![]() BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Produktivitas
1
Produktivitas
dapat
digambarkan
dalam dua
pengertian
yaitu secara
teknis
dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian produksi
terutama dalam pemakaian
ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas
secara
finansial
adalah
pengukuran produktivitas
atas output
dan
input
yang
telah
dikuantifikasi. Suatu perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah
sumber daya (input) menjadi output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam
proses inilah terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.
Produktivitas menurut Riggs (1987) adalah suatu kualitas dalam
keadaan
yang
produktif.
Kualitas
disini
dapat
diartikan
sebagai
seberapa
baik
performansi
dari pekerja, bahan baku yang digunakan, energi yang dipakai, modal yang tersedia
dan lain lain. Secara sederhana, Barnes (1980) mendefinisikan produktivitas
sebagai
rasio
output
dibagi dengan
input. Input disini
dapat
berupa
tenaga
kerja,
bahan
baku
atau
material, energi,
modal
usaha
dan
lain
lain.
Sedangkan
output
yang
dihasilkan dapat berupa barang
dan jasa. Selain itu, produktivitas
dapat
juga
dikatakan
sebagai
perbandingan
dari
output
(hasil
Produksi)
dengan
unit
sumber
1
Herman Rahadian Soetisna, Pengukuran Produktivitas, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h. 1.
|
![]() 10
daya atau resaurces (input) yang digunakan selama proses produksi dilakukan.
Produktivitas itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengefisienkan
kegiatan produksi ketika memproduksi barang maupun jasa.
2
Definisi definisi produktivitas yang telah berkembang dan dibentuk oleh
para pakar di Negara negara dan badan badan Internasional, antara lain :
1. Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity
Organization (APO) produktivitas didefinisikan sebagai berikut :
¾
Produktivitas
adalah
rasio
keluaran
yang
menghasilkan
untuk
penggunaan di luar organisasi, yang memperbolehkan untuk berbagai
macam produk dibagi oleh sumber
sumber yang digunakan,
semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari periode dasar.
2. Menurut Paul Mali definisi produktivitas adalah sebagai berikut :
Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa hemat sumber daya
yang digunakan di dalam organisasi untuk memperoleh sekumpulan hasil.
3. Dewan produktivitas Nasional
mendefinisikan produktivitas dalam beberapa
segi yaitu :
a. Secara fisiologi / psikologis
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin
2
Konsep Dasar Produktivitas, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia, Serpong. h. 1.
|
11
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
b. Secara ekonomis
Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil (output) sebesar
besarnya dengan pengorbanan sumber daya (input) yang sekecil
kecilnya.
c. Secara teknis
Produktivitas di formulasikan sebagai rasio output terhadap input.
4. International
Labour
Organization
(ILO)
mendefinisikan
produktivitas
sebagai berikut :
Produktivitas
merupakan
hasil
integrasi 4 elemen
utama,
yaitu
tanah
(bangunan), modal, tenaga kerja, dan organisasi.
5. European Productivity Agency
(EPA)
mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut :
Produktivitas merupakan derajat pemanfaatan secara efektif dari setiap
bagian elemen produktivitas.
6. Vinay Goel dalam Toward Higher Productivity mendefinisikan produktivitas
sebagai berikut :
Produktivitas merupakan hubungan antara keluaran yang dihasilkan dan
masukan yang diolah pada satu waktu tertentu.
7. Peter F. Drucker mendefinisikan produktivitas sebagai berikut :
|
12
Produktivitas
adalah
keseimbangan
antara seluruh
faktor
faktor
produksi
yang memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber
daya yang lebih sedikit.
8. Everet E. Adam, James C Hersahauer dan William A. Ruch mendefinisikan
produktivitas sebagai berikut :
Produktivitas adalah perubahan produk yang dihasilkan oleh sumber
sumber yang digunakan.
9. David J. Sumanth mendefinisikan produktivitas sebagai berikut :
Total produktivitas adalah perbandingan antara output tangible dengan input
tangible.
10. Fabricant mendefinisikan produktivitas sebagai berikut :
Produktivitas adalah perbandingan antara output dengan input.
11. Menurut Siegel produktivitas adalah :
Produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output
dengan input.
