BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Simulasi
2.1.1
Defenisi Simulasi
Menurut Kakiay (2003, p1), mengemukakan defenisi simulasi
sebagai suatu sistem yang digunakan
untuk memecahkan atau
menguraikan
persoalan-persoalan
dalam kehidupan
nyata
yang
penuh
dengan
ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model tertentu dan lebih
ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan solusinya.
Menurut Harrel et al. (2000, p5), mengemukakan bahwa simulasi
adalah imitasi dari sistem dinamis
dengan
menggunakan
model
komputer
untuk mengevaluasi dan meningkatkan performansi sistem.
Menurut Schriber (1987), simulasi adalah model dari suatu proses
atau sistem dimana dengan cara tertentu
model
tersebut
melakukan
respon
yang
sama dengan sistem
yang sebenarnya terhadap suatu kejadian dengan
waktu yang tidak dibatasi.
Menurut Emshoff dan Simon (1970), simulasi didefinisikan sebagai
suatu
model
sistem dimana
komponennya
direpresentasikan
oleh
proses-
proses  aritmatika  dan  logika  yang  dijalankan  komputer  untuk
memperkirakan sifat-sifat dinamis sistem tersebut.
  
27
Menurut Shannon (1975), simulasi merupakan proses perancangan
model
dari
sistem nyata
yang
dilanjutkan
dengan
pelaksanaan
eksperimen
terhadap model untuk mempelajari perilaku sistem atau evaluasi strategi.
Menurut  Banks  dan  Carson  (1984),  simulasi  adalah  tiruan  dari
sistem nyata
yang dikerjakan secara manual atau komputer, yang kemudian
diobservasi dan disimpulkan untuk mempelajari karakterisasi sistem.
Menurut Hoover dan Perry (1990), simulasi merupakan proses
perancangan
model
matematis
atau
logis
dari
sistem nyata,
melakukan
eksperimen terhadap model dengan menggunakan komputer untuk
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku sistem.
Menurut Law dan Kelton (1991), simulasi didefinisikan sebagai
sekumpulan metode dan aplikasi untuk menirukan atau merepresentasikan
perilaku
dari
suatu
sistem nyata,
yang
biasanya
dilakukan
pada
komputer
dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.
Menrut Khosnevis (1994), simulasi merupakan proses aplikasi
membangun
model
dari
sistem nyata
atau
usulan
sistem,
melakukan
eksperimen
dengan
model
tersebut untuk
menjelaskan
perilaku
sistem,
mempelajari  kinerja  sistem  atau  untuk  membangun  sistem  baru  sesuai
dengan kinerja yang diinginkan.
  
28
2.1.2
Keuntungan dan Kekurangan Model Simulasi
Menurut
Suryani
(2006,
p5),
simulasi
mempunyai
kelebihan
dan
kekurangan. Kelebihan tersebut antara lain:
Tidak
semua
sistem
dapat
direpresentasikan
dalam
model
matematis,
simulasi merupakan alternatif yang tepat.
Dapat
bereksperimen
tanpa
adanya
resiko pada
sistem
nyata.
Dengan
simulasi
memungkinkan
untuk
melakukan
percobaan
terhadap
sistem
tanpa harus menanggung resiko terhadap sistem yang berjalan.
Simulasi
dapat
mengestimasi
kinerja
sistem pada
kondisi
tertentu dan
memberikan  alternatif  desain  terbaik  sesuai  dengan  spesifikasi  yang
diinginkan.
Simulasi
memungkinkan untuk
melakukan studi
jangka panjang dalam
waktu relatif singkat.
Dapat menggunakan input data bervariasi.
Menurut  Suryani  (2006,  p5),  simulasi 
mempunyai  kekurangan,
antara lain:
Kualitas dan analisis model tergantung pada si pembuat model.
Hanya mengestimasi karakteristik sistem berdasarkan masukan tertentu.
Menurut
Render
et
al. (2003,
p603),
menyatakan bahwa simulasi
merupakan  suatu  alat  yang  semakin  banyak  digunakan  karena  beberapa
alasan, yaitu:
  
29
Simulasi relatif mudah dan fleksibel.
Perkembangan  akhir  dalam  dunia  software memungkinkan  beberapa
model simulasi sangat mudah untuk dikembangkan.
Simulasi dapat digunakan untuk
menganalisa situasi dunia nyata
yang
kompleks
dan
luas
yang
tidak
dapat
diselesaikan
oleh
model
analisis
kuantitatif konvensional.
Simulasi  memungkinkan  analisa  what-if.  Dengan  bantuan  komputer,
manager
mampu
mencoba
beberapa
kebijakan
keputusan
dalam
hitungan menit.
Simulasi tidak mempengaruhi sistem dunia nyata.
Simulasi memungkinkan peneliti untuk mempelajari efek interaktif dari
komponen  individu  ataupun  variabel  untuk  menentukan  yang  mana
yang penting.
Simulasi memungkinkan time compression.
Simulasi memungkinkan terlibatnya beberapa komplikasi yang terjadi di
dunia  nyata, 
yang 
mana 
tidak  dimungkinkan 
oleh 
model 
analisis
kuantitatif pada umumnya.
Menurut
Render
et
al.
(2003,
p604), kekurangan
utama
simulasi
adalah:
  
