BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori - Teori Umum
2.1.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data adalah kumpulan
relasi-relasi logikal dari data (dan deskripsi data) yang dapat digunakan bersama
dan dibuat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Database adalah relasi data logikal yang terdiri dari entity-entity, atribut-
atribut, dan relationship dari informasi organisasi/perusahan. Kegunaan dari
database adalah:
1.   Menghilangkan redundancy data.
2.   Keterbatasan akses data.
3.   Meningkatkan keamanan.
4.   Multiple User.
5.   Independensi data (kebebasan data).
2.1.2  Sistem Basis Data
Sistem basis
data
adalah
kumpulan
program-program aplikasi
yang
menyediakan layanan kepada pengguna seperti laporan produksi. Setiap program
mendefinisikan dan mengatur datanya sendiri (Connolly dan Begg, 2005, p7).
6
  
7
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem basis data adalah sekumpulan
file yang saling berhubungan dan dihubungkan
oleh
sekumpulan
program
(DBMS)
sehingga
memungkinkan
beberapa
pemakai
atau
program untuk
mengakses atau memanipulasi file-file tersebut.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Conolly dan Begg (2005, p16) Database Management System
(DBMS)
adalah
suatu
sistem software
yang
memungkinkan
user
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur akses ke database.
DBMS berinteraksi dengan program aplikasi  user dan database. DBMS
menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. 
Memungkinkan
user
untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data
Definition Language (DDL). DDL
memungkinkan user
untuk
membedakan
tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan disimpan dalam basis data.
2.
Memungkinkan
user
untuk menyisipkan, mengupdate, menghapus
dan
menerima
data
dari
basis
data,
biasanya
dari Data
Manipulation
Language
(DML).
3.   Menyediakan kontrol akses ke basis data dengan menyediakan :
a. Sistem keamanan yang mencegah akses illegal ke basis data.
b. Sistem integritas yang memelihara keakuratan data.
c. Sistem pengendalian persetujuan
yang
mengijinkan
pembagian
akses
ke
basis data.
d. Sistem pengendalian pemulihan
yang
memulihkan basis data ke keadaan
sebelumnya yang dikarenakan oleh
kegagalan software atau hardware.
  
8
e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data di basis data.
A.  Komponen - Komponen DBMS
Menurut  Connolly  dan 
Begg 
(2005,  p18-21)  DBMS 
memiliki 
lima
komponen penting yaitu:
1.   Hardware ( perangkat keras )
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras dalam
menjalankannya. Perangkat keras dapat mencakup komputer pribadi, sebuah
mainframe, sebuah jaringan komputer. Perangkat keras yang dipakai
tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa
DBMS
hanya
berjalan
pada
perangkat
keras atau sistem operasi
tertentu,
sementara
DBMS
yang
lain
dapat berjalan pada
beragam perangkat
keras
atau sistem operasi.
2.   Software
( perangkat lunak )
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS dan
program aplikasi beserta
sistem operasi
(OS),
termasuk
jaringan
perangkat
lunak jika DBMS digunakan melalui jaringan.
3.   Data
Data
merupakan
komponen
terpenting
dalam
DBMS
khususnya sudut
pandang  dari  end user
mengenai  data,  dimana  data  berfungsi  sebagai
jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4.   Procedures (tata cara)
Prosedur
merupakan
panduan
dan
aturan
dalam membuat
dan
menggunakan basis data. Prosedur didalam basis data dapat berupa : login ke
  
9
dalam basis
data,
penggunaan
fasilitas
DBMS atau
aplikasi
program, cara
menjalankan dan menghentikan DBMS, mebuat backup database, menangani
kerusakan hardware atau software, mengubah struktur tabel, mengumpulkan
basis data dari beberapa disks, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data
pada secondary storage.
5.   People (Manusia)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan sistem tersebut.
B.  Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p18-21),
keuntungan
DBMS adalah
sebagai berikut:
1.   Kontrol atas redundansi atau perulangan data.
2.   Konsistensi data.
3.   Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih banyak.
4.   Data dapat dibagikan
5.   Meningkatkan integritas data
6.   Meningkatkan keamanan data
7.   Penetapan standarisasi pelaksanaan
8.   Skala ekonomi
9.   Keseimbangan dari kebutuhan yang saling bertentangan.
10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data
11. Meningkatkan produktivitas
12. Meningkatkan Concurrency
13. Meningkatkan layanan backup dan recovery
  
10
Sedangkan, kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut :
1.   Kompleksitas
2.   Ukuran
3.   Biaya dari penggunaan DBMS
4.   Biaya konversi
5.   Kinerja
6.   Dampak yang tinggi dari kegagalan
2.1.4 Entity Relationship Modelling
Menurut
Jeffrey
A.
Hoffer,
Marry
R,
Prescott dan Fred R. McFadden
(2002, p142), entity
relationship modeling
adalah perwakilan detil dan
logikal
dari data untuk sebuah organisasi atau area bisnis.
Dalam mendesain
basis
data,
hal
yang
paling
penting
adalah
dengan
menggunakan Entity Relationship (ER). Karena tanpa ER, bisa dipastikan proses
pembuatan
basis
data
berjalan
lama
dan tidak teratur. Selain itu yang perlu
diperhatikan adalah
membuat
relasi -
relasi
yang
benar
diantara
tabel.
Proses
desain basis data cukup menghasilkan waktu yang lama jika basis datanya besar.
Desain basis data mutlak harus dilakukan dengan baik, agar mudah dalam
pengembangan dan perbaikan nantinya.
A.  Entity
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), entity adalah sekumpulan objek
dengan properti
yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan
yang
memiliki
  
