3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Latar Belakang
Data
dan
informasi
yang
digunakan
untuk
mendukung proyek
tugas
akhir
ini
berasal
dari berbagai sumber yaitu:
1.Wawancara/Interview dari
narasumber terpercaya dan pihak-pihak terkait
seperti:
-Krizia Alexa (Anak dari pemilik sekolah ballet Marlupi-Cipete)
-Yasinta Saskia(Penari Ballet)
-Pratidina Wirasura (Penari Ballet)
-Ila Anjani(Penari Ballet)
-Hilda Sabella Stephanie (Penari Ballet).
2.Brosur : International Dance Center
3.Literatur : buku The Ballet Book-dan artikel melalui internet.
4.Website
2.1.1 Hasil wawancara dengan anak dari pemilik sekolah ballet.
Dari sesi wawancara dengan beberapa penari ballet dan anak dari pemilik
sekolah ballet,bisa dikatakan bahwa beberapa sekolah ballet di Jakarta belum
memiliki
item-item promotional
yang
sudah
cukup
bagus
dari
segi
desainnya.Identitas
visual
sangat
berperan
penting
dalam membentuk
citra
sekolah ballet yang meyakinkan.Berdasarkan wawancara yang penulis
lakukan,dapat disimpulkan bahwa sebenarnya para pemilik sekolah ballet di
Jakarta ingin memiliki identitas visual yang sangat mencerminkan visi/misi
sekolah ballet
mereka
masing-masing,tetapi terkadang satu atau beberapa alasan
membuat identitas visual tidak begitu terurus,seperti sekolah ballet Marlupi yang
telah penulis wawancarai.Di dalam wawancara tersebut penulis menanyakan
apakah logo yang sekarang mereka pakai sudah sesuai dengan keinginan mereka
dan ternyata jawabannya di luar dugaan.
Narasumber
itu
menjawab
bahwa
awalnya mereka hanya iseng-iseng mencoba berbisnis membuka tempat les
ballet,saat
itu
mereka
belum memikirkan logo
ataupun brosur karena
di
dalam
pikiran mereka target pesertanya tidak begitu luas.Tetapi ternyata peminta kursus
ballet ini sangat banyak dari hari ke harinya bertambah begitu cepat sampai tanpa
disadari
peserta
mereka
sudah
banyak
tetapi
mereka
belum memiliki
logo/identitas visual.Saat itu mereka memutuskan untuk membuat logo dan
brosur kilat dengan menggunakan jasa pembuat logo.Sampai sekarang logo yang
|
4
digunakan adalah logo itu,tetapi sebenarnya logo itu belum menggambarkan visi
misi dari sekolah ballet Marlupi tersebut.
2.1.2 Hasil survei pada kalangan penari ballet dan umum
Dari hasil survey yang dilakukan secara digital,penulis mendapatkan hasil
bahwa logo dari sekolah ballet International Dance Center/Marlupi ini masih
kurang menarik dan kurang menggambarkan citra sekolah ballet yang
fun,berkualitas dan disiplin.Banyak responder yang mengatakan bahwa logonya
terlalu kaku
untuk
sebuah sekolah ballet.Kebanyakan dari
mereka
merasa logo
sekolah ballet ini seperti logo perusahaan yang sifatnya serius sekali.Berdasarkan
survey dapat disimpulkan bahwa identitas visual sekolah ballet ini belum cukup
menggambarkan citra sekolah ballet yang meyakinkan.
2.2 Data umum
2.2.1 Ballet
2.2.1.1 Pengertian dan sejarah ballet
Ballet adalah sebuah seni tari istimewa yang ditarikan dengan cara
khusus di
atas panggung sehingga berbeda dengan tarian pada
umumnya.Tarian
ballet
menggunakan
langkah,
gerakan,
musik,
kostum dan
tata
rias,
serta
set
panggung untuk bercerita dan membakar imajinasi penonton. Untuk
dapat
menarikan
jenis tari
yang
telah
berumur lebih dari 400 tahun ini memerlukan
latihan yang tidak ringan untuk mencapai kesempurnaan namun menyenangkan
dan spektakuler untuk disaksikan. Semua ballet terdiri dari kombinasi tarian-
tarian
solo
(menari
sendiri),
pase
deux atau duet
(menari
berdua),
dan
tarian
bersama
(menari
dengan
jumlah
penari yang
banyak)
yang
para
penarinya
tergabung dalam corps de ballet.DKita
menyebut menari dengan memakai
pointe shoes berpita sebagai ballet. Ballet ini berasal dari Italia dan berkembang
di Prancis. Untuk dapat menari ballet, baik wanita maupun pria, membutuhkan
kerja keras dan waktu yang lama untuk mencapai kesempurnaan teknik, kekuatan
fisik, dan musikalitas. Selain itu yang lebih penting adalah diperlukannya disiplin
yang tinggi serta mental yang kuat dari setiap penari ballet. Yang membuat ballet
spektakuler dan berbeda dari
jenis
tari
lain
adalah para
ballerina-nya
memakai
pointe
shoes
atau toe
shoes
saat
menari.
