3
BABII
DATA
&
ANALISA
2.1.Data
Utama
2.1.1  Data
tentang Wayang
Wayang
dikenal
sejak
zaman
prasejarah 
yaitu
sekitar
1500
tahun
sebelum
Masehi.
Masyarakat
Indonesia memeluk
kepercayaan
animisme
berupa
pemujaan 
roh
nenek  moyang  yang  disebut 
hyang  atau
dahyang,
yang diwujudkan  dalam
bentuk area atau gambar.
Wayang
merupakan
seni
tradisional
Indonesia
yang terutama
berkembang  di  Pulau  Jawa  dan  Bali.  Pertunjukan 
wayang  telah  diakui
oleh 
UNESCO 
pada 
tanggal 
7  November 
2003, 
sebagai 
karya
kebudayaan 
yang
mengagumkan 
dalam  bidang cerita
narasi
dan
warisan
yang 
indah  dan 
sangat   berharga  (Masterpiece   of  Oral  and  Intangible
Heritage
of
Humanity).
Ada
versi
wayang
yang dimainkan
oleh
orang
dengan
memakai
kostum,
yang
dikenal
sebagai
wayang
orang,
dan ada pula
wayang
yang
berupa sekumpulan
boneka
yang
dimainkan
oleh
dalang.
Wayang
yang
dimainkan   dalang   ini 
diantaranya   berupa 
wayang   kulit 
atau 
wayang
golek.
Cerita  yang
dikisahkan  dalam
pagelaran  wayang  biasanya  berasal
dari Mahabharata  dan Ramayana.
Pertunjukan  
wayang   di   setiap   negara   memiliki   teknik   dan
gayanya  sendiri,  dengan  demikian  wayang
Indonesia  merupakan 
buatan
  
4
orang  Indonesia 
asli  yang  memiliki  cerita,  gaya  dan  dalang  yang  luar
biasa.
Wayang,
oleh
para pendahulu
negeri
ini
sangat
mengandung  arti
yang  sangat  dalam.  Sunan  Kali  Jaga  dan  Raden  Patah  sangat 
berjasa
dalam   mengembangkan    Wayang.   Para   Wali   di   Tanah   Jawa   sudah
mengatur
sedemikian 
rupa
menjadi
tiga
bagian. Pertama
Wayang
Kulit di
Jawa
Timur,
kedua  Wayang
Wong
atau
Wayang
Orang
di Jawa
Tengah,
dan
ketiga
Wayang
Golek
di
Jawa Barat.
Masing
masing
sangat
bekaitan
satu  sama  lain.  Yaitu  "Mana  yang  Isi(Wayang 
Wong)  dan  Mana  yang
Kulit (Wayang
Kulit)
harus dicari
(Wayang Golek)".
  
5
2.1.2
Data
tentang
Ramayana
Ramayana  dari  bahasa  Sansekerta  ,yang  berasal  dari  kata
Rama
dan  Ayana 
yang  berarti  "Perjalanan 
Rama",  adalah  sebuah  cerita  epos
dari  India 
yang  digubah  oleh  Walmiki  (Valmiki)  atau  Balmiki.  Cerita
epos lainnya adalah
Mahabharata.
Ramayana   terdapat   pula   dalam   khazanah   sastra   Jawa   dalam
bentuk
kakawin
Ramayana,
dan
gubahan-gubahannya
dalam
bahasa
Jawa
Baru yang tidak semua
berdasarkan kakawin ini.
Dalam   bahasa 
Melayu  didapati 
pula  Hikayat   Seri 
Rama 
yang
isinya berbeda dengan kakawin Ramayana
dalam bahasa Jawa kuna.
Di 
India 
dalam 
bahasa 
Sansekerta, 
Ramayana   dibagi 
menjadi
tujuh kitab atau kanda sebagai
berikut:
Balakanda, Ayodhyakanda,
Aranyakanda,
Kiskindhakanda,
Sundarakanda,  Yuddhakanda,
Uttarakanda
Banyak
yang
berpendapat
bahwa kanda pertama
dan
ketujuh
merupakan  sisipan  baru. Dalam bahasa Jawa Kuna,
Uttarakanda  didapati
pula.
  
6
2.1.3. Hanoman
Gombar
2.1 Hanoman
Hanoman
juga 
disebut
sebagai
Anoman,
adalah
salah 
satu 
dewa
dalam 
kepercayaan
agama
Hindu,
sekaligus tokoh
protagonis
dalam
wiracarita
Ramayana
yang 
paling
terkenal.
Ia 
adalah
seekor
kera 
putih
dan 
merupakan
putera
Batara
Bayu 
dan 
Anjani,
saudara
dari 
Subali 
dan
Sugriwa.
Menurut
kitab 
Serat 
Pedhalangan,
tokoh
Hanoman
sebenarnya
memang
asli 
dari 
wiracarita
Ramayana,
namun 
dalam
pengembangannya
tokoh
ini 
juga 
kadangkala
muncul  
dalam  
serial  
Mahabharata,
sehingga
menjadi 
tokoh  
antar  
zaman.  Di 
India, 
hanoman 
dipuja 
sebagai 
dewa
pelindung
dan 
beberapa
kuil
didedikasikan
untuk 
memuja
dirinya.
  