11
keberadaan
yang
independen. Keberadaannya dapat berupa objek
fisik maupun
objek abstrak.
E
ntity N am e
Staff 
Branch
Gambar 2.1   Contoh Tipe Entity
(Connolly and Begg, p345)
B.  Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2005, p350), attribute adalah properti suatu
entitas atau jenis relasi.
Attribute domain
adalah
himpunan
nilai
yang diperbolehkan
untuk satu
atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu:
1.   Simple dan Composite Attribute
Simple Attribute
adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal
yang mempunyai keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi bagian
yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
Composite Attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari beberapa
komponen, dimana masing – masing komponen mempunyai keberadaan yang
bebas.
2.   Single-valued dan Multi-valued Attribute
  
12
Single-valued Attribute adalah atribut
yang
mempunyai
nilai tunggal
untuk
setiap kejadian dari tipe entity.
Multi-valued Attribute adalah atribut yang
mempunyai beberapa nilai
untuk
setiap kejadian dari tipe entity.
3.   Derived Attribute
Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau sekelompok atribut
yang berhubungan, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
C.  Relationship Type
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2005,  p346),  relationship types adalah
sekumpulan asosiasi yang berarti (meaningful associations) antar tipe entitas.
Relationship occurrence yaitu sebuah keterhubungan yang diidentifikasi
secara unik yang meliputi suatu kejadian dari setiap tipe entitas yang ada.
Degree of relationship yaitu jumlah tipe entitas yang ada dalam suatu
relationship. Degree of relationship terdiri dari :
1.   Binary Relationship
Keterhubungan antar dua tipe entitas. Contoh binary relationship antara
Staff dengan Branch yang disebut Has.
Relationship
Name
Has
Staff
Branch
‘Branch has Staff’
Gambar 2.2   Contoh Binary Relationship
(Connolly and Begg, p347)
  
13
2.   Ternary Relationship
Keterhubungan antar tiga tipe entitas. Contoh Ternary Relationship yang
dinamakan  Registers.  Relasi  ini  melibatkan  tiga  tipe  entity  yaitu  Staff,
Branch  dan Client.  Relationship  ini menggambarkan Staff  mendaftarkan
Client pada Branch.
Staff
R
egis ter 
Branc h
C
lie n t
‘S ta ff re giste rs
a
clie nt
at
a
B
ra n ch ’
Gambar 2.3
Contoh Ternary Relationship
(Connolly and Begg,p348)
3.   Quaternary Relationship
Keterhubungan antar empat tipe entitas. Contoh Quaternary Relationship
yang
dinamakan  
Arranges.
Relasi
ini
melibatkan
4
entity
yaitu Buyer,
Solicitor,
Financial
Intstuttion
dan Bid.
Relasi
ini
menggambarkan
Buyer,
diberi masukan oleh Solicitor, dan didukung oleh Financial Institution,
melakukan penawaran (Bid).
  
14
So ic
lic
ito 
r
Bu y e  
A
rra
n
g
e
s
Fin
a
n
c a 
ia 
l
In  titu
s titu
tio
n
Bid
‘A Solic to  arra
ito  arra
r arra
ng
es
a
B d o n
id o n
be half of a B u y e  s u p porte
r s u p porte
d
by
a
F n
in
a
n
c a  In  titu io
ia  In  titu io
l In  titu io
s titu io
tio
Gambar 2.4 
Contoh Quaternary Relationship
(Connolly and Begg,p349)
4.   Recursive Relationship
Keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi
lebih
dari satu
kali
dengan
peran
yang berbeda.
Relationship
dapat
diberikan
role 
names 
untuk 
meng-identifikasikan 
keterkaitan  tipe 
entitas 
dalam
relationship. Contoh entitas Staff  yang berperan
menjadi Supervisor dan Staff
yang di-Supervisor-i.
Role
Name
Supervisor
Supervises
Role
Name
Supervisee
Staff
Gambar 2.5 
Contoh Recursive Relationship
(Connolly and Begg,p349)
  
15
D.  Key
Menurut Connolly dan Begg (2005, p78), key adalah sebuah field yang
digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut
atau
lebih yang
secara
unik
mengindentifkasi setiap record.
Candidate key yaitu sekelompok atribut yang secara unik mengidentifikasi
setiap kejadian dari tipe entitas. Atribut ini mempunyai nilai yang unik pada
hampir
tiap barisnya.
Fungsi
dari candidate key
adalah
sebagai
calon
primary
key.
Primary
key yaitu
candidate
key
yang dipilih
untuk
mengidentifikasikan
secara unik setiap kejadian dari tipe entitas. Primary key harus merupakan field
yang benar-benar unik.
Composite key yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
Pada kondisi tertentu, suatu atribut tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
baris secara unik dan membutuhkan kolom lain untuk digunakan sebagai primary
key.
Alternate key adalah candidate key yang tidak dipilih sebagai primary key.
Foreign
key adalah
jika
sebuah primary
key
terhubung
ke tabel
lain
dan
fungsinya sebagai penghubung antar tabel.
  
16
2.1.5 Data Definition Language
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2005,  p40),  data  definition  language
(DDL) adalah sebuah bahasa yang
mengizinkan DBA atau user untuk
mendeskripsikan dan memberi nama entitas, atribut, dan hubungan yang
diperlukan aplikasi beserta integrity yang berhubungan dan batasan keamanan.
1.   Create Table
Pernyataan
create
table
digunakan
untuk
membuat
tabel
dengan
mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.
Bentuk umum:
CREATE TABLE Table_Name
( Column_Name DataType [NULL | NOTNULL]
( Column_Name DataType [NULL | NOTNULL]
2.   Alter Table
Pernyataan alter
table
digunakan
untuk
menambah
atau
membuang kolom
dan konstrain.
Bentuk umum:
ALTER TABLE Table_Name
[ADD Column_Name DataType [NULL | NOTNULL] ]
[DROP Column_Name DataType [RESTRICT | CASCADE] ]
[ADD Constrain_Name]
[DROP Constrain_Name [RESTRICT \ CASCADE] ]
3.   Drop Table
Pernyataan drop
table
digunakan untuk
menghapus tabel   berserata semua
data yang terkait didalamnya.
  