Menari
sambil
berjinjit
dengan
mengenakan sepatu
yang keras
membuat ballet
menjadi spektakuler. Tentu saja
menari dengan
mengenakan pointe shoes
harus ditunjang dengan bentuk kaki
yang lurus serta teknik yang tinggi. Ballet danseur atau penari ballet pria tidak
memakai
sepatu jenis
ini,
sejak
mula hingga seterusnya mereka
memakai soft
shoes yang
lebih
fleksibel. Namun begitu untuk dapat menari dengan baik tetap
dibutuhkan kekuatan kaki karena mereka harus melakukan gerakan-gerakan yang
hebat
bahkan
lebih
hebat
dari
ballerina.
Karena
bahkan
dalam menari
ballet
sekalipun, seorang ballet danseur harus menunjukkan maskulinitasnya.
|
5
2.2.1.2 Teknik Dasar Ballet
Berlatih
ballet
dalam
les
ballet,baik
dimulai
saat
masih
anak-anak
atau
saat dewasa dimulai dari dasar.Semua pemula akan mempelajari dasar-dasar les
ballet termasuk cara berdiri yang benar,membentuk poin dan gerakan-gerakan
dasar lain yang tidak memerlukan
teknik
tinggi.Namun
demikian
terkadang
seseorang tidak terlalu memperhatikan tahap ini sehingga ketika ia belajar pada
tingkat yang lebih tinggi mereka tidak dapat melakukan teknik-tekniknya dengan
baik,dengan
kata
lain
bila
mereka
tidak
handal
dalam teknik
itu,mereka dapat
terkena
cedera.Hal
ini
erat hubungannya
dengan
kedisiplinan
seseorang.Kedisiplinan
merupakan
suatu
poin
penting
dalam mempelajari
ballet.Kedisiplinan tersebut akan merangsang pola piker dan sikap mental positif
dari anak bahwa untuk mencapai suatu tujuan ,perlu usaha ,proses dan
ketekunan.Untuk
menunjang itu semua kita membutuhkan sekolah yang mampu
memberikan pembelajaran yang baik dengan silabus yang terstruktur.
2.2.2 Marlupi Ballet
Marlupi Dance Academy berdiri pada tahun 1956 oleh Marlupi Sijangga
di Surabaya.Pada tahun 1993 akademi ballet ini mulai dibentuk di Jakarta oleh
putrinya
yang bernama
Fifi Sijangga.Semenjak itu Marlupi Dance Academy
berkembang
hingga
memiliki
lebih dari
40 studio,50
guru dan
lebih dari
2500
murid
di
Indonesia. Akademi
ini
dikelola
oleh
para
guru
profesional
yang
berdedikasi untuk mendidik penari untuk menjadi yang terbaik. Dengan memiliki
tinggi -
tim yang berkualitas, akademi dan siswa terus-menerus akan maju ke
tahap lebih tinggi dalam pendidikan seni khususnya dalam menari.
Program Akademi adalah Ballet pemeriksaan di aliansi dengan Royal Academy
of
Dance,
Ballet
pemeriksaan
dalam aliansi
dengan
Beijing
Dance
Academy,
Ballet kinerja teater, 'resital balet, dan Mahasiswa Mahasiswa resital Jazz.
Marlupi Dance Academy juga secara signifikan berpartisipasi dalam acara-acara
yang
luar
biasa
seperti:
Holiday kursus bagi
mahasiswa
yang
diselenggarakan
oleh Royal Academy of Dance dan Beijing Dance Academy, dan balet
Internasional dan kompetisi jazz di seluruh dunia.
Sebagai
sebuah
akademi
tari
besar di Indonesia, Marlupi Dance Academy
berkomitmen
untuk
mempromosikan
standar
keunggulan
dalam penari
balet
muda. Hal ini dicapai dengan terus memajukan pengetahuan Marlupi Dance
Academy guru dan keterampilan mengajar melalui seminar dan pelatihan, dan
juga dengan mendorong murid-murid
mereka untuk mengamankan kesadaran
yang lebih besar dari tari melalui kinerja panggung dan dengan memiliki
program dengan sekolah ballet terkenal.
|
![]() 6
2.2.3 International Dance Center Marlupi
International
Dance
Center.International
Dance
Center (IDC)
adalah suatu
institusi
pendidikan
non-formal
yang
bergerak di bidang seni tari khususnya
ballet, modern dance, modeling dan pillates. IDC didirikan pada tahun 2002 oleh
Yole
Talula
di
Jakarta. Pada tahun 2002
akademi
mulai
terbentuk
di
Jakarta,
tepatnya di Jl. Anggur III No.1 Cipete, Jakarta Selatan. Sejak itu, IDC
berkembang menjadi 3 studio, 6 guru dan memiliki murid berjumlah ratusan di
Jakarta serta memiliki 1 cabang di daerah Kelapa Gading dengan
nama Jakarta
Dance Center (JDC) yang memiliki 4 orang guru dan puluhan murid. Akademi
ini dikelola oleh nyonya Yole Talula dan para guru profesional dan berdedikasi
untuk mendidik penari untuk menjadi yang terbaik. Dengan memiliki mutu tinggi
serta tim yang berkualitas, akademi dan siswa terus-menerus akan maju ke tahap
lebih tinggi dalam pendidikan seni khususnya dalam menari.
Berikut adalah bagan Stuktur Organisasi dari International Dance Center:
Tabel 1.1 Bagan Struktur Organisasi IDC
1)
Owner (Yole Talula):
Gambar 2.1
Sebagai pemilik sekaligus pimpinan International Dance Center yang mengatur
semua kegiatan yang ada di dalam IDC serta bertanggung jawab terhadap
kelangsungan sanggar ballet ini.
2) Bendahara (Ida Farida):
Sebagai pengatur keungan IDC serta menerima pembayaran uang masuk maupun
uang les setiap bulannya.
3) Sekretaris (Nova Suprapto):
Bertugas membantu untuk memberitakan pengumuman yang ada kepada para
guru maupun murid secara tertulis dan
mencatat
data
murid.
Bersama
dengan
owner membantu dalam bidang operasional di dalam IDC.
4) Pengajar/Guru (Yuniki Salim, Nevine Rafa, Leonie Ariesa, Monica Djauhari,
Dewi) :
Bertanggung
jawab
untuk
mendidik
murid-murid
yang berlatih
di
IDC.
Selain
itu,
pengajar
juga
dibekali
kemampuan
untuk
menguasai
cara
mengajar
yang
|
7
baik, cara
melihat anatomi tubuh, serta yang terpenting adalah keamaanan pada
saat latihan agar tidak menimbulkan
cedera bagi para murid. Masing-masing
pengajar adalah individu yang ahli pada bidangnya.
Pada awalnya, IDC hanya sebuah studio yang didirikan oleh seorang ibu
(Nyonya Yole Talula) untuk kepentingan
berlatih kedua orang putrinya yang
merupakan penari balet (ballerina) yakni Ketzia Emelda , Krizia Alexa, sehingga
awalnya hanya digunakan secara pribadi. Untuk membudidayakan studio tersebut,
agar lebih sering digunakan sekaligus agar dapat dijadikan lapangan pekerjaan,
maka
pemilik
bekerja
sama
dengan
sekolah
ballet
tempat anaknya
belajar
(Marlupi Dance Academy) untuk menjadikan International Dance Center sebagai
salah satu cabang mereka. IDC menawarkan kelas-kelas balet dengan tenaga
pengajar dari Marlupi
Dance Academy. Selain kelas ballet, di IDC tersedia
juga
kelas
untuk Modern Dance, Modeling, Pilates, dan
membuka
penyewaan studio.
Studio
di
IDC
mengikuti
ukuran dan
standard
internasional,
hal
tersebut dapat
dilihat
dari
lantai
yang berbahan karet
berlapis, bar
(palang
kayu
untuk
tempat
pegangan
sewaktu
pemanasan),
kaca,
air conditioner, serta ketinggian langit-
langit.
Tenaga
pengajar
dari IDC
merupakan
individu
yang
kompeten
dan
dibidangnya.
Selain
itu
yang
menjadi
keunggulan IDC adalah
para
tenaga
pengajarnya memiliki kemampuan berbahasa asing (minimal bahasa Inggris) yang
cukup fasih sehingga mempermudah komunikasi
antara
pengajar
dan
muridnya
yang rata-rata berasal dari luar negeri.Selain itu, para pengajar IDC adalah
pengajar
profesional yang
bersertifikasi
Royal Academy
of
Dance
London.
Para
pengajar di IDC juga memiliki rasa perduli terhadap para muridnya, hal tersebut
dapat dilihat dari kegiatan belajar mengajar dimana pengajar membenarkan posisi
maupun gerak setiap murid agar terlihat sempurna. Para pengajar juga diharuskan
untuk mengerti dan memahami anatomi tubuh setiap muridnya, karena setiap
orang
memiliki
postur
tubuh
yang
berbeda-beda sehingga
dalam pengajarannya
dapat berbeda pula. International
Dance Center didirikan
untuk merangkul
individu dan mengembangkan bakat mereka untuk menari dengan penuh semangat
tanpa membeda-bedakan kualitas setiap
murid sehingga setiap murid merasa
dihargai, serta memiliki metode pengajaran yang fun atau menyenangkan.
Kurikulum balet di
IDC memakai kurikulum dari
Royal Academy of Dance
(RAD) yang merupakan ballet academy di London yang terkenal di seluruh dunia
sebagai wadah pelatihan dan munculnya penari-penari terbaik, baik secara edukasi
dan
produktivitas.Sertifikat
tes
kelulusan
serta
tenaga
penguji
tes ballet
di
IDC
berasal dari RAD. Hal ini
memberikan bukti bahwa para penari ballet
yang
lulus
dari
IDC memiliki
kualitas
yang
sama
dengan
penari ballet
RAD London.
Para
lulusan IDC mendapatkan ijazah RAD akan mendapat gelar yang disebut ARAD
(Advanced Royal Academy of Dance). Ijazah yang didapat oleh para
murid ballet
IDC berupa ijazah lokal dan ijazah RAD.
Selain itu, berbeda dengan sanggar
ballet lainnya, di IDC
semua
murid
ballet
diberikan kesempatan untuk ikut dalam ujian kenaikan tingkat dari RAD London.
