BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
Sumber data yang mendukung penelitian ini didapatkan dari hasil :
Literatur
: Melalui buku-buku yang terkait dengan bencana alam dan internet.
Wawancara
:
Melalui
wawancara dengan
narasumber
yang
berkompeten
di
bidang
penanggulangan bencana alam.
2.2. Bencana
Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah
manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan
hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan (WALHI,2008).
Berdasarkan waktu terjadinya, bencana dikelompokkan menjadi dua :
Bencana yang terjadi secara tiba-tiba
Bencana
yang
terjadi secara perlahan,
biasanya
disertai
munculnya
tanda-tanda
hingga bisa dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah korban.
Sedangkan sumber ancaman yang akan menjadi bencana dalam beberapa jenis, yaitu :
Sumber Ancaman Klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah
dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta
4
|
5
beberapa
kejadian
yang
erat
hubungannya
dengan
iklim
dan
cuaca,
Contoh
:
banjir,
kekeringan, taifun, petir, abrasi pantai, badai.
Sumber Ancaman Geologis
Adalah sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi, baik berupa
pergeseran lempeng bumi, bentuk dan rupa bumi, jenis dan materi penyusun bumi, adalah
beberapa contoh kondisi dan dinamika bumi. Contoh :
letusan gunung api, gempa bumi,
tsunami, tanah longsor.
Faktor Manusia
Juga merupakan salah satu ancaman. Perilaku atau ulah manusia dalam pengelolaan
lingkungan seringkali menjadi faktor datangnya bencana itu sendiri. Contoh : banjir, efek
rumah kaca, konflik sosial.
2.3. Kerawanan Wilayah
Beberapa alasan kerawanan wilayah Indonesia dari bencana alam adalah sebagai berikut:
Berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia (lempeng Eurasia, India
Australia, dan Samudra Pasifik)
Berada pada pertemuan tiga sistem pegunungan (Alpine Sunda, Circum Pacific dan
Circum Australia), dengan lebih dari 500 gunung api, 128 gunung di antaranya masih
aktif
Merupakan negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya merupakan perairan
|
![]() 6
Memiliki sekitar 500 sungai besar dan kecil, di mana 30% di antaranya melintasi
wilayah padat penduduk
Tata ruang wilayah belum tertib
Banyak terjadinya penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam.
2.4. Peta Indeks Kerawanan Bencana di Indonesia
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/
|
![]() 7
2.5. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2007
2.6. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2008
|
![]() 8
2.7. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2009
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/
Kesimpulan :
Peta diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia berada dalam tingkat
kerawanan bencana yang tinggi. Total kejadian bencana dalam kurun waktu 2002-2007
berjumlah 1.734 kejadian, dan periode 2009 berjumlah 441 kejadian. Peta diatas juga
menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti
gempa bumi,
banjir, tsunami, tanah longsor, kebakaran, dan gunung api.
2.8. Ragam bencana
Gempa Bumi
|
![]() 9
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi
juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Anonymous,
Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gempa_bumi)
Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang:
??
; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut. Anonymous, Wikipedia
Banjir
Bencana ini muncul setiap tahun tatkala Musim Hujan tiba dengan curah hujan yang
tinggi. Bencana ini melanda dataran rendah di sekitar aliran sungai atau di dataran banjir
atau di pemukiman yang buruk sistem drainasenya. Di daerah pesisir, genangan banjir ini
dapat saling memperkuat dengan banjir karena pasang surut. Daerah yang terkena
bencana banjir ini dapat meluas dan banjir dapat makin hebat seiring dengan kerusakan di
daerah aliran sungai atau kerusakan lingkungan.
Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/banjir)
|
![]() 10
Kebakaran
Kebakaran
adalah
suatu
nyala api,
baik kecil
atau
besar
pada
tempat,
situasi
dan
waktu
yang tidak kita
hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi
api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, furnace di industri
dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran.
Gunung Api
Merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih
dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200
°C. Letusan gunung berapi yang membawa batu
dan abu dapat menyembur
sampai
sejauh
radius 18 km atau
lebih,
sedangkan lavanya
bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gunung_api)
Tanah Longsor
Bencana tanah longsor atau gerakan tanah terjadi setiap tahun bertepatan dengan
Musim Hujan. Daerah-daerah yang terancam oleh bencana ini adalah daerah pegunungan
atau perbukitan yang berlereng terjal. Bencana ini dapat makin hebat seiring dengan
meningkatnya kerusakan lingkungan di sekitarnya.
Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor)
Perubahan iklim
|
![]() 11
Perubahan Iklim ialah perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan
kelembaban sebagai akibat dari Pemanasan Global. Pemanasan Global ialah mningkatnya
temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang
disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Hubungan Perubahan Iklim, Efek Rumah Kaca, dan
Pemanasan Global adalah Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya Pemanasan Global
yang dapat
menyebabkan Perubahan Iklim. Hubungan di antara ketiganya
adalah
hubungan sebab-akibat. Anonymous, WWF (wwf.or.id)
2.9. Definisi Kelompok Rentan
Menurut Departeman Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan
kelompok rentan adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan
dalam
menikmati standar
kehidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan
dan
berlaku
umum
bagi suatu masyarakat yang berperadaban. Kelompok-kelompok rentan adalah:
Anak-anak
Perempuan
IDPs (Internally Displace Persons) dan pengungsi
Kelompok Minoritas
Anak-anak masuk ke dalam kategori rentan karena:
Fisik yang masih lemah
Psikis yang masih labil
|
12
Pengetahuan yang masih terbatas
Pengalaman hidup yang kurang
2.10.
Dampak Bencana Secara Umum
Menurut Yayasan Pulih Indonesia, organisasi nirlaba yang berfokus pada
pendampingan psikososial dan psikologis akibat kekerasan dan bencana, dampak bencana
alam antara lain :
Kesehatan
Keluhan fisik, munculnya wabah penyakit, luka atau cacat yang dialami, menurunnya
daya tahan tubuh, kekurangan makanan dan gizi, perubahan pola tidur.
Psikologi
Penghayatan terhadap pengalaman selama terjadinya bencana, berkurangnya dukungan
sosial, kepercayan diri berkurang, merasa tidak punya harapan.
Kehidupan sosial
( Mengungsi/menumpang hidup) masalah kejahatan/kriminalitas, ketegangan dan konflik
dalam keluarga, perubahan peran dalam keluarga/lingkungan.
Ekonomi
Kehilangan sumber mata pencaharian, kesulitan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,
sarana transportasi terganggu.
Kehidupan keagamaan
Tidak bisa menjalankan ritual keagamaan, sarana ibadah banyak yang rusak dan hilang.
Fasilitas umum
Banyak fasilitas umum yang rusak atau hancur akibat bencana alam.
|
13
2.10.1. Dampak Bencana Bagi Anak
Menurut Yayasan Pulih Indonesia, dampak bencana bagi anak :
Ketakutan dan kekhawatiran terpisah dari orang tua, takut akan terjadi bencana lagi
Pola
tidur
menjadi
terganggu
(mimpi
buruk,
mengigau tengah
malam,
mengompol,
sulit untuk tidur)
Anak jadi sulit berkonsentrasi, terlihat melamun atau diam saja
Anak menjadi sangat peka, mudah sedih, mudah tersinggung, mudah marah/kesal.
Anak jadi waspada berlebihan terhadap situasi yang ada, mudah kaget ketika ada
suara ramai (gaduh) atau ketika ada benda bergoyang
Tingkah lakunya berubah dari kebiasaan yang dilakukan.
Anak berperilaku kasar pada temannya atau orang lain (bicara kasar, memukul
teman dll)
Anak mengeluh mengalami sakit tertentu seperti sakit perut, sakit kepala, demam
yang setelah diperiksakan ke dokter tidak ditemukan penyebabnya
Menarik diri dari keluarga dan teman, terlihat sedih dan murung, aktivitas berkurang
Selalu teringat dengan kejadian bencana ( trauma )
2.11.
