| 
 7  
KAJIAN PUSTAKA  
2.1 Bisnis  
2.1.1 Pengertian Bisnis  
Bisnis menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005, p3) dalam  
bukunya yang berjudul Business : its nature and environment: An Introduction  
adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan orang-orang yang berkecimpung  
dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk  
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar dan kualitas hidup mereka.  
Sementara menurut pendapat Griffin dan Elbert (2007, p4) bisnis adalah  
organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk  
mendapatkan laba.  
Menurut Boone dan Kurtz (2008, p5) bisnis adalah semua jenis aktivitas  
dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang  
dibutuhkan bagi sistem perekonomian.  
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pengertian bisnis adalah suatu  
aktivitas atau kegiatan  
yang dilaksanakan oleh seluruh elemen didalam organisasi  
dengan menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan (laba) yang  
maksimal.  
Menurut Madura (2007, p18)  
setiap bisnis melibatkan transaksi dengan  
manusia. Orang-orang tersebut dipengaruhi oleh bisnis dan oleh karena itu  
 | 
| 
 8  
memilliki kepentingan dalam bisnis tersebut. Mereka disebut sebagai pemangku  
kepentingan (stakeholders), atau orang-orang yang memiliki kepentingan dalam  
bisnis tersebut. Dalam uraian pada Gambar  
2.1 Interaksi di antara Pemangku  
Kepentingan dijelaskan lima jenis pemangku kepentingan yang terlibat dalam  
suatu bisnis, yaitu:  
1.  
Pemilik, setiap bisnis dimulai sebagai hasil dari suatu ide mengenai produk  
atau jasa oleh satu atau lebih usahawan.  
2.  
Kreditor, perusahaan biasanya membutuhkan dukungan keuangan  
melampaui apa yang disediakan oleh pemiliknya.  
Ketika suatu perusahaan  
didirikan pada awalnya, perusahaan tersebut mengeluarkan beban sebelum  
dapat menjual suatu produk atau jasa.  
3.  
Karyawan, perusahaan memperkerjakan karyawan untuk melaksanakan operasi  
bisnisnya. Beberapa perusahaan hanya memiliki sedikit karyawan; sementra  
perusahaan lain, seperti General Motors dan IBM, memiliki lebih dari  
2.000.000 karyawan. Karyawan yang bertanggung jawab untuk mengelola  
penugasan kerja dari karyawan lain dan membuat keputusan bisnis  
penting  
disebut (manager).  
4.  
Pemasok, perusahaan pada umumnya menggunakan bahan baku guna  
menghasilkan produknya. Perusahaan tidak dapat menyelesaikan proses  
produksi jika mereka tidak dapat memperoleh bahan baku.   
5.  
Pelanggan, perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk  
menarik pelanggan, suatu perusahaan harus menyediakan produk atau jasa  
yang diinginkan pada harga yang wajar. Perusahaan juga harus memastikan  
 | 
![]() 9  
bahwa produk atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas yang memadai  
sehingga pelanggan puas.  
Berikut adalah interaksi di antara pemangku  
kepentingan :  
Gambar 2.1 Interaksi di antara pemangku kepentingan  
2.1.3  
Rencana Bisnis  
Menurut Boone dan Kurtz (2008, p242) meskipun  
tugas paling penting  
yang dihadapi oleh seorang calon  
pemilik bisnis adalah menciptakan suatu  
rencana bisnis. Suatu rencana bisnis yang efektif dapat membuat perbedaan antara  
perusahaan yang berhasil dan perusahaan yang gagal. Rencana bisnis (Business  
Plan) adalah dokumen tertulis yang menyediakan pernyataan yang tersusun  
mengenai sasaran suatu perusahaan, metode yang digunakan perusahaan tersebut  
untuk mencapai sasaran itu, dan standar yang digunakan perusahaan untuk  
mengukur pencapaian.  
2.1.4  
Perbedaan Antara Produk Barang dengan Produk Jasa  
Menurut Heizer dan Render (2009, P13), dalam bisnis membedakan antara  
produk barang dan produk jasa bisa dengan mudah ditelaah:  
Pemilik  
Perusahaan  
Perusahaan  
DijalankanOleh 
Karyawan  
Pelanggan  
Kreditor  
Pemasok  
 | 
![]() 10  
Tabel 2.1 Perbedaan antara Produk dan Jasa  
No  
Ciri-ciri barang  
Ciri-ciri jasa  
1  
Barang dapat dijual kembali  
Penjualan kembali tidak biasa  
dilakukan  
2  
Barang dapat dijadikan  
persediaan  
Banyak jasa tidak dapat  
disimpan  
3  
Beberapa aspek kualitas dapat  
diukur  
Banyak aspek kualitas sulit  
diukur  
4  
Penjualan berbeda dari  
produksi  
Penjualan biasanya merupakan  
bagian dari jasa  
5  
Barang dapat dipindahkan  
Penyedia jasa bukan jasa  
biasanya dapat berpindah  
6  
Lokasi fasilitas sangat  
memengaruhi biaya  
Lokasi fasilitas penting untuk  
hubungan dengan pelanggan  
7  
Mudah diproduksi secara  
otomatis  
Jasa biasanya sulit diproduksi  
secara otomatis  
8  
Penghasilannya adalah dari  
barang nyata  
Penghasilannya dari jasa yang  
tidak nyata  
Menurut pendapat Halim (2007, p4) Investasi pada hakikatnya  
merupakan  
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh  
keuntungan di masa mendatang.   