Di beberapa
sanggar ballet
lain, hanya
murid-murid
yang memiliki
kualitas
dan
postur tubuh yang bagus saja yang boleh ikut ujian dari Royal Academy of Dance,
maka ada beberapa murid pindahan dari sanggar lain datang ke IDC untuk belajar
|
![]() 8
dan dapat mengikuti ujian berstandar internasional tersebut. Setiap murid
diberikan kesempatan untuk menari di depan para penguji memang dihadirkan dari
London
dan
mendapat
sertifikat
berstandar Internasional dari Royal
Academy
of
Dance
London.
Hal
ini
dimaksudkan
agar para
penguji dari Royal
Academy
of
Dance dapat melihat kualitas para murid IDC dan memacu para murid untuk dapat
lebih
bersungguh-sungguh
dalam menekuni
balet
dan
dapat
berprestasi
Sekolah
ballet ini memiliki 4 kelas yang terdiri dari kelas ballet klasik,kelas modern dance
,kelas pilates dan kelas modeling.Pesertanya pun bervariasi
mulai dari anak
yang
berumur 2 ½ tahun sampai dengan orang dewasa. Kelas ballet klasik ini sudah
berdiri
lama,namun
item-item promotional serta identitas
visualnya kurang
menarik.Dengan
memperbaiki identitas
visual
dari
sekolah
ballet
International
Dance Centre tentunya akan menarik lebih banyak murid baru bagi sekolah ballet
ini.
2.2.3.1 Visi
International Dance Center adalah sekolah ballet yang memiliki kualitas tinggi
dalam pengajaran yang diberikan sehingga melahirkan murid-murid yang
memiliki kualitas tarian yang sesuai dengan standard tarian ballet kelas
International ".
2.2.3.2 Logo
Gambar 2.2
Gambar 2.3
International Dance Center-Marlupi memiliki 2 macam kelas yaitu:
Kelas ballet klasik
Kelas ini merupakan kelas utama di sekolah ballet ini.Kurikulum yang digunakan
berdasarkan
Royal
Academy
of
Dance-London. Kelas
ballet
klasik
ini
idealnya
dimulai sejak umur 4 tahun sehingga pada umur 16 tahun murid tersebut sudah bisa
menjadi penari ballerina yang sempurna.Kelas ballet klasik ini terdiri dari 16 level
yaitu:
1. Pre School
2. Pre Primary
3. Primary
4. Grade 1
5. Grade 2
6. Grade 3
7. Grade 4
8. Grade 5
|
![]() 9
9. Grade 6
10. Grade 7
11. Grade 8
12. Intermadiate Foundation
13. Intermadiate
14. Advance Foundation
15. Advance 1
16. Advance 2
Kelas modern dance
Kelas
ini
menggunakan
kurikulum
yang
berdasarkan
Imperial Society of
Teachers of Dancing-London yang terdiri dari 9 kelas,yaitu:
1. MD Babies
2. MD Kids
3. MD Teens
4. Pre Primary
5. Primary
6. Grade 1
7. Grade 2
8. Grade 3
9. Grade 4
Kelas-kelas yang telah disebutkan
diatas
merupakan
kelas
yang
masih
berkerja
sama
dengan
Marlupi.Diluar kelas tersebut
International
Dance
Center
juga
memiliki
kelas
tambahan ,yaitu:
Kelas modeling
Kelas ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu kelas untuk anak-anak dengan batas umur
4-10 tahun dan kelas untuk remaja dengan batas umur 11-17 tahun.
Kelas pilates
2.3 Target Sasaran
Demografis
Seks
: Perempuan
Usia
: > 6 tahun
Pendidikan
: TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Kelas sosial
: A
Geografis
Sasaran umum : DKI Jakarta
Kelas sosisal : A
|
10
Psikografis
Personality:
-Menyukai seni tari
-Disiplin
-Feminim
-Dinamis
Behaviour :
-Mencintai seni tarian ballet
-Memiliki sifat disiplin dan rajin mengulang latihan tarian
Lifestyle
-Menggunakan
bahasa Inggris sebagai
bahasa
pengantar
sehari-
hari.
-Berpendidikan.
-Lingkungan keluarga yang terbiasa dengan hal-hal yang
bergengsi.
-Memiliki kendaraan pribadi.
-Memiliki orang tua yang berpendapatan lebih dari cukup.
2.4 Analisa SWOT
2.4.1 Strength
-
IDC merupakan sekolah ballet yang memiliki kualitas tinggi dalam
pengajaran yang diberikan sehingga melahirkan murid-murid yang
memiliki kualitas tarian yang sesuai dengan tarian standard tarian ballet
kelas International.
-IDC memiliki kurikulum yang mempunyai standard internati-
onal yaitu menggunakan kurikulum berbasis Royal Academy of
Dance-London.
|
11
-
IDC
merupakan
cabang
dari
sekolah ballet yang
memiliki
cabang
terbanyak di Jakarta dan Surabaya.
-
Memiliki studio ballet yang memiliki standard internasional.
2.4.2 Weakness
-Desain tidak memiliki sistem.
-Logo yang digunakan tidak mengandung konsep yang jelas.
-Keterbatasan tempat untuk membuka studio baru karena faktor
lokasi.
2.4.3 Opportunities
-Pasar masih berkembang karena minat yang masih tinggi akan seni tari.
-Meningkatnya peminat tarian ballet di Indonesia.
