3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
2.1.1
Literatur
•   Buku “ Batavia 1740
Referensi  buku 
“Batavia 
1740” 
adalah  buku 
yang  ditulis 
oleh
Windoro Adi, yang membahas mengenai berbagai fakta kota Batavia
yang  tentu  saja  tidak  terlepas  dari  etnis  dan  budaya  Betawi,  baik
Betawi
pinggiran
maupun
Betawi
Tengah.
Buku
ini
berisi
informasi
yang terperinci mengenari jejak-jejak masyarakat Betawi serta
sejarahnya,
buku
ini
tidak
hanya
berisi
tulisan
namun juga
terdapat
foto-foto
tempat-tempat
bersejarah di
jaman
sekarang
ini.
Budaya
Betawi  sampai  sekarang  masih  ada  namun  makin  memudar  oleh
karena
itu, buku
ini
memiliki
memiliki value
yang
luar
biasa, sebab
buku ini menekankan harapan baru akan gagasan-gagasan dalam
membangun tradisi baru yang mengalir hingga kini, dengan membuka
kembali
proses
“menjadi”
orang
Jakarta sehingga Jakarta tidak lagi
sekedar tempat bagi orang-orang yang datang dan pergi,
•   Buku “ Pasarnye Jakarte
Buku “Pasarnye Jakarte” adalah buku panduan tempat-tempat
berbelanja barang khas, grosiran di Jabodetabek, tak lupa sang penulis
pun,
Gagas
Ulung,
juga
menyertai
fakta
sejarah
dan
juga
asal-usul
pasar tersebut. Terdapat foto-foto untuk mendeskripsikan tempat
kemudian juga alamat dan benda apa saja yang dijual. Semua barang
ini dapat didapatkan dengan murah dan banyak. Bahkan banyak kaum
selebritas
yang
ikut
berbelanja di
pasar-pasar
yang
kebanyakan
merupakan pasar tanpa pendingin ruangan alias pasar tradisional. Buku
ini sangat tepat untuk membuka mata kita, untuk mencintai produk
dalam negri
sebab
masih
banyak barang-barang khas
Jakarta dengan
kualitas serta keunikan seni dan barang-barang
tersebut
tidak
kalah
dengan kualitas barang luar negri. Daripada kita berbelanja berbagai
barang “fancy” di mal-mal ternama, lebih baik berbelanja barang
fancy
tersebut
yang
sebenarnya
dapat
kita beli
dengan
harga
yang
murah dan banyak variasinya.
2.1.2
Website
Beberapa referensi webstite yang diambil dari internet, antara lain:
  
4
a.
jatinegarapusar-grosir-gado-gado-terlengkap/
Blog yang ditulis oleh mukhli ini menceritakan mengenai kelebihan Pasar
Jatinegara yang serba ada dan lengkap yang bisa menjadi peluang usaha
bagi para pedagang, kemudian beliau juga
menjabarkan berbagai barang
yang dijual
di
Pasar
Jatinegara dan
membuka pertanyaan seputar pasar
Jatinegara dalam kasus-kasus umum.
b.
dan.sejarah.yang.hilang
Artikel dari kompas ini membahas sejarah singkat pasar Mester dari tahun
1770,
asal
usul
nama
pasar
mester serta
tokoh-tokoh
penting
dalam
pembangunannya.
jatinegara_1
Artikel
ini membahas tentang
tokoh
bersejarah,
yaitu Meester Cornelis
secara singkat, peran serta gambaran yang masih melekat di ingatan
seorang warga Pasar Jatinegara tentang Mester di jaman dahulu.
772
Sejarah
Nama-Nama
Pasar di
Jakarta merupakan judul artikel ini, yang
memberitahukan 
bahwa 
dulu  pihak  Belanda,  yaitu  VOC,
memperbolehkan para tuan tanah membuka pasar berdasarkan hari, maka
terdapatlah Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Minggu dan salah satunya
adalah Pasar Jatinegara yang dulu dibuka pada hari Kamis.
e.
m.20051017.ART116920.id.html
Memuat tentang seraut wajah Jakarta, yaitu Mester dan sekitarnya.