30
Model simulasi yang baik untuk situasi kompleks pada umumnya sangat
mahal.  
Proses  
pembuatannya  
memakan  
waktu  
yang  
lama   dan
merupakan proses yang kompleks pula.
Simulasi
tidak
menghasilkan
solusi
yang
optimal
untuk
suatu
permasalahan   seperti   teknis   analisis   kuantitatif   lainnya.   Simulasi
merupakan
pendekatan trial
and
error,
yang
memberikan solusi
yang
berbeda setiap pengulangannya.
Manager harus membangkitkan kondisi dan batasan dengan solusi yang
hendak dicapai.
Masing-masing  model  simulasi  bersifat  unik.  Solusi  dan  keputusan
simulasi tidak selalu dapat diaplikasikan untuk permasalahan lain.
Kakiay  (2003,p3-5),  menyebutkan  terdapat  berbagai  keuntungan
lain yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan simulasi dan simulasi
komputer, yaitu sebagai berikut:
1.
Menghemat Waktu (Compress Time)
Kemampuan didalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan
yang bila dikerjakan akan memakan waktu tahunan tetapi kemudian
dapat
disimulasikan
hanya
dalam beberapa
menit,
bahkan
dalam
beberapa
kasus
hanya
dalam hitungan
detik.
Kemampuan
ini
dapat
dipakai oleh para peneliti untuk melakukan berbagai pekerjaan desain
operasional
yang
mana juga
memperhatikan bagian terkecil dari
waktu
  
31
untuk
kemudian
dibandingkan
dengan
yang
terdapat pada sistem
yang
nyata berlaku.
2.
Dapat Melebar-luaskan Waktu (Expand Time)
Hal   ini   terlihat   terutama   dalam   dunia   statistik   dimana   hasilnya
diinginkan dapat tersaji dengan cepat. Simulasi dapat digunakan untuk
menunjukkan   perubahan   struktur   dari   suatu   sistem   nyata   yang
sebenarnya tidak dapat diteliti pada waktu yang seharusnya. Dengan
demikian
simulasi
dapat
membantu
mengubah
sistem nyata
hanya
dengan memasuki sedikit data.
3.
Dapat Mengawasi Sumber-sumber yang Bervariasi (Control Sources of
Variation)
Kemampuan
pengendalian
dalam simulasi
ini
tampak
apabila
statistik
digunakan  untuk  meninjau  hubungan 
antara  variabel  bebas
(independent) dengan variabel terkait (dependent)
yang
merupakan
faktor-faktor yang akan dibentuk dalam percobaan. Di dalam simulasi
pengambilan data dan pengolahannya
pada komputer, ada beberapa
sumber yang dapat dihilangkan atau sengaja ditiadakan. Untuk
memanfaatkan kemampuan ini, peneliti harus mengetahui dan mampu
menguraikan sejumlah input dari sumber-sumber yang bervariasi yang
dibutuhkan oleh simulasi tersebut.
  
32
4.
Mengoreksi
Kesalahan-kesalahn
Perhitungan
(Error
in
Meansurement
Correction)
Dalam prakteknya
pada
suatu
kegiatan
ataupun
percobaan
dapat
saja
muncul
kesalahan
dalam
mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, dalam
simulasi  komputer  jarang  ditemukan  kesalahan  perhitungan  terutama
bila
angka-angka
diambil dari
komputer
secara teratur dan bebas.
Komputer   mempunyai   kemampuan   untuk   melakukan   perhitungan
dengan akurat.
5.
Dapat 
Dihentikan 
dan 
Dijalankan 
Kembali 
(Stop
Simulation 
and
Restart)
Simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan
ataupun pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk
terhadap program simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percobaan tidak
dapat   dihentikan   begitu   saja.   Dalam   simulasi   komputer,   setelah
dilakukan penghentian maka
kemudian dapat dengan cepat dijalankan
kembali (restart).
6.
Mudah Diperbanyak (Easy  to Replicate)
Dengan simulasi
komputer percobaan dapat
dilakukan
setiap
saat
dan
dapat diulang-ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah
berbagai
komponen
dan
variabelnya, seperti
dengan
perubahan
pada
parameternya, perubahan pada kondisi operasinya, ataupun dengan
memperbanyak output
  