2.4.4 Threat
-Kompetitor sejenis yang lebih gencar melakukan promosi serta sudah
memiliki
sistem
dalam perusahaannya
dapat
membuat
IDC
kurang
dikenal di masyarakat.
-Pada masa
sekarang ini, trend seni hiphop lebih berkembang pesat dan
lebih diminati oleh kaum muda pria maupun wanita dibandingkan ballet.
-Mulai bermunculannya sekolah ballet baru yang memiliki identitas
visual yang lebih menarik walaupun kualitas tarian dan didikannya
dibawah IDC.
|
12
BAB 3
TUJUAN MASALAH
3.1 Identifikasi Masalah
Kurang kuatnya
identitas visual dari sekolah ballet International Dance Center-
Marlupi
ini sehingga kurang
menggambarkan citra sebuah sekolah
ballet yang
meyakinkan dan berkelas.
3.2 Rumusan masalah
Bagaimana merancang identitas visual yang dapat menggambarkan citra sekolah
ballet yang memiliki standard International dan menarik.
3.3 Tujuan Desain
Memberikan
identitas
visual
baru
yang
menarik
dan
mencitrakan keunggulan
dari sekolah ballet International Dance Center-Marlupi.
|
13
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1
Corporate Identity
Corporate
identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi
graphis dari image
dan identitas suatu perusahaan. Sebagai
bentuk
visual,
corporate identity menampilkan simbol
yang
mencerminkan image yang
hendak disampaikan. Sebagai
suatu ekspresi
grafis, sebuah identitas perusahaan dapat
diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan
tersebut.(Willian Golden, Print Magzine, 1959)
Secara general, Corporate Identity terdiri dari
nama
perusahaan, logo (logotype dan / atau logogram), slogan, dan
beberapa
item-item pendukung
yang
biasanya
dikumpulkan
dalam sebuah
buku
pedoman(guidelines)
atau
biasa
disebut
juga Graphic Standard Manual. Pedoman ini mengatur
bagaimana identitas diterapkan atau diaplikasikan dan palet-
palet warna yang boleh atau harus dipakai, tipografi, tata letak
halaman dan metode-metode lain dengan tujuan menjaga
kesinambungan visual dan brand recognition pada-pada item-
item visual mereka.
4.1.1.1 Teori Corporate Identity
Jika dilihat dari dunia marketing, identitas
perusahaan adalah sebuah pesona dari suatu
perusahaan yang dirancang agar sesuai dengan dan
memfasilitasi pencapaian tujuan bisnis. Biasanya
tampak dimanifestasikan melalui branding dan
penggunaan merek dagang. Seperti layaknya
manusia perusahaan juga mempunyai kepribadian.
Perbedaannya identitas perusahaan harus dibuat
sesederhana mungkin, tidak seperti manusia yang
punya kepribadian yang kompleks.(Big Brand.
Designer Books,2008)
Sebuah
corporate
identity yang
efektif
harus
memiliki karakter-karakter sebagai berikut:
-
Simbolisme
yang
sederhana
tetapi
mengena.
Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi
identitas brand-package-symbol yang baik.
Semakin sederhana suatu simbol, semakin jelas
|
14
pula
pesan
yang
hendak
disampaikan. (Napoles,
Veronica. Co1porate ldentily Design. New York:
Van Nostrand Reinhold, 1988. p. 23.)
-
Mempunyai
pemicu
visual
yang
kuat.
Sebuah
simbol yang efektif harus mampu memicu respon
terhadap suatu produk atau perusahaan..
-
Identitas
sebagai
alat promosi
dan pemasaran.
Corporate identity ada1ah alat promosi yang
sangat
efektif
dan
aktif.
Walaupun
kampanye
untuk
suatu
iklan
produk
berakhir, tetapi identitas
tetap dipakai sampai bertahun-tahun.
4.1.1.2 Fungsi Corporate Indentity
Selain
berfungsi
sebagai identitas
perusahaan,
corporate identity juga
mempunyai
fungsi-fungsi
lain, antara lain :
o
Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.
Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan
dengan rencana perusahaan tersebut, bagaimana
perusahaan itu sekarang dan bagaimana di masa
yang
akan
datang.
Selain
itu corporate
identity
harus dapat dengan tepat mencerminkan image
perusahaan, melalui produk dan jasanya.
o
Perusahaan dengan
image
yang
positif
berpeluang
besar
untuk mengembangkan sayapnya dan
memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen
yang telah
lama
memakai produk
dari
perusahaan
tersebut akan dengan setia terus memakai produk
itu. Mereka akan lebih menerima karena telah
membuktikan
sendiri
bahwa produk
itu
benar-
benar cocok untuk mereka.
Jika dikaitkan dengan kasus yang dialami
International
Dance
Center ,bisa
dikatakan
terdapat
kaitan
dengan
hal
tersebut
diatas, Pat
Mason
Knapp dalam buku
Identity Design
Sourcebook (Rockport Publisher Inc, 2004)
menyatakan bahwa identitas yang mudah diingat
dan kuat sangatlah krusial . Corporate identity
yang terjaga dan diaplikasikan secara konsisten
akan memperkuat ikatan antara bisnis dan
pelanggan mereka.