Deskripsi suasana Pasar, kendaraan, lokasi serta para pengunjung yang
mendatangi kawasan tersebut dengan berbagai kepentingan.
2.1.3
Wawancara/  Survey
Penulis menyadari bahwa pentingnya melakukan wawancara kepada
berbagai pihak terkait untuk keotentikan data yang dibutuhkan, maka
penulis 
merangkum  beberapa  jawaban 
mayoritas  dari 
target 
survey
penulis,  target  berjenis  kelamin  pria  dan  wanita  dengan  usia  remaja
dewasa sekitar 17 tahun keatas yang mengenal Jatinegara Trade Center.
Daftar Pertanyaan yang diajukan penulis antara lain, adalah :
1.   Usia
a.   15-20 sebanyak 12,3%
b.   21-35 sebanyak 80,2 %
c.   >35 sebanyak 7,4 %
  
5
Kesimpulan :
Pengunjung kebanyakan berusia di atas 20 tahun sampai 35 tahun.
2.   Domisili
a.   Jakarta Timur sebanyak 41,3 %
b.   Jakarta Barat sebanyak 21,3 %
c.   Jakarta Pusat sebanyak 7,5 %
d.   Jakarta Selatan sebanyak 7,5 %
e.   Jakarta Utara sebanyak 5 %
f.
Luar Jakarta sebanyak 8,9 %
Kesimpulan:
Para pengunjung sebagian besar berasal dari daerah Jakarta Timur,
dimana Pasar Jatinegara ini bertempat. Hal ini juga membuktikan
bahwa pasar ini telah memiliki pamor yang cukup baik di kalangan
masyarakat Jakarta.
3.   Gambaran  Anda  tentang  Pasar  Jatinegara  dari  berbagai  pilihan  di
bawah ini (Dapat memilih maks. tiga diantara pilihan berikut).
a.   Murah sebanyak 59,4 %
b.   Lengkap sebanyak 43,2 %
c.   Ramai sebanyak 34,6 %
d.   Bersejarah sebanyak 25,9 %
e.   Terkenal sebanyak 21 %
f.
Jakarta Banget sebanyak 8,6 %
g.   Aset Jakarta sebanyak 10 %
Kesimpulan:
Jatinegara telah memiliki citra yang baik di mata masyarakat namun
perlu penguatan identitas diri agar dapat menjadi pasar yang lebih
menonjol dan dapat menjadi kebanggaan bagi ibukota Jakarta,
Jatinegara telah memiliki aset, yang diperlukan adalah peningkatan
nilai value dari citra Jatinegara tersebut agar menjadi lebih kuat dan
menonjol.
4.   Menurut  sudut  pandang  Anda,  Apakah  sebuah  pusat  perbelanjaan
yang memiliki logo dan identitas personal lainnya lebih memiliki nilai
tinggi dibandingkan yang tidak memiliki?
Identitas Visual yang baik untuk Pasar Jatinegara membawa nilai
lebih daripada yang sekarang, yaitu tanpa identitas visual.
9
Ya
(72
%),
Sebab
hal
ini
menyebabkan Pasar Jatinegara
menjadi lebih bonafit dan lebih mengambarkan visi yang
lebih jelas dan identitas itu dapat menjadi kebanggan serta
agar Pasar Jatinegara tidak kalah dari Pasar Tanah Abang
yang memiliki promosi di radio dan televisi
9
Tidak (28%), sebab kelebihan pasar tidak dilihat dari
logonya melainkan kualitas pasar tersebut, apabila tetap
tidak berubah menjadi lebih baik, maka semua sama saja.
  
6
5. 
