3
BABII
DATA
&
ANALISA
2.1.Data
Utama
2.1.1 Data
tentang Wayang
Wayang
dikenal
sejak
zaman
prasejarah
yaitu
sekitar
1500
tahun
sebelum
Masehi.
Masyarakat
Indonesia memeluk
kepercayaan
animisme
berupa
pemujaan
roh
nenek moyang yang disebut
hyang atau
dahyang,
yang diwujudkan dalam
bentuk area atau gambar.
Wayang
merupakan
seni
tradisional
Indonesia
yang terutama
berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan
wayang telah diakui
oleh
UNESCO
pada
tanggal
7 November
2003,
sebagai
karya
kebudayaan
yang
mengagumkan
dalam bidang cerita
narasi
dan
warisan
yang
indah dan
sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage
of
Humanity).
Ada
versi
wayang
yang dimainkan
oleh
orang
dengan
memakai
kostum,
yang
dikenal
sebagai
wayang
orang,
dan ada pula
wayang
yang
berupa sekumpulan
boneka
yang
dimainkan
oleh
dalang.
Wayang
yang
dimainkan dalang ini
diantaranya berupa
wayang kulit
atau
wayang
golek.
Cerita yang
dikisahkan dalam
pagelaran wayang biasanya berasal
dari Mahabharata dan Ramayana.
Pertunjukan
wayang di setiap negara memiliki teknik dan
gayanya sendiri, dengan demikian wayang
Indonesia merupakan
buatan
|
4
orang Indonesia
asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar
biasa.
Wayang,
oleh
para pendahulu
negeri
ini
sangat
mengandung arti
yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat
berjasa
dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah
mengatur
sedemikian
rupa
menjadi
tiga
bagian. Pertama
Wayang
Kulit di
Jawa
Timur,
kedua Wayang
Wong
atau
Wayang
Orang
di Jawa
Tengah,
dan
ketiga
Wayang
Golek
di
Jawa Barat.
Masing
masing
sangat
bekaitan
satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang
Wong) dan Mana yang
Kulit (Wayang
Kulit)
harus dicari
(Wayang Golek)".
|
5
2.1.2
Data
tentang
Ramayana
Ramayana dari bahasa Sansekerta ,yang berasal dari kata
Rama
dan Ayana
yang berarti "Perjalanan
Rama", adalah sebuah cerita epos
dari India
yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita
epos lainnya adalah
Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam
bentuk
kakawin
Ramayana,
dan
gubahan-gubahannya
dalam
bahasa
Jawa
Baru yang tidak semua
berdasarkan kakawin ini.
Dalam bahasa
Melayu didapati
pula Hikayat Seri
Rama
yang
isinya berbeda dengan kakawin Ramayana
dalam bahasa Jawa kuna.
Di
India
dalam
bahasa
Sansekerta,
Ramayana dibagi
menjadi
tujuh kitab atau kanda sebagai
berikut:
Balakanda, Ayodhyakanda,
Aranyakanda,
Kiskindhakanda,
Sundarakanda, Yuddhakanda,
Uttarakanda
Banyak
yang
berpendapat
bahwa kanda pertama
dan
ketujuh
merupakan sisipan baru. Dalam bahasa Jawa Kuna,
Uttarakanda didapati
pula.
|
![]() 6
2.1.3. Hanoman
Gombar
2.1 Hanoman
Hanoman
juga
disebut
sebagai
Anoman,
adalah
salah
satu
dewa
dalam
kepercayaan
agama
Hindu,
sekaligus tokoh
protagonis
dalam
wiracarita
Ramayana
yang
paling
terkenal.
Ia
adalah
seekor
kera
putih
dan
merupakan
putera
Batara
Bayu
dan
Anjani,
saudara
dari
Subali
dan
Sugriwa.
Menurut
kitab
Serat
Pedhalangan,
tokoh
Hanoman
sebenarnya
memang
asli
dari
wiracarita
Ramayana,
namun
dalam
pengembangannya
tokoh
ini
juga
kadangkala
muncul
dalam
serial
Mahabharata,
sehingga
menjadi
tokoh
antar
zaman. Di
India,
hanoman
dipuja
sebagai
dewa
pelindung
dan
beberapa
kuil
didedikasikan
untuk
memuja
dirinya.
|
![]() 7
Gombar 2.2 Patzmg Hanoman yang dibuat pada masa,Dinasti Chota, abad ke-1 1.
Kelahiran
Hanoman
lahir pada
masa
Tretayuga s.ebagai putera Anjani,
seekor
wanara
wanita.
Dahulu Anjani sebetulnya
merupakan bidadari,
bemama
Punjikastala.
