3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Buku “Sekilas Kebun Raya Bogor”
Buku  ini  berisikan  tentang  gambaran  secara  umum  mengenai  Kebun
Raya Bogor, yang menjelaskan secara singkat sejarah, kegiatan, koleksi tanaman,
dan hal-hal yang menarik dari Kebun Raya Bogor.
2.1.2 Refrensi buku “Indonesian Heritage” – Tetumbuhan
Di
dalam sebagian
dari
buku
ini   
terdapat
penjelasan
mengenai
keanekaragaman dan asal-usul flora Indonesia. Termasuk salah satu bunga
terbesar di dunia, yaitu : bunga bangkai  (Amorphophallus titanum).
2.1.3 Literatur Internet
Berikut ini beberapa literatur yag didapat dari internet, antara lain:
salah-satu-tertua-di.html
indonesia/
bogor/
2.1.4 Survey Lapangan
2.1.4.1 Kuesioner
Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam
mendukung penulisan laporan, penulis sadar akan pentingnya
melakukan survey berupa penyebaran kuesioner kepada para
pengunjung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan
pandangan para pengunjung serta masyarakat luas terhadap Kebun
Raya Bogor. Survey dilakukan terhadap 2 kelompok, yaitu:
A.  Pengunjung di Kebun Raya Bogor
Jumlah                    
:40 koresponden
Jenis kelamin           : Pria dan wanita
Usia
: 15-25 tahun dan 26-36 tahun keatas.
Hasil rangkuman survey:
•  Pengunjung yang datang, terdiri dari berbagai profesi seperti:
pelajar, mahasiswa, karyawan, wiraswasta, ibu rumah tangga,
  
4
1. Hijau
4.
Asri
2. Piknik
5.
Pohon besar & langka
3. Botani
6.
Sejuk
&
rimbun
guru, dll. Pengunjung dengan profesi sebgai pelajar
menempati
urutan
pertama, diikuti
dengan
karyawan
dan
wiraswasta.
Pengunjung biasanya datang bersama
dengan keluarga atau
teman.
•  Tahu
tentang
Kebun
Raya
Bogor
dari
rutinitas
sehari-hari
(sering melewati), kerabat, dan media elektronik (TV, radio).
Tujuan utama pengunjung ke Kebun Raya Bogor adalah
rekreasi
dan refreshing
sambil
menikmati
lingkungan
yang
alami dan asri.
• Pengunjung
cukup
puas
terhadap
pelayanan
dan
kondisi
lingkungan Kebun Raya Bogor.
60% pengunjung merasa media promosi maupun media di
sekitar lingkungan Kebun Raya Bogor kurang menarik.
•  88,5%  pengunjung  ingin  berkungjung  kembali  ke
Kebun
Raya Bogor.
•  69%  pengunjung  belum
pernah  melihat  logo  Kebun  Raya
Bogor sebelumnya.
•  Hal yang berkaitan dengan Kebun Raya Bogor (dari urutan
suara terbanyak):
74% pengunjung
merasa
tampilan
logo
Kebun
Raya
Bogor
kurang
sesuai   dengan   karakternya,   dan   merasa   perlu
mendapatkan perbaikan/perancangan ulang.
65% pengunjung merasa kesan “alami dan natural” adalah
tampilan yang sesuai dengan karakter Kebun Raya Bogor.
•  Bentuk
yang
dapat
mewakili
karakter
Kebun
Raya
Bogor
(dari urutan suara terbanyak):
1. Pohon
2. Bunga
3.   Daun
4.   Istana
B.  Masyarakat umum
Jumlah
:87 koresponden
Jenis kelamin
: Pria dan wanita
Usia
: 15-35 tahun
Hasil rangkuman survey:
99% koresponden tahu tentang Kebun Raya Bogor.
Pernahkah mengunjungi Kebun Raya Bogor?
-
5% masyarakat sering mengunjungi ( lebih dari 5x).
-
60% masyarakat pernah mengunjungi ( 1-3x).
-
31& masyarakat tidak pernah mengunjungi.
  
5
49%  masyarakat  tahu  tentang  Kebun  Raya  Bogor  dari
sekolah, dan 39% tahu dari kerabat.
Tujuan utama datang ke Kebun Raya Bogor adalah rekreasi
sambil menikmati lingkungan/suasana yang alami & asri.
Masyarakat biasanya datang ke Kebun Raya Bogor bersama
keluarga atau teman sebaya.
Masyarakat  yang  pernah  ke  Kebun  Raya  Bogor,  merasa
kondisi lingkungan dan pelayanan yang diberikan cukup
baik.
53%  masyarakat  yang  pernah  mengunjungi  Kebun  Raya
Bogor, ingin berkunjung kembali.
Hal yang berkaitan dengan Kebun Raya
Bogor (dari
urutan
suara terbanyak):
-
Sejuk, asri, rindang
-
Pohon tinggi, rindang, besar
-
Besar dan luas
-
Aneka tanaman yang unik
-
Hijau
-
Rafflesia Arnoldi
-
Rumput, kebun, hutan, taman
-
Rekreasi
•  79%
pengunjung
belum
pernah
melihat
logo
Kebun
Raya
Bogor sebelumnya.
83% pengunjung
merasa
tampilan
logo
Kebun
Raya
Bogor
kurang 
dan 
tidak 
sesuai 
dengan 
karakternya, 
sehingga
merasa perlu mendapatkan perbaikan/perancangan ulang.
• Menurut
masyarakat,
berikut
adalah
beberapa
tampilan
karakter 
yang 
mencerminkan 
Kebun 
Raya 
Bogor 
(dari
urutan suara terbanyak):
1. Nuansa hijau
2. Simbol sejuk dan asri
3. Unsur pepohonan dan alami
4. Nuansa alam Indonesia
5. Berkesan modern
6. Keunikan KRB
•  Bentuk
yang
dapat
mewakili
karakter
Kebun
Raya
Bogor
(dari urutan suara terbanyak):
1. Pohon, daun
2. Flora
3. Bunga Bangkai
4. Rafflesia Arnoldi
5. Tanaman unik
6.Rusa
  