33
2.2
Kriteria Waktu yang Tepat dalam Penggunaan Simulasi
Menurut Harrel et al. (2000, p12), simulasi sendiri memiliki batasan
yang
harus
diperhatikan
sebelum memutuskan
penggunaannya
terhadap
sebuah situasi. Beberapa petunjuk umum tentang kriteria yang cocok dalam
penggunaan simulasi:
Keputusan operasional (logis maupun kuantitatif) dibutuhkan.
Proses yang akan dianalisa terdefinisi dengan baik dan berulang-ulang.
Aktivitas
dan
kejadian
menunjukkan
sifat
ketergantungan
dan
keanekaragaman.
Biaya  akibat  penerapan  keputusan 
lebih  besar  dibandingkan  biaya
pembuatan simulasi.
Biaya
eksperimen
pada
sistem
aktual
lebih besar dibandingkan
biaya
pembuatan simulasi.
2.3
Klasifikasi Simulasi
Menurut Suryani (2006, p6), simulasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Menurut waktu:
a.
Simulasi statis. Pada simulasi ini output model tidak dipengaruhi
waktu.
b.
Simulasi
dinamis.
Pada
simulasi
ini
output
model
dipengaruhi
waktu. Waktu yang bertindak sebagai variabel bebas.
  
34
Contoh: model populasi yang berkembang sepanjang waktu, laju
penjualan, tingkat penjualan.
2.
Menurut perubahan status variabel:
a.
Simulasi   kontinu,   merupakan   model   simulasi   yang   status
variabel berubah secara kontinyu.
Contoh: model-model   level   cairan   yang   rate-nya   (lajunya)
berubah setiap saat.
b.
Simulasi diskrit model yang status variabel berubah pada saat-
saat tertentu.
Contoh: model-model  inventory yang  materialnya  datang  dan
diambil pada waktu tertentu
3.
Menurut derajat ketidakpastiannya:
a.
Simulasi
deterministik,
merupakan
model
yang
outputnya
bisa
ditentukan secara pasti.
Contoh: model-model
matematis,
model
Economic
Order
Quantity.
b.
Simulasi stokastik, yaitu model yang model tidak bisa ditentukan
secara pasti (mengandung ketidakpastian).
Contoh: diagram pohon keputusan.
  
35
2.4
Jenis- jenis Simulasi
Terdapat
beberapa
jenis simulasi
yang biasa digunakan
(menurut
Kakiay, Pengantar Sistem Simulasi 2004). Yaitu:
Simulasi Identitas (Identity Simulation)
Simulasi
identitas
ini digunakan secara langsung dan cukup sederhana
dalam penggunaannya. Dengan banyak meniadakan berbagai macam hal
yang
mendasar
dari
aturan
permodelan. Kekurangan dari simulasi ini
adalah cukup mahal dan tidak begitu layak, hanya sedikit memberikan
kontrol atau mungkin tidak memberikan jawaban yang efektif.
Simulasi Identitas Semu (Ouasi Indentity Simulation)
Simulasi
ini memodelkan berbagai aspek yang terkait dari
sistem yang
sebenarnya sehingga dapat mengeluarkan unsur-unsur yang dapat
membuat setiap simulasi identitas tidak berfungsi dengan baik. Simulasi
ini setingkat lebih maju dibandingkan dengan simulasi identitas.
Simulasi Laboratorium (Laboratory Simulation)
Simulasi laboratorium biasanya memerlukan berbagai komponen seperti
operator, perangkat lunak dan keras, prosedur operational, fungsi-fungsi
matematis, distribusi probabilitas, dan lain sebagainya. Keuntungan dari
simulasi ini adalah simulasi ini
lebih murah dan lebih layak untuk
memberikan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan
  
36
dengan dua
simulasi diatas. Terdapat dua jenis simulasi laboratorium,
yaitu:
-
Operating Planning.
Disini  komputer  berperan  sangat  penting  sebagai  pengumpul
data dan sebagai pengolahan informasi.
-
Man Machine Simulation.
Didalam simulasi
ini,
aturan-aturan
dari
simulasi
tidak
terlalu
diperhatikan  dan  komputer  hanya  digunakan  untuk  mengolah
dan menganalisis data.
Simulasi Komputer (Computer Simulational)
Untuk  simulasi  jenis  ini,  digunakan  komputer  untuk  menyelesaikan
masalah sesuai dengan kebutuhan yang kemudian komputer tersebut
diprogram sehingga nanti dapat digunakan
untuk
memecahkan
masalah
yang sama lagi. Untuk saat sekarang ini, lebih condong untuk dilakukan
simulasi komputer. Selain penggunaannya yang mudah juga karena hasil
yang diperoleh untuk pemecahan masalah lebih cepat dan akurat.
2.5
Pengertian Random Number dan Generator Random Number
Menurut Kakiay (2004, p21), Random Number Generator adalah
suatu algoritma yang digunakan untuk menghasilkan
urutan-urutan
atau
sequence dari angka-angka sebagai hasil dari perhitungan dengan komputer
  