Menurut pendapat Halim (2007, p4) umumnya investasi dibedakan  
menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan  
 | 
| 
 11  
investasi asset-aset riil (real assets). Investasi pada asset-aset finansial dilakukan  
di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat  
berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,  
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi  
pada asset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik,  
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.  
Proses investasi  
menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor  
membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan  
dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:  
1.  
Menentukan tujuan  
investasi. Ada tiga  
hal yang perlu dipertimbangkan dalam  
tahap ini, yaitu: (a) tingkat pengembalian yang diharapkan (expected of return),  
(b) tingkat risiko (rate of risk), dan (c) ketersediaan  
jumlah dana yang akan di  
investasikan.  
2.  
Melakukan investasi. Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap  
suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk  
mengidentifikasi efek yang salah harga (misspriced), apakah harganya terlalu  
tinggi atau terlalu rendah.  
3.  
Membentuk portofolio. Dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang  
akan dipilih dan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada  
masing-masing efek tersebut.  
 | 
| 
 12  
4.  
Mengevaluasi kinerja portofolio. Dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio  
yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan  
maupun terhadap risiko yang ditanggung.  
5.  
Merevisi kinerja portofolio. Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap  
evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan  
revisi (perubahan) terhdapa efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika  
dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan  
tujuan investasi.  
2.3 Studi Kelayakan Bisnis  
2.3.1  
Berdasarkan pendapat Kamaludin (2004, p1-2) pengertian Studi  
Kelayakan Bisnis adalah:  
Suatu penelitian tentang tidaknya suatu bisnis  
dilaksanakan dengan pertimbangan akan mendapatkan manfaat ekonomis suatu  
bisnis. Pengertian tersebut mempunyai tendensi bagi pelaku bisnis yang profit.  
Artinya, jika hasil penilitian dari bisnis yang dilakukan memberikan tambahan  
kekayaan bagi pelaku bisnis maka bisnis dianggap mengguntungkan dengan  
demikian ia akan mengambil (menjalankan) bisnis tersebut. Sebaliknya jika hasil  
penelitian cenderung menunjukkan pengurangan kekayaan bagi pelaku bisnis.  
Menurut Umar (2005, p8), Studi Kelayakan Bisnis merupakan  
penelitian  
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak  
bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka  
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.  
 | 
| 
 13  
Menurut  
Ibrahim (2009, p1)  
studi kelayakan yang juga sering disebut  
feasibility study  
merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu  
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek  
yang direncanakan.  
Sementara menurut pendapat Susilowati (2006) Studi kelayakan usaha  
merupakan suatu penilaian tentang layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dan  
memberi keuntungan terus menerus. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan  
pedoman dan sebagai alat pertimbangan untuk: (1) merintis usaha baru, (2) untuk  
mengembangkan usaha yang sudah ada, (3) untuk memilih jenis usaha atau  
proyek yang paling  
menguntungkan sehingga bisnis yang akan  
dilakukan  
meyakinkan bagi wirausaha itu sendiri maupun bagi pihak yang berkepentingan  
diantaranya para investor dan juga bagi pemerintah dan masyarakat umum.  
2.3.2  
Berdasarkan pendapat Kamaludin (2004, p2) ada tiga manfaat yang timbul  
dari adanya suatu studi kelayakan bisnis, yaitu :  
1.  
Manfaat Finansial, artinya bisnis tersebut dirasa sangat mengguntungkan bagi  
pelaku bisnis sendiri apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan resiko yang  
akan ditanggung.  
2.  
Manfaat Ekonomi Nasional, artinya bisnis tersebut akan dijalankan mampu  
menunjukan manfaat makro bagi negara, hal ini ditunjukan dengan semakin  
banyak tenaga kerja yang terserap, GNP meningkat dan lain-lain.  
3.  
Manfaat Sosial, artinya  
masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut merasa  
memperoleh manfaat atau bisnis yang dilakukan.  
 | 
| 
 14  
2.3.3  
Dalam melaksanakan studi kelayakan  
bisnis, ada beberapa tahapan studi  
yang hendaknya dikerjakan. Tahapan-tahapan yang disajikan di bawah ini bersifat  
umum.  
1.  
Penemuan Ide. Produk yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk laku dijual  
dan menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan  
jenis produk dari proyek harus dilakukan.  
2.  
Tahap Penelitian. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data  
berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan  
hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai, menyimpulkan  
hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian tersebut.  
3.  
Tahap Evaluasi. Ada tiga macam evaluasi. Pertama, mengevaluasi usulan  
proyek yang akan didirikan; kedua, mengevaluasi proyek yang sedang  
dibangun; dan ketiga, mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara  
rutin.  
