![]() 21
Gambar 1.4. Tan Malaka Sedang Membaca
1948- Tan Malaka bebas dan bertemu dengan Jenderal Soedirman. di Yogyakarta,
Tan mengatakan akan bergerilya ke Jawa
Timur sekitar November
1948 melawan
Belanda. Soedirman
lalu
memberinya surat pengantar dan satu regu pengawal. Surat dari
Soedirman
itu
diserahkan
ke
Panglima Divis Jawa Timur
Jenderal Sungkono. Oleh
Sungkono, Tan dianjurkan bergerak ke Kepanjen, Malang Selatan, namun ia memutuskan
pergi ke Kediri. Pada tahun ini pula Tan Malaka dan Sukarni mendirikan Partai MURBA.
1949-
Pada tanggal 21 Februari 1949 Tan Malaka ditembak mati oleh TNI di Kediri
ketika sedang bergerilya, menurut penelitian Harry
A. Poeze. Sebelumnya, kematian Tan
Malaka menjadi kontroversi, beberapa pendapat menyampaikan bahwa PKI berada di
belakang kejadian ini, adapula pendapat yang menyatakan bahwa kematiannya
diakibatkan karena perintah yang tak jelas. Pada saat itu
muncul radiogram bahwa Tan
Malaka disebutkan melakukan aktivitas pergerakan yang berbahaya sehingga harus
dihentikan dan bila ada perlawanan bisa digunakan hukum militer.
1963-
Tan Malaka diangkat sebagai pahlawan nasional pada 28 Maret 1963 oleh
presiden Soekarno. Melalui keputusan Presiden No. 53 Tahun 1963
|