BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini
yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
1.   Literatur
Pencarian data melalui media cetak dan digital yang umumnya adalah buku-buku,
catatan, artikel majalah, maupun website
yang
memiliki
hubungan dengan tema
yang diangkat mengenai Perusahaan Listrik, khususnya PT PLN (Persero).
2.   Wawancara & Survey
Wawancara dan bekerjasama secara langsung dengan Bapak Ova Kurniawan dan
Bapak Ahmad Hidayat selaku internal PLN di bagian Sekretaris Perusahaan yang
menjadi
mentor
saya
saat
melakukan research internal untuk mendapatkan
berbagai
informasi
yang
saya
perlukan
dalam mendukung
pengerjaan
proyek
Tugas Akhir saya. Berbagai survey juga dilakukan baik kepada Target Audience
guna mendapatkan data tambahan yang diperlukan.
2.2
Profil Perusahaan
PT PLN (Persero)
Kantor Pusat
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160, Indonesia
Telp
: +62 21 7251234
Fax
: +62 21 7204929
Web
Gambar 2.1
(Logo PLN)
2.21
Visi, Misi dan Moto
Visi
Diakui
sebagai
perusahaan
kelas
dunia
yang
bertumbuhkembang,
unggul
dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi
1.   Menjalankan
bisnis
kelistrikan
dan
bidang
lain
yang
terkait,
berorientasi
pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
2.   Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat
2
  
3
3.   Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
4.   Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
Moto
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life).
2.22     Nilai-nilai Perusahaan
Sejak awal berdiri, perusahaan telah
menanamkan nilai-nilai budaya
yang kuat dalam
menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan. Hal ini
tidak lepas dari falsafah kami yang berlandaskan:
1.   Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar
2.   Peka tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
3.   Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
4.   Kualitas produk
5.   Peluang untuk maju
6.   Inovatif
7.   Mengutamakan kepentingan perusahaan
8.   Orientasi pada peningkatan nilai investasi pemegang saham
2.23     Tujuan Strategis Perusahaan Tahun 2010 - 2015
Untuk mewujudkan visi dan misi, PT PLN (persero) menetapkan tujuan strategis untuk
periode 2010 – 2015 sebagai berikut:
1.   Memperbaiki kondisi keuangan PLN
2.   Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi
3.   memperbaiki kinerja operasional
Prioritas Jangka Pendek:
Mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir seluruh
wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas dan meningkatkan kemampuan pendanaan
jangka pendek.
Prioritas Jangka Panjang:
Bertransformasi menuju perusahaan kelas dunia yang menguntungkan dan dicintai
pelanggan dengan cara yang ramah lingkungan dan aman.
2.24     Sekilas Sejarah Perusahaan
Gambar 2.2
(Pembangkit Listrik PLN)
Gambar 2.3
(Kantor Pusat PLN)
  
4
PLN
memiliki
sejarah
panjang
dalam
industri
ketenagalistrikan
di
Indonesia.
Sebagai
satu-satunya
perusahaan
penyedia
listrik
di
tanah
air,
PLN
berusaha
untuk terus meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh komponen masyarakat
Indonesia.
Industri
energi
ketenagalistrikan
memegang
peranan
penting
dalam struktur
perekonomian
di
Indonesia. 
Perkembangan
ketenagalistrikan
di Indonesia
berawal
pada
abaad
19, saat
beberapa perusahaan asal
Belanda
yang bergerak
di
bidang
pabrik
gula dan
pabrik
teh
mendirikan
pembangkit
listrik
untuk
keperluan   sendiri. Antara   tahun   1942-1945   terjadi   peralihan   pengelolaan
perusahaan-perusahaan  Belanda  tersebut  oleh  Jepang,  setelah  Belanda
menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses  peralihan  kekuasaan  kembali  terjadi  di  akhir  Perang  Dunia  II  pada
Agustus  1945, 
selanjutnya sejak  pengalihan 
tersebut,  pada  1  Januari  1961,
Jawatan
Listrik
dan
Gas diubah
menjadi
BPU-PLN
(Badan
Pimpinan
Umum
Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang
dibubarkan  pada  tanggal  1 
Januari 
1965. 
Pada 
saat 
yang 
sama,  2  (dua)
perusahaan
negara
yaitu
Perusahaan
Listrik
Negara
(PLN)
sebagai
pengelola
tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola
gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan
Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan   (PKUK) dengan tugas yaitu
menyediakan tenaga
listrik
bagi
kepentingan
umum.
Seiring
dengan kebijakan
Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak
dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak  tahun 1994 status PLN beralih
dari
Perusahaan
Umum
menjadi
Perusahaan Perseroan
(Persero)
dan
juga
sebagai
PKUK  dalam  menyediakan  listrik  bagi  kepentingan  umum  hingga  sekarang,
sejak ditetapkannya UU No. 30/ 2009 tentang UU Ketenagalistrikan, pemerintah
memberikan
keluasan  kesempatan  bagi  pemerintah  daerah,  selain  perusahaan
swasta
untuk 
ikut
berperan
dalam
memberikan supply
listrik
bagi
masyarakat
Indonesia.
2.25
Anak Perusahaan
Gambar 2.4
(Logo Indonesia Power)
Gambar 2.5
(Logo bright – PLN Batam)
  