12. Doktrin pada Konfrensi Osio 1984, mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut :
Produktivitas
adalah suatu
konsep
yang
menyeluruh
(universal)
yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih
banyak manusia, dengan menggunakan sumber
sumber riil yang makin
sedikit.
|
![]() 13
13. Menurut Davis produktivitas adalah :
produktivitas adalah perubahan produk yang dihasilkan oleh sumber
sumber yang digunakan.
Dari definisi
definisi di
atas
secara
umum produktivitas
mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan, atau dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Produktivitas =
?
????
?
??
2.2
Konsep Produktivitas
3
Menurut Mali (1978) istilah produktivitas seringkali disamakan dengan
istilah
produksi. Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi.
Tetapi
produksi
merupakan salah satu komponen dari
usaha produktivitas, selain kualitas
dan
hasil
keluarannya.
Produksi
adalah
suatu
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan
produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan
dalam menghasilkan
tingkat perbandingan
antara
keluaran
dan
masukan).
Dari
definisi definisi di atas juga dapat dipisahkan dua pengertian. Pengertian pertama
menyatakan bahwa produktivitas berhubungan
dengan kumpulan hasil
hasil. Di
dalam
pengertian
ini
menunjukkan bahwa jumlah,
tipe, dan
tingkat
sumber daya
3
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 18.
|
![]() ![]() 14
yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya
yang dibutuhkan, sehingga produktivitas dapat diukur berdasrkan pengukuran berikut
:
Produktivitas =
??
?? ?
?? ?
?
=
?
????
?
?
??
????
??
?
=
????????
?
??
?
????????
?
??
???
?
=
????????
?
??????
??
Berdasarkan definisi di atas, maka sistem produktivitas dalam industri dapat
digambarkan seperti pada gambar berikut ini :
Lingkungan
Input
Proses
Output
Produktivitas
-Tenaga Kerja
-Modal
-Material
-Energi
-Tanah
-Informasi
-Manajerial
Proses Transformasi
Nilai Tambah
Produk
(Barang atau Jasa)
Produktivitas
Sistem Produksi
(Output/Input)
Umpan Balik Untuk Pengendalian Sistem
Produksi Agar Meningkatkan Produktivitas
Terus Menerus
|
15
Gambar 2.1
Skema Sistem produktivitas
Masalah produktivitas tidak hanya memperhatikan hasil, tetapi bagaimana
menggunakan sumber daya sehemat
mungkin (efisien). Oleh karena itu peningkatan
produktivitas tidak selalu
diakibatkan
oleh peningkatan
hasil,
bahkan
dalam kasus
tertentu bisa terjadi dimana hasilnya meningkat tetapi produktivitasnya menurun.
Berdasarkan rasio output terhadap input, variasi perubahan yang terjadi pada
output dan input yang ada akan mempengaruhi tingkat produktivitas sebagai berikut :
1. Apabila output naik, input (sumber daya) turun maka produktivitas akan naik.
2. Apabila
output
tetap,
input
(sumber
daya)
turun
maka
produktivitas
akan
naik.
3. Apabila output naik, input (sumber daya) naik dimana jumlah kenaikan
output lebih besar dari kenaikan input maka produktivitas akan naik.
4. Apabila output naik, input (sumber daya) tetap maka produktivitas akan naik.
5. Apabila output turun, input (sumber daya) turun yang jumlah penurunan
output lebih kecil dari pada penurunan input maka produktivitas akan naik.
Unsur unsur yang terdapat dalam produktivitas :
1. Efisiensi
Produktivitas
sebagai
rasio output/input
merupakan
ukuran
efisiensi
pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
|
![]() 16
membandingkan
penggunaan
masukan
(input)
yang direncanakan
dengan
penggunaan
masukan
yang
sebenarnya
terlaksana. Pengertian
efisiensi berorientasi kepada masukan.
2. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan
gambaran
seberapa
jauh
target
yang
dapat
tercapai
baik
secara
kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin
tinggi
tingkat
efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran.
Peningkatan
efektivitas
belum tentu
dibarengi dengan
peningkatan efisiensi
dan sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas
dengan cara sebagai berikut :
Produktivitas =
????????