7
Gombar 2.2 Patzmg Hanoman yang dibuat pada masa,Dinasti Chota, abad ke-1 1.
Kelahiran
Hanoman  
lahir   pada 
masa 
Tretayuga   s.ebagai  putera   Anjani,
seekor 
wanara 
wanita. 
Dahulu  Anjani  sebetulnya 
merupakan   bidadari,
bemama
Punjikastala.
Namun
karena
suatu
kutukan,
ia
terlahir
ke dunia
sebagai 
wanara 
wanita. 
Kutukan 
tersebut 
bisa' berakhir 
apabila 
ia
melahirkan   ·seorang   putera   yang   merupakan   penitisan  
Siwa.   Anjani
menikah
dengan
Kesari,
seekor wanara perkasa.
Bersama
dengan
Kesari,
Anjani  melakukan 
tapa  ke
hadapan  Siwa  agar  Siwa  bersedia  menjelma
sebagi 
putera 
mereka. 
Karena  Siwa 
terkesan   dengan 
pemujaan  
yang
dilakukan·
oleh  Anjani  dan
Kesari,
ia
mengabulkan  permohonan 
mereka
dengan
turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah   satu   versi   menceritakan  
bahwa   ketika   Anjani   bertapa
memuja   Siwa, 
di ·  tempat   lain, 
Raja 
Dasarata   melakukan   Putrakama
  
8
Yadnya
untuk
memperoleh
keturunan.
Hasilnya,
ia menerima
beberapa
makanan
untuk
dibagikan
kepada
tiga
istrinya,
yang
di kemudian
hari
melahirkan  
Rama,   Laksmana,   Bharata 
dan 
Satrugna.  
Atas 
kehendak
dewata, seekor
burung
merenggut
sepotong makanan
tersebut,
dan
menjatuhkannya
di
atas
hutan
dimana
Anjani
sedang
bertapa.
Bayu,
Sang
dewa
angin,
mengantarkan  makanan
tersebut
agar
jatuh
di
tangan
Anjani.
Anjani
memakan
makanan tersebut,
lalu lahirlah
Hanoman.
Salah
satu
versi
mengatakan
bahwa
Hanoman
lahir secara
tidak
sengaja 
karena  hubungan  antara 
Bayu  dan  Anjahi. 
Diceritakan 
bahwa
pada
suatu
hari,
Dewa
Bayu
melihat
kecantikan
Anjani, kemudian
ia
memeluknya.  
Anjani 
marah  karena  merasa 
dilecehkan.   Narnun 
Dewa
Bayu
menjawab  bahwa
Anjani
tidak
akan ternoda
oleh sentuhan  Bayu.
Ia
memeluk
Anjani
bukan
di
badannya,
namun
di
dalam
hatinya.
Bayu
juga
berkata
bahwa
kelak
Anjani
akan
melahirkan  seorang
putera
yang
kekuatannya
setara
dengan Bayu dan paling cerdas di.antara para
wanara.
Sebagai
putera
Anjani,
Hanoman dipanggil
Anjaneya
(diucapkan
"Aanjaneya"),
yang secara
harfiah
berarti
"lahir
dari
Anjani"
atau
"putera
Anjani".
  
9
Masa
kecil
Pada
saat
Hanoman  masih
kecil,
ia
mengira
matahari
adalah buah
yang 
bisa 
dimakan, 
kemudian 
terbang 
ke  arahnya 
dan  hendak
memakannya.
Dewa
Indra
melihat
hal
itu dan
menjadi
cemas
dengan
keselamatan   
matahari.   
Untuk    mengantisipasinya,  
ia  
melemparkan
petimya  ke
arah  Hanoman  sehingga  kera  kecil  itu
jatuh  dan 
menabrak
gunung.  Melihat 
hal  itu,  Dewa  Bayu  menjadi  marah  dan  berdiam  diri.
Akibat
tindakannya,
semua
makhluk
di
bumi
menjadi  lemas.
Para
Dewa
pun  memohon 
kepada  Bayu  agar 
menyingkirkan 
kemarahannya. 
Dewa
Bayu
menghentikan 
kemarahannya
dan
Hanoman
diberi
hadiah
melimpah
ruah.
Dewa
Brahma
dan
Dewa
lndra
memberi
anugerah
bahwa
Hanoman
akan
kebal
dari segala
senjata,
serta
kematian
akan
datang
hanya
dengan
kehendaknya 
sendiri. 
Maka  dari 
itu,  Hanoman 
menjadi 
makhluk 
yang
abadi atau Chiranjiwin.
Pertemuan
dengan 
Rama
Pada 
saat 
melihat   Rama 
dan  Laksmana   datang   ke 
Kiskenda,
Sugriwa 
merasa  cemas.  Ia
berpikir  bahwa  mereka  adalah  utusan
Subali
yang dikirim
untuk
membunuh
Sugriwa.
Kemudian
Sugriwa
memanggil
prajurit  andalannya,   Hanoman, 
untuk  menyelidiki  
maksud 
kedatangan
dua 
orang   tersebut.   Hanoman   menerima   tugas 
tersebut   kemudian   ia
menyamar
menjadi
brahmana dan mendekati
Ramadan
Laksmana.
  