Namun
karena
suatu
kutukan,
ia
terlahir
ke dunia
sebagai
wanara
wanita.
Kutukan
tersebut
bisa' berakhir
apabila
ia
melahirkan ·seorang putera yang merupakan penitisan
Siwa. Anjani
menikah
dengan
Kesari,
seekor wanara perkasa.
Bersama
dengan
Kesari,
Anjani melakukan
tapa ke
hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma
sebagi
putera
mereka.
Karena Siwa
terkesan dengan
pemujaan
yang
dilakukan·
oleh Anjani dan
Kesari,
ia
mengabulkan permohonan
mereka
dengan
turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah satu versi menceritakan
bahwa ketika Anjani bertapa
memuja Siwa,
di · tempat lain,
Raja
Dasarata melakukan Putrakama
|
8
Yadnya
untuk
memperoleh
keturunan.
Hasilnya,
ia menerima
beberapa
makanan
untuk
dibagikan
kepada
tiga
istrinya,
yang
di kemudian
hari
melahirkan
Rama, Laksmana, Bharata
dan
Satrugna.
Atas
kehendak
dewata, seekor
burung
merenggut
sepotong makanan
tersebut,
dan
menjatuhkannya
di
atas
hutan
dimana
Anjani
sedang
bertapa.
Bayu,
Sang
dewa
angin,
mengantarkan makanan
tersebut
agar
jatuh
di
tangan
Anjani.
Anjani
memakan
makanan tersebut,
lalu lahirlah
Hanoman.
Salah
satu
versi
mengatakan
bahwa
Hanoman
lahir secara
tidak
sengaja
karena hubungan antara
Bayu dan Anjahi.
Diceritakan
bahwa
pada
suatu
hari,
Dewa
Bayu
melihat
kecantikan
Anjani, kemudian
ia
memeluknya.
Anjani
marah karena merasa
dilecehkan. Narnun
Dewa
Bayu
menjawab bahwa
Anjani
tidak
akan ternoda
oleh sentuhan Bayu.
Ia
memeluk
Anjani
bukan
di
badannya,
namun
di
dalam
hatinya.
Bayu
juga
berkata
bahwa
kelak
Anjani
akan
melahirkan seorang
putera
yang
kekuatannya
setara
dengan Bayu dan paling cerdas di.antara para
wanara.
Sebagai
putera
Anjani,
Hanoman dipanggil
Anjaneya
(diucapkan
"Aanjaneya"),
yang secara
harfiah
berarti
"lahir
dari
Anjani"
atau
"putera
Anjani".
|
9
Masa
kecil
Pada
saat
Hanoman masih
kecil,
ia
mengira
matahari
adalah buah
yang
bisa
dimakan,
kemudian
terbang
ke arahnya
dan hendak
memakannya.
Dewa
Indra
melihat
hal
itu dan
menjadi
cemas
dengan
keselamatan
matahari.
Untuk mengantisipasinya,
ia
melemparkan
petimya ke
arah Hanoman sehingga kera kecil itu
jatuh dan
menabrak
gunung. Melihat
hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri.
Akibat
tindakannya,
semua
makhluk
di
bumi
menjadi lemas.
Para
Dewa
pun memohon
kepada Bayu agar
menyingkirkan
kemarahannya.
Dewa
Bayu
menghentikan
kemarahannya
dan
Hanoman
diberi
hadiah
melimpah
ruah.
Dewa
Brahma
dan
Dewa
lndra
memberi
anugerah
bahwa
Hanoman
akan
kebal
dari segala
senjata,
serta
kematian
akan
datang
hanya
dengan
kehendaknya
sendiri.
Maka dari
itu, Hanoman
menjadi
makhluk
yang
abadi atau Chiranjiwin.
Pertemuan
dengan
Rama
Pada
saat
melihat Rama
dan Laksmana datang ke
Kiskenda,
Sugriwa
merasa cemas. Ia
berpikir bahwa mereka adalah utusan
Subali
yang dikirim
untuk
membunuh
Sugriwa.
Kemudian
Sugriwa
memanggil
prajurit andalannya, Hanoman,
untuk menyelidiki
maksud
kedatangan
dua
orang tersebut. Hanoman menerima tugas
tersebut kemudian ia
menyamar
menjadi
brahmana dan mendekati
Ramadan
Laksmana.
|
![]() 10
Saat
bertemu
dengan
Rama
dan Laksmana,
Hanoman
merasakan
ketenangan.
Ia tidak
melihat
adanya
tanda-tanda
permusuhan
dari
kedua
pemuda
itu.
Rama
dan
Laksmana
juga terkesan
dengan
etika
Hanoman.