Menurut Anda, Apakah Pasar Jatinegara sudah cukup terkenal dan
unggul
dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya (seperti Pasar
Minggu, Pasar Baru, Pasar Senen dan sebagainya)?
a.   Sangat menonjol sebanyak 8 % b.  
Cukup menonjol sebanyak 53 % c.  
Kurang menonjol sebanyak 39 %
Hasil rangkuman dari jawaban responden :
Jatinegara Trade Center atau pasar Jatinegara telah dikenal oleh banyak
masyarakat dan telah memiliki citra yang cukup baik, namun seperti yang
tertera diatas, apabila dibandingkan dengan partner ataupun competitor
sesama
pasar
sejenis, Jatinegara Trade
Center
belumlah
memiliki
pencitraan yang cukup kuat ataupun menonjol. Hal ini dikarenakan
tiadanya
positioning
dan
juga
branding
yang
tepat
dalam
mewakilkan
visi, misi serta kekuatan yang telah dimiliki oleh pasar tersebut.
Masyarakat masih menyenangi sistem perdagangan tradisional yang dapat
mencapai kata
sepakat, dan pasar
ini
masih memilikinya, oleh sebab itu
pasar
ini selalu ramai. Agar
lebih menonjol,
maka perlu ditariknya suatu
positioning yang tepat, yaitu dari salah satu keunggulannya, dan disertai
dengan perwujudan visual yang sistematik dan sesuai dengan tujuan
pencitraan.
2.1.4
Survei Lapangan
Penulis
menyadari
pentingnya
untuk
merasakan sendiri
suasana
Pasar Jatinegara ini, oleh sebab itu, penulis mengunjungi beberapa sudut
Pasar Jatinegara serta Jatinegara Trade Center dan mengambil beberapa
fotonya.
Gambar 2.4.1.1 Gerbang Pasar Mester
  
7
Gambar 2.4.1.2 Tampak depan gedung
Gambar 2.4.1.3 Papan selamat datang
Gambar 2.4.1.4 Halaman depan gedung
  
8
Gambar 2.4.1.5 Di dalam gedung lama
Gambar 2.4.1.6 Di dalam gedung lama
Gambar 2.4.1.7-8 Lantai Dasar dan lorong gedung baru
2.2
Definisi Pasar
Pasar
adalah
salah
satu dari
berbagai sistem,
institusi,
prosedur,
hubungan
sosial
dan
infrastruktur
dimana
usaha
menjual
barang,
jasa
dan
tenaga
kerja
untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual
menggunakan 
alat 
pembayaran 
yang 
sah 
seperti 
uang 
fiat. 
Kegiatan 
ini
merupakan 
bagian 
dari 
perekonomian. 
Ini 
adalah  pengaturan 
yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran.
A.  Klasifikasi Pasar
Pasar tradisional
Pasar  tradisional  merupakan  tempat  bertemunya  penjual  dan  pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios
atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-
  
9
bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian
barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-
kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di
Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang
"legendaris"  antara  lain  adalah  pasar  Beringharjo  di  Yogyakarta,  pasar
Klewer di Solo, pasar
Johar di Semarang.
Pasar tradisional
di
seluruh
Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan
makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang
dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern
adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
Pasar
dapat
dikategorikan
dalam beberapa
hal.
Yaitu
menurut
jenisnya,
jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
(sumber dari Wikipedia Indonesia).
2.3
Fungsi dan Peranan Pasar Secara Umum
A.  Fungsi Pasar
1.   Fungsi Distribusi
Pasar berperan memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen.
2.   Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berperan mewujudkan kesepakatan harga antara penjual dengan
pembeli.
3.   Fungsi Konsumsi
Pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk membeli barang atau
jasa tertentu.
B. Peranan Pasar
1.   Bagi Konsumen
Pasar
memberikan
kemudian
untuk
memperoleh barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhannya.
2.   Bagi Produsen
Pasar merupakan tempat untuk memperoleh bahan baku untuk proses
produksi dan mempermudah menjual hasil produksi.