?
?
?
???
?
???
????
????????
?
???
????
??
??
???
Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah :
Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya.
3. Kualitas
Secara umum kualitas adalah
ukuran
yang
menyatakan seberapa jauh
pemenuhan
persyaratan,
spesifikasi, dan
harapan
konsumen.
Kualitas
merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur
secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas
input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.
|
![]() 17
2.3
Jenis jenis Produktivitas
4
Bila dikelompokan
akan
di
jumpai
tiga
tipe
dasar
produktivitas.
Tiga tipe
dasar
ini
merupakan
model
pengukuran produktivitas
yang
paling
sederhana
berdasarkan pendekatan rasio output/input, yaitu :
1. Produktivitas Parsial
Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai
contoh, produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan
tenaga kerja) merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada
pengukuran produktivitas parsial produktivitas unit proses secara spesifik
dapat diukur.
2. Produktivitas Faktor Total
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga kerja dan modal. Keluaran
bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang
dan
jasa
yang
dibeli.
Berdasarkan faktor
diatas
jenis
input
yang
digunakan
dalam
pengukuran
produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal.
3. Produktivitas Total
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor
faktor
masukan, pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh
bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran.
4
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 32.
|
![]() 18
Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus
dinyatakan
dalam bentuk
ukuran
nyata
berdasarkan
harga
konstan
pada
periode dasar, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan
harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang
dipertimbangkan.
2.4
Daur Produktivitas
5
David J Sumanth memperkenalkan suatu konsep
formal
yang disebut
sebagai
siklus
produktivitas
untuk
dipergunakan
dalam peningkatan
produktivitas
terus menerus. Ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan berkesinambungan,
yaitu :
1. Pengukuran Produktivitas
2. Evaluasi produktivitas
3. Perencanaan Produktivitas
4. Perbaikan Produktivitas
Apabila
produktivitas
dari
sistem industri
itu
telah
dapat
diukur,
langkah berikut adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk
diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang
terjadi antara produktivitas aktual dan rencana merupakan masalah
produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang
5
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
|
![]() 19
menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini,
selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan
dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai
target produktivitas yang telah direncanakan berbagai program formal dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas terus
menerus. Siklus
produktivitas itu diulang kembali secara terus
menerus untuk mencapai
peningkatan produktivitas terus menerus dalam sistem industri.
Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas
adalah pihak manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang
paling berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan,
pengaturan
beban kerja,
kejelasan
instruksi kerja dan evaluasi,
serta dalam
menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap institusi.
Tahap 1
Pengukuran
Produktivitas
Tahap 4
Peningkatan
Produktivitas
Tahap 2
Evaluasi
Produktivitas
Tahap 3
Perencanaan
Produktivitas
|
![]() 20
Gambar 2.2
Skema Daur Produktivitas
2.5
Manfaat Produktivitas
6
Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi
perusahaan, antara lain :
1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar
dapat meningkatkan produktivitas
melalui efisiensi penggunaan
sumber sumber daya itu.
2.
Perencanaan sumber
sumber daya
akan
menjadi
lebih efektif dan
efisien
melalui
pengukuran
produktivitas,
baik
dalam perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan
ekonomis
dan
non
ekonomis
dari
perusahaan
dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu
yang dipandang dari sudut produktivitas.
4.
Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat
produktivitas sekarang.
5. Strategi
untuk
meningkatkan
produktivitas
perusahaan
dapat
ditetapkan
berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas
(produktivity
gap)
yang
ada
diantara
tingkat
produktivitas
yang
6
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 24.
|
21
direncanakan
dan
tingkat
produktivitas
yang
diukur,
dalam hal
ini
pengukuran produktivitas akan memberikan
informasi
dalam
mengidentifikasi masalah masalah atau perubahan perubahan yang
terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil.
6.
Pengukuran
produktivitas
perusahaan akan
menjadi
informasi
yang
bermanfaat
dalam membandingkan tingkat produktivitas
diantara
organisasi perusahaan industri sejenis serta bermanfaat pula untuk
informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
7. Nilai nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran
dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat
keuntungan dari perusahaan itu.
