BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan Literatur disini didapat dari bermacam-macam media, seperti buku,
internet, survey, dan video. Semua sumber merupakan bahan yang membantu penulis
dalam pembuatan film animasi pendek ini.
2.1.1 Buku
: Buku-buku
yang digunakan antara
lain 101
Cerita Nusantara (Tim Optima Pictures), Memelihara 42 burung ocehan
popular (Rusli Turut).
2.1.2 Internet :
selain
dari buku penulis
juga
mencari
referensi
dari
internet
seperti
Wikipedia.org, Youtube.com,
Vimeo.com
dan
website
yang lainnya.
2.1.3 Survey :
Survey
dilakukan ke
tempat
yang dapat
membantu pembuatan animasi pendek ini, seperti Taman Mini dan Pasar
Burung.
2.1.4 Video :
Video diambil
dari
The Great
British
Parakeet
Invasion, BBC, Orange-Fronted Parakeet- The Fight For Survival. Referensi
visual Meet Buck, Hezarfen, Salesman Pete.
2.2 Data Umum
2.2.1 Animasi
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang
merupakan
hasil dari pengolahan gambar sequence 2D ataupun 3D sehingga
menjadi
gambar
yang bergerak. Pada awal penemuannya,
film animasi dibuat dari
berlembar-lembar
kertas
gambar
yang
kemudian
di-"putar"
sehingga
muncul
efek
gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film
3
|
4
animasi
menjadi
sangat
mudah
dan
cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak
bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi.
Wayang kulit
merupakan salah satu bentuk animasi
tertua di dunia. Bahkan
ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang
kulit telah
memenuhi semua elemen animasi seperti
layar,
gambar bergerak, dialog
dan ilustrasi musik.
2.2.1.1 Sejarah Animasi
Kata animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang
berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum inggris-indonesia berarti
menghidupkan.
Secara
umum animasi
merupakan
suatu
kegiatan
menghidupkan,
menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberikan dorongan, keuatan, semangat
dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Sebenarnya
sejak
jaman
dulu, manusia telah
mencoba
menganimasi
gerak
gambar
binatan mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux
Spanyol Utara, sudah berumur dua
ratus ribu tahun lebih mereka mencoba untuk
menangkap
gerak
cepat
lari
binatang, seperti
celeng,
bison,
atau
kuda,
digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.
Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-
gambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat
sekitar tahun 2000 sebelum Masehi.
Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup,
dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heaian(794-1992).
Kemudian muncul mainan yang disebut Taumatrope sekitar abad ke-19 di Eropa,
berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang kedua
sisi kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan
santir gambar burung itu bergerak.
Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun
merekam secara
terus menerus
gerak
terbang burung, berbagai
manusia dan
binatang
lainnya.
Sebuah alat
yang
menjadi
cikal
bakal
kamera
film
hidup
yang
|
5
berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan
mainan gambar animasi yang disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan
gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu
gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop.
Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini, dianggap
sebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi.
Sepuluh
tahun
kemudian
setelah
film
hidup
maju
dengan
pesatnya
di
akhir abad ke-19. Di tahun 1908,
Emile Cohl pemula dari Perancis
membuat film
animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar
hitam (black
line)
dibuat
di
atas
lembaran
putih,
dipotret
dengan
film
negative
sehingga yang terlihat figure menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan
di
Amerika
Serikat,
Winsor McCay
membuat
film animasi
Gertie the Dinosaur pada tahun 1909. Figure digambar blabar hitam dengan latar
belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai
mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun
1920-an. Max Fleischer mengembangkan KO KO The Clown dan Pat Sullivan
membuat Felix The Cat. Rangkaian gambargambar dibuat sesederhana mungkin,
dimana
figure
digambar
blabar
hitam atau
bayangan
hitam bersatu
dengan
latar
belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya.
McCay
membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 16 kali
gambar dalam tiap detik gerakan. Flescher dan Sullivan telah memanfaatkan teknik
animasi cell, yaitu lembaran tembus padnang dari bahan seluloid (Cellucoid) yang
disebut cell.
Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger di tahun 1919
mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dan Perancis, di tahun 1930
membuat
percobaan
film animasi
potongan
dengan
figure
yang
berasal
dari
potongan-potongan kayu. Gamba berikut adalah tokoh Gertie The Dinosaurs, dan
Felix The Cat.
George
Pal
memulai
menggunakan
boneka
sebagai
figure
dalam film
animasi pendeknya, pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexander Ptushko dari Rusia
membuat film animasi boneka panjang The New Gulliver di tahun 1935.
|
6
Di tahun 135 Len Lye dari Canada, Memulai menggambar langsung pada
film
setelah memasuki pembaharuan dalam
film berwarna
melalui film
Colour of
Box.
Perkembangan teknik film animasi yang terpenting, yaitu disekitar tahun
1930am. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari
Amerika
Seriakt,
melalui
film Mickey
Mouse,
Donald
Duck
dan
Silly
Symphony yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.
Pada tahun 1931 Disnet membuat filmanimasi warna pertama dalam
filmnya Flower and Trees. Dan film aniamsi kartun panjang pertama dibuat
Disney tahun 1938, yaitu film Snow White and Seven Dwarf.
Demikian
asal
mula
perkembangan
taknik
film animasi
yang
terus
berkembang dengan gaya dan cirri khas masing-masing pembuat di berbagai
Negara di Eropa, Amerika dan merembet sampai Negara-negara di Asia. Terutama
di Jepang, film kartun berkembgan cukup pesat di sana, hingga pada decade tahun
ini menguasai pasaran film animasi kartun disini dengan ciri dan gayanya yang khas.
2.2.1.2 Animasi di Indonesia
Perjalanan animasi di Indonesia juga tidak jauh berbeda. Puluhan tahun yang lalu, di
Sulawesi Selatan dan di Papua
juga sudah ditemukan cave painting
yang bercerita
tentang binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. wayang, yang jelas-jelas
cikal bakal lahirnya animasi. berasal dari Indonesia. Ternyata Indonesia juga punya
sejarah animasi.
Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai
munculnya beberapa
perusahaan
animasi
yang
menerima
order
dari
luar
negeri
seperti
Asiana
Wang
Animation (kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya
Disney, sedangkan untuk gaya Jepang/ Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di
Bali,
dan
lain-lain.
Lalu
dilanjutkan
dengan
munculnya
Red Rocket
di
Bandung,
Bening
di
Yogyakarta,
Tegal
Kartun,
dstnya
hingga
muncul
di
tahun
90-an,
beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata,
Matahari Studio (lebih
ke
game
animation), dan
generasi baru
anak2
nongkrong
|
7
MTV seperti Wahyu Aditya dengan Hello;motion-nya. Beberapa
tokoh animator
di
Indonesia seperti Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gotot Prakosa yang senimator
(seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden & Pak Denny Djunaid di era
munculnya TV swata pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk iklan
chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa
nama
yang
membuat 3D
animasi
seperti Mas Chandra,
untuk
JANUS;
film
layar
lebar
gabungan
life
&
3D,
Deddy
Samsudin untuk
berbagai
animasi
iklan
teve,
hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing
to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. Sebetulnya talent untuk animator di
Indonesia amat sangat banyak dan maju, hanya saja tidak didukung oleh mangement
yang kuat dan rapi, namanya juga seniman harus didukung banyak orang sekaligus
industri yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga kerja agar karya
animasi bisa
bergaung di dalam dan
sekaligus
di
luar
negeri.
Animator
Indonesia
sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek,
leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah
bukan masalah bagi masyarakat Indonesia.
Sekarang
ini, di Jakarta
jauh
lebih
susah/
langka
mencari animator 2D (yang berstandard internasional) dibandingkan
mencari animator 3D, beberapa animator
2D yang handal, kini bergabung dengan
rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan TV commercial dan
lain-lain.