17
Bentuk umum:
DROP TABLE Table_Name
4.   Create Index
Pernyataan create index digunakan untuk membuat indeks pada tabel.
Bentuk umum:
CREATE [UNIQUE] INDEX Index_Name
ON Table_Name
( Column_Name [, Column_Name]… )
5.   Drop Index
Pernyataan drop index digunakan untuk menghapus indeks yang telah dibuat.
Bentuk umum:
DROP INDEX Index_Name
2.1.6 Data Manipulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), data manipulation language
(DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan serangkaian operasi untuk
mendukung operasi dasar manipulasi data pada data yang ada didalam basis data.
Operasi manipulasi data yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut:
1.   Select
Pernyataan select digunakan untuk
menampilkan sebagian atau seluruh dari
suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel.
Bentuk umum:
SELECT Fields
FROM Table_Name
  
18
WHERE Condition
2.   Update
Pernyataan update digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut
dari suatu tabel.
Bentuk umum:
UPDATE Table_Name
SET Column1 = Value1, Column2 = Value2, …
WHERE Condition
3.   Insert
Pernyataan insert digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai
baru ke dalam suatu tabel.
Bentuk umum:
INSERT Table_Name ( Column list ) VALUES ( Value list )
4.   Delete
Pernyataan delete digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh isi dari
suatu tabel.
Bentuk umum:
DELETE FROM Table_Name
WHERE Condition
  
19
2.1.7 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), Normalisasi adalah sebuah
teknik
untuk
menghasilkan
sekelompok relasi atau
hubungan
dengan properti-
properti   yang   diinginkan,   yang   memberikan   kebutuhan   data   dari   suatu
perusahaan Suatu desain database harus memenuhi kondisi untuk tidak
mengandung anomali, yaitu suatu kejanggalan dari penempatan atribut tertentu
dari
suatu
obyek
data.
Untuk
membedakan
satu
record
dengan
yang
lainnya
maka perlu dipilih atribut atau kombinasi atribut sebagai kunci primer (primary
key).
Tujuan pembuatan normalisasi adalah:
1.   Membuat seminim mungkin terjadinya data rangkap.
2.   Menghindarkan 
adanya  data 
yang  tidak  konsisten  terutama  bila  terjadi
penambahan, penghapusan data sebagai akibat adanya data rangkap.
3.   Menjamin
bahwa
identitas
tabel
secara
tunggal
sebagai determinan semua
atribut.
2.1.7.1 Bentuk Normal Pertama  (First Normal Form / 1NF)
Menurut   Connolly   dan   Begg   (2005,p403),   aturan   normalisasi
pertama (1NF) dapat dikatakan bahwa sebuah relasi dimana setiap baris dan
kolom hanya berisi satu nilai.
Suatu data dikatakan
unormalized (UNF),
jika
didalamnya
mengandung kelompok yang berulang (repeating group), sehingga untuk
membentuk
normalisasi
pertama
repeating
group
harus
dihilangkan.
Nilai
dari  setiap  atribut 
adalah 
tunggal.  Kondisi 
ini  dapat  diperoleh  dengan
  
20
melakukan eliminasi terjadinya data
ganda (repeating group). Namun pada
kondisi pertama ini kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap.
2.1.7.2 Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005,p407), aturan
normalisasi kedua
(2NF)
dapat
dikatakan
bahwa
sebuah
relasi
dalam
bentuk
normal
pertama
dan
setiap
atribut
bukan
primary
key
yang
tergantung secara
fungsional
kepada primary key.
Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat
apakah ada atribut bukan primary key yang
merupakan
fungsi dari sebagian
primary key (partial dependency).
2.1.7.3 Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p408) aturan normalisasi ketiga
(3NF)
adalah
sebuah relasi
dalam
bentuk
normal
pertama
dan
kedua
dan
setiap  atribut  yang  bukan  primary key  yang  bergantung  secara  transitif
kepada primary key.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat atribut yang bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan
key
lainnya
(disebut
ketergantungan
transitif
atau transitive
dependence).
Dengan
cara
yang
sama,
maka
setiap
ketergantungan
transitif
dipisahkan.
3NF  sudah  cukup  baik  dalam  arti  anomali 
(data 
yang  berulang)  yang
dikandungnya sudah sedemikian minimum.
  
21
2.1.8 Data Application Lifecycle
Tahapan
penerapan lifecycle
dalam metodologi perancangan basis data
menurut Connolly dan Begg (2005, p282), Database Systems A Practical sebagai
berikut :
  
22
Database Planning
System Definition
Requirement
Collection
and Analysis
Database
Design
DBMS Selection
Conceptual Database
Design
(optional)
Aplication Design
Logical Database Design
Physical Database Design
Implementation
Prototyping
(optional)
Data Conversion and
Loading
Testing
Operation Maintenance
Gambar 2.6
Tahapan dari Application Database Lifecycle
(Connolly and Begg,p284)
  
23
A.  Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2005, p285-286), perencanaan basis data
(database  planning
merupakan 
aktivitas 
manajemen 
yang 
mengizinkan
tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-efisien mungkin dan se-
efektif
mungkin.
Database
planning
harus diintegrasikan dengan keseluruhan
strategi sistem
informasi
dari perusahaan.
Ada
3
hal
penting
dalam menyusun
sebuah strategi sistem informasi, yaitu :
1.   Identifikasi dari tujuan dan rencana perusahaan dengan penentuan kebutuhan
sistem informasi berikutnya.
2.   Evaluasi  dari  sistem  informasi  saat  ini  untuk  menentukan  kelebihan  dan
kelemahan yang ada saat ini.
3
Penilaian  dari  kesempatan  -  kesempatan  TI  yang  mungkin  menghasilkan
keuntungan kompetitif.
Langkah penting dari tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas tentang
pernyataan
misi
untuk
proyek
basis
data. Pernyataan
tersebut
mendefinisikan
tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila pernyataan tersebut
selesai
maka
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan sasarannya. Pernyataan dan
sasaran ini perlu didukung oleh informasi- informasi tambahan yang menentukan
pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, sumber -
sumber yang
mendukungnya, dan biaya yang harus dikerluarkan.
  