  
10
2.4
Kelebihan Pasar Tradisional
1.   Dalam aktivitas ekonomi berupa transaksi, antara penjual dan pembeli
bisa melakukan transaksi langsung dengan pembelinya.
2.   Terjadinya proses
interaksi sosial yang berpengaruh pada keputusan
dan
kepuasan antara penjual dan pembeli. Dari segi lokasi, pasar
tradisional letaknya selalu berdekatan dengan permukiman penduduk
2.5
Sejarah Pasar Jatinegara (Jatinegara Trade Center)
Pada tahun 1770, Wilayah yang kini dikenal sebagai Pasar Jatinegara merupakan
pasar biasa yang berada di depan Benteng
Meester Cornelis. Benteng ini
berbentuk
bintang
tujuh
dengan
gardu
berpenjaga yang dipersenjatai meriam
berada di sisi Sungai Ciliwung.
Benteng itu berfungsi
untuk menjaga akses ke
arah Buitenzorg (Bogor). Dalam benteng ada menara, tampak pula atap genteng
rumah perwira komandan barak prajurit Eropa. Ada bangunan beratap daun
kelapa  yang 
merupakan 
tempat  penyimpanan  (gudang)  dan  tempat  tinggal
pekerja. Di atas tembok benteng terdapat
kandang
burung
dara yang sengaja
dipelihara untuk dikonsumsi.
Benteng itu kini sudah
tidak ada dan pasar yang
ada
di
depannya
diduga
merupakan cikal bakal Pasar
yang kini disebut Pasar Jatinegara,
yang sekarang
telah  dipercantik  dengan  gedung  Jatinegara  Trade  Center.  Jatinegara  Trade
Center merupakan salah satu aset penting PD Pasar Jaya, perusahan daerah milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah Jatinegara dulunya memang bernama
Mester Cornelis. Sampai sekarang Pasar Jatinegara pun disebut Pasar Mester.
Nama  Mester  Cornelis 
mengacu  kepada  seorang  bernama  Cornelis  Senen,
seorang pria kaya asal Pulau Lontor, Banda, Maluku yang bermukim di Batavia
sejak tahun 1621. Di Batavia, Cornelis menjadi
guru agama
kristen,
membuka
sekolah, dan memimpin ibadat agama kristen serta menyampaikan kotbah dalam
Bahasa Melayu dan Portugis. Jabatannya sebagai guru itulah yang membuat ia
mendapat 'gelar' Meester, atau 'tuan guru'.
Cornelis berniat jadi pendeta tetapi ia ditolak. Belanda memberi dia hak istimewa
untuk
menebang
pohon
di
tepi
Kali
Ciliwung.
Dia
juga
memunyai
sebidang
tanah luas penuh pepohonan di pinggir Ciliwung. Tanah luas penuh pepohonan
itulah
yang
kemudian
dikenal
dengan nama
Meester
Cornelis.
Menjelang
berakhrinya
masa
penjajahan
Belanda, kawasan
itu
menjadi
suatu
kotapraja
tersendiri, wilayahnya mencakup Bekasi sekarang ini.
Wilayah Mester Cornelis berubah nama jadi Jatinegara pada zaman Jepang. Pada
zaman itu, Jepang ingin menghilangkan imbas budaya Belanda di Batavia. Ada
yang
berpendapat
perubahan
tersebut
karena di daerah itu ditemukan banyak
pohon jati. Namun ada pula yang berpendapat, nama Jatinegara, (asal kata, Jatina
Nagara)
mengacu
kepada
'negara
sejati' yang
sudah
dipopulerkan
Pangeran
Jayakarta
jauh
sebelumnya.
Pangeran Jayakarta
mendirikan
perkampungan
Jatingera   Kaum   di   wilayah   Pulogadung,   Jakarta   Timur   setelah   Belanda
  
11
menghancurkan
keratonnya
di
Sunda
Kelapa.