37
yang diketahui distribusinya
sehingga angka-angka tersebut
muncul secara
random dan digunakan terus-menerus.
Menurut
Suryani
(2006,
p23),
bilangan
random
merupakan
bilangan yang berdistribusi uniform antara 0 dan 1.
Menurut  Kakiay  (2004,  p22),  dalam  penentuan  random number
pada umumnya terdapat beberapa sumber yang dipergunakan, antara lain:
Tabel Random Number
Tabel  Random ini  sudah  banyak  ditemukan  mulai  dari  enam  digit
sampai dengan dua belas digit.
Electronic Random Number
Electronic Random Number ini juga banyak digunakan dalam percobaan
penelitian.
Congruential Pseudo Random Number Generator
Random Number Generator ini terdiri dari tiga bagian:
-
Additve (Arithmatic) Random Number Generator.
-
Multiplicative Random Number Generator.
-
Mixed Congruential Random Number Generator.
  
38
2.6
Tipe Simulasi
2.6.1
Static versus Dynamic Simulation
Simulasi statis merupakan simulasi yang tidak berdasarkan 
atau
dipengaruhi oleh waktu. Simulasi statis pada umumnya mencakup proses
pembuatan
sampel
random
untuk
menggeneralisasikan hasil statistik, yang
pada umunya dinamakan simulasi Monte Carlo.
Simulasi
dinamis,
merupakan
kebalikan dari simulasi statis yang
mencakup perubahan waktu. Simulasi dinamis mencakup perubahan status
yang terjadi sepanjang waktu. Simulasi dinamis sangat cocok digunakan
untuk
menganalisa
sistem
manufaktur dan jasa karena sangat dipengaruhi
waktu.
2.6.2
Stochastic versus Deterministic Simulation
Simulasi   dimana   satu   atau   lebih   variabel   masukan   bersifat
inventory,
secara
natural
dikategorikan
sebagai
simulasi
stokastik atau
simulasi
probabilistik.
Simulasi
stokastik
menghasilkan
output yang
merupakan inventory sehingga hanya memberikan suatu pandangan data
bagaimana sistem mungkin beroperasi.
Simulasi yang mana komponen masukannya tidak besifat inventory
disebut dengan simulasi deterministik. Simulasi deterministik memiliki input
yang konstan dan output yang konstan pula.
  
39
2.6.3
Discrete-Event versus Continious Simulation
Discrete–event simulation
merupakan simulasi dimana perubahan
pada titik waktu yang diskrit yang dipicu oleh kejadian. Simulasi seperti ini
mungkin mencakup:
Kedatangan entitas pada suatu workstation.
Kegagalan/kerusakan dari sumber daya.
Penyeesaian dari suatu aktivitas.
Berhentinya shift.
Sedangkan  pada 
continious  simulation, status variabel berubah
secara terus menerus sepanjang waktu.
2.7
Simulasi Monte Carlo
Menurut Kakiay (2004, p113), simulasi Monte Carlo dikenal juga
dengan
istilah Sampling Simulation atau Monte Carlo Sampling Technique.
Sampling simulasi ini menggambarkan kemungkinan penggunaan data
sampel
dalam
metode
Monte
Carlo
dan juga sudah dapat diketahui atau
diperkirakan distribusinya. Simulasi ini
menggunakan data
yang sudah ada
(historical data) yang sebenarnya dipakai pada simulasi untuk tujuan lain.
Dengan kata lain apabila
menghendaki model simulasi yang
mengikutsertakan  inventory atau  sampling dengan  distribusi  probabilitas
  
40
yang dapat diketahui dan ditentukan, maka secara simulasi Monte Carlo ini
dapat digunakan.
Metode
simulasi
Monte
Carlo
ini cukup sederhana didalam
menguraikan ataupun menyelesaikan persoalan, termasuk dalam penggunaan
program-programnya didalam komputer.
Menurut Render et al. (2003, p604), ketika sebuah sistem memiliki
elemen-elemen yang menunjukkan adanya suatu peluang dalam sifat
variabelnya, metode dari simulasi Monte Carlo ini dapat diaplikasikan.
Ide dasar dari simulasi Monte Carlo ini adalah menggenerate atau
menghasilkan
suatu
nilai
untuk
membentuk
suatu
model
dari
variabelnya
dan dipelajari. Ada banyak sekali variabel-variabel didalam sistem nyata ini
yang
merupakan
probabilitas
secara alami
dan
yang
mungkin
ingin
kita
simulasikan.
Berikut adalah beberapa contoh dari variabel-variabel berikut:
1.
Persediaan permintaan harian atau mingguan.
2.
Waktu menunggu untuk pemesanan persediaan sampai tiba ke kita.
3.
Waktu diantara breakdown mesin.
4.
Waktu antar kedatangan di fasilitas pelayanan.
5.
Waktu pelayanan.
6.
Waktu untuk menyelesaikan suatu proyek.
7.
Jumlah karyawan yang tidak hadir setiap harinya.
  