6
2.1.4.2 Observasi
Penulis juga melakukan pengamatan / observasi untuk
mengetahui secara langsung suasana dan kondisi lingkungan
Kebun
Raya
Bogor.
Berikut
adalah
dokumentasi
yang
didapat
dari hasil pengamatan penulis.
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Pintu gerbang utama
  
7
Gambar 2.3 Balai di depan pintu loket
Gambar 2.4 Papan peta Kebun Raya
  
8
Gambar 2.5 Papan penamaan koleksi tumbuhan
Gambar 2.5 Papan tata tertib
Gambar 2.6 Papan petunjuk arah
  
9
Gambar 2.7 Istana Bogor dilihat dari Kebun Raya
Gambar 2.8 Mobil Wisata Keliling
2.2 Kota Bogor
Kota   Bogor merupakan   sebuah kota di Provinsi Jawa   Barat, Indonesia   yang
terletak  54  km  sebelah  selatan Jakarta,  dan 
wilayahnya  berada  di  tengah-tengah
wilayah Kabupaten  Bogor.  Luasnya  21,56  km²,  dengan  jumlah  penduduk  sebanyak
834.000 jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah
hujan
yang sangat tinggi. Kota Bogor
terdiri atas 6 kecamatan,
yang dibagi lagi atas
sejumlah  
68 kelurahan.  
Pada  
masa kolonial  
Belanda,  
Bogor  
dikenal  
dengan
nama Buitenzorg (pengucapan:
boit'n-zôrkh", bœit'-)
yang
berarti
"tanpa
kecemasan"
atau "aman tenteram".
Hari
jadi
Kabupaten
Bogor
dan Kota
Bogor
diperingati
setiap tanggal 3 Juni,
karena  tanggal 3  Juni 1482 merupakan  hari  penobatan Prabu  Siliwangi sebagai  raja
dari Kerajaan Pajajaran.
  
10
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan
penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian
pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian
Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
2.2.1 Letak
Kota  Bogor  terletak  di  antara  106°43’30”BT  -  106°51’00”BT  dan
30’30”LS
6°41’00”LS serta
mempunyai
ketinggian
rata-rata
minimal
190
meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa
sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci
(Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok.
Topografi  yang  demikian  menjadikan  Kota  Bogor  relatif  aman  dari  bahaya
banjir alami.
2.2.1 Iklim, Topografi, Geografi
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan
laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah
26 °C dan kelembaban
udaranya kurang
lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di
Bogor
adalah 21,8 °C, paling sering
terjadi
pada
Bulan Desember dan Januari.
Arah           mata           angin           dipengaruhi           oleh angin          
muson.
Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil
daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh
wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah
lebih
dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi.
Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya
akan hujan orografi.
Angin
laut dari Laut Jawa yang
membawa banyak uap air
masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap
air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di
kota
ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki
"Kota
Hujan". Keunikan iklim
lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan
Bogor  sebagai  pusat  penelitian botani dan pertanian,  yang  diteruskan  hingga
sekarang.
Kedudukan
geografi
Kota
Bogor
di tengah-tengah wilayah Kabupaten
Bogor serta
lokasinya yang dekat dengan ibukota
negara, Jakarta,
membuatnya
strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya
dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di
antara   jalur   tujuan Puncak/Cianjur juga   merupakan   potensi   strategis   bagi
pertumbuhan ekonomi.
  
11
2.3 Definisi Kebun Raya
Berbeda dengan taman publik (park) atau taman rekreasi, Kebun Raya / Kebun
Botani   
(Botanic Garden) didefinisikan  sebagai  sebuah  lembaga  / 
institusi 
yang
memiliki
suatu
lahan
yang
ditanami
koleksi tumbuhan dan ditujukan untuk tujuan
penelitian ilmiah, konservasi, tampilan / display dan pendidikan.
2.3.1 Sekilas tentang Kebun Raya / Kebun Botani
Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana
wisata  dan  pendidikan  bagi  pengunjung. Arboretum adalah  semacam  kebun
botani yang mengkoleksi pepohonan.
Dalam kebun botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan
nama
dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Dua
tambahan penting bagi
suatu kebun botani adalah perpustakaan dan herbarium.
Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi.
Identifikasi/klasifikasi adalah hal yang umum dilakukan di kebun botani.
Kebun  botani  dapat  pula  memiliki  bangunan  khusus  untuk  menumbuhkan
koleksi
yang
tidak dapat
hidup
pada
iklim alami
tempat
itu atau
memerlukan
perawatan      khusus.      Bangunan      khusus     
ini      dapat      berupa rumah
kaca atau klimatron dan iklim buatan yang dapat dibuat di dalamnya.
Umumnya kebun botani dapat dikunjungi umum. Pemilik kebun botani
dapat 
suatu 
lembaga 
tertentu, 
negara, 
maupun 
perorangan. 
Kebun 
botani
di Indonesia tidak
banyak.
Kebun
botani
milik
negara
di
Indonesia
memakai
nama "Kebun Raya" karena ukurannya yang luas.
Di bawah LIPI/negara terdapat empat kebun botani, yaitu :
Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya Purwodadi (di utara Malang)
Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Bali.
2.4 Mengenal Kebun Raya Bogor
2.4.1 Sejarah Kebun Raya Bogor
Pemerintahan Hindia Belanda
Kebun Raya Bogor pada mulanya adalah bagian dari Samida
(hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri
Baduga
Maharaja
(Prabu
Siliwangi, 1474-1513)
dari
Kerajaan
Sunda,
seperti
yang
sudah
tertulis
didalam prasasti
Batutulis.Hutan
buatan
ini
dibuat
dengan
maksud
untuk
menjaga kelestarian lingkungan, yang
dijadikan
sebagai
tempat
untuk memelihara
benih-benih
kayu
yang
langka. Hutan ini kemudian terlantar setelah Kerajaan Sunda ditaklukkan
oleh  Kesultanan  Banten,  dan  akhirnya  pada  pertengahan  abad  ke-18
  