Entah
mana
yang
benar.
Yang
pasti
sampai
kini
di
Jatinegara
banyak terdapat bangunan-bangunan tua
bersejarah, di antaranya Stasiun Kereta Api Jatinegara, Gereja GPIB Koinonia,
bagunan
bekas
markas
Kodim
0505,
Pasar
Lama
Jatinegara,
rumah
langgam
Cina, kelenteng, dan gedung SMP 14 Jatinegara (di samping Jatinegara Plasa).
Pada awalnya, Pasar Mester hanya menjual bahan pokok, ayam, kambing, dan
jahitan pakaian saja. Perubahan pesat selama 60 tahun terjadi di pasar ini. Pada
1948  Pasar  Mester  hanya  terdiri  dari  lapak-lapak  kumuh  yang  dijaga  para
centeng, (sebutan preman yang menarik uang keamanan dari pedagang). Centeng
yang terkenal yaitu, Kong Jaih di sekitar tahun 1950. Bangunan permanen Pasar
Mester, berdiri sekitar tahun 1970. Bangunan itu kemudian direnovasi pada 1989
setelah terbakar.
Tahun 1991
pasarnya diresmikan. Sampai kini, penobatan Jatinegara tidak bisa
menghilangkan
nama
Mester, sang
tuan
guru yang
tetap
terukir.
Dan disekitar
Pasar Mester sekarang, terdapat pedagang-pedagang kaki lima
yang menjajakan
dagangannya mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 6 sore.
Di pasar ini menjual aneka barang, mulai dari  peralatan masak, perabotan rumah
tangga, buah-buahan, bunga, pakaian jadi dan bahan pakaian, sepatu dan sandal,
cendera mata, aksesoris, hingga bumbu masak. Semuanya dapat dibeli secara
grosir maupun satuan.
Khusus bagi Anda yang ingin berburu cendera untuk pernikahan, tidak salah jika
berkunjung
ke
Jatinegara
Trade
Center.
Selain
harganya
yang
relatif murah,
pilihan cendera
matanya pun terdiri
dari
berbagai
variasi seperti
kipas,
tempat
tisu, towel cake, dan lainnya.
Orang-orang yang berdagang di daerah luar Pasar Mester, rata-rata berasal dari
Sumatera khususnya Padang dan Palembang. Sedangkan untuk bagian dalam,
rata-rata didominasi oleh peranakan. Pasar ini sangat ramai pada tanggal-tanggal
muda, dimana orang-orang baru saja mendapatkan penghasilan.
Pasar
Jatinegara
ibaratnya
miniatur gabungan
dari
Pasar
Tanah
Abang,
Pasar
Asemka, Pasar Anyar Bogor, Pasar Pramuka, dan Proyek Senen. Maka dari itu,
pasar grosir ini kerap menjadi lokasi pedagang berburu barang dagangan dengan
harga yang bisa ditawar untuk berdagang lagi.
Kurang lebih terdapat 2.900 toko yang dikelola oleh PD Pasar Jaya dalam
bangunan JTC ini. Jumlah
ini belum termasuk ribuan pedagang kaki lima
yang
berjualan di sekitar bangunan pasar.
2.6
Karakteristik Pasar Jatinegara dan Jatinegara Trade Center
2.6.1 Deskripsi Pasar Jatinegara
2.6.1.1 Geografi
  
12
Memiliki
letak
yang strategis, yaitu di samping jalan besar menuju
terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, nama
daerahnya juga
sama dengan nama pasarnya, yaitu Jatinegara.
2.6.1.2 Dulu dan Sekarang
Sebelum dibangunnya
gedung
yang
sekarang
dipasangkan
nama
Jatinegara
Trade
Center, kawasan
ini
hanyalah
pasar
kaki
lima
di
depan benteng Meester Cornelis, yang kemudian dinamakan
Jatinegara  pada  zaman  penjajahan  karena  banyaknya  pohon  jati
yang tumbuh di daerah ini. Pembangunannya ditangani pemerintah
daerah DKI Jakarta dan setelah kebakaran tahun 1989, barulah PD
Pasar Jaya diserahkan tugas
oleh Bapak Gubernur Wiyogo
Atmodarminto,
sampai
sekarang
PD Pasar
Jaya
mengembangkan
fasilitas di gedung Jatinegara ini.