Pendidikan Kebencanaan Untuk Anak
Menurut Dr. Heru Susetyo LLM (
Visiting Researcher Disaster Prevention
Research
Inst
Kyoto
University
&
Chulalongkorn
University ),
pendidikan
mitigasi
bencana
pada
siswa
yang
baik dilakukan
dengan
tujuan: (1)
memberi
informasi pada
siswa tentang pengetahuan yang benar mengenai bencana, (2) memberi pemahaman
|
14
tentang perlindungan secara sistematis, (3) membekali siswa melalui practical training
bagaimana
melindungi dirinya
dan
bagaimana
mereka
bisa
merespon bencana tersebut
secara tepat dan cepat. Informasi yang diberikan kepada siswa juga bisa dalam bentuk
basic information (misalnya tentang mengapa gempa bumi terjadi), teknik dan
perencanaan untuk mengurangi resiko bencana, pengetahuan tentang respon darurat,
respon terhadap api, mengamankan diri mereka dari bahaya, evakuasi, dan pertolongan
pertama. Yang akhirnya bertujuan agar anak-anak bisa lebih sigap dan dapat mengambil
peranan penting dalam penyelamatan diri dan orang lain di sekitar mereka.
2.12. Target
Target dari buku ini adalah anak-anak umur 9-11 tahun. Kelas A-B dipilih sebagai
target. Dan berdomisili di kota besar seluruh wilayah karena hampir seluruh wilayah
Indonesia rawan bencana.
2.12.1. Profil Target
Geografis
Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar.
Demografis
Target Primer :
Usia : 9-11 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Profesi : Pelajar Sekolah Dasar
|
15
SES : A-B
Target Sekunder :
Usia : 30 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
Profesi : Karyawan swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga
SES : A-B
Psikologi
Target Primer :
Kepribadian
:
Aktif
,
ceria,
tertarik
pada
sesuatu
yang
berwarna
cerah,
tertarik
pada
hubungan sebab-akibat, mulai mandiri, dapat berkonsentrasi kepada suatu hal.
Prilaku
:
Senang
bermain,
mulai
senang
berkelompok
dengan
teman- teman
sebaya,
selalu ingin tahu kegiatan orang dewasa di sekitarnya.
Target Sekunder :
Kepribadian : Menyayangi anak, peduli pada kebutuhan anak, sering dilanda rasa cemas
yang berlebihan jika anak berada dalam kesulitan atau sakit.
Perilaku
:
Sering
mengajak anak-anak
mereka berekreasi ke tempat
hiburan atau
mall,
sering mengajak anak-anak bermain, sering mendampingi anak untuk belajar.
2.13.
Karateristik Produk
|
![]() 16
Buku
panduan
menghadapi
bencana
untuk
anak-anak
ini
dibuat
dengan
data
sebagai
berikut :
Ukuran: 21 x 21 cm
Tebal: 56 halaman
Isi: Materi
tentang
karateristik
bencana
juga
bagaimana
cara
menghadapi
bencana
sebelum dan sesudah terjadinya.
Karakteristik produk bersifat
informatif, edukatif, ceria,
mudah dipahami, ringkas, dan
menggunakan ilustrasi yang sesuai kebutuhan anak.
2.14. WALHI
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) adalah organisasi lingkungan
hidup yang independen, non-profit didirikan tanggal 15 Oktober 1980. . Saat ini WALHI
hadir di 26 propinsi dengan 436 organisasi anggota.WALHI melakukan kampanye
internasional bersama berbagai jaringan intemasional lainnya yang memiliki keprihatinan
yang sama terhaap
ketidakadilan lingkungan hidup. Salah satunya dengan menjadi
anggota Friends of the Earth International (FoEI) -
federasi lingkungan hidup sedunia
dengan 71 organisasi anggota di 70 negara, dan memiliki lebih dari dari satu juta anggota
individu.
2.14.1. Visi WALHI
|
17
Visi WALHI adalah terwujudnya suatu tatanan sosial ekonomi, dan politik yang
adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan
dan lingkungan hidup yang sehat.
2.14.2. Misi dan Nilai Dasar WALHI
WALHI adalah jaringan pembela lingkungan hidup yang independen untuk
mewujudkan tatanan masyarakat dan tatanan lingkungan hidup yang adil serta
demokratis.
WALHI percaya hak lingkungan hidup yang sehat dan layak adalah hak asasi
manusia.
WALHI menjujung tinggi keadilan gender, hak-hak masyarakat marjinal dan hak-hak
mahluk hidup.
WALHI percaya gerakan lingkungan hidup harus berkembang menjadi gerakan
sosial yang mengutamakan solidaritas, aksiaksi konfrontatif yang kreatif dan tanpa
kekerasan.