10
Saat
bertemu
dengan
Rama
dan Laksmana,
Hanoman
merasakan
ketenangan.
Ia tidak
melihat
adanya
tanda-tanda
permusuhan
dari
kedua
pemuda
itu.
Rama
dan
Laksmana
juga terkesan
dengan
etika
Hanoman.
Kemudian
mereka
bercakap-cakap
dengan
bebas. Mereka
menceritakan
riwayat
hidupnya 
masing-masing. 
Ramajuga
menceritakan 
keinginannya
untuk
menemui
Sugriwa.
Karena
tidak
curiga
lagi kepada
Rama
dan
Laksmana, 
Hanoman
kembali
ke
wujud
asalnya dan
mengantar
Rama
dan
Laksmana
menemui
Sugriwa.
Gambar 2.3  Sebuah lukisan
India.
Dafam gambar
tampak Hanoman menghadap
Rama bersama
istrinya
Sita, dan Laksmana {paling kanan).
Petualangan
mencari Sita
Dalam 
misi 
membantu   Rama 
mencari 
Sita,  Sugriwa 
mengutus
·
pasukan  wanara-nya  agar  pergi
ke seluruh  pelosok  bumi
untuk  mencari
tanda-tanda
keberadaan
Sita, dan
membawanya
ke
hadapan
Rama
kalau
mampu. 
Pasukan 
wanara  yang
dikerahkan 
Sugriwa 
dipimpin 
oleh
Hanoman,  Anggada,  Nila,
Jembawan,  dan
lain-lain.  Mereka  menempuh
perjalanan
berhari-hari
dan
menelusuri
sebuah
gua, kemudian
tersesat
dan
  
11
menemukan
kota
yang
berdiri
megah
di dalamnya.
Atas
keterangan
Swayampraba  yang
tinggal
di
sana,
kota tersebut
dibangun
oleh
arsitek
Mayasura
dan
sekarang
sepi
karena
Maya pergi ke
alam
para
Dewa.
Lalu
Hanoman   menceritakan  
maksud   perjalanannya  .dengan   panjang   Iebar
kepada
Swayampraba.
Atas
bantuan
Swayampraba 
yang
sakti,
Hanoman
dan
wanara
Iainnya
Ienyap
dari gua
dan
berada
di
sebuah
pantai
dalam
sekejap.
Di
pantai
tersebut,
Hanoman
dan wanara
Iainnya
bertemu
dengan
Sempati,
burung
raksasa
yang tidak
bersayap. Ia duduk
sendirian
di
pantai
tersebut
sambil
menunggu
bangkai hewan
untuk
dimakan.
Karena
ia
mendengar
percakapan
para
wanara mengenai
Sita
dan
kematian
Jatayu,
Sempati   menjadi 
sedih 
dan 
meminta 
agar  para 
wanara 
menceritakan
kejadian
yang
sebenarnya 
terjadi.
Anggada
menceritakan  dengan
panjang
Iebar
kemudian  meminta
bantuan
Sempati.
Atas
keterangan
Sempati,
para
wanara
tahu
bahwa Sita ditawan
di sebuah
istana
yang
teretak
di
Kerajaan
Alengka.    Kerajaan    tersebut  
diperintah  
oleh  
raja  
raksasa    bernama
Rahwana.   Para  wanara   be1ierima  kasih 
setelah   menerima   keterangan
Sempati,
kemudian
mereka memikirkan
cara agar sampai di Alengka.
  
12
Pergi
ke
Alengka
Karena 
bujukan 
para
wanara, 
Hanoman
teringat
akan
kekuatannya
dan
terbang 
menyeberangi
lautan
agar
sampai 
di
Alengka. Setelah 
ia
menginjakkan
kakinya 
di  sana, 
ia  menyamar  
menjadi 
monyet 
kecil 
dan
mencari-cari
Sita. 
Ia 
melihat 
Alengka
sebagai 
benteng 
pertahanan
yang
kuat
sekaligus kota
yang
dijaga
dengan 
ketat. 
Ia
melihat 
penduduknya
menyanyikan mantra-mantra
Weda
dan
lagu
pujian
kemenangan
kepada
Rahwana.
Namun 
tak
jarang 
ada 
orang-orang
bermuka
kejam 
dan 
buruk
dengan 
senjata
lengkap. Kemudian 
ia
datang 
ke
istana
Rahwana
dan
mengamati
wanita-wanita
cantik 
yang
tak
terhitung
jumlahnya,
namun 
ia
tidak   melihat  
Sita 
yang 
sedang  
merana.  
Setelah  
mengamati 
ke 
sana­
kemari,
ia
memasuki
sebuah 
taman 
yang  belum 
pernah 
diselidikinya.
Di
sana 
ia
melihat 
wanita 
yang
tampak 
sedih 
dan 
murung
yang 
diyakininya
sebagai 
Sita.
Kemudian
Hanoman
melihat 
Rahwana
merayu 
Sita.  Setelah
Rahwana  
gaga!   
dengan   
rayuannya   dan   
pergi   
meninggalkan  
Sita,
Hanoman menghampiri
Sita
dan
menceritakan
maksud 
kedatanganrtya.
Mulanya 
Sita  curiga, 
namun 
kecurigaan
Sita
hilang 
saat
Hanoman
menyerahkan  cincin  
milik   Rama. 
Hanoman
juga 
menjanjikan 
bantuan
akan
segera  tiba.
Hanoman
menyarankan
agar
Sita
terbang
bersamanya
ke
hadapan 
Rama,  
namun   Sita
·
menolak.  
Ia 
mengharapkan 
Rama  
datang
sebagai  
ksatria  
sejati  
dan  
datang  
ke   Alengka 
untuk  
menyelamatkan
dirinya.
Kemudian
Hanoman
mahan
restu 
dan  pamit 
dari 
hadapan
Sita.
  