Kemudian
mereka
bercakap-cakap
dengan
bebas. Mereka
menceritakan
riwayat
hidupnya
masing-masing.
Ramajuga
menceritakan
keinginannya
untuk
menemui
Sugriwa.
Karena
tidak
curiga
lagi kepada
Rama
dan
Laksmana,
Hanoman
kembali
ke
wujud
asalnya dan
mengantar
Rama
dan
Laksmana
menemui
Sugriwa.
Gambar 2.3 Sebuah lukisan
India.
Dafam gambar
tampak Hanoman menghadap
Rama bersama
istrinya
Sita, dan Laksmana {paling kanan).
Petualangan
mencari Sita
Dalam
misi
membantu Rama
mencari
Sita, Sugriwa
mengutus
·
pasukan wanara-nya agar pergi
ke seluruh pelosok bumi
untuk mencari
tanda-tanda
keberadaan
Sita, dan
membawanya
ke
hadapan
Rama
kalau
mampu.
Pasukan
wanara yang
dikerahkan
Sugriwa
dipimpin
oleh
Hanoman, Anggada, Nila,
Jembawan, dan
lain-lain. Mereka menempuh
perjalanan
berhari-hari
dan
menelusuri
sebuah
gua, kemudian
tersesat
dan
|
11
menemukan
kota
yang
berdiri
megah
di dalamnya.
Atas
keterangan
Swayampraba yang
tinggal
di
sana,
kota tersebut
dibangun
oleh
arsitek
Mayasura
dan
sekarang
sepi
karena
Maya pergi ke
alam
para
Dewa.
Lalu
Hanoman menceritakan
maksud perjalanannya .dengan panjang Iebar
kepada
Swayampraba.
Atas
bantuan
Swayampraba
yang
sakti,
Hanoman
dan
wanara
Iainnya
Ienyap
dari gua
dan
berada
di
sebuah
pantai
dalam
sekejap.
Di
pantai
tersebut,
Hanoman
dan wanara
Iainnya
bertemu
dengan
Sempati,
burung
raksasa
yang tidak
bersayap. Ia duduk
sendirian
di
pantai
tersebut
sambil
menunggu
bangkai hewan
untuk
dimakan.
Karena
ia
mendengar
percakapan
para
wanara mengenai
Sita
dan
kematian
Jatayu,
Sempati menjadi
sedih
dan
meminta
agar para
wanara
menceritakan
kejadian
yang
sebenarnya
terjadi.
Anggada
menceritakan dengan
panjang
Iebar
kemudian meminta
bantuan
Sempati.
Atas
keterangan
Sempati,
para
wanara
tahu
bahwa Sita ditawan
di sebuah
istana
yang
teretak
di
Kerajaan
Alengka. Kerajaan tersebut
diperintah
oleh
raja
raksasa bernama
Rahwana. Para wanara be1ierima kasih
setelah menerima keterangan
Sempati,
kemudian
mereka memikirkan
cara agar sampai di Alengka.
|
12
Pergi
ke
Alengka
Karena
bujukan
para
wanara,
Hanoman
teringat
akan
kekuatannya
dan
terbang
menyeberangi
lautan
agar
sampai
di
Alengka. Setelah
ia
menginjakkan
kakinya
di sana,
ia menyamar
menjadi
monyet
kecil
dan
mencari-cari
Sita.
Ia
melihat
Alengka
sebagai
benteng
pertahanan
yang
kuat
sekaligus kota
yang
dijaga
dengan
ketat.
Ia
melihat
penduduknya
menyanyikan mantra-mantra
Weda
dan
lagu
pujian
kemenangan
kepada
Rahwana.
Namun
tak
jarang
ada
orang-orang
bermuka
kejam
dan
buruk
dengan
senjata
lengkap. Kemudian
ia
datang
ke
istana
Rahwana
dan
mengamati
wanita-wanita
cantik
yang
tak
terhitung
jumlahnya,
namun
ia
tidak melihat
Sita
yang
sedang
merana.
Setelah
mengamati
ke
sana
kemari,
ia
memasuki
sebuah
taman
yang belum
pernah
diselidikinya.
Di
sana
ia
melihat
wanita
yang
tampak
sedih
dan
murung
yang
diyakininya
sebagai
Sita.
Kemudian
Hanoman
melihat
Rahwana
merayu
Sita. Setelah
Rahwana
gaga!
dengan
rayuannya dan
pergi
meninggalkan
Sita,
Hanoman menghampiri
Sita
dan
menceritakan
maksud
kedatanganrtya.
Mulanya
Sita curiga,
namun
kecurigaan
Sita
hilang
saat
Hanoman
menyerahkan cincin
milik Rama.