Munculnya AINAKI (Asosiasi
Animasi
Industri
dan
Konten),
perlu
didukung oleh semua personel yang terlibat dalam mengembangkan animasi di
negeri tercinta ini, karena beberapa wadah animasi lainnya di Indonesia rata-rata
tidak bisa bertahan lama.
2.3 Data dan Literature
2.3.1 Dongeng dan Cerita Rakyat
2.3.1.1 Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang
mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran
seseorang
yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari
generasi ke
|
8
generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke
dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan
moral
yang disampaikan. Kisah dongeng
yang sering diangkat
menjadi
saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi
dongeng
modern.
Salah satu
dongeng
yang sampai saat
ini
masih
diminati
anak-anak ialah kisah 1001 malam
dengan
tokohnya
bernama
Abunawas.
Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian,
kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga
melenceng jauh dari kisah aslinya.
2.3.1.2 Cerita Rakyat
Cerita
rakyat
adalah
cerita
yang sifatnya
turun
temurun
pada
rakyat,
biasanya
kisahnya
merujuk
pada
kisah masa
lampau,
dan
biasanya
seiring
berjalannya waktu banyak mengalami perubahan pada kisahnya.
Ciri-ciri cerita rakyat:
1. Penyebarannya dilakukan secara lisan
2.
Bersifat tradisional
3.
Nama pencerita bersifat anonym (tanpa nama)
4.
Memiliki banyak versi dan variasi
5.
Mempunyai
bentuk-bentuk
klise
dalam
susunan
atau
cara
pengungkapannya.
2.3.2 Data Cerita
Data cerita ini digunakan penulis sebagai acuan dalam penentuan cerita dan
pemilihan judul untuk tugas akhir. Data tersebut didapat dari buku-buku dan juga
internet.
Terdapat beberapa
versi
cerita dan
judul
yang
ditemukan
dari sumber
yang di dapat. Cerita tersebut antara lain adalah.
|
9
2.3.2.1 Raja Burung Parkit
Hidup bergelimang harta benda dan makanan yang enak-enak, tak
selalu
menyenangkan.
Demikianlah
yang dialami
Baginda Raja Burung
Parkit.
Pada jaman dahulu kala, Raja Burung Parkit dan rakyatnya yang
tinggal di hutan Aceh hidup dengan tenteram dan damai. Namun
sayang,
kedamaian dan ketentraman itu harus terganggu karena pada suatu hari ada
pemburu masuk ke hutan itu. Dia melihat sangkar besar dan sangkar itu diberi
perekat, sehingga burung-burung yang sudah terperangkap di sana tak bisa
terbang lagi. Hampir semua rakyat di
kerajaan burung tertangkap. Mereka
terjeblos masuk ke dalam perangkap itu. Mereka sedih dan panik. Namun,
Baginda Raja Burung Parkit berusaha menenangkan rakyatnya.
Tak lama kemudian sang Pemburu datang, lalu memeriksa sangkar. Ia
kecewa benar karena hampir semua burung tangkapannya dalam keadaan
mati. Malang, ketika hendak membersihkan burung terakhir, yakni Sang Raja
Burung, ia jatuh terpeleset.
Hal
ini sangat
mengagetkan burung-burung lain.
Lalu,
serempak
mereka
semua
terbang tinggi.
Mereka
tak
menyadari
bahwa
raja junjungannya masih tertinggal.
Sang Pemburu semula berniat ingin menyembelih burung itu, namun
sang Raja Burung memohon belas kasihan sambil mengucapkan janji. Seperti
janjinya, tiap hari sang Raja bernyanyi. Keindahan suara sang Raja Burung
terdengar sampai ke istana. Maka, Raja Manusia memanggil si Pemburu.
Tak berapa lama, terdengarlah suara nyanyian sang Raja Burung.
Semua yang hadir terpesona. Atas persetujuan pemiliknya, Raja Manusia
kemudian menukar burung itu dengan emas berlian yang banyak jumlahnya.