4.  
Tahap Pengurutan Usulan yang Layak. Jika terdapat lebih dari satu usulan  
rencana bisnis yang dianggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan  
yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua rencana bisnis tersebut.  
5.  
Tahap Rencana Pelaksanaan. Setelah rencana bisnis dipilih untuk  
direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek.  
6.  
Tahap Pelaksanaan. Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai  
disiapkan, tahap berikutnya adalah merealisasikan pembangunan proyek  
tersebut. Kegiatan ini membutuhkan manajemen proyek.  
 | 
| 
 15  
2.3.4  
Ada beberapa aspek menurut Umar (2005, p24-29) yang akan diteliti dalam  
studi kelayakan bisnis, yaitu:  
1.  
Aspek pasar, yang meneliti permintaan tentang permintaan suatu produk atau  
jasa, berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk  
yang bersangkutan.  
2.  
Aspek pemasaran, yang meliputi segmen, target, dan posisi produk, kepuasan  
konsumen dan hal hal lainnya yang berkaitan dengan urusan marketing.  
3.  
Aspek teknis dan teknologi, yang meneliti kebutuhan apa yang diperlukan dan  
bagaimana secara teknis, proses produksi akan dilaksanakan.  
4.  
Aspek sumber daya manusia, yang meneliti peran SDM dalam pembangunan  
proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin bisnis setelah  
proyek selesai dibangun.  
5.  
Aspek manajemen, yang meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan  
proyek bisnis dan juga manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin.  
6.  
Aspek keuangan, meneliti tentang penghitungan perkiraan jumlah dana  
yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta  
tetap proyek.  
7.  
Aspek ekonomi, sosial, dan politik, yang menganalisis kondisi-kondisi  
eksternal diluar perusahaan yang dinamis dan tidak bisa dikendalikan, seperti  
politik, ekonomi negara, dan juga sosial.  
8.  
Aspek lingkungan industri, yang meneliti tentang persaingan dan kondisi  
lainnya yang mempengaruhi  perjalanan suatu bisnis.  
 | 
| 
 16  
9.  
Aspek yuridis, yang meneliti tentang hal-hal yang menyangkut badan hukum  
perusahaan, izin operasional, dan lainnya.  
10.  
Aspek lingkungan hidup, dimana analisis dilakukan untuk meneliti  
operasional bisnis terhadap lingkungan sekitarnya, seperti kesehatan, polusi,  
pencemaran, dan lainnya.  
2.3.4.1 Aspek Pasar  
Definisi pasar menurut Umar (2005, p35) pasar, menurut ahli, merupakan  
tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara  
kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.   
Sementara menurut Fuad, Christin, Nurlela (2009, p120) pasar adalah  
tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat,  
wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling  
bertemu dan membentuk harga.  
Berdasarkan pendapat dari para ahli,  
peneliti dapat menyimpulkan, bahwa  
definisi pasar adalah area publik dimana terjadinya saling transaksi antara penjual  
dan pembeli yang mengandung situasi permintaan dan penawaran untuk  
membentuk suatu harga yang telah disepakati kedua belah pihak.  
Bentuk pasar juga dapat dilihat dari sisi produsen atau penjual  
dan sisi  
konsumen. Dari sisi produsen atau penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar  
persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli.Berikut  
ini dijelaskan secara singkat bentuk-bentuk pasar produsen.  
1.  
Pasar Persaingan Sempurna. Pada jenis pasar persiangan sempurna, aktivitas  
persaingannya tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen  
 | 
| 
 17  
(sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan  
konsumen dapat menjual atau membeli berapa saja tanpa ada batas asal  
bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.  
2.  
Pasar Monopoli. Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai  
oleh seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada barang substitusi terhadap  
barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk  
masuknya pesaing dari luar.  
3.  
Pasar Oligopoli. Sebenarnya pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar  
monopoli. Dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi, karena  
pengaruh dari pesaing sangat terasa.  
4.  
Pasar Persaingan Monopolistik. Pasar ini merupakan bentuk campuran antara  
persaingan sempurna dan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna  
karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk keluar pasar, selain itu,  
barang yang dijual pun tidak homogen. Oleh karena barang-barang yang  
heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip  
dengan monopoli.  
Menurut Subagyo (2007, p73-76), metode proyeksi permintaan ini  
digunakan di hampir semua bidang usaha yang berjangka waktu 3 sampai 5 tahun  
dan cukup efektif karena biasanya disesuaikan dengan siklus hidup suatu produk.  
Pengunaan didasarkan pada kondisi historis  
permintaan produk beberapa tahun  
sebelumnya secara deret waktu. Proyeksi permintaan serta kaitannya dengan  
forecasting (peramalan). Peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa- 
peristiwa masa depan. Model forecasting yang digunakan adalah proyeksi trend,  
 | 
![]() 18  
yaitu mencocokkan garis trend  
ke rangkaian titik historis dan kemudian  
memproyeksikan garis itu ke dalam ramalan jangka menengah hingga jangka  
panjang. Metode peramalan yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (Least  
Square Method). Metode kuadrat  terkecil merupakan metode statistic  
yang tepat  
untuk mengembangkan garis trend linier. Pedekatan ini menghasilkan garis lurus  
yang meminimalkan jumlah kuadrat perbedaan dari garis setiap observasi actual.  