Hanoman
juga
menjanjikan
bantuan
akan
segera tiba.
Hanoman
menyarankan
agar
Sita
terbang
bersamanya
ke
hadapan
Rama,
namun Sita
·
menolak.
Ia
mengharapkan
Rama
datang
sebagai
ksatria
sejati
dan
datang
ke Alengka
untuk
menyelamatkan
dirinya.
Kemudian
Hanoman
mahan
restu
dan pamit
dari
hadapan
Sita.
|
13
Sebelum pulang
ia
memporak-porandakan
taman
Asoka
di
istana
Rahwana.
Ia
membunuh
ribuan
tentara
termasuk
prajurit
pilihan
Rahwana
seperti Jambumali dan
Aksha.
Akhimya ia dapat
ditangkap Indrajit
dengan
senjata
Brahma
Astra.
Senjata
itu
memilit
tubuh
hanoman.
Namun
kesaktian Brahma Astra
Jenyap saat tentara raksasa menambahkan
tali
jerami.
Indrajit
marah bercampur
kecewa
karena
Brahma
Astra
bisa
dilepaskan
Hanoman
kapan
saja,
namun
Hanoman
belum
bereaksi
karena
menunggu saat
yang tepat.
Terbakarnya
Alengka
Ketika
Rahwana
hendak
memberikan
hukuman
mati kepada
Hanoman,
Wibisana
membela
Hanoman
agar hukumannya
diringankan,
mengingat
Hanoman
adalah seorang
utusan.
Kemudian
Rahwana
menjatuhkan
hukuman
agar
ekor
Hanoman
dibakar.
Melihat
hal
itu, Sita
berdo'a agar api yang
membakar ekor
Hanoman
menjadi sejuk. Karena
doa
Sita
kepada
Dewa
Agni
terkabul, api
yang
membakar
ekor
Hanoman
menjadi
sejuk.
Lalu
ia
memberontak
dan
melepaskan
Brahma
Astra
yang
mengikat
dirinya.
Dengan
ekor
menyala-nyala
seperti
obor,
ia
membakar
kota
Alengka.
Kota
Alengka
pun
menjadi
Jautan api.
Setelah
menimbulkan
kebakaran
besar,
ia
menceburkan diri
ke
taut
agar
api
di
ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan
berkata bahwa selain
kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
|
![]() 14
Dengan
membawa
kabar
gembira,
Hanoman
menghadap
Rama
dan
menceritakan
keadaan
Sita.
Setelah'itu,
Rama
menyiapkan
pasukan
wanara untuk
menggempur
Alengka.
Pertempuran besar
Dalam
pertempuran
besar
antara
Rama
dan
Rahwana, Hanoman
membasmi
banyak tentara
rakshasa.
Saat Rama,
Laksmana,
dan bala
tentaranya
yang
lain
terjerat
oleh
senjata
Nagapasa
yang
sakti,
Hanoman
pergi
ke
Himalaya
atas
saran
Jembawan
untuk
menemukan
tanaman
obat.
Karena
tidak
tahu
persis
bagaimana
ciri-ciri
pohon
yang dimaksud,
Hanoman
memotong
gunung
tersebut
dan
membawa
potongannya
ke
hadapan
Rama.
Setelah
Rama
dan
prajuritnya pulih
kembali,
Hanoman
melanjutkan pertanmgan
dan
membasmi
banyak
pasukan
rakshasa.
Gambar2,4 Hanoman membawa gummg Sumawana
|
15
Kehidupan selanjutnya
Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir,
Rama
hendak
memberikan
hadiah
untuk Hanoman.
Namun
Hanoman
menolak
karena
ia
hanya
ingin
agar Sri
Rama bersemayam di dalam
hatinya.
Rama
mengerti
maksud
Hanoman
dan bersemayam
secara
rohaniah
dalam
jasmaninya.
Akhimya
Hanoman
pergi
bermeditasi
di puncak
gunung
mendo'akan
keselamatan
dunia.
Pada
zaman
Dwapara
Yuga, Hanoman
bertemu
dengan
Bima
dan
Arjuna
dari
lingkungan
keraton
Hastinapura.
Dari pertemuannya
dengan
Hanoman,
Arjuna
menggunakan
lambang
Hanoman
sebagai panji
keretanya pada saat Bharatayuddha.
Tradisi dan
pemujaan
Di negara
India
yang didominasi
oleh
agama Hindu,
terdapat
banyak kuil
untuk memuja Hanoman,
dan dimana pun
ada
gambar
awatara
Wisnu, selalu ada gambar Hanoman.
