok
makan
dengan
jumlah
dua setengah
kali
jumlah
kursi.
7. Garpu
makan
dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
8. Garpu
ikan
dengan
jumlah
dua setengah
kali
jumlah
kursi.
9.
Serbet makan
dari
linen
dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
10.
Meja
dilengkapi
denganplace
mats.
11.
Gelas
minum
putih
bening (water goblet),
gelas
anggur dan
gelas
juice
dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
12.
Meja
dilengkapi
dengan
asbak,
tempat
garam
dan
merica
44
|
![]() 45
13. Tersedia
meja
bantu
(side stand)
untuk
peralatan
pe1ayanan.
14. Lodor atau
piring
besar (platter) denganjumlah satu
buah
untuk
setiap
empat
kursi.
15. Teko
tehlkopi
denganjumlah sebuah
untuk
setiap
de1apan kursi.
16. Tempat
untuk gula/se1ai.
17. Tersedia
daftar
makan
dan
minuman
serta harganya.
18. Piring
makan
pokok
dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
19.
Piring dessert
denganjumlah dua
setengah
kalijumlah
kursi.
20. Piring
sup
dengan
jumlah
dua setengah
kali
jumlah
kursi.
21. Pisin dengan
jumlah
dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
22.
Cangkir (cup) denganjumlah dua
setengah
kalijumlah
kursi.
23. Cangkir
untuk consomee
(consomee cup) denganjum1ah dua
setengah
kali
jumlah
kursi.
24. Water pitcher denganjum1ah
satu
buah
untuk
setiap satu
kursi.
25. Soup toureen denganjumlah satu
buah
untuk
setiap
empat
kursi.
26. Vegetable bowl denganjumlah satu
buah untuk
setiap empat
kursi.
27.
Ricband denganjumlah satu
buah
untuk
setiap
empat
kursi.
28. Pepper mill dengan
jum1ah satu
buah
untuk
setiap
empat
kursi.
29. Sauce boat
denganjum1ah satu
buah
untuk setiap
empat
kursi.
30.
Wine basket dan
wine
bucket
dengan
jumlah
satu buah
untuk setiap
sepu1uh meja.
|
![]() 11.1.10 Fasilitas Standar Sebuah Restoran
Sebuah
restoran
yang
baik
harus
merniliki fasilitas
standar
yang
diperlukan
dalam
operasional
sebuah
restoran.
Fasilitas-fasilitas tersebut
meliputi, antaia lain:
1.
Ruangan:
Ruangan yang biasanya disediakan, antara lain:
1.
ruangan makan (dining room),
2.
ruangan gudang (store room),
3.
ruangan penerimaan barang (receiving area),
4.
ruangan kantor (office space)
5.
ruangan pertunjukan (dance floor/show stage),
6.
ruangan dapur (kitchen area),
7.
ruangan toilet.
2.
Furniture
Barang-barang yang berupa furniture, antara lain:
guest table (meja tamu),
guest chair (kursi tamu),
side board/side stand (lemari bantu
untuk
menyimpan alat
saji dan alat
makan),
cashier counter,
bar counter.
46
|
![]() 47
11.1.11 Penampilan
Dekorasi
Restoran
Untuk
mendekorasikan
sebuah
restoran
diperlukan
suasana yang
diinginkan
dari
restoran
tersebut.
Restoran
di
dalam
hotel
ada
yang
sifatnya
resmi
(formal) atau
tidak
formal. Sebagai contoh
untuk exclusive dining
room
mka
dekorasi
yang
ditampilkan
tergantung
dari
tema
dining
room
tersebut.
Sedangkan
untuk
yang
tidak
formal
hotel
biasanya
mendekorasi
coffee shop
dalam
suasana
santai,
hangat,
nyaman,
dan
menyenangkan. Untuk
sebuah
coffee shop sebaiknya diciptakan suasana santai
dan
intim karena pada
dasamya sebuah coffee shop beroperasi selama 24 jam nonstop.
Aktivitas
dari
kegiatan
tamu
dan
karyawan
menentukan dekorasi
sebuah
ruangan.
Yang dapat
kita amati
hila
seorang tamu
berada
di
restoran,
maka
aktivitas-aktivitas
yang
menonjol
adalah
duduk, memesan
makanan/minuman,
saat
makan
dan
minum,
mengambil makanan
di
meja
buffet
dan
melakukan
pembayaran
melalui
waiter/waitress
atau
langsung
ke
counter
cashier.
Sedangkan
aktivitas
waiter/waitress
yang
menonjol
adalah
melayani
tamu,
menyiapkan
meja
yang
bersih
untuk
tamu,
membersihkan
meja
setelah
digunakan,
menerima
pembayaran
dari
tamu, dan
supervisor
mengawasi jalannya operasional restoran.
Kebutuhan-kebutuhan akan mebel (furniture), meliputi :
Meja dan kursi makan dengan formasi 2, 4, dan 6 kursi;
Meja buffet;
Counter cashier;
|
![]()
Waiter stasion;
Desain untuk interior meliputi hal-hal yang
menyangkut
tentang
lantai, dinding dan plafond (langit-lngit);
Lantai karpet:
karpet
memiliki
warna
yang
bervariasi sehingga
dapat
memberikan
suasana
sesuai
dengan
kebutuhan.
Dianjurkan
untuk
coffee
shop
lebih
baik menggunakan warna yang agak gelap agar tidak cepat kotor;
Dinding wallpaper:
motif
dan
warna
wallpaper
juga
bervariasi,
pilihlah
warna
yng
terang
serta
warna
yang
lembut
agar
dapat
memberikan
kesan
indah,
anggun,
bersih dan leluasa;
Plafon (langit-langit atap):
untuk
langit-langit alangkah baiknya jika
menggunakan
bahan
yang
ringan namun kuat. Plafon dari bahan gypsumselain ringan
juga
memiliki
unsur
keindahan, dekoratif
yang
beragam
dapat
menambah
keindahan
ruangan, selain itu juga rapi pada saat pemasangannya.
11.1.12 Hubungan
Kerja
Restoran
Dengan
Bagian
Lain
Di Dalam
Sebuah
Hotel
Sebuah restoran di dalam hotel tidak dapat bekeija sendiri tanpa
adanya dukungan langsung
maupun tidak langsung dengan bagian-bagian lain
di
dalam
hotel.
Keija
sama
yang
dimaksudkan
meliputi
keija
sama
dengan
bagian:
48
|
![]() 49
Dapur.