Selanjutnya sang Raja Manusia meletakkan burung itu di sangkar emas
yang sangat indah dan besar. Ia diberi makanan yang enak-enak. Setiap hari
sang Raja Burung tetap bernyanyi untuk
sang
Raja
Manusia, namun hatinya
pilu. Ia rindu pada hutannya yang lebat
pohonnya.
Ia
juga
ingin
kembali
berkumpul bersama rakyatnya.
|
10
Suatu hari ia menggunakan siasat lamanya, yakni pura-pura mati. Sang
Raja Manusia sedih sekali ketika mendapati burung kesayangannya itu tiba-
tiba mati. Lalu ia memerintahkan untuk menguburkan burung itu dengan
upacara kebesaran.
Sang Burung Parkit diletakkan di luar kandang karena dikira memang
sudah benar-benar mati. Saat itu terbanglah sang Raja Burung setinggi-
tingginya. Ia lalu menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai ke hutan
tempatnya tinggal. Sesampai disana, ia disambut rakyatnya dengan penuh
suka cita. Mereka kini sudah berkumpul semua dan bisa kembali menikmati
kedamaian bersama.
2.3.2.2 Raja Burung Parkit (II)
Burung-burung parkit itu terbang berarak. Mereka menuju hutan luas
untuk mencari makanan. Saat kaki parkit-parkit itu menyentuh tanan, tiba-tiba
sebuah jarring raksasa terentang dan menyergap mereka. Parkit-parkit itu pun
panik. Tubuh-tubuh kecil itu meronta-ronta dan berusaha meloloskan diri dari
rangkaian jarring yang kuat itu. Namun raja
parkit
memberikan
ide
untuk
berpura-pura mati.
Saat pemburu itu memperhatikan raja parkit, ia begitu tertarik dengan
keindahan bulu-bulunya. Iapun meletakkan sang raja dalam sangkar untuk
diawetkan. sang raja pun memberi aba-aba pada rakyatyna untuk segera
terbang. Walaupun kaget dengan kejadian itu si pemburu tampak sangat
bahagia. Ternyata, burung yang dikaguminya masih hidup.
Tanpa buang waktu, raja parkit diletakkan di sangkar yang indah dan
di bawa ke pasar. Sepanjang hari, raja parkit benyanyi untuk menghibur diri.
Keindahan suara sang raja parkit akhirnya terdengar oleh raja. Walaupun
harga yang ditawarkan pemburu sangat tinggi, sang raja tetap ingin membeli
burung itu. Raja parkit pun dibawa ke istana dan ditempatkan dalam sangkar
emas.
Meski diberi tempat dan makan yang enak, raja parkit tetap
memendam rindu pada rumah dan rakyatnya.
Dari hari ke
hari, kicauannya
|
11
berubah
menjadi nyanyian sedih. Raja parkit pun jatuh sakitMelihat keadaan
burung kesayangannya, sang raja pun menjadi sangat sedih. Suatu hari ia
melihat
tubuh
burung
itu
diam tak
bergerak
didalam kandangnya.
Dengan
perasaaan
tak
menentu,
raja
parkit
dikeluarkan
dari
dalam sangkar
untuk
dikuburkan.
Saat jasadnya diletakkan begitu saja diatas tanah, raja parkit tidak
menyia-nyiakan kesempatan
tersebut. Meski dengan kondisi tubuh
yang
lemah, ia segera terbang tinggi untuk kembali ke hutan dan menemui
rakyatnya. Sesampainya di sana, raja parkit pun disambut gembira.
2.3.2.3 Raja Parkit Yang Cerdik
Di
hutan
Nanggroe
Aceh Darussalam yang
luas
dan
subur,
hiduplah
burung-burung parkit. Suatu ketika, burung-burung ini tertangkap perekat
seorang pemburu. Dengan ketakutan burung-burung itu berusaha melepaskan
diri.
Hanya raja parkit yang terlihat lebih
tenang. Kemudian memberikan
ide
untuk berpura-pura mati. Rakyatnya setuju dengan usul sang raja parkit.