13
Sebelum  pulang 
ia
memporak-porandakan 
taman 
Asoka 
di
istana
Rahwana.
Ia
membunuh
ribuan
tentara
termasuk
prajurit
pilihan
Rahwana
seperti   Jambumali   dan 
Aksha. 
Akhimya   ia  dapat 
ditangkap   Indrajit
dengan
senjata
Brahma
Astra.
Senjata
itu
memilit
tubuh
hanoman.
Namun
kesaktian  Brahma  Astra 
Jenyap saat  tentara  raksasa  menambahkan 
tali
jerami. 
Indrajit 
marah   bercampur 
kecewa 
karena 
Brahma 
Astra 
bisa
dilepaskan
Hanoman
kapan
saja,
namun
Hanoman
belum
bereaksi
karena
menunggu saat
yang tepat.
Terbakarnya
Alengka
Ketika
Rahwana
hendak
memberikan
hukuman
mati kepada
Hanoman,
Wibisana
membela
Hanoman
agar hukumannya
diringankan,
mengingat 
Hanoman 
adalah  seorang 
utusan. 
Kemudian 
Rahwana
menjatuhkan
hukuman
agar
ekor
Hanoman
dibakar.
Melihat
hal
itu, Sita
berdo'a  agar  api  yang
membakar  ekor
Hanoman 
menjadi  sejuk.  Karena
doa
Sita
kepada
Dewa
Agni
terkabul, api
yang
membakar
ekor
Hanoman
menjadi
sejuk.
Lalu
ia
memberontak
dan
melepaskan
Brahma
Astra
yang
mengikat
dirinya.
Dengan
ekor
menyala-nyala
seperti
obor,
ia
membakar
kota 
Alengka. 
Kota 
Alengka 
pun 
menjadi 
Jautan  api. 
Setelah
menimbulkan 
kebakaran 
besar,
ia
menceburkan  diri
ke
taut
agar
api
di
ekornya   padam.   Penghuni   surga   memuji   keberanian   Hanoman   dan
berkata bahwa selain
kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
  
14
Dengan  
membawa 
kabar 
gembira,  
Hanoman 
menghadap 
Rama
dan 
menceritakan
keadaan 
Sita. 
Setelah'itu,
Rama 
menyiapkan
pasukan
wanara  untuk
menggempur
Alengka.
Pertempuran  besar
Dalam 
pertempuran
besar
antara 
Rama
dan
Rahwana, Hanoman
membasmi 
banyak   tentara  
rakshasa.  
Saat   Rama,  
Laksmana,
dan   bala
tentaranya
yang 
lain 
terjerat 
oleh
senjata 
Nagapasa
yang 
sakti, 
Hanoman
pergi
ke
Himalaya
atas
saran
Jembawan
untuk
menemukan
tanaman
obat.
Karena  
tidak  
tahu  
persis  
bagaimana 
ciri-ciri  
pohon  
yang   dimaksud,
Hanoman 
memotong 
gunung  
tersebut  
dan 
membawa 
potongannya 
ke
hadapan
Rama.
Setelah
Rama
dan
prajuritnya pulih 
kembali,
Hanoman
melanjutkan pertanmgan
dan
membasmi
banyak 
pasukan 
rakshasa.
Gambar2,4 Hanoman membawa gummg Sumawana
  
15
Kehidupan selanjutnya
Setelah   pertempuran   besar  melawan   Rahwana   berakhir, 
Rama
hendak
memberikan
hadiah
untuk Hanoman.
Namun
Hanoman
menolak
karena
ia
hanya
ingin
agar Sri
Rama bersemayam di dalam
hatinya.
Rama
mengerti
maksud
Hanoman
dan bersemayam
secara
rohaniah
dalam
jasmaninya.
Akhimya
Hanoman
pergi
bermeditasi
di puncak
gunung
mendo'akan
keselamatan
dunia.
Pada
zaman
Dwapara
Yuga, Hanoman
bertemu
dengan
Bima
dan
Arjuna
dari
lingkungan
keraton
Hastinapura.
Dari pertemuannya
dengan
Hanoman, 
Arjuna 
menggunakan 
lambang 
Hanoman 
sebagai  panji
keretanya pada saat Bharatayuddha.
Tradisi dan
pemujaan
Di  negara 
India 
yang  didominasi 
oleh 
agama  Hindu, 
terdapat
banyak  kuil 
untuk   memuja   Hanoman, 
dan  dimana   pun 
ada 
gambar
awatara  
Wisnu,   selalu   ada   gambar   Hanoman.  
Kuil   Hanoman   bisa
ditemukan  di banyak
tempat
di
India
dan
konon daerah di
sekeliling  kuil
itu terbebas
dari raksasa atau kejahatan.
  