Bagian
dapur
yang
menyiapkan dan
mengolah
makanan
yang
akan
disajikan atau dijual di restoran.
Front
Office
(Kantor
Depan
Hotel).
Tamu-tarnu
yang
menginap
di
hotel
biasanya
mengunakan
fasilitas
restoran untuk
kebutuhan
makan/minum
mereka
Tmu
yang
menginap
pada
saat
menikmati
hidangan
di
restoran,
untuk pembayarannya
dapat
dimasukkan
ke
rekening
kamar
dan
baru
dibayarkan
pada
saat
check-out
atau
apabila anggota
rombongan
dapat
menggunakan meal coupon
yang tersedia.
Housekeeping.
Bagian
housekeeping (tata
graha)
melalui
laundry
akan
menyediakan serbet makan, taplak meja yang bersih.
Stewarding (Pencucian Alat Restoran).
Bagian
ini
selalui
mensuplai alat
alat makan dan alat saji yng bersih setiap habis dipakai.
Store
Room
(Bagian
Gudang).
Bagian
ini
menyediakan
bahan makanan
untuk
diolah
atau
bumbu-bumbu, seperti
gula,
saos
tomat,
kecap
garam,
!ada, samba! botol, dan lain-lain.
Purchasing
(Bagian
Pembelian).
Bagian ini
yang
mengelola
pembelian
barang-barang
restoran
untuk
keperluan
sehari-hari seperti
bahan makanan,
bumbu-bumbu, dan lain-lain.
Engineering
&
Maintenance (Bagian Teknisi dan
Pemeliharaan). Bagian
ini
akan
bekeija
apabila ada
beberapa
bagaian
peralatan
dan
restoran
mengalami
kerusakan
teknis
seperti
lampu
mati,
alat pendingin
tidak
bekeija, meja dan kursi yang rusak, dan lain-lain.
|
![]() Accounting. Dengan bagaian
ini
tamu-tamu
yang
makan di restoran
akan
melakukan
pembayaran di kasir, yang
mana secara struktural kasir berada di
bawah
Accounting
Department.
11.2 Tinjauan Khusus
11.2.1 City Hotel di Manggarai
a.
Pengembangan City Hotel dan Stasiun KA. Manggarai
City Hotel berlokasi di
Manggarai
adalah hotel berbintang 3
yang
berfungsi
sebagi
hotel
bisnis
dan
transit.
Adapun perencanaan
pengembangan yang
nantinya
stasiun
Manggarai
ke
bandara
Soekarno
Hatta
yang
dikelola oleh
PT
Railink,
Tbk2. PT.
Railink,
Tbk ini
adalah
gabungan
dari
2
perusahaan
yaitu
PT.
Angkasa
Pura
II
dan
PT.
KAI,
dengan persentase
masing-masing
adalah 40 %
untuk PT. Angkasa Pura II
sedangkan
60 % untuk PT. KAI. Seiring peningkatan jurnlah penurnpang
kereta api
yang
saat
ini
rata-rata
sekitar
83,5
ribu
orang
per
tahun,
jika
akhir
2007
jurnlah
penurnpang
sudah
sekitar
36
juta,
maka
tahun
2009
jurnlah
penurnpang
diperkirakan
sekitar
42
juta
dengan asurnsi
rata-rata
penambahan per
tahun
tiga juta
penurnpang
akan dibangun sarana stasiun
kereta
api,
sebagai
altematif
menuju
ke
bandara.
Sarana
itu
diharapkan
mampu
mengurangi kemacetan
lalu
lintas
sekitar
30-35
persen. Memang
cukup
mendesak
untuk
terus
mencari solusi,
dengan
suatu
strategi
pengelolaan
lahan pengembangan
bandara yang
menjadikannya
suatu
50
|
![]() 51
kawasan
bisnis,
yang
dikelola
bersama
antara
pengelola
bandara,
Pemda
dan pengusaha
swasta.
Rupanya
ada
harapan,
privatisasi
menjadi
salah
satu solusi
tersebut.
Privatisasi
akan
dilaksanakan,
karena
adanya
kebijakan
Pemerintah
di
era
reformasi
bahwa
semua
BUMN
berkewajiban
melakukan
privatisasi.
Artinya,
mengikutsertakan
peran swasta
dalam
penyertaan
modal
dan
saham.
Saat
pengembangan
transportasi
di
kawasan
Cengkareng
Soekarno-Hatta
lebih
menguntungkan
dengan menggunakan
kereta api.
Selain
itu ada implementasi
Undang-undang
Perkeretaapian
No
23 Tahun
2007.
Kereta
api,
di
mana
pun
di
dunia
ini,
adalah
untuk
transportasi
publik
dan didukung
penuh
negara
untuk
kemakmuran
dan
kepentingan
ekonomi
rakyatnya.
KA
bandara
ini
diharapkan
menjadi
altematif
pilihan
transportasi bagi
penumpang
menuju
bandara
dengan
waktu
tempuh
sekitar
20
menit.
Menurut
Menhub
kereta
api
memiliki
keunggulan
yaitu
lebih
teljamin
ketepatan
waktunya. Ia memperkirakan
dengan
adanya
kereta bandara
ini
maka sekitar
30% dari total penumpang
di
bandara
akan
tertampung
yaitu
sekitar
20
juta
penumpang
per
tahun
dengan
kapasitas
4
jutaltahun
sudah
bisa
dioperasikan5.
Kereta
api
bandara
direncanakan
dimulai
dari
Stasiun
Manggarai, Dukuh
Atas,
Tanah Abang,
Duri
atau
langsung
ke
Grogol,
dilanjutkan
ke
Pesing,
Rawa
Buaya,
Kali
Deres
dan Bandara
Soekarno-Hatta
terminal
1
dan
terminal
2.
Panjang
|
![]() 52
lintasan
dari
Manggarai hingga
bandara
Soekarno-Hatta
mencapai 30-33
kilometer6.
Rencananya, kereta bandara
itu akan
menggunakan
jalur
ganda
(double-double
track(DDT)
7.
Denganjumlah
penumpang sebesar
itu,
sangat tidak
mungkin bila hanya
mengandalkan
jalan to!, karena
saat
ini
saja
frekuensi kendaraan
yang
masuk
sudah sangat
tinggi. KA
Bandara
adalah
altematif
paling
strategis
untuk
mendukung
kelancaran
frekuensi penumpang transportasi udara
b.