Jika
dikaitkan dengan kasus
brand,
menurut
Ken
Carbone
(Carbone Smolan
Agency, New York), salah satu karakteristik kunci
yang
harus
dimiliki oleh
brand
yang
baik
adalah
|
15
kemampuan suatu brand menyentuh emosi
audiensnya, entah dengan cara apa, maka brand itu
akan menjadi hidup dan akan selalu dikenang.
4.1.1.3 Teori Media Aplikasi Corporate Identity
Tahap terakhir dari proses desain corporate
identity
adalah
aplikasi.
Dalam tahap
ini
seorang
desainer komunikasi visual harus tahu apa yang
penting dan efektif untuk bentuk desain
komunikasi
visual
ini,apakah
itu aplikasi
pada
business stationery, catalog, daftar harga, gedung
perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk
menciptakan suatu
sistem komunikasi
visual
yang
efektif
dan
menyatu. Berkonsultasi dengan klien juga sangat
penting dalam tahap ini. Karena bagaimanapun
juga merekalah yang selama
ini berurusan dengan
perusahaan tersebut dan
merekalah
yang
paling
banyak tahu tentang perusahaan tersebut dan apa
yang dibutuhkan.
4.1.2
Teori Logo
Logo
mungkin
adalah
suatu elemen yang paling banyak
digunakan
dalam keseluruhan
desain.
Namun
demikian,
meskipun
logo
adalah
bagian
yang
esensial
dalam sistem
desain, tetap saja logo bukan segalanya. Logo hanyalah suatu
permulaan. Kriteria
logo
yang baik antara
lain
adalah
harus
original dan khas, mudah dibaca dan diingat, sederhana,
sesuai dengan kriteria produk
dan
mudah
diterapkan
dalam
media grafis.
Kriteria logo yang baik menurut Siebert dan Ballard,
antara lain adalah:
o
Mampu
berdiri
sendiri,
baik
logo
maupun
logotype-nya
o
Mencerminkan image positif dari perusahaan
tersebut
o
Memiliki arti.
o
Memberikan diferensiasi dari kompetitornya
o
Bersifat
fleksibel sehingga dapat diterapkan
dalam semua aplikasi yang dibutuhkan dengan
berbagai ukuran yang berbeda
o
Logotype
harus
mudah
dibaca
dalam
berbagai
ukuran
|
16
o
Logogram harus
mudah
diartikan
oleh
setiap
orang
o
Cocok diterapkan dalam dasar warna
hitam
putih maupun warna.
Pembagian logo secara sederhana terbagi menjadi
dua
bagian,
yakni
nama
brand
(logotype) dan
lambang
(logogram). Pada logotype, nama
perusahaan digunakan sebagai logo utama dimana
logo
tersebut dibuat dari huruf khususnya bergaya
tipografi
yang digunakan secara konsisten.
Sedangkan logogram merupakan symbol visual
yang dapat merepresentasikan suatu perusahaan
secara
konsisten.
Selain
sebagai
logotype dan
logogram, sebuah logo dapat pula terdiri dari
gabungan keduanya.
4.1.3
Sistem Desain
Menurut
OrangeSeed
Design,
sebuah
sistem desain
terbentuk dari logo, artwork, gambar (baik fotografi maupun
ilustrasi), warna, tipografi dan elemen grafis lainnya yang
membuat sebuah desain menjadi unik.
Aturan dan prosedur pengunaan masing-masing elemen harus
dijabarkan
secara
mendetil
dalam corporate
style
guidelines,
untuk menciptakan konsistensi
konsistensi
dalam
keseluruhan item yang termasuk dalam proyek perusahaan.
Fungsi
sistem
desain
adalah
untuk
bercerita,
mengkomunikasikan kepribadian dan karakter perusahaan,
membangun loyalitas terhadap brand, dan memberikan
petunjuk
yang menggambarkan
hubungan antara berbagai
macam
hal
yang
berbeda
dalam
tampilan
sebuah
perusahaan, sehingga terbentuk sebuah konsistensi. Cara yang
paling efektif untuk menjaga konsistensi sistem desain adalah
dengan menentukan dan membukukan sistem itu kedalam
suatu style guidelines.
4.1.3.1 Style Guidelines
Style
guidelines
adalah
aturan dan
standarisasi yang harus dipatuhi dalam
menciptakan desain apapun untuk suatu
perusahaan.
Style guidelines
mempunyai
banyak nama alias yang diantaranya adalah
Brand Standards, GSM (Graphic Standard
Manual) atau
Standar
Grafis
Manual,
Identity Guidelines, dan lain-lain. Namun
|
17
4.1.4
Teori Tipografi
pada dasarnya mereka mempunyai satu
fungsi dan tujuan yang sama.
Panduan ini diperlukan untuk mencegah
perubahan desain. Sebab seringkali baik
disengaja ataupun tidak, seiring waktu
berjalan maka otomatis desain ikut berubah
dan mengalami
pergeseran gaya dari satu
desainer ke desainer lainnya.
Pemilihan
typeface
yang
dipakai
dalam
pembuatan
logo
dan
implementasi
desain
lainnya sangatlah
penting.