12
Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di
salah-satu sudut hutan buatan ini.
Berawal
dari
Prof.
Dr.
C.G.C. Reindwardt,
seorang
ahli
botani
asal Jerman yang berada di Indonesia  pada awal abad ke 19. Pada waktu
itu,  Reindwardt 
diutus 
pemerintah 
Hindia 
Belanda 
sebagai  Kepala
Urusan  Bidang  Pertanian,  Kesenian  dan  Pengetahuan  untuk  wilayaj
Jawa. Ia merasa eksplorasi tumbuhan
dan
masalah
pertanian
yang
ada
juga
merupakan tugasnya
di
Hindia
Belanda
saat
itu.
Dalam suratnya
yang
ditulis
kepada  
Gubernur
Jendral
Hindia
Belanda di Batavia
G.A.G.P.
Baron
van
der
Capellen, ia memohon sebidang tanah untuk
penelitian berbagai tumbuhan dan 
tanaman
yang berasal dari Indonesia
dan 
mancanegara, 
yang 
bernilai  ekonomis 
(kelapa 
sawit, 
rempah-
rempah, jahe, dll)
“Kelak terbukti manfaat kebun itu sebagai tempat pendidikan
guru-guru pertanian dan koleksi tanaman.
Hasil
penelitian
tersebut
disebarluaskan ke kebun-kebun lainnya,” tulis Reinwardt.
Tepat tanggal 18 Mei 1817 dilakukan pemancangan patok
pertama. Hal ini menandakan berdirinya Kebun Raya yang kemudian
diberi nama ‘slands Plantentuin atau Hortus Botanicus Bogoriensis, yang
pada  awalnya  hanya  seluas  47  hektar,  hingga  saat  ini  mencapai  87
hektar. Pada saat
itu Reindwardt menjabat sebagai direktur Kebun Raya
dari tahun 1817-1821.
Tahun 1821-1826 kedudukan direktur digantikan oleh Dr. C.L.
Blume. Ia adalah sosok
yang
telah berhasil
mencatat
beragam koleksi
tanaman
yang
ada
di
Kebun
Raya
Bogor
ke
dalam bentuk
katalog.
Katalog pertama tersebut berisikan 900 jenis/spesies tumbuhan.
Pada tahun 1825-1830 terjadi Perang Diponegoro, sehingga
pemerintahan yang dipimpin oleh 
Gubernur Jendral van der Capellen
mengalami
kesulitan kondisi keuangan. Kedudukan direktur dalam
pengelolaan Kebun Raya
pun dibiarkan kosong. Dimana selanjutnya
mulai
21
November
1829
Kebun
Raya
berada
dalam pengawasan
lembaga ilmiah. Hingga akhirnya tahun 1831 J.E. Teysmann diangkat
menjadi hortulanus/kurator. Di tangan Teysmann, seluruh tanaman di
Kebun Raya Bogor ditata ulang dan dikelompokkan secara teratur sesuai
dengan klasifikasi kelas.
1 Januari 1905 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan
Departemen
van
Landbouw
(lanjutan
‘slands
Plantetuin)
atas
prakarsa
Dr. Treub, yang kemudian diangkat menjadi Direktur Departemen van
Landbouw.
Tanggal
31
Juli
1911 Departemen
van
Landbouw berubah
menjadi
Departemen
van
Landbouw,
Nijverheid
en
Handel.
Dalam struktur
organisasi departemen yang baru ini,
nama ‘slands Plantentuin akhirnya
bergabung dalam naungan Departemen van Economische Zaken.
  