Fasilitas Hotel
Sebagai bintang
tiga
yang
sudah
ditentukan
maka
City
Hotel
harus
menyediakan
fasilitas
standar
sebagai
bintang
tiga
yang nantinya
disesuaikan dengan
fungsi
hotel
sebagai
bisnis dan
transit.
Adapun
fasilitas standar hotel bintang tiga adalah sebagai berikut:
Fasilitas Jumlah Kamar Minimal
Unsur Persyaratan
30 kamar standar
2
kamar snite
1.
Lokasi dan lingkungan
2. Taman
3. Tempat parkir
4.
Olahraga
5.
Bangunan
6. Kamartamu
7.
Ruangmakan
8.
Bar
9. Lobby
10. Telepon
11. Toilet umum
|
![]() 53
-
...
_
12.
Koridor
13. Ruang disewakan
14. Dapur
15.
Area administrasi
16. Front office
17.
Kantor
pengelola hotel
18.
Area tata graham
19.
Ruang binatu
20.
Gudang
21. Ruang karyawan
22. Operasional manajeman
23.
Food
and Beverage
24.
Keamanan
25. Olah raga rekreasi
26. Pelayanan
27. 2
restoran atau lebih
28. 2
kolom renang atau
lebih
Fasilitas penunjang :
Tenis
Fituess
Spa&
sauna
I
Tabel3: Fasilitas Standar hotel bintang 3.
I
|
![]() 54
-
c.
Struktur
Organisasi Hotel
Bintang
Tiga
Adapun
struktur
organisasi dalam
hotel
Bintang
3
adalah
sebagai
berikut
ini
:
MANAGEMENT BOARDS
OF
DIRECTOR
GENERAL
MANAGER
I
/
ROOMDIVISION
FRONT
OFFICE
HOUSEKEEPING
BELL
Front
Desk Staff
Housekeeper
SERVICE
Reservation
Staff
Maids
Bell
Captain
Bell Staff
FOOD
&
BEVERAGE
ENGINEERING
ACCOUNTING
SERVICE
Maintenance
&
Repair
Manager
Food Purchasing
Environment
Control
Audit
Food
Preparation
H.V.A.C
Accounting
Staff
Food
Service
Beverage
Operation
Room
Service
I
I
SECURITY
SALES&
GUEST
Chief
MARKETING
SERVICE
Guards
Banquet
Sales
Telephone
Sales
Promotion
Tour
Operator
Public
Relations
Travel Agent
Advertising
Arcade
Gam bar
1
:Struktur Orgnisasi
hotel bintaog 3, Somber Hotel
Engineering,
Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA 1999.
|
![]() 55
11.2.2 Data Tapak
a.
Lokasi Tapak
Lokasi tapak terletak pada jalan Dr. Sahatjo. Berada dekat dengan
Stasiun
Manggarai, Kecamatan
Tebet,
Jakarta
Selatan,
DKI.
Jakarta,
Indonesia.
Dari
penilaian tapak
yang
terambil dalam
proyek
City Hotel
adalah
merupakan
tapak
yang
dekat
dengan
pusat
transportasi
umum,
Jokasi tapak berada pada jalan raya
sehingga dapat ditempub dan
terlibat.
Selain
itu
dekat
juga
dengan
lokasi
pusat
perbelanjaan (Pasaraya
Manggarai) tepatnya di sisi barat tapak.
|
![]() 56
b.
Luas dan Ukuran Tapak
stasiun
KA
Gambar
3: Gambartapak, sumber: Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2010.
Klasifikasi Tapak
Luas Tapak
Luas Tapak
Tapak
yang terpecah,
Luas
Total
Tapak
=
20.526,0569
m2
Peruntukan
Tapak
Wkt!Wdg
Wisma Perkantoran I
Wisma
Perdagangan
Massa
Bangunan
Tunggal
Jumlah Lapis
4lapis
KDB
50%
(10.263,02845
m2
)
KLB
2
(41.052,1138
m2
)
I
Tabel 4 : Klasifikasi tapak.
I
|
![]() 57
c. Batas Tapak
Lokasi tapak
berbatasan
dengan
jalan besar
yang dijelaskan
sebagai
berikut
:
Arab
Batas
Utara
Jln. Sultan
Agung
Terminal
Bus
Manggarai
dan
Halte
Busway
Sungai
Ciliwung
Timur
Stasiun
KA. Manggarai
Selatan
Rumah
penduduk
Barat
Jln. Dr.
Sahmjo
Pasaraya
Manggarai
jTabeiS:
Batas tapak.j
|
![]() -
d.
Pencapaian ke Tapak
I
Gambar 4 : Lokasi areal
tapak.
I
Tapak bisa
diakses
dengan
kendaraan bermotor
dari
yang
pribadi
sarnpai
umum.
Sisi
utara
tapak
terdapat
terminal
bus
Manggarai
antara
lain
angkutan
umum adalah kopaja dan
metromini P17 (berkapasitas 20-
30
orang).
Selain
itu
ada
shelter
busway
:
Tegalan
yang
dekat
dengan
pintu
masuk
Pasaraya
Manggarai.
Sisi
Timur
merupakan
Stasiun
Kereta
Api Manggarai.
e. Data Fisik Tapak
Klasifikasi Fisik Tapak
HasiiData
Temperatur Rata-Rata Pertahunan
27°C
Kelembaban
80% - 90% per tahun
58
I
|
I
|
|
![]() 59
I
Penguapan
3,9mm/thn
Penyinaran
matahari rata-rata
49,8%
Jumlah curah hujan rata-rata
2.036
mm/tahun
dengan
maximum
pada bulan Januari
Arahangin
Pengaruh
angin
muson
barat
terutama pada bulan Mei-Oktober
Tabel 6
:
Data
diambil dari Kota Administrasi
Jakarta Selatan dan disesuaikan
berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika).
f.
Posisi Utilitas yang
Tersedia
Terdapatnya
saluran
Sungai
Ciliwung
pada
posisi
utara
dari tapak
yang
terletak pada jalan
Sultan Agung.
g.
Topografi
Wilayah
Jakarta
Selatan
pada
umumnya
dapat
dikategorikan
sebagai
daerah
perbukitan
rendah
dengan
tingkat
kemiringan
0,25%.