Esoknya, sang
pemburu muncul. Saat melepaskan perekat dari tubuh
burung-burung itu, ia kecewa karena tengkapannya mati semua. Tiba-tiba si
pemburu tersandung kayu. Lalu jatuh. Burung-burung parkit yang sudah ada
ditanah
terkejut.
Mereka
beterbangan
tanpa
menunggu
hitungan
sang
raja.
Raja parkit itu tertangkap, dan memberikan persyaratan kepada pemburu.
Sang pemburu setuju dan membawa raja pulang. Salah satu kaki
burung itu diikat ditiang yang cukup tinggi. Setiap hari, raja parkit bernyanyi
dengan merdu. Semua orang yang mendengar juga memuji kemerduan suaran
burung parkit milik si pemburu.
Raja parkit terdengar sampai ke telinga raja aceh. Paduka raja
memerintahkan para pengawal
menukar burung itu dengan harya benda yang
melimpah untuk si pemburu.
Setelah burung parkit tiba di istana, ia ditempatkan disebuah sangkar
emas
nan
indah. Burung parkit diberi
makanan
yang
enak-enak setiap
hari.
|
12
Namus, sangkar emas dan makanan yang enak dan berlimpah tidak membuat
raja parkit bahagia. Isa sangat rindu hutan rimba tempat asalnya
Parkit berpura-pura mati. Melihat burung kesayangannya mati. Paduka
raja bersedih. Ia langsung memerintahkan petugas istana mengadakan upacara
penguburan kebesaran.
Ketika upacara penguburan dipersiapkan, Raja parkit diletakkan diluar
sangkar.
Tiba-tiba
saja
burung
parkit
yang cerdik itu terbang tinggi. Ia
mengepakkan
sayapnya
ke
dalam hutan
belantara Acah. Disana,
rakyatnya
mmenyambut dengan penuh sukacita.
2.3.2.4 Sangkar Emas
Ada seekor raja burung parkit yang hidup beserta rakyatnya di sebuah
hutan
di
Aceh.
Mereka
hidup
damai. Tetapi
kedamaian
itu
terusik
oleh
kedatangan seorang pemburu yang berhasil menaruh perekat disekitar
sangkar-sangkar burung parkit. Mereka berusaha melepaskan sayap dan badan
mereka dari perekat
tersebut.
Namun, upaya
tersebut
gagal.
Burung-burung
parkit menjadi panic, kecuali si raja parkit.
Keesokan harinya pemburu itu datang. Setelah melepaskan perekatnya,
ia mengambil hasil tangkapannya. Betapa kecewanya ia mengetahui burung-
burung
parkit
sudah
mati
tidak
bergerak
lagi.namun
sebelum hitungan
keseratus, tiba-tiba pemburu
itu
jatuh
terpeleset hingga mengejutkan para
burung parkit. Karena terkejut, mereka pun serentak terbang ke udara. Hanya
raja parkit yang belum terlepas dari perekatnya sehingga pemburu pun cepat
menanggkapnya. Raja parkit kemudian meminta pada pemburu itu untuk tidak
membunuhnya. Sebagai imbalannya, ia akan selalu manghibur si pemburu.
Hampir tiap hari, ia bernyanyi dengan merdunya. Kabar kemerduan suara raja
parkit itu terdengar sampai ke istana raja.
Rajapun
kemudian
menukar
raja
parkit dengan harta perhiasan yang
sangat banyak. Di
istana, raja parkit di taruh di dalam sebuah sangkar emas
dan diberi makanan yang enak-enak.
|
13
Namun,
raja
parkit
tidak
bahagia. Ia
selalu
ingat
hutan
aceh
tempat
tinggalnya. Pada suatu hari, ia berpura-pura mati. Sang raja sangat sedih dan
menyuruh raja parkit dikuburkan dengan upacara kebesaran. Ketika raja parkit
diletakkan ditanah, iapun langsung terbang keudara menuju hutan
kediamannya. Disana rakyat burung parkit sudah setia menunggu
kedatangannya.