Rumusnya:  
Untuk persamaan linear, garis trend  
diperoleh dari penyelesaian simultan  
nilai a dan b pada dua persamaan normal, sebagai berikut:  
Y = Perkiraan permintaan atau penjualan dalam suatu periode  
a = Perpotongan sumbu Y di a (konstanta)  
b = Kelandaian garis regresi  
X = Deret waktu tertentu (variabel bebas)  
N = Jumlah tahun yang ada  
Pemberian kode sangat mudah dilakukan. Apabila ada sejumlah periode  
waktu ganjil, titik tengah periode waktu ditentukan sebagai X=0, sehingga jumlah  
plus dan minus akan sama dengan nol.  
Y = a + bx  
 | 
| 
 19  
2.3.4.2 Aspek Pemasaran  
2.3.4.2.1 Pengertian Pemasaran  
Marketing atau pemasaran menurut Kotler & Keller (2009, p5) adalah  
mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu  
identifikasi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan  
dengan cara menguntungkan. Sementara manajemen pemasaran adalah sebagai  
seni dan ilmu  
memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta  
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,  
menghantarkan, dan  
mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.  
2.3.4.2.2 Bauran Pemasaran  
Berdasarkan pendapat Fuad, Christine, Nurlela (2009, p128) Bauran  
pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunujang satu  
sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh  
keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran  
distribusi yang baik, dan promosi yang efektif.  
Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep Empat P atau bauran  
pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price),  
saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).  
1.  
Produk (Product), adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk  
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat  
memenuhi keinginan atau kebutuhan.  
2.  
Harga (Price), adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang  
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa  
 | 
| 
 20  
3.  
Saluran distribusi (Place), adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk  
menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan  
yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen.  
4.  
Promosi (Promotion), adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar  
peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan  
perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan.  
Tindak lanjut dari penentuan  
pasar adalah melakukan segmentasi pasar  
karena sifat pasar yang heterogen. Menurut Djatmiko (2012, p46) pasar sasaran  
dapat didefiniskan sebagai kelompok konsumen atau pelanggan yang secara  
khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan.Untuk  
menetapkan pasar sasaran, perlu dibuat komponen strategi pemasaran yang  
meliputi:  
1.  
Segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang  
beragam dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang  
sejenis.  
2.  
Penetapan pasar sasaran (Targeting). Pada bagian ini, perusahaan memilih,  
menilai, dan menetapkan segmen pasar yang akan dimasuki, dengan  
menghitung dan menilai profit (keuntungan)  
3.  
Penempatan produk (Positionng). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan  
adalah merumuskan penempatan produk dalam persaingan serta menetapkan  
bauran pemasaran secara terperinci.  
 | 
![]() 21  
2.3.4.3 Aspek Teknis dan Teknologi  
Menurut Evans dan Collier (2007, p5) Operations Management is the  
science and art of ensuring that goals and services are created delivered  
succesfully to customer, yang berarti bahwa Manajemen Operasional adalah  
sebuah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana pelayanan dan hasil dapat  
tersampaikan dengan baik ke konsumen  
Menurut Boone & Kurtz (2007, p41) Manajemen produksi dan operasi  
adalah pengelolaan karyawan dan mesin untuk mengubah bahan baku dan  
sumber-sumber daya menjadi barang dan jasa.  
Sementara menurut Heizer dan Render (2009, p4), Manajemen Operasi  
(operation management-OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan  
nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.  
Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi.  
Menurut Boone & Kurtz (2007,p39) Produksi adalah menggunakan  
sumber daya seperti tenaga kerja dan mesin untuk mengubah bahan baku menjadi  
barang jadi dan jasa. Berikut uraian Gambar 2.2 Proses Produksi, sebagai berikut:  
Gambar 2.2 Proses Produksi  
Berdasarkan pendapat Madura (2007, p519) desain adalah ukuran dan  
struktur dari sebuah pabrik atau kantor, sedangkan  
tata ruang adalah pengaturan  
Input  
Sumber daya  
Bahan Baku  
Proses  
Konversi  
Manambah  
nilai  
Output  
Barang atau   
Jasa  
 | 
| 
 22  
mesin atau peralatan dalam sebuah pabrik atau kantor. Keputusan desain dan tata  
ruang secara langsung memengaruhi beban-beban operasi karena mereka juga  
menetukan biaya sewa, mesin, dan peralatan.  
2.3.4.4 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)  
Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan adanya sumber daya  
manusia (SDM) sebagai tenaga kerja. Menurut Boone & Kurtz (2007, p420)  
sebagian besar organisasi memberikan perhatian besar kepada manajemen sumber  
daya manusia (manajemen SDM), yaitu fungsi dalam menarik, mengembangkan,  
dan mempertahankan para karyawan yang memiliki kualifikasi untuk  
melaksanakan aktivitas yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan-tujuan  
organisasi.  