Kuil Hanoman bisa
ditemukan di banyak
tempat
di
India
dan
konon daerah di
sekeliling kuil
itu terbebas
dari raksasa atau kejahatan.
|
![]() 16
Hanoman dalam
pewayangan
Jawa
Gambar 2.5 Wayang
Anoman versi Yogyakarla.{kiri)
Gambar 2.6 Wayang anoman versi Surakarta(kanan)
Hanoman dalam
pewayangan Jawa
merupakan putera
Bhatara
Guru
yang menjadi murid dan anak
angkat
Bhatara
Bayu. Hanoman
sendiri
merupakan tokoh
lintas
generasi sejak
zaman
Rama
sampai
zaman
Jayabaya.
Mengabdi pada
Sugriwa
Bayi
berwujud kera
putih
yang
merupakan putera
Anjani
diambil
oleh Batara
Bayu
lalu
diangkat
sebagai
anak. Setelah
pendidikannya
selesai,
Hanoman kembali ke dunia
dan
mengabdi pada
pamannya, yaitu
Sugriwa,
raja
kera
Gua
Kiskenda.
Saat
itu, Sugriwa baru
saja
dikalahkan
oleh
kakaknya,
yaitu Subali,
paman
Hanoman
lainnya.
Hanoman
berhasil
bertemu
Rama dan Laksmana, sepasang
pangeran dari
Ayodhya
yang
sedang
menjalani pembuangan.
Keduanya
kemudian
bekerja sama dengan
|
17
Sugriwa
untuk
mengalahkan Subali,
dan
bersama
menyerang negeri
Alengka
membebaskan Sita,
istri Rama
yang diculik
Rahwana murid
Subali.
Anggota
Keluarga
Berbeda dengan
versi
aslinya,
Hanoman dalam
pewayangan
memiliki dua orang anak. Yang pertama bemama Trigangga
yang
berwujud
kera
putih
mirip dirinya.
Konon,
sewaktu
pulang
dari
membakar
Alengka,
Hanoman
terbayang-bayang
wajah
Trijata, puteri
Wibisana
yang
menjaga
Sita.
Di
atas
lautan,
air
mani
Hanomanjatuh
dan
menyebabkan
air !aut
mendidih.
Tanpa
sepengetahuarmya,
Baruna
mencipta buih
tersebut
menjadi Trigangga. Trigangga
langsung
dewasa
dan
berjumpa
dengan
Bukbis,
putera
Rahwana.
Keduanya
bersahabat
dan
memihak
Alengka
melawan
Rama. Dalam
perang tersebut
Trigangga
berhasil
menculik
Rama dan Laksmana
namun dikejar oleh
Hanoman.
Narada turun
melerai dan
menjelaskan hubungan darah di
antara kedua
kera putih tersebut.
Akhimya,
Trigangga pun berbalik melawan
Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti,
yang baru muncul
pada
zaman Pandawa. Ia
berjasa
menemukan kembali pusaka Yudistira
yang
hilang bemama
Kalimasada.
Purwaganti
ini
lahir dari
seorang
puteri
pendeta
yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.
|
18
Kematian
Hanoman berusia
sangat
panjang sampai
bosan
hidup. Narada
turun
mengabulkan
permohonannya,
yaitu
"ingin
mati",
asalkan
ia bisa
menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan
keturunan
keenam
Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun
menyamar
dengan
nama Resi Mayangkara
dan berhasil menikahkan Astradarma,
putera
Sariwahana,
dengan
Pramesti,
puteri Jayabaya.
Antara
keluarga
Sariwahana
dengan
Jayabaya terlibat
pe1iikaian
meskipun mereka sama
sama keturunan
Arjuna.
Hanoman
kemudian
tampil
menghadapi
musuh
Jayabaya
yang
bernama
Yaksadewa,
raja Selahuma.
Dalam
perang
itu,
Hanoman
gugur,
moksa
bersama
raganya,
sedangkan
Yaksadewa
kembali
ke wujud asalnya,
yaitu Batara Kala, sang dewa kematian.
Knku
Pancanaka
Kuku
Pancanaka
pusaka
Werkudara
berupa
kuku panjang
runcing
seperti
pisau kecil di jempol kedua tangannya.
Alkisah putra
Dewi
Kunti
yang
berasal
dari
hasil
puja
cipta
Bathara
Bhayu
itu lahir
dalam
wujud bungkusan
sangat
liat.
Bayi
itu sejak
usia delapan tahun
diletakkan
di
hutan "Mandalasara".
Tak ada satu
orangpun
yang
mampu
membuka
bungkus
itu. Bungkus
itu tumbuh
dan
membesar meski
tanpa
makan
dan
minum, hanya
menghirup udara.
