BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Umum
2.1.1
Pengertian Dasar Sistem Basis Data
2.1.1.1 Pengertian Data
Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003,
p15), adalah fakta-fakta yang belum
diolah atau
gambaran
lebih
lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan
transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan
tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya.
Pengertian data menurut OBrien (2003, p13), data adalah
fakta
mentah
atau
observasi,
umumnya
tentang
fenomena
fisik
atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik, data adalah ukuran
obyektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (seperti orang,
tempat, dan benda).
2.1.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly (2005, p15), basis data adalah
sekumpulan
data
yang saling
berhubungan
secara
logikal
dan
deskripsi dari data tersebut, dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari sebuah organisasi.
Basis data adalah tunggal, tempat penyimpanan yang besar
dari
data
yang
dapat
digunakan secara
bersamaan
oleh
banyak
departemen dan pengguna.
8
|
9
Menurut Date (2000, p10), basis data adalah sekumpulan
data persisten yang digunakan oleh sistem aplikasi yang
disediakan oleh suatu perusahaan.
2.1.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Date (2000, p5), pada dasarnya sistem basis data
adalah sistem penyimpanan
record yang
terkomputerisasi
yang
secara
keseluruhan
bertujuan
untuk menyimpan
informasi
dan
memungkinkan penggunanya mengambil dan mengubah
informasi tersebut pada saat yang dibutuhkan.
2.1.2
DBMS (Database Management Sistem)
2.1.2.1 Pengertian DBMS
Menurut Hoffer (2009, p49), DBMS merupakan sebuah
sistem piranti
lunak
yang
menyediakan
metode sistematis
untuk
menciptakan, memperbaharui, menyimpan dan mengambil data
dalam basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS
merupakan suatu sistem piranti lunak yang mengizinkan pengguna
untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol
akses ke dalam basis data.
2.1.2.2 Fungsi DBMS
Menurut
Connolly
dan Begg
(2005,
p48),
ada
beberapa
fungsi dari DBMS adalah sebagai berikut:
|
10
1. Data Storage, Retrieval, dan Update
Sebuah DBMS harus menyediakan pengguna
dengan kemampuan untuk menyimpan, mengambil dan
mengubah data dalam basis data.
2. A User-Accessible Catalog
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog
dimana deskripsi dari data disimpan dan yang diakses oleh
pengguna.
3. Transaction Support
DBMS harus menyediakan suatu mekanisme yang
memastikan baik
semua
update
berhubungan
dengan
transaksi
yang
diberikan
dibuat atau tidak satupun dari
update tersebut dibuat.
4. Concurrency Control Services
DBMS harus menyediakan suatu mekanisme untuk
memastikan bahwa basis data ter-update
dengan benar
ketika
beberapa
pengguna
meng-update
basis data pada
waktu yang bersamaan.
5. Recovery Service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme
untuk
memperbaiki
basis
data yang
rusak
karena
suatu
kejadian dengan cara apapun.
|
11
6. Authorization Service
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme
untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang diberi
otoritas yang dapat mengakses basis data.
7. Support For Data Communication
DBMS harus mampu berintegrasi dengan
komunikasi software.
8. Integrity Services
DBMS harus menyediakan sarana untuk
memastikan bahwa data di dalam basis data dan perubahan
data mengikuti aturan tertentu.
9. Service To Promote Data Independence
DBMS harus memasukkan fasilitas-fasilitas untuk
mendukung
program-program independen
dari
struktur
aktual dari basis data.
10. Utility Services
DBMS seharusnya menyediakan sekumpulan
utility services agar basis data dapat diadministrasi secara
efektif.
2.1.2.3 Fasilitas DBMS
Biasanya DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut:
1. Data Definition Language (DDL): Memungkinkan
pemakai untuk mendeskripsikan dan menamakan
entitas,
atribut
dan
hubungan
yang dibutuhkan
|
12
untuk aplikasi, bersama dengan integritas terkait
dan batasan keamanan.
2. Data Manipulation Language
(DML):
menyediakan satu set operasi untuk mendukung
operasi dasar manipulasi data pada data yang
disimpan di basis data seperti memasukkan,
memodifikasi,
menghapus, dan
mengambil data
dari basis data.
2.1.2.4 Komponen-Komponen Dalam Lingkungan DBMS
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005, p18),
Ada
lima
komponen utama pada DBMS, yaitu:
1. Hardware (perangkat keras)
DBMS
dan
aplikasinya
membutuhkan hardware
untuk menjalankan aplikasinya. Hardware
dapat disusun
dari
suatu komputer tunggal, suatu mainframe tunggal ke
suatu jaringan komputer.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen
dari
perangkat lunak
terdiri
dari
perangkat
lunak
DBMS
itu sendiri,
program
aplikasi
beserta sistem operasi, termasuk jaringan perangkat lunak
jika DBMS digunakan melalui jaringan.
3. Data
Merupakan komponen terpenting pada DBMS,
terutama dari sudut pandang pengguna akhir. Data
|
13
berperan sebagai sebuah jembatan antara komponen mesin
(hardware dan software)
dan
komponen
manusia.
Basis
data berisi kedua data yaitu data operasional dan metadata
(data yang berisi data).
4. Procedures (prosedur)
Prosedur menunjuk pada instruksi dan aturan yang
memerintahkan desain dan penggunaan dari basis data.
Para pengguna sistem dan para
staf
yang
mengatur
dokumen prosedur basis data yang dibutuhkan dan
bagaimana cara menggunakan atau menjalankan sistem.
Instruksi tersebut misalnya:
a. Bagaimana cara memasuki DBMS
b. Bagaimana menggunakan fasilitas
DBMS
atau
program aplikasi tertentu
c. Bagaimana memulai dan mengakhiri DBMS
d. Bagaimana membuat salinan dari database
5. People (manusia)
Orang-orang yang berhubungan dengan sistem
antara lain:
a. Data Administrator (DA)
Merupakan seseorang yang bertanggung
jawab untuk pengaturan sumber daya data meliputi
perencanaan basis data, pengembangan dan
|
14
pemeliharaan standarisasi, kebijakan dan prosedur,
dan perancangan basis data konseptual/logikal.
b. Database Designers
Ada dua tipe dari database designer, antara
lain:
1. Logical
Database
Designer,
tugasnya
berhubungan dengan mengidentifikasi data,
relasi antar data, dan batasan pada data
yang akan disimpan di basis data.