16
Hanoman dalam 
pewayangan
Jawa
Gambar 2.5 Wayang
Anoman versi Yogyakarla.{kiri)
Gambar 2.6 Wayang anoman versi Surakarta(kanan)
Hanoman   dalam 
pewayangan   Jawa 
merupakan   putera 
Bhatara
Guru 
yang  menjadi   murid  dan  anak 
angkat 
Bhatara 
Bayu.  Hanoman
sendiri
merupakan  tokoh
lintas
generasi sejak
zaman
Rama
sampai
zaman
Jayabaya.
Mengabdi pada
Sugriwa
Bayi
berwujud  kera
putih
yang
merupakan  putera
Anjani
diambil
oleh  Batara 
Bayu 
lalu 
diangkat 
sebagai 
anak.  Setelah 
pendidikannya
selesai,
Hanoman  kembali  ke dunia
dan
mengabdi  pada
pamannya,  yaitu
Sugriwa,
raja
kera
Gua
Kiskenda.
Saat
itu, Sugriwa  baru
saja
dikalahkan
oleh
kakaknya,
yaitu Subali,
paman
Hanoman
lainnya.
Hanoman
berhasil
bertemu 
Rama  dan  Laksmana,  sepasang 
pangeran  dari 
Ayodhya 
yang
sedang
menjalani pembuangan.
Keduanya
kemudian
bekerja sama dengan
  
17
Sugriwa 
untuk 
mengalahkan   Subali, 
dan 
bersama 
menyerang   negeri
Alengka 
membebaskan   Sita, 
istri  Rama 
yang  diculik 
Rahwana  murid
Subali.
Anggota
Keluarga
Berbeda  dengan
versi
aslinya,
Hanoman  dalam
pewayangan
memiliki   dua   orang   anak.   Yang   pertama   bemama   Trigangga  
yang
berwujud 
kera 
putih 
mirip  dirinya. 
Konon, 
sewaktu 
pulang 
dari
membakar
Alengka,
Hanoman
terbayang-bayang
wajah
Trijata, puteri
Wibisana
yang
menjaga
Sita.
Di
atas
lautan,
air
mani
Hanomanjatuh
dan
menyebabkan 
air  !aut
mendidih. 
Tanpa 
sepengetahuarmya, 
Baruna
mencipta  buih
tersebut 
menjadi  Trigangga.  Trigangga 
langsung 
dewasa
dan
berjumpa
dengan
Bukbis,
putera
Rahwana.
Keduanya
bersahabat
dan
memihak 
Alengka 
melawan 
Rama.  Dalam 
perang  tersebut 
Trigangga
berhasil 
menculik 
Rama  dan  Laksmana 
namun  dikejar  oleh 
Hanoman.
Narada  turun 
melerai  dan
menjelaskan  hubungan  darah  di
antara  kedua
kera putih tersebut.
Akhimya,
Trigangga pun berbalik melawan
Rahwana.
Putera  kedua  Hanoman  bernama  Purwaganti, 
yang  baru  muncul
pada
zaman  Pandawa.  Ia
berjasa
menemukan  kembali  pusaka  Yudistira
yang
hilang bemama
Kalimasada.
Purwaganti
ini
lahir dari
seorang
puteri
pendeta
yang dinikahi Hanoman,  bernama Purwati.
  
18
Kematian
Hanoman   berusia 
sangat 
panjang  sampai 
bosan 
hidup.  Narada
turun
mengabulkan
permohonannya,
yaitu
"ingin
mati",
asalkan
ia bisa
menyelesaikan    tugas   terakhir,   yaitu   merukunkan  
keturunan  
keenam
Arjuna  yang  sedang  terlibat  perang  saudara.  Hanoman  pun 
menyamar
dengan 
nama  Resi  Mayangkara 
dan  berhasil  menikahkan   Astradarma,
putera
Sariwahana,
dengan
Pramesti,
puteri Jayabaya.
Antara
keluarga
Sariwahana 
dengan
Jayabaya  terlibat
pe1iikaian
meskipun  mereka  sama­
sama keturunan
Arjuna.
Hanoman
kemudian
tampil
menghadapi
musuh
Jayabaya
yang
bernama
Yaksadewa,
raja Selahuma.
Dalam
perang
itu,
Hanoman
gugur,
moksa
bersama
raganya,
sedangkan 
Yaksadewa
kembali
ke wujud asalnya,
yaitu Batara Kala, sang dewa kematian.
Knku
Pancanaka
Kuku
Pancanaka
pusaka
Werkudara
berupa
kuku panjang
runcing
seperti
pisau kecil di jempol kedua tangannya.
Alkisah   putra 
Dewi 
Kunti 
yang 
berasal 
dari 
hasil 
puja 
cipta
Bathara
Bhayu
itu lahir
dalam
wujud bungkusan
sangat
liat.
Bayi
itu sejak
usia  delapan  tahun 
diletakkan 
di 
hutan  "Mandalasara". 
Tak  ada  satu
orangpun
yang
mampu
membuka
bungkus
itu. Bungkus
itu tumbuh
dan
membesar   meski 
tanpa 
makan 
dan 
minum,   hanya 
menghirup   udara.
Alkisah 
di  kahyangan 
ada  Gajah  Setu  Sena  yang  giat  bertapa  dengan
maksud 
meminta   anugerah   kelak  dapat 
masuk 
ke  surga 
manusia. 
Ia
  