Ketinggian
tanah rata-rata
mencapai
5%- 50%
meter
diatas permukaan !aut.
h. Wilayah Pengembangan
Jakarta
Selatan
Menurut
RUTR Jakarta
tahun
1985-2005
wilayah Kotamadya Jakarta
Selatan dibagi
dalam 3 wilayah pengembangan, yakni
:
|
![]() 1.
Wilayah
Pengembangan
Pusat
(WP-P)
meliputi
Kecamatan
Tebet,
Setiabudi, Mampang Prapatan, Kebayoran Baru dan Kelurahan Pejaten
Barat dan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar
minggu, Kelurahan Cipete
Selatan dan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak seluas
+
5.587,13
Ha
dipeuntukan
bagi
pengembangan
jasa
dan perdagangan
dengan
KDB60-77%.
2.
Wilayah
Pengembangan
Selatan
(WP-S)
meliputi
Kecamatan
Jagakarsa, sebagian
wilayah
Kecamatan
Cilandak
dan
sebagian
wilayah Kecamatan Pasar Minggu seluas
+
5.620,24 Ha diperuntukan
bagi
pelestarian
lingkungan!ruang terbuka
hijau sebagai
daerah
resapan
air
dengan KDB 20%.
3.
Wilayah
Pengembangan
Barat (WP-B) meliputi Kecamatan Kebayoran
Lama
dan
Kecamatan
Pesanggrahan seluas
+
3.290,75
Ha
diperuntukan bagi pemukiman dengan KDB 40-60%.
i.
Fungsi Sekitar Tapak
Terdapat
keragaman fungsi
sekitar
tapak
seperti
pusat
perbelanjaan
Pasaraya Manggarai,
perumahan, sekolah, toko kecil, rumah makan
kecil,
terminal
bus
Manggarai, shalter
Busway,
dan
Stasiun
Kereta
Api
Manggarai.
60
|
![]() |
|
![]() 61
j.
Kondisi Sosial
Klasifikasi Kondisi Sosial
HasilData
Kepadatan
penduduk
kepadatan
rata-rata
11.421
jiwa
per
Km2
dengan pertumbuhan
rata-rata
1,13% yang
terdiri
dari
1,09%
pertambaban a!ami
dan
0,04%
pertumbuhan
migrasi.
Pekeljaan
penduduk
sekitar
penduduk bergerak
dibidang
pemerintaban
dan jasa-jasa
kemudian
perdagangan,
61ublic61t,
pertanian
dan
angkutanjalan.
I Tabel 7 :Kondisi sosial
sekitar
tapak.l
k.
Potensi dan Kendala Tapak
Adapun
potensi
tapak
antara
lain
:
1.
Letaknya
di dekat
dengan
lokasi
transportasi
angkutan
umum,
sehingga
fungsi
hotel
sebagai
transit
dan
bisnis
dapat
terpenuhi.
2.
Terletak
pada
jalan raya:
jalan
Sultan Agung dan
jalan
Dr.
Sabaljo
sehingga
mudab terlihat
bangunan
City Hotel.
3. Adanya
pusat
perbelanjaan
Pasaraya
Manggarai
di
sisi
Barat
sehingga
menimbulkan
daya eksisting
City Hotel.
|
![]() Adapun kendala tapak antara lain :
1.
Dekat
dengan
tempat terminal
bus
Manggarai
sehingga
berpotensi
menimbulkan kemacetan.
2. Berpotensi
meluapnya air dari Sungai
Ciliwung
saat
musim hujan
yang
mengakibatkan jalan
Sultan
Agung
tergenang oleh
air dan akses
jalan sukar ditembus.
3.
Terkadang menimbulkan bau yang kurang sedap dari Sungai Ciliwung.
4. Cuaca yang panas dan kurangnya angin.
5.
Kurangnya vegetasi disekitar lingkungan tapak.
11.3 Tinjauan Topik &
Tema
11.3.1 Pengertian City Hotel
City
Hotel
adalah
Hotel
yang
berlokasi di
perkotaan,
biasanya
diperuntukkan
bagi
masyarakat
yang
bermaksud untuk
tinggal
sementara
(dalam
jangka
waktu
pendek). City
Hotel disebut
juga
sebagai
transit
hotel
karena
biasanya dihuni
oleh
para
pelaku
bisnis
yang
memanfaatkan
fasilitas
dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut (Tarmoezi, 2000).
62
|
![]() ll.3.2
Penggunaan Sistem Struktur Rangka Baja dalam Desain City Hotel
Sistem
struktur
rangka
baja
digunakan
dalam
City Hotel
sebagai
pembentukan struktur
bangunan
yang
terekspos.
Sistem
struktur
rangka baja
dibentuk sedemikian mpa
untuk mewadabi bangunan City Hotel
ini.
Kolom, dan pembalokkan baja structural digunakan
untuk membangun
City
Hotel
ini
menjadi
4
lapis.
Karena
baja
structural
sulit
dikeljakan
pada
lokasi (on-site), maka
biasanya
dipotong, dibentuk dn
dilubangi dalam pabrik
sesuai
spesifikasi
desain;
hasilnya
bempa
konstmksi
rangka
structural
yang
relative cepat dan akurat. Baja
structural dibiarkan
terekspos pada
konstruksi
tahan
api
yang
tidak terlindungi, tapi karena
baja dapat kehilangan
kekuatan
secara
drastis
karena
api,
pelapis
anti
api
dibutuhkan untuk
memenuhi
kualifikasi
sebagai
konstmksi
than
api.
Pada
kondisi
terekspos,
ketahanan
terhadap korosi juga dibutuhkan.
a.
Sejarah Perkembangan Baja
Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir
abad
kesembilan
belas
ketika
metode
pengolahan baja
yang
murah
dikembangkan
dengan
skala
yang
luas.
Baja
merupakan bahan
yang
mempunyai sifat
stuktur yang baik.
Baja mempunyai
kekuatan yang
tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik
maupun tekan dan oleh karena
itu
baja
adalah
elemen
stmktur yang
memiliki
batasan
sempurna
yang
63
'
I,
I
I
|
I
|
![]() 65
akan
menahan
beban
jenis
tarik
aksial,
tekan
aksial,
dan
lentur
dengan
fasilitas
yang
publik
sama.
Berat
jenis
baja
tinggi,
tetapi
perbandingan
antara
kekuatan
terhadap
beratnya
juga
tinggi
sehingga
komponen
baja
tersebut
tidak
terlalu
berat
jika
dihubungkan
dengan
kapasitas muat
bebannya,
selama
bentuk-bentuk
struktur
yang
digunakan
menjamin
bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
Kekuatan
dan
berat
jenis
baja
yang
tinggi
membuatnya sesuai
untuk digunakan dalam jenis struktur rangka, dimana
volume strukturnya
rendah jika
dibandingkan
dengan
volume
total
bangunan
yang
ditopangnya.
b.