Alkisah
di kahyangan
ada Gajah Setu Sena yang giat bertapa dengan
maksud
meminta anugerah kelak dapat
masuk
ke surga
manusia.
Ia
|
19
adalah anak
dari
Gajah Setu
Bandha hewan klangenan Bathara Indra.
Permohonannya akan dikabulkan
jika ia
dapat
menolong
anak
Dewi
Kunti
lepas dari
bungkusnya.
Saat
bungkus
berusia
12
tahun,
Gajah
Setu
Sena
datang dan
merobek
bungkusnya
dengan
kedua
gadingnya
yang
sangat
kuat
dan
sakti. Di dalam
bungkus
itu
temyata
ada seorang
bocah
besar
yang
lalu
menangkap
kedua
gading
itu
dan
dengan
sekuat
tenaga
mematahkannya.
Ajaib,
kedua
gading
itu
lalu menyatu
di
jempol
tangan
bocah itu membentuk
kuku
yang
panjang
dan
runcing,
sementara
sukma
Gajah
Setu
Sena
menyatu
dalam
diri
bocah
itu. Kuku
itu
diberi
nama
Kuku
Pancanaka.
(Berdasar
Pagelaran
Wayang
Lakon
"Bhima
Bungkus"
oleh
Ki Anom
Suroto).
Secara
filosofis,
"kuku" terkait
makna
"kukuh"
(teguh dan
kuat
keyakinan serta berlatih);
panca
=lima; naka
=
emas
atau
tujuan,
bisa
juga
dari
naga
(
kuasa;
artinya
paugeran/moral/kekuatan/daya
dasar ).
Lima
daya
berupa:
daya
bumi,
air,
api, angin,
ether.
Lima
paugeran
dapat
berupa: !.
pengendalian
nafsu
membunuh/angkara
2.
Pengendalian
nafsu
makan minum
3.
Pengendalian nafsu seks
4.
pengendalian
nafsu
kesenangan
indrawi
5.
Pengendalian
nafsu
mencuri/merugikan
orang
lain. Bisa juga
berarti
lima
hawa
sakti
dalam
diri:
prana,
apana,
samana,
udana,
vyana.
Kuku
Pancanaka
dapat
juga
diartikan
kekuatan
dari
hasil mampu
mengendalikan
panca indriya.
Kuku
Pancanaka
ini
adalah
pusaka untuk
mengalahkan
musuh
(=kejahatan)
dengan
menggenggamkan seluruh
jari
di
kedua
tangan
erat-erat.
|
![]() 20
2.1.4.
Rama
Gamhar 2.7 Rama
Dalam
agama
Hindu,
Rama
adalah
seorang
raja
legendaris
yang
terkenal
dari
India
yang
konon
hidup
pada
zaman
Tretayuga,
keturunan
Dinasti
Surya atau
Suryawangsa. Ia
berasal
dari
Kerajaan
Kosala
yang
beribukota Ayodhya. Menurut pandangan Hindu,
ia
merupakan awatara
Dewa
Wisnu
yang
ketujuh yang
turun
ke
bumi
pada
zaman
Tretayuga.
Sosok dan
kisah
kepahlawanannya
yang
terkenal
dituturkan dalam
sebuah
sastra
Hindu
Kuno
yang
disebut Ramayana, tersebar dari
Asia
Selatan
sampai Asia
Tenggara. Terlahir sebagai putera
sulung dari
pasangan
Raja
Dasarata
dengan Kosalya,
ia
dipandang
sebagai Maryada Purushottama,
yang
artinya
"Manusia
Sempurna".
Setelah
dewasa,
Rama
memenangkan
sayembara
dan
beristerikan Dewi
Sita,
inkarnasi
dari
Dewi
Laksmi. Rama
memiliki anak
kernbar,
yaitu
Kusa
dan
Lawa.
|
![]() 21
2.1.5.
Sita
Gnmbnr 2.8
Sita dengan anaknya Kusa dan Lawa
Sita adalah
tokoh
protagonis
dalam
wiracarita
Ramayana.
Ia
merupakan
istri dari Sri
Rama, tokoh
utama kisah
tersebut.
Menurut
pandangan
Hindu,
Sita merupakan
inkamasi
dari
Laksmi,
dewi
keberuntungan,
istri Dewa
Wisnu.
Inti dari kisah Ramayana adalah penculikan Sita oleh Rahwana
raja
Kerajaan Alengka yang
ingin
mengawininya. Penculikan ini
berakibat
dengan
hancurnya
Kerajaan
Alengka
oleh serangan
Rama
yang
dibantu
bangsa Wanara dari Kerajaan Kiskenda.
|
![]() 22
2.1.6. Rahwana
Gambar 2.9 Rahwana, raja
Alengka
Dalam
mitologi
Hindu, Rahwana
(Devanagari
kadangkala
dialihaksarakan
sebagai Raavana dan
Ravan atau Revana) adalah tokoh
utama
yang bertentangan
terhadap
Rama
dalam
Sastra
Hindu,
Ramayana.