24
B.  System Definition
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p286)
definisi
sistem (system
definition) adalah
yang
medefinisikan
jangkauan
dari
aplikasi
basis
data
dan
pandangan-pandangan
utama
para pemakai. Sebelum mendesain
suatu aplikasi
basis
data
penting
untuk
terlebih
dahulu
mengidentifikasikan
batasan–batasan
dari   sistem   yang   sedang   diteliti,   kaitannya   dengan   sistem   informasi   di
perusahaan. Perlu dipikirkan untuk kebutuhan
yang
akan
datang
selain
dari
keadaan saat ini.
Pandangan pemakai yang merupakan aspek penting dari pengembangan
aplikasi  basis  data  karena 
membantu 
untuk 
memastikan  bahwa 
tidak  ada
pemakai utama basis data yang terlupa ketika pengembangan aplikasi baru
tersebut.
C.  Requirement Collection and Analysis
Menurut  Connolly  and  Begg  (2005,  p288),  analisis  data  dan
pengumpulan
kebutuhan
(requirement
collection
and
analysis) adalah
proses
pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan
didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi ini
untuk
mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem baru.
Informasi yang dikumpulkan termasuk:
1.   Penjabaran dari data yang digunakan,
2.   Detail mengenai bagaimana data digunakan,
3.   Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.
  
25
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan yang
dimasukkan  untuk  aplikasi  basis  data  tersebut.  Ada  tiga  macam  pendekatan
untuk mengatur kebutuhan dari sebuah aplikasi basis data dengan berbagai
pandangan pemakai, yaitu :
1.   Pendekatan centralized
Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai
disatukan
menjadi
satu
set
kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini dipakai jika
basis datanya tidak terlalu kompleks.
2.
Pendekatan view integration
Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai
digunakan
untuk
membangun
sebuah model data yang terpisah yang merepresentasikan tiap pandangan
pemakai
tersebut.
Hasil
dari
data-data
model
tersebut
kemudian
disatukan
di bagian basis data.
3.   Kombinasi keduanya.
D.  Application  Design
Menurut Connolly dan Begg (2005, p299-300), perancangan aplikasi
adalah
merancang
antarmuka
pemakai
(user
interface)
dan
program
aplikasi,
yang akan memproses basis data.
Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua
pernyataan
fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user requirement specification)
yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan
merancang
transaksi
yaitu
cara akses ke basis data dan
perubahan terhadap
isi
basis data (retrieve , update dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana
fungsi
  
26
yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang
antarmuka
pemakai
(user
interface) yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi
yang
dibutuhkan
dengan cara
untuk
menciptakan
user
friendly’. Kebanyakan
antarmuka pemakai yang diabaikan akan niscaya membuat masalah.
E.  DBMS Selection
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005, p295-299), pemilihan
DBMS
yang
sesuai untuk mendukung aplikasi basis data yang mencakup :
1.   Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi
Menentukan sasaran, batasan masalah dan tugas yang harus dilakukan.
2.   Mendaftar 2 atau 3 jenis barang
Membuat  daftar  barang-barang,  misalkan  dari  mana  barang  ini  didapat,
berapa biayanya serta bagaimana bila ingin mendapatkannya.
3.   Mengevaluasi barang
Barang - barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan barang tersebut.
4.   Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Merupakan
langkah
terakhir
dari
DBMS
yaitu
mendokumentasikan
proses
dan untuk menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan rekomendasi
terhadap salah satu produk DBMS.
F.  Database Design
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p291), perancangan basis data (
database design ) merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis
data yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan.
  
27
Ada 2 pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :
1.   Pendekatan bottom-up
Yang dimulai pada tingkat awal dari atribut (yaitu properti dari entiti dan
relationship)
yang
mana
melalui
analisis dari
asosiasi
antar atribut,
dikelompokkan  menjadi  hubungan  yang  merepresentasikan  jenis-jenis  entitas
dan hubungan antar
entitas. Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data
yang simple dengan jumlah atribut yang tidak banyak.
2.
Pendekatan top-down
Digunakan   pada   basis   data   yang   lebih   kompleks,   yang   dimulai   dengan
pengembangan   dari   model   data   yang   mengandung   beberapa   entitas   dan
hubungan tingkat tinggi dan kemudian
memakai perbaikan top down berturut –
turut  untuk  mengidentifikasi  entitas,  hubungan  dan  atribut  berkaitan  tingkat
rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER (entity relationship).
Pada
tahap
ini ada bagian
yang
disebut data
modeling
yang
digunakan
untuk
membantu
pemahaman
dari
data
dan
untuk
memudahkan komunikasi
tentang
kebutuhan informasi. Dengan dibuatnya model data dapat membantu memahami:
1.  Pandangan tiap pemakai mengenai data.
2.  Kealamian data itu sendiri, kebebasan representasi fisiknya.
3.  Kegunaan dari data berdasarkan pandangan pemakai.
Kriteria untuk model data, yaitu :
1.   Structural validity
Konsistensi 
dengan 
cara 
yang 
didefinisikan 
perusahaan 
dan 
menyusun
informasi.
  