Proses Pembuatan Baja
Bentuk
elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses
yang
digunakan untuk membentuk baja tersebut. Sebagaian besar baja dibentuk
oleh
proses hot-rolling (penggilingan dengan pemanasan) atau cold
forming (pembentukaan
dengan
pendinginan).
Penggilingan
dengan
pemanasan adalah proses pembentukan utma
dimana bongkahan
baja
yang
merah
menyala secara
besar-besaran digelindingkan di
antara
beberapa kelompok penggilingan. Penampang melintang dari
bongkahan
yang asli biasanya dicetak dari baja
yang barn dibuat dan biasanya
berukuran sekitar 0,5 m
x
0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan
|
![]() 64
ukuran
penampang
melintang
dikurangi
menjadi
Iebih
kecil
dan
menjadi
bentuk
yang
tepat
dan
khusus
(Gambar
5).
Batasan
bentuk
penampang
melintang
yang
dihasilkan
sangat
besar
an
masing-masing bentuk
memerlukan penggilingan
akhir
tersendiri.
Elemen-elemen
yang
dimaksudkan untuk
penggunaan
strukur
mempunyai bentuk
yang
memiliki
Iuas
momen kedua
yang tinggi dalam
hubungannya dengan Iuas
total
(Gambar
6).
Bentuk
penampang melintang
I
dan
H
biasanya
digunakan
untuk
elemen-elemen
besar
yang
membentuk
balok dan
kolom
pada
rangka
struktur.
Bentuk
kana! dan
siku cocok
untuk
elemen-elemen
kecil
seperti
Iapisan tumpuan
sekunder
dan
sub
elemen
pada
rangka
segitiga.
Bentuk
penampang
persegi,
bulat, dan
persegi
empat
yang
berlubang
dihasilkan
dengan
batasan
ukuran
yang
Iuas
dan
digunakan
seperti
halnya
pelat
datar
dan
batang
solid
dengan
berbagai ketebalan.
Perincian
ukuran
dan
geometri
yang
dimiliki
seluruh
penampang standar
didaftarkan dalam table penampang
yang dibuat oleh pabrik bl\ia.
|
|
![]() 66
I.
Gambar
5
:
Penampang baja yang terberat dihasilkan oleh proses penggilingan dengan
pemanasan, dimana baja dibentuk oleh penggilingan ini. Proses ini menghasilkan elemen
yang
!urns,
sisi-sisi
pararel
dan
penampang
melintang
yang
tetap.
Sifat
bentuk
baja
seperti
ini
harus diperhitungkan
oleh
perancang
ketika baja
dignnakan dahn bangnnan,
dengan hasilnya harus berada dalam batasan bentuk yang diterima. (Foto: British Steel)
Gambar 6 : Elemen baja dari penggilingan dengan pemanasan I Hot-roller.
Metode
Jain
yang
digunakan
untuk
membuat
komponen-
komponen baja
dalam jumlah
yang
besar
adalah
dengan
metode
pembentukan
dengan
pendinginan (cold-forming). Dalam
proses
ini,
|
![]() 67
lembaran baja tipis datar yang dibasilkan dari proses penggilingan dengan
pemanasan dilipat
atau
dibengkokkan dalam
keadaan dingin
untuk
membentuk penampang
melintang struktur
(Gambar
7). Elemen-elemen
yang dibasilkan dari proses ini
mempunyai karakteristik
yang seupa
dengan penampang
yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan
pemanasan.
Sisi pararel elemen-elemen tersebut
memiliki penampang
yang
tetap, tetapi
ketebalan
logam
tersebut berkurang
sehingga elemen
elemen tersebut lebib ringan, dan tentunya merniliki kapasitas muat beban
yang lebib rendah.
Bagaimana,
proses-proses
tersebut
memungkinkan
pembuatan bentuk penampang yang sulit. Satu hal lain yang membedakan
proses-proses
tersebut adalah bahwa peralatan yang digunakan
untuk
proses
pencetakan dengan
pendinginan
lebib sederhana
dan
dapat
digunakan
untuk
menghasilkan
penampang
melintang
yang
bentuknya
disesuaikan untuk
penggunaan yang
khusus.
Karena
penampang
yang
dibentuk dengan pendinginan merniliki kapasitas muat yang rendah, maka
penampang ini terutama digunakan
untuk elemen sekunder pada struktur
atap,
seperti
pur/in,
dan
untuk sistem
lapisan tumpuan.
Potensi elemen
elemen
tersebut
untuk
perkembangan di
masa
yang
akan datang sangat
besar.
|
![]() 68
Gambar
7
:
Pembentukan dengan pendinginan
dilak:ukan
pada Jembaran elemen baja
yang
tipis. Bentuk
penampang
melintang
dengan
proses
ini
Jebih
bervariasi
dibandingkan dengan proses penggilingan panas.
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan,
yang dalam kasus
yang sangat kompleks
memungkinkan pembuatan
bentuk penampang
yang seusia dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik
ini
bermasalah ketika
digunakan
untuk
komponen struktur,
yang disebabkan
oleh
kesulitan
untuk menjamin
mutu
cetakan
yang
baik
dan
sama
di
keseluruhan bagian.
Pada
tahun-tahun
awal digunakannya
struktur
logam
besi
di
abad
kesembilan
belas,
ketika
pencetakan
digunakan
serta
luas,
banyak teljadi
kegagalan struktur-khususnya pada
Tay Railway
Bridge di
Skotlandia
pada
tahun
1879.
Teknk
di
atas
jarang
digunakan
di
abad
kedua
puluh
akan
tetapi
adanya
kemajuan
teknis
memungkinkan
teknik
tersebut
untuk
diperkenalkan
kembali.
Pada
saat
ini
contoh-contoh
yang
menonjol
adalah
gerberette
di
Centre Pompidou, Paris (Gambar 8)
dan
|
![]() 69
sambungan-sambungan rangka
pada
gudang
kereta
apr
di
Stasiun
Waterloo, London.