5
Gambar 2.6
(Logo PJB)
Gambar 2.8
(Logo ICON+)
Gambar 2.10 (Logo
PLN Batubara)
Gambar 2.7
(Logo PLN Enjiniring)
Gambar 2.9 (Logo
PLN Tarakan)
Gambar 2.11
(Logo PLN Geothermal)
Gambar 2.12
(Logo Geo Dipa Energi)
2.26
Unit Bisnis
PLN Wilayah Operasional Jawa Bali:
1.   Distribusi DKI Jaya & Tangerang - www.jakarta.pln.co.id
3.   Distribusi Jawa Timur - www.jatim.pln.co.id
PLN Wilayah Operasional Indonesia Barat:
1.   Wilayah Aceh - www.aceh.pln.co.id
2.   Wilayah Sumut - www.sumut.pln.co.id
4.   Wilayah Palembang - www.s2jb.pln.co.id
5.   Wilayah Riau dan Kepulauan Riau - www.riau.pln.co.id
  
6
PLN Wilayah Operasional Indonesia Timur:
3.   Wilayah Sulawesi Tengah dan Gorontalo - www.suluttenggo.pln.co.id
4.   Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat - www.sulselra.pln.co.id
2.27
Kegiatan Usaha
Gambar 2.13
(Kegiatan Usaha PLN)
Gambar 2.14
(Kegiatan Usaha PLN)
Sesuai
Undang-undang
No.30
Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan
dan
berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha perusahaan:
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:
a.   Pembangkitan tenaga listrik.
b.   Penyaluran tenaga listrik.
c.   Distribusi tenaga listrik.
d.   Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.
e.   Pengembangan penyediaan tenaga listrik.
f.
Penjualan Tenaga Listrik kepada konsumen.
2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:
a.   Konsultasi ketenagalistrikan.
b.   Pembangunan dan pemasangan peralatanketenagalistrikan.
c.   Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan
tenaga listrik.
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:
a.   Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.
b.   Pemberian
jasa
operasi
dan
pengaturan
(dispatcher)
pada
pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik.
  
