6
mengembangkan KO KO The Clown dan Pat Sullivan membuat Felix
The Cat. Rangkaian gambargambar dibuat sesederhana mungkin, dimana
figure
digambar
blabar
hitam
atau
bayangan
hitam bersatu
dengan
latar
belakang
blabar
dasar
hitam atau
dibuat
sebaliknya.
McCay
membuat
rumusan
film dengan perhitungan waktu, 16 kali
gambar dalam tiap detik
gerakan.
Flescher
dan
Sullivan
telah memanfaatkan
teknik
animasi
cell,
yaitu
lembaran
tembus
padnang
dari bahan
seluloid
(Cellucoid)
yang
disebut cell. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger di tahun 1919
mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dan Perancis, di
tahun
1930
membuat
percobaan
film
animasi
potongan
dengan
figure
yang berasal dari potongan-potongan kayu. Gamba berikut adalah tokoh
Gertie The Dinosaurs, dan Felix The Cat.
2.2.2 Animasi di Indonesia
Animasi di Indonesia bukanlah suatu
hal
yang
asing,
perkembangan
animasi di Indonesia bisa dibilang cukup pesat, ini terbukti dengan adanya
forum animasi
Indonesia
(Ainaki)
dan
website
Indonesian CG
Community
(IndoCG), tetapi ada beberapa hal yang berpotensi
menghalangi perkembangan
animasi
di
Indonesia
seperti
kurangnya
dukungan
dari
pemerintah
untuk
animasi di Indonesia, banyak yang
salah menanggapi bahwa animasi itu untuk
anak-anak, namun pada kenyataannya animasi itu tidak hanya untuk anak-anak
saja.
Dua
film Animasi
Indonesia
yang
dibuat
oleh
Studio
Kasatmata
dan
Infinite Frameworks yaitu berjudul Homeland dan Sing to the dawn.
|