2.3.2.5 Si Parkit Raja Parekeet
Konon, di tengah hutan belantara itu, hiduplah sekawanan burung
parakeet yang hidup damai, tenteram, dan makmur. Kawanan burung tersebut
dipimpin oleh seorang raja parakeet yang bernama si Parkit. Namun, di tengah
suasana bahagia itu, kedamaian mereka terusik oleh kedatangan seorang
Pemburu. Si Pemburu itu
melangkah ke arah kawanan burung parakeet
itu,
lalu memasang perekat di sekitar sarang-sarangnya. Si Pemburu itu pun
tersenyum terus membayangkan uang yang akan diperolehnya.
Namun, karena harus mencari makan, burung-burung parakeet itu pun
keluar dari sarangnya, burung-burung parakeet itu terekat pada perekat si
Pemburu. Mereka meronta-ronta untuk melepaskan diri dari perekat tersebut,
namun usaha mereka sia-sia. Kawanan burung parakeet tersebut menjadi
panik dan bingung, kecuali si Parkit, raja parakeet.
Melihat rakyatnya kebingungan, Raja Parakeet berusaha menenangkan
rakyatnya
dengan
memberikan
ide
untuk
berpura-pura
mati.
Keesokan
harinya, si Pemburu pun datang. Si
Pemburu
melepaskan
burung
parakeet
tersebut satu persatu dari perekatnya. Ia sangat kecewa, karena tak satu pun
burung parakeet yang bergerak. Dengan rasa kesal, si Pemburu berjalan
seenaknya, tiba-tiba ia jatuh terpeleset. Kawanan burung parakeet yang
berpura-pura mati di sekitarnya pun kaget dan terbang dengan seketika tanpa
menunggu hitungan dari si Parkit. Tiba-tiba ia tersenyum, karena melihat ada
seekor burung parakeet yang masih melekat pada perekatnya Si Parkit yang
cerdik itu, tidak mau kehilangan akal. Ia segera berpikir untuk menyelematkan
diri, dengan membuat sebuah perjanjian dengan si pemburu.
|
14
Setelah itu, si Pemburu membawa si Parkit pulang. Sesampai di
rumahnya,
si Parkit
tidak
dikurung dalam sangkar,
tapi salah
satu
kakinya
diikat pada
tiang
yang
cukup
tinggi.
Setiap
hari
si Parkit
selalu
bernyanyi
untuk menghibur si Pemburu itu. Sampai pada suatu hari, kemerduan suara si
Parkit
tersebut
terdengar
oleh
Raja
Aceh di
istananya.
Raja
Aceh
itu
ingin
agar burung parakeet itu menjadi miliknya. Sang Raja memanggil si Pemburu
menghadap kepadanya.
Awalnya sang pemburu tidak bersedia memberikan si parkit, namun
dengan beberapa tawaran harta dan uang si pemburu akhirnya rela
memberikan si Parkit kepada Raja. Si Parkit
pun
dibawa
ke
istana
dan
dimasukkan ke dalam sangkar emas. Setiap hari si Parkit disediakan makanan
yang enak. Meksipun semuanya serba enak, namun si Parkit tetap tidak
senang, karena ia merasa terpenjara. Ia ingin kembali ke hutan belantara
tempat tinggalnya dulu, agar ia bisa terbang bebas bersama rakyatnya. Karena
merasa sedih, si Parkit sudah beberapa hari tidak
mau menyanyi untuk
sang
Raja.
Beberapa hari kemudian, si Parkit bahkan tidak mau memakan apa pun
yang disediakan di dalam sangkar emasnya. Ia terus teringat pada hutan
belantara tempat tinggalnya dulu. Akhirnya, pada suatu hari, ia pun berpura-
pura mati. Petugas Istana yang mengetahui si Parkit mati segera menghadap
sang Raja. Penguburan si Parkit akan dilaksanakan dengan upacara kebesaran
kerajaan. Si Parkit dikeluarkan dari sangkarnya karena dianggap sudah
mati.