13
Pemerintahan Jepang
Tanggal 8 Desember 1941 Pemerintah Hindia Belanda
mengumumkan perang terhadap Jepang. Maret 1942 Jepang berhasil
memasuki Bogor dan setahun kemudian terjadi peralihan Direktur Kebun
Raya
dan
Herbarium,
yaitu
kepada Prof. T. Nakai
seorang
ahli
botani
Jepang dan Kanihera sebagai kepala Herbarium. Keduanya menjaga
Kebun Raya  dan Herbarium dengan keras dari para tentara Jepang yang
akan menebang pohon demi
keperluan perang. Di bawah pimpinan
keduanya, Kebun Raya Bogor diberi nama Shokubutsuen.
Pemerintahan Indonesia
Pada tahun 1949, setelah 4 tahun kemerdekaan Negara Republik
Indonesia ‘slands Plantentuin 
berganti
nama
menjadi
Lembaga Pusat
Penyelidikan  Alam  (LPPA),  Berada  dalam  struktur  organisasi
Kementrian Pertanian. Direktur LPPA pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto
Setyodiwiryo. Pada saat itu LPPA mempunyai 6 anak lembaga, yaitu
Bibliotheca
Bogoriensis,
Hortus Botanicus
Bogoriensis,
Herbarium
Bogoriense,
Treub
laboratorium,
Museum Zoologicum Boroiense
dan
Laboratorium Penyelidikan Laut. Akhirnya untuk pertama kalinya pada
tahun
1956
pimpinan
Kebun
Raya  
dipegang
oleh
bangsa
Indonesia,
yaitu Soedjana Kassan.
Untuk menyiapkan tenaga ahli yang nantinya akan mengisi
kekosongan  pada  lembaga  penelitian  itu,  didirikan  Akademi  Biologi
pada tanggal 10 Oktober 1955, yang terletak di Cibodas. Akademi yang
berdiri di bawah LPPA dan bernaung pada Kementrian Pertanian ini
kemudian  berkembang  menjadi  Akademi  Kementrian  Pertanian  yang
terletak di Ciawi.
Tahun 1962 Pemerintah RI membentuk Departemen Urusan
Research Nasional (DURENAS), sementara itu LPPA berubah nama dan
status menjadi
Lembaga
Biologi Nasional (LBN) tanggal 21 Juni 1962.
Lembaga ini serta seluruh anak lembaganya bernaung di bawah Majelis
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
(MIPI).
Majelis
ini
dibentuk
pada
tahun
1956   sebagai   Badan   Research   Khusus   dalam   DURENAS,   yang
kemudian berubah menjadi Lembaga Research Nasional (LEMRENAS).
Saat Kebun Raya Bogor mencapai usia 150 tahun, dibentuklah
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tanggal 23 Agustus 1967,
yang
merupakan
penggabungan
dari
LEMRENAS dan MIPI. Sejak itu
Kebun Raya Bogor serta cabang-cabang lembaganya berada dalam
naungan LIPI.
Berikut  adalah  beberapa  tanaman  hasil  introduksi  kebun  raya
yang kini tersebar di seluruh Indonesia, dan bahkan Asia Tenggara:
Kelapa sawit (Elaeis guineensis):
-
Dari pulau Madagaskar, Afrika Selatan tahun 1848.
-
Merupakan
induk kelapa sawit di Asia Tenggara.
Karet (Hevea braziliemsis):
-
Dari Brazil tahun 1876, sebagai bahan baku industri.
  
14
Singkong (Manihot utilissima):
-
Dari Brazil tahun 1876, sebagai bahan baku industri.
Singkong (Hevea braziliemsis):
-
Dari
Brazil
sebagai
penghasil
bahan
makanan
(karbohidrat).
Vaneli ( Vanilla planifolia):
-
Dari    Mexico    tahun    1819,    sebagai    pengharum
makanan dan minuman.
Lici (Litchi chinensis):
-
Dari  China  Selatan  tahun  1823,  sebagai  penghasil
buah sekaligus menjadi tanaman yang paling tua saat
ini di Kebun Raya Bogor.
Vaneli  Vanilla planifolia):
-
Dari    Mexico    tahun    1819,    sebagai    pengharum
makanan dan minuman.
Kina (Cinchona calisaya):
-
Dari Bolivia tahun 1852, sebagai bahan obat malaria.
Teratai Raksasa (Victoria amazonica):
-
Dari 
Brazil,  Sungai 
Amazon 
tahun  1860,  sebagai
tanaman hias kolam.
Coklat (Theobroma cacao):
-
Dari Mexico tahun 1819, sebagai bahan makanan dan
aroma.
Pada tahun 1986 LIPI mengadakan reorganisasi kelembagaan.
Dalam struktur organisasi
LIPI ini Kebun Raya Bogor berstatus sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang membawahi 3 kebun raya lainnya,
yaitu:
-
Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Cibodas
-
Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Purwodadi
-
Cabang   Balai   Pengembangan   Kebun   Raya   “Eka
Karya” Bali
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 103
tahun  2001,  maka  Kebun  Raya  mengalami  perubahan  struktur  baik
tingkat
eselon
maupun
nama
lembaga.
Perubahan
tersebut
yakni
dari
UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI, menjadi Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.
2.4.2 Kedudukan
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor berada langsung di
bawah
Deputi
Bidang
Ilmu Pengetahuan
Hayati
LIPI,
sedangkan
UPT
Balai
Konservasi
Tumbuhan
Kebun
Raya
Cibodas, Purwodadi
dan
Bali
berada
di
bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.
  
15
2.4.3 Struktur Organisasi
Pusat
Konservasi
Tumbuhan
Kebun
Raya Bogor, LIPI dipimpinoleh
seorang Kepala Pusat yang membawahi Bidang Manajemen Konservasi Ex-Situ,
Kelompok Peneliti dan Bagian Tata Usaha.
Bidang
Manajemen
Konservasi
Ex-Situ
dipimpin
oleh
seorang
Kepala
Bidang yang membawahi empat Kepala Sub Bidang, yaitu:
1.   Sub Bidang Pemeliharaan Koleksi
2.   Sub Bidang Registrasi Koleksi
3.   Sub Bidang Seleksi dan Pembibitan
4.   Sub Bidang Perbanyakan dan Reintroduksi Tumbuhan
Kelompok Peneliti (Non Struktural) dipimpin oleh seorang Koordinator
Peneliti.
Ruang
lingkup
kegiatan
penelitian
didasarkan
pada
tiga
pendekatan
yaitu konservasi, kajian potensi serta pengembangan dan pendayagunaan.
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
membawahi empat kepala Sub Bagian, yaitu:
1.   Sub Bagian Kepegawaian
2.   Sub Bagian Keuangan
3.   Sub Bagian Jasa dan Informasi
2.4.4  Visi dan Misi
Visi :
Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia, terutama dalam bidang
konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan
pariwisata.
Misi :
-  
Melestarikan tumbuhan tropika.
-
Mengembangkan
penelitian
bidang
konservasi
dan
pendayagunaan
tumbuhan tropika.
-
Mengembangkan    pendidikan    lingkungan    untuk    meningkatkan
pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan
lingkungan.
-  
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
2.4.5  Tugas dan Fungsi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI mempunyai tugas
dan fungsi antara lain:
-  
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
-  
Penyusunan pedoman
-  
Pemberian bimbingan teknis
-  
Penyusunan rencana dan program
-
Pelaksanaan
penelitian
bidang
konservasi
ex-situ
tumbuhan
tropika
serta evaluasi
-  
Penyusunan laporan
  