28
2.   Simplicity
Kemudahan untuk pemahaman baik bagi yang professional di bidang sistem
informasi maupun pemakai yang nonteknis.
3.   Expressibility
Kemampuan
untuk
membedakan
antara
data
yang
berbeda,
dan
hubungan
antar data.
4.   Nonredundancy
Pembuangan informasi
yang tak ada hubungannya khususnya. Representasi
dari tiap potongan informasi tepatnya hanya sekali.
5.   Shareability
Tidak  spesifik  untuk  aplikasi  dan  teknologi  khusus  apapun  dan  dengan
demikian dapat digunakan oleh banyak orang.
6.   Extensibility
Kemampuan  mengembangkan  untuk  mendukung  kebutuhan  baru  dengan
efek minimal bagi pemakai yang ada.
7.   Integrity
Konsistensi   terhadap   cara   yang   digunakan   perusahaan   dan   mengatur
informasi.
8.   Diagrammatic representation
Kemampuan untuk
mereprensentasikan 
sebuah
model
menggunakan
notasi
diagram yang dapat dipahami dengan mudah.
  
29
Menurut Connolly dan Begg (2005, p293-295) Database design dibagi
dalam tiga
tahapan
yaitu
conceptual
database
design,
logikal  
database
design, dan physical database design.
G. 
Prototyping
Prototyping adalah
membuat
model kerja dari aplikasi
basis
data,
yang
membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik
dari segi
tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan utama dari
mengembangkan
suatu prototype
adalah
mengijinkan
user
untuk
menggunakan
prototype
guna
mengidentifikasikan
corak
sistem
apakah
bekerja
dengan
baik
dan
jika
mungkin
meningkatkan corak
baru
kepada aplikasi database. Dengan
cara
ini,
kebutuhan
dari
pemakai
dan
pengembang
sistem dalam mengevaluasi
kelayakan design sistem akan semakin jelas sehingga kelebihan atau kekurangan
sistem dapat  ditangani dengan baik.
Strategi prototyping yang umum digunakan sekarang ada dua,yaitu
requirement dan evolutionary prototyping. Requirement prototyping adalah
menggunakan prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis
data dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau
dibuang.
Sedangkan
evolutionary prototype
menggunakan
tujuan
yang
sama,
tetapi perbedaan pentingnya adalah prototype tetap digunakan untuk selanjutnya
dikembangkan menjadi aplikasi basis data yang lengkap.
H.
Implementation
Menurut  Connolly  dan  Begg  (2005,  p304),  implementation merupakan
realisasi secara fisik dari database dan desain aplikasi. Pada
tahap penyelesaian
  
30
desain (dimana dapat melibatkan pembuatan prototype atau tidak), kini kita dapat
menerapkan basis data
dan
program aplikasi
yang telah
kita buat. Implementasi
basis data menggunakan DDL yang kita pilih dalam melakukuan pemilihan DBMS
atau
dengan
menggunakan
Graphical
User
Interface (GUI),
yang
menyediakan
fungsional yang sama dengan pernyataan DDL
yang low
level. Pernyataan DDL
digunakan untuk menciptakan struktur basis data dan mengosongkan file yang
terdapat
dalam basis
data
tersebut.
Pandangan
pemakai
lainnya
juga
diimplementasikan dalam tahapan ini. Data Manipulation Language (DML)
digunakan
untuk
mengimplementasikan
transaksi
basis
data
di
dalam bagian
aplikasi
program dari
sasaran
DBMS,mungkin
termasuk host
programming
language seperti, Visual basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Ada atau Pascal.
I.
Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), Data conversion and loading
adalah mencakup pengambilan data dari sistem lama untuk  dipindahkan ke dalam
sistem yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data baru
sedang 
menggantikan 
ssitem 
yang 
lama. 
Sekarang, 
DBMS 
yang 
memiliki
kegunaan
yang
dapat
mengisi
file
yang
ada
ke
dalam sistem yang
baru
telah
dianggap umum, kegunaan yang ada umumnya memerlukan spesifikasi sumber file
dan target basis data yang baru. Ketika
conversion
dan
loading
dibutuhkan,
prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk
keseluruhan operasi.
  
31
J.   Testing
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305),
testing adalah suatu proses
melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Sebelum
diterapkan dalam suatu sistem, basis data
harus dilakukan testing terlebih dahulu.
Hal ini dicapai dengan penggunaan secara hati-hati untuk merencanakan suatu test
dan data yang realistis sedemikian sehingga keseluruhan proses pengujian sesuai
dengan metode dan dilaksanakan sesuai aturan yang ada.
K.
Operation Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2005, p306), operational maintenance adalah
proses
memantau
dan
memelihara
sistem
setelah di-install.
Pada
tahapan
sebelumnya, basis data benar-benar diuji dan diimplementasikan. Sekarang sistem
beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk aktifitas dari tahapan ini adalah
sebagai berikut:
1.   Memantau
kinerja
dari
sistem.Jika
kinerjanya
menurun
dibawah
level
yang
dapat diterima, mungkin basis data perlu diorganisasi
2.   Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis data-nya (jika diperlukan)
Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan
kinerjanya
dapat
berada
dalam tingkat
yang
diterima.
Sebuah
DBMS
biasanya
menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk membantu administrasi basis data
termasuk kegunaan
untuk mengisi data ke dalam basis data dan
untuk memantau
sistem.
Kegunaan
ini
memperbolehkan
sistem pemantauan
untuk
memberikan
informasi  seperti  tentang  pemakaian  basis  data  dan  strategi  eksekusi  query.
  