19
adalah   anak 
dari 
Gajah   Setu 
Bandha   hewan   klangenan  Bathara   Indra.
Permohonannya  akan   dikabulkan 
jika   ia 
dapat  
menolong 
anak  
Dewi
Kunti 
lepas  dari 
bungkusnya.
Saat 
bungkus
berusia 
12
tahun, 
Gajah 
Setu
Sena 
datang   dan 
merobek 
bungkusnya 
dengan  
kedua 
gadingnya 
yang
sangat 
kuat 
dan 
sakti.  Di dalam 
bungkus 
itu
temyata
ada  seorang
bocah
besar 
yang 
lalu 
menangkap
kedua 
gading 
itu 
dan 
dengan 
sekuat 
tenaga
mematahkannya.
Ajaib, 
kedua 
gading 
itu
lalu  menyatu
di
jempol 
tangan
bocah  itu  membentuk
kuku 
yang 
panjang 
dan 
runcing, 
sementara
sukma
Gajah 
Setu 
Sena 
menyatu
dalam 
diri 
bocah 
itu.  Kuku 
itu 
diberi 
nama
Kuku 
Pancanaka.
(Berdasar
Pagelaran
Wayang 
Lakon 
"Bhima 
Bungkus"
oleh 
Ki  Anom  
Suroto).
Secara 
filosofis,
"kuku"   terkait 
makna 
"kukuh"
(teguh  dan
kuat
keyakinan serta  berlatih); 
panca
=lima; naka
=
emas
atau
tujuan, 
bisa
juga
dari
naga
(
kuasa;
artinya 
paugeran/moral/kekuatan/daya
dasar   ). 
Lima  
daya  
berupa:  
daya  
bumi, 
air, 
api,   angin,  
ether.  
Lima
paugeran  
dapat  
berupa:    !.
pengendalian 
nafsu  
membunuh/angkara
2.
Pengendalian
nafsu  
makan    minum  
3.  
Pengendalian   nafsu    seks  
4.
pengendalian
nafsu 
kesenangan
indrawi 
5. 
Pengendalian 
nafsu
mencuri/merugikan
orang 
lain.  Bisa  juga 
berarti 
lima 
hawa 
sakti 
dalam
diri: 
prana, 
apana, 
samana,
udana, 
vyana. 
Kuku 
Pancanaka
dapat 
juga
diartikan
kekuatan
dari
hasil  mampu 
mengendalikan
panca  indriya.
Kuku
Pancanaka 
ini 
adalah  
pusaka   untuk 
mengalahkan 
musuh  
(=kejahatan)
dengan 
menggenggamkan seluruh 
jari
di
kedua
tangan 
erat-erat.
  
20
2.1.4.
Rama
Gamhar 2.7 Rama
Dalam
agama
Hindu,
Rama 
adalah
seorang 
raja
legendaris
yang
terkenal 
dari
India
yang
konon
hidup
pada
zaman
Tretayuga,
keturunan
Dinasti
Surya  atau
Suryawangsa. Ia
berasal
dari
Kerajaan 
Kosala 
yang
beribukota  Ayodhya. Menurut  pandangan  Hindu,
ia
merupakan awatara
Dewa
Wisnu
yang
ketujuh  yang
turun
ke
bumi
pada
zaman
Tretayuga.
Sosok  dan
kisah
kepahlawanannya
yang
terkenal 
dituturkan dalam
sebuah
sastra
Hindu
Kuno
yang
disebut  Ramayana,  tersebar  dari
Asia
Selatan
sampai  Asia
Tenggara. Terlahir  sebagai  putera
sulung  dari
pasangan 
Raja
Dasarata
dengan  Kosalya,
ia
dipandang 
sebagai  Maryada  Purushottama,
yang
artinya 
"Manusia
Sempurna".
Setelah
dewasa, 
Rama
memenangkan
sayembara
dan
beristerikan Dewi
Sita,
inkarnasi 
dari
Dewi
Laksmi.  Rama
memiliki  anak
kernbar,
yaitu
Kusa
dan
Lawa.
  
21
2.1.5.
Sita
Gnmbnr 2.8
Sita dengan anaknya Kusa dan Lawa
Sita adalah
tokoh
protagonis
dalam
wiracarita
Ramayana.
Ia
merupakan
istri dari Sri
Rama, tokoh
utama kisah
tersebut.
Menurut
pandangan 
Hindu, 
Sita  merupakan 
inkamasi 
dari 
Laksmi, 
dewi
keberuntungan,
istri Dewa
Wisnu.
Inti  dari  kisah  Ramayana  adalah  penculikan  Sita  oleh  Rahwana
raja  
Kerajaan    Alengka    yang  
ingin  
mengawininya.    Penculikan    ini
berakibat
dengan
hancurnya
Kerajaan
Alengka
oleh serangan
Rama
yang
dibantu
bangsa Wanara dari Kerajaan Kiskenda.
  