8.
Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan
tindakan
kompetitif berupa upaya
upaya peningkatan produktivitas terus
menerus.
9.
Pengukuran produktivitas terus
menerus
akan
memberikan
informasi
yang
bermanfaat
untuk menentukan
dan
mengevaluasi
kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke
waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan
memberikan
informasi yang
bermanfaat
dalam mengevaluasi
perkembangan dan efektivitas dari
perbaikan terus menerus yang dilakukan perusahaan.
|
![]() 22
11. Pengukuran produktivitas akan
memberikan motivasi kepada orang
orang untuk secara terus
menerus melakukan perbaikan dan juga
akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang
orang akan lebih
memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila
dampak
dari
perbaikan
produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan
oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara
rasional, apabila telah tersedia ukuran ukuran produktivitas.
2.6
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
7
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
program
produktivitas,
diantaranya adalah :
¾
Makna produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia melakukan
perbaikan yang terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan
yang lebih baik.
¾
Menurut
hasil penelitian,
hambatan
utama
dalam
melaksanakan
program peningkatan produktivitas secara total adalah peranan atasan
yang kurang terlatih dan sikap acuh tak acuh.
7
Konsep Dasar Produktivitas, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia, Serpong. h. 4.
|
![]() 23
¾
Ada beberapa penyebab yang menjadikan seorang atasan tidak efektif
sebagai
unsur
pimpinan
untuk
meningkatkan
mutu disegala bidang,
antara lain :
1. Tidak mau turun langsung ke lapangan untuk melihat
kenyataan yang ada.
2. Tidak
mau
melibatkan
bawahan
dalam proses
pengambilan
keputusan dan proses pemecahan masalah.
3. Tidak tau bagaimana membina bawahan untuk menjadi tenaga
kerja
yang berketerampilan tinggi dan
memiliki unsur
kepemimpinan.
4. Terlalu berkiblat pada gaya manajemen yang bersifat memihak
dan
otokratik
yang
tidak
kondusif untuk
mengembangkan
orientasi kepada peningkatan karya.
5. Tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
I
Penyebab Penurunan Produktivitas
8
Pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan produktivitas
perusahaan, antara lain yaitu :
1. Penghamburan
pemakaian
sumber
daya
dan
ketidakmampuan
pihak
manajemendalam mengukur, mengevaluasi dan mengukur produktivitasnya.
8
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 70.
|
24
2. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi
jadwal yang telah ditetapkan.
3. Terjadinya penundaan dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan
karena tidak jelas wewenang serta tidak efisiensinya proses produksi dalam
suatu perusahaan yang cukup besar.
4. Adanya
pertentangan,
hambatan
hambatan,
dan
tidak
adanya
kerjasama
dalam memecahkan
masalah
yang
mengakibatkan
ketidakefektifan
dalam
bekerjasama dan partisipasi total karyawan.
5. Motivasi rendah, ketidakpuasan, dan kebosanan dalam bekerja yang
diakibatkan
oleh
semakin
terspesialisasinya
dan
terbatasnya
proses kerja,
sistem pengakuan
dan
penghargaan
yang
diberikan tidak berkaitan
dengan
produktivitas dan tanggung jawab karyawan.
6. Ketiadaan
sistem
pendidikan
dan
pelatihan
bagi
karyawan
untuk
meningkatkan pengetahuan tentang teknik teknik peningkatan kualitas dan
produktivitas perusahaan.
7.
Disiplin tentang waktu dikacaukan oleh karena adanya keinginan untuk
mempunyai waktu luangyang lebih banyak.
8.
Kegagalan perusahaan untuk selalu memyesuaikan diri dengan tingkat
peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.7
Pengukuran Produktivitas
|
25
Dalam melakukan
pengukuran
produktivitas,
beberapa
pendekatan
yang
dilakukan
dalam membandingkan
tingkat hasil
pengukuran
produktivitas
dapat
dibedakan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Membandingkan
unit
kerja
periode
yang
diukur
dengan
unit
kerja periode
dasar.
2. Membandingkan unit kerja suatu organisasi dengan unit organisasi yang lain.
3. Membandingkan
unit
kerja
yang
sebenarnya dengan
target
yang
telah
ditetapkan.