16
2.4.6  Kegiatan yang dilakukan
Kebun
Raya
Bogor
dalam
melaksanakan
tugasnya
diantaranya
melakukan kegiatan sebagai berikut:
-
Konservasi   ex-situ,   yakni   melakukan   eksplorasi   tumbuhan   di
kawasan
hutan,      
mendata/registrasi,      
mengkoleksi      
dan
melestarikannya.
-
Penelitian meliputi:
a.   Taksonomi, yaitu
memberi kepastian
nama tanaman atau
sertifikasi, inventarisasi dan evaluasi.
b.   Biosistematik,
yaitu
mempelajari
hubungan
kekerabatan
antara tumbuhan.
c.   Botani   Terapan,   yaitu
penelitian
mengenai
manfaat
tanaman.
d.   Holtikultura,
meliputi
penelitian
adaptasi
tanaman,
cara
budi dayanya dan pengembangan ilmu pertamanan.
-
Pendidikan,    terutama    bidang    ilmu    botani,    pertamanan    dan
lingkungan hidup.
-
Pariwisata,   Kebun   Raya   Bogor   merupakan   salah   satu   tempat
kunjungan wisata yang potensial.
-
Penemuan 
serta 
pengumpulan 
jenis-jenis 
tanaman 
langka 
yang
hanpir punah di Indonesia.
-
Pembangunan 
Kebun  Raya 
baru,  ada 
keinginan 
masyarakat 
di
berbagai  propinsi  agar  didirikan  Kebun  Raya  di  daerahnya  yang
perlu ditindak lanjuti. Contoh: yang telah diresmikan adalah Kebun
Raya Bukit Sari di Jambi, Kebun Raya Baturraden di Jawa Tengah.
Pembanguan yang sedang dirintis: Kebun Raya Engrekang (Sulawesi
Selatan), Kebun Raya di Balikpapan, Kebun Raya Kuningan ( Jawa
Barat), Kebun Raya Lampung, dll.
2.4.7  Tujuan
Tujuan secara umum yang ada dalam lingkup Kebun Raya Bogor yaitu:
1.   Pusat konservasi tumbuhan tropis
2.   Penelitian
3.   Pendidikan
4.   Reintroduksi tanaman langka
5.   Rekreasi.
Tujuan secara khusus yang ingin dicapai dalam tahun 2005-2009 adalah:
1.   Mengkonservasi 
tumbuhan 
Indonesia 
khususnya 
dan 
tumbuhan
tropika umumnya.
2.   Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka.
3.   Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex-situ tumbuhan.
4. 
Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terhadap konservasi dan
pendayagunaan tumbuhan.
5.   Menyiapkan
bahan
untuk
perumusan  kebijakan
bidang
konservasi
ex-situ.
  
17
6.   Meningkatkan pendidikan lingkungan.
7.   Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi kebun raya.
2.4.8  Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Kebun Raya
Bogor terhitung 1 Januari 2006 sebanyak
341 orang dengan rinican 260 orang PNS, 11 orang CPNS dan 10 orang tenaga
honorer.
Pengadministrasian  urusan  kepegawaian  dilakukan  oleh  Subbagian
Kepegawaian yang berjumlah 6 orang. Klasifikasi pegawai berdasarkan
pendidikan (selain honorer) yaitu:
-
S3
= 4 orang
-
S2
= 14 orang
-
S1
= 43 orang
-
S0
= 4 orang
-
SLTA
= 115 orang
-
SLTP
= 23 orang
-
SD
= 68 orang
2.4.9  Sumber Dana
Sebagai salah satu instansi pemerintah, dana pengelolaan Kebun Rayas sebagian
besar diperoleh dari Pemerintah melalui APBN. Sumber pendapatan lain yaitu:
-
hasil penjualan karcis masuk Kebun Raya
-
dana-dana yang dihasilkan melalui kerjasama
-
bantuan pihak luar
2.4.10  Jasa dan Pelayanan
Untuk
menunjang ilmu pengetahuan dan
teknologi, Kebun Raya Bogor
memiliki pelayanan jasa dan fasilitas ilmiah sebagai berikut:
1.   Pelayanan jasa dan fasilitas ilmiah
-
Perpustakaan
-
Fasilitas pendidikan dan penelitian
-
Pameran
2.   Pelayanan humas dan pemanduan
-
Kunjungan tamu Negara
-
Pemanduan wisata mancanegara
-
Pemanduan tamu dinas dan tamu penelitian
-
Pemanduan pelajar dan mahasiswa
3.   Penyuluhan dan ceramah
4.   Pelayanan jasa shooting film dan fasilitas lain.
5.   Pelayanan dekorasi dan penjualan tanaman
6.   Bimbingan kepada
mahasiswa praktek
dan
siswa
yang
melakukan
Pendidikan Sistem Ganda (PGS)
  