0
fi
ill
I
Gambar 8:Ini disebut
'gerberette', terdapat pada bangunan Centre Pompidou di Paris,
Perancis,
yang
merupakan
komponen
baja
cetak. Tidak
ada
proses
lain
yang
dapat
menghasilkan elemen baja dengan uknran dan bentuk seperti ini. (Foto :A. Macdonald)
Kebanyakan struktur
rangka
baja
yang digunakan pada bangunan
terdiri
dari
elemen-elemen dengan
jenis
proses
penggilingan
dengan
pemanasan
dan
hal
ini
berakibat
penting
pada
penampilan
dan
bentuk
struktur
keseluruhan. Satu
akibat
yang
jelas
dari
proses
penggilingan
adalah bahwa
elemen-elemen penyusunannya
bersifut prismatik: elemen-
elemen
tersebut pararel pada salah satu sisi dengan penampang
melintang
yang konstan dan !urns-format sisi
yang lurus pada struktur mengesankan
sebuah
keteraturan. Namun
pada
tahun-tahun
belakangan
ini,
telah
dikembangkan metode
untuk
membengkokkan elemen-elemen
baja
struktur
hot
rolled menjadi
penampang
lengkung
dan
hal
ini
telah
memperluas batasan bentuk-bentuk yang dapat digunakan baja.
|
![]() 70
Proses pembuatan juga mempengaruhi tingkat efisiensi yang dapat
dicapai
struktur
baja,
untuk
berbagai
alasan.
Pertama,
biasanya
tidak
mungkin
menghasilkan
bentuk
penampang
me!intang
baja
yang
dapat
disesuaikan
untuk
aplikasi
khusus,
karena
diperlukan peralatan
penggilingan
yang
khusus
untuk
menghasilkan bentuk penampang khusu
tersebut sehingga
biaya
modalnya
biasanya akan
jauh
melebihi
anggaran
suatu
proyek. Penampang
standar
biasanya harus
digunakan
dengan
memperhatikan
faktor
ekonomi,
dan
akibatnya efisiensi
harus
dikompromikan. Saru
altematif
adalah
penggunaan
elemen
yang
bentuknya
disesuaikan,
yang
dibuat
dengan pengelasan
bersama
komponen-komponen
standar
seperti
potongan
I
yang
dibuat
dari
pelat
datar.
Hal
ini
memerlukan
biaya
pembuatan
yan
lebih
tinggi
dari
pada
penggunaan penampang standar.
Kerugian
kedua
dari
penggunaan
penampang
yang
disesuaikan
dengan
permintaan
ini (off-the-peg)
adalah
penampang
standamya
mempunyai
penampang
melintang
yang
konstan sehingga kekuatannya
akan
tetap
sepanjang
bentangnya. Sebagaian
besar
elemen
struktur
dikenai gaya-gaya dalam yang bervariasi dari satu penampang melintang
ke penampang melintang lainnya sehingga harus memiliki kekuatan yang
bervariasi
disepanjang bentangnya.
Tentunya
mungkin-mungkin
saja
memvariasi
ukuran penampang yang
luas sehingga batasan
tertentu.
Ketinggian
sebuah
elemen penampang
I,
sebagai contoh,
dapat
|
![]() 71
divariasikan
dengan
pemotongan
satu
atau
kedua
jlens
dari
web
untuk
profil
Iancip
dan
kemudian
pengelasan
jlens
kembali.
Jenis
yang
sama
dengan balok I Iancip
dapat juga dihasilkan
dengan
pengelasan bersama
tiga
pelat
datar
yang
terpisah
untuk
membentuk sebuah
penampang
melintang berbentuk I, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Karena
struktur baja
dibuat
sebelunmya di pabrik,
maka
perancangan
sambungan antar elemen merupakan
sebuah aspek
yang
penting
dari
seluruh perancangan
yang
mempengarubi perilaku struktur
dan penampilan rangka. Sambungan dapat dibuat baik dengan pembautan
maupun pengelasan (Gambar 9).
Sambungan
baut
kurang efektif
untuk
penyebaran
beban
karena
Iubang
baut mengurangi
ukuran
efektif
penampang elemen dan mengakibatkan konsentasi tegangan. Sambungan
baut dapat juga terlihat
jelek jika tiak dirinci dengan
seksama.
Sambungan las Iebih sulit
menyebabkan beban lebih efektif tetapi proses
pengelasan
menuntut
keahlian yang
tinggi
dan
memerlukan
persiapan
komponen
yang sangat
hati-hati dan
prosedur
yang
teliti
sebelum
sambungan
dibuat.
Untuk alasan-alasan
ini pengelasan
di
tempat
bangunan biasanya dihindari dan struktur baja biasanya dibuat di pabrik
terlebih
dahulu
dengan
pengelasan dan
dibaut
secara
bersamaan pada
Iokasi. Kebutuhan pengangkutan elemen ke lokasi membatasi ukuran dan
bentuk dari komponen itu sendiri.
|
![]() 72
Gambar
9
:
sambungan
baja
biasanya dibuat
dengan kombinasi antara pembautan
dengan pengelasan.
Pengelasan
biasanya
dilakukan
di
bengkel
pabrik
sedangkan
sambungan
baut dibuat dilapangan.
Baja
dibuat dalam kondisi pengawasan mutu yang sangat
ketat
sehingga dapat
digunakan untuk
desain
struktur dengan
faktor-faktor
keamanan yang rendab.
Perpaduan
antara factor di atas dengan kekuatan
yang
tinggi
akan menghasilkan
elemen-elemen
yang
ringan
dan
penampilan
yang
ramping.
Bentuk
dasar
baik
pada
komponen
pembentukan
dengan pemanasan
maupun pendinginan
dikendalikan
dalam tleansi
yang kecil
dan
logam ini sendiri
dapat
dengan mudab
mengalami proses
permesinan serta
pengelasan
yang
halus
sehingga
hasilnya
adalab
tampilan
sambungan
yang
rapi.
Efek
visual
keseluruharmya adalab
sebuab struktur
yang telab dibuat degan ketepatan
yang tinggi (Gambar
10).
|
![]() 73
Gambar 10 :
Renault Sales Headquarters, Swindon, UK,
1983; Arsitek, Foster
Associates, Insinyur struktur;
Ove Arup &
Partners.
Sambungan
baja dapat dibuat
mendetil agar terlihat
sangat 73ublic73t memperlihatkan ketelitian yang
sangat cermat.