7
c. Kegiatan
perindustrian
perangkat
keras
dan
lunak
di
bidang
ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik.
d.
Kerja
sama
dengan
pihak
lain atau
badan
penyelenggara
bidang
ketenagalistrikan
baik dari
dalam
maupun
luar
negeri
di
bidang
pembangunan, operasional,
telekomunikasi dan informasi terkait
dengan ketenagalistrikan.
e.   Usaha jasa ketenagalistrikan.
Pembagian kategori kegiatan usaha perusahaan:
1. Kegiatan Perencanaan
Kegiatan  yang   dilaksanakan   oleh   Perusahaan   sebagai   induk   perusahaan
termasuk
diantaranya perencanaan
pengembangan
fasilitas
tenaga listrik
(pembangkitan, 
transmisi  dan 
distribusi  secara 
umum)  dan 
penunjangnya,
rencana
pendanaan,  
pengembangan  
usaha  
dan  
organisasi  
serta  
SDM.
Kegiatan perencanaan dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup    pokok
kebijakan 
makro,   sedangkan   detilnya   dilakukan   oleh   satuan   organisasi
wilayah atau distribusi.
2. Kegiatan Pembangunan
Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga
listrik
pembangkitan,transmisi
dan
gardu induk merupakan tugas dari satuan
organisasi
konstruksi Proyek
Induk,
sementara
itu
pelaksanaan
pembangunan
jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan
distribusi. Kegiatan pembangunan proyek
kelistrikan
desa
yang
berasal
dari
pendanaan
APBN
adalah
merupakan
tugas
Pemerintah
melalui
Ditjen
Listrik
dan Pemanfaatan Energi.
3. Kegiatan Usaha/Operasi
Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangkit
tenaga
listrik
yang
terdiri
dari beberapa
jenis
pembangkit,
yaitu Pusat
Listrik
Tenaga
Uap
(PLTU)
berbasis
batubara,
gas
alam atau
bahan
bakar
minyak
(BBM), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), berbasis tenaga air sebagai penggerak
turbin,
Pusat
Listrik
Tenaga
Gas
(PLTG
gas
turbine)
berbasis
gas
alam atau
BBM, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi
dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.Selain itu, Perusahaan
juga
melakukan
pembelian
tenaga
listrik
yang
diproduksi oleh
pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa
jenis
pembangkit,
yaitu PLTU berbahan
bakar batubara,
Pusat
Listrik
Tenaga
Gas Uap (PLTGU-combined cycle) berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis
tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga
uap panas bumi dan
PLTD berbasis BBM.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu
induk
melalui
jaringan
transmisi
dengan
berbagai
tingkat
tegangan
seperti
Tegangan  Ekstra  Tinggi  (500  kV)  danTegangan  Tinggi  (150  dan  70  kV).
Semakin besar daya
yang
akan
disalurkan
melalui
kawat transmisi
berukuran
sama,  semakin  tinggi  tegangan  yang  diperlukan.  Tingkat  tegangan  di  gardu
induk
yang
berkapasitas
500
kV
atau
150
kV
akan
diturunkan
untuk
tujuan
distribusi kepada pelanggan.
  
8
Kategori  pelanggan  besar  dilayani  dengan  jaringan  tegangan  tinggi  sebesar
150  dan  70  kV  dan  jaringan 
menengah  sebesar  20  kV,  sementara 
untuk
pelanggan
kecil,
energi
listrik
disalurkan
ke
gardu distribusi
melalui
Jaringan
Tegangan Menengah  (JTM)   20   kV   dan  
selanjutnya   di   gardu   distribusi
tegangan 
diturunkan 
ke 
tingkat 
380/220 
volt 
untuk 
kemudian 
disalurkan
melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR).
4.  Kegiatan  Riset  &  Penunjang  Kegiatan 
yang  dilakukan  oleh  satuan  organisasi
penunjang mencakup :
a. 
Jasa
Pendidikan
dan
Latihan
PT PLN
(Persero)
yang
bertugas
untuk
menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik,
manajemen, keuangan dan administrasi umum.
b.   Jasa
Enjiniring PT PLN (Persero) yang bertugas
memberikan dukungan
dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan
tenaga 
listrik. 
untuk 
memberikan 
dukungan  terhadap 
produksi 
dan
layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan. Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) yang bertugas untuk
memberi dukungan dalam standarisasi,kalibrasi dan pengujian peralatan
listrik serta instrumen lainnya.
c.
Jasa Sertifikasi PT PLN (Persero) yang bertugas untuk memberikan
dukungan
dalam sertifikasi
produk
peralatan
listrik,
sistem manajemen
mutu
dan
lingkungan
bidang
ketenagalistrikan serta kelayakan instalasi
tenaga listrik dan tera meter.
d.
Jasa Manajemen Konstruksi PT PLN (Persero) yang bertugas untuk
memberikan 
dukungan
dalam manajemen
konstruksi
lapangan
untuk
konstruksi dan layanan           perbaikan terutama pada sektor kelistrikan.
e. 
Jasa dan Produksi PT PLN (Persero)
yang bertugas untuk
memberikan
dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutamapada sektor
kelistrikan.
2.28
Kegiatan Sosial Perusahaan (CSR)
Gambar 2.15
(Kegiatan CSR PLN)
Gambar 2.16
(Kegiatan CSR PLN)
  