Ketika
ia
melihat semua
orang
sibuk, dengan cepatnya
ia
terbang setinggi-
tingginya. Di udara ia berteriak dengan riang gembira, Orang-orang hanya
terheran-heran melihat si Parkit yang dikira sudah mati itu bisa terbang tinggi.
Akhirnya
si Parkit
yang
cerdik
itu
bebas
terbang
ke
hutan belantara tempat
tinggalnya dulu yang ia cintai.
Kedatangan
si
Parkit
pun
disambut
dengan
meriah oleh rakyatnya.
Akhirnya, Si Parkit, Raja Parakeet, kembali tempat tinggalnya.
|
15
2.3.2.6 Analisis Cerita
Dari berbagai jenis versi dan judul cerita diatas, penulis membuat alur
cerita
sendiri
yang
merupakan
gabungan
dan
juga
improvisasi
dari
cerita-
cerita diatas, serta berfokus pada satu titik masalah yang dihadapi si burung.
2.3.3 Data Umum Tentang Burung
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung
ditemukan
di
Jerman
dan
dikenal
sebagai Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil
mungil
hingga
burung
unta,
yang
lebih
tinggi dari
orang.
Diperkirakan
terdapat
sekitar 8.800
10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di
antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas Aves.
Burung
telah
memberikan
manfaat
luar
biasa
dalam kehidupan
manusia.
Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi
sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya.
Di samping itu, orang juga
memelihara burung untuk kesenangan dan
perlombaan.
Contohnya
adalah
burung-burung merpati,
perkutut,
murai
batu
dan
lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan,
dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis
burung telah semakin langka di alam,
karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut.
Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat
burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini
telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia.
Beberapa suaka alam dan taman
nasional juga dibangun
untuk
melindungi burung-
burung tersebut di Indonesia.
|
![]() 16
2.3.3.1 Parkit (Parekeet)
Parkit
(Melopsittacus
undulates) merupakan burung dari keluarga Psittacidae.
Parkit
umum dikenal
sebagai
hewan
peliharaan.
Sebelumnya,
parkit ditemukan
di
alam
liar
Australia.
Parkit
diimpor
ke
Eropa
lalu dibudidayakan dan
selanjutnya tersebar ke penjuru dunia.
Penampakan Fisik
Gambar 1. Burung Parkit
Tubuh parkit liar berbeda dengan parkit peliharaan. Parkit liar berwarna
hijau
dan
kuning
dengan
bagian
sayap
dan
bahu
berwarna
hitam bergerigi.
Panjang
tubuhnya
sekitar
18
cm dengan
berat
30-40
gram.
Parkit
liar dewasa
memiliki wajah berwarna kuning. Parkit muda berkembang menjadi parkit
dewasa dalam
waktu
4
bulan.
Ekornya
berwarna
biru, paruh
berwarna
coklat,
dan kaki berwarna biru keabu-abuan.
Parkit
peliharaan
memiliki
warna tubuh
berbeda
karena
mereka
telah
dikawinsilangkan dengan berbagai jenis burung. Tubuh mereka berwarna biru,
kuning, putih, dan lain sebagainya.
Habitat dan Makanan Parkit
Parkit
liar
adalah
burung nomaden.
Mereka
biasa
ditemukan
di
semak
belukar, padang rumput, dan hutan. Mereka selalu terbang bersama kawanannya.
Besar
kawanan parkit tergantung dari
kondisi,
yaitu ketersediaan air
dan
|
![]() 17
makanan.
Jika
terjadi
kekeringan, kawanan
parkit akan
pindah
ke
habitat
lain
yang
memiliki
banyak
persediaan
makanan
dan
air.
Mereka
memakan
rumput
liar dan biji-bijian.
Makanan parkit liar tidak cocok untuk parkit peliharaan. Parkit peliharaan
memakan sereal, buah-buahan, gandum, kacang-kacangan, sayuran, telur, dan
makanan
formulasi
khusus.
Parkit
peliharaan sebaiknya tidak mengonsumsi
alpukat, cokelat, dan produk yang mengandung kafein, bawang, dan laktosa. Hal
ini agar parkit terhindar dari toksikosis.