Sementara menurut Dessler (2004, p2) Manajemen sumber daya manusia  
adalah Kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya  
manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,  
memberi pengharaan dan penilaian.  
Berdasarkan pendapat Fuad, Christine, Nurlela (2009, p110) fungsi fungsi  
manajemen sumber daya manusia memiliki tujuh tahap, yaitu:  
1.  
Perencanaan sumber daya manusia. Yaitu peramalan secara sistemik terhadap  
permintaan (demand) dan penawaran (supply) tenaga kerja organisasi di waktu  
yang akan datang.  
2.  
Rekrutmen. Yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang  
kompeten.  
 | 
| 
 23  
3.  
Seleksi. Yaitu serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah  
pelamar diterima atau ditolak.  
4.  
Orientasi (induksi). Memperkenalkan karyawan baru pada peranan atau  
kedudukan mereka dalam organisasi dan pada karyawan lain  
5.  
Latihan dan pengembangan. Latihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan  
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci, dan rutin.  
Sedangkan pengembangan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan  
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kepribadian.  
6.  
Pemeliharaan. Merupakan fungsi personalia yang berkaitan dengan pemberian  
kompensasi, hubungan perburuhan, pelayanan karyawan, dan program  
kesehatan serta keamanan kerja.  
7.  
Pemberhentian. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja bisa terjadi  
karena karyawan mengundurkan diri, pensiun, tidak mampu atau produktif,  
dipecat atau dikeluarkan.  
2.3.4.5 Aspek Manajemen  
2.3.4.5.1 Pengertian Manajemen  
Menurut Robbins & Coutler  
(2007, p8) manajemen adalah proses  
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehinga pekerjaan tersebut  
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain  
Sementara menurut Griffin (2006) yang dikutip oleh (Djatmiko, p2) men  
definisikan manajemen sebagai perencanaan, pengorganisasian,  
pengoordinasian,  
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.  
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sedangkan  
 | 
| 
 24  
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan  
sesuai dengan jadwal.  
2.3.4.5.2  
Hierarki Manajemen  
Menurut pendapat Boone & Kurtz (2007, p379) Manajemen sebuah  
perusahaan biasanya memiliki tiga tingkat: puncak, menengah, dan penyelia. Para  
manajer di setiap tingkatan akan melakukan  aktivitas yang berbeda-beda.  
1.  
Manajemen puncak. Manajer-manajer puncak meliputi posisi-posisi seperti  
CEO, direktur keuangan (chief financial officer-CFO), dan wakil presiden  
eksekutif. Manajer puncak mendedikasikan sebagian besar waktu mereka  
untuk mengembangkan rencana-rencana jangka panjang organisasi.  
2.  
Manajemen menengah, tingkat kedua dalam hierarki manajemen, meliputi  
posisi-posisi seperti para manajer umum, manajer pabrik, manajer divisi, dan  
manajemen cabang. Perhatian manajer tingkat menengah berfokus pada  
operasi-operasi yang spesifik, produk, atau kelompok konsumen di dalam suatu  
organisasi.  
3.  
Manajemen supervisor, atau manajemen lini pertama, meliputi posisi-posisi  
seperti penyelia, ketua seksi, dan pimpinan tim. Para manajer ini bertanggung  
jawab langsung dalam pemberian tugas-tugas spesifik kepada karyawan non- 
manajerial dan mengevaluasi kinerja mereka.  
2.3.4.6 Aspek Ekonomi, Politik, dan Sosial  
Menurut pendapat Umar (2005, p245) cukup banyak data makro ekonomi  
yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung  
dapat dimanfaatkan perusahaan. Data makro ekonomi tersebut banyak yang dapat  
 | 
| 
 25  
dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menajdi informasi penting  
dalam rangka studi kelayakan bisnis, misalnya: PDB, investasi, inflasi, kurs valuta  
asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan,  
perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.  
Aspek sosial. Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang  
sebesar-besarnya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian.  
Perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam suatu tatanan  
kehidupan yang prulalistis dan kompleks, walau hendaknya selalu berada dalam  
keseimbangan.  
Aspek politik. Adanya isu atau rumor atau  
spekulasi yang timbul akibat  
kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan  
penawaran  
suatu produk, baik itu produk barang maupun jasa. Dalam  
menganalisis kelayakan bisnis, hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk  
memperkirakan bahwa situasi politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan  
tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak.  
2.3.4.7 Aspek Lingkungan Hidup  
Berdasarkan pendapat Umar (2005, p303)  
Analisis Dampak Lingkungan  
sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama  
Environmental Impact Analysis  
atau Environmental Impact Assessment  
yang  
keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi  
kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:  
1.  
Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.  
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang  
 | 
| 
 26  
memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan  
proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang  
timbul.   
2.  
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan  
beroperasinya proyek-proyek industri.  