9
Dalam kondisi
keterbatasan
keuangan,
PT
PLN
(Persero)
tetap
berupaya
memberikan   
perlindungan   
terhadap   
Pelanggan   
dengan   
melaksanakan
prioritas
layanan
kepada
masyarakat.
PT PLN
(Persero)
selalu
berusaha
untuk
memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari kelas rumah tangga,
usaha atau bisnis,industri dan umum. Peningkatan kualitas layanan yang
dimaksud, antara lain:
a.   Peningkatan mutu produk berupa keandalan pasokan listrik, tegangan dan
frekuensi listrik sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk
kecukupan pasokan listrik.
b.   Peningkatan akurasi pencatatan meter pemakaian listrik kWh, kVARh.
c.   Peningkatan mutu layanan di mana seluruh jajaran karyawan PT PLN
(Persero) memperlakukan pelanggan sebagai mitra bisnis.
2. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan
Meningkatkan  
taraf   hidup  
masyarakat  
dan  
memperluas  
lapangan   kerja
dengan  mengimplementasikan  praktik  GCG  guna  memposisikan  perusahaan
yang 
memiliki 
makna 
keberadaan  di 
masyarakat  (lingkungan) 
yang  pada
akhirnya dapat meningkatkan citra perusahaan.
Tujuan  Pelaksanaan  Program  Bina  Lingkungan 
(PBL)/  program  Partisipasi
Pemberdayaan Lingkungan (P3L):
a. 
Untuk meningkatkan citra PT PLN (Persero) dan untuk mendapatkan
dukungan keberadaan PLN.
b.
Untuk
meningkatkan
kesejahteraan serta
melakukan
penyuluhan
agar
masyarakat sekitar instalasi PLN ikut mengamankan dan merasa memiliki
instalasi tersebut.
3. Program Kemitraan (PK)
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil selanjutnya disebut PK adalah
Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri. Adapun dana PK bersumber dari:
a.   Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 3%.
b.   Hasil  bunga  pinjaman,  bunga  deposito  dan  atau  jasa  giro  dari  dana
Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional.
c.   Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.
4. Program Bina Lingkungan
Diberikan  untuk  memberikan  manfaat  kepada  masyarakat  di  wilayah  usaha
PLN dalam bentuk kegiatan berupa Community
Relation,
Community
Service,
Community   Empowerment   serta   bantuan   pelestarian   alam.   Jenis   kegiatan
Program Bina Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Community  
Relations:  
adalah   
kegiatan-kegiatan   
menyangkut
pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada
Para Pihak yang terkait (pemangku kepentingan).
b. 
Community Services
:
adalah
program bantuan
yang
diberikan dengan
pelayanan masyarakat atau kepentingan umum.
  
10
5. Lingkungan Hidup
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya PT PLN (Persero) selalu berusaha
untuk
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang- undangan
di
bidang lingkungan hidup.
Program   kegiatan   yang   telah   dan   sedang   dilaksanakan   PLN   di   bidang
lingkungan hidup, antara lain:
a.   Melaksanakan kebijakan umum perusahaan bidang lingkungan hidup.
b.   Mengikuti
program
peduli
lingkungan
global/pelaksanaan
Clean
Development Mechanism (CDM).
c.   Melaksanakan
pendidikan
dan
pelatihan
di
bidang
pengelolaan
lingkungan hidup.
Sebanyak 34 unit PLN tersebar diseluruh Indonesia telah mendapat sertifikat ISO
14001  dan  sebanyak  12  Unit  telah 
mendapat  sertifikat  Sistem  Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
2.1
Perusahaan Pembanding
2.31
American Electric Power
Gambar 2.17
(Logo AEP)
Gambar 2.18
(Kantor AEP)
Gambar 2.19
(Pelayanan AEP)
Gambar 2.20
(Pembangkit AEP)
American Electric Power (AEP) adalah perusahaan penyedia kebutuhan
listrik terbesar
di   berbagai   negara   bagian   Amerika   Serikat.   AEP   memiliki   pembangkit   yang
kapasitasnya hampir 38.000 megawatt, dengan jaringan mendekati 39.000 mil (63.000
km) yang
meliputi 765 kilovolt jalur
transmisi
voltase super tinggi ;
lebih banyak dari
  