(Foto : Alastair Hunter)
Dua
masalah
yang
berhubungan
dengan
baja
adalah
penampilannya yang buruk dalam pembakaran,
disebabkan
hilangnya
sifat
mekanis
yang dimiliki
pada
temperatur
yang relative rendah, dan
ketidakstabilan kimianya
yang
tinggi,
yang dapat
membuat
baja
mudah
terkena korosi. Kedua hal ini
telah diatasi sampai
tingkatan tertentu oleh
perkembangan
bahan
tahan api
dan bahan
pelindung
terhadap
korosi,
khususnya
cat,
teapi struktur
baja
yang
terbuka,
baik
secara
internal
di
mana kebakaran harus dipertimbangkan,
maupun secara
ekstemal, di
mana permasalahannya
terletak pada daya tahan atau keawetan baja,
selalu menimbulkan masalah.
|
![]() 74
c. Penilaian Kelebihan dan Kekurangan Material Baja
Sebagai
kesimpulan, baja
merupakan
bahan
yang
sangat
kuat
dengan sifat
yang dapat diandalkan. Baja
pada
dasarnya
digunakan pada
jenis
struktur
rangka
di
mana
komponennya digiling
dengan
pemanasan.
Baja
memungkinkan
diperolelmya
hasil
struktur
yang
ringan,
ramping,
rapi,
dan
presisi
yang
tinggi.
B!\ia
juga
mampu
menghasilkan
struktur
dengan
bentang
yang
sangat
panjang,
dan struktur
yang
sangat
tinggi.
Proses
pembuatannya
menuntut
sejumlah
batasan tertent
pada
bentuk
rangka baja. Seluruh bentuk
yang biasanya dihasilkan dari elemen-elemen
yang lurus, pada sisi pararel adalah bentuk yang paling disukai.
Adapun kelebihan dari material baja adalah sebagai berikut
ini :
I.
Kekuatan
tinggi,
dewasa
ini
baja
bisa
diproduksi
dengan
berbagai
kekuatan
yang bisa
dinyatakan
dengan
kekuatan tegangan
tekan
lelelmya
(Fy)
atau
oleh tegangan tarik
batas
(Fu).
Bahan
baja
walaupun
dari jenis
yang
paling rendah
kekuatannya,
tetap
mempunyai
perbandingan
kekuatan
per-volume lebih
tinggi
hila
dibandingkan dengan
bahan-bahan bangunan
lainnya
yang
umum
dipakai.
Hal
ini
memungkinkan perencanaan
sebuah konstruksi
baja bisa mempunyai beban
mati yang lebih kecil untuk bentang yang
lebih panjang, sehingga.
Memberikan
kelebihan
ruang
dan
volume
|
![]() 75
yang
dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil
yang
dipakai.
2. Kemudahan
pemasangan,
semua bagian-bagian
dari
konstruksi
baja
bisa
dipersiapkan
di
bengkel,
sehingga
satu-satunya
kegiatan
yang
dilakukan
di
lapangan
ialah kegiatan
pemasangan
bagian-bagian
konstruksi
yang
telah
dipersiapkan.
Sebagian
besar
dari
komponen
komponen
konstruksi
mempunyai bentuk standar yang siap
digunakan bisa
diperoleh di toko-toko besi,
sehingga waktu yang
diperlukan
untuk
membuat
bagian-bagian
konstruksi
baja yang telah
ada,
juga
bisa dilakukan
dengan
mudah karena
komponen
komponen
baja
biasanya
mempunyai
bentuk
standar
dan
sifat-sifat
yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.
3.
Keseragaman, sifat-sifat
baja
baik
sebagai
bahan
bangunan
maupun
dalam
bentuk
struktur
dapat
terkendali
dengan
baik sekali, sehingga
para ahli dapat
mengharapkan elemen-elemen dari
konstruksi baja ini
akan
.
berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan
dalam
perencanaan.
Dengan
demikian
bisa dihindari
terdapatnya
proses
pemborosan
yang
biasanya
teljadi
dalam
perencanaan
akibat
adanya
berbagai ketidakpastian.
4. Daktilitas, sifat dari baja yang dapat mengalarni deformasi
yang besar
di bawah
pengaruh tegangan
tarik
yang tinggi tanpa
hancur atau
putus disebut sifat daktilitas. Adanya
sifat
ini
membuat struktur
baja
|
![]() i
mampu
mencegah
terjadinya proses
robohnya
bangunan secara
tiba-
tiba.
Sifat
ini
sangat
menguntungkan
ditinjau
dari
aspek
keamanan
penghuni
bangunan
hila terjadi
suatu
goncangan
yang
tiba-tiba
seperti
misalnya pada
peristiwa gempa bumi. Di
samping
itu
keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja.
5.
Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
6.
Dapat di las.
7.
Komponen-komponen
struktumya
bisa
digunakan
lagi
untuk keperluan lainnya.
8.
Komponen-komponen yang
sudah
tidak
dapat
digunakan
lagi
masih
mempunyai nilai sebagai besi tua.
9. Struktur
yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan
yang tidak terlalu sukar.
Adapun kelemahan dari material baja adalah sebagai berikut ini
:
1.
Komponen-komponen
struktur
yang
dibuat
dari
bahan
baja
perlu diusahakan
supaya
tahan api sesuai dengan peraturan
yang
berlaku untuk bahaya kebakaran.
2.
Diperlukannya
suatu biaya
pemeliharaan
untuk
mencegah
baja
dari bahaya karat.
76
r----------------------------- ---------------------------------
T
|
![]() 77
3.
Akibat
kemampuannya
menahan tekukan
pada
batang-batang
yang langsing,
walaupun
dapat menahan gaya-gaya
aksial, tetapi
tidak
bisa
mencegah
teljadinya
pergeseran
horizontal
(teljadi
Ientur
dan puntir pada kolom).
4.
Diperlukan tenaga kelja yang ahli karena membutuhkan ketelitian.
11.3.3 Sistem
Koneksi Balok
Baja,
Dek Logam, Tangga
Baja,
Bentuk-Bentuk
Baja, dan Baja Dengan Pelapis Tahan Api.
Adapun beberapa sistem koneksi balok baja, Dek Iogam, tangga baja,
bentuk-bentuk b!\ia,
dan
baja
dengan pelapis
tahan api
adalah dalam
lampiran2.
11.4
Studi Banding
Studi Banding Lapangan
No
Kriteria
dengan
lingkungan.
|
![]() 78
2.
