Home Start Back Next End
  
49
b. Validitas Internal
Menurut Simamora (2004, pp.59-60), validitas internal dapat dicapai apabila
terdapat
kesesuaian antara bagian – bagian
kuesioner dengan
kuesioner secara
keseluruhan.
Dengan
kata
lain,
apabila
setiap
bagian
di
dalam kuesioner
mendukung
“misi”
kuesioner
secara
keseluruhan, 
yaitu  mengungkap  variabel  penelitian 
yang  telah 
ditentukan  sebelumnya.
Bagian
kuesioner dapat
berupa butir –
butir
pertanyaan secara sendiri – sendiri, dapat pula
berupa  faktor, 
yaitu  kumpulan  beberapa  butir  yang  memiliki 
keterkaitan.  Sehubungan
dengan
kenyataan
ini,
maka
dikenal adanya validitas
butir
dan
validitas
faktor.
Dalam
penelitian
ini
akan
digunakan
uji
validitas
internal
dengan
menggunakan
teknik
validitas
butir.
Teknik ini
dilakukan
dengan
mengkorelasikan skor
butir
butir
pertanyaan
(sebagai
variabel X)
dengan
skor total (sebagai variabel Y).
Menurut Masrun
(1979) sebagaimana
dikutip
oleh
Sugiyono
(2005,
p.124),
syarat suatu
pertanyaan
dianggap
valid
adalah
bila
korelasi antara
butir
dengan
skor
total lebih
dari 0,3.
Jadi bila
korelasi antara butir
dengan
skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
2.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut Umar
(2005, p.194),
reliabilitas adalah
suatu
angka
indeks
yang
menunjukkan
suatu
konsistensi
suatu
alat
pengukur
dalam
mengukur
suatu
gejala
yang
sama.
Setiap alat
pengukur
seharusnya
memiliki
kemampuan
untuk
memberikan
hasil
pengukuran yang konsisten.
Menurut Simamora (2004,
pp.63-69) reliabilitas adalah tingkat
keandalan
kuesioner.
Kuesioner
yang
reliabel
adalah
kuesioner
yang
apabila
dicobakan
secara
berulang
ulang
kepada
kelompok yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak
terdapat
perubahan
psikologis
pada
responden.
Ada
dua
jenis
reliabilitas,
yaitu
reliabilitas
eksternal
dan reliabilitas internal.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter