![]() 20
terkenal).
Dan
menurut
saya masih
banyak
DJ-DJ
yang gak
masl!kTop
100
itu
lebih
berkualitas
Set-nya.
Dan Sorry
ya,
apakah
orang-orang
dari
sponsor
itu
(yang
asalnya
bukan
dari
orang Dance
Scene)
mengetahuijelas
peta-peta
sebenamya who
are
the
best DJ
and how to make
dance scene
healthy."
"
Saya
juga
pernah bicara
mengapa sponsor
untuk
rave
di
tempat yang· itu
itu
saja
yang
notabene akan
mulai
stagnan rave
scene.
Saya
mungkin
bisa
dibilang sebagai orang
pertama yang
membuat
rave di
Indonesia (1994)
di
Puncak dan
di
Anyer. Saya
merasa spirit
of
rave
sudah mati.
Tak
ada
lagi
rave-rave
yang
eksotik di
Indonesia. Dari
mulai
Jakarta sampai Bali.
Dan
lucunya,
rave
itu
semakin
mewah
dan
gak
jelas.
Rave
harusnya
underground dan
identic
dengan
tempat-tempat baru
dan fresh."
"DJ
terlalu
komersil
akan
membuat
dance
floor
jadi
rusak,
karena
tidak
mendidik
crowd.
Selama
crowd
di
entertaint
dengan
lagu
yang
itu-itu
saja.
selalu
sama dari waktu kewaktu, tidak
adajourney-nya.
Harusnya
DJ-DJ
baru
juga
mensupport
lagu-lagu
produser
lokal
yang
sekarang
ini
sapgat
bagus
produksinya.
Sehingga
lagu-lagu
mereka
menjadi
trend
di
club-club
seindonesia."
"Harusnya
DJ-DJ
di
Indonesia bisa
lebih
kreatif
lagi,
maybe
go
producing,
in
self
promotion,
and
make
an
Album. Saya
melihat selain
DJ
Riri,
Innerlight,
Osvaldo,
Electronic Groove ( seingat
saya) belum
ada·
lagi
album-album
dance
lokal
yang beredar.
Dan
rata-rata
album
yang keluar
dari
side
yang
itu-itu
saja.
Kemana
DJ
dan
Produser yang
lain?''
"Saya
sebagai
senior sangat
setuju
akan soal regenerasi
yang harus
bertumpu
pada
kualitas
dari
2nd
line
ke
1st
line.
Seperti
yang
saya
katakan
diatas
menjadi
1st
line
ya
kalian
yang sebagai
2nd line harus bisa
berkriteria
sebagai
1st
line.
(Well
know
nationwide
exposure,
Producing
World
wide,
Self
Album,Strong Leader
and
Kharismatic image) dan
bisa
|