22
2.1.6.  Rahwana
Gambar 2.9 Rahwana, raja
Alengka
Dalam
mitologi
Hindu, Rahwana
(Devanagari
kadangkala
dialihaksarakan
sebagai  Raavana  dan
Ravan  atau  Revana)  adalah  tokoh
utama
yang bertentangan
terhadap
Rama
dalam
Sastra
Hindu,
Ramayana.
Dalam
kisah,
ia merupakan
Raja
Alengka,
sekaligus
Rakshasa
atau
iblis,
ribuan tahun
yang lalu.
Rawana
dilukiskan
dalam kesenian
dengan
sepuluh
kepala,
menunjukkan 
bahwa
ia memiliki
pengetahuan
dalam
Weda
dan
sastra.
Karena  punya  sepuluh 
kepala  ia  diberi 
nama 
"Dasamukha"   bermuka
sepuluh, 
"Dasagriva" 
berleher  sepuluh 
dan 
"Dasakanta",
berkerongkongan  
sepuluh. 
Ia
juga 
memiliki 
dua  puluh 
tangan,
menunjukkan 
kesombongan
dan
kemauan
yang
tak
terbatas.
Ia juga
dikatakan sebagai
ksatria besar.
  
23
2.2
Data
cerita
2.2.1
Putra  Batara 
Bayu
Para
wanara 
mengetahui, Sinta
ditawan 
di
tanah
bangsa  raksasa
yang
berjarak  seratus 
yojana
dari
Sampati. 
Mereka  pun
menyadari
batas
waktu
mereka telah
Jewat.
Akhirnya
para
Wanara  merundingkan siapa
yang
patut
mewakilkan
mereka  semua  untuk
melanjutkanpencarian
Sinta,
Jalu
Jambawan, seorang prajurit  wanara
yang
paling
tua
meyakinkan
sekaligus
menunjuk
Hanoman sebagai 
wanara  yang
paling
pantas  dalam
mengemban tugas
ini.
Setelah 
itu,
hanoman pun
pergi
melanjutkan tugas
yang
diberikannya seorang
diri,
ditengah 
perjalanannya
pun
ia
menemui
halangan 
sampai 
ia
tiba
di
Alengka.
2.2.2
Pencarian di
Alengka
Setelah 
tiba
di
Alengka, 
ia
melanjutkan pencarian
Sinta
dengan
mengubah  
dirinya   
menjadi   
seekor    kera    kecil    agar    mempermudah
pencarian
Sinta. 
Alengka
tidak 
kalah  dengan 
Amarawati
dan 
Bhagawati,
tanaman
belukar 
yang 
subur, 
bangunan 
yang 
menjulang
anggun.
Rumah
demi  rumah 
pun
diperiksa
oleh
Hanoman,
namun 
tidak
ada
satupun
tanda
kebradaan  
Sinta.    Pada  
akhirnya    tibalah    ia  
di  
sebuah   
istana  
yang
merupakan 
pusat  
dari   Alengka, 
istana 
yang  
bisa 
dibilang 
merupakan
surga 
duniawi 
yang
dimiliki 
oleh
Rahwana.
  
24
2.3
Data
pendukung
2.3.1
Arsitektur
Candi
Dalam  tradisi  Hindu, candi
atau
kuil dianggap  sebagai  tubuh  atau
surga para dewa.
Pada 
mulanya,   bangunan 
keagamaan   Hindu 
itu 
didirkan   dalam
bentuk
kecil
dan sederhana,
selanjutnya
dalam
perkembangan
berikutnya
bentuk  bangunan 
itu
mengalami  perubahan  yang
makin  kompleks, 
baik
dari segi
denah,
bentuk,
dan ukurannya.
Struktumya
juga mengalami
perubahan 
ke  arah 
yang  semakin  rinci  dan  terbagi  ke  dalam  sejumlah
besar bagian-bagian  yang lebih kecil.
Perkembangan 
bentuk   itu 
lalu  diperkaya   lagi   dengan   berbagai
hiasan 
interior 
dan  eksteriornya,   yang 
umumnya 
berupa 
relief  tokoh,
flora,   dan·  fauna.   Termasuk  
relief   dewa   dan   dewi   serta   gambaran
kehidupan
kahyangan.
Kadang
diceritakan
pula episode-episode yang
diangkat
dari kisah-kisah
tertentu.
Bila
awalnya  bangunan kuil
atau
candi berstruktur
masif atau
pejal,
lalu   berkembang    menjadi  
bangunan  
yang   berongga  
atau   memiliki
ruangan.
  