18
2.4.11  Data Pengunjung
Ragam pengunjung
yang
datang
baik
secara
rombongan
maupun
perorangan memiliki tujuan dan keperluan yang berbeda, antara lain: rekreasi
umum, rekreasi tamu dinas, karya wisata, kuliah lapangan, penelitian, olahraga,
dll. Wisatawan mancanegara dengan urutan paling banyak berasal dari Belanda,
Jerman dan Perancis.
TAHU
N
Jenis Pengunjung
Tujuan Kedatangan
Domesti
k
Mancanegar
a
Rekreas
i
Karyawisat
a
Kulia
h
Penelitia
m
2007
938.973
15.124
905.770
43.118
3.455
72
2008
782.654
16.057
748.102
44.740
5.449
147
2009
65.049
653
63.398
1.861
324
10
2010
824.803
20.218
773.915
56.302
9.091
95
2011
67.415
1.233
60.473
7.893
190
0
2.5 Koleksi Tanaman
Dengan  luas  areal  yang  mencakup  87  hektar,  Kebun  Raya  Bogor  terakhir
tercatat memiliki koleksi sebanyak  13.684 spesimen. Berdasarkan data yang diperoleh
pada
bulan
Januari
2006, berikut
adalah
koleksi
yang
cukup
menarik
dan
menonjol
yang ada di kebun raya:
1.   Tanaman hidup
-
3.423 jenis (species)
-
1.257 marga (genus)
-
222 suku (famili)
2.   Koleksi anggrek 7.178 spesimen, yang terdiri dari:
-
441 jenis (species)
-
93 marga (genus)
3.   Polong-polongan (Fabaceae)
4.   Pinang-pinangan (Arecaceae)
5.   Talas-talasan (Araceae)
6.   Getah-getahan (Apocynaceae)
7.   Koleksi bamboo
Koleksi tanaman Kebun Raya Bogor sebagian besar berasal dari kepulauan
Indonesia dan sebagian lagi
dari mancanegara. Penambahan koleksi selain melalui
eksplorasi ke hutan-hutan yang ada di Indonesia, juga dengan hasil tukar menukar biji
tanaman dengan Kebun Raya lain di dunia.
  
19
2.5.1
Tanaman tipe
Sebagai museum plasma nutfah, Kebun Raya Bogor memiliki
lebih dari 16 jenis tanaman tipe, yaitu jenis-jenis tanaman yang untuk
pertama kalinya diberi nama ilmiah dengan menggunakan bahasa Latin.
Koleksi tersebut antara lain:
-
Aglaonema oblanceolatum v.A.v.R (Sri rejeki)
-
Artocarpus altissimus JJS. (Sukun)
-
Erycibe grandiflora Adelb. (Bunga Irian)
-
Sindora bruggemanii De Wit dari Sumatra
-
Stelechocarpus burahol (B1.) Hook.f.&Thoms (buah kapel)
-
Vatica bantamensis
(Hassk.)
B. &
H. ex
Miq
dari
Banten,
Jawa Barat
2.5.2
Tanaman air
Beragam tanaman
air
dijadikan
koleksi
di
Kebun
Raya Bogor.
Tidak
hanya
yang
asli
dari
Indonesia, tapi
juga
koleksi
dari
berbagai
negara, antara lain:
-
Teratai mini dari Irian dan Jawa Barat
-
Teratai raksasa (Victoria amazonica)
-
Sowerby dari Sungai Amazona
-
Rumput antene
-
Cyperus papyrus L. (merupakan bahan kertas dari sungai Nil,
Afrika)
2.5.3
Tanaman obat
Kebun Raya Bogor menyimpan lebih dari 100 tanaman obat asli
Indonesia, 
salah  satunya  adalah:  teh 
jawa 
(Orthosiphon  aristatus),
dimana   daunnya   bermanfaat   sebagagi   diuretic   untuk   pengobatan
penyakit ginjal. Ada pula rumput kacang ungu (Cyperus rotundus) yang
umbinya
bermanfaat
untuk
mnegobati
bisul,
sakit
kepala,
disentri
dan
anti serangga. Serta masih banyak koleksi tanaman obat lainnya.
2.5.4
Tanaman buah
Kebun Raya Bogor sebagai salah satu lembaga yang bertanggung
jawab terhadap konservasi ex-situ flora asli Indonesia mempunyai
peranan
penting
dalam mempertahankan
dan
mengembangkan
potensi
tanamn
buah
yang
ada.
Hingga
saat ini
tidak
kurang
dari
102
jenis
tanaman buah. Baik yang telah menjadi tanaman budidaya maupun yang
masih
liar
telah
dipelihara
sebagai koleksi.
Jenis
tanaman
buah
yang
cukup dikenal dan menjadi koleksi kebun raya diantaranya adalah:
-
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
-
Mangga  (Mangifera indica)
-
Jeruk (Citrus reticulata)
-
Rambutan (Nepheluim lappaceum)
-
Durian (Durio zibethinus)
  