11
seluruh gabungan sistem transmisi di AS. Sistem transmisi AEP secara langsung atau
tidak
langsung
melayani sekitar 10 persen dari kebutuhan listrik di Interkoneksi Timur,
Sistem Transmisi Interkoneksi yang meliputi 38 negara bagian di sebalah timur dan
tengah AS dan Kanada timur, dan juga sekitar 11 persen dari kebutuhan listrik di
ERCOT, yang mencakup banyak daerah di Texas.
Unit-unit AEP beroperasi sebagai AEP Ohio, AEP Texas, Appalachian Power (di
Virginia,
West
Virginia, dan Tennessee),
Indiana Michigan Power, Kentucky Power,
Perusahaan Pelayanan Publik Oklahoma, dan Southwestern Electric Power Company (di
Arkansas, Louisiana dan Texas timur ). Markas AEP adalah di Columbus, Ohio.
Perusahaan ini dibagi menjadi tujuh besar berdasarkan geografis:
1.   AEP Ohio, terbuat dari Power mantan dan Columbus Ohio Power Selatan
2.   AEP Texas, sebuah penggabungan berbagai utilitas pendahulunya
3.   Appalachian Power, melayani West Virginia dan Virginia
4.   Indiana Michigan Power
5.   Kentucky Power
6.   Perusahaan Jasa Publik Oklahoma (PSO), dan
7.   Southwestern Electric Power Company, yang sering disebut SWEPCO, melayani
Arkansas, Louisiana, dan Texas timur
AEP juga merupakan perusahaan teknologi terkemuka di industri energi, setelah baru-
baru ini mengumumkan rencana mereka untuk membangun Integrated Gasification
Combined
Cycle
(IGCC),
pembangkit
listrik tenaga
batubara
yang
diharapkan
untuk
mengurangi
emisi
serta
menyediakan
kapasitas listrik tambahan kepada pelanggan
dilayani oleh AEP.
Pada bulan Agustus 2008, American Electric Power telah membentuk perusahaan
gabungan dengan Duke Energy untuk membangun dan
memiliki aset
transmisi
listrik
yang baru.
2.32     The Federation of Electric Power Companies of Japan
Gambar 2.21
(FEPC)
  
12
Gambar 2.22
(Kansai Electric Power)
Gambar 2.23
(Tohoku Electric Power)
Pasokan listrik di Jepang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan listrik regional yang
dimiliki oleh swasta, dimana kerjasama yang erat antara perusahaan-perusahaan ini
sangatlah penting bagi operasional yang efisien. Pada tahun 1952, sembilan perusahaan
listrik
membentuk
Federasi
Perusahaan
Listrik Power (FEPC)
untuk
mempromosikan
kelancaran operasional dalam industri.
Sejak itu, FEPC
telah
memainkan peranan penting
sebagai medium
untuk komunikasi
yang erat antara perusahaan energi
listrik dan sebagai forum
untuk bertukar pandangan
untuk menciptakan industri tenaga listrik di masa depan.
Selain
itu,
FEPC
melakukan
berbagai kegiatan untuk menjamin operasi yang stabil dari industri tenaga listrik, dengan
kesadaran akan perannya dalam industri energi Jepang.
Dengan kembalinya Okinawa ke Jepang pada tahun 1972, Okinawa Electric Power
Company bergabung dengan industri tenaga listrik Jepang, menjadi anggota FEPC pada
Maret 2000.
2.2       Hasil Wawancara dan Survey
2.41     Target Audience
Dari 
hasil  research 
didapatkan 
data 
bahwa 
target 
audience 
PLN 
saat 
ini
meliputi
seluruh
lapisan
masyarakat hingga
dunia
industri
dikarenakan
PLN
adalah
supplier
tunggal
energi listrik di Indonesia. Akan tetapi tidak semua
lapisan  kritis  dan  tanggap  terhadap  PLN,  karena  itu  butuh  penentuan  fokus
target audience dalam perancangan Brand Identity PLN yang baru.
2.42     External Insight
Hasil research membuktikan bahwa sebagian besar responden lebih dapat
menceritakan kekurangan PLN daripada kelebihannya. Rata-rata semua sudah
aware
bahwa
PLN adalah
perusahaan
listrik
yang
dipegang
oleh
negara.
Dari
segi identitas visual sebagian kecil mengatakan bahwa Logo yang ada cukup baik
sementara
sebagian
besar
lainnya mengatakan
bahwa
Logo
yang
ada
sudah
ketinggalan zaman dan perlu diganti dengan
yang
lebih
modern,
friendly
dan
fresh.
  