41
Dasar
dari
simulasi
Monte
Carlo
adalah
percobaan
dari
peluang
(probabilitas) elemen melalui penarikan contoh acak (inventory sampling).
Berikut ini lima langkah-langkah untuk melakukan simulasi Monte Carlo:
1.
Membuat suatu distribusi probabilitas dari variabel pentingnya.
2.
Kemudian  menyusun  distribusi  probabilitas  kumulatifnya  dari  setiap
variabel yang berasal dari langkah 1.
3.
Membuat suatu interval angka acak dari setiap variabelnya.
4.
Menggenerate angka acak.
5.
Dan   terakhir   lakukan   simulasi   secara   berkala   untuk   percobaan-
percobaannya.
2.8
Metodologi Simulasi
Tahapan dalam metodologi simulasi adalah sebagai berikut :
1.
Mendefinisikan masalah.
Proses 
mendefinisikan 
masalah 
yang 
dilakukan 
untuk 
menentukan
tujuan dari simulasi sedikit berbeda dari proses mendefinisikan masalah
dalam teknik
analisis
lainnya.
Pada
intinya,
proses
mendefinisikan
masalah
dalam simulasi
mencakup
spesifikasi
tujuan
dan
indentifikasi
variabel
sistem yang
dapat
dikendalikan
dan
yang
tidak
dapat
dikendalikan untuk diteliti.
  
42
2.
Membangun model simulasi.
Perbedaan antara simulasi dengan teknik analisis lainnya seperti linear
programming ataupun teori antrian adalah bahwa dalam simulasi, model
harus dibangun secara khusus untuk suatu kondisi dimana terjadi
masalah.
Spesifikasi variabel dan parameter
Langkah awal dalam pembangunan
model simulasi adalah menentukan
karakteristik
dari
sistem
yang
harus diperbaiki, yang disebut dengan
parameter, dan karakteristik mana yang diizinkan untuk mengalami
perubahan-perubahan  selama 
simulasi,  yang  dinamakan  dengan
variabel.
Spesifikasi aturan pengambilan keputusan
Aturan pengambilan keputusan merupakan kumpulan kondisi-kondisi
yang
merupakan sifat dari model simulasi yang dikembangkan. Pada
umumnya, aturan pengambilan keputusan adalah aturan prioritas dalam
suatu model simulasi.
Spesifikasi distribusi probabilitas
Dua kategori dari distribusi
yang dapat digunakan dalam siulasi adalah
distribusi
frekuensi
empiris dan juga distribusi
matematik
standar.
Distribusi empiris diperoleh dari observasi
terhadap frekuensi relatif
terjadinya suatu kejadian seperti kedatangan dalam suatu antrian. Denga
kata  lain,  distribusi  empiris  merupakan  suatu  distribusi  yang  khusus
  
43
dibangun dan
hanya
sesuai
untuk kondisi
tertentu.
Namun demikian,
distribusi 
data 
sering 
kali  diasumsikan 
mengikuti 
suatu 
distribusi
matematik standar seperti distribusi normal atau distribusi poisson.
Spesifikasi time-incrementing procedure
Dalam  suatu 
model  simulasi, 
waktu  dapat  dimajukan  dengan  dua
metode, yaitu: (1) peningkatan waktu tetap (fixed-time increments) atau
(2) peningkatan waktu variabel (variabel-time
increments).
Kedua
metode
tersebut
membutuhkan
konsep
waktu
dalam simulasi.
Dalam
peningkatan waktu tetap, waktu (seperti: menit, jam ataupun hari) dalam
simulasi meningkat dengan interval yang tetap dari suatu periode waktu
ke
periode
lainnya.
Sedangkan
dalam peningkatan
waktu
variabel,
peningkatan waktu terjadi dengan suatu
variabel
yang
memerintahkan
suatu kejadian pindah ke kejadian lainnya.
3.
Membuat spesifikasi nilai dari variabel dan parameter.
Menentukan kondisi awal
Suatu variabel selama proses simulasi akan mengalami perubahan nilai,
namun
demikian
suatu
variabel
harus
memiliki
nilai
awal. Nilai
dari
parameter akan bersifat tetap, namun demikian, parameter dapat berubah
bila alternatif yang berbeda dipelajari dalam simulasi.
  