2.3.4.8 Aspek Yuridis  
Menurut pendapat Umar (2005. p286) setiap usaha yang legal sudah tentu  
harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik dalam bentuk undang-undang  
maupun peraturan-peraturan lain sebagai penjabaran dari undang-undang tersebut,  
seperti Keputusan Menteri (Kepmen), Surat Keputusan (SK), Dirjen dan  
Peraturan Daerah (Perda). Dengan mengikuti aturan-aturan yang ada, maka secara  
yuridis formal bisnis atau usaha yang akan dijalankan menjadi layak.  
2.3.4.9 Aspek Lingkungan Industri  
Menurut Umar (2005, p268) aspek lingkungan industri lebih mengarah  
pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor  
yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan  
kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk  
kondisi persaingan itu sendiri  
menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael E. Porter  
mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis  
berdasarkan 5 aspek utama yang disebut Lima kekuatan bersaing.  
1.  
Ancaman masuk pendatang baru. Masuknya perusahaan  
sebagai pendatang  
baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada,  
 | 
| 
 27  
misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta  
perebutan sumber daya produksi yang terbatas.  
2.  
Persaingan sesama perusahaan dalam industri. Persaingan dalam industri  
sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi  
persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar  
untuk mempengaruhi pasar.  
3.  
Ancaman dari produk pengganti. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam  
suatu industri bersaingpula dengan produk pengganti. Walaupun  
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa  
yang sama.  
4.  
Kekuatan tawar menawar pembeli. Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan  
untuk memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu  
perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki.  
5.  
Kekuatan tawar menawar pemasok. Pemasok dapat mempengaruhi industri  
lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk  
atau servis  
2.4.4.10  
Aspek Keuangan  
Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk menetukan dan  
mengembangkan rencana investasi perusahaan dengan melakukan perhitungan  
biaya dan manfaat yang akan diterima perusahaan pada saat rencana investasi  
tersebut dikembangkan. Perhitungan tersebut dilakukan dengan membandingkan  
pengeluaran dan pendapatan dari perusahaan.  
 | 
| 
 28  
Berdasarkan pendapat Keown, Martin, Petty, Scott (2011, p4) Manajemen  
keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai  
ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus  
difokuskan pada penciptaan kekayaan.  
1.  
Kebutuhan Dana dan sumbernya  
Untuk merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi.  
Menurut Umar (2005, p178) dana tersebut dapat diklasifikasikan atas dasar aktiva  
tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva  
tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan, biaya-biaya  
sebelum operasi.   
Setelah menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan  
rencana investasi tersebut maka langkah selanjutnya adalah menetukan sumber  
dana. Beberapa sumber dana yang penting antara lain:  
a.  
Modal pemilik saham yang disetorkan.  
b.  
Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal.  
c.  
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.  
d.  
Kredit yang diterima dari bank.  
e.  
Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.  
2.  
Aliran Kas (Cash Flow)  
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan  
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai  
perubahan kas tersebut menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan  
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + (1-Tarif pajak . Bunga)  
 | 
| 
 29  
penggunaan-penggunaannya. Perusahaan perlu untuk menerapkan prinsip kehati- 
hatian dalam menentukan tingkat likuiditas dari aliran kas (cash flow) perusahaan  
karena jika tingkat likuiditas terlalu tinggi, yang mungkin disebabkan oleh tingkat  
perputaran kas yang rendah, keuntungan yang diterima oleh perusahaan akan  
menjadi rendah. Demikian juga sebaliknya, jika tingkat likuiditas aliran kas  
tersebut terlalu rendah, yang mungkin disebabkan oleh perputaran kas yang tinggi,  
perusahaan akan mendapat keuntungan yang tinggi namun aliran kas menjadi  
tidak likuid terjadi kebutuhan dana yang mendadak.  
3.  
Biaya Modal (Cost of Capital)  
Konsep cost of capital  
(biaya-biaya untuk menggunakan modal)  
dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing  
sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Perusahaan perlu menentukan  
biaya pengunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana  
yang akan dipakai,  
sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut off rate)  
dari proyek bisnis ini dapat diketahui. Menurut Umar (2005, p181) untuk  
menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi atas  
utang dan modal sendiri, biaya modal dari masing-masing sumber harus dihitung,  
misalnya penilaian investasi dari biaya utang, aliran kas yang dihitung setelah  
pajak, demikian pula terhadap biaya modal sendiri.  
a.  
Biaya Utang, biaya utang dapat dibagi menjadi dua jangka waktu, yaitu biaya  
utang dalam jangka panjang dan biaya utang jangka pendek dimana keduanya  
dapat dihitung dengan menggunakan konsep present value.  
 | 
| 
 30  
b.  
Biaya Modal Sendiri, biaya modal sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian,  
yaitu biaya saham prefen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan.  
Untuk menghitung besar biaya saham prefen, dapat digunakan cara yang  
sama dengan poenghitungan biaya modal utang.  