Suatu
jenis
typeface dapat merefleksikan identitas, karakter atau sikap
tertentu. Huruf atau aksara
bukan
hanya
sekedar dibaca,
namun
juga merupakan suatu fenomena visual yang dilihat sekaligus
dirasakan. Ekspresi tipografi yang tepat dapat meningkatkan dan
memperjelas komunikasi.
Ada
dua
jenis
typeface di
dalam tipografi
modern,
yaitu
serif dan sans
serif. Serif
mempunyai perbedaan ketebalan dan
mempunyai
lidah
pada
ujung-ujungnya. Sans
serif
merupakan
typeface yang sederhana, tidak mempunyai perbedaan ketebalan
pada lidah ujung-ujungnya.
Dalam
buku
Tipografi
dalam Desain
Grafis,
karya
Danton
Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan
pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah
menjadi sajian
utama komunikasi
grafis yang berbentuk buku, catalog atau
brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual,
maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat
penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.
Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat beberapa
kriteria yang harus, terpenuhi antara lain :
1. Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi
tertentu
yaitu
harus dapat dilihat secara jelas.
2. Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut
3. Legibility adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut
4. Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut
4.1.5
Teori Warna
Menurut
Russel,
1992,
salah
satu
unsur
yang paling
serbaguna
untuk sebuah desain adalah
warna. Warna dapat
menarik perhatian dan
|
![]() 18
membantu menciptakan sebuah mood. Bergantung pada daya tarik suatu
karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut :
1. Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.
2. Warna
memiliki bahasa psikologis
yang
menyusun
mood
karya
tersebut.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1
Strategi Komunikasi
Menjadi
identitas visual baru yang dapat mencitrakan
keunggulan
dari
International
Dance
Center
dengan harapan
akan
menjadi
sekolah ballet
yang lebih menarik di mata komunitas
penari
ballet
ataupun
masyarakat
kalangan menengah ke atas.
4.2.2
Fakta Kunci
Dari strategi komunikasi yang bertujuan agar menjadi sekolah ballet yang
lebih menarik di mata komunitas penari ballet ataupun masyarakat kalangan
menengah
ke
atas
tersebut,maka fakta
kunci
yang
mendukung
strategi
tersebut adalah:
Identitas visual International Dance Center tidak mencitrakan
keunggulan dari sekolah ballet ini.
Orang atau target yang perduli akan perubahan identitas visual ini
adalah orang-orang yang sudah terbiasa dengan lingkungan ballet
atau sudah turun temurun dari keluarganya diberikan pendidikan
tarian ballet.
Target mempunyai appreciate tinggi terhadap dunia tarian ballet.
Banyaknya wanita yang tertarik akan tarian ballet.
4.2.3
Profil Target
Target Primer ( Target Umum)
Demografis
Jenis kelamin : Perempuan
Usia
: >
6
tahun
Pendidikan
: SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi
Kelas Sosial : A
|
![]() 19
Geografis
Tempat tinggal
: Kota-kota besar atau Ibukota Propinsi
Wilayah
: Jakarta
Psikografis
Personality
: Feminim, ceria,aktif dan manis
Behaviour
:
Menyukai tarian ballet.
Suka bersosialisasi.
Lifestyle
: Berpendidikan.
Sekolah dengan bahasa pengantar bahasa asing.
Memiliki kendaraan pribadi.
Menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-harinya.
Target Sekunder
Demografis
Jenis kelamin : Perempuan
Usia
: > 27 tahun (Ibu-ibu rumah tangga)
Pendidikan
: Perguruan Tinggi
Kelas Sosial
: A
Geografis
Tempat tinggal
: Kota-kota besar atau Ibukota Propinsi
Wilayah
: Jakarta
Psikografis
Personality
: Disiplin
Behaviour
: Menyukai hal yang elegan dan artistic.
Memperhatikan prestasi anaknya.
Menyukai tarian ballet.
|
20
Pernah belajar ballet.
Lifestyle
: Berpendidikan.
Memiliki kendaraan pribadi.
Menggunakan bahasa Inggris dalam
berkomunikasi dengan anaknya.
4.2.4
Isu yang dikomunikasikan
Identitas visual yang digunakan saat ini tidak mencerminkan keunggulan dari
sekolah ballet ini,monoton /tidak jauh berbeda dibandingkan dengan identitas
visual sekolah ballet lainnya.
4.2.4.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dari perancangan ulang identitas visual
International
Dance
Center ini
adalah
agar
dapat
menjadi
identitas
visual
yang
menarik
dimata
target audience,
yang
secara tidak
langsung akan berpengaruh dalam meningkatkan
minat
para
perempuan
untuk
belajar
ballet
di International
Dance Center.
4.2.4.2 Unique Selling Proposition
International
Dance
Center memiliki
perbedaan
yang
membuat sekolah ballet ini memiliki kelebihan dibandingkan
dengan
sekolah
ballet
lainnya
yaitu
guru-gurunya
yang
hampir
80%
bisa
berbahasa
Inggris
sehingga
sekolah
ballet
ini
dapat
menerima
murid-murid dari berbagai
kebangsaan.Kelas-kelas di International Dance Center di bagi
menjadi 2 jenis yaitu kelas dengan bahasa pengantar bahasa
Indonesia dan kelas yang menggunakan bahasa pengantar
dengan bahasa Inggris.Hal
inilah
yang
membuat sekolah
ballet
ini berbeda dan lebih
unggul dari segi pelayanan
maupun kualitas pengajaran yang diberikan
4.2.4.3 Positioning
International
Dance Center
adalah sekolah
ballet
yang
memiliki kualitas tinggi dalam pengajaran
yang
diberikan sehingga melahirkan murid-murid
yang
memiliki kualitas tarian
yang sesuai dengan standard
tarian ballet
pada kelas International.