WALHI
percaya
organisasi
yang
demokratis,
terbuka,
bertangung
jawab dan
profesional
akan mampu melindungi hak-hak masyarakat dan keberlanjutan
lingkungan hidup.
|
![]() 18
2.14.3. Struktur Organisasi
2.14.4. Isu dan Penanganan
Secara prinsip, WALHI akan melakukan respon setiap kejadian bencana, maupun
potensi terjadinya bencana yang ada. Selain mandat organisasi yang diemban WALHI,
yakni advokasi - WALHI pun mengemban mandat kemanusiaan; meringankan
|
19
penderitaan penduduk terkena bencana. Proporsi dan
focus yang akan membedakan
intervensi WALHI sesuai mandat organisasi WALHI. Selain mandat kemanusiaan,
WALHI melihat ada keterkaitan yang tidak terelakan dari kejadian bencana adalah
terganggunya atau rusaknya system ekologis. Dan kerusakan tersebut lebih banyak
diintervensi oleh manusia. Kebijakan yang meningkatkan ancaman, pengabaian terhadap
potensi atau risiko bencana atau lemahnya penegakan hukum merupakan bagian yang
kerap sebagai pemicu dari kejadian bencana.
Kerja-kerja WALHI dalam pengelolaan bencana dititik beratkan pada upaya
preventif melalui pengurangan risiko dan dampak bencana (disaster risk reduction), yakni
upaya-upaya mitigasi maupun kesiapsiagaan melalui kerja advokasi yang dilakukan
secara terintegrasi. Oleh masyarakat merupakan titik tekan kerja-kerja reduksi risiko
didorong dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sangat di sadari, pengelolaan bencana tidak
lah berdiri sendiri. Pengelolaan bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan
yang
lain. Kejadian
bencana
yang
menimbulkan
korban
jiwa
dan
materi
serta
mempengaruhi system kehidupan manusia dan system pemerintahan merupakan dampak
dari ketidak becusan dalam mengelola sumber-sumber kehidupan secara berkelanjutan.
Ketidak becusan memandang sebuah risiko dalam pemanfaatan dan mengelola untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2.14.5. Stakeholder
Dalam melaksanakan kegiatan WALHI telah bekerjasama dengan badan dana
seperti Dana Mitra Ligkungan (DML), The Asia Foundation, Canadian International
Development Agency (CIDA), The United State Agency for International Development
|
20
(USAID), Frederich Naumann Stiftung (FNS) Frederich Ebert Stiftung (FES), The Ford
Foundation, CUSO, dan lain-lain.
2.14.6. Tujuan
1. Mendorong Negara memenuhi dan menjalankan kewajibannya dalam menyelematkan
dan melindungi rakyat Indonesia dari ancaman bencana serta memenuhi seluruh
kebutuhan
dasar
warga
terkena dampak bencana sesuai standard
penanganan
pengungsi.
2.
Memastikan terjaminnya keberlanjutan kehidupan bermartabat penduduk terkena
dampak bencana.
3. Meningkatkan
pengetahuan dan
kemampuan
masyarakat
mereduksi
risiko dan
dampak ancaman bencana.
4. Memposisikan warga Negara sebagai aktor kunci dalam pengelolaan risiko bencana
dan pengelolaan lingkungan hidup untuk kehidupan yang bermartabat.
2.14.7. Hasil
1. Mempertegas sikap dan peran WALHI dalam advokasi pengelolaan risiko bencana
dan pengelolaan lingkungan berbasis keraky atan.
2. Tersistematisasi
dan
semakin
efektifnya
kerja-kerja
advokasi
WALHI
dalam
pengelolaan risiko bencana.
3.
Memperkuat
gerakan
rakyat atas
pengelolaan
sumber-sumber kehidupan dan
pengelolaan risiko bencana.