Dalam
kisah,
ia merupakan
Raja
Alengka,
sekaligus
Rakshasa
atau
iblis,
ribuan tahun
yang lalu.
Rawana
dilukiskan
dalam kesenian
dengan
sepuluh
kepala,
menunjukkan
bahwa
ia memiliki
pengetahuan
dalam
Weda
dan
sastra.
Karena punya sepuluh
kepala ia diberi
nama
"Dasamukha" bermuka
sepuluh,
"Dasagriva"
berleher sepuluh
dan
"Dasakanta",
berkerongkongan
sepuluh.
Ia
juga
memiliki
dua puluh
tangan,
menunjukkan
kesombongan
dan
kemauan
yang
tak
terbatas.
Ia juga
dikatakan sebagai
ksatria besar.
|
23
2.2
Data
cerita
2.2.1
Putra Batara
Bayu
Para
wanara
mengetahui, Sinta
ditawan
di
tanah
bangsa raksasa
yang
berjarak seratus
yojana
dari
Sampati.
Mereka pun
menyadari
batas
waktu
mereka telah
Jewat.
Akhirnya
para
Wanara merundingkan siapa
yang
patut
mewakilkan
mereka semua untuk
melanjutkanpencarian
Sinta,
Jalu
Jambawan, seorang prajurit wanara
yang
paling
tua
meyakinkan
sekaligus
menunjuk
Hanoman sebagai
wanara yang
paling
pantas dalam
mengemban tugas
ini.
Setelah
itu,
hanoman pun
pergi
melanjutkan tugas
yang
diberikannya seorang
diri,
ditengah
perjalanannya
pun
ia
menemui
halangan
sampai
ia
tiba
di
Alengka.
2.2.2
Pencarian di
Alengka
Setelah
tiba
di
Alengka,
ia
melanjutkan pencarian
Sinta
dengan
mengubah
dirinya
menjadi
seekor kera kecil agar mempermudah
pencarian
Sinta.
Alengka
tidak
kalah dengan
Amarawati
dan
Bhagawati,
tanaman
belukar
yang
subur,
bangunan
yang
menjulang
anggun.
Rumah
demi rumah
pun
diperiksa
oleh
Hanoman,
namun
tidak
ada
satupun
tanda
kebradaan
Sinta. Pada
akhirnya tibalah ia
di
sebuah
istana
yang
merupakan
pusat
dari Alengka,
istana
yang
bisa
dibilang
merupakan
surga
duniawi
yang
dimiliki
oleh
Rahwana.
|
24
2.3
Data
pendukung
2.3.1
Arsitektur
Candi
Dalam tradisi Hindu, candi
atau
kuil dianggap sebagai tubuh atau
surga para dewa.
Pada
mulanya, bangunan
keagamaan Hindu
itu
didirkan dalam
bentuk
kecil
dan sederhana,
selanjutnya
dalam
perkembangan
berikutnya
bentuk bangunan
itu
mengalami perubahan yang
makin kompleks,
baik
dari segi
denah,
bentuk,
dan ukurannya.
Struktumya
juga mengalami
perubahan
ke arah
yang semakin rinci dan terbagi ke dalam sejumlah
besar bagian-bagian yang lebih kecil.
Perkembangan
bentuk itu
lalu diperkaya lagi dengan berbagai
hiasan
interior
dan eksteriornya, yang
umumnya
berupa
relief tokoh,
flora, dan· fauna. Termasuk
relief dewa dan dewi serta gambaran
kehidupan
kahyangan.
Kadang
diceritakan
pula episode-episode yang
diangkat
dari kisah-kisah
tertentu.
Bila
awalnya bangunan kuil
atau
candi berstruktur
masif atau
pejal,
lalu berkembang menjadi
bangunan
yang berongga
atau memiliki
ruangan.
|
![]() 25
.,,: ..
Gambar 2./0
Candi Prambanan
Sangat
kontras
dengan
hagian dinding
luarnya
yang
penuh
hiasan,
hagian dalam (garhhagrha)
merupakan
ruang kecil, gelap, dan
tersemhunyi yang
dihatasi
oleh dinding
tehal disekelilingnya,
kecuali
hagian depan sehagai pintu masuk.
Bagian
depan
hiasanya
diperkaya
dengan
Iorang panjang
(antarala),
dilengkapi
dengan
gapura dan sayap
tangga
yang herakhir pada suatu
hordes.