32
Database  administrasi dapat menggunakan
informasi 
ini  untuk 
memperbaiki
sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik.
2.1.9 Conceptual, Logical, and Physical Database Design
A.  Conceptual
Database Design
Hal
yang
pertama
dilakukan
dalam
membuat
conceptual design
adalah
dengan membuat model sata secara konseptual dari perusahaan yang
bersangkutan.
Conceptual
database
design seluruhnya
independent
dari
implementasi
seperti
target
DBMS software,
program
aplikasi,
bahasa
pemograman,
atau
physical consideration lainnya. Data tersebut merupakan
informasi-informasi
mengenai
perusahaan.
Dalam conceptual
database design,
data yang ada dikembangkan dengan representasi
secara
konseptual
yang
mencakup
mengidenifikasi entity,
relationship,
dan
atribut
yang sangat
penting
dalam perancangan bisnis tersebut.
Langkah-langkah  untuk  membuat  data  model  lokal  yang  konseptual
untuk setiap user view dapat digambarkan sebagai berikut :
1.   Identifikasikan tipe-tipe entity
Tujuannya  adalah  untuk  mengidentifikasi  dan  membuat  kelas-kelas  dari
obyek yang ada berikut penjelasannya serta
menentukan entitas utama
yang
dibutuhkan. Salah
satu
metode
untuk
mengidentifikasi entity adalah dengan
menguji
spesifikasi
kebutuhan
dari user.
Dari
spesifikasi
ini
dapat
mengidentifikasikan
noun
dan
nouns
phrases
yang
disebutkan.
Selain
itu
juga dapat melihat objek utama seperti orang, tempat atau konsep dari
ketertarikan diluar noun lainnya yang merupakan kualitas dari objek lain.
  
33
2.   Identifikasikan tipe-tipe relationship
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada
antara entitas yang telah diidentifikasikan. Dalam mengidentifikasi tipe relasi
yang ada dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), mencari
batasan
dari
tipe relationship,
memeriksa fan
dan
chasm
traps,
memeriksa
masing-masing
entity
ikut
serta
setidaknya
dalam satu
relationship,
dan
dokumentasikan tipe relationship.
3.   Identifikasi dan hubungkan atribut-atribut dengan tipe entity atau relationship
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan 
atribut-
tribut yang berkaitan dengan entitas  atau tipe relationship yang telah sesuai.
4.   Tetapkan domain atribut
Tujuannya adalah untuk
menetapkan
domain
untuk
tiap-tiap
atribut
dalam
model data konseptual local dan mendokumentasikan setiap detail dari
domain. Suatu domain adalah suatu kelompok nilai yang dari mana satu atau
lebih atribut mengambil nilainya.
5.   Tetapkan atribut Primary dan Candidate key
Tujuannya
adalah
untuk
menentukan
candidate
key
dan primary
key
dari
kumpulan atribut-atribut yang telah ditentukan pada tiap entitas. Candidate
key
adalah
satu
atau
lebih
atribut
dari
suatu entitas
yang dapat
dijadikan
primary key. Primary key adalah satu atribut dari suatu entitas yang dipakai
sebagai ciri yang paling unik dari entitas tersebut.
6.   Mempertimbangkan kegunaan dari konsep Enhanced Modeling (optional)
  
34
Tujuannya adalah
untuk
mengembangkan ER model   dengan
menggunakan
konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi, generalisasi, penggabungan
(aggregation), komposisi (composition).
7.   Periksa model untuk redudansi
Tujuannya adalah untuk memeriksa konsep model data apakah masih
mengandung data maupun entitas serta atribut yang berulang atau tidak. Hal
pertama  yang  dilakukan  adalah  memeriksa  kembali  hubungan-hubungan
yang ada apabila terdapat suatu hubungan yang mirip.
8.   Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi user
Tujuannya
untuk
memastikan
model konseptual
lokal
mendukung transaksi
yang dibutuhkan oleh view. Diuji dua pendekatan untuk memastikan model
data konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan cara:
•   Mendeskripsikan transaksi-transaksi
Memeriksa
seluruh
informasi
(entitas, relationship, dan atribut) yang
dibutuhkan oleh setiap transaksi telah
disediakan
oleh
model,
dengan
mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.
•   Mengunakan jalur-jalur transaksi
Untuk
validasi
model data terhadap transaksi
yang dibutuhkan
termasuk
representasi diagram jalur yang digunakan oleh setiap transaksi langsung
pada ER diagram.
9.   Review model data konseptual dengan user
Tujuannya
untuk mengkaji
ulang
model data konseptual
lokal dengan user
untuk
memastikan
model tersebut adalah representasi sebenarnya dari view.
  
35
Model   data   konseptual   ini   termasuk   ER  diagram  dan   dokumentasi
pendukung   yang   mendeskripsikan   model   data.   Bila   ada   kejanggalan
(anomali) dalam model data, maka harus dibuat perubahan yang sesuai yang
mungkin membutuhkan pengulangan langkah-langkah sebelumnya.
B.  Logical Database Design
Logical
design merupakan
proses
pembuatan
model
data
dengan
menggunakan
informasi yang diperoleh dari perusahaan serta berdasarkan pada
model data spesifik. Model data yang telah diperoleh dalam conceptual database
design
diubah
dalam
bentuk
model
logikal
dimana
data
yang ada dipengaruhi
oleh model data yang menjadi tujuan database.
Hal ini dilakukan untuk menerjemahkan representasi konseptual ke dalam
bentuk  struktur  logic dalam  database  yang  akan  dijadikan  sumber  informasi
dalam merancang physical
database
design serta memberikan sarana yang
membantu para perancang database dalam merancang physical database.
Hasil
akhir
dari logical database
design
ini
berupa
sebuah kamus data
yang  berisi  atribut-atribut  beserta  key-nya  (primary keyalternate  key,  dan
foreign key) dan ERD keseluruhan dengan atribut key-nya.
Langkah-langkah
untuk
membuat logical database design
dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.   Membuat dan
memvalidasikan
data
model
lokal
yang
logikal
untuk
setiap
view.
Aktivitas pada logical database design langkah pertama adalah membangun
pandangan  (view)  tertentu  dari  perusahaan  dan  kemudian 
mengesahkan
  