2. Physical Database Designer, bertugas
untuk memutuskan bagaimana perancangan
basis
data logikal secara fisikal
direalisasikan.
c. Application
developers,
ketika
database
diimplementasikan,
program aplikasi
yang
menyediakan fungsi yang dibutuhkan oleh
pengguna harus diimplementasikan juga. Ini adalah
tanggung
jawab
dari
application
developers.
Biasanya,
application developers bekerja dari
spesifikasi yang dihasilkan oleh sistem analis.
d. End users,
para pengguna dapat diklasifikasikan
berdasarkan
bagaimana
mereka
menggunakan
sistem, yaitu:
|
15
1.
Naïve
users adalah
pengguna
yang
belum
terbiasa
menggunakan
DBMS.
Mereka
mengakses
basis data melalui program
aplikasi
tertulis khusus yang mencoba
untuk
membuat operasi sesederhana
mungkin.
2. Shopisticated
users
biasanya
sudah
mengenal struktur dari basis data dan
fasilitas-fasilitas
yang ditawarkan oleh
DBMS.
Shopisticated
users
mungkin
menggunakan bahasa query tingkat tinggi
seperti SQL untuk melakukan operasi yang
dibutuhkan.
2.1.2.5 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p26), DBMS memiliki
keuntungan dan kerugian.
Keuntungan DBMS sebagai berikut:
a. Kontrol terhadap pengulangan data
b. Konsistensi data
c. Lebih banyak
informasi
yang didapat dari jumlah
data yang sama
d. Data dapat digunakan bersama-sama
e. Meningkatkan integritas data
f.
Meningkatkan keamanan data
|
![]() 16
g. Mengurangi biaya
h. Memperbaiki pengaksesan data dan tanggapannya
i.
Meningkatkan produktivitas
j.
Meningkatkan concurrency
k. Memperbaiki layanan backup dan recovery
Sedangkan kerugian dari pemakaian DBMS adalah:
a. Kompleksitas
b. Ukuran data yang besar
c. Biaya dari DBMS
d. Tambahan biaya perangkat keras
e. Biaya konversi
f.
Kinerja
g. Dampak kegagalan yang besar
2.1.3
State Transition Diagram (STD)
Menurut
Whitten
(2004, p673), State Transition Diagram (STD)
adalah suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan
variasi dari layar yang dapat terjadi selama sesi pengguna. Notasi yang
digunakan dalam STD adalah:
Kotak digunakan untuk menggambarkan layar tampilan
|
17
Anak panah menggambarkan aliran dari kontrol dan kejadian
yang memicu layar menjadi aktif atau menerima fokus
Menurut Whitten (2004, p674), suatu STD dapat menjadi cukup
besar, terutama ketika
semua input, output, help, dan
layar-layar lainnya
dimasukan
ke
dalam diagram.
Oleh
karena
itu,
sangat
umum
untuk
memecah
diagram menjadi beberapa
diagram yang
lebih
sederhana
dan
lebih mudah dibaca.
2.1.4
Data Flow Diagram (DFD)
2.1.4.1 Pengertian Data Flow Diagram
Menurut
Whitten
(2004,
p344), Data
Flow
Diagram
adalah sebuah alat pemodelan yang digunakan untuk
menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan pekerjaan
atau proses yang dilakukan oleh sistem. Hal yang umum untuk
mempartisi diagram ke dalam satu set terpisah yang sederhana dan
lebih mudah untuk dibaca. Sinonim dari data flow diagram adalah
bubble chart, transformation graph, dan process model.
Decomposition
diagram,
juga
dikenal
dengan hierarchy
chart, adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggambarkan
dekomposisi
dari
sebuah
sistem.
Decomposition
diagram pada
dasarnya adalah alat perencanaan untuk proses model
yang
lebih
detail, yang disebut diagram aliran data. Context diagram adalah
model proses
yang
mengambarkan antarmuka
sebuah
sistem
ke
|
![]() 18
dunia bisnis dan dunia luar, termasuk sistem informasi yang
lainnya.
2.1.4.2 Simbol-simbol DFD
Notasi
simbol
pada
data flow diagram
menurut
Yourdon/DeMarco DFD. Berikut merupakan simbol-simbol yang
terdapat pada Data Flow Diagram:
a. Proses
Proses adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
sistem sebagai
respon
terhadap
aliran
data
masuk
atau
kondisi. Proses
menggambarkan
bagian
dari
sistem yang
mengolah masukan menjadi keluaran. Proses digambarkan
dengan sebuah lingkaran. Setiap simbol proses
diidentifikasi dengan tabel.
b. Aliran data
Aliran menggambarkan perpindahan informasi
(input
dan output),
ke
dan
dari
proses tersebut.
Aliran
digambarkan dengan sebuah tanda panah. Awal panah
menggambarkan asal data sedangkan arah panah
menggambarkan tujuan.
|
![]() 19
c. Penyimpanan data
Data
store
adalah penyimpanan
data
yang
ditunjukkan
untuk
penggunaan selanjutnya.
Sinonimnya
adalah file dan database. Data store digambarkan dengan
sebuah kotak dengan ujung terbuka.
d. Agen eksternal
Agen eksternal adalah orang, unit organisasi, atau
organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem. Disebut
juga entitas eksternal. Agen eksternal digambarkan dengan
sebuah persegi empat.
2.1.5
Document Flowchart (Bagan Aliran Dokumen)
Menurut Mulyadi (2001, p64),
flowchart adalah
aliran
dokumen
dalam sistem tertentu. Flowchart digunakan untuk menggambarkan proses
kegiatan dalam suatu organisasi. Flowchart berupa bagan
untuk
|
![]() 20
keseluruhan sistem
termasuk
kegiatan-kegiatan
manual dan aliran
atau
arus dokumen yang dipergunakan dalam sistem.