Umumnya, ujung
hordes itu
dihiasi dengan bentuk pahatan
binatang
mistis yang dikenal dengan
nama makara.
Pada bagian atas pintu masuk, umumnya dihias dengan
relief kepala
raksasa.
Di
Indonesia,
relief
itu disehut
kala
untuk
di
Jawa
Tengah
dan
Banaspati
untuk
sebutan
di Jawa
Timur.
Perbedaannya
dari
bentuknya;
kebanyakan
kala dari Jawa Tengah tidak memiliki
rahang bawah,
|
26
sedangkan
kala atau banaspati dari Jawa Timur digambarkan
Iengkap
dengan rahang
bawah.
Dinding-dinding
Iuar maupun
dalam
sayap
tangga
sering
pula
diperkaya
dengan
ikon
yang sarat motif hias.
Sangat
kontras
dengan
bagian dinding
Iuarnya yang
penuh
hiasan,
bagian
dalam
(garbhagrha)
merupakan
ruang
kecil,
gelap, dan
tersembunyi yang dibatasi
oleh dinding
tebal disekelilingnya,
kecuali
bagian depan sebagai
pintu
masuk.
Bagian depan
biasanya
diperkaya
dengan
Iorong panjang
(antarala),
dilengkapi
dengan
gapura dan sayap tangga
yang berakhir pada suatu
hordes. Umumnya,
ujung
hordes
itu dihiasi
dengan bentuk
pahatan
binatang
mistis
yang dikenal dengan nama makara.
Pada
bagian
atas
pintu
masuk,
umumnya dihias
dengan
relief kepala
raksasa.
Di
Indonesia,
relief
itu disebut
kala
untuk
di
Jawa
Tengah
dan
Banaspati
untuk
sebutan
di Jawa
Timur.
Perbedaannya
dari
bentuknya;
kebanyakan
kala dari Jawa Tengah tidak memiliki rahang bawah,
sedangkan
kala atau banaspati dari Jawa Timur digambarkan
Iengkap
dengan
rahang bawah.
Dinding-dinding
Iuar maupun
dalam
sayap
tangga
sering
pula
diperkaya
dengan
ikon
yang sarat
motif
hias.
|
![]() 27
·'i,a
../'..,--
:
-
"!·().,.
--t ... ..
l.t.
t
-->,·
.
Gambar
2.11 Candi Borobudur
2.3.2
Hanoman
(Animated Film)
Gambar
2.12 Animasi Hanoman yang diproduksi oleh Sahara India Pariwar
Film
ini dibuat tahun
2005
yang diproduksi oleh
Sahara
India
Pariwar di
India.
Screenplay dari
film
animasi ini
mengisahkan tentang
|
![]() 28
kehidupan
Hanoman
dari
lahir.
Film
ini
berhubungan
dengan
bagaimana
Hanoman
lahir melalui Anjani
(
wanara wanita ) dan
Kasari, dan
melalui
berkat
dari Batara
Bayu,
Dewa
Angin.
Selain
itu Hanoman
diberkati
dengan kecerdasan
dan
kekuatan
yang
luar
biasa.
Namun,
dalam film ini
ceritanya berbeda dari
cerita
aslinya.
2.3.2
Ramayana:The Legend of Prince
Rama
Gambar 2.13 Animasi Hanoman dibual oleh Yugo Sako
Dibuat
oleh
Yugo
Sako
dan
Ram
Mohan
pada
tahun
1992.
Film ini
merupakan
film pembuka pada Lucca Animation
Festival tahun 2000 di
Italy
dan
menang
sebagai
film
animasi
terbaik
pada
Santa Clarita
International
Film Festival tahun
2000 di United States.
|
2
2.4
Faktor Pendukung dan
Penghambat
Faktor
Pendukung :
Nama Hanoman terkenal di
kalangan masyarakat,
bahkan sudah
mendunia.
Animasi
mengenai
Hanoman
atau serial animasi
dimana
Hanoman
sebagai tokoh
utamanya
masih
sedikit .
Banyak
makna yang
dapat
dipetik
dari
kisah
Hanoman sekaligus
sebagai pembelajaran untuk kita.
Faktor
Penghambat
:
Kurangnya
minat
masyarakat dalam
mengikuti cerita
atau adanya
anggapan
ceritanya kuno atau terlalu
kedaerahan.
Semakin banyaknya
animasi dengan menyuguhkan
visual
dan
cerita
yang menarik dari negara luar
Adanya anggapan bahwa
cerita
wayang atau
sejenisnya
hanya
diperuntukkan untuk kalangan tua.
|