2.4 Data Survey
2.4.1 Survey Lapangan
Penulis melakukan survey lapangan ke tempat yang dapat membantu penulis
dalam pembuatan
film animasi
pendek
ini,
seperti
Taman
Mini
Indonesia
Indah,
disana penulis menuju Anjungan Daerah Istimewa Aceh dimana merupakan daerah
asal
dari
cerita
yang
diambil,
dan
juga sebagai sumber referensi penulis dalam
penentuan pattern untuk visualisasi animasi pendek ini.
Gambar 2. Anjungan Daerah Istimewa Aceh
Selain ke Taman Mini, penulis juga melakukan survey ke Pasar Burung
Ciledug dan Pramuka untuk mengambil referensi tentang burung Parkit yang akan
digunakan serta melihat gerak gerik burung secara lebih dekat.
|
![]() 18
Gambar 3. Burung Parkit di Pasar Burung
2.5 Data Produk
2.5.1 Film Pendek (Short Movie)
Istilah"short" film/ Film pendek diambil dari panjang potongan film. Pita
film pada
zaman dulu mempunyai panjang 25mm per
frame, sedangkan dalam
proyektor
satu detik sama dengan
24
frame. Sehingga
satu
menit
film
27.36
meter pita film. Satu jam memakan 1641 meter pita film. Oleh karena itu bentuk
atau jenis
film dibagi
menjadi
full
length
(lebih
besar
dari 70
menit),
medium
length (30-70 menit, dan short film (1-30 menit).
Film Pendek merupakan deskripsi teknikal yang berasal dari industri film
Amerika Utara pada periode awal sinema. Deskripsinya hampir sama
dengan
object
film yang
pendek.
Walaupun
para
orang-orang
Amerika
Utara
tersebut
secara umum mengatakan bahwa film pendek merupakan film dengan durasi 20-
40 menit, definisi tersebut
sangat jauh di
Eropa,
Amerika Latin, dan Australia.
Contohnya
di
New
Zealand
misalnya,
deskripsi
film pendek
merupakan
segala
macam film dengan durasi 1 sampai dengan 15 menit. Di Amerika Utara
film-
film tersebut
biasanya
lebih
fokus
terhadap
karakter, sedangkan
di
Eropa
dan
Australia bentuk dari film biasanya lebih memperhatikan drama
visual dan plot.
Ditempat
lainnya,
film-film pendek
biasa
dipakai
untuk
showcase
para
sinematografer dan director komersial.
|
19
2.3.2 3D Animation
Animasi
3D
merupakan
manipulasi
image
dan
objek
3D
dalam bentuk
animasi menggunakan kaedah permodelan (modelling), pemetaan (mapping),
pencahayaan (lighting), penggunaan kamera (camera), animasi (animation) dan
proses
render
(rendering)
yang
terdapat
dalam animasi
3d.
Banyak
Efek
dan
teknik yang bisa dipakai untuk membuat atau memanipulasi objeck seperti
fungsi matematika untuk gravitasi, simulasi partikel, dsb. Animasi 3d juga sering
dipakai untuk efek-efek film layar lebar pada saat ini.
2.6 Target Pasar
2.6.1 Target Primer
Demografi
: Laki-laki atau perempuan, 7 - 13 tahun anak-anak
ataupun anak-anak menuju remaja.
Psikografi
: Menyukai film animasi.
Geografi
: Berada di kota besar.
2.6.2 Target Sekunder
Demografi
: Laki-laki atau perempuan, 14-17 tahun, remaja
menuju dewasa.
Psikografi
: Terbuka, menyukai film animasi.
Geografi
: Selain di kota besar.
2.7 Analisa
2.7.1 Faktor Pendukung:
-
Tingginya minat masyarakat terhadap tayangan animasi.
-
Teknologi software animasi yang semakin memudahkan pemakainya.
2.7.2 Faktor Penghambat:
-
Jangka waktu pembuatan yang sempit.
-
Masih Kurangnya pengalaman dalam pembuatan film.
|