J: Hmm.. p ertama-tama kita harus men getahui cerita komik sep erti ap a ingin dibu at.
Cerita biasa datan g dar i p enerbit. Setelah sinop sis dari p enerbit datang, maka
desain karakter seger a dibuat. Tidak hany a gambar, d eskrip si karakter juga p erlu
dibuat
mendetail, sep erti tinggi b adan, kar akteristik, p akaian y ang dip akai
karakter, samp ai ke sifat-sifat dan nilai y ang dimiliki tiap karakter. Beran gkat
dari situ dibuatlah style sheet tiap karakter. Style sheet adalah
gambar tamp ak
dep an, samp ing, dan belakan g kar akter, eksp resi dan mimik
muka, warna y an g
akan digunak an tokoh.
Jika p enerbit
membebaskan studio untuk meny usun naskah beserta cerita, maka
lan gkah p alin g p ertama adalah meny usun cerita. Salah satu buku y ang baik untuk
men gkomp osisikan cerita ad alah S tory, karan gan Robert M cKey .
Skrip (script) disusun setelah desain tokoh ramp ung. Scrip t berisi rancan gan dan
keterangan mend etail setiap
halaman komik. Dialo g, deskrip si adegan,
lokasi,
sfx, jumlah p anel, disusun dalam skrip .
Setelah skrip selesai d ibuat, tim segera membuat thumbnail y an g berisi
rancan gan v isual awal setiap
halaman ko mik. Thumbnail biasany a dikirim d ahulu
ke p enerbit
untuk disetujui. Setelah disetujui, baru tim
melakukan pen cilling di
kertas y ang berukuran 1.5 x dari ukur an komik y an g akan d icetak. Seusai p encil
artist
menunaikan tugasny a, kary a akan masuk ke bagian inking dan kemudian
coloring, p roses coloring ini dilakukan dalam p roses digital. Begitu p roses ini
selesai, naskah d ikirimkan ke p enerbit
untuk mendap at p ersetujuan dan mun gkin
|