13
2.43
Internal Insight
Dari pihak internal, PLN sudah melakukan berbagai inovasi dan pemikiran baru
guna meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Menurut mereka pemadaman
listrik
khususnya
di
wilayah
Jawa-Bali sebenarnya bukan karena kurangnya
pasokan daya listrik, tetapi lebih kepada masalah di jaringan karena sebenarnya
pasokan daya sudah surplus di wilayah ini. Mereka juga mengaharapkan
konsumen dapat melihat PLN dari sisi lain yang senantiasa terus    meningkatkan
pelayanannya. Menerangi Indonesia dan menjamin kepuasan pelanggan adalah
titik fokus utama PLN.
2.3
Analisis SWOT
2.51
Strength (Kekuatan dari dalam)
1.   Bersifat tunggal tanpa adanya kompetitor di bidang yang sama
2.   Jaringan yang tersebar cukup luas di seluruh Indonesia
3.   BUMN (Milik negara) tanpa intervensi swasta sama sekali
4.   Memiliki visi dan tujuan yang jelas
5.   Sudah berpengalaman puluhan tahun
6.   Fasilitas cukup memadai dan semakin ditingkatkan
7.   Pelayanan yang semakin diperbaiki dan ditingkatkan
8.   Struktur organisasi yang jelas
9.   Memiliki banyak anak perusahaan yang memiliki otonomi masing-masing
2.52
Weakness (Kelemahan dari dalam)
1.   Bertahun-tahun merugi karena tarif dasar diatur oleh DPR (Tidak punya
kewenangan sendiri dalam menentukan kebijakan, semua diatur pula oleh
undang-undang)
2.   Kekurangan dana untuk memperluas jaringan
3.   Brand Identity ketinggalan zaman dan tidak dapat mengakomodasi kebutuhan
PLN saat ini
4.   Penyediaan daya listrik yang tidak seimbang di wilayah Indonesia
5.   Kurangnya kemampuan berkomunikasi kepada masyarakat
2.53
Opportunity (Kesempatan dari luar)
1.   Menjangkau seluruh pelosok Indonesia dengan listrik
2.   Perancangan Ulang Brand Identity akan membantu perbaikan citra PLN
3.   Dengan berjalannya CSR turut pula menaikkan citra PLN
4.   Perbaikan citra PLN akan dapat mengundang investor untuk berinvestasi
5.   Peningkatan pelayanan dan komunikasi kepada konsumen akan membantu
pencapaian visi PLN
2.54
Threat (Ancaman dari luar)
1.   Ketidakpercayaan konsumen terhadap PLN
2.   Dilakukannya Black Campaign oleh pihak-pihak tertentu terhadap PLN
3.   Ancaman krisis keuangan (Bisa dari inflasi, harga minyak naik, dsb)
4.   Adanya campur tangan pihak asing yang menganggu kedaulatan PLN
5.   Hal-hal eksternal yang mempu memicu konflik di kalangan internal PLN
  
14
6.   Kualitas maintenance yang tidak dijaga dapat mengakibatkan kerusakan dan
susut jaringan yang lebih cepat
7.   Kebutuhan energi listrik yang semakin tinggi yang tidak diimbangi dengan
kapasitas produksi
8.   Daya beli masyarakat menurun (Masalah moneter)