|
21
2.14.8. Wawancara
Ferdinand Rachim Officer Desk Disaster National Executive WALHI, berkata
bahwa alasan WALHI salah satunya mengambil fokus dalam pengelolaan resiko bencana
alam adalah karena Posisi geografis kepulauan Indonesia yang unik, selain memiliki
kekayaan alam yang banyak, negeri ini juga memiliki potensi lain berupa daerah rawan
bencana. Negeri ini menjadi jalur jajaran gunung api yang aktif ( ring of fire ), dan diapit
oleh 3 lempeng bumi yang aktif, yaitu Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal itu menjadikan
Indonesia sebagai wilayah yang memiliki 83% daerah yang rawan akan bencana, kecuali
Kalimantan, tetapi Kalimantan sendiri tak terlepas dari ancaman bencana ekologis, yaitu
banjir bandang. Salah urus sumber-sumber kehidupan dan perubahan iklim juga ancaman
lain yang sifatnya alamiah, hal ini juga membuat Indonesia makin rentan. WALHI
mencatat ada 364 kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2006, yang bisa dirata-rata,
setiap hari wilayah Indonesia dihantam bencana. Dan yang membuat prihatin adalah dari
220 juta jiwa penduduk, 98 % warga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan
menghadapi ancaman bencana. Mungkin karena masyarakat tidak tahu atau tidak merasa
bahwa wilayah mereka juga bisa terancam kapan saja. Contohnya di Jakarta, masyarakat
kebanyakan merasa bahwa wilayah mereka tidak rawan. Besarnya ancaman yang
mencapai 83% dari seluruh wilayah dan 98% kerentanan pada total penduduknya,
menjadikan WALHI memprioritaskan pengurangan resiko dalam pengelolaan bencana.
Dan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat.
Sejauh ini yang sudah dilakukan oleh WALHI adalah mencetak publikasi periodik
dan
penerbitan
buku bertema (1).
Seri panduan
dan
supplement
pendidikan
dasar, (2).
Panduan dan pengelolaan bencana (3). Pengelolaan resiko bencana berbasis
masyarakat
|
22
dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris. memproduksi poster, vider, slide dan foto,
memfasilitasi kegiatan LSM untuk meningkatkan kemampuan mereka, dan memberikan
informasi kepada masyarakat luas bekerjasama dengan media cetak dan media elektronik.
Pada tahun 2007, WALHI menerbitkan buku pendidikan pengelolaan bencana
untuk anak-anak Sekolah Dasar, buku ini adalah salah satu upaya WALHI untuk
menguatkan masyarakat, khususnya anak-anak.
Anak-anak adalah kategori kelompok
yang rentan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam bagaimana
menghadapi bencana. Pada saat terjadi bencana, mereka biasanya panik dan hanya
menunggu instruksi dari orang dewasa saja. Sebagai negara yang rawan bencana dan
dengan tingkat kerentanan yang tinggi, sudah saatnya bagi kita untuk mulai menanamkan
rasa kesiapsiagaan pada anak-anak dalam menjalani kehidupan. WALHI juga berharap
bahwa
buku
ini akan
dijadikan
modul
bagi
mata
pelajaran
di
Sekolah
Dasar. Namun
tanggapan masyarakat terhadap buku tersebut kurang baik, karena banyak yang
beranggapan buku ini masih belum bisa dibaca oleh anak-anak tanpa didampingi dewasa,
karena menurut mereka buku ini masih terlalu rumit dan seram, dampaknya adalah anak-
anak enggan mempelajarinya. Memang ini buku pertama untuk anak-anak yang
dikeluarkan
WALHI,
karena
biasanya
WALHI
tidak
mengkhususkan
diri
pada
anak-
anak.
Ferdinand lalu melanjutkan bahwa cara ini
belum optimal, karena hal ini
memerlukan dukungan yang besar dari berbagai pihak, khususnya negara, karena tingkat
kerentanan dan ketidaksiapsiagaan itu tidak terlepas dari peran negara yang tidak
maksimal melindungi masyarakat dari resiko bencana. Tetapi, sebagai organisasi publik,
inilah
usaha
WALHI
dalam
menempatkan
perlindungan dan keselamatan
sebagai
hak
|
![]() 23
azasi rakyat. Sejauh ini daerah yang yang menjadikan buku ini sebagai modul bagi mata
pelajaran di sekolah mereka adalah daerah Ciamis - Bandung dan daerah Bojong - Bogor.
Namun kabarnya anak-anak pun merasa terbebani dengan mata pelajaran tersebut.
Disamping buku nya yang masih dianggap rumit, cara penyampaian guru nya juga
kurang
menarik bagi
mereka. Pada
akhirnya
Ferdinand
berkata,
bahwa
WALHI
terus
berharap agar anak-anak dapat lebih siap dengan apa yang harus dilakukan, kemana harus
menyelamatkan diri, bertahan hidup atau mendapatkan bantuan.
2.14.9. Analisa Produk
Sebagai buku yang memiliki target konsumen anak-anak, buku Bersahabat dengan
Ancaman dari WALHI ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1.