Dibagian ini akan dijelaskan simbol-simbol yang akan digunakan
dalam pembutan flowchart yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart
Simbol
Nama
Keterangan
Dokumen
Digunakan untuk semua jenis
dokumen.
yang
merupakan
formulir untuk merekam transaksi
Dokumen rangkap
Menggambarkan dokumen asli dan
tembusannya
13
A
Berbagai dokumen
Menggambarkan berbagai
jenis dokumen yang
digabungkan
bcrsama
dalam satu
paket
|
![]() 21
Catatan
Menggambarkan
catatan
akuntansi
yang digunakan untuk mencatat
data yang direkam sebelumnya di
dalam dokumen
Kegiatan manual
Untuk
menggambarkan kegiatan
manual
seperti:
menerima order,
mengisi formulir, membandingkan
dan lain-lain
Arsip sementara
Menunjukkan tempat penyimpanan
dokumen
Arsip permanen
Menunjukkan tempat penyimpanan
dokumen secara permanen yang
tidak akan diproses lagi
On-line computer process
Menggambarkan
pengolahan
komputer secara on-line
Ya
Tidak
Keputusan
Menggambarkan
keputusan
yang
harus
dibuat
dalam
proses
|
![]() 22
pengolahan data. Keputusan yang
dibuat ditulis dalam simbol |
Mulai/berakhir
Menggambarkan awal dan akhir
suatu sistem
2.1.6
Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p282), siklus hidup
pengembangan sistem basis data atau dikenal juga dengan database
sistem development
lifecycle
(DSDLC)
merupakan
suatu
pendekatan
terstruktur untuk mengembangkan sistem basis data. Karena sistem basis
data
merupakan
komponen
yang penting
dalam
sistem informasi
suatu
perusahaan besar, siklus hidup pengembangan sistem basis data berkaitan
erat dengan siklus hidup sistem informasi.
Adalah penting untuk mengetahui bahwa tahapan siklus hidup
pengembangan
sistem
basis
data tidaklah harus berurutan, tetapi
melibatkan sejumlah pengulangan tahapan sebelumnya melalui feed-back
loops.
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p284),
gambar
tahap-tahap
database sistem development lifecycle:
|
![]() 23
Gambar 2.1 Tahapan Siklus Aplikasi Database
2.1.6.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p285), perencanaan
basis
data
merupakan
aktivitas-aktivitas manajemen yang
mengizinkan
tahap-tahap
dalam database
sistem
development
lifecycle direalisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin.
|
24
Perencanaan basis data harus diintegrasikan dengan keseluruhan
sistem informasi suatu organisasi. Ada tiga persoalan pokok yang
terlibat dalam perumusan suatu strategi sistem informasi:
1. Identifikasi rencana, sasaran, dan tujuan perusahaan
dengan penentuan kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem
informasi yang sedang berjalan
untuk
menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada.
3. Penilaian
terhadap peluang IT (Information
Technology)
apakah mampu menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
2.1.6.2 Pendefinisian Sistem (Sistem Definition)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p286), pendefinisan
sistem menjelaskan
bidang
dan
batasan
dari
aplikasi
basis
data
serta pandangan pengguna (user view) yang
utama. Hal
ini
menjadi sangat penting
bahwa pertama kita melakukan
identifikasi
batasan
dari
sistem yang
kita
sedang
teliti
dan
bagaimana
sistem
tersebut akan berhubungan
dengan
bagian
sistem informasi pada organisasi yang lain.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p287), pandangan
pengguna sangat diperlukan untuk mengidentifikasi informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (user). Pandangan
pengguna
mendefinisikan apa
yang dibutuhkan oleh
sistem basis
data dari sudut pandang
jabatan tertentu, seperti manajer atau
pengawas, maupun dari sudut pandang area aplikasi perusahaan,
seperti pemasaran, personalia, atau pengawasan persediaan, dalam
|
25
hubungannya dengan data yang akan disimpan dan transaksi yang
akan dijalankan terhadap data itu.
2.1.6.3 Pengumpulan
Kebutuhan
dan
Analisis
(Requirement
Collection and Analysis)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p288), pada tahap ini
dilakukan proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai
bagian organisasi yang harus didukung oleh sistem basis data, dan
penggunaan
informasi
ini untuk
mengidentifikasi
persyaratan/kebutuhan terhadap sistem yang baru.
Tahap ini meliputi pengumpulan dan analisis informasi
mengenai bagian perusahaan yang harus dilayani oleh basis data.
Ada tiga pendekatan utama
untuk pengaturan kebutuhan sistem
basis data dengan multiple user views, yakni:
1. Pendekatan Centralized
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user
view
digabung
ke
dalam suatu
kumpulan
kebutuhan
tunggal
untuk sistem basis data baru.
2. Pendekatan View Integration
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view tetap
sebagai daftar terpisah. Model data mewakili setiap user
view yang diciptakan dan kemudian digabungkan nantinya
selama tahap perancangan basis data.
3. Kombinasi antara Centralized dan View Integration
|
26
2.1.6.4 Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), perancangan
basis data merupakan proses menciptakan sebuah perancangan
yang akan mendukung mission
statement
dan mission
objectives
perusahaan untuk sistem basis data yang diperlukan.
Terdapat
dua
pendekatan
dalam perancangan
basis
data
yaitu:
1. Bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar
dari atribut yang mana melalui analisis dari asosiasi antara
atribut-atribut, dikelompokkan ke dalam relasi-relasi
yang
merepresentasikan
tipe-tipe entitas
dan
hubungan
antara
entitas. Pendekatan ini cocok untuk perancangan basis data
yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil.
2. Top-down
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model
data yang terdiri dari beberapa entitas tingkat tingi, relasi,
dan
kemudian
melakukan
perbaikan top-down
berturut-
turut untuk mengidentifikasi entitas tingkat rendah, relasi
dan atribut yang terkait.
2.1.6.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p295), tahapan ini
bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk mendukung
|
27
sistem basis data. Berikut ini adalah tahapan utama untuk memilih
basis data, yaitu:
1.
Define terms
of reference of study, cakupan penelitian
mengenai pemilihan DBMS menyatakan
tujuan dan ruang
lingkup penelitian serta
tugas-tugas yang harus dilakukan,
meliputi deskripsi kriteria (berdasarkan spesifikasi
kebutuhan
pengguna) digunakan untuk mengevaluasi
produk DBMS, daftar DBMS yang tersedia dan batasan-
batasan serta jadwal waktu untuk penelitiannya.
2. Shortlist two or three products, kriteria dianggap kritis
untuk sebuah keberhasilan implementasi yang dapat
digunakan
untuk
menghasilkan daftar
DBMS
yang
tersedia untuk evaluasi.