44
Menentukan lamanya program dijalankan
Lamanya suatu program simulasi dijalankan tergantung pada tujuan dari
simulasi.
Dengan
kata
lain,
suatu
program akan
dijalankan
hingga
mencapai equilibrium.
4.
Mengevaluasi hasil.
Hasil yang diperoleh dari suatu simulasi tergantung pada bagaimana
suatu
model
simulasi
dikembangkan
mendekati
sistem nyata.
Namun
demikian,
hasil
yang
diperoleh
juga tergantung pada perancangan
simulasi  dalam  suatu 
area 
statistik. 
Pada 
kondisi 
tertentu, 
model
simulasi
dikembangkan
dalam bentuk
percobaan
hipotesa,
sehingga
simulasi
dijalankan
dalam suatu
kumpulan
sampel
data
yang
menggambarkan analisis formal dalam statistik inferensia.
5.
Melakukan validasi.
Proses
validasi
dapat
digambarkan
sebagai
suatu
proses testing
pada
program komputer
untuk
meyakinkan
bahwa
program simulasi
yang
dikembangkan tepat dan benar. Untuk melakukan validasi, sistem analis
memiliki
tiga
alternatif yaitu
(1)
membandingkan
hasil
kalkulasi
dari
program
simulasi
dengan
hasil
kalkulasi
pada
program
yang
terpisah,
(2) melakukan
simulasi terhadap kondisi simulasi dan membandingkan
hasilnya dengan sistem yang sekarang, (3) memilih beberapa poin dalam
simulasi
yang
dijalankan
dan
membandingkannya
dengan
hasil
yang
  
45
diperoleh dengan model matematis yang sesuai untuk kondisi yang sama
pula.
6.
Membuat proposal penelitian baru.
Bedasarkan pada hasil simulasi, suatu proposal terhadap penelitian baru
dapat dibuat. Proposal penelitian baru yang diusulkan ini berkaitan
dengan
perubahan pada
parameter, variabel,
aturan
keputusan, kondisi
awal dan lamanya suatu simulasi dijalankan.
Diagram
berikut
ini
merupakan
diagram
alir
yang
menggambarkan
langkah-langkah penting dalam simulasi. (Chase et al, 2006, p693)
  
46
Diagram 2.1 Diagram Langkah-langkah Penting dalam Simulasi
  
 D
47
2.9
Identifikasi Distribusi
2.9.1
Uji Kebaikan Suia (Goodness of Fit)
Menurut Walpole (1995, p325), uji kebaikan suai (Goodness of Fit)
digunakan 
untuk 
menentukan  apakah  suatu  populasi  memiliki  sebaran
teoritik tertentu
yang didasarkan
pada
seberapa
baik kesesuaian antara
frekuensi
yang teramati dalam data contoh
dengan
frekuensi
harapan
yang
didasarkan pada sebaran yang dihipotesiskan.
2.9.1.1   Kolmogorov-Smirnov Test
Uji Kolmogorov-Smirnov
merupakan salah satu uji kebaikan suai
yang digunakan untuk membandingkan tingkat kesesuaian sampel
dengan
suatu distribusi
tertentu seperti normal, uniform, poisson dan eksponensial.
Uji
ini didasarkan pada perbandingan frekuensi kumulatif dari data dengan
frekuensi kumulatif dari distribusi teoritis. Berikut adalah langkah pengujian
kolmogoro-smirnov:
1.
Tentukan frekuensi kumulatif data hasil observasi (F
0
).
2.
Tentukan frekuensi kumulatif distribusi data teoritis (F
e
).
3.
Tentukan nilai D
n
dengan menghitung absolute dari selisih F
e
F
0
.
4.
Tentukan D
n
Maksimal dari langkah nomor 3.
a
5.
Tentukan nilai kritis tabel D
n
Tabel =
n
n
dari tabel nilai kritis D untuk
uji kolmogorov-smirnov.
  
48
6.
Jika D
n
Max Hitung < D
n
Tabel maka terima hipotesis yang mengatakan
bahwa data mengikuti pola distribusi yang dihipotesiskan.
Menurut White (1975,
p338), mengemukakan bahwa sebaiknya
menggunakan kolmogorov-smirnov test dalam uji kebaikan suai dikarenakan
secara statistikal akan lebih baik dibandingkan dengan chi-square test.
2.9.2
Uji Hipotesis
Menurut Walpole (1995, p288), uji hipotesis adalah suatu
uji
yang
dilakukan dengan menggunakan pernyataan atau dugaan mengenai satu atau
lebih populasi. Dalam hal ini digunakan dua macam hipotesis yaitu hipotesis
nol yaitu hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan diterima (H
0
) dan
hipotesis alternatif
yaitu suatu hipotesis yang diharapkan untuk diterima
apabila hipotesis awal ditolak (H1). Suatu hipotesis awal akan ditolak apabila
nilai dari x hitung jatuh diwilayah kritis. Dan hipotesis awal akan diterima
apabila nilai dari x hitung jatuh di wilayah penerimaan.
2.10
Pola Distribusi Data
2.10.1
Frequency Distribution
Menurut  Harrel  (2000,  p120-121),  frequency  distribution
merupakan
distribusi kelompok data
dalam
interval
atau kelas berdasarkan
frekuensi dari kejadian. Distribusi frekuensi dapat dibagi dua, yaitu:
  