Ilustrasi adalah elemen yang penting untuk menarik minat anak, ilustrasi di cover ini
kurang dibuat dengan baik, ilustrasi di dalam buku juga kurang informatif.
2.
Dari segi warna, buku ini tidak memakai warna-warna yang disukai anak-anak,
warna-warna yang banyak digunakan adalah warna-warna yang gelap, sehingga
menimbulkan kesan seram.
|
![]() 24
3.
Rata-rata teks memenuhi keseluruhan tampilan halaman, hal ini akan membuat anak-
anak merasa bahwa buku ini rumit.
4.
Font pada judul kurang diolah, padahal font pada judul juga berperan penting dalam
menarik minat anak.
2.15. Palang Merah Indonesia
Palang
Merah
Indonesia
(PMI) adalah Perhimpunan Nasional Palang Merah di
Indonesia. Didirikan pada tanggal 17 September 1945. PMI diakui sebagai satu-satunya
Perhimpunan Nasional Palang Merah oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan
Presiden RIS No.25 tahun 1950. Melalui keputusan Presiden No.246 tahun 1963,
pemerintah memperkuat ketentuan peran dan kegiatan PMI.
Secara Internasional, keberadaan PMI telah diakui oleh Komite Internasional Palang
Merah pada tanggal 15 Juni 1950 dan diterima sebagai anggota ke-68 Federasi
Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tanggal 16
Oktober 1950.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas
kepalangmerahan
sebagaimana
dipersyaratkan
dalam
ketentuan
Konvensi-Konvensi
|
25
Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958
melalui UU No 59.
2.15.1. Visi
PMI diakui secara luas
sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu
menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada
mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.
2.15.2. Misi
Menyebarluaskan dan
mengembangkan aplikasi prinsip dasar
Gerakan Palang Merah
dan Bulan sabit Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam
masyarakat Indonesia.
Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan
yang bermutu dan tepat waktu,
mencakup
Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat, pelayanan sosial dan kesehatan
masyarakat dan Usaha Kesehatan Transfusi Darah.
Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan.
2.15.3.
Isu dan Penanganan
2.15.3.1. Penanganan Bencana
a.
Pra-Bencana
Kegiatan yang dilakukan oleh PMI pada masa pra-bencana antara lain :
Kesiapsiagaan
Sistem peringatan dini dan informasi manajemen bencana
Mitigasi
|
26
b.
Saat bencana
Kegiatan yang dilakukan pada saat bencana adalah merupakan kegiatan respon tanggap
darurat berupa :
Evakuasi korban
Pertolongan pertama
Penampungan darurat
Pendirian dapur umum
Penyediaan air bersih dan sanitasi
Relief
c.
Pasca Bencana
Pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana meliputi :
Rehabilitasi
Rekonstruksi
2.15.4. Pelayanan sosial dan Kesehatan Masyarakat
Tujuan program Pelayanan sosial dan Kesehatan masyarakat adalah :
Menyediakan respon cepat dan tepat saat bencana
Berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit menular, misalnya HIV /AIDS, flu
burung, malaria, TBC, maupun demam berdarah.
Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan melalui pendekatan CBFA (Community
Based First
Aid)
dan
memperhatikan
faktor
pencegahan melalui
perbaikan
hygiene,
sanitasi, dan gizi.
Menyediakan pelayanan sosial bagi kelompok rentan tertentu, misalnya bagi
anak
jalanan dan usia lansia.
|
27
Meningkatkan kapasitas staff dan
membina jaringan secara
utuh dan kuat antar PMI
daerah dan PMI cabang
2.15.5. Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) dan Relawan
Pembinaan PMR dan Relawan dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas
sumber daya PMI. Sasaran pembinaan untuk PMR meliputi anggota remaja pada tingkat
Mula, Madya, dan Wira. Sedangkan untuk relawan meliputi anggota biasa yang berada
dalam wadah Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR).