36
model  ini  untuk  memastikan  strukturnya  telah  benar  atau  menggunakan
teknik normalisasi.
•   Pindahkan  fitur-fitur  yang  tidak  kompatibel  dengan  model  relational
(langkah optional)
•   Ambil hubungan untuk data model lokal yang logikal
•   Validasikan hubungan menggunakan normalisasi
•   Validasikan hubungan terhadap transaksi user
•   Tentukan batasan integrity
•   Tinjau kembali model data logikal lokal dengan user
2.   Membuat dan memvalidasikan model data logikal global
Aktivitas
pada
logical database design langkah kedua adalah untuk
mengkombinasikan
model
data
logikal lokal
individual
ke
dalam sebuah
model data logikal global tunggal yang menggambarkan perusahaan.
•   Gabungkan model data logikal lokal menjadi model global
•   Validasikan model data logikal global
•   Periksa untuk pengembangan mendatang
•   Tinjau kembali model data logikal global dengan user
C.  Physical Design
Physical
design merupakan proses pembuatan deskripsi dari suatu
impelmentasi
basis
data
pada secondary
storge. Hal ini mendeskripsikan
base
relation, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses
kedalam  data,  dan  associated integrity constraints yang  lainnya  dan  security
  
37
measures.
Physical
database
design
merupakan
fase
ketiga
dan
terakhir dalam
desain
database.
Tujuan
utama
dari
physical databse
design
adalah
untuk
mendeskripsikan bagaimana desainer bermaksud untuk mengimplementasikan
secara fisik dari logical database design.
Langkah-langkah dalam pembuatan physical databse design adalah sebagai
berikut :
1.   Terjemahkan model data logikal global target DBMS
Desain hubungan dasar
Desain representasi dari data yang dihasilkan
Desain batasan-batasan perusahaan
2.   Desain reprensentasi fisikal
Analisa transaksi-transaksi
Pilih organisasi file
Pilih indeks-indeks
Perkirakan kebutuhan tempat penyimpanan
3.   Desain user view
4.   Desain mekanisme keamanan
5.   Pertimbangkan pengenalan dari redundansi terkontrol
6.   Awasi dan atur sistem operasional
  
38
2.1.10  State Transition Diagram
State Transition Diagram (STD)
adalah sebuah modeling tool
yang
menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan human interface
pada sistem online.
Notasi yang paling penting dari STD adalah :
1.   State
Merupakan kumpulan keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan benda atau
orang pada waktu, keadaan dan kondisi tertentu.
Notasi State
2.   Transition (Perubahan) State
Perubahan state ditandakan dengan tanda panah.
Kondisi
Aksi
Ada 2 hal yang perlu ditambahkan untuk melengkapi STD, yaitu :
1.   Kondisi adalah keadaan lingkungan luar yang dapat dideteksi oleh sistem dan
menyebabkan
perubahan
state.
Kondisi
dapat
berupa
sinyal, interrupt
dan
lainnya.
2. 
Aksi adalah apa
yang dilakukan sistem jika ada perubahan state. Aksi dapat
menghasilkan keluaran, tampilan pesan pada layar pengguna, membuat
kalkulasi, dan lainnya.
  
39
2.1.11  Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dgn
konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa
maupun rancangan sistem yg mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem
kepada pemakai maupun pembuat program.
Komponen-komponen DFD :
Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ;
Context Diagram (CD)
DFD Fisik
DFD Logis
2.1.12.1 DFD Level
DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat
menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran.
Diagram Context
  
40
Diagram Level n
-
DFD Logis
-
DFD Fisik
2.1.12.2 Context Diagram (CD)
Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD
Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi
yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam
dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu
lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan
keseluruhan proses dalam sistem).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD;
 
Terminologi sistem :
-
Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.
-
Lingkungan
Sistem
adalah
segala
sesuatu
yang
berhubungan
atau
mempengaruhi sistem tersebut.
-
Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan
sistem tersebut.
2.1.12.3 Diagram Level n / Data Flow Diagram Levelled
Dalam diagram n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik
maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil
pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail
  
41
tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan
dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:
-
Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut:
• Setiap 
penurunan 
ke 
level 
yang 
lebih 
rendah 
harus 
mampu
merepresentasikan
proses
tersebut
dalam sepesifikasi
proses
yang
jelas.
Sehingga 
seandainya belum cukup
jelas 
maka seharusnya diturunkan ke
level yang lebih rendah.
•  Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu.
• 
Tidak  semua  bagian  dari  sistem
harus  diturunkan  dengan  jumlah  level
yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana
mungkin  tidak  perlu  diturunkan.  Selain  itu,  karena  tidak  semua  proses
dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.
•  Konfirmasikan  DFD  yang  telah  dibuat  pada  pemakai  dengan  cara  top-
down.
Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus
berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1.
Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut.
•  Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali pada
level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n tidak harus
muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal.
• Ketika
mulai
menurunkan
DFD
dari
level
tertinggi,
cobalah
untuk
mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon.
  
42
External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan
pengolahan data di
luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan
respon.
-
Jangan  
menghubungkan  
langsung   antara   satu   penyimpanan   dengan
penyimpanan lainnya (harus melalui proses).
-
Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan
entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.
-
Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah mengeluarkan
output yang disebut dengan istilah “black hole”.
-
Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah
digunakan untuk proses.
-
Jangan
membuat
suatu
hasil
proses
yang
lengkap dengan
data
yang
terbatas
yang disebut dengan istilah “magic process”.
-
Jika
terdapat
terminator
yang
mempunyai banyak masukan dan keluaran,
diperbolehkan
untuk   digambarkan  
lebih   dari   satu   sehingga   mencegah
penggambaran
yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau
garis silang ( #  ), begitu dengan bentuk penyimpanan.
-
Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.
  