49
1.
Discrete Frequency Distribution
Merupakan distribusi yang terbatas
pada nilai tertentu dan hanya
sekumpulan frekuensi yang terbatas saja yang ditampilkan. Sebagai
contoh dari discrete distribution adalah jumlah orang yang datang ke
suatu sistem pada interval waktu tertentu.
2.
Continuous Frequency Distribution
Merupakan
rentang
nilai
antara
sampel
dari
suatu
nilai
berada. Suatu
data dapat dikatakan memiliki continuous frequency distribution apabila
data tersebut dapat mewakili interval nilai yang sudah ditentukan.
2.10.2
Theoretical Distribution
Merupakan suatu distribusi yang
dapat dibedakan berdasarkan
parameter
yang
ditentukan
dari dispersion
(penyebaran)
dan
density
(kerapatan). Menurut Banks dan Gibsons (1997), berikut adalah statistikal
distribusi teoritis yang ada:
1.
Exponential Distribution
Distribusi eksponensial adalah distribusi kontinu
dimana
dibatasi oleh
batas bawah. Bentuk dari distribusi ini akan selalu sama dimana dimulai
dari
nilai
minimum yang
terbatas
dan
terus
menurun
sampai
nilai
x
terbesar. Biasanya distribusi eksponensial mencerminkan waktu antar
kedatangan.
  
50
1
?
[
x
-
min
]?
f (x) =
exp
?
-
?
ß
?
ß
?
dimana:
min = minimum x value
ß
= scale parameter
Grafik 2.1 Grafik Distribusi Eksponensial
2.
Normal Distribution
Distribusi
normal
merupakan
distribusi kontinu yang tidak terbatas.
Biasanya kurva normal membentuk lonceng dengan nilai rata-ratanya
berada pada titik tengah kurva yang berarti jumlahnya paling banyak.
Berikut adalah rumusnya:
  
51
?
1
?
[
x
-
µ
?
f (x) =
2
µ
s
2
?
exp
?
-
?
?
2
s
2
?
,
dimana:
µ
= shift parameter / mean
s
= scale parameter / standard deviation
Grafik 2.2 Grafik Distribusi Normal
3.
Poisson Distribution
Distribusi poisson merupakan distribusi diskrit yang memiliki batas dari
0  pada  batas  bawah  dan  tidak  terbatas  pada  batas  atas.  Biasanya
distribusi poisson berhubungan dengan tingkat kedatangan untuk suatu
sistem dan berkaitan erat dengan distribusi eksponensial. Berikut adalah
rumusnya:
  
52
p(x) =
e
-
?
?
x
,
x!
dimana:
?
= rate of occurrence / mean
Grafik 2.3 Grafik Distribusi Poisson
  
53
4.
Uniform Distribution
Distribusi
uniform
merupakan distribusi kontinu dimana dibatasi pada
kedua sisinya. Biasanya data berdistribusi uniform apabila nilai max dan
min tidak berbeda jauh. Berikut adalah rumusnya:
f (x) =
1
max - min
Grafik 2.4 Grafik Distribusi Uniform
2.11
Pareto Diagram
Diagram Pareto
adalah
grafik batang
yang
menunjukkan
masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukan oleh grafik batang pertama
tertinggi serta ditempatkan pada sisi
paling  kiri  dan  seterusnya  sampai 
masalah 
yang  paling  sedikit  terjadi
  
54
ditunjukkan  oleh  grafik  batang  terakhir  yang  terendah  serta  ditempatkan
pada sisi paling kanan.
Pada   dasarnya   diagram   Pareto   dapat   digunakan   sebagai   alat
interprestasi untuk:
Menentukan
frekuensi
relatif
dan
urutan
pentingnya
masalah-masalah
atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
Memfokuskan 
perhatian 
pada 
isu-isu 
kritis 
daan 
penting 
melalui
pembuatan ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab
dari masalah itu dalam bentuk signifikan.
Menurut Mitra (1993) dan
Besterfield (1998), proses penyusunan diagram
Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
1.
Menentukan  atau  arti  pengklasifikasian  data,  misalnya  berdasarkan
masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian dan sebagainya.
2.
Menentukan    satuan    yang    digunakan    untuk    membuat    urutan
karakteristik-karakteristik
tersebut, misalnya rupiah,
frekuensi,
unit dan
sebagainya.
3.
Mengumpulkan   data  
sesuai   dengan  
interval  
waktu  
yang   telah
ditentukan.
4.
Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari
yang
terbesar hingga yang terkecil.
  