Sedangkan biaya laba yang ditahan memiliki prinsip yang sama dengan biaya  
saham biasa, namun perbedaanya adalah bahwa pada biaya ini tidak  
dikeluarkan biaya untuk melaksanakan proses saham (floattation cost).  
4.  
Initial dan operational cash flow  
 Initial cash flow adalah dana yang  
digunakan untuk mendanai dalam  
pelaksanaan proyek investasi, sedangkan operational cash flow  
adalah rencana  
keluar-masuknya dana jika proyek sudah dioperasikan.  
5.  
Analisiskepekaan (Sensitivity Analysis)  
Ketidakpastian adalah unsur yang perlu mendapat perhatian  
khusus dari  
perusahaan karena dengan adanya unsur tersebut hasil perhitungan di atas kertas  
dapat menyimpang jauh dari kenyataan yang terjadi. Ketidakpastian ini dapat  
menyebabkan berkurangnya kapabilitas suatu proyek bisnis dalam beroperasi  
untuk mencapai keuntungan maksimal bagi perusahaan. Manfaat dari kepekaan  
analisis ini adalah untuk  memaksa manajer mengidentifikasi variabel-variabel  
yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran yang tidak tepat.  
Kekurangan dari analisis ini adalah bahwa nilai-nilai dari optimistis dan pesimistis  
bersifat sangat relatif dan bahwa, bisa jadi variabel-variabel yang mendasarinya  
saling berhubungan.  
 | 
| 
 31  
6.  
Penilaian dan Pemilihan Investasi  
Perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi dengan dana  
terbatas maka perlu menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan tersebut.  
Penilaian terhadap investasi dan melakukan analisis terhadap urutan prioritas  
dapat dilakukan dengan beberapa cara :  
a.  
Metode Penilaian Investasi.  
Dalam aspek keuangan perlu dilakukan analisis terhadap aliran kas yang  
akan terjadi. Terjadi empat metode yang dapat dijadikan sebagai bahan  
pertimbangan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari investasi, yaitu :  
metode Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan  
Profitability Index serta break even point.  
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p308) Payback Period  
(PP) merupakan suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai  
jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal. jumlah  
tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Dengan kata lain,  
metode ini merupakan rasio antara initial cash invesment dengan cash inflow  
nya dan hasilnya ditetapkan dalam satuan tahun. Rumus nya :  
Adapun kriteria dari penilaian dengan metode ini adalah bahwa jika  
Payback Period lebih pendek daripada maksimum payback periodnya maka  
proyek investasi tersebut layak untuk dijalankan.  
 | 
![]() 32  
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p314) Internal rate of  
Return (IRR) didefinisikan sebagai kriteria keputusan penganggaran modal yang  
mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek. Secara  
matematis merupakan tingkat diskonto yang menyamakan  
nilai sekarang dari  
pemasukannya dengan nilai sekarang dari pengeluarannya. Rumusnya :  
Di mana :  
t  
= Tahun ke-  
n  
= Jumlah tahun  
I 
0 
= Nilai Investasi awal  
CF  
= Arus kas bersih  
IRR  
= Tingkat bunga yang dicari harganya  
Menurut Umar (2005, p199) Nilai IRR dapat dicari misalnya dengan coba- 
coba (trial and error). Caranya, hitung nilai sekarang dari arus kas dari suatu  
investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya  
10% lalu  
dibandingkan dengan biaya investasi.  
Kriteria penilaian dari metode ini adalah jika IRR yang didapat lebih besar  
dari rate of return  
yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Rumus IRR  
untuk interpolasi adalah :  
Di mana :  
P1  
= Tingkat bunga ke 1  
 | 
![]() 33  
P2  
= Tingkat bunga ke 2  
C1  
= NPV ke 1  
C2  
= NPV ke 2  
Berdasarkan pendapat  
Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p307) Net  
Present Value  
(NPV) atau nilai bersih sekarang adalah kriteria keputusan  
anggaran modal yang ditentukan dari nilai sekarang arus kas bebas setelah  
dikurangi pajak dan pengeluaran. Rumusnya :  
Di mana :  
CF  
= Aliran kas per tahun pada periode t  
I0  
= Investasi awal pada tahun 0  
K  
= Suku bunga (discount rate)  
Kriteria penilaian dari metode ini adalah :  
Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima  
Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak  
Sementara itu, menurut Mulyani (2008)  
Kombinasi dari beberapa faktor  
menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi  
pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat terpengaruh  
pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu  
jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan  
fleksibilitasnya. Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu  
 | 
![]() 34  
kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang  
serius. Jika perusahaan terlalu besar dalam aktiva, maka hal itu dapat  
menimbulkan beban penyudutan dan beban lainnya yang tinggi, yang sebesarnya  
tidak perlu terjadi. Ada 5 (lima) metode yang digunakan untuk  
menilai layak  
tidaknya suatu investasi akan dijalankan. Namun setelah dikaji satu per satu dari  
setiap metode dapat diambil kesimpulan bahwa  
NPV merupakan metode yang  
lebih representatif, dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Hal tersebut  
dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan metode lain tidak  
diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV.  