2.15.6. Pelayanan Tranfusi Darah
Cakupan tugas Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) antara lain :
Pengerahan dan pelestarian donor darah
Pengambilan darah donor
Pengolahan dan pengamanan darah
Penyimpanan dan pendistribusian darah
2.15.7. Stakeholder
PMI
telah menjalin kerja sama dengan pemerintah serta berbagai perusahaan,
NGO, media, maupun badan dunia, antara lain Departemen Kesehatan, SCTV, RCTI,
Philip Morris, IBM, TNI, Pertamina, BP Migas, Microsoft, USAID, UNDP, UNHCR,
WFP, UNAIDS, WHO dan Global Fund. Kerja sama ini dilakukan untuk bidang bantuan
darurat, penguatan kapasitas, kegiatan rutin PMI maupun promosi.
|
28
2.15.8. Wawancara
Rina Utami, S.pd
Kepala Divisi Palang Merah Remaja
Palang Merah
Indonesia, berkata bahwa salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk
mensosialisasikan
kesiapsiagaan
bencana
dan
pengurangan
risiko dalam
pendidikan
sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan
yang tersebar di 33 provinsi.
Sejak tahun 2007, PMI juga mengeluarkan buku seri
panduan bencana untuk anak-anak dan remaja yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu PMR
Mula (SD) , PMR Madya (SMP) , dan PMR Wira (SMA). Inti dari buku ini sebetulnya
sama, hanya bahasa yang digunakan pada penyampaiannya berbeda. Sampai sekarang
buku ini juga masih direvisi jika ada PMI cabang yang beranggapan materi-materi nya
tidak sesuai dengan kompetensi PMR, biasanya mereka mengeluarkan kuisioner untuk
memperbaiki materi dari buku tersebut. Target dari buku ini adalah anggota Palang
Merah Remaja ( PMR ), karena buku ini memang merupakan panduan bagi mereka untuk
melakukan penyuluhan kepada orang lain. biasanya mereka meneruskan melakukan
penyuluhan tersebut kepada anak-anak dan teman sebaya mereka nantinya. Jadi buku ini
memang hanya terbatas pada ekstrakulikuler PMR saja. Namun tidak menutup
kemungkinan juga jika masyarakat umum membaca buku tersebut.
Pendekatan yang dilakukan PMI pada anak-anak adalah melalui pendekatan yang
menarik minat mereka, seperti melalui sandiwara, mengajak mereka bermain, contohnya
melalui permainan ular tangga, juga bernyanyi. Tetapi mereka menyelipkan materi-
materi tentang panduan
menghadapi bencana alam disitu. Pendekatan
lain adalah
pelatihan
rutin PMR dan
melakukan
kampanye
di
event-event
yang
berkaitan dengan
|
![]() 29
kebencanaan. Intinya, hal yang amat dihindari adalah kesan menggurui anak-anak. Rina
berpendapat bahwa pendekatan paling efektif adalah pendekatan melalui permainan ular
tangga. Karena media ini menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak. Anak-anak
pun bisa memainkan permainan ini kapan saja, dampaknya pun baik, dengan semakin
sering memainkannya, anak-anak akan lebih mudah mengingat materi yang diberikan.
Materi-materi tersebut juga tidak hanya tentang bencana, PMI juga tetap berusaha
menanamkan nilai-nilai dasar nya pada anak-anak. Jadi selain materi kebencanaan
tersebut, PMI juga menyelipkan materi tentang pertolongan pertama, kepedulian sesama,
kepemimpinan,
dan
kepalangmerahan. Pada
akhirnya
Rina
berkata
bahwa
semoga
berbagai
usaha
PMI
dalam
penyuluhan
kebencanaan
ini
menggerakkan
generasi
muda
dan masyarakat dalam membangun kesadaran akan
bencana dan dalam mengemban
tugas-tugas kemanusiaan.
2.15.9. Analisa Produk
Buku Ayo Siaga Bencana! Ini adalah buku yang diterbitkan oleh PMI, sebagai buku yang
targetnya adalah seluruh anak-anak buku ini memiliki kekurangan, yaitu :
|
![]() 30
1. Promosi kurang, buku ini tidak tersedia di toko-toko buku pada umumnya.
2. Dari segi warna, warna-warna yang digunakan pada buku ini cenderung gelap.
Hingga kurang menarik minat anak.
3. Sebagian besar ilustrasi di buku ini kurang informatif.
4.
Banyaknya teks yang hampir memenuhi halaman membuat anak-anak akan berpikir
bahwa buku ini rumit.