¾
Model model Pengukuran Produktivitas
Terdapat beberapa model pengukuran produktivitas, diantaranya :
1. Model Objectives Matrix (OMAX).
2. Model David J. Sumanth.
3. Model Habberstad Productivity Wheel.
4. Model Marvin E. Mundel.
5. Model Craig Harris.
6. Model APC.
7. Model Kendric Creamer.
8. Model Pertambahan Nilai.
Berikut diberikan penjelasan untuk masing masing model pengukuran
produktivitas tersebut diatas. Akan tetapi oleh karena pada pembahasan tugas akhir
|
![]() 26
ini model yang digunakan adalah model David J. Sumanth dan Kendric Creamer,
maka penjelasan secara terperinci akan lebih ditekankan pada metode tersebut.
2.7.1
Model David J. Sumanth
9
Model pengukuran
produktivitas
ini
memperhitungkan
seluruh
faktor
masukan dan keluaran di dalam perusahaan. Formulasi dari model ini adalah sebagai
berikut :
Produktivitas Total =
?
?
?
??
Dimana Total Keluaran meliputi :
?
Nilai unit produk jadi
?
Nilai unit produk setengah jadi
?
Dividen bunga
?
Pendapatan lainnya
Dimana Total Masukan meliputi :
?
Nilai tenaga kerja
?
Nilai kapita
?
Nilai bahan
?
Nilai energi
9
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
|
![]() 27
?
Biaya lainnya
Yang dimaksud dengan output
disini
adalah
jumlah
semua
produk
yang
dihasilkan, dan input semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output
ini.
Output dan
semua
input
yang
digunakan
dinyatakan
dalam satuan
yang
sama,
seperti
nilai
uang,
yang
dinyatakan
dalam harga
konstan
pada
periode
dasar
pengukuran.
2.7.2
Model Kendric Creamer
10
Angka
indeks
yang diperkenankan oleh Kendric dan Creamer (1965) ada
tiga jenis produktivitas, yaitu :
1. Produktivitas Total
Pada produktivitas total ini obyek yang diukur adalah sebagai berikut :
Indeks Produktivitas Total =
??
??
?
????????
?
?
?
?
??
?
????????
?
?
Peningkatan
produktivitasnya
merupakan
selisih
antara jumlah input dalam
harga periode dasar diukur dengan output dalam harga periode dasar.
2. Produktivitas Total Faktoral
Pada produktivitas total faktoral obyek yang diukur adalah sebagai berikut :
Indeks Produktivitas Faktoral Total =
??
??
???
?? ?
?
?
?
10
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 38.
|
![]() 28
Peningkatan
produktivitasnya
adalah
sama
dengan perbedaan
antara output
bersih dengan input faktoral total.
3. Produktivitas Parsial
Pada produktivitas parsial ini obyek yang diukur adalah sebagai berikut :
Produktivitas Parsial Tenaga Kerja
=
??
??
?
?? ?
?
Produktivitas Parsial Material
=
??
??
?
?
?
?
??
????
?
?
?
?
??
?
?
Produktivitas Parsial Modal
=
??
??
?
?
??
?
2.7.3
Model Objectives Matrix (OMAX)
11
Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs PE yang dikenalkan pada
tahun 80-an di Amerika Serikat, seorang profesor produktivitas dari Departement Of
Industrial Engineering at Oregon University. Objectives Matrix (OMAX) adalah
suatu sistem pengukuran produktivitas parsial
yang dikembangkan
untuk
memantau
produktivitas
di
tiap
bagian
perusahaan dengan
kriteria
produktivitas
yang
sesuai
dengan keberadaan bagian tersebut (objektive).
2.7.4
Model Habberstad Produktivity Wheel
11
Herman Rahadian Soetisna, Pengukuran Produktivitas, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h. 15.
|
![]() 29
12
Roda produktivitas
Habbersted
merupakan
roda
yang
menjadi
patokan
industriawan dalam mengukur dan
meningkatkan produktivitas bidangnya.
Roda
ini
terdiri
atas
enam bagian
yang
masing
masing
mempunyai
ukuran produktivitas
tersendiri. Karena itu pengukuran ini disebut pengukuran produktivitas parsial.