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p312) Profitability Index  
(PI) adalah suatu kriteria keputusan penganggaran modal yang  
digambarkan  
sebagai rasio nilai  
sekarang arus kas bersih masa depan terhadap pengeluaran  
awal. Rumusnya :  
Kriteria penilaian :  
Jika PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan  
Jika P1 < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan  
Menurut Umar (2005, p202) analisis pulang pokok (Break Event Point)  
adalah suatu media analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara  
beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau  
tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan  
yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan  
 | 
![]() 35  
yang dimaskud adalah biaya yang terbagi menjadi tiga, yaitu : biaya tetap, biaya  
variabel, dan biaya semi-variabel. Dengan menggunakan linier yang mempunyai  
persamaan sebagai berikut :  
Di mana :  
Y  
= Jumlah biaya semi-variabel  
a  
= Jumlah biaya tetap  
b  
= Biaya variabel per unit  
X  
= Luas produksi  
Setelah menentukan konstanta diatas, selanjutnya perhitungan pulang  
pokok dapat dilakukan dengan rumus :  
 atau  
Di mana :  
Q  
= Tingkat produksi (unit)  
P  
= Harga jual per unit  
A  
= Biaya Tetap  
b.  
Pilihan Leasing atau Beli  
Perusahaan terkadang dihadapkan pada suatu dilema dimana perusahaan  
harus memilih antara membeli atau menyewa, katakanlah, suatu sistem  
informasi. Maka untuk mencari jalan keluarnya adalah dengan membandingkan  
biaya leasing dengan harga yang ditawarkan jika perusahaan ingin  
 | 
![]() 36  
mengembagnkan sistem informasi untuk memperlancar operasionalnya. Rumus  
menghitung nilai leasing adalah :  
Di mana :  
NAL  
= Net Advantage of Leasing  
I 
0 
= Harga Fasilitas (Aktiva tetap)  
L 
t 
= Pembayaran sewa secara periodik  
DEP 
t 
= Jumlah beban penyusutan dalamperiode t  
K 
b  
= Biaya utang sebelum pajak  
T  
= Tarif pajak  
n  
= Umur penyusutan ekonomis  
Kriteria penilaian metode ini :  
Jika nilai NAL = 0, maka biaya membeli sama dengan biaya leasing  
Jika nilai NAL > 0, maka biaya membeli lebh besar dari biaya leasing  
Jika nilai NAL < 0, maka biaya membeli lebih kecil dari biaya leasing  
c.  
Urutan Prioritas  
Menurut Umar (2005, p207-209) terdapat lima skenario pengurutan prioritas:  
1.  
Skenario Mutually Exclusive  
(saling meniadakan) Skenario ini dipakai  
jika  
suaut proyek A dipilih, maka proyek lain harus ditiadakan. Tolak ukur untuk  
pemilihan proyek dapat menggunakan Net Present Vaue (NPV) atau Internal  
Rate Return ( IRR).  
 | 
| 
 37  
2.  
SkenarioContigency  
(saling terkait) Skenario ini dipakai jika perusahaan  
memilih proyek A yang erat hubungannya dengan proyek B, maka proyek B  
atau yang lainnya diikutsertakan juga. Metode-metode yang dapat digunakan  
dalam skenario ini adalah Profitability Index (PI), Net Present Value (NPV),  
Internal Rate Return (IRR), dan sebagainya.  
3.  
Skenario Indepedence (saling bebas) Skenario ini, digunakan jika perusahaan  
memilih proyek A dianggap yang paling layak direalisasikan, tidak ada  
hubungannya dengan Proyek B (atau proyek lainnya) yang juga layak  
direalisasikan. Apakah proyek B yang ditundan, dihapus, atau diikutsertakan  
akibat pembangunan Proyek A akan  
dipelajari kemudian,  
karena dianggap  
tidak berkaitan.  
4.  
Skenario Capital Budget Constrain  
(keterbatasan keuangan) Jika, ada  
beberapa proyek yang layak untuk dibangun tetapi dana tidak mencukupi  
untuk membangun seluruh proyek, tentulah yang akan direalisasikan hanya  
satu atau beberapa proyek yang memenuhi syarat saja.  
5.  
Skenario Cost Effectiveness  
(biaya efektif), Pengurutan proyek-proyek  
dengan cara ini didasarkan pada sumber daya yang mendesak untuk segera  
digunakan, seperti tenaga kerja yang menganggur.  
 | 
![]() 38  
2.4  
Berikut ini akan dipaparkan dalam Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran, sebagai  
berikut:  
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran  
ABUBA  
Analisis Studi Kelayakan  
Aspek Eksternal Perusahaan  
Aspek Internal Perusahaan  
Aspek Lingkungan Industri  
Aspek Pasar & Pemasaran  
Aspek Lingkungan Industri  
Aspek Operational  
Aspek Politik, Ekonomi  
dan Sosial  
Aspek Manajemen & SDM  
Aspek Yuridis  
Aspek Keuangan  
Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan  
Layak  
Tidak Layak  
Aspek Pasar & Pemasaran  
Aspek Lingkungan Hidup  
 |