55
5.
Menghitung   frekuensi   kumulatif   atau   persentase   kumulatif   yang
digunakan.
6.
Menggambar
diagram
batang,
menunjukkan
tingkat
kepentingan relatif
masing-masing
masalah.
Mengidentifikasi beberapa hal yang penting
untuk mendapatkan perhatian.
2.11.1
Memahami Hukum Pareto Diagram
Dinamakan
diagram pareto
sesuai
dengan
penemunya
seorang
bangsa
Italia
bernama
Wilfredo
Pareto
pada
tahun
1897.
Dalam diagram
pareto dikenal istilah “Vital Few Trivial Many”, yang artinya sedikit tapi
vital atau sangat penting, banyak tetapi kurang vital atau kurang penting
(sedikit).  Hal  ini  sesuai  dengan  kejadian  sehari-hari  yang  menunjukkan
bahwa dalam banyak hal, permasalahan atau kerugian yang besar biasanya
disebabkan oleh hal-hal atau sebab-sebab yang jumlahnya
sedikit.
Dengan
demikian, timbul pemahaman lebih baik mengerjakan yang sedikit tetapi
bermanfaat
besar
daripada
mengerjakan banyak
hal
tapi
hasilnya
sedikit.
Konsep pareto mengajarkan agar kita pandai menerapkan prinsip skala
prioritas atau mendahulukan mana yang penting.
Sesuai dengan konsep pareto (pembagian 80 : 20), berlaku hal-hal
sebagai berikut:
80% dari sales dihasilkan oleh 20% jumlah salesman.
  
56
•      80% income RI dihasilkan oleh 20% dari jumlah jenis mata pencaharian
penduduk.
•     
80% dari kesalahan yang terjadi diperusahaan dilakukan oleh 20% dari
seluruh karyawan.
•      dsb.
Dalam kehidupan sehari-hari, analisa dan diagram pareto atau yang
biasa
disebut
dengan
diagram prioritas,
digunakan
dalam rangka
memilih
prioritas masalah yang dampaknya paling besar, yaitu kurang lebih 80%
disebabkan oleh kurang lebih 20% faktor penyebab,
sesuai
dengan
hukum
pareto.
2.11.2
Tipe-Tipe Diagram Pareto
Diagram pareto yang menunjukkan akibat suatu masalah:
-
Kualitas:  jumlah  kerusakan,  cacat,  kesalahan,  keluhan,  produk  yang
dikembangkan, perbaikan.
-
Biaya:
jumlah
kerugian, pemborosan
biaya,
biaya
stock
(dead stock),
biaya bunga (piutang macet)
-   
Pengiriman: keterlambatan pengiriman.
-   
Metode kerja: jumlah kecelakaan kekeliruan kerja.
  
57
Diagram pareto yang menunjukkan penyebab-penyebab suatu masalah:
-
Operator:
giliran kerja,
kelompok
kerja,
umur
karyawan, pengalaman,
keterampilan.
-
Mesin: perlengkapan, peralatan, mesin-mesin, organisasi, instrumen.
-
Bahan baku: jenis bahan baku, produsen.
-
Metode kerja: kondisi kerja, order kerja.
Diagram 2.2 Contoh Diagram Pareto
2.12
Analisa Sensitivitas
Menurut
Pujawan
(2004,
p146),
analisa sensitivitas cocok
diaplikasikan pada permasalahan yang mengandung satu atau lebih faktor
ketidakpastian.  Pertanyaan  utama  yang  akan  dijawab  pada  analisa
sensitivitas
adalah (1) bagaimana pengaruh yang
timbul pada
ukuran
hasil
  
58
(misalnya  nilai  NPW)  bila  suatu  faktor  individual  berubah  pada  selang
(X%), dan (2) berapakah besarnya perubahan nilai suatu faktor sehingga
mengakibatkan keputusan pemilihan suatu alternatif bisa berubah.
Karena
nilai-nilai
parameter
dalam studi ekonomi
teknik biasanya
diestimasikan
besarnya
maka
jelas
nilai-nilai tersebut
tidak akan bisa
dilepaskan dari faktor kesalahan. Artinya,
nilai-nilai
parameter
tersebut
mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil estimasi yang diperoleh, atau
perubah  pada  saat-saat  tertentu.  Perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada
nilai-nilai  parameter  tentunya  akan  mengakibatkan  perubahan-perubahan
pula pada
tingkat output
atau
hasil
yang
ditunjukkan
oleh
suatu alternatif
investasi. Perubahan-perubahan
tingkat output atau
hasil
ini
memungkinkan
keputusan akan berubah dari satu alternatif ke alternatif
lainnya. Apabila
berubahnya faktor-faktor atau parameter-parameter tadi akan mengakibatkan
berubahnya
suatu
keputusan
maka
keputusan tersebut
dikatakan
sensitif
terhadap perubahan nilai parameter-parameter atau faktor-faktor tersebut.
Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputuan terhadap
perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya
maka setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai
dengan analisa sensitivitas. Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh
mana  suatu  keputusan  akan  cukup  kuat  berhadapan  dengan  perubahan
faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi.
  
59
Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu
parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya
terhadap
akseptabilitas suatu
alternatif
investasi.
Parameter-parameter
yang
biasanya berubah dan perubahannya
bisa mempengaruhi keputusan-
keputusan
dalam
studi ekonomi
teknik adalah
ongkos
investasi, aliran kas,
nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya.