13
peramal
yang
lebih
konsisten
dan
mantap
dari
kepuasan
kerja
daripada
usia
kronologis
(Robbins, 2003, pp49-50).
2.4.3
Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
merupakan
salah
satu
indikator
dari
kondisi
karyawan,
dimana
tingkat
pendidikan
seseorang, akan mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam
bekerja.
Menurut
Bjork et al. (2007),
tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan
kerja
dimana
hasil penelitian
Bjork
et al
menyebutkan
bahwa
perawat dengan
tingkat
pendidikan
yang lebih tinggi (bergelar master), jauh lebih puas dengan pekerjaannya dibandingkan
perawat dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi.
2.5
Kepuasan Kerja
Menurut
Robbins
dan
Judge
(2008,
p40),
kepuasan kerja
adalah
perasaan positif
tentang
pekerjaan seseorang
yang
merupakan
hasil dari
evaluasi karakteristiknya.
Seorang
dengan
tingkat
kepuasan kerja
yang tinggi
memiliki
perasaan-perasaan
positif tentang
pekerjaan tersebut, sementara seseorang
yang
tidak puas memiliki perasaan-perasaan
yang
negatif tentang pekerjaan.
Keyakinan bahwa karyawan
yang merasa puas jauh lebih
produktif bila dibandingkan
dengan
karyawan yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di
antara para manajer selama bertahun-tahun.
Kepuasan
kerja
adalah
sikap
yang
paling
berpengaruh
terhadap
retensi
karyawan.
Hasil studi menunjukkan bahwa kepuasan kerja berkaitan erat dengan proses kognisi
menarik
diri (prewithdrawl cognition),
intensi untuk pergi
dan
tindakan nyata
berupa
turnover (Ki©nicki, Mckee-Ryan, Scherieshelm and Carson,
2002) dalam Mueller (2003, pp2-
5).
Menurut
Umar
(2008,
p37),
kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan
pegawai
tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
|