3. Evaluate products, ada banyak fitur yang dapat digunakan
untuk
mengevaluasi
sebuah
produk
DBMS.
Untuk
kepentingan evaluasi, fitur-fitur ini dapat nilai sebagai
groups
(contohnya
definisi
data) atau individu (tipe data
yang tersedia).
4. Recommend selection and produce report, tahap akhir dari
pemilihan
DBMS
adalah
untuk mendokumentasikan
proses dan untuk menyediakan laporan dan rekomendasi
untuk sebuah produk DBMS tertentu.
|
28
2.1.6.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p298), merupakan
perancangan user interface dan program aplikasi yang
menggunakan dan memproses basis data. Ada dua aspek penting
dalam perancangan aplikasi, yakni:
1. Perancangan Transaksi (Transaction Design)
Transaksi merupakan sebuah aksi, atau serangkaian
aksi yang dilakukan oleh seorang pengguna atau program
aplikasi yang mengakses atau mengubah isi dari basis data.
Tujuan
dari
perancangan transaksi
adalah
untuk
medefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik
tingkat
tinggi
dari
transaksi yang dibutuhkan pada basis
data, yang termasuk:
a. Data yang digunakan dalam transaksi
b. Karakteristik fungsional dari transaksi
c. Output dari transaksi
d. Kepentingan pengguna
e. Nilai yang diharapkan dari pemakaian
2. Perancangan Antarmuka (User Interface Design)
Sebelum mengimplementasikan
suatu
form
atau
laporan, ada perlunya merancang tampilan terlebih dahulu.
2.1.6.7 Prototypying
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p303), prototype
merupakan pembuatan suatu
model kerja dari
sistem basis data.
|
29
Suatu prototype adalah sebuah model yang bekerja yang tidak
mempunyai
semua
fitur-fitur
yang diperlukan
atau
menyediakan
semua
fungsionalitas
dari
sistem terakhir.
Tujuan
utama
dari
pengembangan
suatu
prototype
sistem basis
data
adalah
mengizinkan
pengguna
menggunakan prototype tersebut untuk
mengidentifikasi
fitur-fitur dari sistem
yang bekerja dengan baik,
dan
jika
memungkinkan
untuk
mengusulkan
perbaikan
atau
bahkan fitur-fitur baru pada sistem basis data.
Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan, yaitu:
1.
Requirement
prototyping,
menggunakan
suatu prototype
untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan dari sistem basis
data yang diusulkan dan ketika kebutuhan tersebut telah
lengkap, prototype tersebut disingkirkan.
2.
Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang
sama,
perbedaan
yang
penting
adalah
bahwa prototype
tidak dibuang tetapi dengan perkembangan yang lebih jauh
menjadi sistem basis data yang bekerja.
2.1.6.8 Implementasi (Implementation)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p304), implementasi
merupakan realisasi fisik dari perancangan basis data dan
perancangan aplikasi. Implementasi basis
data dilakukan dengan
menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang
dipilih, atau
dengan
menggunakan
Graphical
User
Interface
|
30
(GUI),
yang menyediakan
fungsionalitas
yang sama dengan saat
menyembunyikan pernyataan low-level DDL.
Kemudian
bagian
dari
program aplikasi
adalah
transaksi
basis
data,
yang
diimplementasikan
dengan
menggunakan Data
Manipulation Language (DML), yang biasanya sudah terdapat
dalam bahasa pemrograman.
2.1.6.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), merupakan
pemindahan
data
yang
ada
ke
dalam basis
data
baru
dan
mengkonversi aplikasi yang ada untuk beroperasi pada basis data
yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis
data baru menimpa sistem yang lama.
2.1.6.10 Uji Coba
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), merupakan
proses
menjalankan sistem basis data dengan maksud pencarian
kesalahan (error). Sebelum ditunjukkan secara
langsung, aplikasi
basis data yang baru dikembangkan seharusnya diuji sepenuhnya.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi, yaitu:
a. Learnability, seberapa
lama pengguna baru
dapat
menjadi produktif dengan sistem?
b. Performance, seberapa baik sistem dapat merespon
kecocokan latihan pengguna?
|
31
c. Robustness,
seberapa
toleran
sistem
terhadap
kesalahan pengguna?
d. Recoverability,
seberapa
baik
sistem
dapat
memperbaiki dari kesalahan pengguna?
Beberapa keuntungan melakukan testing:
a. Menentukan error pada aplikasi dan mungkin juga
error pada struktur basis data.
b. Uji coba mendemonstrasikan apakah basis data dan
aplikasi dapat berjalan sesuai
dengan
kebutuhan
performa dan
spesifikasi
yang diinginkan atau
tidak.
2.1.6.11 Pemeliharaan Operasional
Menurut Connolly dan Begg (2005, p306), merupakan
proses
pengawasan
dan
pemeliharaan
sistem basis
data
diikuti
proses instalasi. Pada langkah sebelumnya, aplikasi basis data
telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem
memasuki
langkah perawatan,
yang melibatkan aktivitas-aktivitas
berikut:
1. Mengawasi kinerja sistem.
2.
Mempertahankan
dan
meng-upgrade
sistem basis
data (ketika dibutuhkan).
|
32
2.1.7
Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), ER
Modeling adalah
sebuah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai
dengan mengindentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi
antara data yang harus diwakili dalam model.
2.1.7.1 Tipe Entitas
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), tipe entitas
adalah kumpulan dari obyek-obyek dengan sifat atau properti
yang sama, yang mana diidentifikasi oleh perusahaan yang
mempunyai eksistensi yang independen.
Konsep
dasar
dari bentuk Entity
Relationship adalah
tipe
entitas. Sebuah tipe entitas memiliki keberadaan yang bebas dan
bisa menjadi obyek dengan keberadaan fisik atau menjadi obyek
dengan keberadaan konseptual. Ini berarti perancang yang
berbeda mungkin mengidentifikasikan entitas yang berbeda.
Entity orrurrence adalah obyek yang dapat
dikenal/diidentifikasi secara unik dari sebuah tipe entitas.
2.1.7.2 Tipe Relasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p346), relationship
type adalah kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti
diantara tipe-tipe entitas. Setiap relasi diberi
nama sesuai dengan
fungsinya.
Relationship
occurrence adalah suatu
asosiasi/hubungan
yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang
|
![]() 33
mana memasukkan satu kejadian dari setiap tipe entitas yang
berpartisipasi.
Contoh:
Gambar 2.2 Relationship Occurrence
Derajat dari
relasi adalah jumlah dari partisipasi
tipe
entitas dalam sebuah tipe relasi. Entitas yang berhubungan dalam
sebuah tipe relasi dikenal sebagai participant dalam relationship
dan
jumlah
participant
dalam sebuah
tipe
relationship disebut
sebagai
derajat
dari relationship.
Oleh
karena
itu,
derajat
dari
sebuah
relationship
berderajat
dua
disebut binary,
sedangkan
relationship
berderajat
tiga
disebut
sebagai ternary,
dan
seterusnya.
|
34
2.1.7.3 Atribut
Menurut Connolly dan Begg (2005, p350), atribut adalah
properti
dari
sebuah
entitas
atau sebuah
tipe
relasi.
Atribut
menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili
bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data.
Attribute
domain
adalah
satuan
nilai-nilai
yang
diizinkan
untuk satu atau beberapa atribut. Setiap atribut yang dihubungkan
dengan
sejumlah
nilai
disebut domain.
Domain
mendefinisikan
nilai-nilai potensial yang sebuah atribut dapat miliki dan
sama
dengan konsep domain pada model relasional.
Macam-macam atribut:
a. Simple
attribute
adalah
suatu
atribut
yang
terdiri
atas komponen tunggal dengan keberadaan yang
tidak terikat
(bebas).
Atribut
ini
tidak
dapat
lagi
menjadi komponen yang lebih kecil. Contoh posisi
dan gaji dari entitas staf.
b. Composite attribute adalah atribut yang terdiri atas
banyak komponen, tiap-tiap komponen dengan
keberadaan
yang
tidak
terikat. Beberapa atribut
dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih
kecil dengan keberadaan masing-masing yang tidak
terikat. Contohnya address yang dapat dibagi
menjadi jalan, kota dan kode pos.
|
35
c. Single-valued
attribute
adalah
atribut
yang
menampung sebuah nilai tunggal untuk setiap
kejadian dari suatu tipe entitas. Sebagian besar
atribut
adalah
bernilai
tunggal.
Contohnya branch
memiliki nilai branchno.
d. Multi-valued
attribute
adalah
atribut
yang
menampung banyak nilai untuk setiap kejadian dari
suatu
tipe
entitas.
Contohnya
atribut telpno
yang
mempunyai satu atau tiga nilai.
e.
Derived attribute adalah atribut yang mewakili
sebuah nilai yang diturunkan dari nilai sebuah
atribut yang berhubungan atau sekumpulan atribut,
tidak perlu pada jenis entitas yang sama.
2.1.7.4 Keys
Menurut Connolly dan Begg (2005, p352), penentuan
kunci (key) merupakan hal yang paling esensial pada basis data
relasional. Key
bukan
hanya
sebagai
metode
untuk
mengakses
suatu baris tertentu, tetapi sekaligus juga menjadi pengenal unik
dalam suatu tabel.
Macam-macam key:
a. Candidate key adalah set
minimal dari sebuah
atribut yang secara unik
mengidentifikasi
setiap
kejadian dari sebuah tipe entitas. Sebuah candidate
|
36
key tidak boleh NULL. Sebuah entitas mungkin
punya lebih dari satu candidate key.
b. Primary key adalah candidate key yang dipilih
untuk
mengenali
secara
unik
setiap kejadian
dari
sebuah
tipe entitas.
Pemilihan
primary
key
untuk
sebuah
entitas
adalah
berdasarkan
pada
pertimbangan dari panjang atribut, jumlah minimal
dari atribut yang dibutuhkan, dan memenuhi syarat
unik.
Candidate
key yang
tidak
dipilih
menjadi
primary key disebut sebagai alternate key.
c. Composite key
adalah
candidate key
yang
terdiri
dari dua atribut atau lebih.
d. Foreign
key
adalah
atribut
yang
mengidentifikasikan
sebuat
kolom atau
satu
set
kolom
dalam
satu
tabel
yang
mengacu
pada
satu
set kolom pada tabel lain.
2.1.7.5 Entitas Kuat dan Entitas Lemah
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p354),
ada
dua
aplikasi dari tipe entitas, yaitu:
1. Tipe entitas kuat
Tipe
entitas
kuat adalah
sebuah
tipe entitas
yang
tidak bergantung pada tipe entitas lainnya.
|
![]() 37
2. Tipe entitas lemah
Tipe entitas lemah adalah sebuah tipe entitas yang
bergantung pada tipe entitas lainnya.
Gambar 2.3 Tipe Entitas Kuat dan Tipe Entitas Lemah
2.1.7.6 Structural Constraints
Menurut Connolly dan Begg (2005, p35), tipe utama dari
batasan di dalam relationship
disebut
multiplicity. Multiplicity
adalah jumlah dari kemungkinan kejadian dari sebuah tipe entitas
yang mungkin berhubungan ke sebuah kejadian tunggal dari
sebuah entitas yang diasosiasikan melalui sebuah hubungan
khusus.
Hubungan binary secara umum dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
|
![]() 38
1. Derajat hubungan one to one ( 1: 1 )
Derajat hubungan antara entitas 1: 1 terjadi bila
anggota suatu entitas hanya boleh berpasangan dengan
satu
anggota
dari
entitas
yang
lain.
Sebaliknya
anggota
dari entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan
satu anggota dari entitas tersebut.
2. Derajat hubungan one to many ( 1 : * )
Derajat hubungan ini terjadi apabila tiap anggota
suatu entitas boleh berpasangan dengan lebih dari satu
anggota baru dari entitas yang
lain. Sebaliknya, tiap
anggota entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan
satu anggota dari entitas tersebut.
3. Derajat hubungan many to many ( * : * )
Derajat
hubungan antar entitas ini terjadi bila tiap
anggota suatu entitas boleh berpasangan dengan lebih dari
satu anggota dari entitas lain. Sebaliknya, tiap anggota dari
entitas lain juga boleh berpasangan dengan lebih dari satu
anggota dari entitas tersebut.
Gambar 2.4 Structural Constraints
|
39
2.1.7.7 Persiapan ERD
Menurut McLeod Jr. (1996, p383), ada tujuh langkah
dalam mempersiapkan ERD, yaitu:
1. Mengidentifikasi entitas
Manajemen menentukan elemen lingkungan,
sumber daya, dan transaksi mana yang akan dijelaskan
dengan data.
2. Mengidentifikasi hubungan
Tipe entitas dihubungkan dengan entitas lain
dengan melalui suatu jenis tindakan.
3. Menyiapkan rancangan ERD
Simbol-simbol dibuat sketsanya sehingga
hubungan
terbaca
dengan
jelas
dari
kiri
ke
kanan,
atau
atas ke bawah.
4. Memetakan elemen-elemen pada entitas
Elemen-elemen data yang mengidentifikasikan dan
menjelaskan
tiap
entitas
data didaftarkan
di
sebelah
entitasnya.
5. Membuat analisis data
Elemen-elemen data dipelajari untuk membuat
struktur
database
menjadi
efisien. Proses
melaksanakan
analisis data disebut normalisasi. Tugas dari normalisasi
|
40
adalah
menyesuaikan
data sehingga
dapat
serupa
dengan
serangkaian bentuk data normal.
6. Menyiapkan ERD yang telah dimodifikasi
Hasil
dari
analisis
data disatukan
ke
dalam satu
ERD baru. Dengan cara ini, jenis-jenis entitas dan
hubungannya diatur sehingga mereka memberikan dasar
yang paling efisien untuk rancangan database.
7. Menelaah ERD bersama pemakai dan memperbaikinya
Spesialis
informasi
menelaah
diagram tersebut
bersama para eksekutif, manajer, dan non-manajer pada
area pemakai dan memperbaikinya jika perlu.
2.1.8
Normalisasi
2.1.8.1 Pengertian Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi
adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menghasilkan satu set
dari relasi-relasi dengan sifat-sifat/properti-properti yang
diinginkan, dengan data yang diberikan oleh sebuah perusahaan.
Tujuan
dari normalisasi
adalah
sebagai
berikut
untuk
mengidentifikasi satu set relasi yang cocok yang mendukung
kebutuhan data dari sebuah perusahaan. Karakteristik dari satu set
relasi yang cocok yaitu:
a. Jumlah minimal dari atribut yang dibutuhkan untuk
mendukung kebutuhan data dari sebuah perusahaan.
|
41
b.
Atribut-atribut dengan sebuah hubungan logikal yang
dekat ditemukan di relasi yang sama.
c. Redundansi
minimal
dengan setiap
atribut
direpresentasikan hanya sekali dengan pengecualian
penting dari atribut yang membentuk semua
atau
sebagian
dari foreign key, yang penting adalah
bergabung dengan relasi-relasi yang terkait.
2.1.8.2 Proses Normalisasi
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p401),
proses
normalisasi meliputi:
2.1.8.2.1
Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p403), UNF
merupakan
suatu
tabel
yang berisikan satu atau lebih
group yang berulang.
2.1.8.2.2
First Normal Form (1NF)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p403),
aturan normalisasi pertama dapat dikatakan bahwa
sebuah relasi dimana titik potong dari setiap baris dan
kolom hanya berisi satu nilai.
Suatu data dikatakan unnormalized
(UNF),
jika
didalamnya mengandung kelompok yang berulang
sehingga untuk normalisasi pertama kelompok yang
berulang harus dihilangkan. Nilai dari setiap atribut
adalah
tunggal.
Kondisi
ini
dapat
diperoleh
dengan
|
42
melakukan eliminasi terjadinya data ganda. Di dalam
normalisasi pertama juga ditentukan primary key dari
masing-masing tabel.
2.1.8.2.3
Second Normal Form (2NF)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p407),
aturan
normalisasi
kedua dapat dikatakan bahwa
sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan setiap
atribut
yang
bukan primary key yang
bergantung
sepenuhnya secara fungsional kepada primay key.
Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan
merupakan
fungsi
dari
sebagian primary key (partial
dependency).
2.1.8.2.4
Third Normal Form (3NF)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p409),
aturan
normalisasi
ketiga
adalah sebuah
relasi
dalam
bentuk normal pertama
dan kedua yang mana setiap
atribut
yang
bukan non-primary
key
yang
secara
transitif bergantung kepada primary key.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara
melihat
apakah
terdapat
atribut
yang
bukan key
tergantung fungsional terhadap
atribut
bukan
key
lainnya (disebut
ketergantungan
transitif).
Dengan
cara
yang sama,
maka setiap ketergantungan transitif
dipisahkan. 3NF sudah cukup baik dalam arti
|
43
anomaly (data yang berulang) yang dikandungnya
sudah sedemikian minimum.
2.1.9
Perancangan Basis Data
2.1.9.1 Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2005, p443), merupakan
proses membangun sebuah model data konseptual dari persyaratan
data perusahaan.
Tahap 1 Membangun Model Data Konseptual
1.1
Mengidentifikasi tipe
entitas, bertujuan untuk
mengidentifikasi tipe-tipe entitas yang utama yang dibutuhkan.
1.2 Mengidentifikasi tipe relationship, bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting yang terdapat
di antara tipe-tipe entitas.
1.3 Mengidentifikasi
dan
mengasosiasikan
atribut
sesuai
dengan
tipe
entitas
dan
relationship,
bertujuan untuk
menghubungkan atribut dengan tipe-tipe entitas atau tipe-tipe
relationship yang sesuai.
1.4
Menentukan
domain atribut,
bertujuan
untuk
menentukan
nilai-nilai
yang
legal untuk setiap atribut dalam
model data konseptual lokal.
1.5
Menentukan
atribut
candidate,
primary dan
alternate key, bertujuan
untuk mengidentifikasikan candidate key
untuk setiap
tipe
entitas
dan,
jika
terdapat
lebih dari
satu
|
44
candidiate
key, kemudian
memilih satu
untuk
dijadikan
primay
key dan sisanya sebagai alternate key.
1.6 Mempertimbangkan
penggunaan
konsep
enhanced modeling (opsional), bertujuan untuk
mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling,
dimana
model
ini
mempunyai tiga
konsep
utama
seperti
spesialisasi/generalisasi, agregasi dan komposisi.
1.7 Memeriksa model terhadap redundansi, bertujuan
untuk
melakukan
pengecekan pada
ERD
yang sudah
dibuat
apakah ada hubungan antar entitas yang bersifat redundansi.
1.8
Memvalidasikan model
konseptual
lokal
dengan
user transaction, bertujuan untuk memastikan bahwa model
konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
1.9 Me-review model
data konseptual lokal
terhadap
kebutuhan user, bertujuan untuk meninjau model data konseptual
dengan user untuk memastikan bahwa model merupakan
representasi yang benar dari kebutuhan data perusahaan.
2.1.9.2 Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p462), merupakan
proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan pada
perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi
tidak tergantung dari database management sistem (DBMS) yang
khusus dan pertimbangan fisik lain.
|
45
Tahap 2 Membangun dan Memvalidasi Model Data Logikal
Tujuannya adalah untuk menterjemahkan model data
konseptual
ke
dalam model
data
logikal
dan
lalu
memvalidasi
model ini untuk mengecek apakah secara struktural sudah benar
dan dapat mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan.
2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel
dengan
model
relasional
(opsional), bertujuan
untuk
menyempurnakan model
data konseptual lokal dengan
menghilangkan fitur yang tidak kompatibel dengan model
relasional. Fitur-fitur yang tidak kompatibel tersebut antara lain:
1. Tipe relasi many-to-many (*:*) binary
2. Tipe relasi many-to-many (*:*) rekursif
3. Tipe relasi komplek
4. Atribut multi-valued
2.2
Membuat hubungan untuk model logikal lokal,
bertujuan untuk membuat hubungan model data logikal lokal yang
mewakili entitas, relasi dan atribut yang telah diidentifikasikan.
2.3 Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi,
bertujuan untuk menentukan apakah model data logikal tidak
terdapat
redundansi,
konsisten
dan
sudah
mewakili
sistem yang
sudah ada di perusahaan.
2.4 Memvalidasikan
relasi
terhadap
transaksi
pengguna,
bertujuan
untuk
memastikan
bahwa
relasi
dalam
|
46
model data
logikal
lokal
mendukung
transaksi
yang dibutuhkan
oleh pengguna.
2.5
Menetapkan
batasan
integritas,
bertujuan untuk
mengecek
batasan
integritas
yang
terdapat
di
dalam model data
logikal.
2.6 Memeriksa model data logikal dengan pengguna,
bertujuan untuk meninjau kembali apakah model data logikal
dengan
pengguna
untuk
memastikan bahwa model data logikal
lokal sudah merupakan representasi
yang
benar dari
kebutuhan-
kebutuhan data dari perusahaan.
2.7 Menggabungkan
model
data
logikal
lokal
menjadi
model
global
(opsional),
bertujuan untuk
menggabungkan model
data
logikal
lokal yang
ada
menjadi
sebuah
model data
logikal
global perusahaan.
Beberapa hal
yang
harus dilakukan dalam langkah ini antara lain:
1. Membahas
nama
dan
isi
dari
entitas
atau relasi
dan candidate key masing masing.
2. Membahas
nama dan
isi dari
relasi atau foreign
key.
3. Menggabungkan entitas atau relasi dari model
data lokal.
4. Tambahkan (tanpa menggabungkan)
entitas/relasi yang unik ke setiap model data
lokal.
|
47
5. Menggabungkan relasi/foreign key yang
unik ke
setiap model data lokal.
6. Tambahkan
(tanpa
menggabungkan)
relasi/foreign key ke setiap model data lokal.
7. Memeriksa entitas/relasi dan relasi/foreign key
yang hilang.
8. Memeriksa foreign key.
9. Memerika integritas constraints.
10. Menggambar diagram relasi/ERD global.
11. Memperbaharui dokumentasi.
2.8 Memeriksa
model
terhadap
future
growth,
bertujuan untuk memastikan apakah ada perubahan yang
signifikan pada suatu saat nanti dan memperkirakan apakah model
data logikal global dapat mengakomodasi ini.
2.1.9.3 Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut
Connolly
dan Begg
(2005,
p496),
suatu
proses
untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada
tempat penyimpanan sekunder, menjelaskan dasar dari relasi,
organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan
menghubungkan
beberapa integrity
constraints dan tindakan
keamanan.
Tahap 3 Menterjemahkan model data logikal global ke dalam
DBMS tujuan, bertujuan untuk
menghasilkan sebuah skema
|
48
relasi basis data dari model data logikal global yang
diimplementasikan di DBMS tujuan.
3.1 Merancang
relasi
dasar,
bertujuan
untuk
menentukan bagaimana mewakili relasi dasar yang
diidentifikasikan di dalam model data logikal global di dalam
DBMS tujuan.
3.2
Merancang representasi derived data, bertujuan
untuk menentukan bagaimana mewakili relasi
dasar agar
bisa
terdapat
di
dalam model
data
logikal
global
di
dalam DBMS
tujuan.
3.3
Mendesain batasan enterprise, bertujuan
untuk
mendesain batasan constraints untuk DBMS tujuan.
Tahap 4 Mendesain organisasi file dan indexes, bertujuan untuk
menentukan organisasi file yang optimal untuk disimpan dalam
relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mendapatkan
performa
yang dapat diterima, yang mana relasi dan tuples akan
disimpan dalam secondary storage.
4.1
Analisa transaksi, bertujuan untuk memahami
fungsionalitas transaksi
yang akan dijalankan pada database dan
untuk menganalisis transaksi-transaksi penting.
4.2 Pemilihan
organisasi
file,
bertujuan
untuk
menentukan sebuah organisasi file yang efisien untuk setiap relasi
dasar.
|
49
4.3
Pemilihan
index, bertujuan untuk menentukan
apakah penambahan index akan meningkatkan performa dari
sistem.
4.4 Memperkirakan
kebutuhan kapasitas
penyimpanan,
bertujuan
untuk
memperkirakan
kapasitas disk
space yang akan dibutuhkan database.
Tahap 5 Merancang user view, bertujuan untuk merancang user
view yang teridentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan
analisis pada bagian siklus hidup aplikasi relational database.
Tahap
6
Merancang
mekanisme
keamanan,
bertujuan
untuk
mendesain tingkat keamanan untuk database secara terspesifikasi
bagi user.
Tahap 7 Mempertimbangkan pengenalan kontrol redundansi
Tahap 8 Memonitor dan mengoptimalkan sistem operasional,
bertujuan
untuk
menghindari
penambahan hardware
yang
tidak
dibutuhkan dan menghasilkan sistem dengan sistem
respon yang
lebih cepat.