Keenam bagian tersebut adalah :
1. Produktivitas tenaga kerja
Kriteria produktivitas
=
??
???
?
?
?
2. Produktivitas modal
Kriteria produktivitas
=
?
???
?
?
?
???
3. Produktivitas produksi
Kriteria produktivitas
= Capital Utilization
4. Produktivitas organisasi
Kriteria produktivitas
=
?
?
?
??
??
???????
??
5. Produktivitas penjualan
Kriteria produktivitas
=
??
?
?
?
??
6. Produktivitas produk
Kriteria produktivitas
=
??
?
?
?
??
12
Herman Rahadian Soetisna, Pengukuran Produktivitas, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h. 10.
|
![]() 30
2.7.5
Model Marvin E. Mundel
13
Model Marvin E. Mundel ini pada dasarnya adalah membandingkan antara
produktivitas pada waktu pengukuran dengan produktivitas pada waktu dasarnya.
Terdapat dua bentuk pengukuran indeks produktivitasnya, yaitu :
IP
=
?
/
x 100
?
?
/
=
?
???
?
?
?????
x 100
?
???
?
IP
=
?
/?
x 100
?
/
=
?
???
??
??
x 100
?
???
??
Dimana :
IP
= Indeks produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
2.7.6
Model Craig Harris
13
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 39.
|
![]() 31
Menurut
model
Craig O.
Harris produktivitas
dapat
diukur
dengan
rumus
sebagai berikut :
Pt
=
?
Dimana :
Pt
= Produktivitas
L
= Faktoral masukan tenaga kerja
C
= Faktoral masukan modal
R
= Faktoral masukan bahan mentah dan alat
Q
= Faktoral masukan lain pada barang dan jasa
Qt
= Keluaran total
2.7.7
Model The American produktivity Centre (APC)
14
Formulasi matematis dari model produktivitas ini adalah sebagai berikut :
Profitabilitas
=
???
?
?
?
=
?
?
???
??
?? ?
?
?
??
?
?
?
??
?
?? ?
?
?
??
?
= Produktivitas x Faktor perbaikan harga
14
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 43.
|
![]() 32
Indeks perbaikan harga
=
?
???
?
????
?
?
???
???????
?
2.7.8
Model Pertambahan Nilai
15
Dalam model
pengukuran
ini
faktor
keluaran
merupakan
sebagai
pertambahan nilai dalam mengukur produktivitas, yang kemudian dikenal dengan
metode pengukuran berdasarkan pertambahan nilai. Rumus dari pengukuran
produktivitas berdasarkan pertambahan nilai adalah seperti dibawah ini :
Produktivitas =
?
?
?
?
Dalam pengukuran produktivitas dengan
menggunakan model pertambahan
nilai ini terdapat 2 metode yaitu :
1. Metode Penambahan
Formulasinya :
Nilai tambah = Biaya tenaga kerja + Bunga + Pajak + Penyusutan + Laba
2. Metode Pengurangan
Formulasinya :
Nilai tambah = Penjualan Pembelian barang dan jasa
2.8
Ruang Lingkup Produktivitas
15
Pengukuran Produktivitas Metode Penambahan Nilai, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi
Indonesia, Serpong. h. 20.
|
33
Paul
Mali
mengemukakan
pandangan
terhadap
produktivitas
melalui
ruang
lingkup sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Nasional
Memandang negara secara keseluruhan. Disini diperhitungkan faktor faktor
secara sederhana seperti buruh, capital, manajemen, bahan mentah dan
sumber lainnyasebagai kekuatan yang mempengaruhi barang
barang
ekonomi dan jasa. Lingkungan ini menggambarkan pengaruh seluruh
faktor
menjadi satu
daripada memisahkannya menjadi kelompok
kelompok
tertentu.
2. Ruang Lingkup Industri
Dalam hal
ini
faktor
faktor
yang
berhubungan
dan
berpengaruh
dikelompokkan kedalam kelompok industri yang sejenis, misalnya industri
perhubungan, pertanian dan sebagainya.