20
2.5.5
Tanaman hias
Selain mengkoleksi tanaman tinggi, Kebun Raya Bogor juga
mempunyai koleksi tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman hias,
seperti: Dieffenbachia amoena, Philodendron, Anthurium, Mucuna
benneti, Crytostachys rendra, dll. Tanaman hias ini digunakan untuk
dekorasi ruangan dan taman.
2.5.6
Tanaman langka dan populer
Kebun
Raya
Bogor
tidak
hanya mengkoleksi
tanaman
langka
seperti
bintaro
(Cerbera
manghas
L.),
buah
namnam (Cynometra
cauliflora L.) ataupun rukam (Flacourtia jangomas), tapi juga meemiliki
koleksi tanaman populer seperti pohon bogor atau yang dikenal dengan
sebutan kolang-kaling (Arenga pinnata), Kemang (Mangifera
caesida),
Kayu
manis
(Cinnamomum
burmanni)
atau Cola
acuminata
yang
buahnya dijadikan sebagai bahan baku minuman Coca Cola.
2.5.7
Anggrek
Pesona dan keunikan lain yang dimiliki Kebun Raya Bogor yaitu
koleksi anggrek sebanyak 7.178 spesimen.
Sebagian
asli
Indonesia,
mencakup 441 jenis dari 93 marga. Diantaranya anggrek bulan
Phalaenopsis amabilis, Dendrobium sp., Vanda sp., dan anggrek
hitam
Ceologyne pandurata Lindl. Anggrek terbesar di dunia asal Kalimantan
juga
ada
dalam koleksi
Kebun
Raya
Bogor,
yaitu
Grammatophyllum
speciosum  B1., yang pada masa pertumbuhan bunganya mencapai 2
meter dengan rona kuning dan hijau pucat.
2.6 Karakteristik Kebun Raya Bogor
2.6.1
Deskripsi Kebun Raya Bogor
2.6.1.1 Geografi
Terletak strategis di tengah-tengah kota Bogor, tepatnya di Jl.
Ir.
H.
Juanda 13,
hanya
beberapa
menit
dari
pintu
keluar
tol
dan
cukup dekat dengan terminal Bogor.
2.6.1.2 Mood, karakteristik dan suasana Kebun Raya Bogor
Dari
lingkungan
luar
Kebun
Raya Bogor
kita
dapat
melihat
rindangnya
pepohonan
yang
berdiri
dari balik
pintu
gerbang,
lalu
disambut  dengan  undakan  anak  tangga  yang  mengantar  ke  pintu
loket. Di area loket tersebut terdapat para pengunjung yang juga
sedang mengantri untuk memasuki Kebun Raya, sehingga suasana
agak sedikit ramai. Tapi saat memasuki areal Kebun Raya, kita dapat
merasakan suasana kebun yang alami, dimana pepohonan yang tinggi
dan rindang memberikan hawa yang sejuk dan asri. Beberapa kali
terdengar pula suara kicauan burung. Dengan area yang cukup luas,
terdapat berbagai lokasi yang dapat dikunjungi. Bisa bersantai di atas
hamparan  rumput  luas  di  tepi  kolam,  mengunjungi  taman-taman
  
21
yang  cantik,  atau  menyusuri  jalan  setapak  yang  dikelilingi
pepohonan rindang berusia puluhan tahun, dan berbagai koleksi
tumbuhan lainnya. Para pengunjung bisa duduk santai sambil
menikmati pemandangan dan suasana asri Kebun Raya, di bangku-
bangku yang telah disediakan.
Pada  hari-hari  kerja,  pengunjung  yang  datang  relatif  lebih
sepi disbanding pada akhir pekan atau hari libur. Mayoritas
pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor pada hari-hari kerja
adalah para pelajar, yang diantaranya sedang melakukan karyawisata
bersama sekolah, dan ada pula yang sedang rekreasi bersama teman-
temannya. Sedangkan pada akhir pekan maupun hari libur nasional,
pengunjung yang datang biasanya adalah keluarga, dan para muda-
mudi.
2.6.2
Jam Operasional
Jam operasional Kebun
Raya Bogor   beroperasional setiap hari dari
pk. 08.00-pk.15.30 WIB.
2.6.3
Metode Promosi
Sebagai bagian dari instansi pemerintahan,
Kebun
Raya
Bogor
tidak
memiliki anggaran khusus untuk promosi. Sehingga promosi yang dilakukan
hanya
sebatas penyebaran di dalam lingkungan Kebun
Raya
Bogor, seperti
pembuatan brosur dan leaflet yang diletakkan di pintu loket.
2.6.4
Hal Menarik dari Kebun Raya Bogor
Dari
segi
Botani
semua
tanaman
yang
ada
di
Kebun
Raya
memiliki
nilai ilmiah yang tinggi, namun ada beberapa jenis tanaman dan bangunan
yang memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang melihatnya, yaitu:
1.   Teratai raksasa
2.   Anggrek raksasa
3.   Bunga bangkai
4.   Kayu raja
5.   Jalan Kenari
6.   Pohon tarzan
7.   Monument
Peringatan
Lady
Olivia
8.   Pohon lici
9.   Taman Meksiko
10. Taman Teysmann
11. Jalan Astrid
12. Pohon Jodoh
2.7 Logo
Untuk saat ini, Kebun Raya Bogor telah memiliki logo yang tertera di bawah.
Dilihat dari segi  visual, logo saat ini merupakan gabungan dari logogram dan logotype.
Logogram yang berada di tengah lingkaran dimaksudkan sebagai stilasi dari bentuk
Bunga bangkai Armophophallus titanium. Tidak terlihat pengaruh gaya desain tertentu
dalam logo ini.
  