2.2
Teori-teori Khusus Yang Berhubungan Dengan Topik Yang Dibahas
2.2.1
Penjualan
Menurut
Mulyadi
(2001,
p202),
kegiatan
penjualan
terdiri
dari
transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.
|
50
1. Penjualan tunai
Penjualan tunai adalah penjualan
yang
dilaksanakan
oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli dengan melakukan
pembayaran
harga
barang
terlebih
dahulu
sebelum barang
diserahkan kepada pembeli.
2. Penjualan kredit
Penjualan kredit adalah penjualan
yang dilakukan dengan
cara memenuhi pesanan dari pelanggan dengan mengirimkan
barang
atau
menyerahkan
jasa
dan untuk jangka waktu
tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
3. Order penjualan
Order penjualan adalah pemesanan barang yang dilakukan
oleh pelanggan.
4. Faktur penjualan
Faktur penjualan adalah surat tagihan atau bon kepada
pelanggan atas barang yang telah dikirim kepadanya.
5. Delivery Order
Delivery Order adalah surat perintah untuk mengeluarkan
barang dari gudang.
6. Surat jalan
Surat jalan adalah surat izin jalan untuk melakukan
pengiriman penjualan.
|
51
7. Retur penjualan
Retur penjualan adalah pengembalian barang oleh
pelanggan.
8. Piutang
Piutang adalah hutang pelanggan atas pembelian barang
yang pembayarannya belum lunas.
9. Pembayaran penjualan
Pembayaran penjualan adalah pembayaran oleh pelanggan
kepada perusahaan. Pembayaran penjualan dapat dilakukan sekali
atau beberapa kali dan berdasarkan faktur penjualan.
2.2.2
Pembelian
Menurut Mulyadi
(2001, p299), sistem pembelian digunakan
dalam perusahaan
untuk
pengadaan
barang
yang
diperlukan
oleh
perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi dua yaitu
pembelian
lokal
dan
impor.
Pembelian lokal adalah pembelian dari
pemasok dalam negeri sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari
pemasok luar negeri.
Terdapat
lima
langkah
yang
berhubungan
dalam transaksi
pembelian, antara lain:
1. Order pembelian
Order Pembelian adalah pemesanan barang ke pemasok.
2. Pengiriman pembelian
Pengiriman pembelian adalah pengiriman barang yang
diterima karyawan dari pemasok.
|
52
3. Retur pembelian
Retur
pembelian
adalah pengembalian barang
kepada
pemasok.
4. Hutang
Hutang adalah hutang perusahaan karena pembelian
barang yang pembayaran pembeliannya belum lunas.
5. Pembayaran pembelian
Pembayaran
pembelian
adalah
pembayaran
kepada
pemasok atas barang yang dibeli.
2.2.3
Persediaan
Menurut
Mulyadi
(2001,
p553),
dalam perusahaan
dagang,
persediaan
hanya
terdiri
dari
satu golongan,
yaitu
persediaan
barang
dagangan, yang merupakan barang yang dibeli dengan tujuan dijual
kembali.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa persediaan
merupakan bahan-bahan yang disediakan untuk proses produksi atau
untuk dijual kembali.
2.2.4
VB.NET
Menurut Mercer (2004, p41), Visual Basic.NET adalah versi
terbaru dari bahasa Visual Basic dari Microsoft, dan ikut disertakan
dengan
VS.Net,
seperti juga C # dan J#. Sebagian besar
fitur VB.NET
juga ditemukan dalam C# dan J#, sehingga bahasa yang pengguna pilih
untuk digunakan lebih banyak tergantung pada apa yang pengguna sudah
|
53
biasa
gunakan
untuk
dibandingkan
dengan
beberapa
keuntungan
yang
satu dengan yang lainnya.
VB.NET adalah bahasa berorientasi obyek. Ini masih merupakan
cara yang sangat mudah ketika membangun
sebuah
proyek
baru
di
VB.NET. Ketika kode baru ditambahkan, maka harus ditambahkan
dalam metode
yang merespon event yang sesuai pada object orientation.
Object orientation adalah
filosofi
pemrograman
di
mana
semuanya
dianggap sebagai obyek.
Menurut
S,
Rachmad
Hakim (2009,
p8),
Visual
Studio
2008:
merupakan aplikasi IDE (integrated development environment) yang
digunakan
untuk
mengembangkan software.
Di dalam aplikasi
IDE
ini
tersedia
berbagai
fitur
yang memudahkan
pemrograman,
seperti
kompilasi, debugging,
pengaturan
proyek,
mengedit
antarmuka
secara
visual, dan lain-lain.
2.2.5
MySQL
Menurut
Welling
(2001,
p2),
MySQL
adalah
sistem manajemen
database
relasional yang
cepat
dan
kuat. Database
memungkinkan
pengguna untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan mengambil data
secara efisien. Server MySQL mengontrol akses ke data pengguna untuk
memastikan
bahwa
beberapa
pengguna dapat
bekerja
secara
bersamaan,
untuk menyediakan akses cepat ke MySQL,
dan
memastikan
hanya
pengguna yang berwenang saja yang dapat memperoleh akses tersebut.
Karenanya, MySQL adalah sebuah multi-user, multi-threaded server.
MySQL
menggunakan bahasa
SQL,
bahasa
standar query
database di
|
54
seluruh dunia. MySQL telah tersedia untuk publik sejak tahun 1996,
namun memiliki sejarah perkembangan pada tahun 1979. MySQL kini
memenangkan penghargaan pilihan pembaca jurnal linux tiga tahun
berjalan.
MySQL
sekarang
tersedia
di
bawah
lisensi
open
source,
tetapi
commercial license juga tersedia jika diperlukan.
Keunggulan MySQL
a. Performance
MySQL
memiliki
kecepatan
yang menakjubkan
dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses
lebih banyak query per satuan waktu.
b. Low Cost
MySQL tersedia gratis di bawah lisensi open source, tetapi
tersedia juga dalam bentuk commercial license.
c. Easy To Use
Sebagian besar basis data menggunakan sintaks SQL.
MySQL jauh lebih mudah untuk di set up dibandingkan produk-
produk yang serupa.
d. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai OS seperti Windows,
Linux, Unix, Mac OS, dan lain-lain.
e. Source Code
Pengguna
dapat
memperoleh
dan
memodifikasi
source code
MySQL.
|