2.16. Gramedia Pustaka Utama
Gramedia adalah penerbit majalah, tabloid, buku dan komik terkemuka di Indonesia,
dengan rentang usia pembaca terlengkap. Produk Gramedia mencakup bacaan
untuk
batita (bawah tiga tahun), anak usia TK-SD, remaja pria dan wanita, dewasa, sampai
bacaan khusus untuk pehobi.
Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi. Redaksi terbagi dalam lima
bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media Otomotif, Media Pria, serta Media
Pengetahuan, Teknologi dan Umum.
Sedangkan Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan
Teknologi Informasi. Dipelopori oleh terbitnya Majalah Intisari tahun 1963, kini
Gramedia telah menerbitkan lebih dari 1.100 judul tabloid, majalah, komik, serta buku.
|
![]() 31
2.16.1. Visi
Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang
terbesar,
pilihan utama masyarakat indonesia, dan memuaskan serta membanggakan bagi para
stakeholders.
2.16.2. Misi
Menyediakan informasi
dan
layanan
edutainment
yang
beretika,
dan
ikut
serta
dalam upaya mencerdaskan bangsa indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif,
mandiri, dan berwawasan.
2.17. Seri Bencana Alam di Indonesia
|
![]() 32
Buku
ini adalah buku
terbitan
Erlangga For Kids
yang
membahas
mengenai bencana,
buku ini memiliki 4 seri, kelemahan dari buku ini adalah :
1.
Dari segi cover, buku ini menyajikan visual yang menyeramkan dari dampak-
dampak bencana, hal inilah yang membuat anak enggan membaca nya.
2.
Dari segi judul, jenis font yang dipilih kurang memiliki bentuk yang baik bagi anak,
malah semakin menambah kesan seram.
3.
Dari segi
isi, anak-anak
akan dihadapkan
pada
foto-foto
tentang
dampak
bencana
alam yang menyeramkan secara terus menerus, hal ini akan semakin membuat anak
enggan untuk menghadapi bencana.
4.
Materi yang
dibahas
terlalu
panjang dan
ilustrasi
yang tidak
informatif pun
mempersulit penyempaian materi.
|
![]() 33
2.18. Seri Mengenal Bencana Alam
ini adalah salah satu seri terbitan dari Penerbit Kanisius, seri lain dari buku ini adalah seri
banjir, gempa bumi, dan gunung meletus. Buku ini pun memiliki kelemahan, yaitu :
1.
Sebagai buku yang targetnya anak-anak, ilustrasi cover buku ini kurang baik, karena
menggambarkan keresahan dan ketakutan masyarakat saat terjadi tsunami.
2.
Dari segi warna, warna-warna yang digunakan adalah warna-warna yang gelap.
2.19.
Analisa SWOT
2.19.1 Strength
Materi
yang
akan
disampaikan
sesuai dengan
kebutuhan
anak-anak.
Baik
dari
segi visual maupun segi verbal.
Buku ini memiliki manfaat yang besar bagi anak-anak, karena memberikan
pengetahuan
tentang bencana dan bagaimana cara
menyikapinya secara
mendetail.
Buku ini bersifat jangka panjang dan berlaku di semua wilayah.
Buku
ini
dilengkapi
dengan
item-item
keselamatan
yang
akan
membantu
anak
dalam menumbuhkan rasa kesiapsiagaan pada diri mereka.
|
34
Seluruh bahasan tentang bencana dibahas secara singkat dan berada dalam
satu buku.
2.19.2. Weakness
Paradigma
di
masyarakat
yang
beranggapan
bahwa
bencana
sebagai
hal
yang
seharusnya memang terjadi. Bukan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikurangi
resikonya, jadi, hal ini juga mempengaruhi pola pikir anak-anak yang menjadi
berpikir untuk pasrah pada keadaan.
Masyarakat beranggapan bahwa wilayah mereka tidak rawan bencana.
2.19.3. Opportunities
Indonesia
adalah
negara
yang
rawan akan
bencana. Jadi,
buku
seperti
ini
amat
dibutuhkan.
Belum ada buku di pasaran yang menawarkan mempelajari bencana dengan cara
yang tidak menyeramkan.
Anak-anak masih memiliki peluang untuk diberikan berbagai macam materi lewat
suatu media menarik minat mereka.
2.19.4. Threat
Banyaknya media lain yang lebih menarik perhatian anak, seperti game dan
televisi.
Kurangnya
dukungan
dari pihak
orangtua
yang
beranggapan
bahwa
materi
ini
kurang penting.
|