22
Gambar 2.9 Logo Kebun Raya Bogor
2.8 Kompetitor
Kompetitor berikut ini dianalisa berdasarkan segi demographis dan pendekatan
dari 
segi 
positioning. 
Taman 
Wisata 
Mekarsari 
merupakan 
salah 
satu 
pusat
pelestarian   keanekaragaman   hayati   buah-buahan   tropika   terbesar   di   Indonesia,
khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di
Indonesia.
Berlokasi di kecamatan Cileungsi, kabupaten Bogor, Jawa
Barat, taman
ini
juga merupakan tempat penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan (breeding) dan
perbanyakan   bibit   unggul   untuk   kemudian   disebarluaskan   kepada   petani   dan
masyarakat umum.
Dengan luas sekitar 264 hektar Taman Wisata Mekarsari juga dilengkapi dengan
sarana 
wisata 
untuk 
wisatawan 
nusantara 
maupun 
mancanegara. 
Berikut 
adalah
berbagai wahana yang mendekatkan pengunjung kepada alam, antara lain:
-
Family Garden
-
Rekreasi Danau
-
Baby Zoo
-
Rusa Tutul
-
Garden Center
-
Bangunan Air Terjun
-
Greenhouse Melon
-
Outbound
-
Kids Fun Valley
-
Menara Pandang
Selain itu, kegiatan yang menjadi favorit pengunjung antara lain:
-
Company gathering
-
Piknik keluarga
-
Wisata kebun buah/sayur
-
Barbeque
-
Senam pagi
-
Fruitwalk (jalan-jalan di kebun buah)
2.9 Target Konsumen
2.9.1
Target Primer
Demografi
Pria  dan wanita
Usia 20-40 tahun keatas
Status Ekonomi Sosial (B, B-)
Geografi
Masyarakat yang berdomisili di daerah Bogor, Jawa Barat.
Mayarakat
lokal Indonesia yang
untuk sementara berkunjung ke Bogor
untuk tujuan penelitian atau pendidikan.
  
23
Psikografi
A.  Personality
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Tekun
Tidak mudah puas
Perfeksionis
Pengamat
Teratur
Menjaga jarak
Peduli terhadap lingkungan
Menikmati pemandangan
Menghargai waktu yang dimiliki
Memiliki tujuan yang jelas dalam hidup
B.  Behaviour
Suka mengunjungi perpustakaan
Hobi membaca
Mengkoleksi buku
Gemar berdiskusi tentang hal yang sedang berkembang saat ini
Selalu membawa agenda/ catatan kecil
Suka mengkoleksi barang unik
Mendengarkan lagu-lagu bernuansa ringan, seperti pop-classic.
Menyukai air putih dan teh dibanding minuman ringan, es buah, dll.
C.  Lifestyle
Membeli buku di toko buku Gramedia atau Gunung Agung
Membaca koran Kompas
Menonton 
saluran 
TV 
lokal 
yang 
menyajikan 
program 
seputar
lingkungan hidup, seperti: Trans TV, Metro TV, Trans7, RCTI.
Memilih 
mobil 
yang  tidak  terlalu  mahal,  namun 
sesuai  dengan
keperluan seperti Avanza, Xenia.
2.9.2
Target Sekunder
Demografi
Pria  dan wanita
Usia 17-50 tahun keatas
Status Ekonomi Sosial (B, B-)
Geografi
Wisatawan yang berdomisili di daerah Bogor, Jawa Barat.
Wisatawan  (baik  lokal  maupun  mancanegara)  yang  untuk  sementara
berkunjung ke Bogor untuk tujuan rekreasi.
  
24
Psikografi
A.  Personality
Dapat menyisihkan waktu luang di sela-sela kegiatan
Peduli terhadap orang lain
Senang berbagi
Menyukai kebersamaan
Dapat menikmati waktu luang dengan santai
Memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar
Menyukai sesuatu yang alami
B.  Behaviour
Bertindak efektif dan efisien
Travelling, jalan-jalan
Wisata kuliner
Menyukai kegiatan outdoor
Peduli dengan alam dan lingkungan hidup
Menghargai budaya Indonesia
Mendengarkan lagu-lagu bernuansa pop
Memelihara hewan peliharaan seperti burung, anjing atau ikan hias
Memilih   air   putih   dibanding   minuman   ringan   dan   minuman
berkarbonasi
C.  Lifestyle
Membaca referensi wisata dari internet atau blog
Menonton 
saluran 
TV 
lokal 
yang 
menyajikan 
program 
seputar
lingkungan hidup, seperti: Trans TV, Metro TV, Trans7, RCTI.
Memilih 
mobil 
yang  tidak  terlalu  mahal,  namun 
sesuai  dengan
kebutuhan seperti Avanza, Xenia.
Lebih memilih meluangkan waktu di ruangan terbuka seperti Taman
Menteng.
2.10
SWOT
Strength:
-
Merupakan kebun botani yang dikenal luas oleh masyarakat
-
Dikunjungi  oleh  berbagai 
lapisan  masyarakat,  baik 
wisatawan 
mancangera
maupun wisatawan lokal, dari anak-anak hingga orang dewasa
-
Pusat pendidikan sekaligus tempat rekreasi
-
Lokasi yang cukup dekat dari ibukota Jakarta
-
Memiliki berbagai koleksi tanaman yang unik dan langka
Weakness:
-
Fasilitas yang ada kurang terawat.
-
Kebersihan lingkungan belum diperhatikan secara maksimal.
-
Kurangnya promosi di berbagai media.
-
Tidak memiliki standarisasi pelayanan
  
25
Opportunity:
-
Salah satu kebun raya tertua di Asia Tenggara
-
Koleksi tumbuhan dan tanaman yang dapat dijadikan bahan penelitian, sekaligus
dinikmati sebagai pemandangan saat bersantai atau rekreasi
-
Adanya komunitas kebun raya di Indonesia
-
Sejarah
pendiri
Kebun
Raya
Bogor
yang
berasal
dari
warisan
bangsa
Eropa,
menjadi salah satu daya tarik kunjungan wisatawan asing
Threat:
-
Kesulitan mencari transportasi untuk menuju ke lokasi.
-
Kemacetan kota Bogor pada hari-hari libur.
-
Sikap tak bertanggung jawab para pengunjung yang dapat merusak fasilitas dan
koleksi Kebun Raya Bogor.
-
Pilihan objek
wisata
lain
yang
menawarkan rekreasi
yang
lebih
berkesan fun
dan entertainment