2.6.1.3 Mood, Karakteristik Pasar Jatinegara
Begitu
masuk
ke
pintu
gerbang
Pasar
Mester
ini,
suasana
hiruk
pikuk langsung dating menyergap. Percakapan-percakapan pun
terdengar, baik dalam suara yang
lembut sampai suara yang penuh
semangat. Banyaknya pengunjung menghidupkan suasana pasar,
begitu  juga  dengan  berbagai  kalangan  penghuni  tetap  pasar  ini,
yaitu tukang ojek, bajaj, dan
para pedagang. Ketika masuk ke
gedung, suasana ramai pun tetap terasa. Padatnya toko-toko,
pengunjung
yang
melimpah
membawa nuansa hangat sekaligus
denyut kehidupan yang luar biasa. Para pedagang bersahut-sahutan
memanggil para konsumen. Barang-barang yang dijual juga sangat
beragam dan lengkap. Kebanyakan toko menjual barangnya dengan
system grosir,
namun
ada
beberapa
toko
yang
menjual
eceran.
Bangunan baru yang dibangun menempel
di bangunan lama
memberikan suasana yang berbeda, karena bangunan baru memiliki
lantai keramik dan dipasang air conditioner yang otomatis memberi
kenyamanan lebih, walaupun pengunjung tetap ramai
2.6.2 Pembagian Lantai
Lantai Basement
Tersedia berbagai
macam daging, kelontong dan
sayuran serta souvenir
pernikahan
Lantai Dasar
Tersedia makanan ringan, pakaian dan perlengkapan muslim
Lantai I
Tersedia pakaian, baik pria dan wanita, dewasa, anak-anak, perlengkapan
bayi.
Lantai II
Tersedia  sepatu  dewasa,  baik  pria  maupun  wanita,  anak-anak,  batik,
bahan pakaian, emas/logam mulia, warung makan.
  
13
Lantai III
Tempat berbagai Bank, kantor, counter-counter HP, koperasi, penjahit.
2.6.3
Jam Operasional
Buka setiap hari dari jam 07.00-17.00 WIB
2.6.4
Data Pengunjung
Kebanyakan pengunjung
merupakan kaum
wanita
dengan
usia
20 tahun
ke atas, namun pengunjung pria pun tidak kalah jumlahnya dengan kaum
wanita yang berbelanja.
2.6.5
Metode Promosi
Tidak ada sama sekali
2.7
Logo
Sekarang
ini
Jatinegara
Trade
Center
hanya memiliki
aplikasi
logo
pada
gedungnya saja. Visualisasinya hanya berupa
font yang bertuliskan Jatinegara
Trade
Center
dan
berada
dibawah logo
PD
PASAR
JAYA
yang
menjadi
pengembangnya
2.8
Kompetitor
2.8.1
Kompetitor Langsung
Apabila dilihat dari sisi geografi, demografi dan juga positioning, Pasar
Jatinegara merupakan satu-satunya pasar serba ada dan grosir di daerah
Jatinegara, Jakarta Timur. Hal ini menyebabkan Jatinegara Trade Center tidak
memiliki kompetitor secara langsung. Namun, apabila melihat lokasi terdekat
diluar Jakarta Timur, maka, dapat dikatakan bahwa Pasar Senen merupakan
kompetitor bagi Jatinegara Trade Center ini. Sebab pengunjung JTC dapat
dikategorikan sama dengan pengunjung Pasar Senen ini, yang menjadi pembeda
hanya barang incarannya saja, yang sebagian besar adalah pakaian dan pakaian
bekas dengan harga murah.