Pengemba
Penggunaan
ngan
bagian
I;:J--tw
Konteks
Konteks
Konteks
dengan
dengan
dengan
lingkungan
lingkungan
lingkungan
sekitar
yang
sekitar
sekitar
Konteks
bersifat
yang
yang
dengan
persegi.
bersifat
bersifat
lingkungan
perseg1.
persegi.
sekitar
yang
bersifat
persegi.
Terdapat
Perletakan
Ruang
publik
banyak
ruang
publik
yangmudah
tapak.
lahan
yang
ternpat
pada
bagian
terlihat
dan
dapat
diakses
geometris.
Penggunaa
makan
depandan
dari ruang
n
bagian
sebagai
ruang
privat
privat
dan
lahan
yang
ruang
yang lebih
ke
servis.
geometris
pertemuan.
dalam.
untuk
perletakan
-
massa
bangunan
secara
maksimal.
3.
Perencana
Terdapat
Lantai
Fungsi
Pada lantai
Adanya
an
ruang-ruang
dasar
kamardan
dasar
kejelasan
fungsio
publikpada
sebagai
fungsi
terdapat
pembagian
nal.
lantai
1,
ruang
ruang
ruang
publik
jenis ruang
publik (front
ruangruang
publik.
serbaguna
danruang
office)
di
pertemuan
Terdapat
yang
privat. Lantai
depan, ruang
pada
lantai
function
terpisah
dua
untuk
servis
2, fasilitas
room
secara
kamar-kamar
dibelakang
hotel pada
sebagai
massa
dan
(dapur,
dst),
lantai
3.
fasilitas
bangunan.
mekanikal
danruang
privat
Kamar-
utama.
elektrikal.
(kamar) di
kamar
atas
lantai
terletak
di
ruang
publik
lantai
dan servis.
atasnya.
|
![]() 79
4.
Bentuk
bangunan.
Tower.
Slabs.
Slabs.
Slabs.
Slabs.
5.
Disain
Gaya
Gaya
Gaya
Gaya
Gaya
estetika.
arsitektur
arsitektur
arsitektur
arsitektur
arsitektur
intemasio
tropis
intemasio
intemasional,
intema
nal, untuk
terwujud
nal,
untuk
untuk
sional.
konteks
dalam
konteks
konteks
dengan
pengguna-
dengan
dengan
lingkung-
anatapdan
lingkung-
lingkung-
anperkanto
overstek.
anperkanto
an
ran.
ran.
perkantoran.
6.
Sistem
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
beton
Kolom
beton
Struktur.
beton
beton
beton
denganinti
dengan
inti
denganinti
denganinti
dengan
inti
core.
core.
core.
core.
core.
7.
Pengguna
Pengguna-
Pengguna-
Material
Material
Penggunaan
an
an material
an
material
dinding
dinding
bata
material
material.
batadicat
pada
bata
dengan
mengguna
pada
umumnya
dengan
finishing
cat.
kandinding
exterior,
yaitu
finishing
batayang
granitpada
dengan
cat.
dicat.
bagian
finishing
entrance.
catpada
dinding
bata.
8.
Sistem
Mengguna
Mengguna
Mengguna
Mengguna
Mengguna
kontrol
kanBiotek
kanBiotek
kanBiotek
kanBiotek
kanBiotek
lingkung
STP.
STP.
STP.
STP.
STP.
an.
I
Tabel8
:Studi banding
Iapangan hotel.
I
Kelebihan
dari
perbandingan
kesimpulan
hotel
diatas
yaitu :
Menggunakan
sistem
kontrollingkungan yang
tidak
merusak
lingkungan
yaitu
BiotekSTP.
Adanya
kejelasan
sistem
pembagian
ruang
publik,
servis,
dan
privat.
Bentuk
dari
bangunan
adalah
slabs
sehingga tercipta
susunan
kamar
yang
merniliki
koridor
double loaded.
|
![]() 80
Kekurangan
dari
perbandingan
kesimpulan
hotel diatas
yaitu
Disain estetika
pada
bangunan
hotel
tidak
memiliki
ciri
yang khusus.
Tidak
berani untuk kontras terhadap
lingkungan
sekitarnya
yang
diisi
dengan
tanggungjawab terhadap
iklim
tropis
Indonesia.
Studi
Banding
Literatur
No.
Kriteria
Hotel
Yas Island Racetrack
Hotel, Abu Dhabi
Hotel
Marques
De Riscal,
Spanyol
Kesimpulan
1.
Blok
plan.
2.
Pengembang
an
tapak.
Ruang
publik
terletak
di
de
an.
.
--- kontras
dengan lingkungan
sekitar.
Ruang publik
terletak
di
de an.
Kontras
dengan
lingkungan
sekitar.
Ruang
publik
terletak
di
depan
untuk
kemudahan
akses
pengunjung
memasuki
hotel.
|
![]() 81
Perencanaan
fungsional.
Fasilitas
hiburan
di
bawah kamar
hotel.
hiburan
berada
eli bawah
kamar
hotel.
Fasilitas
hiburan
berada
di
bawah
kamar
hotel.
5.
Slabs.
Slabs.
6.
Desain
estetika.
7.
struktur.
Bergaya
Kolom
menggunakan
baja.
8.
Penggunaan
material.
Paling
banyak
menggunakan
baja
untuk
menutup
kulit
bangunan.
Paling
banyak
menggunakan
lembaran
titanium
untuk
menutupi
kulit
bangunan.
Kulit
bangunan
mengunakan
bajayang
dirangkai
atau
ditutupi
dengan
lembaran
yang
anti
karat
dan
mudah
dibersihkan.
9.
Sistem
kontrol
BiotekSTP.
BiotekSTP.
BiotekSTP.
Tabel 9 : Studi banding
literature
hotel.
|
![]() 82
Kelebihan
dari
perbandingan
kesimpulan
hotel
diatas
yaitu :
Disain
estetika
pada bangunan
hotel
memiliki
ciri
yang khusus.
Kontras
terhadap
lingkungan
sekitarnya
yang
diisi
dengan
tanggung
jawab
terhadap
iklim
negara
tersebut.
Bentuk
dari
bangunan adalah
slabs sehingga tercipta
susunan
kamar
yang
memiliki
koridor
double
loaded.
Kekurangan
dari
perbandingan
kesimpulan
hotel
diatas
yaitu
:
Kurang
adanya
penanda
masuk
ke dalam
bangunan.
Fasilitas
hiburan
dijadikan
satu
dengan
fasilitas
privat.
|