25
.,,:   ..
Gambar 2./0
Candi Prambanan
Sangat
kontras
dengan
hagian dinding
luarnya
yang
penuh
hiasan,
hagian    dalam    (garhhagrha)   
merupakan   
ruang    kecil,    gelap,    dan
tersemhunyi   yang 
dihatasi 
oleh  dinding 
tehal  disekelilingnya, 
kecuali
hagian depan sehagai pintu masuk.
Bagian
depan
hiasanya
diperkaya
dengan
Iorang panjang
(antarala),
dilengkapi 
dengan 
gapura  dan  sayap 
tangga 
yang  herakhir  pada  suatu
hordes. 
Umumnya,   ujung 
hordes   itu 
dihiasi   dengan   bentuk   pahatan
binatang
mistis yang dikenal dengan
nama makara.
Pada bagian atas pintu masuk, umumnya dihias dengan
relief kepala
raksasa.
Di
Indonesia,
relief
itu disehut
kala
untuk
di
Jawa
Tengah
dan
Banaspati
untuk
sebutan
di Jawa
Timur.
Perbedaannya
dari
bentuknya;
kebanyakan  
kala   dari   Jawa   Tengah   tidak   memiliki  
rahang   bawah,
  
26
sedangkan 
kala  atau  banaspati  dari  Jawa  Timur  digambarkan 
Iengkap
dengan rahang
bawah.
Dinding-dinding
Iuar maupun
dalam
sayap
tangga
sering
pula
diperkaya
dengan
ikon
yang sarat motif hias.
Sangat
kontras
dengan
bagian dinding
Iuarnya yang
penuh
hiasan,
bagian 
dalam 
(garbhagrha) 
merupakan 
ruang 
kecil, 
gelap,  dan
tersembunyi   yang  dibatasi 
oleh  dinding 
tebal  disekelilingnya, 
kecuali
bagian depan sebagai
pintu
masuk.
Bagian depan
biasanya
diperkaya
dengan
Iorong panjang
(antarala),
dilengkapi 
dengan 
gapura  dan  sayap  tangga 
yang  berakhir  pada  suatu
hordes.   Umumnya,  
ujung 
hordes 
itu  dihiasi 
dengan   bentuk 
pahatan
binatang
mistis
yang dikenal dengan nama makara.
Pada
bagian
atas
pintu
masuk,
umumnya dihias
dengan
relief kepala
raksasa.
Di
Indonesia,
relief
itu disebut
kala
untuk
di
Jawa
Tengah
dan
Banaspati
untuk
sebutan
di Jawa
Timur.
Perbedaannya
dari
bentuknya;
kebanyakan  
kala   dari   Jawa   Tengah   tidak   memiliki   rahang   bawah,
sedangkan 
kala  atau  banaspati  dari  Jawa  Timur  digambarkan 
Iengkap
dengan
rahang bawah.
Dinding-dinding 
Iuar maupun
dalam
sayap
tangga
sering
pula
diperkaya
dengan
ikon
yang sarat
motif
hias.
  
27
·'i,a
../'..,--
:
-
"!·().,.
--t ... ..  
l.t.
t
-->,·
•.
Gambar
2.11 Candi Borobudur
2.3.2
Hanoman
(Animated Film)
Gambar
2.12 Animasi Hanoman yang diproduksi oleh Sahara India Pariwar
Film 
ini  dibuat  tahun 
2005 
yang  diproduksi   oleh 
Sahara 
India
Pariwar  di
India.
Screenplay  dari
film
animasi  ini
mengisahkan  tentang
  
28
kehidupan 
Hanoman
dari 
lahir.
Film
ini
berhubungan
dengan 
bagaimana
Hanoman 
lahir  melalui  Anjani
(
wanara  wanita  ) dan
Kasari,  dan
melalui
berkat   
dari  Batara 
Bayu, 
Dewa 
Angin. 
Selain 
itu  Hanoman 
diberkati
dengan  kecerdasan
dan
kekuatan 
yang
luar
biasa.
Namun, 
dalam  film  ini
ceritanya  berbeda  dari
cerita
aslinya.
2.3.2 
Ramayana:The Legend  of Prince
Rama
Gambar 2.13 Animasi Hanoman dibual oleh Yugo Sako
Dibuat
oleh
Yugo
Sako
dan
Ram
Mohan
pada
tahun
1992.
Film ini
merupakan
film  pembuka  pada  Lucca  Animation
Festival  tahun  2000  di
Italy
dan
menang 
sebagai 
film
animasi 
terbaik 
pada
Santa  Clarita
International
Film Festival  tahun
2000 di United States.
  
2
2.4 
Faktor Pendukung dan
Penghambat
Faktor 
Pendukung :
Nama   Hanoman   terkenal   di 
kalangan   masyarakat,  
bahkan   sudah
mendunia.
Animasi 
mengenai 
Hanoman 
atau  serial  animasi 
dimana 
Hanoman
sebagai tokoh
utamanya
masih
sedikit .
Banyak 
makna   yang 
dapat 
dipetik 
dari 
kisah 
Hanoman   sekaligus
sebagai pembelajaran  untuk kita.
Faktor 
Penghambat
:
•Kurangnya 
minat 
masyarakat   dalam 
mengikuti   cerita 
atau  adanya
anggapan
ceritanya kuno atau terlalu
kedaerahan.
Semakin  banyaknya  
animasi  dengan  menyuguhkan 
visual
dan
cerita
yang menarik dari negara luar
•Adanya   anggapan    bahwa  
cerita  
wayang   atau 
sejenisnya  
hanya
diperuntukkan  untuk kalangan tua.