43
2.1.12.4 DFD Fisik
Adalah
representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas
internal
dan
eksternal
dari sistem tersebut, dan
aliran-aliran
data
ke
dalam
dan
keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas
internal adalah personel, tempat
(sebuah
bagian),
atau
mesin (misalnya,
sebuah
komputer) dalam sistem
tersebut
yang
mentransformasikan
data.
Maka DFD
fisik
tidak
menunjukkan
apa
yang
dilakukan, tetapi menunjukkan  dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses
dalam sebuah sistem dilakukan.
Perlu
diperhatikan
didalam memberikan
keterangan
di
lingkaran-lingkaran
(simbol
proses)
dan
aliran-aliran
data
(simbol
aliran
data)
dalam DFD
fisik
menggunakan label/keterangan dari kata
benda
untuk
menunjukan
bagaimana
sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut.
2.1.12.5 DFD Logis
DFD
Logis
adalah
representasi
grafik
dari sebuah sistem yang
menunjukkan
proses-proses dalam sistem
tersebut dan aliran-aliran data ke
dalam dan ke luar
dari proses-proses tersebut. Kita
menggunakan DFD logis untuk membuat
dokumentasi
sebuah
sistem informasi
karena
DFD
logis
dapat
mewakili
logika
tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi
dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.
Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat
memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem.
  
44
2.2  Teori - Teori Khusus
2.2.1 Visual Basic .NET
Visual Basic.NET (VB.NET) adalah bahasa pemrograman berbasis objek
dengan
berbagai
fitur
seperti class
inheritance,
polymorphism,
namespaces,
constructors,  destructors,  overloading,  interfaces,  delegates,  structured
exception   handling,   multithreading   capabilities,   dan   garbage   collection.
VB.NET 
merupakan  bagian 
dari 
fasilitas 
pengembangan 
yang 
terintegrasi
(Visual Studio.NET) yang membentuk komponen dari Microsoft .NET platform.
Microsoft .NET platform memiliki teknologi sebagai berikut (Koh, 2002, p2):
•  Microsoft .NET Framework
•  Visual Studio.NET
•  .NET Internet Building Block Services
•  .NET Enterprise Servers
•  Windows Runtime Services
2.2.2
MySQL
MySQL
adalah
bahasa
pemrograman
yang
mengatur database,
seperti
Microsoft’s
Excel mengatur
spreadsheets. MySQL
adalah
bahasa
pemrograman
yang bersifat Open Source, sehingga bebas dipakai dan dimodifikasi oleh semua
orang.
  
45
Menurut
Maslakoski
dan Butcher (2000, p16), MySQL
adalah
sebuah
database
yang saling terhubung.
MySQL
menggunakan
tabel dan kolom
untuk
menyimpan data yang dapat dihubungkan dengan key.
2.2.3 Intranet
Menurut  Zeid  (2000,  p11),  Intranet  adalah  jaringan  yang  mempunyai
ruang lingkup dengan batasan sebuah organisasi. Intranet digunakan untuk
memberikan
informasi antar departemen. Intranet
harus
terlindungi
dari
orang-
orang luar yang tidak mempunyai hak untuk mengakses data organisasi tersebut.
2.2.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Menurut O. Brien (2005, p19), Sistem Informasi Manajemen memberikan
informasi
dalam bentuk
laporan
dan
tampilan
pada
para
manajer
dan
praktisi
bisnis.
Menurut Jawadekar (2007, p6), sistem informasi manajemen mempunyai
banyak pengertian. Beberapa di antaranya adalah :
Sistem informasi
manajemen
adalah
sistem yang
menyediakan
dukungan
informasi untuk pengambilan keputusan di organisasi.
•  Sistem informasi
manajemen adalah sistem
yang terintegrasi antara
manusia
dan
mesin  
untuk   menyediakan  
informasi  
yang  
mendukung   operasi,
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
  
46
•  Sistem informasi
manajemen adalah sistem berbasis data dari perkembangan
organisasi
dengan
tujuan
menyediakan informasi kepada orang-orang yang
terlibat di dalam organisasi
•  Sistem informasi
manajemen didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis
komputer.
Sistem Informasi
Manajemen
Rumah
Sakit
(SIMRS)
adalah
sistem
komputerisasi
yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis
layanan
kesehatan
dalam bentuk
jaringan
koordinasi,
pelaporan
dan
prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
2.2.4.1   Manfaat Umum SIMRS
Manfaat umum SIMRS adalah :
•  Efisiensi
•  Kemudahan
•  Standard praktek kedokteran yang baik dan benar
•  Dokumentasi yang Auditable dan Accountable
•  Mendukung   Pemasaran   Jasa   RS:   Mutu,   kecepatan,   kenyamanan,
kepastian, biaya, bahkan  gengsi pelayanan
•  Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit
•  Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit
•  Meningkatkan 
akses  dan  pelayanan  rumah  sakit  terhadap  berbagai
sumber daya, antara
lain
mitra
usaha potensial seperi Pedagang Besar
  
47
Farmasi,  Instansi/Perusahaan
pemberi 
jaminan 
karyawannya, 
dan
sebagainya.
•  Meningkatkan profesionalisme manajemen rumah sakit:
1.
Setiap   unit   akan   bekerja   sesuai   fungsi,   tanggung   jawab   dan
wewenangnya;
a.  Fungsi Pelayanan dan Informasi
b.  Fungsi Perawatan (medical care)
c.  Fungsi Penunjang/Supporting
d.  Fungsi Administrasi dan Keuangan
e.  Fungsi Pengawasan
2.
Mendukung
kerja
sama,
keterkaitan
dan
koordinasi
antar
bagian
/
unit dalam rumah sakit.
2.2.5.2   Manfaat Operasional SIMRS
Manfaat Operasional SIMRS adalah :
•  Kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi
•  Mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu
•  Mengurangi beban kerja administrasi dan menjamin konsistensi data
•  Semakin cepat dan akuratnya pelayanan
•  Waktu   yang   dibutuhkan   untuk   melakukan   pekerjaan-pekerjaan
administrasi menjadi berkurang
  
48
2.2.5.3   Manfaat Manajerial SIMRS
Manfaat manajerial SIMRS adalah :
•  Mengurangi
waktu
untuk
mengambil
keputusan dan
meningkatkan
kualitas keputusan
•  Mempermudah
identifikasi
potensi
masalah dan
membuat
tindakan
pencegahan atau penanggulangan dengan cepat.
•  Memberikan data populasi dengan selang waktu tertentu