2.8.2
Kompetitor Tidak Langsung
Kompetitor tidak langsung Jatinegara Trade Center ini adalah pasar swalayan
yang sekarang sedang terus berkembang, seperti Carrefour. Banyak masyarakat
  
14
yang menjadi target market JTC ini, yang sering berbelanja juga ke Carrefour.
Produknya pun semakin lengkap, hanya tidak dijual dengan harga grosiran.
2.9
Target Konsumen
2.9.1
Demografi
Pria dan wanita
Berusia sekitar 21-50 tahun
Status Ekonomi Sosial B, B-, C
Berpendapatan Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 15.000.000,-
2.9.2
Geografi
Masyarakat yang tinggal di daerah Jatinegara, Jakarta Timur
Masyarakat  pendatang  yang  singgah  ke  daerah  Jakarta  Timur  dengan
tujuan berbelanja
2.9.3
Psikografi
a.   Personality
Mau berkeringat dan berdesakan
Semangat
Orang-orang yang gigih
Orang yang tidak takut keramaian
Pandai berdagang
Berani dan tidak terganggu oleh kebisingan
Sederhana
b.   Behaviour
•  Hemat
•  Praktis
•  Memiliki hobi berbelanja
•  Tertarik dengan bidang perdagangan
•  Tidak suka menghambur-hamburkan uang
•  Mendengarkan
musik dalam
negeri,
ber-genre
dangdut
atau
pop
atau band
•  Memelihara hewan seperti ayam, burung, kelinci
•  Menyukai minuman seperti cendol, kopi instan, es lontar, es buah,
air mineral dibandingkan soda atau teh.
c.   Lifestyle
•  Memakai baju tanpa memperdulikan keaslian suatu brand tertentu
•  Membeli semua barang kebutuhan di pasar tradisional
•  Memilih  tempat  hangout,  seperti  Plaza  Semanggi,  Mal  Kelapa
Gading, PGJ (Pusat Grosir Jatinegara), Cilandak Town Square.
•  Menonton
saluran
TV
local,
seperti
RCTI,
SCTV,
TPI,
TVRI,
TVONE, ANTV.
  
15
•  Memilih mobil yang muat banyak dan tidak terlalu mahal, seperti
Gran Max, Freed, Avanza, Xenia.
Menyukai makan di warung pinggiran jalan dan restoran keluarga
yang tidak memakan banyak biaya
2.10
SWOT
2.10.1  Strength (kekuatan)
Barang serba ada, baik dari sandang, pangan, bahkan kebutuhan
gadget dan perhiasan serta souvenir pernikahan
Selalu ramai pengunjung ataupun konsumen
Letak strategis
Barang-barang memiliki harga murah dan sistem grosiran
Para pedagang ramah dan bersahabat
2.10.2  Weakness (kelemahan)
Gedungnya kurang nyaman dan kebersihannya juga kurang
Karena luas, agak membingungkan kearah mana kita melangkah
Eskalator 
yang  sering  tidak  berfungsi  dan  beberapa  bagian
gedung hanya memiliki tangga manual
Tidak memiliki identitas visual yang baik
Kurangnya lahan parkir
2.10.3
Opportunity (keuntungan)
Satu-satunya Pasar serba ada di Jatinegara
Telah  dikenal  banyak  orang  sebagai  tempat  berbelanja  yang
patut dikunjungi
Menarik bagi para pecinta sejarah ataupun penulis sejarah
Merupakan salah satu penggerak ekonomi DKI Jakarta
Merupakan salah satu pasar besar DKI Jakarta
Lokasi Strategis
2.10.4
Threat (ancaman)
Jalanan untuk mengakses tempat ini sering macet dan padat
Tersaing  dengan  permainan  harga  pasar  swalayan  yang  terus
berkembang
Minat pengunjung yang senang berbelanja menurun untuk terjun
ke keramaian tanpa air conditioner.