4.2.4.4 Big Idea
|
21
Sekolah ballet dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.
4.2.4.5 Keywords
Global,klasik dan elegan.
4.2.5
Strategi Desain
4.2.5.1 Looks, Mood, Tone & Manner
Perancangan ulang identitas visual ini bertujuan agar dapat
menjadi identitas visual yang dapat mencitrakan keunggulan
sekolah ballet ini dengan jelas.Looks,mood dan manner yang
dipergunakan adalah:
Global
Klasik
Elegan
Feminim
Clean
Soft color
4.2.5.2 Strategi verbal
Sesuai dengan profil target audience dan konsep perancangan
identitas visual ini maka digunakanlah gaya bahasa yang
sesuai, menarik, namun deskriptif dan tidak kaku .
4.2.5.3 Strategi visual
Warna
:
Soft pink,soft peach,mocca,maroon dan abu-
abu yang sesuai dengan mood ballet itu sendiri.
Tipografi
: Penggunaan tipografi akan menggunakan
jenis Serif untuk membangkitkan mood
klasik dan global dari sekolah ballet Interna-
tional Dance Center.
Layout
: Elemen dan motif desain disesuaikan dengan
mood yang diinginkan yaitu lebih mengarah
ke permainan clearspace,vector dan penataan
foto.Layout diharapkan dapat memberikan
visualisasi dari konsep sekolah ballet itu sendiri.
Fotografi
: Gaya foto yang digunakan dalam materi-
materi promosi harus memiliki tone yang
anggun dan manis agar foto senada dengan
mood layout ,tipografi dan logo.
|
22
4.2.6
Pemilihan item pendukung
Aplikasi
lebih
ditekankan
pada
logo
serta
rancangan-rancangan
pendukung lainnya, seperti:
Logo
Graphic Standard Manual
Stationery (Kop Surat, amplop, kartu nama dan map)
Brosur
Kwitansi
Merchandise
Kaos dan mantel
Situs web
Stempel
Tote bag
|
![]() 23
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN MASALAH
5.1 Konsep Visual
5.1.1 Visual
Hasil visual yang ditentukan setelah melakukan riset dan
melihat berbagai referensi yang bernuansa
klasik,feminism,global
dan
elegan.Berdasarkan referensi
berikut ternyata
gaya visual
yang ada lebih cenderung ke
gaya visual yang sederhana yang dipadukan dengan
permainan warna-warna yang natural dan lembut.
5.1.2 Tipografi
Typeface Imprint MT Shadow yang diaplikasikan pada
logotype
disesuaikan
dengan
salah
satu keywords yaitu
klasik.
Gambar 5.1
5.1.3 Warna
Dalam hal warna agar sesuai dengan mood yang
global,klasik dan elegan maka digunakan warna-warna
|
![]() 24
lembut dan natural.Perpaduan warna-warna ini akan
membangkitkan kesan feminim,anggun,elegan dan klasik.
5.2 Hasil Visual
5.2.1 Logo
Hasil visual pada item-item yang dibuat untuk pembentukan
identitas visual International Dance Center adalah:
Logo
Gambar 5.2
Logo diatas mewakili factor-faktor kunci yang dimiliki oleh International
Dance Center.Logotype menggunakan font serif berwarna coklat yang
merepresentasikan sekolah ballet yang klasik.Logogram merupakan
gambaran dari tujuan semua ballerina disemua negara, yaitu dapat
menari dengan pointe shoes.Selain itu pointe shoes juga menjadi symbol
dari sisi feminim dan menjadi warna dominan bagi seluruh desain-desain
yang diterapkan.
|
![]() 25
5.2.2 Graphic Standard Manual
Gambar 5.3
Ini adalah buku yang berisi tentang penjelasan mengenai logo mulai dari
bentu, warna, tipografi, proporsi ukuran, aturan logo yang diperbolehkan
dan
yang
dilarang,
hingga
penerapan
logo
dalam berbagai
media
aplikasi.Aturan-aturan yang ada dalam buku pedoman ini harus benar-
benar
dipahami
secara
menyeluruh
dalam pelaksanaanya
di
lapangan.Tujuannya agar penerapan identitas perusahaan tetap konsisten.
|
![]() 26
5.2.2 Kartu nama
Gambar 5.4
5.2.3 Amplop
Gambar 5.5
5.2.4 Kop Surat
Gambar 5.6
|
![]() 27
5.2.5 Map
Gambar 5.7
5.2.6 Stempel
Gambar 5.8
5.2.7 Situs web
Gambar 5.9
|
![]() 28
5.2.8 Kaos & Mantel
Gambar 5.10
5.2.8 Merchandise
Gambar 5.11
5.2.8 Booth Receptionist
Gambar 5.12
|