3. Ruang Lingkup Perusahaan dan Organisasi
Pada suatu perusahaan atau organisasi akan terlihat pengaruh hubungan
antara beberapa faktor. Keluaran per jam orang dapat diukur dan
dibandingkan dengan perusahaan lain. Kemampuan, tingkat pengembalian
modal, pemenuhan anggaran dapat memberikan suatu ukuran bagaimana
seluruh
sumber
daya
diolah
untuk
menghasilkan keluaran tertentu. Dalam
suatu organisasi, produktivitas tidak hanya ditentukan dari baik atau tidaknya
pekerja.
|
34
4. Ruang Lingkup Perorangan
Produktivitas
pekerja
perorangan
dipengaruhi oleh lingkungan kerja serta
peralatan yang dipergunakan, proses dan perlengkapannya. Dalam hal ini
timbul satu faktor yang mempengaruhi yang sulit diukur
yaitu motivasi.
Motivasi amat dipengaruhi oleh kelompok kerja lainnya dan alasan mengapa
seseorang melakukan pekerjaan tersebut.
2.9
Nilai Konstan, Deflator dan Periode Dasar
Nilai konstan perlu ditentukan bila dilakukan pengukuran produktivitas
berdasarkan nilai. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi atau
perubahan harga dari satu periode ke periode
lain.
Alat
yang
digunakan
untuk
mendapatkan nilai konstan ini disebut deflator.
Untuk dapat menghitung besarnya deflator, harus ada sebuah acuan untuk
membandingkan perubahan
yang terjadi,
untuk itu
terlebih dahulu perlu ditetapkan
sebuah
tahun
dasar
dimana
penggunaannya dianjurkan
ketika
berhadapan
dengan
periode waktu yang singkat dan tidak ada perubahan pada produk yang dihasilkan
untuk masa yang akan dating.
Sesuai dengan tujuan penggunaan deflator, maka deflator untuk tahun dasar
ditetapkan sama dengan 1 (nilai yang ada pada tahun tersebut tidak dipengaruhi atau
mengalami perubahan harga), hal ini disebabkan karena tahun tersebut dijadikan
sabagai dasar atau acuan untuk melihat perubahan harga yang disebabkan oleh
|
![]() 35
pengaruh laju indeks harga pada periode berikutnya. Untuk mendapatkan nilai
konstan (nilai rill pada saat t) dari nilai berlaku yang ada sekarang dipengaruhi oleh
nilai indeks harga, dapat diperoleh dari rumusan berikut ini [ Sumanth, 1984, hal 99
& Vincent, 1998, hal 38 ].
Nilai rill t =
?
???
??
?
?
?? ?
?
???
?? ?
Dari
rumus diatas
maka
dapat
diperoleh
rumusan
untuk dapat
menentukan
nilai deflator, yaitu :
Deflator pada tahun t =
?
???
?? ?
?
???
??
Untuk
menentukan perubahan
harga dari periode dasar yang
nantinya dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil perhitungan, digunakan rumus
sebagai berikut :
Perubahan dari periode dasar =
?
? ???%
Dimana :
Pt
= Pendapatan pada periode pengukuran (harga konstan)
Po
= Pendapatan pada periode dasar (harga berlaku)
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan periode dasar [
Sumanth, 1984 ].
1. Dimulainya suatu program produktivitas pertama kali
|
![]() 36
2. Status produk yang dihasilkan, apakah merupakan produk lama atau produk
baru yang diperkenalkan
3. Frekuensi terjadinya pengenalan produk baru
4. Pola permintaan produk, misalnya apakah pola permintaan produk bersifat
musiman
5. Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan, misalnya terhentinya kegiatan
produksi atau pemogokan
Untuk
menentukan
nilai
deflator
pada
masing
masing periode digunakan
persamaan berikut :
d
j =
d
(j-1) +
i
j
Asumsi
bahwa
nilai
deflator
pada tahun
dasar
adalah
100%
atau bernilai
1
(satu). Karena yang diketahui adalah indeks harga konsumen maka untuk mencari
deflator
dapat
ditentukan
dengan
cara
mencari
terlebih
dahulu
laju
indeks
harga
konsumen (i
j
) :
i
j
=
?
?
?
??
?
??
|